tag:blogger.com,1999:blog-45306064065231626632024-03-19T09:58:28.677+07:00Sebagai Pengetahuan Dan Tidak Memaksa Bila Tidak MengamalkannyaWahai Saudaraku Jangan engkau mengatakan sesat dan mengkafirkan sesama muslim kerena itu perbuatan yang sangat keji.Coba lihat surat Toha ayat 43-44) kepada Nabi Musa dan Harun -‘alaihimassalam- agar mereka pergi keraja Fir’aun ?yang sudah jelas kafir dan melampaui batas? untuk mengucapkan kata-kata yang lunak/halus terhadapnya, barangkali dia (Fir’aun) bisa sadar/ingat kembali dan takut pada Allah swt. Untuk orang kafir (Fir’aun) saja harus berkata halus apalagi sesama muslim.
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.comBlogger20125tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-44233388732532608482013-06-07T11:52:00.000+07:002013-07-04T10:43:13.428+07:00Bukti Nabi Nuh Bertawasul pada Nabi Muhammad dan Keluarganya.<br />
<br />
<h6>
<span style="font-size: small;">عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ , قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أنَا سَيِّدُ وَلَدِ آدَمَ يَوْم القِيَامَةِ وَأوَّلُ
مَنْ يُنْسَقُّ عَنْهُ الْقَبْرُ وَأوَّلُ شَافعٍ وَأَوَّلُ مُشَافِعٍ .</span></h6>
<span style="font-size: small;">
</span><h6>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: small;">Artinya: “<em>Diriwayatkan dari Abu Hurairah ia berkata, Rasulullah
bersabda, “Saya adalah <span style="font-size: large;">sayyid (penghulu)</span> anak adam pada hari kiamat.
Orang pertama yang bangkit dari kubur, orang yang pertama memberikan
syafaa’at dan orang yang pertama kali diberi hak untuk membrikan
syafa’at</em>.” ( HR. MUSLIM ) </span></span></h6>
Pada bulan Juli 1951 sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli Rusia
melakukan penelitian terhadap Lembah Kaat. Sepertinya mereka tertarik
untuk menemukan sebuah tambang baru di daerah tersebut. Dalam
penelitiannya mereka menemukan beberapa potong kayu di daerah tersebut
berserakan.
Mereka kemudian mulai menggali tempat tersebut dengan tujuan untuk
menemukan sesuatu yang berharga. Tetapi alangkah terkejutnya mereka
ketika menemukan kumpulan potongan-potongan kayu tertimbun di situ.
Salah seorang ahli yang ikut serta memperkirakan, setelah meneliti
beberapa lapisanya, bahwa kayu-kayu tersebut bukanlah kayu yang biasa,
dan menyimpan rahasia yang sangat besar di dalamnya.
Mereka mengekskavasi tempat tersebut dengan penuh keingintahuan.<br />
<div class="content">
</div>
<div class="content">
Mereka
menemukan cukup banyak potongan-potongan kayu di daerah penggalian
tersebut, dan di samping itu mereka juga menemukan hal-hal lain yang
sangat menarik. Mereka juga menemukan sepotong kayu panjang yang
berbentuk persegi. Mereka sangatlah terkejut setelah mendapati bahwa
potongan kayu yang berukuran 14 X 10 inchi tersebut ternyata kondisinya
jauh lebih baik dibandingkan potongan-potongan kayu yang lain. Setelah
waktu penelitian yang memakan waktu yang cukup lama, hingga akhir tahun
1952, mereka mengambil kesimpulan bahwa potongan kayu tersebut merupakan
potongan dari bahtera Nabi Nuh a.s. yang terdampar di puncak Gunung
Calff (Judy). <span data-ft="{"tn":"K"}" id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2"><span class="UFICommentBody" id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:0"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:0.:0">keberadaan
bahteranya setelah Allah swt menyelamatkannya serta orang-orang yang
bersamanya juga telah disebutkan didalam firman-Nya :</span><br id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:0.:1" /><br id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:0.:2" /><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:0.:3">وَقِيلَ يَا أَرْضُ ابْلَعِي مَاءكِ وَيَا سَمَاء أَقْلِعِي وَغِيضَ الْمَاء وَقُضِيَ الأَمْرُ وَاسْتَوَتْ عَلَى الْجُود</span></span><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0.:0">ِيِّ وَقِيلَ بُعْداً لِّلْقَوْمِ الظَّالِمِينَ</span><br id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0.:1" /><br id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0.:2" /><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0.:3">Artinya
: “Dan difirmankan: “Hai bumi telanlah airmu, dan Hai langit (hujan)
berhentilah,” dan airpun disurutkan, perintahpun diselesaikan dan
bahtera itupun berlabuh di atas bukit Judi, dan dikatakan: “Binasalah
orang-orang yang zalim .” (QS. Huud : 44)</span></span></span></span></span></div>
<div class="content">
</div>
<div class="content">
<span data-ft="{"tn":"K"}" id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2"><span class="UFICommentBody" id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667679.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0.:3"><span data-ft="{"tn":"K"}" id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667785.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2"><span class="UFICommentBody" id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667785.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667785.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667785.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0"><span id=".reactRoot[0].:0:1:1:comment159968410688223_1667785.:0.:1.:0.:1.:0.:0.:0:2.:0.:3.:0.:6">Didalam
al Bidayah wa an Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa bukit Judi
adalah bukit besar yang berada disebelah timur Jazirah Ibnu Umar hingga
ke sungai Dajlah, berada dipinggiran al Maushul, (panjang bukit itu)
dari selatan hingga utaranya sepanjang tiga hari perjalanan dan memiliki
ketinggian sepanjang setengah hari perjalanan. Ia adalah bukit yang
hijau karena ditumbuhi pepohonan dari eek (kayu) yang disampingnya
terdapat sebuah desa yang bernama desa ats tsamanin sebagai tempat
tinggal orang-orang yang diselamatkan bersama Nuh yang berada didalam
bahtera itu. Tentang lokasi ini, Ibnu Katsir juga menyebutkan bahwa
tidak hanya satu orang ahli tafsir yang menyebutkannya.</span></span></span></span></span> </span></span></span></span></span></div>
<div class="content">
Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di mana terdapat
beberapa ukiran dari huruf kuno, merupakan bagian dari bahtera tersebut.
Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu
dari bahtera Nabi Nuh a.s., timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah
yang tertera di potongan kayu tersebut. Sebuah dewan yang terdiri dari
kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia di bawah Departemen Riset
mereka untuk mencaritahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut
memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.
Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut:
1. Prof. Solomon, Universitas Moskow
2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China
3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil
4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College
5. Prof. De Pakan, Institut Lenin
6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen
7. Mayor Cottor, Stalin College
Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama
delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu
tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera
Nabi Nuh a.s., dan bahwa Nabi Nuh a.s. telah meletakkan pelat kayu
tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk
mendapatkan ridho Illahi.<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Terletak
di tengah-tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk
telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani. Mr. N.F.
Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Mancester, Inggris telah menerjemahkan kalimat
yang tertera di pelat tersebut menjadi:</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> </span></b></span></div>
</blockquote>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">“Ya
Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan</span><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;"> dari
dzatMu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena
mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka
maka tolonglah aku demi nama mereka.”</span></b></span></div>
</blockquote>
</div>
<div class="content">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><span style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">Pada
plat kayu itu terdapat ukiran telapak tangan dengan lima jari. Pada kelima jari
tersebut terdapat tulisan masing-masing: Muhammad, Ali, Hasan (syabar), Husayn
(Syubayr), dan Fathimah. (Di bawahnya terdapat doa tawassul kepada
Allah subhanahu wa ta’ala dengan mereka): “Wahai Tuhanku, wahai
penolongku, aku berdoa dengan kemurahan-Mu melalui tubuh-tubuh suci yang Engkau
ciptakan, mereka terbesar dan termulia, tolonglah aku melalui nama mereka,
engkaulah yang mendatangkan cahaya”.</span> </b></span></div>
<div class="content">
Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut.
Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu
tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak
rusak sedikitpun.
Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapih di Pusat
Penelitian Fosil Moskow di Rusia.
Jika anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka
mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan
keyakinan anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt a.s.
Terjemahan kalimat tersebut telah dipublikasikan antara lain di:
1. Weekly – Mirror, Inggris 28 Desember 1953
2. Star of Britain, London, Manchester 23 Januari 1954
3. Manchester Sunlight, 23 Januari 1954
4. London Weekly Mirror, 1 Februari 1954
5. Bathraf Najaf, Iraq 2 Februari 1954
6. Al-Huda, Kairo 31 Maret 1954
7. Ellia – Light, Knowledge & Truth, Lahore 10 Juli 1969
(Sumber : The Bulletin of The Islamic Center “UNDER SIEGE” P.O. BOX
32343 Wahington D.C. N.W. 20007 Vol. 7 No. 10 Rabi al-Awwal 6,
1408/Oktober 30,1987)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-34153023575078106202013-03-14T16:48:00.000+07:002013-03-14T16:48:14.416+07:00Dari manakah mulainya terjadinya Bid'ah di agama islam <!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><span style="font-size: large;">Inilah makna ayat almaidah ayat 3</span></div>
<br />
<div class="ayah language_1 images" dir="rtl" id="verse_672_language_1" style="direction: rtl; text-align: right;">
<img alt="5:3" src="http://c00022506.cdn1.cloudfiles.rackspacecloud.com/5_3.png" /></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span id="verse_672_language_24_content">Diharamkan bagimu (memakan)
bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan
(diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan
juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak
panah itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus
asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada
mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah
Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun
lagi Maha Penyayang</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span id="verse_672_language_24_content">.</span> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;">: “ALYAUMA AKMALTU
LAKUM DIINUKUM..dst, “hari ini Kusempurnakan untuk kalian agama kalian,
kusempurnakan pula kenikmatan bagi kalian, dan kuridhoi islam sebagai agama
kalian”, maksudnya semua ajaran telah sempurna, tak perlu lagi ada pendapat
lain demi memperbaiki agama ini, semua hal yg baru selama itu baik sudah masuk
dalam kategori syariah dan sudah direstui oleh Allah dan rasul Nya, alangkah
sempurnanya islam,</span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">bila yg dikatakan bahwa ayat ini
bermakna sudah tidak ada lagi penambahan, maka pendapat itu salah, karena
setelah ayat ini masih ada ayat ayat lain turun, masalah hutang dll,
berkata para Mufassirin bahwa ayat ini bermakna Makkah Almukarramah sebelumnya
selalu masih dimasuki orang musyrik mengikuti hajinya orang muslim, mulai
kejadian turunnya ayat ini maka Musyrikin tidak lagi masuk masjidil haram, maka
membuat kebiasaan baru yg baik boleh boleh saja.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">namun tentunya bukan membuat agama
baru atau syariat baru yg bertentangan dg syariah dan sunnah Rasul saw, atau
menghalalkan apa apa yg sudah diharamkan oleh Rasul saw atau sebaliknya, inilah
makna hadits beliau saw : “Barangsiapa yg membuat buat hal baru yg berupa
keburukan…dst”, inilah yg disebut Bid’ah Dhalalah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Beliau saw telah memahami itu semua,
bahwa kelak zaman akan berkembang, maka beliau saw memperbolehkannya (hal yg
baru berupa kebaikan), menganjurkannya dan menyemangati kita untuk
memperbuatnya, agar ummat tidak tercekik dg hal yg ada dizaman kehidupan beliau
saw saja, dan beliau saw telah pula mengingatkan agar jangan membuat buat hal
yg buruk (Bid’ah dhalalah).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Mengenai pendapat yg mengatakan
bahwa hadits ini adalah khusus untuk sedekah saja, maka tentu ini adalah
pendapat mereka yg dangkal dalam pemahaman syariah, karena hadits diatas jelas
jelas tak menyebutkan pembatasan hanya untuk sedekah saja, terbukti dengan
perbuatan bid’ah hasanah oleh para Sahabat dan Tabi’in.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Siapakah yg pertama memulai
Bid’ah hasanah setelah wafatnya Rasul saw?</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br /> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ketika terjadi pembunuhan besar besaran atas para sahabat (Ahlul yamaamah) yg
mereka itu para Huffadh (yg hafal) Alqur’an dan Ahli Alqur’an di zaman Khalifah
Abubakar Asshiddiq ra, berkata Abubakar Ashiddiq ra kepada Zeyd bin Tsabit ra :
“Sungguh Umar (ra) telah datang kepadaku dan melaporkan pembunuhan atas
ahlulyamaamah dan ditakutkan pembunuhan akan terus terjadi pada para
Ahlulqur’an, lalu ia menyarankan agar Aku (Abubakar Asshiddiq ra) mengumpulkan
dan menulis Alqur’an, aku berkata : <b>Bagaimana aku berbuat suatu hal yg tidak
diperbuat oleh Rasulullah..??, maka Umar berkata padaku bahwa Demi Allah ini
adalah demi kebaikan dan merupakan kebaikan, dan ia terus meyakinkanku sampai
Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar, </b>dan
engkau (zeyd) adalah pemuda, cerdas, dan kami tak menuduhmu (kau tak pernah
berbuat jahat), kau telah mencatat wahyu, dan sekarang ikutilah dan
kumpulkanlah Alqur’an dan tulislah Alqur’an..!” berkata Zeyd : “Demi Allah
sungguh bagiku diperintah memindahkan sebuah gunung daripada gunung gunung
tidak seberat perintahmu padaku untuk mengumpulkan Alqur’an, <b>bagaimana
kalian berdua berbuat sesuatu yg tak diperbuat oleh Rasulullah saw??”, maka
Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu adalah kebaikan, hingga iapun
meyakinkanku sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku
sependapat dg mereka berdua dan aku mulai mengumpulkan Alqur’an”.</b> (Shahih
Bukhari hadits no.4402 dan 6768).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nah saudaraku, bila kita perhatikan
konteks diatas Abubakar shiddiq ra mengakui dengan ucapannya : “sampai Allah
menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg Umar”, hatinya
jernih menerima hal yg baru (bid’ah hasanah) yaitu mengumpulkan Alqur’an,
karena sebelumnya alqur’an belum dikumpulkan menjadi satu buku, tapi terpisah
pisah di hafalan sahabat, ada yg tertulis di kulit onta, di tembok, dihafal
dll, ini adalah Bid’ah hasanah, justru mereka berdualah yg memulainya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kita perhatikan hadits yg dijadikan
dalil menafikan (menghilangkan) Bid’ah hasanah mengenai semua bid’ah adalah
kesesatan, diriwayatkan bahwa Rasul saw selepas melakukan shalat subuh beliau
saw menghadap kami dan menyampaikan ceramah yg membuat hati berguncang, dan
membuat airmata mengalir.., maka kami berkata : “Wahai Rasulullah.. seakan akan
ini adalah wasiat untuk perpisahan…, maka beri wasiatlah kami..” maka rasul saw
bersabda : “Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengarkan dan
taatlah walaupun kalian dipimpin oleh seorang Budak afrika, sungguh diantara
kalian yg berumur panjang akan melihat sangat banyak ikhtilaf perbedaan
pendapat, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah khulafa’urrasyidin
yg mereka itu pembawa petunjuk, gigitlah kuat kuat dg geraham kalian (suatu
kiasan untuk kesungguhan), dan hati hatilah dengan hal hal yg baru, sungguh
semua yg Bid;ah itu adalah kesesatan”. (Mustadrak Alasshahihain hadits no.329).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jelaslah bahwa Rasul saw menjelaskan
pada kita untuk mengikuti sunnah beliau dan sunnah khulafa’urrasyidin, dan
sunnah beliau saw telah memperbolehkan hal yg baru selama itu baik dan tak
melanggar syariah, dan sunnah khulafa’urrasyidin adalah anda lihat sendiri
bagaimana Abubakar shiddiq ra dan Umar bin Khattab ra menyetujui bahkan
menganjurkan, bahkan memerintahkan hal yg baru, yg tidak dilakukan oleh Rasul saw
yaitu pembukuan Alqur’an, lalu pula selesai penulisannya dimasa Khalifah Utsman
bin Affan ra, dg persetujuan dan kehadiran Ali bin Abi Thalib kw.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nah.. sempurnalah sudah keempat
makhluk termulia di ummat ini, khulafa’urrasyidin melakukan bid’ah hasanah, Abubakar
shiddiq ra dimasa kekhalifahannya memerintahkan pengumpulan Alqur’an, lalu
kemudian Umar bin Khattab ra pula dimasa kekhalifahannya memerintahkan tarawih
berjamaah dan seraya berkata : “Inilah sebaik baik Bid’ah!”(Shahih Bukhari
hadits no.1906) lalu pula selesai penulisan Alqur’an dimasa Khalifah Utsman bin
Affan ra hingga Alqur’an kini dikenal dg nama Mushaf Utsmaniy, dan Ali bin Abi
Thalib kw menghadiri dan menyetujui hal itu.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Demikian pula hal yg dibuat-buat
tanpa perintah Rasul saw adalah dua kali adzan di Shalat Jumat, tidak pernah
dilakukan dimasa Rasul saw, tidak dimasa Khalifah Abubakar shiddiq ra, tidak
pula dimasa Umar bin khattab ra dan baru dilakukan dimasa Utsman bn Affan ra,
dan diteruskan hingga kini (Shahih Bulkhari hadits no.873).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Siapakah yg salah dan tertuduh?,
siapakah yg lebih mengerti larangan Bid’ah?, adakah pendapat mengatakan bahwa
keempat Khulafa’urrasyidin ini tak faham makna Bid’ah?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Nabi saw memperbolehkan berbuat
bid’ah hasanah.<br />
Nabi saw memperbolehkan kita melakukan Bid’ah hasanah selama hal itu baik dan
tidak menentang syariah, sebagaimana sabda beliau saw : “Barangsiapa membuat
buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg
mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa
membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya dan dosa orang
yg mengikutinya dan tak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (Shahih Muslim
hadits no.1017, demikian pula diriwayatkan pada Shahih Ibn Khuzaimah, Sunan
Baihaqi Alkubra, Sunan Addarimiy, Shahih Ibn Hibban dan banyak lagi). Hadits
ini menjelaskan makna Bid’ah hasanah dan Bid;ah dhalalah.</span></span></span></div>
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Perhatikan hadits beliau saw, bukankah
beliau saw menganjurkan?, maksudnya bila kalian mempunyai suatu pendapat atau
gagasan baru yg membuat kebaikan atas islam maka perbuatlah.., alangkah
indahnya bimbingan Nabi saw yg tidak mencekik ummat, beliau saw tahu bahwa
ummatnya bukan hidup untuk 10 atau 100 tahun, tapi ribuan tahun akan berlanjut
dan akan muncul kemajuan zaman, modernisasi, kematian ulama, merajalela
kemaksiatan, maka tentunya pastilah diperlukan hal hal yg baru demi menjaga
muslimin lebih terjaga dalam kemuliaan, demikianlah bentuk kesempurnaan agama
ini, yg tetap akan bisa dipakai hingga akhir zaman,</span></span></div>
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Bid’ah Dhalalah<br />
Jelaslah sudah bahwa mereka yg menolak bid’ah hasanah inilah yg termasuk pada
golongan Bid’ah dhalalah, dan Bid’ah dhalalah ini banyak jenisnya, seperti
penafian sunnah, penolakan ucapan sahabat, penolakan pendapat
Khulafa’urrasyidin, nah…diantaranya adalah penolakan atas hal baru selama itu
baik dan tak melanggar syariah, karena hal ini sudah diperbolehkan oleh Rasul
saw dan dilakukan oleh Khulafa’urrasyidin, dan Rasul saw telah jelas jelas
memberitahukan bahwa akan muncul banyak ikhtilaf, berpeganglah pada Sunnahku
dan Sunnah Khulafa’urrasyidin, bagaimana Sunnah Rasul saw?, beliau saw
membolehkan Bid’ah hasanah, bagaimana sunnah Khulafa’urrasyidin?, mereka
melakukan Bid’ah hasanah, maka penolakan atas hal inilah yg merupakan Bid’ah
dhalalah, hal yg telah diperingatkan oleh Rasul saw.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bila kita menafikan (meniadakan)
adanya Bid’ah hasanah, maka kita telah menafikan dan membid’ahkan Kitab
Al-Quran dan Kitab Hadits yang menjadi panduan ajaran pokok Agama Islam karena
kedua kitab tersebut (Al-Quran dan Hadits) tidak ada perintah Rasulullah saw
untuk membukukannya dalam satu kitab masing-masing, melainkan hal itu merupakan
ijma/kesepakatan pendapat para Sahabat Radhiyallahu’anhum dan hal ini dilakukan
setelah Rasulullah saw wafat.<br />
<b><br />
Buku hadits seperti Shahih Bukhari, shahih Muslim dll inipun tak pernah ada
perintah Rasul saw untuk membukukannya, tak pula Khulafa’urrasyidin
memerintahkan menulisnya, namun para tabi’in mulai menulis hadits Rasul saw.</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Begitu pula Ilmu Musthalahulhadits,
Nahwu, sharaf, dan lain-lain sehingga kita dapat memahami kedudukan derajat
hadits, ini semua adalah perbuatan Bid’ah namun Bid’ah Hasanah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Demikian pula ucapan
“Radhiyallahu’anhu” atas sahabat, tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah saw,
tidak pula oleh sahabat, walaupun itu di sebut dalam Al-Quran bahwa mereka para
sahabat itu diridhoi Allah, namun tak ada dalam Ayat atau hadits Rasul saw
memerintahkan untuk mengucapkan ucapan itu untuk sahabatnya, namun karena
kecintaan para Tabi’in pada Sahabat, maka mereka menambahinya dengan ucapan
tersebut.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan ini merupakan Bid’ah Hasanah
dengan dalil Hadits di atas, Lalu muncul pula kini Al-Quran yang di kasetkan,
di CD kan, Program Al-Quran di handphone, Al-Quran yang diterjemahkan, ini
semua adalah Bid’ah hasanah.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bid’ah yang baik yang berfaedah dan
untuk tujuan kemaslahatan muslimin, karena dengan adanya Bid’ah hasanah di atas
maka semakin mudah bagi kita untuk mempelajari Al-Quran, untuk selalu membaca
Al-Quran, bahkan untuk menghafal Al-Quran dan tidak ada yang memungkirinya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sekarang kalau kita menarik mundur
kebelakang sejarah Islam, bila Al-Quran tidak dibukukan oleh para Sahabat ra,
apa sekiranya yang terjadi pada perkembangan sejarah Islam ?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Al-Quran masih bertebaran di
tembok-tembok, di kulit onta, hafalan para Sahabat ra yang hanya sebagian
dituliskan, maka akan muncul beribu-ribu Versi Al-Quran di zaman sekarang,
karena semua orang akan mengumpulkan dan membukukannya, yang masing-masing
dengan riwayatnya sendiri, maka hancurlah Al-Quran dan hancurlah Islam. <b>Namun
dengan adanya Bid’ah Hasanah, sekarang kita masih mengenal Al-Quran secara utuh
dan dengan adanya Bid’ah Hasanah ini pula kita masih mengenal Hadits-hadits
Rasulullah saw, maka jadilah Islam ini kokoh dan Abadi, jelaslah sudah sabda
Rasul saw yg telah membolehkannya, beliau saw telah mengetahui dg jelas bahwa
hal hal baru yg berupa kebaikan (Bid’ah hasanah), mesti dimunculkan kelak, dan
beliau saw telah melarang hal hal baru yg berupa keburukan (Bid’ah dhalalah).</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saudara saudaraku, jernihkan hatimu
menerima ini semua, ingatlah ucapan Amirulmukminin pertama ini, ketahuilah
ucapan ucapannya adalah Mutiara Alqur’an, sosok agung Abubakar Ashiddiq ra
berkata mengenai Bid’ah hasanah : “sampai Allah menjernihkan dadaku dan aku
setuju dan kini aku sependapat dg Umar”.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Lalu berkata pula Zeyd bin haritsah
ra :”..bagaimana kalian berdua (Abubakar dan Umar) berbuat sesuatu yg tak
diperbuat oleh Rasulullah saw??, maka Abubakar ra mengatakannya bahwa hal itu
adalah kebaikan, hingga iapun(Abubakar ra) meyakinkanku (Zeyd) sampai Allah
menjernihkan dadaku dan aku setuju dan kini aku sependapat dg mereka berdua”.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Maka kuhimbau saudara saudaraku
muslimin yg kumuliakan, hati yg jernih menerima hal hal baru yg baik adalah
hati yg sehati dg Abubakar shiddiq ra, hati Umar bin Khattab ra, hati Zeyd bin
haritsah ra, hati para sahabat, yaitu hati yg dijernihkan Allah swt,<br />
Dan curigalah pada dirimu bila kau temukan dirimu mengingkari hal ini, maka
barangkali hatimu belum dijernihkan Allah, karena tak mau sependapat dg mereka,
belum setuju dg pendapat mereka, masih menolak bid’ah hasanah, dan Rasul saw
sudah mengingatkanmu bahwa akan terjadi banyak ikhtilaf, dan peganglah
perbuatanku dan perbuatan khulafa’urrasyidin, gigit dg geraham yg maksudnya
berpeganglah erat erat pada tuntunanku dan tuntunan mereka.<br />
Allah menjernihkan sanubariku dan sanubari kalian hingga sehati dan sependapat
dg Abubakar Asshiddiq ra, Umar bin Khattab ra, Utsman bin Affan ra, Ali bin Abi
Thalib kw dan seluruh sahabat.. amiin</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pendapat para Imam dan Muhadditsin
mengenai Bid’ah</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Al Hafidh Al Muhaddits Al Imam
Muhammad bin Idris Assyafii rahimahullah (Imam Syafii)<br />
Berkata Imam Syafii bahwa bid’ah terbagi dua, yaitu bid’ah mahmudah (terpuji)
dan bid’ah madzmumah (tercela), maka yg sejalan dg sunnah maka ia terpuji, dan
yg tidak selaras dengan sunnah adalah tercela, beliau berdalil dg ucapan Umar
bin Khattab ra (dalam SHahih Bukhari) mengenai shalat tarawih : “inilah sebaik
baik bid’ah”. (Tafsir Imam Qurtubiy juz 2 hal 86-87)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Al Imam Al Hafidh Muhammad bin
Ahmad Al Qurtubiy rahimahullah<br />
“Menanggapi ucapan ini (ucapan Imam Syafii), maka kukatakan (Imam Qurtubi berkata)
bahwa makna hadits Nabi saw yg berbunyi : “seburuk buruk permasalahan adalah
hal yg baru, dan semua Bid’ah adalah dhalalah” (wa syarrul umuuri muhdatsaatuha
wa kullu bid’atin dhalaalah), yg dimaksud adalah hal hal yg tidak sejalan dg
Alqur’an dan Sunnah Rasul saw, atau perbuatan Sahabat radhiyallahu ‘anhum,
sungguh telah diperjelas mengenai hal ini oleh hadits lainnya : “Barangsiapa
membuat buat hal baru yg baik dalam islam, maka baginya pahalanya dan pahala
orang yg mengikutinya dan tak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan
barangsiapa membuat buat hal baru yg buruk dalam islam, maka baginya dosanya
dan dosa orang yg mengikutinya” (Shahih Muslim hadits no.1017) dan hadits ini
merupakan inti penjelasan mengenai bid’ah yg baik dan bid’ah yg sesat”. (Tafsir
Imam Qurtubiy juz 2 hal 87)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Al Muhaddits Al Hafidh Al Imam
Abu Zakariya Yahya bin Syaraf Annawawiy rahimahullah (Imam Nawawi)<br />
“Penjelasan mengenai hadits : “Barangsiapa membuat buat hal baru yg baik dalam
islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yg mengikutinya dan tak
berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa membuat buat hal baru yg
dosanya”, hadits ini merupakan anjuran untuk membuat kebiasaan kebiasaan yg
baik, dan ancaman untuk membuat kebiasaan yg buruk, dan pada hadits ini
terdapat pengecualian dari sabda beliau saw : “semua yg baru adalah Bid’ah, dan
semua yg Bid’ah adalah sesat”, sungguh yg dimaksudkan adalah hal baru yg buruk
dan Bid’ah yg tercela”. (Syarh Annawawi ‘ala Shahih Muslim juz 7 hal 104-105)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan berkata pula Imam Nawawi bahwa
Ulama membagi bid’ah menjadi 5, yaitu Bid’ah yg wajib, Bid’ah yg mandub, bid’ah
yg mubah, bid’ah yg makruh dan bid’ah yg haram.<br /> </span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bid’ah yg wajib contohnya adalah mencantumkan dalil dalil pada ucapan ucapan yg
menentang kemungkaran, contoh bid’ah yg mandub (mendapat pahala bila dilakukan
dan tak mendapat dosa bila ditinggalkan) adalah membuat buku buku ilmu syariah,
membangun majelis taklim dan pesantren, dan Bid;ah yg Mubah adalah bermacam
macam dari jenis makanan, dan Bid’ah makruh dan haram sudah jelas diketahui,
demikianlah makna pengecualian dan kekhususan dari makna yg umum, sebagaimana
ucapan Umar ra atas jamaah tarawih bahwa inilah sebaik2 bid’ah”. (Syarh Imam
Nawawi ala shahih Muslim Juz 6 hal 154-155)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Al Hafidh AL Muhaddits Al Imam
Jalaluddin Abdurrahman Assuyuthiy rahimahullah<br />
Mengenai hadits “Bid’ah Dhalalah” ini bermakna “Aammun makhsush”, (sesuatu yg
umum yg ada pengecualiannya), seperti firman Allah : “… yg Menghancurkan segala
sesuatu” (QS Al Ahqaf 25) dan kenyataannya tidak segalanya hancur, (*atau pula
ayat : “Sungguh telah kupastikan ketentuanku untuk memenuhi jahannam dengan jin
dan manusia keseluruhannya” QS Assajdah-13), dan pada kenyataannya bukan semua
manusia masuk neraka, tapi ayat itu bukan bermakna keseluruhan tapi bermakna
seluruh musyrikin dan orang dhalim.pen) atau hadits : “aku dan hari kiamat
bagaikan kedua jari ini” (dan kenyataannya kiamat masih ribuan tahun setelah
wafatnya Rasul saw) (Syarh Assuyuthiy Juz 3 hal 189).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Maka bila muncul pemahaman di akhir
zaman yg bertentangan dengan pemahaman para Muhaddits maka mestilah kita
berhati hati darimanakah ilmu mereka?, berdasarkan apa pemahaman mereka?, atau
seorang yg disebut imam padahal ia tak mencapai derajat hafidh atau muhaddits?,
atau hanya ucapan orang yg tak punya sanad, hanya menukil menukil hadits dan
mentakwilkan semaunya tanpa memperdulikan fatwa fatwa para Imam?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Walillahittaufiq<br />
–</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">b. semua dalil diatas shahih, bahkan
ayat Alqur’an telah memperjelasnya sebagaimana saya tuliskan diatas.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">c dan d. telah terjawab diatas.
sebagaimana juga narkotika yg tidak pernah ada dimasa Nabi saw, lalu apakah ia
halal..?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Demikian saudaraku yg kumuliakan,
semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Wallahu a’lam</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Lampiran qs almaidah ayat 3 :</span></span></div>
<div align="center">
<table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="width: 456px;">
<tbody>
<tr>
<td style="padding: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0in;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;">
<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">
</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span></td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></td>
</tr>
<tr>
<td style="padding: 0in;"><br /></td></tr>
</tbody></table>
</div>
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-81816699534195794862013-03-05T12:29:00.002+07:002013-03-05T12:29:54.225+07:00Sunnah menyapu muka setelah shalat,dan Mengangkat Tangan dalam berdoa <!--[if gte mso 9]><xml>
<o:OfficeDocumentSettings>
<o:RelyOnVML/>
<o:AllowPNG/>
</o:OfficeDocumentSettings>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves>false</w:TrackMoves>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
<w:UseFELayout/>
</w:Compatibility>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin-top:0in;
mso-para-margin-right:0in;
mso-para-margin-bottom:10.0pt;
mso-para-margin-left:0in;
line-height:115%;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:11.0pt;
font-family:"Calibri","sans-serif";
mso-ascii-font-family:Calibri;
mso-ascii-theme-font:minor-latin;
mso-hansi-font-family:Calibri;
mso-hansi-theme-font:minor-latin;}
</style>
<![endif]-->
<br />
<!--[if !mso]>
<style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style>
<![endif]--><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>Mengenai amalan setelah shalat (setelah mengucapkan
salam berarti shalat sudah selesai) diantaranya yang menjadi amalan umat muslim
ialah sunah menyapu muka</b>, mengenai hal akan saya jelaskan sebagai berikut :</span><br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: black;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny002.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">
</span></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syaikh Daud bin ‘Abdullah al-Fathoni, yang menyebut dalam
kitabnya “<b><i>Munyatul Musholli</i></b>” halaman 18, antara lain:-</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: black;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny005.0.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">
</span></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">…Adapun sunnat yang dikerjakan kemudian
daripada sembahyang, maka adalah Nabi s.a.w. apabila selesai daripada
sembahyang menyapu dengan tangannya di atas kepalanya dan dibacanya: </span><span style="font-size: large;"><i><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dengan nama Allah yang tiada tuhan selain Dia
yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Ya Allah, hilangkanlah daripadaku segala
kebingungan (stress) dan kedukaan.”</span></i></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">( </span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بسم الله الذي لا إله إلا هو الرحمن
الرحيم. اللهم اذهب عني الهم و الحزن</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">
)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alangkah indahnya amalan ini, di mana kita memohon kepada
Allah agar segala yang merunsingkan kita, yang membingungkan kita, yang
menggundahkan hati sanubari kita, yang bikin kita stress, yang membuat kita
berdukacita, sama ada ianya kedukaan dunia lebih-lebih lagi di akhirat nanti,
biarlah dihilangkan oleh Allah s.w.t. segala kerunsingan dan kedukaan tersebut
daripada kita. Amalan ini bukanlah memandai para ulama membuatnya tetapi ada
sandarannya daripada hadits Junjungan Nabi s.a.w., dan jika pun hadits – hadits
ini tidak shohih (yakni dhoif) maka kaedah yang digunapakai oleh ulama kita
ialah <b>hadits dhoif itu adalah hujjah untuk fadhoilul a’maal</b>. Antara
haditsnya ialah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnus Sunni, al-Bazzar dan Ibnu
‘Adi. Di sini aku nukilkan riwayat Ibnus Sunni dalam “<b><i>‘Amalul Yawm wal
Lailah</i></b>” halaman 35, yang meriwayatkan bahawa Sayyidina Anas bin Malik
r.a. berkata:-<br />
</span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">كان رسول الله صلى الله عليه و سلم<br />
إذا قضى صلاته مسح جبهته بيده اليمنى</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />
<b>ثم قال: أشهد أن لاإله إلا الله الرحمن الرحيم،<br />
اللهم أذهب عني الهم و الحزن</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adalah Junjungan Rasulullah s.a.w. apabila selesai daripada
sholat, baginda menyapu dahinya dengan tangan kanan sambil mengucapkan:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <i>“Aku naik saksi bahawasanya
tiada tuhan yang disembah selain Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Ya
Allah, hilangkanlah daripadaku segala kegundahan dan kedukaan.”</i></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: black;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny001.0.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">
</span></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam “<b><i>Bughyatul Mustarsyidin</i></b>“, kitab masyhur
himpunan Sayyid ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin ‘Umar Ba ‘Alawi,
Mufti negeri-negeri Hadhramaut, pada halaman 49 dinyatakan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><span style="color: black;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny003.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;">
</span></a></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Faedah) Ibnu Manshur telah meriwayatkan
bahawasanya adalah Junjungan Nabi s.a.w. apabila selesai sholatnya, baginda
menyapu dahinya dengan tapak tangan kanannya, kemudian melalukannya ke wajah
baginda sehingga sampai ke janggut baginda yang mulia, sambil membaca:</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بسم الله الذي لا إله إلا هو عالم الغيب و الشهادة الرحمن
الرحيم<br />
اللهم أذهب عني الهم و الحزن و الغم<br />
اللهم بحمدك انصرفت و بذنبي اعترفت<br />
أعوذ بك من شر ما اقترفت<br />
و أعوذ بك من جهد بلاء الدنيا و عذاب الآخرة</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><i><span style="color: #009900; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dengan nama Allah yang tiada tuhan selainNya,
yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Maha Pemurah, Maha Pengasih. Ya
Allah, hilangkanlah daripadaku segala kegundahan, kesedihan dan kekesalan. Ya
Allah, dengan pujianMu aku berpaling dan dengan dosaku aku mengaku. Aku
berlindung denganMu dari kejahatan apa yang aku lakukan dan aku berlindung
denganMu dari kepayahan bala` dunia dan azab akhirat.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitulah, wahai ikhwah sandaran kita untuk beramal dengan
menyapu muka selepas salam sholat. Oleh itu jangan mudah gusar melihat yang
melakukannya. Kalau <span style="font-size: large;">mereka</span> tidak suka, maka bagi kita amalan kita dan bagi mereka
amalan mereka.</span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a,
tidaklah menurunkannya kecuali beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke
mukanya.Diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2/244), Ibnu ‘Asakir (7/12/2).</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. ‘Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a
dan mengangkat kedua tangannya, maka beliau mengusap wajahnya dengannya”.
Diriwayatkan oleh Abu Dawud dari Ibnu Lahi’ah dari Hafsh bin Hisyam bin
‘Utbah bin Abi Waqqash dari Sa’ib bin Yazid dari ayahnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. ”Jika kamu berdo’a kepada Allah,kemudian angkatlah kedua
tanganmu (dengan telapak tangan diatas), dan jangan membaliknya,dan jika sudah
selesai (berdo’a) usapkan (telapak tangan) kepada muka”. Diriwayatkan oleh Ibnu
Majah , Ibnu Nashr dalam Qiyaamul-Lail (</span><span style="font-size: large;"><u><span style="color: #229c3f; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m/s</span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. 137),Ath Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabir (3/98/1) &
Hakim (1/536), dari Shalih ibn Hassan dari Muhammad ibn Ka’b dari Ibnu ‘Abbas
radiallaahu ‘anhu (marfu’)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Hadits dari Ibnu Abbas diatas juga diriwayatkan oleh Abu
Dawud (1485), dan Bayhaqi (2/212), melalui jalur ‘Abdul Malik ibn Muhammad ibn
Aiman dari ‘Abdullah ibn Ya’qub ibn Ishaq dari seseorang yang meriwayatkan
kepadanya dari Muhammad ibn Ka’b, dengan matan sebagai berikut :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”Mintalah kepada Allah dengan (mengangkat) kedua telapak
tanganmu,dan minta pada-Nya dengan membaliknya, dan jika kau selesai, maka
usaplah mukamu dengannya”.<br />
</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Menerima
pakai hadis Dhoif dalam segala jenis amalan yang berbentuk <b>menggemar</b>
dan <b>menakutkan (Fadhilah),</b> dalam <b>soal adab</b>, <b>sejarah</b>, <b>ketatasusilaan</b>,
<b>kisah tauladan</b>, <b>manaqib</b> <b>(biodata seseorang), sejarah
peperangan,</b> dan <b>seumpamanya </b>adalah diHaruskan (dibolehkan). Perkara
ini telah disepakati (Ijmak) oleh para ulamak seperti yang dinukilkan oleh Imam
al-Nawawi, Ibn Abdul Barr dan selain mereka. Malah Imam al-Nawawi menukilkan
pandangan ulamak bahawa dalam hal-hal tersebut disunatkan beramal dengan hadis
Dhoif.</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-size: large;"><sup><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua Mursal yang berada didalam
al-Muwata telah diwasalkan oleh Imam-imam hadis dalam karangan-karangan mereka
dari thuruq yang lain dan hadis dhoif dalam musnad Ahmad (Imam Hambali) adalah
hasan.</span></sup></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Abu
al-Syeikh Ibn Hibban dalam kitabnya <i>al-Nawa’ib</i> meriwayatkan secara
Marfu’ hadis </span><span lang="MS" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: MS; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">J</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">abir r.a yang
menyebutkan:</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(( من بلغه عن
اللّه عز وجل شيء فيه فضيلة , فأخذ به ايمانا به , ورجاء لثوابه ,</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أعطاه اللّه ذلك , وان لم يكن كذلك
)).</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: Broadway; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Barang siapa yang
sampai kepadanya sesuatu daripada Allah yang memuatkan sesuatu fadhilat, lalu
dia beramal dengannya kerana percaya terhadapnya dan mengharapkan ganjaran
pahalanya maka Allah memberikan yang demikian itu, sekalipun sebenarnya bukan
begitu”.<sup>4</sup></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis ini merupakan punca asas yang besar dalam
membincangkan hukum-hukum berkaitan hadis Dhoif, kerana tidak mungkin sabdaan
ini terbit daripada fikiran semata-mata tanpa Masmu’ (didengari dari Nabi
s.a.w), bahkan ia sebenarnya merupakan dalil bahwa bagi hadis-hadis Dhoif
mempunyai asal dan tanda pengesahan makbul (diterima).</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sesungguhnya para Ulama menukilkan daripada Imam Ahmad bin
Hanbal bahawa dalam soal hukum-hakam, beliau berpegang dengan hadis yang Dhoif
(jika ditampung keDhoifan tersebut dengan kemasyhuran hadis terbabit). </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beliau juga
mengutamakan hadis Dhoif dari pandangan akal. Beliau mengambil hadis-hadis
Dhoif pada perkara-perkara halus (seperti akhlak) dan fadhoil. Seperti itu juga
Ibnu Mubarak, al-Anbari, Sufiyan al-Thawri dan di kalangan pemuka-pemuka
umat r.ahum. </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rujukan :</span></u></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">AL Majmu’ Juz 4
hal 81</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atahdzir wattanwir Juz 11 hal 318</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al Mughniy Juz 1 hal 278</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bughyatul Mustarsyidin</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“,
kitab masyhur himpunan Sayyid ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin ‘Umar
Ba ‘Alawi, Mufti negeri-negeri Hadhramaut (yaman) , halaman 49.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fathul Mu’in</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fathul Bari</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fathul Baari Imam Ibn Rajab Kitabusshalat Juz 7 hal 178 dan
hal 201</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibbanatul
Ahkam: Imam Alwi bin Abbas al maliki</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jawaban Habib Munzir Almusawa tentang Fiqh Shalat</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Munyatul Musholli</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">,
halaman 18, Syaikh Daud bin ‘Abdullah al-Fathoni</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mukhtasar Harari, 17 rukun shalat, hal 17</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shahih muslim</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shahih Bukhari</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sunan Imam
Baihaqi Alkubra Juz 2 hal 211 Bab Raf’ul yadayn filqunut</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span lang="PT-BR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sunan Imam
Baihaqi ALkubra Juz 3 hal 41</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarh Nawawi Ala shahih Muslim Bab Dzikr Nida Juz 3 hal 324,
dan banyak lagi</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarah Shahih Bukhari li Ibn Batthal Juz 3 hal 424</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarah Safinatunnajah</span></div>
<span style="font-size: large;"><br /></span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-34076693843996885752013-03-01T16:07:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.164+07:00 Apakah Ziarah kubur bagi wanita di haramkan ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><br /><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Golongan madzhab Salaf<span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b>y</b></span></span> </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> melarang wanita ziarah kubur berpegang kepada kalimat hadits yang diriwayatkan dikitab-kitab as-Sunan –kecuali Bukhori dan Muslim– yaitu “Allah melaknat perempuan-perempuan yang menziarahi kubur” (Lihat kitab </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mushannaf Abdur Razzaq<i> jilid 3 halaman 569). </i></span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebenarnya hadits ini telah dihapus (</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">mansukh<i>) dengan riwayat-riwayat tentang ‘Aisyah ra. menziarahi kuburan saudaranya yang diungkapkan oleh adz-Dzahabi dalam kitab Sunan al-Kubra, Abdurrazaq dalam kitab Mushannaf, al-Hakim an-Naisaburi dalam kitab Mustadrak Alas Shahihain dan hadits riwayat Imam Muslim (lihat catatan pada halaman selanjutnya ). </i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Riwayat-riwayat itu, nampak sekali pertentangan antara dua bentuk riwayat dimana satu menyatakan bahwa perempuan akan dilaknat jika melakukan ziarah kubur namun yang satunya lagi menyatakan bahwa Rasulallah saw. telah memerintahkan umatnya untuk menziarahi kubur, yang mana perintah ini mencakup lelaki dan perempuan. </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika kita teliti lebih detail lagi, ternyata sanad hadits diatas “Allah melaknat perempuan-perempuan yang menziarahi kubur” melalui tiga jalur utama: Hasan bin Tsabit, Ibnu Abbas dan Abu Hurairah [ra]. </span></i></span><br /> <br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah jilid 1 halaman 502 menukil hadits tersebut melalui ketiga jalur diatas. </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 3 menukil hadits tersebut melalui dua jalur saja yaitu Hasan bin Tsabit (Lihat jilid 3 halaman 442) dan Abu Hurairah (Lihat jilid 3 halaman 337/356). </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">At-Turmudzi dalam kitab al-Jami’ as-Shahih jilid 2 halaman 370 hanya menukil dari satu jalur yaitu Abu Hurairah saja. </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Abu Dawud dalam kitab Sunan Abu Dawud jilid 3 halaman 317 hanya menukil melalui satu jalur yaitu Ibnu Abbas saja. </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sedangkan Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkan hadits itu sama sekali. Begitu juga tidak ada kesepakatan di antara para penulis kitab as-Sunan dalam menukil hadits tersebut jika dilihat dari sisi jalur sanad haditsnya. Ibnu Majah, Imam Ahmad bin Hanbal dan Turmudzi sepakat meriwayatkan melalui jalur Abu Hurairah. Sedang dari jalur Hasan bin Tsabit hanya dinukil oleh Ibnu Majah dan Imam Ahmad saja dan jalur Ibnu Abbas dinukil oleh Abu Dawud dan Ibnu Majah. </span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari jalur pertama yang berakhir pada Hassan bin Tsabit –yang dinukil oleh Ibnu Majah dan Imam Ahmad– terdapat pribadi yang bernama Abdullah bin Utsman bin Khatsim. Semua hadits yang diriwayatkan olehnya dihukumi tidak kuat. Hal itu sebagaimana yang dinyatakan oleh Ibnu Daruqi dari Ibnu Mu’in. Ibnu Abi Hatim sewaktu berbicara tentang Abdullah bin Utsman tadi menyatakan bahwa hadits-hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Utsman tidak dapat dijadikan dalil. An-Nasa’i dalam menjelaskan kepribadian Ibnu Usman tadi mengatakan: “Ia sangat mudah meriwayatkan (menganggap remeh periwayatan .red) hadits” (Lihat kitab Mizan al-I’tidal jilid 2 halaman 459). Dan melalui jalur tersebut juga terdapat pribadi seperti Abdurrahman bin Bahman. Tidak ada yang meriwayatkan hadits darinya selain Ibnu Khatsim. Ibnu al-Madyani mengatakan: “Aku tidak mengenal pribadinya” (Lihat kitab Mizan al-I’tidal jilid 2 halaman 551).</span></i></span><br /> <br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari jalur kedua yang berakhir pada Ibnu Abbas ra terdapat pribadi seperti Abu Shaleh yang aslinya bernama Badzan. </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Abu Hatim berkata tentang dia: “Hadits-hadits dia tidak dapat dipakai sebagai dalil”. An-Nasa’i menyatakan: “Dia bukanlah orang yang dapat dipercaya”. Ibnu ‘Adi mengatakan: “Tak seorang pun dari para pendahulu yang tak kuketahui dimana mereka tidak menunjukkan kerelaannya (ridho) terhadap pribadinya (Badzan)” (Lihat kitab Tahdzib al-Kamal jilid 4 halaman 6).</span></i></span><br /> <br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari jalur ketiga yang berakhir pada Abu Hurairah ra terdapat pribadi seperti Umar bin Abi Salmah yang an-Nasa’i mengatakan tentang dirinya: “Dia tidak kuat (dalam periwayatan .red)”. Ibnu Khuzaimah mengatakan: “Haditsnya tidak dapat dijadikan dalil”. Ibnu Mu’in mengatakan: “Dia orang yang lemah”. Sedangkan Abu Hatim menyatakan: “Haditsnya tidak dapat dijadikan dalil” (Lihat kitab Siar A’lam an-Nubala’ jilid 6 halaman 133). </span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mungkin karena sanad haditsnya tidak sehat inilah akhirnya Imam Bukhari dan Imam Muslim tidak meriwayatkan hadits tadi. Bukankah dua karya besar itu memiliki gelar shahih sehingga terhindar dari hadits-hadits yang tidak jelas sanadnya? Melihat hal-hal tadi maka hadits pelarangan ziarah kubur buat perempuan di atas tadi tidak dapat dijadikan dalil pengharaman. </span></i></b></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Salah seorang ulama madzhab Salafi yang bernama Nashiruddin al-Albani ahli hadits salafi pernah menyatakan tentang hadits pelaknatan penziarah wanita tadi dengan ungkapan berikut ini : </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Di antara sekian banyak hadits tidak kutemui hadits-hadits yang menguat- kan hadits tadi. Sebagaimana tidak kutemui hadits-hadits lain yang dapat memberi kesaksian atas hal tersebut. Hadits ini adalah penggalan dari hadits: “Laknat Allah atas perempuan-perempuan yang menziarahi kubur dan orang-orang yang menjadikannya (kuburan) sebagai masjid dan tempat yang terang benderang” yang disifati sebagai hadits lemah (Dza’if). Walau pun sebagian saudara-saudara dari pengikut Salafi suka menggunakan hadits ini sebagai dalil. Namun saya nasehatkan kepada mereka agar <b>tidak menyandarkan hadits tersebut kepada Nabi</b>. Karena hadits itu adalah <b>hadits yang lemah”</b> (Lihat kitab </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Silsilah al-Ahadits adh-Dho’ifah wa Atsaruha as-Salbi fil Ummah <i>halaman 260).</i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tetapi sayangnya sampai sekarang bisa kita lihat dan alami kaum wanita pelaksana haji di Makkah dan Madinah, masih tetap dilarang oleh ulama Madzhab Wahabi untuk berziarah di kuburan Baqi’ (Madinah) dan di Ma’la (di Makkah) untuk menziarahi makam para keluarga dan sahabat Rasulallah saw.. Mereka menvonis saudara-saudara mereka sesama muslim dengan sebutan penghamba Kubur (</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Quburiyuun<i>), bahkan mereka berkepala keras menyatakan bahwa ziarah kubur bagi perempuan adalah haram menurut ajaran Rasulallah saw dan para Salaf Sholeh ? (Dikutip dari website Salafy, 13 Feb 2007 ) .</i></span></span><br /><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menurut ahli fiqh, adanya hadits yang melarang wanita ziarah kubur, ini karena umumnya sifat wanita itu ialah lemah, sedikitnya kesabaran sehingga mengakibatkan jeritan tangis yang meraung-raung (An-Niyahah) menampar pipinya sendiri dan perbuatan-perbuatan jahiliyah dikuburan itu yang mana ini semua tidak dibenarkan oleh agama Islam. Begitu juga sifat wanita senang berhias atau mempersolek dirinya sedemikian rupa atau tidak mengenakan hijab sehingga dikuatirkan –dengan campur baurnya antara lelaki dan wanita– mereka ini tidak bisa menjaga dirinya dikuburan itu sehingga menggairahkan para ziarah kaum lelaki.</span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal tersebut dipertegas dalam kitab I’anatut Thalibin jilid 2/142. Begitupun juga Al-Hafidz Ibnu Arabi (435-543H), pensyarah hadits Turmudzi dalam mengomentari masalah ini berkata : </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Yang benar adalah bahwa Nabi saw. <b>membolehkan</b>ziarah kubur untuk laki-laki dan wanita. Jika ada sebagian orang menganggapnya <b>makruh</b>bagi kaum wanita, maka hal itu dikarenakan lemahnya kemampuan wanita itu untuk bersikap tabah dan sabar sewaktu berada diatas pekuburan atau dikarenakan penampilannya yang tidak mengenakan hijab (menutup auratnya) dengan sempurna .’ </span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kalimat semacam diatas juga dinyatakan dalam kitab at-Taajul Jami’ lil Ushul jilid 2 halaman 381, atau kitab Mirqotul Mafatih karya Mula Ali Qori jilid 4 halaman 248.</span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rasulallah saw. membolehkan dan bahkan menekankan kepada umatnya untuk menziarahi kubur, hal itu berarti mencakup kaum perempuan juga. Walau dalam hadits tadi Rasulallah saw. menggunakan kata ganti (</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dhamir<i>) lelaki, namun hal itu tidak lain dikarenakan hukum kebanyakan (</i>Taghlib<i>) pelaku ziarah tersebut adalah dari kaum lelaki. Ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Mula Ali Qori dalam kitab Mirqotul Mafatih jilid 4 halaman 248 dan at-Turmudzi dalam kitab al-Jami’ as-Shahih jilid 3 halaman 372 hadits ke-1056. </i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kalaupun kita harus berbicara tentang jumlah obyek yang diajak bicara (</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">mukhatab<i>), terbukti dalam tata bahasa Arab walau ada seribu perempuan dan lelaki hanya segelintir saja jumlahnya maka kata ganti yang dipakai untuk berbicara kepada semua –yang sesuai dengan tata bahasa yang baik dan benar– yang hadir tadi adalah menggunakan kata ganti lelaki. Dan masih banyak ulama Ahlusunah lain yang menyatakan pembolehan ziarah kubur oleh kaum perempuan. </i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jadi kesimpulannya ialah ziarah kubur itu tidak dianjurkan untuk wanita bila para wanita diwaktu berziarah melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh agama atau dimakruhkan seperti yang tersebut diatas, tapi kalau semuanya ini bisa dijaga dengan baik, maka tidak ada halangan bagi wanita tersebut untuk berziarah kubur seperti halnya kaum lelaki. Dengan demikian bukan ziarah kuburnya yang dilarang, tetapi kelakuan wanita yang berziarah itulah yang harus diperhatikan. </span></i></b></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mari kita lanjutkan dalil-dalil mengenai ziarah kubur bagi wanita:</span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Malik, sebagian golongan Hanafi, berita dari Imam Ahmad dan kebanyakan ulama memberi keringanan bagi wanita untuk ziarah kubur. Mereka <b>berdasarkan sabda Nabi saw. terhadap Aisyah ra. yang diriwayatkan oleh Imam Muslim. Beliau saw. didatangi malaikat Jibril as. dan disuruh menyampaikan kepada Aisyah ra.sebagai berikut :</b></span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">إنَّ رَبَّك بِأمْرِك أنْ تَـأتِيَ أهْلَ البَقِيْع وَتَسْتَغْفِرِلَهُمْ </span></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Sesungguhnya Tuhanmu menyuruhmu untuk menziarahi para penghuni perkuburan Baqi’ untuk engkau mintakan ampun bagi mereka”</span></i></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kata Aisyah ra; <i>Wahai Rasulallah,</i> <i>Apa yang harus aku ucapkan bila berziarah pada mereka? </i>Sabda beliau saw. :</span></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">قُوْلِيْ: السَّـلاَمُ عَلََى أهْـلِ الدِّيَـارِ مِنَ المُؤْمِنـِيْنَ وَالمُسْلِمِيْنَ وَيَرْحَمُ الله المُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالمُسْتَأخِرِيْنَ, وَإنَّا إنْشَاءَ الله بِكُمْ لآحِقُوْنَ</span></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Ucapkanlah; salam atasmu wahai penduduk kampung, dari golongan mukminin dan muslimin. Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya pada kita bersama, baik yang telah terdahulu maupun yang terbelakang, dan insya Allah kami akan menyusul kemudian’ “. </span></i></b></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Untuk lebih jelasnya hadits yang dimaksud diatas adalah bahwasanya Nabi saw. bersabda pada Aisyah ra :</span></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Jibril telah datang padaku seraya berkata: ‘Sesungguhnya Tuhanmu menyuruhmu untuk menziarahi para penghuni perkuburan Baqi’ untuk engkau mintakan ampun bagi mereka.’ </span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kata Aisyah; ‘Wahai Rasulallah, apa yang harus aku ucapkan bagi mereka?<i></i>Sabda beliau saw<i>: ‘Ucapkanlah: Semoga salam sejahtera senantiasa tercurah bagi para penduduk perkuburan ini dari orang-orang beriman dan orang-orang Islam, semoga Allah merahmati orang-orang kami yang terdahulu maupun yang terkemudian, insya Allah kamipun akan menyusul kalian’ “.</i>(HR.Muslim)</span></b></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam riwayat lain disebutkan:</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘<i>Semoga salam sejahtera senantiasa tercurahkan bagi para penghuni perkuburan dari orang-orang beriman dan Islam, dan kamipun insya-Allah akan menyusul kalian, kami berharap semoga Allah berkenan memberi keselamatan bagi kami dan kalian’.</i> </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Juga riwayat dari Abdullah bin Abi Mulaikah, bahwa pada suatu hari Aisyah datang dari pekuburan, maka dia bertanya :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Ya Ummul Mukminin, darimana anda? Ujarnya: Dari makam, saudaraku Abdurrahman. Lalu saya tanyakan pula: Bukankah Nabi saw. telah melarang ziarah kubur? Benar, ujarnya, mula-mula Nabi melarang ziarah kubur, kemudian menyuruh menziarahinya”. ( </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Adz-Dzahabi dalam kitab <i>Sunan al-Kubra</i> jilid 4 halaman 131, Abdur Razaq dalam kitab <i>Mushannaf Abdurazaq</i> jilid 3 halaman 572/574 dan dalam kitab <i>Mustadrak alas Shahihain</i> karya al-Hakim an-Naisaburi jilid 1 halaman 532 hadits ke-1392). adz-Dzahabi telah menyatakan <i>kesahihannya</i><b> </b>sebagaimana yang telah tercantum dalam catatan kaki yang ia tulis dalam kitab <i>Mustadrak </i>karya al-Hakim an-Naisaburi tersebut. (Lihat: Mustadrak al-Hakim an-Naisaburi Jil:1 Hal: 374) </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam kitab-kitab itu juga diriwayatkan bahwa Siti Fathimah Az-Zahrah ra, puteri tercinta Rasulullah saw. hampir setiap minggu dua atau tiga kali menziarahi para syuhada perang Uhud, khususnya paman beliau Sayyidina Hamzah ra.</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Aisyah ra. melakukan penziarahan tersebut berarti apa yang dilakukan Aisyah adalah sebaik-baik dalil dalam mengungkap hakekat hukum pen- ziarah kubur dari kalangan perempuan. Hal itu dikarenakan selain Aisyah sebagai istri Rasulallah saw. yang bergelar ummul mukminin (ibu kaum mukmin) sekaligus sebagai Salaf Sholeh. Karena Salaf Sholeh tidak hanya dikhususkan buat sahabat dari kaum lelaki saja, namun mencakup kaum perempuan juga (<i>shahabiyah</i>).</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Hadits dari Anas bin Malik berkata: “Pada suatu hari Rasulallah saw. berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis diatas kuburan.<i> </i>Maka Nabi saw. bersabda<i>: ‘Bertaqwalah kepada Allah dan sabarlah’. </i>Dijawab oleh wanita itu: ‘Tinggalkanlah aku dengan musibah yang sedang menimpaku dan tidak menimpamu !’ Wanita itu tidak tahu kepada siapakah dia berbicara. Ketika dia diberitahu, bahwa orang yang berkata padanya itu adalah Nabi saw., maka ia segera datang ke rumah Nabi saw. yang kebetulan pada waktu itu tidak dijaga oleh seorangpun. Kata wanita itu<i>: </i>‘Sesungguhnya saya tadi tidak mengetahui bahwa yang berbicara adalah engkau ya Rasulallah. Sabda beliau saw.<i>: “Sesungguhnya kesabaran itu hanyalah pada pukulan yang pertama dari datangnya musibah’. </i>(HR Bukhori dan Muslim)</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lihat hadits terakhir diatas ini, Rasulallah saw. melihat wanita tersebut dipekuburan dan tidak melarangnya untuk berziarah, hanya dianjurkan agar sabar menerima atas kewafatan anaknya (yang diziarahi tersebut).</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Muhibbuddin at-Thabari pun dalam kitabnya yang berjudul <i>ar-Riyadh an-Nadhirah</i> jilid 2 halaman 330 menyebutkan bahwa: “ Suatu saat, ketika Umar bin Khatab (Khalifah kedua ) ra. bersama beberapa sahabatnya pergi untuk melaksanakan ibadah haji di tengah jalan ia berjumpa dengan seorang tua yang meminta tolong kepadanya. Sepulang dari haji kembali ia melewati tempat dimana orang tua itu tinggal dan menanyakan keadaan orang tua tadi. Penduduk daerah itu mengatakan: <i>‘Ia telah meninggal dunia’</i>. Perawi berkata: Kulihat Umar bergegas menuju kuburan orang tua itu dan di sana ia melakukan shalat. <i>Kemudian dipeluknya kuburan itu sambil menangis”.</i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Nah, insya Allah keterangan diatas itu jelas bahwa ziarah kubur itu sunnah dan berlaku bagi lelaki maupun wanita. Yang lebih heran lagi kami pernah mendengar dari saudara muslim bahwa ada orang yang pergi ke tanah suci untuk menunaikan Haji atau Umrah tapi tidak mau ziarah pada junjungan kita Rasulallah saw., karena hal ini dianggap<b><i> bid’ah</i></b>. Mungkin saudara-saudara kita itu mendapat kesalahan informasi tentang ziarah kubur. Kita telah membaca keterangan diatas banyak hadits shohih Rasulallah saw. yang menganjurkan kaum muslimin untuk berziarah, memberi salam dan berdo’a untuk si mayit pada waktu sholat jenazah dan berziarah tersebut, dengan tujuan agar kita lebih mengingat pada Allah swt. dan akhirat.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; line-height: 115%;">Dengan adanya hadits-hadits dan wejangan para ulama pakar diatas itu menunjukkan bahwa ziarah kubur adalah <i>sunnah Rasulallah saw</i>. Kalau kita disunnahkan ziarah kubur pada kaum muslimin, bagaimana kita bisa melupa kan ziarah kubur makhluk Ilahi yang paling mulya dan taqwa Rasulallah saw. Tanpa beliau kita tidak mengetahui syariat-syariat Islam, juga dengan berdiri dimuka makam beliau saw. kita akan lebih konsentrasi </span></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-59158418440543986532013-03-01T15:19:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.173+07:00Memberi Penerangan terhadap kuburan apakah bid'ah dholalah ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Salah satu hal yang sangat dibenci dan diharamkan oleh kaum Wahabi/ Salafi adalah memberi penerangan terhadap kuburan. Lepas dari apakah fungsi dari pemberian penerangan tersebut, namun ketika mereka ditanya tentang boleh atau tidaknya memberikan penerangan tersebut niscaya mereka akan menjawab secara mutlak <i>Haram. </i>Apalagi selain memberi penerangan atas kuburan juga ditambah dengan memberikan hiasan-hiasan pada makam para wali (kekasih) Allah maka menurut mereka adalah haram di atas haram. </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Golongan pengingkar ini menyandarkan pendapatnya dengan riwayat yang dinukil oleh an-Nasa’i dalam kitab Sunan-nya jilid 4 halaman 95 atau kitab Mustadrak alas Shahihain jilid 1 halaman 530 hadits ke-1384 yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulallah saw. bersabda: <i>“Allah melaknat perempuan yang datang guna menziarahi kubur dan orang yang menjadikan kubur sebagai masjid, juga buat orang yang <b>meneranginya</b> </i>(kuburan)<i>dengan penerang”. </i></span></span><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Padahal jika kita melihat pendapat ulama pakar Ahlusunah lainnya maka akan kita dapati bahwa mereka membolehkannya, bahkan dalam beberapa hal justru sangat menganjurkannya. Lantas apakah ulama Ahlusunah ini lupa atau lalai terhadap hadits terakhir diatas itu, sehingga mereka menfatwakan yang bertentangan dengan hadits tersebut, bahkan dengan tegas mereka menyatakan “boleh” untuk memberi penerangan dikuburan ? </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kami telah kemukakan sebelumnya mengenai argumentasi hadits diatas itu, umpamanya pengakuan seorang alim yang sangat diandalkan oleh kelompok Wahabi sendiri, Nashiruddin al-Albani dalam kitabnya yang ber- judul <i>Tahdzirul Masajid min it-Tikhodzil Qubur Masajid halaman 43-44 </i>dimana ia mengatakan:<i>“Hadits ini telah dinukil oleh Abu Dawud dan selainnya. Namun dari sisi </i>sanad<i></i>(urutan perawi)<i> ternyata Hadits ini dihukumi lemah (</i>Dha’if<i>)”. </i>)”. Al-Albani kembali mengatakan:<i> “Kelemahan hadits ini telah saya tetapkan dalam kitab al-Ahadits adh-Dho’ifah wal Maudhu’ah wa Atsaruha as-Sayi’ fi al-Ummah”. </i>Tetapi nyatanya banyak dari kelompok Salafi/Wahabi sendiri tidak mengikuti wejangan ulamanya ini dan mengharamkan menerangi kuburan dengan berdalil pada hadits diatas itu. </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Salah seorang yang menyatakan bahwa hadits itu lemah adalah <i>al-Muslim</i>(pemilik kitab shahih). Beliau dalam karyanya yang berjudul <i>at-Tafshil </i>mengatakan: <i>“Hadits ini tidak jelas. Masyarakat tidak berpegangan terhadap hadits yang diriwayatkan oleh Abu Shaleh Badzam. Orang itulah yang meriwayatkan hadits tadi dari Ibnu Abbas. Tidak jelas apakah benar bahwa ia telah mendengarkan hadits tersebut darinya </i>(Ibnu Abbas)”.</span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Taruhlah bahwa analisa Nashiruddin al-Albani (ahli hadits Wahabi) tadi tidak dapat kita terima, namun kembali harus kita lihat argumentasi (dilalah) yang dapat kita lihat dari hadits tersebut. Jika kita melihat kandungan haditsnya niscaya akan semakin terlihat kelemahan hadits diatas tadi yang dijadikan landasan berpikir dan bertindak kaum Wahabi/Salafi dan pengikutnya.</span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pertama:</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Tentu hadits itu tidak dapat diterapkan secara mutlak pada semua kuburan, umpamanya;. kuburan para nabi, Rasulallah, waliyullah, imam dan para ulama sholeh. Dimana mengagungkan kuburan mereka ini merupakan perwujudan dari “<i>Ta’dhim Sya’airallah</i>” (pengagungan syiar-syiar Allah) yang tercantum dalam ayat 32 surat al-Hajj dimana Allah swt berfirman: <i>“Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati”.</i> </span></span><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagaimana tidak, Shofa dan Marwah yang hanya dikarenakan larian-larian kecil Siti Hajar (ibu nabi Ismail as.) yang bukan nabi saja tergolong syiar Allah sebagaimana firman Allah: <i>“Sesungguhnya Shafa dan Marwah merupa kan sebagian dari syiar Allah”</i> (QS al-Baqarah: 158), apalagi jika itu adalah bekas-bekas penghulu para nabi dan Rasul yang bernama Muhammad saw. Ataupun bekas-bekas para ulama dan kekasih Allah (Waliyullah) dari umat Muhammad yang dinyatakan sebagai pewaris para nabi dan ummat yang terbaik.</span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kedua:</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Hadits tadi hanya dapat diterapkan pada hal-hal yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Terkhusus kuburan orang biasa <i>yang jarang</i> diziarahi oleh keluarga dan sanak familinya. Dengan memberi penerangan kuburan semacam itu niscaya akan menyebabkan membuang-buang harta bukan pada tempatnya (Israf /Mubadzir) yang tidak dianjurkan oleh Islam. Jadi pengharaman pada hadits tadi lebih dikarenakan sesuatu yang lain, membuang-buang harta tanpa tujuan (Mubadzir), <i>bukan</i><i>masalah</i> pemberian penerangan itu sendiri secara mutlak. </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Namun jika penerangan kuburan tersebut dipakai untuk menerangi kuburan orang-orang mulia –seperti contoh di atas tadi– dimana kuburan tersebut sering dipakai orang untuk berziarah, membaca al-Qur’an, membaca do’a, melaksanakan shalat dan kegiatan-kegiatan berfaedah lain yang dihalalkan oleh Allah, maka dalam kondisi semacam ini bukan hanya tidak dapat divonis haram atau makruh melainkan sangat dianjurkan, karena menjadi perwujudan dari ungkapan <i>Ta’awun ‘alal Birri wat Taqwa </i>(tolong menolong dalam kebaikan dan takwa) sebagaimana yang diperintahkan dan dijelaskan dalam al-Qur’an surat al-Maidah ayat 2 dimana Allah berfirman: “<i>Dan tolong menolonglah kalian dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran”.</i> </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jelas hal itu bukan termasuk kategori dosa dan pelanggaran, karena jika itu kenyataannya maka mungkinkah Rasulallah yang kemudian diikuti oleh para Salaf Sholeh melakukan dosa dan pelanggaran, sebagaimana nanti yang akan kita singgung ?</span></span><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Atas dasar itu pula akhirnya para ulama Ahlusunah menyatakan “boleh” memberikan penerangan terhadap kuburan para nabi, para Rasul dan para kekasih Ilahi (Waliyullah) lainnya. Azizi dalam kitab <i>Syarh Jami’ as-Shaghir </i>jilid tiga halaman 198 dalam rangka mensyarahi/menjelaskan makna hadits tadi mengatakan: “<i>Hadits tadi menjelaskan tentang ketidakperluan orang-orang yang masih hidup akan penerang. Namun jika hal tadi menyebabkan manfaat </i>(buat yang masih hidup)<i> maka tidak menjadi masalah”. </i></span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Sanadi dalam mensyarahi kitab Sunan an-Nasa’i jilid keempat halaman 95 mengatakan: “Larangan memberikan penerangan tersebut dikarenakan penggunaan lampu untuk hal tersebut merupakan membuang-buang harta tanpa ada manfaat yang berarti. Hal ini meniscayakan bahwa jika <i>terdapat manfaat</i> di balik itu semua maka hal itu <i>telah mengeluarkannya</i> dari pelarangan”. </span></span><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal serupa juga dikemukakan oleh Syeikh Ali Nashif dalam kitab <i>at-Tajul Jami’ lil Ushul </i>jilid pertama halaman 381: “Memberi penerangan pada kubur merupakan perbuatan yang dilarang. Hal itu dikarenakan membuang-buang harta. Kecuali jika di sisi kuburan tersebut terdapat seorang yang masih hidup (yang memerlukan penerangan) maka hukumnya tidak apa-apa”.</span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Dan terbukti bahwa penerangan terhadap kuburan merupakan hal lumrah yang telah dilakukan oleh para Salaf Sholeh semenjak dahulu. Khatib al-Baghdadi dalam kitab <i>Tarikh al-Baghdadi </i>jilid 1 halaman 154 yang pengisah- annya disandarkan kepada seorang syeikh penduduk Palestina, dimana ia menyatakan: “Kulihat terdapat bangunan yang terang yang terletak di bawah tembok Kostantiniyah. Lantas kutanyakan perihal bangunan tersebut. Mereka menjawab: “Ini adalah makam <i>Abu Ayyub al-Anshari</i> seorang sahabat Rasulallah”. Kudatang mendekati makam tersebut. Kulihat makam beliau terletak di dalam bangunan tersebut dimana terdapat lampu yang tergantung dengan rantai dari arah atas atap”. </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Ibnu Jauzi dalam kitab <i>al-Muntadham </i>jilid 14 halaman 383 menyatakan: “Salah satu kejadian tahun 386 Hijriyah adalah para penghuni kota Basrah mengaku bahwa mereka telah berhasil menemukan kuburan tua yang ternyata kuburan <i>Zubair bin Awam</i>. Setelah itu berbagai peralatan penerangan dan penghias diletakkan (dalam pemakaman) dan lantas ditunjuk seseorang yang bertugas sebagai penjaga. Dan tanah yang berada di sekitarnya pun diwakafkan”. </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Minimalnya, semua argument diatas merupakan bukti bahwa pelarangan tersebut tidak sampai pada derajad <i>haram</i>, paling maksimal hanyalah dapat divonis sebagai makruh (kurang disenangi) saja, dan (makruh) inipun tidak <i>mutlak</i>. Terbukti ada beberapa hal yang menyebabkan pemberian penerang- an itu dihukumi boleh (<i>Ja’iz</i>). Malah jika itu termasuk kategori <i>Ta’dhim Sya’ariallah </i>atau<i>Ta’awun ‘alal Birri wat Takwa </i>–sebagaimana yang telah kita singgung di atas tadi– maka tergolong sesuatu yang sangat ditekankan/ dianjurkan </span></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga hadits di atas tadi –larangan pemberian lampu penerang– yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas bertentangan dengan hadits lainnya yang diriwayatkan juga oleh Ibnu Abbas yang pernah dinukil oleh at-Turmudzi dalam kitab <i>al-Jami’ as-Shahih</i> jilid 3 halaman 372 bab ke-62 dimana Ibnu Abbas berkata: “<i>Suatu malam Rasulallah memasuki areal pemakaman </i>(untuk berziarah).<i> Saat itu ada seseorang yang menyiapkan penerang buat beliau”.</i>Ini membuktikan bahwa menerangi pemakaman dengan lampu penerang tidak dapat dihukumi haram secara mutlak, namun sangat bergantung terhadap tujuan dan faedah di balik hal tersebut.</span></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-41080431442976776752013-03-01T15:15:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.268+07:00APAKAH TIDAK ADA PAHALA YANG MENGALIR BAGI SI MAYIT SELAIN ( Sedekah, anak yang sholeh, ilmu yang bermanfaat )<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Banyak orang salah mengartikan makna beberapa hadits atau ayat ilahi berikut ini, dengan adanya salah penafsiran tersebut mereka mudah mengharamkan atau mensesatkan amalan-amalan orang hidup yang dituju- kan pahalanya untuk orang yang mati. </span></span><br /> <br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">1. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits riwayat Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, Nasa’i dan Ahmad </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">:</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنْ أبِى هُرَيْرَة (ر) أنَّ رَسُول الله .صَ. قَالَ: إذَا مَاتَ الإنسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ: </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ اَو عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, اَووَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُولَهُ (رواه ابو داود) </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Apabila seorang manusia meninggal maka putuslah amalnya, kecuali tiga hal : Sedekah jariyah, anak yang shalih yang mendo’akannya atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya’.</span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka berkata: Kata-kata <i>ingata’a amaluhu </i>(putus amalnya) pada hadits tersebut menunjukkan bahwa amalan-amalan apapun <b>kecuali yang tiga itu</b>tidak akan sampai pahalanya kepada mayyit ! </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pikiran seperti itu adalah tidak tepat, karena sebenarnya yang dimaksud hadits tersebut sangat jelas bahwa tiap mayit telah selesai dan putus amal- nya, karena ia tidak diwajibkan lagi untuk beramal. Tetapi ini <i>bukan berarti putus pengambilan manfaat</i> dari amalan orang yang masih hidup untuk si mayit itu. Juga tidak ada keterangan dalam hadits tersebut bahwa si mayyit tidak dapat menerima syafa’at, hadiah bantuan do’a dan sebagainya dari orang lain <i>selain dari anaknya yang sholeh.</i> Tidak juga berarti bahwa si mayit tidak bisa berdo’a untuk orang yang masih hidup. Malah ada hadits Rasulallah saw.bahwa para Nabi dan Rasul masih bersembah sujud kepada Allah swt.didalam kuburnya.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam syarah Thahawiyah halaman 456 disebutkan: bahwa dalam hadits tersebut tidak dikatakan <i>ingata’a intifa’uhu</i> (terputus keadaannya untuk memperoleh manfaat) hanya disebutkan <i>ingata’a amaluhu </i>(terputus amal- nya). Adapun amalan orang lain maka itu adalah milik orang yang mengamal kannya, jika dia menghadiahkannya kepada si mayit, maka akan sampailah pahala orang yang mengamalkan itu kepadanya. Jadi yang sampai itu adalah <i>pahala orang yang mengamalkan <b>bukan</b> pahala amal si mayit itu.</i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Banyak hadits Nabi saw. yang berarti bahwa amalan-amalan orang yang hidup bermanfaat bagi si mayit diantaranya ialah do’a kaum muslimin untuk si mayit pada <i>sholat jenazah</i> dan sebagainya (baca keterangan sebelumnya) yang mana do’a ini akan diterima oleh Allah swt., <i>pelunasan hutang setelah wafat, pahala haji, pahala puasa </i>dan sebagainya (baca haditsnya dihalaman selanjutnya) serta <i>do’a kaum muslimin untuk sesama muslimin </i>baik yang masih hidup maupun yang sudah wafat<i> </i>sebagaimana yang tercantum pada ayat Ilahi Al-Hasyr.10 . </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga pendapat sebagian golongan yang <i>mengikat hanya do’a dari anak sholeh </i>saja yang bisa diterima oleh Allah swt. adalah pikiran yang tidak tepat baik secara naqli (nash) maupun aqli (akal) karena hal tersebut akan bertentangan juga dengan ayat ilahi dan hadits-hadits Nabi saw. mengenai amalan-amalan serta do’a seseorang yang bermanfaat bagi si mayit maupun bagi yang masih hidup. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mengapa dalam hadits ini dicontohkan <i>do’a anak yang sholeh</i> karena dialah yang bakal <i>selalu ingat</i> pada orang tuanya dimana orang-orang lain telah melupakan ayahnya. Sedangkan anak yang tidak pernah atau tidak mau mendo’akan orang tuanya yang telah wafat itu berarti tidak termasuk sebagai <i>anak yang sholeh</i>. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari anak sholeh ini si mayit sudah pasti serta selalu (kontinu) menerima syafa’at darinya. Begitulah yang dimaksud makna dari hadits ini, dengan demikian hadits ini tidak akan berlawanan/berbenturan maknanya dengan hadits-hadits lain yang menerangkan akan sampainya pahala amalan orang yang masih hidup (penebusan hutang, puasa, haji, sholat dan lain-lain) yang ditujukan kepada simayit. Begitu juga mengenai amal jariahnya dan ilmu yang bermanfaat selama dua hal ini masih diamalkan oleh manusia yang masih hidup, maka si mayit selalu (kontinu) menerima juga syafa’at darinya. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kalau kita tetap memakai penafsiran golongan pengingkar yang hanya membatasi do’a dari anak sholeh yang bisa sampai kepada mayyit, bagaimana halnya dengan orang yang tidak mempunyai anak ? Apakah orang yang tidak punya anak ini tidak bisa mendapat syafa’at/manfaat do’a dari amalan orang yang masih hidup? Sekali lagi penafsiran dan pembatasan hanya do’a anak sholeh yang bermanfa’at bagi si mayyit adalah tafsiran yang salah, karena bertentangan dengan hadits-hadits shohih mengenai amalan-amalan orang hidup yang bermanfaat buat si mayyit, diantaranya do’a orang-orang muslimin pada waktu sholat jenazah.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam <i>Al-Majmu’</i> jilid 15/522 <i>Imam Nawawi</i> telah menghikayatkan ijma’ ulama bahwa ‘sedekah itu dapat terjadi untuk mayyit dan <i>sampai pahalanya</i> dan beliau tidak mengaitkan bahwa sedekah itu harus dari <b><i>seorang anak</i></b> ’. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal yang serupa ini juga diungkapkan oleh Syaikh Bakri Syatha Dimyati dalam kitab <i>I’anatut Thalibin</i> jilid 3/218 : <i>‘ </i>Dan sedekah untuk mayyit dapat memberi manfaat kepadanya baik sedekah itu dari ahli warisnya ataupun dari yang selainnya’</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Juga hadits-hadits Nabi saw. mengenai <i>hadiah pahala</i> Qurban diantaranya yang diriyayatkan oleh Muslim dari Anas bin Malik ra:</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنْ أنَسِ (ر) عَنْ عَلِىّ (كَرَّمَهُ اللهُ وَجْهَه) اَنَّهُ كَانَ يُضَحِّى بِكَبْشَيْنِ اَحَدُهُمَا عَنِ النَّبِى.صَ.</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَالآخَرُ عَنْ نََفْسِهِ فَقِيْلَ لَهُ فَقَالَ اَمَرَنِي ِبهِ يَعْنِى</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">النَّبِى اَدَعُهُ اَبَدًا. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Dari Anas bahwasanya Ali kw. berkorban dengan dua ekor kambing kibas. Yang satu (pahalanya) untuk Nabi Muhammad saw.dan yang kedua (pahalanya) untuk beliau sendiri. Maka ditanyakanlah hal itu kepadanya (Ali kw.) dan beliau menjawab :</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <i>‘Nabi saw.memerintahkan saya untuk melakukan hal demikian maka saya selalu memperbuat dan tidak meninggalkannya‘ ”</i>. (HR Turmudzi).</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Aisyah ra mengatakan bahwasanya Rasulallah saw. menyuruh didatangkan seekor kibas untuk dikorbankan. Setelah didatangkan beliau saw. berdo’a :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">بِسْمِ اللهِ اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْ مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ وَمِنْ اُمَّةِ مُحَمَّدٍ ثُمَّ ضَحَّى بِهِ </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Dengan nama Allah ! Ya, Allah terimalah (pahala korban ini) dari Muhamad, keluarga Muhamad dan dari ummat Muhammad ! Kemudian Nabi menyembelihnya”.</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> (HR. Muslim)</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga hadits yang senada diatas dari Jabir ra yang diriwayatkan Ahmad, Abu Dawud dan Turmudzi yang menerangkan bahwa ia pernah shalat ‘Iedul Adha bersama Rasulallah saw., setelah selesai shalat beliau diberikan seekor domba lalu beliau menyembelihnya seraya mengucapkan: </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“<i>Dengan nama Allah, Allah Maha Besar</i>, <i>Ya Allah</i>, <i>kurban ini untukku dan untuk umatku yang belum melakukan qurban”.</i> </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tiga hadits diatas ini menunjukkan <i>hadiah pahala</i> korban dari Sayyidina Ali kw untuk dirinya dan untuk Nabi saw., begitu juga pahala korban dari Nabi saw untuk para keluarganya dan bahkan untuk segenap ummatnya. Hadits-hadits ini malah membolehkan <i>hadiah pahala amalan</i>yang ditujukan kepada orang yang masih hidup yang belum sempat berqurban, padahal orang yang hidup itu masih bisa beramal sendiri didunia ini. Rasulallah saw. berdo’a kepada Allah swt. agar Dia menerima (pahala) qurban untuk <i>dirinya, keluarganya</i> dan <i>semua ummat muslimin.</i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Nawawi dalam <i>syarah Muslim jilid 8/187</i> mengomentari hadits diatas ini dengan katanya :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Diperoleh dalil dari hadits ini bahwa seseorang boleh berkorban untuk dirinya dan untuk segenap keluarganya serta menyatukan mereka bersama dirinya dalam hal pahala. Inilah <b>madzhab kita dan madzhab jumhur’</b>.</span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Juga pengarang kitab <i>Bariqatul Muhammadiyah</i> mengkomentari hadits diatas tersebut dengan katanya ;</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Do’a Nabi saw. itu menunjukkan bahwa Nabi menghadiahkan <b>pahala</b> korbannya kepada ummatnya dan ini merupakan pengajaran dari beliau bahwa seseorang itu bisa memperoleh manfaat dari amalan orang lain. Dan mengikuti petunjuk beliau saw. tersebut berarti berpegang dengan tali yang teguh’.</span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Juga sepakat kaum muslimin bahwa membayarkan hutang dapat menggugur kan tanggungan mayyit walaupun pembayaran tersebut dilakukan oleh <i>orang yang lain yang bukan dari keluarga mayyit</i>. Hal yang demikian ini ditunjukkan oleh <i>Abi Qatadah</i> dimana beliau menanggung hutang seorang mayyit sebesar dua dinar. Tatkala beliau telah membayarkan yang dua dinar itu Nabi saw. bersabda : <i>‘Sekarang bisalah dingin kulitnya’</i>. (HR. Imam Ahmad). </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Walaupun cukup banyak hadits yang membolehkan amalan orang yang hidup (hadiah pahala dan lain-lain) yang berguna untuk si mayit tanpa menyebutkan syarat-syarat tertentu, tapi masih ada saja golongan yang berbeda pendapat mengenai hukumnya penghadiahan pahala ini. </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ada golongan yang membedakan antara <i>ibadah badaniyah (jasmani) </i>dan<i> ibadah maliyah (harta</i>). </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka berkata; pahala ibadah maliyah seperti <i>sedekah</i> dan <i>haji</i>sampai kepada mayit, sedangkan ibadah badaniyah seperti shalat dan bacaan Alqur’an tidak sampai. Mereka berpendapat juga bahwa <i>ibadah badaniyah</i>adalah termasuk kategori ibadah yang tidak bisa digantikan orang lain, sebagaimana sewaktu hidup seseorang tidak boleh menyertakan ibadah tersebut untuk menggantikan orang lain. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal ini sesuai dengan sabda Rasulallah saw.: <i>‘Seseorang tidak boleh melakukan shalat untuk mengganti- kan orang lain, dan seseorang tidak boleh melakukan shaum (puasa) untuk menggantikan orang lain, tetapi ia memberikan makanan untuk satu hari sebanyak satu mud gandum?’ </i>(HR An-Nasa’i) </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebenarnya makna hadits terakhir ini ialah: Misalnya si A malas untuk sholat Ashar maka si A minta pada Si B untuk menggantikannya, inilah yang dilarang oleh agama. Karena orang yang <i>masih hidup</i> harus menunaikan sholat dan puasa sendiri-sendiri tidak boleh diwakilkan pada orang lain. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga bila orang yang masih hidup tidak mampu puasa lagi karena alasan-alasan tertentu yang dibolehkan agama umpama sudah tua sekali atau mempunyai penyakit chronis dan lain sebagainya tidak boleh digantikan oleh orang lain tetapi yang bersangkutan setiap harinya harus mengeluarkan sedekah untuk memberi makan orang miskin satu mud ( ± 800 gram). </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan demikian hadits terakhir diatas ini tidak tepat sekali untuk digunakan sebagai dalil melarang amalan <i>ibadah badaniyah</i> yang pahala amalannya dihadiahkan kepada mayit. Karena cukup banyak hadits Rasulallah saw. baik secara langsung maupun tidak langsung yang membolehkan penghadiahan pahala amalan untuk orang yang telah wafat baik itu berupa ibadah badaniyah maupun ibadah maliyah.(baca haditsnya pada halaman berikut)</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ada golongan ulama yang berpendapat bahwa penghadiahan pahala baik itu <i>ibadah badaniyah</i>maupun <i>ibadah maliyah</i> akan sampai kepada simayyit umpama pembacaan Al-Qur’an, puasa, haji, pelunasan hutang setelah wafat, sedekah dan lain-lainnya</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> <i>dengan mengqiyaskan</i> hal ini pada hadits-hadits Nabi saw mengenai sampainya pahala ibadah puasa, haji, sholat, pelunasan hutang setelah wafat, do’a kaum muslimin untuk muslimin yang telah wafat dan sebagainya. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Golongan ini berkata: <i>“Pahala adalah hak orang yang beramal, jika ia menghadiahkan kepada sesama muslim maka hal itu mustahab/baik sebagai mana tidak adanya larangan menghadiahkan harta untuk orang lain diwaktu hidupnya atau membebaskan hutang setelah wafatnya”.</i> </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Begitupun juga <i>tidak ada</i> dalil jelas yang mengatakan pembacaan Al-Qur’an tidak akan sampai pada si mayit. Jadi dengan banyaknya hadits dari Nabi saw. mengenai sampainya pahala amalan atau manfaat do’a untuk si mayit bisa dipakai sebagai dalil sampainya juga pahala pembacaan Al-Qur’an pada si mayit. Sayang sekali kalau hal ini kita remehkan dan tinggalkan, karena Rahmat dan Karunia Ilahi tidak ada batasnya.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">2</span></b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">. Golongan pengingkar menyebutkan beberapa dalil lagi untuk menolak hadiah pahala untuk si mayyit diantaranya :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Firman Allah dalam surat an-Najm ayat 39: <i>‘Tidaklah ada bagi seseorang itu kecuali apa yang dia usahakan’.</i></span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka berkata: <i>Bukankah ini menunjukkan bahwa amal orang lain tidak akan bermanfaat bagi orang yang sudah mati karena itu bukan usahanya. Dengan demikian dalam Islam tidak ada yang dinamakan hadiah pahala ! </i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ayat tersebut dijadikan oleh mereka sebagai dalil untuk menolak adanya hadiah pahala untuk si mayyit, ini juga tidak tepat sekali. D</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">alam ayat ini Allah swt. tidak mengatakan juga bahwa si mayit <i>tidak dapat mengambil manfa’at</i> kecuali dari usahanya sendiri. Bila golongan ini konsekwen dan adil, maka dengan penafsiran mereka seperti diatas ini, mereka juga harus mengatakan bahwa <b>semua</b> amalan muslimin yang masih hidup (termasuk do’a) baik itu dari anaknya atau orang lain tidak bisa memberi manfa’at atau syafa’at pada si mayit. Juga dengan penafsiran mereka itu, mereka tidak bisa mengatakan; <i>‘amalan, do’a dari anak sholeh atau dari seorang anak untuk orang tuanya saja yang bisa diterima tapi kalau dari selain itu tidak bisa’</i>. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Karena ayat ilahi (An-Najm :39) tersebut mengatakan: <i>‘Tidaklah ada bagi seseorang itu kecuali apa yang dia usahakan’, </i>tanpa tambahan atau perkecualian kalimat…<i>hanya/kecuali amalan seorang anak sholeh</i> </span><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">terhadap orang tuanya yang telah wafat saja yang bisa diterima</span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ! </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan adanya penafsiran mereka dan penolakannya yang tidak tepat ini, akan terjadi kontradiksi dengan hadits-hadits Rasulallah saw. yang telah diakui keshohihannya oleh ulama-ulama pakar masalah sampainya pahala amalan orang lain untuk si mayyit. (puasa, shodaqah, haji, sholat, pembayar an hutang dan sebagainya). </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Disamping itu banyak ulama-ulama pakar yang telah menerangkan maksud ayat (An- Najm:39) tersebut diantaranya dalam kitab <i>Syarah Thahawiyah</i> hal. 455 kita ambil garis besar intinya saja menerangkan: Manusia dengan usaha dan pergaulannya yang santun akan memperoleh banyak kawan dan sahabat, menikahi istri dan melahirkan anak, melakukan hal-hal yang baik untuk masyarakat dan menyebabkan orang-orang cinta dan suka padanya. Manusia yang banyak sahabat dan kawan yang cinta padanya itu bila wafat akan memperoleh manfaat dari do’a para sahabat dan kawan-kawannya tersebut (umpama pada waktu sholat jenazah, ziarah kuburnya dan sebagainya–pen). Dalam satu penjelasan Allah swt. juga menjadikan iman sebagai sebab untuk memperoleh kemanfaatan dengan do’a serta usaha dari kaum mukminin yang lain. Merekapun akan berdo’a untuknya, itu semua adalah bekas dari usahanya sendiri.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ayat Al-Qur’an tidak menafikan adanya kemanfaatan untuk seseorang dengan sebab usaha orang lain. Ayat Al-Qur’an hanya menafikan <i>kepemilik-an</i>seseorang terhadap usaha orang lain. Dua perkara ini jelas berbeda. Allah swt. hanya menfirmankan bahwa orang itu <i>tidak akan</i> memiliki kecuali apa yang dia usahakan sendiri. Adapun <i>usaha orang lain</i>, maka itu adalah milik bagi siapa yang mengusahakannya. Jika dia mau, dia boleh memberi-kannya kepada orang lain atau boleh menetapkannya untuk dirinya sendiri. (jadi pada kata kata <i>lil-insan</i> pada ayat itu adalah <i>lil-istihqaq</i> yakni menunjukkan arti ‘milik</span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘). Beginilah jawaban yang dipilih oleh pengarang kitab Syarah Thahawiyah. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sedangkan menurut ahli tafsir Ibnu Abbas ra dalam menafsirkan ayat An- Najm : 39 adalah : </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اَلْحَقُنَابِهِم هَذَا مَنْسُوْخُ الحُكْمِ فِي هَذِهِ الشََّرِيْعَةِ بِقَوْلِهِ تَعَالَى </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">ذُرِّيَّتَهُمْ فَاُدْخِل الأَبْنَاءُ الجَنَّةَ بِصَلاَحِ الآبَاءِ</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Ini (ayat) telah <b>dinaskh</b> (dikesampingkan) hukumnya dalam syari’at kita dengan firman Allah Ta’ala; <i>‘Kami hubungkan dengan mereka anak-anak mereka’, maka dimasukkanlah anak (yang beriman) kedalam surga berkat kebaikan yang diperbuat oleh bapaknya”.</i>(Tafsir Khazin jilid 4/223).</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Firman Allah swt yang dimaksud oleh Ibnu Abbas sebagai pengenyampingan surat An-Najm: 39 adalah surat At-Thur ayat 21 yang berbunyi sebagai berikut: <i>“Dan orang-orang yang beriman dan anak cucu mereka mengikuti mereka dengan iman, maka Kami hubungkan anak cucu mereka itu dengan mereka dan Kami tidaklah mengurangi sedikitpun dari amal mereka. Tiap-tiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya”. </i>(At-Thur ayat 21)</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan demikian menurut Ibnu Abbas surat An-Najm; 39 itu sudah dikesampingkan hukumnya, berarti sudah tidak bisa dimajukan sebagai dalil. Kalau kita baca ayat At-Thur ini menunjukkan bahwa amalan-amalan datuk-datuk kita yang beriman yang telah wafat, bisa memberi syafa’at bagi kerabatnya yang beriman yang masih hidup. Nah, bukan hanya amalan-amalan orang <i>yang hidup saja</i> yang bisa bermanfaat bagi si mayyit tetapi orang yang beriman <i>yang telah wafatpun</i> bisa memberi syafa’at.Tidak lain ini semua menunjukkan Rahmat dan Karunia Ilahi yang sangat luas sekali. Pikirkanlah! </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">3.</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Dalil lainnya dari golongan pengingkar yaitu firman Allah swt. dalam surat Al-Baqarah ayat 286 :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Allah tidak membebani seseorang kecuali dengan kesanggupannya.Bagi- nya apa yang dia usahakan </span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">(daripada kebaikan)<i>dan akan menimpanya apa yang dia usahakan </i>(daripada kejahatan)<i>”.</i></span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mereka ini berkata : Bukankah ayat ini menunjukkan bahwa usaha orang lain tidak akan didapatkan pahalanya dan kejahatan orang lain tidak akan dipikulkan dosanya.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pengertian yang seperti itu adalah tidak benar sekali ! Karena dalam ayat itu juga tidak menafikan seseorang akan mendapatkan manfaat dari usaha orang lain. Hal ini sama dengan ucapan: Seorang akan memperoleh harta dari usahanya sendiri. Ucapan ini bukan berarti dia tidak bisa memperoleh harta yang bukan dari usahanya sendiri, karena bisa saja dia memperoleh harta dari warisan orang tuanya, pemberian hadiah dari orang lain. Lain halnya kalau ayat diatas mengandung pembatasan (hasr) umpama bunyi- nya sebagai berikut : </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اِلاَّ مَاكَسَبَتْ لَيْسَ لَهَا </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Tidak ada baginya <b>kecuali</b> apa yang dia usahakan atau seseorang <b>hanya bisa mendapat</b> apa yang dia usahakan”. </span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">c). Mereka juga berdalil pada firman Allah swt. dalam surat Yaasin ayat 54 :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“ Tidaklah mereka diberi balasan kecuali terhadap apa yang mereka kerjakan”.</span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan berdalil dengan ayat ini mereka meniadakan pahala dari orang lain, pikiran seperti ini juga tidak tepat sekali karena dalam ayat ini jelas Allah swt juga tidak menafikan hadiah pahala terhadap orang lain karena pangkal ayat tersebut adalah :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Pada hari dimana seseorang tidak akan didzalimi sedikitpun dan seseorang tidak akan diberi balasan kecuali terhadap apa yang mereka kerjakan”.</span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan memperhatikan konteks ayat tersebut dapatlah dipahami bahwa seseorang tidak akan disiksa sebab kejahatan orang lain, jadi bukan berarti seseorang tidak bisa memperoleh pahala sebab amal kebaikan orang lain (baca Syarah Thahawiyah hal. 456). </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">5.</span></b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Golongan pengingkar ini juga berkata bahwa membaca Al-Qur’an untuk mayyit tidak dikenal dan tidak diamalkan oleh ulama-ulama salaf dan juga tidak ada petunjuk dari Nabi saw. lalu mengapa hal itu dilakukan oleh orang-orang sekarang ? Juga kata mereka: Yang sudah nyata-nyata disyariatkan adalah berdo’a untuk mayyit. Mengapa tidak itu saja yang dilakukan tanpa harus capek-capek membaca Al-Qur’an, tahlil dan dzikir terlebih dahulu…”.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagaimana telah dikemukakan pada bab Bid’ah dibuku ini bahwa Nabi saw. sendiri <b>meridhoi</b> amalan para sahabatnya tentang tambahan bacaan dalam sholat yang diamalkan oleh sahabat beliau saw yang mana amalan bacaan tersebut <i>tidak pernah</i> adanya petunjuk sebelumnya dari Nabi saw.serta tidak pernah <i>sesudahnya</i> diperintahkan oleh beliau saw.!</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tidak ada petunjuk Nabi saw. atau tidak diamalkan oleh ulama-ulama salaf bukanlah sebagai satu dalil atau hujjah untuk <i>melarang dan mengharamkan</i>hal ini apalagi mereka <b><i>memutuskan</i></b><i> bahwa pahala bacaan tersebut <b>tidak </b>akan sampai pada si mayyit!!</i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pikiran dan pertanyaan semacam diatas ini juga bukan sebagai <b><i>dalil atau hujjah</i></b> untuk tidak sampainya pahala bacaan. Kalau mereka mengakui hadits shohih mengenai <i>sampainya pahala</i> <i>haji, puasa dan do’a, maka</i><i>apakah perbedaan yang demikian itu dengan sampainya pahala membaca Al-Qur’an?</i> </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Janganlah kalian membatasi sendiri Rahmat Ilahi karena Rahmat-Nya sangat luas sekali !! </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Rasulallah saw. waktu itu ditanya mengenai haji untuk orang yang sudah wafat, puasa untuk orang yang sudah wafat dan sedekah untuk orang yang sudah wafat, beliau mengizinkan semuanya ini dan amalan-amalan tersebut akan sampai pada si mayit serta beliau saw. <b><i>tidak melarang</i></b> untuk selain yang demikian. Lalu apakah perbedaan sampainya pahala puasa yang semata-mata <b><i>niat </i></b>dan imsak dengan sampainya pahala bacaan dan dzikir (yang diiringi dengan niat juga)?” ( Syarah Aqidah Thahawiyah hal.457).</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Orang yang membaca Al-Qur’an, tahlil dan dzikir, sudah tentu akan mendapat pahala karena banyak sekali hadits yang meriwayatkan pahala-pahala bacaan Al-Qur’an dan dzikir. Pahala itu adalah hak milik orang yang berdzikir, kemudian dia <i>berdo’a kepada Allah swt</i>. agar pahala yang dimiliki itu disampaikan kepada orang yang sudah wafat baik itu orang tuanya, sanak kerabatnya atau orang lain. Dalam hal ini apanya yang dilarang…? </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Syaukani dalam <i>Nailul Authar</i> jilid 4/101 bersabda: </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَإِذَاجَازَ الدُّعَاءُ لِلْمَيِّتِ بِمَا لَيْسَ لِلدَّاعِي فَلأنْ يَجُوْزَ بِمَاهُوَا لَهُ أوْلَى</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Kalau boleh berdo’a untuk mayyit dengan sesuatu <b>yang tidak dimiliki</b> oleh sipendo’a, maka tentu kebolehan berdo’a untuk mayyit dengan sesuatu yang dimiliki oleh sipendo’a (yaitu pahala)adalah terlebih utama”. </span></i></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jadi kita dibolehkan do’a apa saja kepada Allah swt. walaupun isi do’a itu belum kita miliki sendiri umpamanya ‘Ya Allah berikanlah pada dia seorang keturunan yang sholeh, rizki yang makmur dan kesuksesan’ . Do’a seperti ini <b><i>tidak ada</i></b> yang membantah apalagi <i>melarang </i>bahkan sangat dianjurkan. Jadi mengapa orang yang berdo’a untuk menghadiahkan sesuatu yang telah dimiliki yaitu <i>pahala,</i> malah justru dilarang ? </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Auf bin Malik ia berkata: Saya telah mendengar Rasulallah saw. bersabda –yakni ketika menyalatkan jenazah– : ‘<i>Ya Allah ampunilah dosanya, sayangilah dia, maafkanlah dia, sehatkanlah dia, muliakanlah tempat tinggalnya, luaskanlah kuburannya, mandikanlah dia dengan air es dan air embun, bersihkanlah dari segala kesalahan sebagaimana kain putih bersih dari kotoran, gantikanlah untuknya tempat tinggal yang lebih baik dari tempat tinggalnya, keluarga yang lebih baik dari keluarganya, pasangan yang lebih baik dari pasangannya dan peliharalah dia dari siksa kubur dan siksa neraka’.</i> (HR Muslim). </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Diterima dari Waila bin Asqa’ katanya; Nabi saw. menyalatkan seorang lelaki Islam bersama kami, maka saya dengar beliau mengucapkan : <i>“Ya Allah, sesungguhnya si Anu anak si Anu adalah dalam tanggungan dan ikatan perlindungan-Mu, maka lindungilah ia dari bencana kubur dan siksa neraka, sungguh Engkau Penepat janji dan Penegak kebenaran. Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, karena sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Penyayang”. </i>(HR.Ahmad dan Abu Daud)</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Rasulallah saw. yang mengajarkan pada kita bacaan do’a dalam sholat jenazah diatas ini untuk si mayat yang mana isi do’a tersebut belum semuanya dimiliki oleh si pendo’a sendiri dan do’a ini toh akan bermanfaat pada si mayyit. <i>Apa gunanya atau keistemewaannya Rasulallah saw. mengajarkan dan menganjurkan agar muslimin membaca do’a-do’a tersebut pada sholat jenazah kalau semuanya tidak ada manfa’at/syafa’at untuk mayyit ? </i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Telah dikemukakan juga bahwa sunnah berdo’a setelah mayit dikuburkan, Rasulallah saw. bersabda: </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari Ustman bin ‘Affan ra berkata: Adalah Nabi saw. apabila selesai menguburkan mayyit beliau beridiri lalu bersabda: ‘<i>mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintalah keteguhan hati untuknya, karena sekarang dia sedang ditanya !’</i>. (HR Abu Dawud, oleh Hakim yang menyatakan sahnya, juga oleh Al Bazzar). Wallahu a’lam.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mari kita rujuk pendapat Ibnu Taimiyah ulama yang diandalkan oleh golongan pengingkar dalam <i>tafsir Jamal</i> jilid 4 bahwa beliau berkata :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Barangsiapa meyakini bahwa seseorang tidak dapat mengambil manfaat kecuali dengan amalnya sendiri, maka sungguh dia telah melanggar ijma’ dan yang demikian itu adalah batil </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">”. Ibnu Taimiyyah juga memberi alasan-alasan dalam hal ini sebagai berikut :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> a. Nabi saw. akan memberi syafa’at terhadap orang-orang dipadang mahsyar dalam hal hisab dan terhadap calon-calon penghuni surga dalam hal masuk kedalamnya. Dan nabi saw. akan memberi syafa’at terhadap para pelaku dosa besar dalam hal keluar dari neraka. Ini semua berarti seseorang mengambil manfaat dengan usaha orang lain. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">b. Anak-anak orang mukmin (yang wafat dalam keimanan) akan masuk surga dengan amal bapak mereka (yang mukmin) dan ini juga berarti mengambil manfaat semata-mata amal orang lain. (QS at-Thur : 21–pen.). </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">c. Orang yang duduk dengan ahli dzikir akan diberi rahmat (ampunan) dengan berkah ahli dzikir itu sedangkan dia bukanlah diantara mereka dan duduknya itupun bukan untuk dzikir melainkan untuk keperluan tertentu, maka nyatalah bahwa orang itu telah mengambil manfaat dengan amalan orang lain. (HR Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah, baca haditsnya pada bab Faedah majlis dzikir di buku ini–pen). </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">d. Shalat untuk mayyit (baca: sholat jenazah) dan berdo’a untuk si mayyit didalam shalat ini, adalah pemberian syafa’at untuk mayyit dengan shalatnya itu, ini juga pengambilan manfaat dengan amalan orang lain yang masih hidup.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">e. Alllah swt berfirman pada Rasulallah saw : <i>‘Tidaklah Allah akan mengadzab/menyiksa mereka sedangkan engkau masih ada diantara mereka’. ‘Kalaulah bukan karena laki-laki yang mukmin dan wanita-wanita yang mukmin..’</i> (Al Fath: 25). ‘ <i>Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia terhadap sebagian yang lain niscaya rusaklah bumi ini’</i>. (Al Baqarah :25). Dalam ayat-ayat ini Allah swt mengangkat adzab/siksa (adzab umum—pen.) terhadap sebagian manusia dengan sebab sebagian yang lain dan ini juga termasuk pengambilan manfaat dengan amalan orang lain. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Demikianlah sebagian alasan-alasan yang diungkapkan oleh Ibnu Taimiyah mengenai pengambilan manfaat dari amalan-amalan orang lain untuk si mayit. Sebenarnya masih banyak lagi alasan Ibnu Taimiyah mengenai ini tapi penulis tidak cantumkan semua disini.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Juga kesimpulan Ibnul Qayyim dalam kitab <i>Al-Ulama wa aqwaaluhum fii sya’nil amwat wa ahwaalihim</i> hal.36-37 : </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Nash-nash ini jelas menerangkan sampainya pahala amalan untuk mayyit apabila dikerjakan oleh orang yang hidup untuknya karena pahala itu adalah hak bagi yang mengamalkan, maka apabila dia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim tidaklah tercegah yang demikian itu sebagaimana tidak tercegah orang yang menghadiahkan hartanya dimasa hidupnya dan membebaskan piutangnya untuk seseorang sesudah matinya. Rasulallah saw. menegaskan sampainya pahala puasa yang hanya terdiri dari <i>niat </i>dan <i>tidak makan minum</i> yang semua itu hanya diketahui oleh Allah, maka sampainya pahala bacaan yang merupakan <i>amalan lisan</i> yang didengar oleh telinga dan disaksikan oleh mata adalah lebih utama”.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dan masih banyak lagi dari golongan ulama yang mengatakan bahwa do’a dan ibadah baik maliyah (harta) maupun badaniyah (jasmani) bisa bermanfaat untuk mayit berdasarkan dalil-dalil hadits Rasulallah saw.! <i>Apakah golongang pengingkar berani menmunkarkan ulama yang selalu mereka andalkan dan ambil makalah-makalah untuk membantah amalan yang tidak sepaham dengannya</i> ? </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mari kita rujuk dalil-dalil pahala amalan yang bisa sampai kepada mayyit, diantaranya adalah : </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pahala sedekah untuk orang yang sudah wafat.</span></i></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Abu Hurairah :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنْ أبِيْ هُرَيْرَة(ر) أنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِي.صَ. : أنَّ أبِي مَاتَ وَتَرَكَ مَالاً وَلَمْ يُوْصى فَهَلْ يَكْفى عَنْهُ أنْ أتَصَدَّقَ عَنْهُ ؟ قَال َنَعَمْ </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulallah saw.: ‘Ayah saya meninggal dunia, dan ada meninggalkan harta serta tidak memberi wasiat. Apakah dapat menghapus dosanya bila saya sedekahkan ?’ Nabi saw. menjawab : Dapat!” </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(HR Ahmad, Muslim dan lain-lain)</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Aisyah r.a.berkata: </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنِ عَائَشَة رَضِيَ الله عَنْهَا أنَّ رَجُلاً أتَى النَّبِى.صَ. وَقَالَ: إنَّ أمِّى افْتُلِتَتْ نَفْسَهَا وَلَم تُو ص</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَأظُنُّهَا لَو تَكَلَّمت تَصَدَّقَتْ اَفَلهَا اَجْرًا إنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا ؟ قَالَ : نَعَمْ </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Seorang lelaki datang kepada Nabi saw. dan berkata: Ibuku telah mati mendadak, dan tidak berwasiat dan saya kira sekiranya ia sempat bicara, pasti akan bersedekah, apakah ada pahala baginya jika Aku bersedekah untuknya? Jawab Nabi saw: Ya.’ </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(HR.Bukhori, Muslim dan Nasa’i) </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Sa’ad ibnu Ubadah ra. bahwa ia pernah berkata : <i>“Wahai Rasulallah, sesungguhnya Ummu Sa’ad telah meninggal dunia, kiranya sedekah apa yang lebih utama untuknya?” Sabda beliau saw.: ‘Air ‘. Maka Sa’ad menggali sebuah sumur, kemudian ia berkata: “Sumur ini aku sedekahkan untuk Ummu Sa’ad”. </i>(HR Abu Dawud, Ahmad dan Nasa’i)</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari Ibnu Abbas (rah). dia berkata :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: تُوُفِّيَتْ أمُّ سَعْدِ ابْنِ عُبَدََةَ وَهُوَغَائِبُ عَنْهَا </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فـَقَالَ يَا رَشُولُ الله إنَّ أمِّى تُوُفِّيَتْ وَاَنَاغَائِبٌ عَنْهَا أيَنفَعُهَا شَيْئٌ إنْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنـْهَا؟</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">قـَالَ نَعَمْ, قَالَ فَإنِّي أشْهِدُكَ أنْ حَائِطي المِخْرَافُ صَدَقَةٌ عَنْهَا. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Ibu Saad bin Ubadah meninggal dunia disaat dia (Saad bin Ubadah) sedang tidak ada ditempat. Maka berkatalah ia</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">: ‘<i>Wahai Rasulallah! Sesungguhnya ibuku telah wafat disaat aku sedang tidak ada disisinya, apakah ada sesuatu yang bermanfaat untuknya jika aku sedekahkan ? Nabi menjawab; Ya ! Berkata Sa’ad bin Ubadah : Saya persaksikan kepadamu (wahai Rasulallah) bahwa kebun kurma saya yang sedang berbuah itu sebagai sedekah untuknya’.” </i>(HR Bukhori, Turmudzi dan Nasa’i) </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits-hadits dan wejangan para ulama yang tercantum dalam buku ini jelas menunjukkan bahwa amalan-amalan sedekah orang yang masih hidup dan diniatkan pahalanya untuk orang yang sudah wafat akan dapat membawa manfaat dan sampai pahalanya baginya. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pahala Puasa dan Sholat. </span></i></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Aisyah ra. Rasulallah saw. bersabda: </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنِ عَائَشَة رَضِيَ الله عَنْهَا عَنِ النَّبِى قَالَ: مَنْ مَاتَ وَعَلَيْهِ صِيَام, صَامَ عَنْهُ</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">وَلِيُّـهُ.</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Barang siapa yang wafat dengan mempunyai kewajiban shaum (puasa) maka <b>walinya </b>berpuasa untuknya’</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">. (Yang dimaksud wali disini yaitu kerabat- nya walaupun bukan termasuk ahli waris). (HR.Bukhari dan Muslim, Abu Daud dan Nasa’i ) </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Ibnu Abbas :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">جَاءَ رَجُلٌ إلَى النَّبِى.صَ. فَقَالَ: يَا رَسُول الله انَّ أمِّي مَا تَتْ وَعَلَيْهَا صَوْمَ شَهْرَ فَأقـْضِيهِ عَنْهَا ؟</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">قَالَ لَوْ كَانَ عَلَى أمِّكَ دَيْن أكَنْتَ قَاضِيَهُ عَنْهَا ؟ قَالَ: نَعَم, قَالَ: فَدَيْنُ الله أحَقُّ أنْ يُقْضَى. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Seorang lelaki datang menemui Rasulallah saw. ia berkata : ‘Ya Rasulallah, ibuku meninggal dunia, sedang ia mempunyai kewajiban berpuasa selama sebulan. Apakah saya wajib kadha atas namanya?’ Nabi saw. berkata; Bagaimana jika ibumu mempunyai hutang, apakah akan kamu bayarkan untuknya? ‘Benar’ jawabnya. Nabi berkata, maka hutang kepada Allah lebih layak untuk dibayar!” </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(HR.Bukhori dan Muslim)</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits riwayat Daruquthni : </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">أنَّ رَجُلاً قَالَ: يَا رَسُول الله انَّهُ كَانَ لِى أبَوَان أبِرُّهُمَا فِي حَيَاتِهِمَا فَكَيْفَ لِي بِرّهِمَا بَعْدَ مَوتِهِمَا ؟ </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">فَقَـالَ : انَّ مِنَ البِرِّ بَعْدَ المَوْتِ أنْ تُصَلّيَ لَهُمَا مَعَ صَلاَتِـكَ, وَأنْ تَصُومُ مَعَ صيَاْمِكَ </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Bahwa seorang laki-laki bertanya</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> : <i>‘Ya Rasulallah, saya mempunyai ibu dan bapak yang selagi mereka hidup saya berbakti kepadanya. Maka bagaimana caranya saya berbakti kepada mereka, setelah mereka meninggal dunia?’ Jawab Nabi saw : Berbakti setelah mereka wafat ! , caranya adalah dengan melakukan sholat untuk mereka disamping shalatmu, dan berpuasa untuk mereka disamping puasamu !”.</i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pahala Haji. </span></i></b></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">عَنْ ابْنِ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُـمَا انِ امْرَأةَ مِنْ جُهَيْنـَةِ جَائَتْ الَى النَّبِى .صَ. فَقَلَتْ: انَّ أمّي نَذَرَتْ</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">انْ تُحِجَّ فَلَـمْ تَحِجْ حَتَّى مَاتَتْ أفَأحِجَّ غَنْهَا؟ قَالَ : حُجِّي عَنْهَا, لَوْ كَانَ عَلَى أمّـِكَ دَيْن أكَنْتَ قَاضِيـتَهُ ؟</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">اُقْضـُوا فَالله اَحَقُّ بِالقَضَاءِ. وَفِى الرِوَايَةِ : فَالله اَحَـقُّ بِالوَفَـاءِ </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari Ibnu Abbas –radhiyallahu ‘anhuma- bahwa seorang wanita dari Juhainnah datang kepada Nabi saw. dan bertanya</span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">: <i>‘Sesungguhnya ibuku nadzar untuk haji, namun belum terlaksana sampai ia meninggal, apakah saya melakukan haji untuknya? Rasulallah saw. menjawab: Ya, bagaimana pendapatmu kalau ibumu mempunyai hutang, apakah kamu membayarnya?, bayarlah hutang Allah, karena hutang Allah lebih berhak untuk dibayar’. </i>(HR Bukhari) </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada hadits ini Nabi saw. memberi perintah agar membayar haji ibunya yang sudah wafat. Namun bila si mayyit tidak memiliki harta, maka <i>disunnahkan </i>bagi ahli warisnya untuk menghajikannya. Apabila alasan sesuatu atau lain- nya sehingga hal ini tidak bisa dihajikan oleh ahli warisnya, maka penggantian hajinya itu boleh dilimpahkan kepada orang lain, dengan syarat orang ini sendiri harus sudah menunaikan haji, bila belum maka haji yang dikerjakan tersebut berlaku untuk dirinya. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cara seperti ini biasa disebut dengan <i>badal haji</i>. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalilnya ialah hadits dari Ibnu Abbas :</span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Bahwa Nabi saw.pernah mendengar seorang laki-laki berkata: <i>Labbaik an Syubrumah</i> (Ya Allah, saya perkenankan perintahMu untuk si Syubrumah). Nabi bertanya: <i>Siapa Syubrumah itu ? Dia menjawab : Saudara saya atau teman dekat saya. Nabi bertanya: Apakah engkau sudah berhaji untuk dirimu? Dia menjawab: belum! Nabi bersabda: Berhajilah untuk dirimu kemudian berhajilah untuk Syubrumah ! ”.</i> (HR.Abu Daud)</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ditinjau dari dalil Ijma’ (sepakat) ulama dan Qiyas bahwa do’a dalam sholat jenazah akan bermanfaat bagi mayit, bebasnya hutang mayit yang ditanggung oleh orang lain <i>sekalipun bukan</i> keluarga (HR.Ahmad dari Abi Qatadah) dan lain sebagainya, semuanya ini bisa bermanfaat bagi mayit. Pahala itu adalah hak orang yang beramal. Jika ia menghadiahkan kepada saudaranya yang muslim, maka hal itu tidak ada halangan sebagaimana tidak dilarang menghadiahkan harta atau membebaskan hutang untuk orang lain diwaktu hidupnya dan setelah wafatnya. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Demikian juga Rasulallah saw. menganjurkan puasa untuk menggantikan puasa orang yang telah meninggal. Rasulallah saw. <i>menghadiahkan pahala</i>qurban untuk keluarga dan ummatnya yang tidak mampu berqurban, padahal qurban adalah melalui menumpahkan darah. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ibadah haji merupakan <i>ibadah badaniyah</i> (bagi yang dekat). </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Harta bukan merupakan rukun dalam haji tetapi sarana. Hal itu karena seorang penduduk Makkah wajib melakukan ibadah haji apabila ia mampu berjalan ke Arafah tanpa disyaratkan harus memiliki harta. Jadi ibadah haji bukan ibadah yang terdiri dari harta dan badan, namun ibadah badan saja (bagi yang mampu berjalan). Begitu juga kita perhatikan arti </span><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">fardhu kifayah</span></i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">, dimana sebagian orang bisa mewakili sebagian yang lain. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Persoalan <i>menghadiahkan</i> pahala itu mustahab/boleh, jadi <i>bukan menggantikan</i> pahala, sebagaimana seorang buruh tidak boleh digantikan orang lain, tapi gajiannya/upahnya boleh diberi- kan kepada orang lain jika ia mau. </span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Islam telah memberikan penjelasan sampainya pahala ibadah badaniyah seperti membaca Al-Qur’an dan lainnya diqiyaskan dengan sampainya puasa, karena puasa adalah menahan diri dari yang membatalkan disertai niat, dan itu pahalanya bisa sampai kepada mayit. <i>Jika demikian bagaimana mungkin tidak sampainya pahala membaca Alqur’an yang berupa perbuatan dan <b>niat</b> juga? </i></span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hubungan melalui agama merupakan sebab yang paling besar bagi sampai- nya manfaat orang Islam kepada saudaranya dikala hidup dan sesudah wafatnya. Bahkan do’a orang Islam dapat bermanfa’at untuk orang Islam lain. Al-Qur’an tidak menafikan seseorang mengambil manfaat dari usaha orang lain. </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Adapun amal orang lain adalah miliknya, jika orang lain tersebut menghadiahkan amalnya untuk dia, maka pahalanya akan sampai kepadanya bukan pahala amalnya, sebagaimana dalam pembebasan utang. </span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Allah swt. menjelaskan bahwa Dia tidak menyiksa seseorang karena kesalahan orang lain, dan seseorang tidak mendapatkan kebahagiaan kecuali dengan usahanya sendiri. Dan dalam firman-Nya itu, Allah swt. <i>tidak</i>menyatakan bahwa orang tidak dapat mengambil manfaat kecuali dari usahanya sendiri. Ini tidak lain menunjukkan keadilan Allah swt..</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menurut madzhab Hanafi, setiap orang yang melakukan ibadah baik berupa do’a, istiqhfar, shadaqah, tilawatul Qur’an, dzikir, shalat, puasa, thawaf, haji, ‘umrah maupun bentuk-bentuk ibadah lainnya yang bersifat ketaatan dan kebaktian dan ia berniat <i>menghadiahkan pahalanya</i> kepada orang lain, <i>baik yang masih hidup atau yang telah wafat</i>, pahala ibadah yang dilakukannya itu akan sampai kepada mereka dan juga akan diperolehnya sendiri. Demikianlah sebagaimana disebut dalam <i>Al-Hidayah, Al-Bahr</i> dan kitab-kitab lainnya. Didalam kitab <i>Al-Kamal </i>terdapat penjelasan panjang lebar mengenai itu.</span></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Didalam sebuah hadits shahih yang keshahihannya setaraf dengan hadits mutawatir menuturkan, <i>bahwa barangsiapa meniatkan amal kebajikan bagi orang lain, dengan amal kebajikannya itu Allah swt. berkenan memberikan manfaat kepada orang lain yang diniatinya. </i>Hal ini sama dengan hadits mengenai shalat dan puasanya seorang anak untuk kedua orang tuanya, yang dilakukan bersama shalat dan puasanya sendiri. Begitu juga masih banyak hadits shahih dan mutawatir yang berasal dari Rasulallah saw., berita-berita riwayat terpercaya, pendapat-pendapat para ulama baik dari kalangan kaum Salaf dan Khalaf yang menerangkan dan membenarkan bahwa pahala membaca Al-Qur’an, do’a dan istiqhfar yang diniatkan pahalanya untuk orang yang telah wafat </span><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">benar-benar akan sampai kepada orang yang telah wafat itu.</span></i></span><br /> <br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ibnu Taimiyyah didalam <i>Fatawa</i>-nya mengatakan: Adalah benar bahwa orang yang telah wafat beroleh manfaat dari semua <i>ibadah jasmaniah</i>seperti shalat, puasa, membaca Al-Qur’an dan lain-lain yang dilakukan orang yang masih hidup baginya. Ia (si mayyit) pun beroleh manfaat juga dari <i>ibadah maliyah</i> seperti shadaqah dan sebagainya. Semua ini sama halnya jika orang yang masih hidup berdo’a dan beristiqhfar baginya. <i>Mengenai ini para Imam madzhab sepakat.</i></span></span><br /> <span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan adanya hadits-hadits dan wejangan para ulama pakar baik dalam Ijma’ maupun Qiyas yang cukup banyak pada buku ini, insya Allah jelas bagi kita bahwa <i>penghadiahan pahala</i> baik itu membaca Al-Quran, tahlilan, do’a maupun amalan-amalan sedekah yang ditujukan atau dihadiahkan untuk si mayyit, semuanya akan sampai pahalanya. Ingat jangan lupa Rahmat dan Karunia Ilahi sangat luas sekali jangan kita sendiri yang membatasinya ! Setelah membaca keterangan-keterangan dan dalil-dalil yang telah dikemukakan, insya Allah saudara-saudara kita yang menerima kesalahan informasi tersebut bisa menjawab dan meneliti sendiri masalah-masalah yang masih diragukan !</span></span><br /> <br /> </div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-57912228225277344812013-03-01T14:41:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.280+07:00Apakah Membuat bangunan (kubbah) diatas kuburan bid'ah dholalah ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i></i></b><span style="font-size: large;"><i><b>K</b></i></span>eterangan pendapat para ulama pakar mengenai <i>pembangunan kubbah</i> dan memberi penerangan diatas kuburan. Membuat bangunan diatas kuburan para sahabat Nabi, Ahlul-Bait, para waliyullah dan para ulama dibolehkan (ja’iz), bahkan dipasang penutup (kain dan sebagainya) pun dibolehkan. Mengenai pemasangan kubbah diatasnya, para ulama berbeda pendapat, jika kuburan itu terletak pada tanah wakaf atau diwakafkan fi sabilillah. Lain halnya jika kuburan itu terletak pada tanah hak milik, dalam hal ini tidak dilarang dan para ulama pun sepakat atas kebolehannya. Menyalakan lampu diatas kuburan pun dibolehkan apabila bangunannya digunakan sebagai musholla, atau sebagai tempat belajar ilmu, atau tempat orang tidur didalam bangunan, membaca al-Qur’an atau untuk menerangi lalu lintas sekitarnya. Semuanya ini dibolehkan. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Banyak riwayat diketengahkan oleh para ulama ahli hadits dan para ulama ahli Fiqih mengenai ja’iznya (dibolehkannya) hal-hal diatas itu. Bahkan diantara mereka ada yang berpendapat : <i>‘Meskipun dengan maksud kemegahan’</i>. Hal ini disebut dalam kitab Ad-Durr Al-Mukhtar. Ada pula yang menegaskan ja’iznya pembuatan bangunan diatas kuburan, walau berupa rumah. Demikian itulah yang dikatakan para <i>ulama muhaqqiqun</i> (para ulama yang tidak diragukan kebenaran fatwa-fatwanya) dari empat madzhab dan lain-lain. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Ibnu Hazm didalam Al-Muhalla mengatakan: “Jika diatas kuburan itu dibangun sebuah rumah atau tempat persinggahan pun tidak dimakruhkan (yakni boleh-boleh saja)”. Demikian juga yang dikatakan oleh Ibnu Muflih didalam Al-Furu’, bagian dari Fiqh madzhab Hanbali. Penulis Al-Mustau’ab dan Al-Muharrir mengatakan: “Pembuatan kubbah (di kuburan), rumah dan tempat untuk berkumpul diatas tanah milik sendiri tidak ada salahnya, karena penguburan jenazah didalamnya dibolehkan”. </span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Demikian juga yang dikatakan oleh <i>Ibnul-Qashshar dan jama’ah madzhab Maliki</i>, yaitu sebagaimana dikatakan oleh Al-Khattab didalam Syarhul-Mukhtashar. Itu mengenai kuburan orang awam. Mengenai kuburan orang-orang Sholeh, Ar-Rahmani mengatakan: “Diatas kuburan orang-orang sholeh boleh didirikan bangunan, sekalipun berupa kubbah, guna menghidupkan ziarah dan tabarruk”. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Murid Ibnu Taimiyyah yaitu <i>Imam Ibnu Muflih</i> dari madzhab Hanbali menyata kan pendapatnya didalam Al-Fushul : ‘Mendirikan bangunan berupa kubbah, atau Hadhirah (tempat untuk berkumpul jama’ah) diatas kuburan, boleh dilakukan asal saja kuburan itu berada ditanah milik sendiri. Akan tetapi jika tanah itu telah diwakafkan di jalan Allah (musbalah), hal itu <i>makruh</i> (tidak disukai), karena mengurangi luas tanah tanpa guna’. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Mengenai Ibnu Muflih itu, Ibnul Qayyim yang juga murid Ibnu Taimiyyah dari madzha Hanbali, mengatakan : “Dibawah kolong langit ini saya tidak melihat seorang ahli Fiqih (pada zamannya) madzhab Ahmad bin Hanbal yang ilmunya melebihi dia (Ibnu Muflih)”. Wallahu a’lam. </span></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-37787188547761830722013-03-01T14:26:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.374+07:00Membangun masjid disisi kuburan apakah bid'ah dhalalah ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-size: x-large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif";"></span></i></b></span></span></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikut ini kumpulan sekelumit makalah dari website Salafy Indonesia 28 Februari 2007. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“ Salah satu keyakinan Ahlusunah yang mempunyai dasar dalil al-Qur’an, as-Sunnah dan prilaku Salaf Sholeh –yang dituduhkan sebagai perilaku syirik oleh kelompok <span style="font-size: small;"><i><b>mereka</b></i></span>– adalah tentang diperbolehkannya membangun masjid <i>di sisi</i> kuburan para Rasul, nabi dan waliyullah. Hal ini sebagaimana yang dinyatakan (fatwa) oleh Ibnu Taimiyah –yang kemudian di-ikuti (secara taklid buta) oleh segenap kelompok <span style="font-size: small;"><i><b>mereka</b></i></span>– sebagaimana yang tercantum dalam kitab <i>al-Qaidah al-Jalilah</i> halaman 22. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibn Taimiyah mengatakan: “<i>Nabi melarang menjadikan kuburannya sebagai masjid, yaitu tidak memperbolehkan seseorang pada waktu-waktu shalat untuk mendatangi, shalat dan berdo’a di sisi kuburannya, walaupun dengan maksud beribadah untuk Allah sekalipun. Hal itu dikarenakan tempat-tempat semacam itu menjadi sarana untuk perbuatan syirik. Yaitu boleh jadi nanti mengakibatkan seseorang melakukan do’a dan shalat untuk ahli kubur dengan mengagungkan dan menghormatinya. Atas dasar itu maka mem- bangun masjid di sisi kuburan para waliyullah merupakan perbuatan <b>haram</b>. Oleh karenanya walaupun pembangunan masjid itu sendiri merupakan sesuatu yang ditekankan namun dikarenakan perbuatan seperti tadi dapat menjerumuskan seseorang kedalam prilaku syirik maka hukumnya <b>secara mutlak haram</b>”. </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa dalil dari ungkapan Ibnu Taimiyah di atas? Memang Ibnu Taimiyah menyandarkan fatwanya tadi dengan hadits-hadits yang diriwayatkan dalam beberapa kitab Ahlusunah. Namun sayangnya beliau tidak memiliki analisa dan penerapan yang tepat dan bagus dalam memahami hadits-hadits tadi sehingga menyebabkannya terjerumus kedalam kejumudan (kekakuan) dalam menerapkannya. Selain pemahaman Ibnu Taimiyah terhadap hadits-hadits tadi terlampau kaku, juga tidak sesuai dengan ayat al-Qur’an, as-Sunnah dan perilaku Salaf Sholeh. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibnu Taimiyah menyandarkan fatwanya tersebut dengan hadits-hadits sebagai berikut : </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertama</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">: Rasulallah bersabda: <i>“Allah melaknat kaum Yahudi dan Nasrani dikarenakan mereka telah menjadikan kubur para nabinya sebagai <b>tempat ibadah</b>”.</i> (lihat kitab Shahih Bukhari jilid 2 halaman 111 dalam kitab al-Jana’iz (jenazah-jenazah), hadits serupa juga dapat ditemukan dalam kitab Sunan an-Nasa’i jilid 2 halaman 871 kitab al-Jana’iz) </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedua</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">: Sewaktu Ummu Habibah dan Ummu Salamah menemui Rasulallah dan berbincang-bincang tentang tempat ibadah (gereja) yang pernah dilihat- nya di Habasyah, lantas Rasulallah bersabda: “<i>Mereka adalah kaum yang setiap ada orang sholeh dari mereka yang meninggal niscaya mereka akan membangun tempat ibadah <b>diatasnya</b> dan mereka pun <b>menghadapkan </b>mukanya ke situ. Mereka di akhirat kelak tergolong makhluk yang buruk di sisi Allah”.</i>(lihat kitab Shahih Muslim jilid 2 halaman 66 kitab al-Masajid)</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga:</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Dari Jundab bin Abdullah al-Bajli yang mengatakan; aku mendengar lima hari sebelum Rasulallah meninggal, beliau bersabda: <i>“Ketahuilah, sesungguhnya sebelum kalian terdapat kaum yang menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai <b>tempat ibadah</b>. Namun janganlah kalian melakukan semacam itu. Aku ingatkan hal tersebut pada kalian”.</i> (lihat kitab Shahih Muslim jilid 1 halaman 378) </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keempat:</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Diriwayatkan dari Nabi bahwa beliau pernah bermunajat kepada Allah swt dengan mengatakan: “<i>Ya Allah, jangan Kau jadikan kuburku sebagai tempat <b>penyembahan berhala</b>. Allah melaknat kaum yang menjadikan kuburan para nabi sebagai tempat ibadah”.</i> (lihat kitab Musnad Ahmad bin Hanbal jilid 2 halaman 246)</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ini adalah riwayat-riwayat yang dijadikan dalil para pengikut Salafi untuk mengatakan syirik terhadap kaum Ahlusunah –termasuk di Indonesia– yang ingin membangun masjid di sisi kubur para kekasih Allah (waliyullah). Di Indonesia para sekte Wahabi tadi mengejek dan menghinakan kuburan para sunan (dari Wali Songo) yang rata-rata <b>di sisi</b>makam mereka terdapat bangunan yang disebut masjid. Lantas apakah benar bahwa hadits-hadits itu mengandung larangan pembuatan masjid di sisi kubur para waliyullah secara mutlak? Disini kita akan telaah dan kritisi cara berdalil kaum Wahabi dalam menggunakan hadits-hadits shohih tadi sebagai sandarannya.</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada beberapa poin yang harus diperhatikan dalam mengkritisi dalil kaum<span style="font-size: x-large;"><i><b> <span style="font-size: small;">mereka</span></b></i></span> yang menjadikan hadits-hadits diatas sebagai pelarangan pembangunan masjid <b>di sisi</b> makam waliyullah secara mutlak:</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a.</span></b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Untuk memahami hadits-hadits tadi maka kita harus memahami terlebih dahulu <i>tujuan/niat</i> kaum Yahudi dan Nasrani dari pembikinan tempat ibadah di sisi para manusia sholeh mereka tadi. Dikarenakan melihat “tujuan buruk” kaum Yahudi dan Nasrani dalam membangun tempat ibadah di sisi kuburan itu maka keluarlah larangan Rasulallah. Dari hadits-hadits tadi dapat diambil suatu pelajaran bahwa kaum Yahudi dan Nasrani telah menjadikan kuburan para nabi dan manusia sholeh dari mereka bukan hanya sebagai tempat ibadah melainkan sekaligus sebagai <i>kiblat </i>(arah ibadah). Kepada kuburan itulah mereka menghadapkan muka mereka sewaktu bersujud (sebagai kiblat dan beribadah yang ditujukan pada penghuni kubur itu –pen.). Hakekat perilaku inilah yang meniscayakan sama hukumnya dengan <i>menyembah </i>kuburan-kuburan itu. Inilah yang dilarang dengan tegas oleh Rasulallah Muhammad saw. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadi jika seorang muslim membangun masjid disisi kuburan seorang waliyullah sekedar untuk mengambil <i>berkah</i> (<b>baca bab Tabarruk—pen.</b>) dari tempat tersebut dan sewaktu ia melakukan shalat <b><i>tidak ada niatan</i></b> sedikit pun untuk <i>menyembah </i>kubur tadi maka hal ini tidak bertentangan dengan hadits-hadits di atas tadi, terkhusus hadits dari Ummu Salamah dan Ummu Habibah yang menjelaskan kekhususan kaum Yahudi dan Nasrani dalam menjadikan kubur manusia sholeh dari mereka sebagai tempat ibadah.</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Baidhawi dalam mensyarahi hadits tadi menyatakan: “<i>Hal itu dikarenakan kaum Yahudi dan Nasrani selalu mengagungkan kubur para nabi dengan melakukan sujud dan menjadikannya sebagai kiblat </i>(arah ibadah).<i>Atas dasar inilah akhirnya kaum muslimin dilarang untuk melakukan hal yang sama dikarenakan perbuatan ini merupakan perbuatan syirik yang nyata. Namun jika masjid dibangun di sisi kuburan seorang hamba sholeh dengan niatan <b>ber-tabarruk</b></i></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(mencari berkah)<i> maka pelarangan hadits tadi tidak dapat diterapkan padanya”.</i> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hal serupa juga dinyatakan oleh As-Sanadi dalam mensyarahi kitab Sunan an-Nasa’i jilid 2 halaman 41 dimana ia menyatakan: “<i>Nabi melarang umatnya untuk melakukan perbuatan yang mirip prilaku Yahudi dan Nasrani dalam memperlakukan kuburan para nabi mereka, baik dengan menjadikannya sebagai tempat sujud dan tempat pengagungan </i>(pada kuburnya)<i> maupun arah kiblat dimana mereka akan menghadapkan wajahnya ke arahnya </i>(kubur)<i>sewaktu ibadah”.</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">b.</span></b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Sebagian hadits di atas menyatakan akan pelarangan membangun masjid <b><i>“diatas”</i></b> kuburan, bukan <i>disisi</i>(disamping) kuburan. Letak perbedaan redaksi inilah yang kurang diperhatikan oleh kaum <span style="font-size: x-small;"><i><b>mereka</b></i></span> dalam berdalil.</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">c.</span></b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Begitu juga tidak jelas apakah pelarangan (tempat ibadah dan arah kiblat) dalam hadits itu menjurus kepada hukum <i>haram</i> ataupun hanya sekedar <i>makruh</i> (tidak sampai pada derajat haram) saja. Hal itu dikarenakan Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya (lihat kitab Shahih al-Bukhari jilid 2 halaman 111) dimana beliau mengumpulkan hadits-hadits itu ke dalam topik “<i>Bab apa yang dimakruhkan dari menjadikan masjid di atas kuburan”</i>(Bab maa yukrahu min ittikhodz al-Masajid ‘alal Qubur) dimana ini meniscayakan bahwa hal itu sekedar pelarangan yang bersifat makruh saja yang selayak- nya dihindari, bukan mutlak haram.</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atas dasar itu, dalam kitab <i>al-Maqolaat as-Saniyah</i>halaman 427 disebutkan bahwa Syeikh Abdullah Harawi dalam menjelaskan hadits di atas tadi mengatakan: <i>“Hadits tadi diperuntukkan bagi orang yang hendak melakukan ibadah <b>diatas</b> kuburan para nabi dengan niat untuk mengagungkan </i>(menyembah)<i> kubur mereka. Ini terjadi jika posisi kuburan itu nampak (menonjol .red) dan terbuka. Jika tidak maka melaksanakan shalat di situ <b>tidak haram</b> hukumnya”.</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu pula apa yang dinyatakan oleh salah seorang ulama Ahlusunah lain yang bermadzhab Hanafi yang bernama Abdul Ghani an-Nablusi dalam kitab <i>al-Hadiqoh ast-Tsaniyah</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> jilid 2 halaman 631. Ia menyatakan: </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Jika sebuah masjid dibangun di sisi kuburan </span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(makam)<i> orang sholeh ataupun di samping kuburannya yang hanya berfungsi untuk mengambil <b>berkahnya </b>saja, tanpa ada niatan untuk mengagungkannya </i>(maksud:<i> </i>menyembahnya) <i>maka hal itu tidak mengapa. Sebagaimana kuburan Ismail as terletak <b>di Hathim di dalam Masjidil Haram</b> dimana tempat itu adalah sebaik-baik tempat untuk melaksanakan shalat”.</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allamah Badruddin al-Hautsi pun menyatakan hal serupa dalam kitab <i>Ziarah al-Qubur</i> halaman 28:<i> “Arti dari mejadikan kuburan sebuah masjid adalah seseorang menjadikan kuburan sebagai kiblat </i>(arah ibadah)<i> dan untuknya dilaksanakan peribadatan”.</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">d.</span></b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Bahkan terbukti bahwa at-Tabrani dalam kitab <i>al-Mu’jam al-Kabir</i> jilid 3 halaman 204 menyatakan bahwa di dalam masjid <i>Khaif</i>(di Mina dekat Makkah .red) terdapat <i>delapan puluh</i> makam para nabi, padahal masjid itu telah ada semenjak zaman Salaf Sholeh. Lantas kenapa para Salaf Sholeh tetap mempertahankan berdiri tegaknya masjid tersebut. Jika itu merupakan perbuatan syirik (haram) maka selayaknya sejak dari dulu telah dihancurkan oleh Rasulallah besrta para sahabat mulai beliau.</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalil lain yang dijadikan oleh kaum Salafi –terkhusus Ibnu Qoyyim al-Jauziyah– adalah kaidah Sadd adz-Dzarayi’ dimana kaidah itu menyatakan: <i>“Jika sebuah perbuatan secara dzatnya </i>(esensial)<i>dihukumi boleh ataupun sunah, namun dengan melalui perbuatan itu menjadikan seseorang mungkin akan terjerumus kedalam perbuatan haram maka untuk menghindari hal buruk tersebut </i>–<i>agar orang tadi tidak terjerumus ke dalam jurang tersebut</i>– <i>perbuatan itupun lantas dihukumi haram”.</i> (lihat kembali kitab A’lam al-Muwaqi’in jilid 3 halaman 148).</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalil di atas itu secara ringkas dapat kita jawab bahwa; Dalam pembahasan Ushul Fikih disebutkan <i>“Hanya mukadimah untuk pelaksanaan perbuatan wajib yang menjurus secara <b>langsung </b>kepada kewajiban itu saja yang juga dihukumi wajib” </i>seperti kita tahu kewajiban wudu’ karena ia merupakan mukadimah langsung dari shalat yang wajib. Begitu juga dengan <i>“mukadimah yang menjurus <b>langsung</b> kepada hal haram, hukumnya pun haram”,</i> jadi tidak mutlak berlaku untu semua mukadimah. Atas dasar ini maka membangun masjid disisi kuburan manusia mulia (para nabi atau waliyullah) jika tidak untuk <i>tujuan syirik</i> maka tidak menjadi apa-apa (boleh). </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan terbukti mutlak bahwa mayoritas mutlak masyarakat muslim disaat melakukan hal tersebut dengan <i>niatan penghambaan</i> terhadap Allah (tidak untuk menyekutukan Allah/Syirik). Kalaupun ada seorang muslim yang berniat melakukan syirik, itu merupakan hal yang sangat jarang (minim) sekali (dan dosanya ditanggung orang ini karena kita tidak bisa mengharam kan pembangunan masjid disisi kuburan disebabkan perbuatan perorangan/ individu ini–pen).</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalil inti yang dapat dijadikan argument diskusi dengan pengikut <span style="font-size: small;"><i>salafi</i></span> dalam masalah pelarangan membangun masjid di sisi makam para manusia Sholeh adalah ayat dan perilaku Salaf Sholeh. Berikut ini akan kita sebutkan beberapa dalil saja untuk meringkas pembahasan. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam ayat 21 dari surat al-Kahfi disebutkan: <i>“Ketika orang-orang itu ber- selisih tentang urusan mereka, orang-orang itu berkata: “dirikanlah sebuah bangunan diatas </i>(gua)<i> mereka, Tuhan mereka lebih mengetahui tentang mereka”. orang-orang yang berkuasa atas urusan mereka berkata: “Sesungguhnya kami akan mendirikan sebuah rumah peribadatan diatasnya”.</i> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jelas sekali bahwa mayoritas masyarakat ahli tauhid (monoteis) kala itu sepakat untuk membangun masjid disisi makam para penghuni gua (Ashabul-Kahfi). Tentu kaum <span style="font-size: small;"><i>salafi</i></span> pun sepakat dengan kaum muslimin lainnya bahwa al-Qur’an bukan hanya sekedar kitab cerita yang hanya begitu saja menceritakan peristiwa-peristiwa menarik zaman dahulu tanpa memuat ajaran untuk dijadikan pedoman hidup kaum muslimin. Jika kisah pembuatan masjid di sisi makam Ashabul-Kahfi merupakan perbuatan syirik maka pasti Allah swt menyindir dan mencela hal itu dalam lanjutan kisah al-Qur’an tadi, karena syirik adalah perbuatan yang paling dibenci oleh Allah swt. Namun terbukti Allah swt tidak melakukan peneguran baik secara langsung maupun secara tidak langsung (sindiran).</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atas dasar itu pula terbukti para ulama tafsir Ahlusunah menyatakan bahwa para penguasa kala itu adalah orang-orang <i>yang bertauhid</i>kepada Allah swt., bukan kaum musyrik penyembah kuburan (Quburiyuun). Hal ini seperti yang dikemukakan oleh az-Zamakhsari dalam kitab <i>Tafsir al-Kassyaf</i>jilid 2 halaman 245, Fakhrurrazi dalam kitab <i>Mafatihul Ghaib</i> jilid 21 halaman 105, Abu Hayyan al-Andalusy dalam kitab <i>al-Bahrul Muhith</i> dalam menjelaskan ayat 21 dari surat al-Kahfi tadi dan Abu Sa’ud dalam kitab <i>Tafsir Abi Sa’ud</i> jilid 5 halaman 215.</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagai penutup akan kita lihat perilaku Salaf Sholeh yang dalam hal ini diwakili oleh <i>Abu Jundal</i> salah seorang sahabat mulia Rasulallah. Para Ahli sejarah menjelaskan peristiwa yang dialami oleh Abu Jundal dengan menyatakan: <i>“Suatu saat, sepucuk surat Rasulallah sampai ke tangan Abu Jundal. Kala surat itu sampai, Abu Bashir </i>(juga sahabat mulia Rasulallah yang menemani Abu Jundal .red)<i> tengah mengalami sakaratul-maut </i>(naza’</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">).<i> Beliau meninggal dengan posisi menggenggam surat Rasulallah. Kemudian Abu Jundal mengebumikan beliau </i>(Abu Bashir .red)<i> di tempat itu dan mem- bangun masjid di atasnya”.</i> Kisah ini dapat dilihat dalam karya Ibnu Asakir dalam kitab <i>Tarikh Ibnu Asakir</i> </span><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">jilid 8 halaman 334 dan atau kitab <i>al-Isti’ab</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> jilid 4 halaman 21-23 karya Ibnu Hajar.</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: medium;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apakah mungkin seorang sahabat Rasulallah seperti Abu Jundal melakukan perbuatan syirik</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">? <i>Jika itu syirik, mengapa Rasulallah saw. sendiri atau para sahabatnya tidak menegurnya?</i> <i>Apakah Rasulallah dan sahabat-sahabat lain nya tidak tahu akan peristiwa itu</i>? Jika mereka tahu, kenapa mereka tetap membiarkannya melakukan kesyirikkan? Jelas bahwa membangun masjid di sisi kuburan merupakan <b><i>hal yang diperbolehkan</i></b> oleh Islam sesuai dengan dalil ayat al-Qur’an dan prilaku Salaf Sholeh, hukumnya tidak seperti yang diklaimkan oleh kelompok Wahabi yang berkedok Salafi itu. Wallahu A’lam. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan demikian golongan <span style="font-size: medium;">m<span style="font-size: medium;">ereka</span></span> –sebagaimana yang telah dikemukakan di buku ini– tidak bisa membedakan antara <i>ibadah</i>dan <i>ta’dzim </i>(penghormatan tinggi) atau antara <i>ibadah</i> dan <i>tabarruk </i>pada Rasulallah atau pada orang sholeh, <i>antara</i> <i>ibadah </i>dan <i>tawassul </i>pada Rasulallah atau pada orang sholeh<i> </i>dan lain sebagainya. Golongan <span style="font-size: small;"><i>salafi</i></span> ini tidak bisa memahami tolak ukur Tauhid dan Syirik serta memahami ayat-ayat ilahi dan sunnah Rasulallah secara tekstual dan literal saja tanpa melihat motif dan makna yang dimaksudkan dalam ayat Ilahi atau Sunnah Rasulallah saw. tersebut.</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu juga kalau kita lihat dimasjid Nabawi Madinah, didalamnya masjid ini ada kuburan manusia yang termulia yaitu Rasulallah saw. dan kuburan Sayyidinaa Abubakar dan Sayyidinaa Umar bin Khattab [ra] yang mana kaum muslimin sholat disamping, dibelakang, dimuka kuburan yang mulia ini. Kuburan ini –walaupun sekarang sekelilingnya diberi pagar besi– letaknya malah bukan <b><i>disisi</i></b> masjid tetapi <b><i>didalam</i></b>masjid Nabawi. Begitu juga kuburan Nabi Ismail a.s <i>di Hathim di dalam Masjidil Haram Makkah. </i></span></span></div><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: medium; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jutaan muslimin yang berebutan untuk bisa sholat disamping kiri dan kanan atau dimuka kuburan Nabawi ini dan di Hathim didalam Masjidil Haram Makkah. Kalau memang itu perbuatan <i>syirik</i> dan <i>haram</i>tidak mungkin dilaksanakan oleh jutaan muslimin yang sholat di tempat-tempat ini –baik dari kalangan ulama maupun kalangan awam– serta dibiarkan oleh para ulama-ulama pakar sedunia termasuk disini ulama-ulama Wahabi yang ada di Saudi Arabia. Tidak lain semuanya bukan termasuk beribadah kepada kuburan (yakni tidak ada keniatan untuk beribadah kepada kuburan melainkan hanya pengambilan barokah/tabarruk pada tempat yang mulia itu—pen.) dan bukan perbuatan haram. Wallahu a’lam.</span></span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-16434405325399756462013-02-22T16:04:00.000+07:002013-03-14T16:38:12.676+07:00Apakah Shalat Tarawih berjamaah lebih dari 8 rakaat tidak pernah dikerjakan Rasulullah SAW???<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="1028"/></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">S<span style="font-size: large;">halat </span>Tarawih </span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagian ulama ada yang berpendapat shalat Tarawih delapan rakaat lebih <i>afdhal</i>. Bahkan ada yang ekstrim, yaitu sebagian umat Islam yang berkeyakinan shalat Tarawih tidak boleh melebihi delapan rakaat. <b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Syekh Muhammad Nashir al-Din al-Albani berpendapat bahwa shalat Tarawih lebih dari sebelas rakaat itu sama saja dengan shalat Zhuhur lima rakaat.(15)</b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikut ini adalah beberapa dalil yang biasa mereka gunakan untuk membenarkan pendapatnya sekaligus sanggahannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Hadis Ubay bin Ka`ab :</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أخبرنا أحمد بن علي بن المثنى ، قال : حدثنا عبد الأعلى بن حماد ، قال : حدثنا يعقوب القمي ، قال : حدثنا عيسى بن جارية ، حدثنا جابر بن عبد الله ، قال : جاء أبي بن كعب إلى النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله ، إنه كان مني الليلة شيء – يعني في رمضان – قال : وما ذاك يا أبي ؟ قال : نسوة في داري قلن : إنا لا نقرأ القرآن ، فنصلي بصلاتك ، قال : فصليت بهن ثماني ركعات ، ثم أوترت ، قال : فكان شبه الرضا ، ولم يقل شيئا.</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari Jabir bin Abdullah, ia berkata : “Ubay bin Ka`ab datang menghadap Nabi shallallahu alaihi wa sallam lalu berkata : “Wahai Rasulullah tadi malam ada sesuatu yang saya lakukan, maksudnya pada bulan Ramadhan.” Nabi shallallahu alaihi wa sallam kemudian bertanya: “Apakah itu, wahai Ubay?” Ubay menjawab : “Orang-orang wanita di rumah saya mengatakan, mereka tidak dapat membaca Al-Qur`an. Mereka minta saya untuk mengimami shalat mereka. Maka saya shalat bersama mereka delapan rakaat, kemudian saya shalat Witir.” Jabir kemudian berkata : “Maka hal itu sepertinya diridhai Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan beliau tidak berkata apa-apa.” </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(HR. Ibnu Hibban).</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis ini kualitasnya lemah sekali. Karena di dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Isa bin Jariyah. Menurut Imam Ibnu Ma`in dan Imam Nasa`i, Isa bin Jariyah adalah sangat lemah hadisnya (Lihat di <span style="color: blue;">http://125.164.221.44/hadisonline/hadis9/daftar_open.php</span> lalu ketik dikata kunci isa bin jariyah tekan enter maka akan terlihat LEVEL QUALITAS PERAWINYA 8 artinya dhoif) . Bahkan Imam Nasa`i pernah mengatakan bahwa Isa bin Jariyah adalah <i>matruk</i>(hadisnya semi palsu karena ia pendusta). Di dalam hadis ini juga terdapat rawi bernama Ya`qub al-Qummi. Menurut Imam al-Daruquthni, Ya`qub al-Qummi adalah lemah (<i>laisa bi al-qawi</i>).(16)</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Hadis Jabir :</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">حدثنا عثمان بن عبيد الله الطلحي قال نا جعفر بن حميد قال نا يعقوب القمي عن عيسى بن جارية عن جابر قال صلى بنا رسول الله صلى الله عليه و سلم في شهر رمضان ثماني ركعات وأوتر.</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari Jabir, ia berkata : “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah mengimami kami shalat pada bulan Ramadhan delapan rakaat dan Witir.” </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(HR. Thabarani).</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis ini kualitasnya sama dengan Hadis Ubay bin Ka`ab di atas, yaitu lemah bahkan <i>matruk </i>(semi palsu). karena di dalam sanadnya terdapat rawi yang sama, yaitu Isa bin Jariyah dan Ya`qub al-Qummi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Hadis Sayyidah A`isyah tentang shalat Witir :</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dari sebelas rakaat.” </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(<i>Muttafaq `alaih</i>).</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut kelompok pendukung Tarawih delapan rakaat, sebelas rakaat yang di maksud pada hadis ini adalah delapan rakaat Tarawih dan tiga rakaat Witir.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari segi sanad, hadis ini tidak diragukan lagi keshahihannya. Karena di riwayatkan oleh Imam al-Bukhari, Imam Muslim dan lain-lain (<i>muttafaq `alaih</i>). Hanya saja, penggunaan hadis ini sebagai dalil shalat Tarawih perlu di kritisi dan di koreksi ulang.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berikut ini adalah beberapa kritikan dan sanggahan yang perlu diperhatikan oleh para pendukung Tarawih delapan rakaat :</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Pemotongan hadis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kawan-kawan yang sering menjadikan hadis ini sebagai dalil shalat Tarawih, biasanya tidak membacanya secara utuh, akan tetapi mengambil potongannya saja sebagaimana disebutkan di atas. Bunyi hadis ini secara sempurna adalah sebagai berikut :</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَنْ أَبِي سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُ أخبره أَنَّهُ سَأَلَ عَائِشَةَ –رضي الله عنها- : كَيْفَ كَانَتْ صَلَاةُ رَسُولِ اللَّهِ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- فِي رَمَضَانَ ؟ قَالَتْ : مَا كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزِيدُ فِي رَمَضَانَ وَلَا فِي غَيْرِهِ عَلَى إِحْدَى عَشْرَةَ رَكْعَةً ، يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي أَرْبَعًا فَلَا تَسْأَلْ عَنْ حُسْنِهِنَّ وَطُولِهِنَّ ، ثُمَّ يُصَلِّي ثَلَاثًا ، قَالَتْ عَائِشَةُ : فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللَّهِ ، أَتَنَامُ قَبْلَ أَنْ تُوتِرَ ؟ فَقَالَ : يَا عَائِشَةُ ، إِنَّ عَيْنَيَّ تَنَامَانِ وَلَا يَنَامُ قَلْبِي.</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dari Abi Salamah bin Abd al-Rahman, ia pernah bertanya kepada Sayyidah A`isyah radhiyallahu `anha perihal shalat yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pada bulan Ramadhan. A`isyah menjawab : “Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tidak pernah menambahi, baik pada bulan Ramadhan maupun selain bulan Ramadhan, dari sebelas rakaat. Beliau shalat empat rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat empat rakaat, dan jangan kamu tanyakan baik dan panjangnya. Kemudian beliau shalat tiga rakaat. A`isyah kemudian berkata : “Saya berkata, wahai Rasulullah, apakah anda tidur sebelum shalat Witir?” Beliau menjawab : “Wahai A`isyah, sesungguhnya kedua mataku tidur, akan tetapi hatiku tidak tidur.”</span></i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemotongan hadis boleh-boleh saja dilakukan, dengan syarat, orang yang memotong adalah orang alim dan bagian yang tidak disebutkan tidak berkaitan dengan bagian yang disebutkan. Dalam arti, pemotongan tersebut tidak boleh menimbulkan kerancuan pemahaman dan kesimpulan yang berbeda. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemotongan pada hadis di atas, berpotensi menimbulkan kesimpulan berbeda, karena jika di baca secara utuh, konteks hadis ini sangat jelas berbicara tentang shalat Witir, bukan shalat Tarawih, karena pada akhir hadis ini, A`isyah menanyakan shalat Witir kepada Rasulullah <i>shallallahu alaihi wa sallam</i>.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Kesalahan dalam memahami maksud hadis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hadis di atas, Sayyidah A`isyah dengan tegas menyatakan bahwa Nabi <i>shallallahu alaihi wa sallam</i>tidak pernah melakukan shalat melebihi sebelas rakaat baik pada bulan Ramadhan maupun pada bulan-bulan yang lain. Shalat yang dilakukan sepanjang tahun, baik pada bulan Ramadhan maupun bulan lainnya, <b>tentu bukanlah shalat Tarawih</b>. <u>Karena shalat Tarawih hanya ada pada bulan Ramadhan</u>. Oleh karena itu para ulama berpendapat bahwa hadis ini bukanlah dalil shalat Tarawih. Akan tetapi dalil shalat Witir.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesimpulan ini diperkuat oleh hadis lain yang juga diriwayatkan oleh Sayyidah A`isyah <i>radhiyallahu `anha.</i></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عن عائشة – رضي الله عنها – : قالت : « كان النبيُّ -صلى الله عليه وسلم- يُصلِّي من الليل ثلاثَ عَشْرَةَ ركعة ، منها الوتْرُ وركعتا الفجر ».</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari A`isyah radhiyallahu `anha, ia berkata : “Nabi shallallahu alaihi wa sallam shalat malam tiga belas rakaat, antara lain shalat Witir dan dua rakaat Fajar.” </span></i></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(HR. Bukhari).</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Pemenggalan Hadis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, kawan-kawan pendukung Tarawih delapan rakaat mengatakan bahwa maksud dari pada sebelas rakaat pada hadis di atas adalah delapan rakaat Tarawih dan tiga rakaat Witir. Hal ini tidak tepat. Karena ini berarti satu hadis yang merupakan dalil untuk satu paket shalat dipenggal menjadi dua, delapan rakaat Tarawih dan tiga rakaat Witir.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di sisi lain, jika kita menyetujui pemenggalan ini, maka<i> </i>kita harus menyetujui bahwa selama bulan Ramadhan Nabi <i>shallallahu alaihi wa sallam </i>hanya melakukan shalat Witir tiga rakaat saja. Ini tidak pantas bagi beliau yang merupakan tauladan bagi umat dalam hal ibadah. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam al-Tirmidzi mengatakan : “Diriwayatkan dari Nabi <i>shallallahu alaihi wa sallam </i>shalat Witir 13, 11, 9, 7, 5, 3 dan 1 rakaat.” Apabila di selain bulan Ramadhan saja beliau melakukan shalat Witir sebanyak 13 atau 11 rakaat, pantaskah beliau hanya melakukan shalat Witir hanya tiga rakaat saja pada bulan Ramadhan yang merupakan bulan ibadah?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inkonsisten dalam mengamalkan hadis.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hadis di atas secara jelas dinyatakan bahwa Nabi <i>shallallahu alaihi wa sallam</i> tidak pernah melakukan shalat melebihi sebelas rakaat baik pada bulan Ramadhan maupun pada bulan-bulan yang lain. Kalau mau konsisten, kawan-kawan yang memahami bahwa sebelas rakaat pada hadis di atas maksudnya adalah delapan rakaat Tarawih dan tiga rakaat Witir, seharusnya mereka melakukan shalat Tarawih dan Witir sepanjang tahun, dan bukan pada bulan Ramadhan saja. Tetapi kenyataannya tidak demikian. Entah dasar apa yang mereka pakai untuk memenggal hadis tersebut pada bulan Ramadhan saja.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Kontradiksi dengan pemahaman para shahabat Nabi.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pemenggalan hadis seperti itu juga bertentangan dengan konsensus (<i>ijma`</i>) para shahabat <i>radhiyallahu `anhum </i>termasuk diantaranya Khulafa` al-Rasyidin yang melakukan shalat Tarawih dua puluh rakaat. Hal itu berarti juga bertentangan dengan tuntunan Nabi Muhammad <i>shallallahu alaihi wa sallam</i>. Karena Nabi <i>shallallahu alaihi wa sallam </i>memerintahkan kita untuk mengikuti jejak para Khulafa` al-Rasyidin. Dalam sebuah hadis disebutkan :</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَلَيْكُمْ بِسُنَّتِي وَسُنَّةِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ مِنْ بَعْدِي</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ikutilah sunnahku dan sunnah al-Khulafa` al-Rasyidin setelahku!” </span></i></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Tirmidzi, Ibnu Majah, Ibnu Hibban dan al-Hakim).</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hadis yang lain disebutkan :</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اقْتَدُوا بِاللَّذَيْنِ مِنْ بَعْدِى أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ikutilah orang-orang setelahku, yaitu Abu Bakar dan Umar!”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (HR. Ahmad, al-Tirmidzi, Ibnu Majah dan lain-lain).</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hadis yang lain juga disebutkan :</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">إن الله جعل الحق على لسان عمر وقلبه</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran pada lisan dan hati Umar.” </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(HR. Ahmad, Abu Dawud, al-Hakim, al-Tirmidzi dan lain-lain).</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Kerancuan linguistik.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kata <i>tarawih </i>dalam bahasa Arab adalah bentuk jamak dari kata <i>tarwihah</i>, yang secara kebahasaan berarti mengistirahatkan atau istirahat sekali. Jika di jamakkan, maka akan berarti istirahat beberapa kali, minimal tiga kali. Karena minimal jamak dalam bahasa Arab adalah tiga. Shalat <i>qiyam </i>Ramadhan disebut dengan shalat Tarawih, karena orang-orang yang melakukannya beristirahat tiap sehabis empat rakaat.</span><span style="font-size: large;"><a href="http://e/%21%20%20Forsan%20SALAF/%21%20J%20A%20W%20A%20B%20A%20N/Problematika%20Bilangan%20Rakaat%20Shalat%20Tarawih2.doc#_edn1"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maka Dari sudut bahasa, shalat Tarawih adalah shalat yang banyak istirahatnya, minimal tiga kali. Hal ini pada gilirannya menunjukkan bahwa rakaat shalat Tarawih lebih dari delapan, minimal enam belas. Karena jika seandainya shalat Tarawih hanya delapan rakaat, maka istirahatnya hanya sekali. Tentu hal ini sangatlah rancu ditinjau dari segi kebahasaan.</span></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesimpulan</span></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari uraian di atas, jelas sekali bahwa shalat Tarawih dua puluh rakaat lebih <i>afdhal </i>dibanding delapan rakaat. Dengan dalil ijma` shahabat di dukung hadis <i>mauquf</i> berkualitas shahih yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi di dalam <i>al-Sunan al-Kubro</i>. Sementara tidak ada dalil shahih yang mendukung keutamaan shalat Tarawih delapan rakaat atas shalat Tarawih dua puluh rakaat. Yang ada hanyalah dalil-dalil <i>dha`if, </i>bahkan <i>matruk </i>(semi palsu) atau dalil shahih yang di salah-pahami.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun perlu di ingat, sebagaimana dijelaskan sebelumnya, perbedaan ini hanyalah berkisar seputar mana yang lebih <i>afdhal</i>? Jadi, tidak selayaknya kelompok yang lebih memilih melaksanakan shalat Tarawih dua puluh rakaat melecehkan atau menyesatkan kelompok yang memilih melakukannya delapan rakaat. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu pula sebaliknya. Apalagi sampai saling mengkafirkan. Sungguh sangat disesalkan, di bulan Ramadhan yang agung, bulan untuk berlomba-lomba mencari pahala, berkah, rahmah dan ampunan dari Allah <i>Subhanahu wa Ta`ala</i>, justru dikotori dengan saling hina, saling menyalahkan bahkan saling mengkufurkan antara kelompok masyarakat yang lebih memilih shalat Tarawih sebanyak dua puluh rakaat dengan kelompok masyarakat yang memilih delapan rakaat saja. </span></span><br />
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apakah kiranya yang mendorong kedua kelompok ini untuk tidak pernah berhenti bertikai? Manakah yang lebih berharga bagi mereka antara persatuan sesama Muslim dibanding sikap arogan, egois, fanatik serta pembelaan mati-matian terhadap madzhab yang mereka anut? Mengapa toleransi antar umat beragama yang berbeda lebih mereka perjuangkan daripada persatuan saudara seagama? Apakah umat non Muslim lebih layak untuk dihormati dan diayomi dibanding saudara sendiri sesama Muslim?</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebenarnya kalau mau introspeksi, ada hal yang jauh lebih penting yang harus mereka perhatikan daripada mengurusi jumlah rakaat shalat Tarawih orang lain. Yaitu kebiasaan berlomba-lomba untuk terburu-buru dalam melaksanakan shalat Tarawih serta berbangga diri ketika shalat Tarawihnya selesai terlebih dahulu. Tidak jarang karena terlalu cepatnya shalat Tarawih yang mereka lakukan, mengakibatkan sebagian kewajiban tidak dilaksanakan. Seperti melaksanakan ruku`, i`tidal dan sujud tanpa <i>thuma`ninah</i>atau membaca al-Fatihah dengan sangat cepat sehingga menggugurkan salah satu hurufnya atau menggabungkan dua huruf menjadi satu. Dengan begitu, shalat yang mereka laksanakan menjadi tidak sah, sehingga mereka tidak mendapatkan apa-apa darinya kecuali rasa capek (<i>tuas kesel</i> : Jawa). Ironisnya mereka tidak mengerti akan hal itu bahkan membanggakannya, sehingga mereka tidak pernah mengakui kesalahannya.</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: medium; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari itu, waspadalah dan sadarlah wahai saudara-saudaraku..! Marilah kita bersatu dan saling mengingatkan antara satu sama lain <i>bi al-hikmah wa al-mau`idzah al-hasanah.</i> Marilah kita laksanakan shalat Tarawih dan shalat-shalat lainnya dengan benar. Marilah kita laksanakan shalat dengan khusyu`, <i>khudhur</i>, memenuhi segala syarat dan rukun serta penuh adab. Jangan biarkan syetan menguasai kita..! karena sesungguhnya syetan tidak dapat menguasai orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Syetan hanya dapat menguasai orang-orang yang mengasihinya dan orang-orang yang musyrik. Maka janganlah kita termasuk diantara mereka.</span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
<h2>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://blog.its.ac.id/syafii/2010/08/24/dalil-tarawih-8-rakaat-dan-20-rakaat/" title="Permanent Link: Dalil Tarawih 8 Rakaat dan 20 Rakaat">Dalil Tarawih 8 Rakaat dan 20 Rakaat</a></span></span></h2>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Dalil Tarawih 20 Rakaat</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Mayoritas ulama berpendapat bahwa bilangan rakaat shalat Tarawih yang paling <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">afdhal</span></i> adalah dua puluh rakaat.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berikut ini adalah dalil-dalil yang di jadikan pijakan untuk mendukung pendapat tersebut.</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>1. Hadis </b><i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">mauquf.</span></i></span></span><br />
<h3>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: normal;">وعن</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">ابن</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">شهاب</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عن</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عروة</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بن</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الزبير</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عن</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عبد</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الرحمن</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بن</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عبد</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">القاري،</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">أَنَّهُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">قَالَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> : </span></b><b><span style="font-weight: normal;">خَرَجْت</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">مَعَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عُمَرَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بْنِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الْخَطَّابِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">لَيْلَةً</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">فِي</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">رَمَضَانَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">إلَى</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الْمَسْجِدِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">،</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">فَإِذَا</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">النَّاسُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">أَوْزَاعٌ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">مُتَفَرِّقُونَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">،</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">يُصَلِّي</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الرَّجُلُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">لِنَفْسِهِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">،</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">وَيُصَلِّي</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الرَّجُلُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">فَيُصَلِّي</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بِصَلَاتِهِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الرَّهْطُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> . </span></b><b><span style="font-weight: normal;">فَقَالَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عُمَرُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> : </span></b><b><span style="font-weight: normal;">إنِّي</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">أَرَى</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">لَوْ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">جَمَعْتُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">هَؤُلَاءِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عَلَى</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">قَارِئٍ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">وَاحِدٍ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">لَكَانَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">أَمْثَلَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">،</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">ثُمَّ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عَزَمَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">فَجَمَعَهُمْ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عَلَى</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">أُبَيِّ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بْنِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">كَعْبٍ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> . </span></b><b><span style="font-weight: normal;">ثُمَّ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">خَرَجْت</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">مَعَهُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">لَيْلَةً</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">أُخْرَى</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">وَالنَّاسُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">يُصَلُّونَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بِصَلَاةِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">قَارِئِهِمْ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> . </span></b><b><span style="font-weight: normal;">قَالَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عُمَرُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> : </span></b><b><span style="font-weight: normal;">نِعْمَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الْبِدْعَةُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">هَذِهِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;">…</span></b></span></span></h3>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">“Diriwayatkan dari Ibnu Syihab, dari `Urwah bin al-Zubair, dari Abd. Rahman bin Abd. al-Qari, ia berkata: “Pada suatu malam di bulan Ramadhan, saya keluar ke masjid bersama Umar bin al-Khatthab. Kami mendapati masyarakat terbagi menjadi beberapa kelompok yang terpisah-pisah. Sebagian orang ada yang shalat sendirian. Sebagian yang lain melakukan shalat berjamaah dengan beberapa orang saja.</span></i></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">Kemudian Umar berkata: “Menurutku akan lebih baik jika aku kumpulkan mereka pada satu imam.” Lalu Umar berketetapan dan mengumpulkan mereka pada Ubay bin Ka`ab. Pada kesempatan malam yang lain, aku (Rahman bin Abd. al-Qari) keluar lagi bersama Umar. (dan aku menyaksikan) masyarakat melakukan shalat secara berjamaah mengikuti imamnya. Umar berkata: “Ini adalah sebaik-baik bid`ah…” </span></i>(HR. Bukhari).</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Di dalam hadis yang lain disebutkan, bilangan rakaat shalat Tarawih yang dilaksanakan pada masa Khalifah Umar bin al-Khatthab adalah dua puluh.</span></span><br />
<h3>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-weight: normal;">عَنْ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">السَّائِبِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بْنِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">يَزِيدَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">رَضِيَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">اللَّهُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عَنْهُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">،</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">قَالَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> : (</span></b><b><span style="font-weight: normal;">كَانُوا</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">يَقُومُونَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عَلَى</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عَهْدِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عُمَرَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بْنِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">الْخَطَّابِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">رَضِيَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">اللَّهُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">عَنْهُ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">فِي</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">شَهْرِ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">رَمَضَانَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">بِعِشْرِينَ</span></b><b><span style="font-weight: normal;"> </span></b><b><span style="font-weight: normal;">رَكْعَةً</span></b><b><span style="font-weight: normal;">.</span></b></span></span></h3>
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">“Diriwayatkan dari al-Sa`ib bin Yazid radhiyallahu `anhu. Dia berkata : “Mereka (para shahabat) melakukan qiyam Ramadhan pada masa Umar bin al-Khatthab sebanyak dua puluh rakaat.”</span></i></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Hadis kedua ini diriwayatkan oleh Imal al-Baihaqi di dalam <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">al-Sunan al-Kubro</span></i>, I/496. dengan sanad yang shahih sebagaimana dinyatakan oleh Imam al-`Aini, Imam al-Qasthallani, Imam al-Iraqi, Imam al-Nawawi, Imam al-Subki, Imam al-Zaila`i, Imam Ali al-Qari, Imam al-Kamal bin al-Hammam dan lain-lain.(10)</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Menurut disiplin ilmu hadis, hadis ini di sebut hadis <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">mauquf </span></i>(Hadis yang mata rantainya berhenti pada shahabat dan tidak bersambung pada Rasulullah <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">shallallahu alaihi wa sallam</span></i>). Walaupun <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">mauquf, </span></i>hadis ini<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;"> </span></i>dapat dijadikan sebagai hujjah dalam pengambilan hukum (<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">lahu hukmu al-marfu`</span></i>). Karena masalah shalat Tarawih termasuk jumlah rakaatnya bukanlah masalah ijtihadiyah<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;"> </span></i>(<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">laa majala fihi li al-ijtihad</span></i>), bukan pula masalah yang bersumber dari pendapat seseorang (<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">laa yuqolu min qibal al-ra`yi</span></i>).(11)</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>2. Ijma` para shahabat Nabi.</b></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Ketika Sayyidina Ubay bin Ka`ab mengimami shalat Tarawih sebanyak dua puluh rakaat, tidak ada satupun shahabat yang protes, ingkar atau menganggap bertentangan dengan sunnah Nabi <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">shallallahu alaihi wa sallam</span></i>. Apabila yang beliau lakukan itu menyalahi sunnah Rasulullah <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">shallallahu alaihi wa sallam</span></i>, mengapa para shahabat semuanya diam? Ini menunjukkan bahwa mereka setuju dengan apa yang dilakukan oleh Sayyidina Ubay bin Ka`ab. Anggapan bahwa mereka takut terhadap Sayyidina Umar bin al-Khatthab adalah pelecehan yang sangat keji terhadap para shahabat. Para shahabat Nabi <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">shallallahu alaihi wa sallam</span></i> adalah orang-orang yang terkenal pemberani dan tak kenal takut melawan kebatilan, orang-orang yang <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">laa yakhofuna fi Allah laumata laa`im</span></i>. Bagaimana mungkin para shahabat sekaliber Sayyidina Ali bin Abi Thalib, Sayyidina Utsman bin Affan, Sayyidina Abu Hurairah, Sayyidah A`isyah dan seabrek shahabat senior lainnya (<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">radhiyallahu `anhum ajma`in)</span></i> kalah berani dengan seorang wanita yang berani memprotes keras kebijakan Sayyidina Umar bin al-Khatthab yang dianggap bertentangan dengan Al-Qur`an ketika beliau hendak membatasi besarnya mahar?(12)</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Konsensus (<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">ijma`</span></i>) para shahabat ini kemudian diikuti oleh para tabi`in dan generasi setelahnya. Di masjid al-Haram Makkah, semenjak masa Khalifah Umar bin al-Khatthab <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">radhiyallahu `anhu </span></i>hingga saat ini, shalat Tarawih selalu dilakukan sebanyak dua puluh rakaat. KH. Ahmad Dahlan, pendiri Perserikatan Muhammadiyah juga melakukan shalat Tarawih sebanyak dua puluh rakaat, sebagaimana informasi dari salah seorang anggota Lajnah Tarjih Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang sekaligus pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. HAMKA. Para ulama salaf tidak ada yang menentang hal ini. Mereka hanya berbeda pendapat mengenai kebolehan melakukan shalat Tarawih melebihi dua puluh rakaat.(13)</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Imam Ibnu Taimiyah yang di agung-agungkan oleh kelompok pendukung Tarawih delapan rakaat, dalam kumpulan fatwanya mengatakan:</span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">“Sesungguhnya telah tsabit (terbukti) bahwa Ubay bin Ka`ab mengimami shalat pada bulan Ramadhan dua puluh rakaat dan Witir tiga rakaat. Maka banyak ulama berpendapat bahwa hal itu adalah sunnah, karena Ubay bin Ka`ab melakukannya di hadapan para shahabat Muhajirin dan Anshar dan tidak ada satupun di antara mereka yang mengingkari…”</span></i>(14)<i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;"></span></i></span></span><br />
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Di samping kedua dalil yang sangat kuat di atas, ada beberapa dalil lain yang sering digunakan oleh para pendukung Tarawih dua puluh rakaat. Namun, menurut hemat penulis, tidak perlu mencantumkan semua dalil-dalil tersebut. Karena di samping <i><span style="mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-theme-font: major-fareast;">dha`if, </span></i>kedua dalil di atas sudah lebih dari cukup.</span></span><br />
<div class="MsoNormal">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-43894923532026767302013-02-13T13:08:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.395+07:00Apakah Jama'ah Tablig, Sufi, dan Tasawuf bid'ah Dholalah ???<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jangan Kamu langsung mengatakan JAMAAH TABLIG, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>SUFI dan TASAWUF itu SESAT DAN KAFIR.. Hanya Allah yang dapat menilai baik buruknya hati manusia. Dan carilah kebenarannya.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.</span><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span dir="RTL"></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُم اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَاَهْدَى سَبِيْلاً</span><span dir="LTR"></span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span dir="LTR"></span> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">).”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Al-Isra’ : 84)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَلاَ تُزَكُّوا أنْفُسَكُم هُوَ أعْلَمُ بِمَن اثَّـقَى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“….<i>janganlah kamu merasa sudah bersih, Dia (Allah) lebih mengetahui siapa yang bertaqwa.”</i> (An-Najm : 32)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nabi SAW bersabda :” Barang siapa yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bukti bahwa islam menganjurkan TASAWUF, dan membuka kebenaran atas Fitnah yang ditujukan untuk manusia yang menjalani ilmu tasawuf.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><b><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kitab karya Ibnu Taimiyah yang dianggap sakral juga tak</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><b><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">luput dari aksi mereka. Pada penerbitan terakhir kumpulan fatwa Syekh</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><b><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibnu Taimiyah, mereka membuang juz 10 yang berisi tentang ilmu suluk</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><b><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dan tasawwuf.</span></b><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b><span style="color: green; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">IBNU TAYMIYYAH (661-728 H./1263-1328 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Majmaca Fatawa Ibn Taymiyya, Dar ar-Rahmat, Cairo, Vol, 11, page 497, Kitab Tasawwuf: “Kamu harus tahu bahwa syaikh-syaikh terbimbing harus diambil sebagai petunjuk dan contoh dalam agama, karena mereka mengikuti jejak Para Nabi dan Rasul. Tariqat para syaikh itu adalah untuk menyeru manusia ke Kehadiran Allah dan ketaatan kepada Nabi.”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Juga dalam hal 499: “Para syaikh dimana kita perlu mengambil sebagai pembimbing adalah teladan kita dan kita harus mengikuti mereka. Karena ketika kita dalam Haji, kita memerlukan petunjuk (dalal) untuk mencapai Ka’ bah, para syaikh ini adalah petunjuk kita (dalal) menuju Allah dan Nabi kita.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Di antara para syaikh yang dia sebut adalah: Ibrahim ibn Adham, Macruf al-Karkhi, Hasan al- Basri, Rabia al-Adawiyya, Junaid ibn Muhammad, Shaikh Abdul Qadir Jilani, Shaikh Ahmad ar-Rafa’i, and Shaikh Bayazid al- Bistami. Ibn Taymiyya mengutip Bayazid al-Bistami pada 510, Volume 10: “…Syaikh besar, Bayazid al-Bistami, dan kisah yang terkenal ketika dia menyaksikan Tuhan dalam kasyf dan dia berkata kepada Dia:” Ya Allah, bagaimana jalan menuju Engkau?”. Dan Allah menjawab: “Tinggalkan dirimu dan datanglah kepada-Ku”. Ibn Taymiah melanjutakan kutipan Bayazid al-Bistami, ” Saya keluar dari diriku seperti seekor ular keluar dari kulitnya”.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Implisit dari kutipan ini adalah sebuah indikasi tentang perlunya zuhd (pengingkaran-diri atau pengingkaran terhadap kehidupan dunia), seperti jalan yang diikuti Bayazid al-Bistami.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Kita melihat dari kutipan di atas bahwa Ibn Taymiah menerima banyak Syaikh dengan mengutipnya dan meminta orang untuk mengikuti bimbingannya untuk menunjukkan cara menaati Allah dan Rasul saas.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Apa kata Ibn Taymiah tentang istilah tasauf Berikut adalah pendapat Ibn Tamiah tentang definisi Tasauf dari strained, Whether you are gold or gold-plated copper.” Sanai.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Following is what Ibn Taymiyya said about the definition of Tasawwuf, from Volume 11, At- Tasawwuf, of Majmu’a Fatawa Ibn Taymiyya al-Kubra, Dar ar-Rahmah, Cairo:</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">“Alhamdulillah, penggunaan kata tasauf telah didiskusikan secara mendalam. Ini adalah istilah yang diberikan kepada hal yang berhubungan dengan cabang ilmu (tazkiyat an-nafs and Ihsan).”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">“Tasauf adalah ilmu tentang kenyataan dan keadaan dari pengalaman. Sufi adalah orang yang menyucikan dirinya dari segala sesuatu yang menjauhkan dari mengingat Allah dan orang yang mengisi dirinya dengan ilmu hati dan ilmu pikiran di mana harga emas dan batu adalah sama saja baginya. Tasauf menjaga makna-makna yang tinggi dan meninggalkan mencari ketenaran dan egoisme untuk meraih keadaan yang penuh dengan Kebenaran. Manusia terbaik sesudah Nabi adalah Shidiqin, sebagaimana disebutkan Allah: “Dan barangsiapa yang menta’ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni’mat oleh Allah, yaitu: Nabi, para shiddiqqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (QS. 4:69)” Dia melanjutkan mengenai Sufi,”mereka berusaha untuk menaati Allah.. Sehingga dari mereka kamu akan mendapati mereka merupakan yang terdepan (sabiqunas-sabiqun) karena usaha mereka. Dan sebagian dari merupakan golongan kanan (ashabus-syimal).”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Imam IBN QAYYIM (d. 751 H./1350 M) </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Imam Ibn Qayyim menyatakan bahwa, “Kita menyasikan kebesaran orang-orang tasauf dalam pandangan salaf bagaimana yang telah disebut oleh by Sufyan ath-Thawri (d. 161 H./777 CE). Salah satu imam terbesar abad kedua dan salah satu mujtahid terkemuka, dia berkata: “Jika tidak karena Abu Hisham as-Sufi (d. 115 H./733 CE) saya tidak pernah mengenal bentuk munafik yang kecil (riya’) dalam diri (Manazil as-Sa’ireen)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="color: #1f497d; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-themecolor: text2;">Lanjut Ibn Qayyim:”Diantara orang terbaik adalah Sufi yang mempelajari fiqh”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menuduh semua tharekat dan sufi ber akidah hulul</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ahlussunnah dan Para Sufi Menentang Paham Hulul dan Wahdatul Wujud</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">23 . قَالَ أَهلُ السنة والْجماعة : “إِنَّ اللهَ لاَ يحلُّ في شىءٍ ولاَ<br />ينحلُّ منه شىءٌ ولاَ يحلُّ فيه شىءٌ لَيس كَمثْله شىءٌ”.<br /><b>Ahlussunnah Wal Jama’ah mengatakan: “Sesungguhnya Allah<br />tidaklah bertempat pada sesuatu, tidak terpecah dari-Nya sesuatu dan<br />tidak menyatu dengan-Nya sesuatu, Allah tidak serupa dengan<br />sesuatupun dari makhluk-Nya”.4<br />Syekh Abd al Ghani an-Nabulsi -semoga Allah merahmatinyadalam<br />kitabnya al Faidl ar-Rabbani berkata: “Barangsiapa yang mengatakan<br />bahwa Allah terpisah dari-Nya sesuatu, Allah menempati sesuatu, maka dia<br />telah kafir”.</b><br />24 . قَالَ الإِمام الْجنيد البغدادي سيد الطَّائفَة الصوفية في عصرِه<br />لَو كُنت حاكما لَقَطَعت رأْس كُلِّ من يقُولُ ” :t<br />لاَ موجود إِلاَّ اللهُ”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al Imam al Junayd al Baghdadi (W. 297 H) penghulu kaum sufi<br />pada masanya berkata: “Seandainya aku adalah seorang penguasa niscaya<br />aku penggal setiap orang yang mengatakan tidak ada yang maujud (ada)<br />kecuali Allah”. (dinukil oleh Syekh Abd al Wahhab asy-Sya’rani dalam<br />kitabnya al Yawaqit Wal Jawahir).<br /></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />لَفْظَتان ثُلْمتان بِالدينِ القَولُ ” :t 25 . قَالَ الإِمام أَحمد الرفَاعي<br />بِالْوحدة والشطْح الْمجاوِز حد التحدث بِالنعمة”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al Imam Ar-Rifa’i -semoga Allah meridlainya- berkata: “Ada dua<br />perkataan (yang diucapkan dengan lisan meskipun tidak diyakini dalam<br />hati) yang bisa merusak agama: perkataan bahwa Allah menyatu dengan<br />makhluk-Nya (Wahdat al Wujud) dan berlebih-lebihan dalam<br />mengagungkan para Nabi dan para wali, yakni melampaui batas yang</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><b>disyariatkan Allah dalam mengagungkan mereka”.<br /></b><br />26 . وقَالَ أَيضا: “إِياك والْقَولَ بِالْوحدة الَّتي خاض بِها بعض<br />الْمتصوفَة، وإِياك والشطْح فَإِنَّ الْحجاب بِالذُّنوبِ أَولَى من<br />الْحجابِ بِالْكُفْرِ إِنَّ اللهَ لاَ يغفر أَنْ يشرك بِه ويغفر ما دونَ<br />ذلك لمن يشاءُ”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beliau juga mengatakan: “Jauhilah perkataan Wahdat al Wujud<br />yang banyak diucapkan oleh orang-orang yang mengaku sufi dan jauhilah<br />sikap berlebih-lebihan dalam agama karena sesungguhnya melakukan<br />dosa itu lebih ringan dari pada terjatuh dalam kekufuran</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">إِنَّ اللهَ لاَ ي غف ر أَنْ ي شرك بِه و ي غف ر ما دونَ ذلك لمن يش</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اءُ<br /><b>“Sesungguhnya Allah tidaklah mengampuni orang yang mati dalam<br />keadaan syirik atau kufur sedangkan orang yang mati dalam keadaan<br />muslim tetapi ia melakukan dosa-dosa di bawah kekufuran maka ia<br />tergantung kepada kehendak Allah, jika Allah menghendaki Ia akan<br />menyiksa orang yang Ia kehendaki dan jika Allah berkehendak, Ia akan<br />mengampuni orang yang Ia kehendaki”.</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dua perkataan al Imam Ahmad ar-Rifa’i tersebut dinukil oleh al<br />Imam ar-Rafi’i asy-Syafi’i dalam kitabnya Sawad al ‘Aynayn fi Manaqib<br />Abi al ‘Alamain.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">27 . وقَالَ أَحد خلَفَائه ممن كَانَ في القَرن الثَّالثَ عشر للْهِجرة وهو<br />الشيخ الْعالم أَبو الْهدى ال صيادي رحمه اللهُ ما نصه: “وحيثُ<br />إِنَّ الْقَولَ بِالْوحدة الْمطْلَقَة والْحلُولِ يؤدي إِلَى الْكُفْرِ والْعياذُ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">58<br />بِاللهِ تعالَى والشطَحات وال دعاوى الْعرِيضةَ تؤدي إِلَى الْفتنة<br />وتزلق بِقَدمِ ال رجلِ إِلَى النارِ فَاجتنابها واجِب”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah seorang khalifah Syekh Ahmad ar-Rifa’i (dalam Thariqah<br />ar-Rifa’iyyah) pada abad XIII H, Syekh al ‘Alim Abu al Huda ash-<br />Shayyadi -semoga Allah merahmatinya- dalam kitabnya at-Thariqah ar-<br />Rifa’iyyah berkata: “Sesungguhnya mengatakan Wahdah al Wujud (Allah<br />menyatu dengan makhluk-Nya) dan Hulul (Allah menempati makhluk-Nya)<br />menyebabkan kekufuran dan sikap berlebih-lebihan dalam agama menyebabkan<br />fitnah dan akan menggelincirkan seseorang ke neraka, karenanya wajib<br />dijauhi”.<br /></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />28 . وقَالَ أَيضا : “من قَالَ أَناَ اللهُ أَو لاَ موجود إِلاَّ اللهُ أَو هو الْكُلُّ<br />إِنْ كَانَ في عقْله حكم بِرِدته”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syekh al ‘Alim Abu al Huda ash-Shayyadi –semoga Allah<br />merahmatinya- juga mengatakan dalam kitabnya al Kawkab ad-Durriy:<br />“Barangsiapa mengatakan saya adalah Allah dan tidak ada yang mawjud<br />(ada) kecuali Allah atau dia adalah keseluruhan alam ini, jika ia dalam<br />keadaan berakal (sadar) maka dia dihukumi murtad (kafir)”.<br /></span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />29 . قَالَ الإِمام محيِي الدينِ بن عربِي : “ما قَالَ بِالاتحاد إِلاَّ أَهلُ<br />الإِلْحاد ومن قَالَ بِالْحلُولِ فَدينه معلُولٌ”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al Imam Syekh Muhyiddin ibn ‘Arabi mengatakan: “Tidak akan<br />meyakini Wahdah al Wujud kecuali para mulhid (atheis) dan barangsiapa<br />yang meyakini Hulul maka agamanya rusak (Ma’lul)”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedangkan perkataan-perkataan yang terdapat dalam kitab<br />Syekh Muhyiddin ibn ‘Arabi yang mengandung aqidah Hulul dan<br />Wahdah al Wujud itu adalah sisipan dan dusta yang dinisbatkan<br />kepadanya. <span style="color: #bf0000;">Sebagaimana dijelaskan oleh Syekh Abdul Wahhab asy-<br />Sya’rani dalam kitabnya Lathaif al Minan Wa al Akhlaq menukil dari<br />para ulama.</span> Demikian juga dijelaskan oleh ulama-ulama lain.6</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/category/"><span style="color: blue;">http://salafytobat.wordpress.com/</span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memfitnah semua tasawwuf hanya mengejar ilmu laduni dan melarang manusia belajar ilmu </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memfitnah imam ghazali (kitab ihya ‘ulumuddin) , padahal kitab ihya ulumuddin jilid I adalah Kitab ilmu yang terdiri dari tujuh bab. Beliau meneyuruh manusia belajar ilmu agama (aqidah, fqh dsb)….lihat kandungan kitab ihya ulumuddin Kitab ilmu – jilid I.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kitab Ilmu dan padanya ada tujuh Bab</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab I : meneragkan kelebihan ilmu, keutamaan belajar, keutamaan mengajar, tentang dalil aqli</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab II : Mnegenai ilmu terpuji dan tercela, penjelasan tentang pentingnya ilmu fardhu kifayah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab III : ilmu yang dianggap u mum terpuji</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab IV : Mengenai sebabnya manusia menyukai ilmu khilafiah, bahaya berdebat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab V : kesopanan pelajar dan mengajar, penjelasan : Tugas-tugas penunjuk jalan kebenaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab VI : Tentang Bahaya Ilmu pengetahuan (ancaman bagi orang2 yang hanya belajar ilmu tapi tidak mengamalkan, tidak menyampaikan, ulama dunia dan ulama ahirat)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab VII : Tentang akal, kemuliaan akal, hakikat akal dan bagian-bagiannya, berkurang – berlebihnya manusia tentang akal (sumber tarjamah ihya ulumuddin jilid I, pustaka nasional pte ltd, singapore)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengatakan mendustakan akan adanya ilmu laduni padahal cara mendapatkan ilmu laduni telah Allah dan Nabi tujukan dalam alqur’an dan Hadits.</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kata laduni dipetik dari ayat Allah yang berbunyi:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dan kami telah ajarkan kepadanya (Nabi khidhir) dari sisi Kami suatu ilmu”</span></i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. (<b>Al Kahfi: 65</b>)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ilmu laduni /ilmu mauhub merupakan salah satu ilmu yang harus dimilki oleh orang yang ingin menjadi ahli tafsir alqur’an. Disamping harus mengusai 14 cabang ilmu lainnya seperti ilmu lughah, nahwu, saraf, balaghah, isytiqoqo, ilmu alma’ani, badi’, bayan, fiqh, aqidah, asbabunuzul, nasikh mansukh, ilmu qiraat, ilmu hadits, usul fiqah ( hukum-hukum furu’) dan ilmu mauhub ( fadhilah alqur’an, syaikh maulana zakariyya).</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ilmu ini adalah karunia khusus dari Allah swt.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya : Nabi SAW bersabda :” <u>BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI </u>MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perkara ini telah dijelaskan oleh sayyidina ‘ali ra. saat beliau menjawab pertanyaan orang ramai, “apakah beliau telah mendapatkan ilmu khusus atau wasiat khusus dari Rasulullah saw. yang hanya diberikan kepada beliau dan tidak kepada orang lain?”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hazrat ‘ali ra. menjawab :” Demi Tuhan yang telah menciptakan surga dan jiwa-jiwa, aku tidak pernah mendapat apa-apa selain daripada ilmu yang Allah berikan kepada seseorang untuk memahami alqur’an!”</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ibnu abi dunya rah. berkata bahwa pengetahuan daripada Al-quran dan apa-apa yang didapati daripada alqu’an begitu luas daripada alqur’an. Seorang pentafsir harus mengetahui 15 cabang ilmu yg disebutkan diatas. <b>Tafsiran orang yang tidak mahir dalam ilmu-ilmu ini adalah termasuk tafsiran bil-rakyi (tafsir menurut fikiran sendiri) yang hal ini DILARANG OLEH SYARA’</b>. Para sahabat ra. mendapat ilmu bahasa arab secara tabii dan ilmu-ilmu lain mereka dapati langsung dari ilmu kenabian (nabi SAW).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nabi SAW bersabda :” Barang siapa yang berfatwa dalam masalah agama, tanpa ada ilmu maka baginya laknat Allah, malaikat dan manusia seluruhnya ” (HR. Imam suyuti).</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadi Ilmu laduni = ilmu dari Allah asbab hasil amal..</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.karena Allah telah tunjukan cara mendapatkannya pada kita.</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ilmu laduni dan cara/jalan untuk mendapatkannya didalam ALQU’AN DAN HADITS :</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. TAKUT KEPADA ALLAH</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kitab alhikam</span></i></b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, syaikh ibnu athoillah alasykandary (kepala madrasah alazhar-asyarif abad 7 hijriah) menyebutkan nukilan ayat dari <b>alqur’anulkarim</b>:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“wataqullaha wayu’alimukumullah” (Qs. Al baqarah ayat 282)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya : “<b><i><u>Takutlah </u>kepada Allah niscaya Allah akan mengajari kalian</i></b>“ <i>(Qs. Al baqarah ayat 282)</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sifat takut/tunduk/patuh hanya kepada Allah, sangatlah mulia. Bukan saja ilmu laduni yang Allah beri tapi Allah akan tundukan semua makhluq padanya bahkan para malaikatpun akan berkhidmad dan senantiasa membantunya (atas izin Allah), sebagai mana maksud dari haidts nabi SAW :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nabi saw bersbda : “man khofa minallahi khofahu kulla syai waman khofa ghoirallah khofa min kulli syai” </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">artinya : “Barang siapa yang takutnya hanya kpd Allah maka Smua makhuq akan takut/tunduk padanya. Barangsiapa takut/tunduknya kpd selain Allah maka semua makhluq akan (menjadi asbab) ketakutan baginya</span></b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> “</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lihatlah kisah-kisah salafushalih kita, bagaimana pasukan dakwah sahabat berjalan diatas air melintasi sungai tigris irak, pasukan dakwah sahabat yang berjalan melintasi laut merah, mu’adz bin jabal ra shalat 2 rekaat maka gunung batu yang besar terbelah dua-membuka jalan untuknya, para sahabat terkemuka boleh mendengarkan dzikir benda-benda mati (roti dan mangkuk) .</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu dzar alghifary ra. atas perintah khalifah umar ra., beliau ditugaskan utk memasukan kembali lahar gunung berapi yang sudah keluar dari kawahnya. maka atas izin Allah, lahar panas tsb masuk kembali ke kawah gunung tsb (hayatushabat).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abdullah atthoyar ra. boleh terbang seprti malaikat yang punya sayap, maka ketika ditanya oleh rasulullah, apa yang menjadi asbab Allah berikan karomah tersebut, maka beliau menjawab ” saya pun tidak tahu, tapi mungkin karena aku dari sebelum saya masuk islam sampai sekarng pun saya tidak pernah minum khamr, …dst”.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. MENGAMALKAN ILMU YANG DIKETAHUI</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebuah hadits shohih menyebutkan bahwa nabi muhammad saw bersabda :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“man ‘amila bimaa ‘alima waratshullahu ‘ilma maa lam ya’lam”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><i><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya : Nabi SAW bersabda :” <u>BARANGSIAPA YANG MENGAMALKAN ILMU YANG IA KETAHUI </u>MAKA ALLAH AKAN MEMBERIKAN KEPADANYA ILMU YANG BELUM IA KETAHUI”</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. TIDAK MENCINTAI DUNIA</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">‘alammah suyuti rah. berkata :<b>“kamu menganggap bahwa ilmu mauhub adalah diluar kemampuan manusia. Namun hakikatnya bukanlah demikian, bahkan cara untuk menghasilkan ilmu ini adalah dengan beberapa asbab. Melalui ini Allah swt. telah menjanjikan ilmu tersebut. Asbab-asbab itu adalah seperti : <u>beramal dengan ilmu yang diketahui, tidak mencintai dunia dan lain-lain….”</u></b></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana dalam sebuah hadits, bahwa Nabi SAW bersabda yang artinya : <b>“Barang siapa yang zuhud pada dunia (tidak cinta dunia), maka akan Allah berikan kepadanya ilmu tanpa Belajar”</b> (Fadhilatushaqat).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Berdoa</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua itu datang bagi Allah, maka Rasulullah mencontohkan kepada kita agar senantiasa berdoa agar diberikan ilmu dan hidayah dari Allah swt. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><u><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk menumbuhkan rasa takut pada Allah dengan dzikir</span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><u><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk menumbuhkan zuhud pada Allah dengan mujahadah </span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><u><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sedangkan Doa akan diterima jika kita ikhlash…..</span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><u><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Untuk itu kita harus belajar dan dibimbing oleh guru-guru yang mursyid.</span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Berdakwah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika kita berdakwah (amr bil ma’ruf wa nahya ‘anil munkar) atau mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran maka Allah akan berikan kepada kita ‘ilm wa hilm (’ilmu dan kelembutan hati) langsung dari qudrat Allah swt.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana dalam hadits qudsi(kurang lebih maknanya) tatkala Allah menceritakan keutamaan umat akhir zaman kepada Nabi isa as., mereka memakai sarung pada perut-perut mereka, jika mereka berjalan di tanah rata mereka berdzikir “alhamdulillah”, ditanah yang menanjak mereka berdzikir “allhuakbar” ,jika berjalan ditanah yang menurun mereka berdzikir “subhanallah” dan mereka mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran (berdakwah) , sedangkan mereka <i>bodoh (tidak punya banyak ilmu) dan kasar (tidak hilm)</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">maka Nabi isa as. bertanya : “Bagaimana mereka akan berdakwah padahal mereka tidak punya <b><span style="color: navy;">‘ilm dan hilm(kelembutan hati)?</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maka Allah firmankan :”Aku sendiri yang akan memberikan kepada <u><span style="color: navy;">mereka ilm dan hilm”</span></u>(Muntakhob ahadits)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ilmu laduniadalah karunia khusus/khas bagi hambanya, terlebih bagi mereka yang telah ma’rifat. Orang yang telah ma’rifat akan mendapatkan segala-galanya karena tidak ada keinginan dunia dalam hatinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nabi SAW bersabda : <i>“man wajadallah wajada kulla syai, man faqadallah faqada kulla syai”</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a<b>rtinya : Barang siapa kenal kepada Allah maka ia akan mendapatkan segala-galanya</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Barang siapa yang kehilangan Allah (tidak kenal Allah) maka ia kehilangan segala-galanya.”</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">( Kumpulan Khutbah jum’at romo kyai).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam kitab kimiyai saadat, bahwa ada tiga jenis manusia yang tiadak akan bisa memahami alqur’an :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="PT-BR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Pertama : Seorang yang tidak memahami bahasa arab</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">-Kedua : Orang yang berkekalan dengan dosa-dosa besar dan bid’ah. Ini karena dosa dan amalan bid’ah itu akan menghitamkan hatinya yg menyebabkan dia tidak mampu memahami alqur’an.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">_ketiga : <b>Orang yang yakin hanya terhadap makna-makna dhahir saja dalam hal-hal aqidah (mengambil makna dhohir dari ayat/hadits mutasyabihat, aqidahnya bermasalah: mu’tazillah, mujasimmah dsb). </b>Perasaanya tidak dapat menerima apabila dia membaca ayat alqu’an yang bertentangan dengan keyakinannya itu. Orang yang demikian tidak akan bisa memahami alqur’an.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ya Allah Peliharalah kami daripada mereka!”</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rujukan :</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al hikam, ibnu athoillah alasykanadary</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Buletin Islam Al Ilmu Edisi 31/II/I/1425</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. (Buletin sesat wahaby)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fadhilah alqu’an penjelasan hadith ke 18, hal 25-27, Syaikh Maulana Zakariyya, era ilmu kuala lumpur.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kumpulan Khutbah Jum’at romo kyai, ponpes alfatah -temboro, magetan jawa timur.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Muntakhob ahadits, syaikh sa’ad, Pustaka ramadhan , Bandung.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lampiran Hadits-hadits Pendukung:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Hadits Bukhari -Muslim :</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dahulu ada beberapa orang dari umat-umat sebelum kamu yang diberi ilham. Kalaulah ada satu orang dari umatku yang diberi ilham pastilah orang itu Umar.”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(<b>Muttafaqun ‘alaihi</b>)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Hadits At Tirmidzi :</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ini bukan bisikan-bisikan syaithan, tapi ilmu laduni ini merubah firasat seorang mukmin, bukankah firasat seorang mukmin itu benar? Sebagaimana sabda Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wassalam: <i>“Hati-hati terhadap firasat seorang mukmin. Karena dengannya ia melihat cahaya Allah”</i>. (<b>H.R At Tirmidzi</b>).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <b>Ra</b>:<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ilmu batin merupakan salah satu rahasia Allah ‘Azza wa Jalla, dan salah satu dari hukum-hukum-Nya yang Allah masukkan kedalam hati hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><a href="http://www.hidayatullah.com/phpBB3/report.php?f=5&p=5776&sid=fefaa397ae1789516f7bacebb07426bb"><span style="color: blue; text-decoration: none; text-underline: none;"><span style="mso-ignore: vglayout;"><img alt="Report this post" border="0" height="32" src="file:///C:\DOCUME~1\Alvino\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif" title="Report this post" width="32" /></span></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Referensi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Majmu' fatawa Ibn Taimiyah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Qasidah Nuniyyah karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Iqtidha' Shirathil Mustaqim karya Ibn Taimiyah cet. Darul Fikr</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Ar-Ruh karya Ibnul Qayyim Al-Jauziyah, cet I Darul Fikr 2003</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Ahkam Tamannil Maut karya Muhammad bin Abdul Wahhab, cet. Maktabah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Saudiyah Riyadh<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Nasihat li ikhwanina ulama Najd karya Yusuf Hasyim</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ar-Rifa'i</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diambil dari rubrik Ibrah, Majalah Dakwah Cahaya Nabawiy Edisi 60 Th.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; tab-stops: 45.8pt 91.6pt 137.4pt 183.2pt 229.0pt 274.8pt 320.6pt 366.4pt 412.2pt 458.0pt 503.8pt 549.6pt 595.4pt 641.2pt 687.0pt 732.8pt;"><span style="font-family: "Courier New"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">IV Rabi'ul Awwal 1429 H / April 2008 M</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesaksian Ulama Fiqh dan salafushalih (Pentingnya Tasawwuf) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 20.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2012/07/10/imam-abu-hanifah-imam-hanafi-ternyata-seorang-tabiin-yang-bertemu-dengan-16-shahabat/" title="Imam Abu Hanifah (imam Hanafi) ternyata seorang tabiin yang bertemu dengan 16 shahabat"><span style="color: blue;">Imam Abu Hanifah (imam Hanafi) ternyata seorang tabiin yang bertemu dengan 16 shahabat</span></a></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taymi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab"><span style="color: blue;">bahasa Arab</span></a>: النعمان بن ثابت</b>), lebih dikenal dengan nama <b>Abū </b></span><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ḥ</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">anīfah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, (<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab"><span style="color: blue;">bahasa Arab</span></a>: بو حنيفة</b>) (lahir di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kufah" title="Kufah"><span style="color: blue;">Kufah</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irak" title="Irak"><span style="color: blue;">Irak</span></a> pada 80 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hijriyah" title="Hijriyah"><span style="color: blue;">H</span></a> / 699 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masehi" title="Masehi"><span style="color: blue;">M</span></a> — meninggal di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baghdad" title="Baghdad"><span style="color: blue;">Baghdad</span></a>, Irak, 148 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hijriyah" title="Hijriyah"><span style="color: blue;">H</span></a> / 767 <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masehi" title="Masehi"><span style="color: blue;">M</span></a>) merupakan pendiri dari<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madzhab" title="Madzhab"><span style="color: blue;">Madzhab</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih" title="Fiqih"><span style="color: blue;">Yurisprudensi Islam</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hanafi" title="Hanafi"><span style="color: blue;">Hanafi</span></a>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi’in, generasi setelah Sahabat nabi, karena dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Anas bin Malik, dan meriwayatkan hadis darinya serta sahabat lainnya.<sup><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hanifah#cite_note-2"><span style="color: blue;">]</span></a></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Anas ibn Malik</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Abdullah ibn Anis al-Juhani</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Abdullah ibn al-Harith ibn Juz’ al-Zabidi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Jabir ibn Abdullah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Abdullah ibn Abi Awfa</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Wa’ila ibn al-Asqa`</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Ma`qal ibn Yasar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8. Abu Tufail `Amir ibn Wa’ila</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">9. `A’isha bint Hajrad</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10. Sahl ibn Sa`d</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">11. al-Tha’ib ibn Khallad ibn Suwaid</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">12. al-Tha’ib ibn Yazid ibn Sa`id</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">13. Abdullah ibn Samra</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">14. Mahmud ibn al-Rabi`</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">15. Abdullah ibn Ja`far</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">16. Abu Umama</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (<i>taharah</i>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat" title="Salat"><span style="color: blue;">salat</span></a> dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malik_bin_Anas" title="Malik bin Anas"><span style="color: blue;">Malik bin Anas</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Syafi%27i" title="Imam Syafi'i"><span style="color: blue;">Imam Syafi’i</span></a>,<a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud" title="Abu Dawud"><span style="color: blue;">Abu Dawud</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukhari" title="Bukhari"><span style="color: blue;">Bukhari</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslim" title="Imam Muslim"><span style="color: blue;">Muslim</span></a> dan lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Abu Hanifa <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>berkata, “Jika tidak karena dua tahun, saya telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Ja’far as-Sadiq dan mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar”.<br />Ad-Durr al-Mukhtar, vol 1. p. 43 bahwa Ibn ‘Abideen said, “Abi Ali Dakkak, seorang sufi, dari Abul Qassim an-Nasarabadi, dari ash-Shibli, dari Sariyy as-Saqati dari Ma’ruf al-Karkhi, dari Dawad at-Ta’i, yang mendapatkan ilmu lahir dan batin dari Imam Abu Hanifa (r), yang mendukung jalan Sufi.” Imam Hanifa berkata sebelum meninggal: lawla sanatan lahalaka Nu’man, “Jika tidak karena dua tahun, Nu’man (saya) telah celaka.” Itulah dua tahun bersama Ja’far as-Sadiq</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam MALIK (94-179 H./716-795 M)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Malik (r): “man tassawaffa wa lam yatafaqah faqad tazandaqa wa man tafaqaha wa lam yatsawwaf faqad fasadat, wa man tafaqaha wa tassawafa faqad tahaqqaq. (Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tasauf tanpa fikh maka dia telah zindik, dan barangsiapa mempelajari fikh tanpa tasauf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasauf dan fikh dia meraih kebenaran).” (dalam buku ‘Ali al-Adawi dari keterangan Imam Abil-Hassan, ulama fikh, vol. 2, p. 195</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">IMAM MALIK RA:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">و من تصوف و لم يتفقه فقد تزندق<br />من تفقه و لم يتصوف فقد تفسق<br />و من جمع بينهما فقد تخقق</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“ dia yang sedang Tasawwuf tanpa mempelajari fikih rusak keimanannya , sementara dia yang belajar fikih tanpa mengamalkan Tasawwuf rusaklah dia . hanya dia siapa memadukan keduannya terjamin benar . “</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam SHAFI’I (150-205 H./767-820 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Shafi’i: “Saya bersama orang sufi dan aku menerima 3 ilmu:<br />mereka mengajariku bagaimana berbicara<br />mereka mengajariku bagaimana meperlakukan orang dengan kasih dan hati lembut<br />mereka membimbingku ke dalam jalan tasauf<br />[Kashf al-Khafa and Muzid al-Albas, Imam 'Ajluni, vol. 1, p. 341.]</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">IMAM SYAFI’I RA:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فقيها و صوفيا فكن ليس واحدا * فإني و حـــق الله إيـــاك أنــــصح</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فذالك قاس لم يـــذق قـلــبه تقى * وهذا جهول كيف ذوالجهل يصلح</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu. Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mahu menjalani tasawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan takwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tasawuf tapi tidak mahu mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, hal. 47]</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam AHMAD BIN HAMBALI (164-241 H./780-855 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Ahmad (r): “Ya walladee ‘alayka bi-jallassati ha’ula’i as-Sufiyya. Fa innahum zaadu ‘alayna bikathuratil ‘ilmi wal murqaba wal khashiyyata waz-zuhda wa ‘uluwal himmat (Anakku jika kamu harus duduk bersama orang-orang sufi, maka mereka adalah mata air ilmu dan mereka tetap mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka orang-orang zuhud dan mereka memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi,” –Tanwir al-Qulub, p. 405, Shaikh Amin al-Kurdi)<br />Imam Ahmad (r) tentang Sufi:”Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka” ( Ghiza al- Albab, vol. 1, p. 120)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam AL MUHASIBI (d. 243 H./857 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam al-Muhasibi meriwayatkan dari Rasul, “Umatku akan terpecah menjadi 73 golongan dan hanya satu yang akan menjadi kelompok yang selamat” . Dan Allah yang lebih mengetahui bahwa itu adalah Golongan orang tasauf. Dia menjelaskan dengan mendalam dalam Kitab al- Wasiya p. 27-32.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam AL QUSHAYRI (d. 465 H./1072 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam al-Qushayri tentang Tasauf: “Allah membuat golongan ini yang terbaik dari wali-wali- Nya dan Dia mengangkat mereka di atas seluruh hamba-hamba-Nya sesudah para Rasul dan Nabi, dan Dia memberi hati mereka rahasia Kehadiran Ilahi-Nya dan Dia memilih mereka diantara umat-Nya yang menerima cahaya-Nya. Mereka adalah sarana kemanusiaan, Mereka menyucikan diri dari segala hubungan dengan dunia dan Dia mengangkat mereka ke kedudukan tertinggi dalam penampakan (kasyf). Dan Dia membuka kepada mereka Kenyataan akan Keesaan-Nya. Dia membuat mereka untuk melihat kehendak-Nya mengendalikan diri mereka. Dia membuat mereka bersinar dalam wujud-Nya dan menampakkan mereka sebagai cahaya dan cahaya-Nya .” [ar-Risalat al-Qushayriyya, p. 2]</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam GHAZALI (450-505 H./1058-1111 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Imam Ghazali, hujjat ul-Islam, tentang tasauf: “Saya tahu dengan benar bahwa para Sufi adalah para pencari jalan Allah, dan bahwa mereka melakukan yang terbaik, dan jalan mereka adalah jalan terbaik, dan akhlak mereka paling suci. Mereka membersihkan hati mereka dari selain Allah dan mereka menjadikan mereka sebagai jalan bagi sungai untuk mengalirnya kehadiran Ilahi [al-Munqidh min ad-dalal, p. 131].</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam NAWAWI (620-676 H./1223-1278 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Dalam suratnya al-Maqasid: “Ciri jalan sufi ada 5:<br />menjaga kehadiran Allah dalam hati pada waktu ramai dan sendiri<br />mengikuti Sunah Rasul dengan perbuatan dan kata<br />menghindari ketergantungan kepada orang lain<br />bersyukur pada pemberian Allah meski sedikit<br />selalu merujuk masalah kepada Allah swt [Maqasid at-Tawhid, p. 20]<br />Imam Fakhr ad-Din ar-Razi (544-606 H./1149-1209 CE)<br />Imam Fakhr ad-Din ar-Razi: “Jalan para sufi adalah mencari ilmu untuk memutuskan diri mereka dari kehidupan dunia dan menjaga diri mereka agar selalu sibuk dalam pikiran dan hati mereka dengan mengingat Allah, pada seluruh tindakan dan perilaku” .” [Ictiqadat Furaq al- Musliman, p. 72, 73]</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">IBNU KHALDUN (733-808 H./1332-1406 M) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Ibn Khaldun: “Jalan sufi adalah jalan salaf, ulama-ulama di antara Sahabat, Tabi’een, and Tabi’ at-Tabi’een. Asalnya adalah beribadah kepada Allah dan meninggalkan perhiasan dan kesenangan dunia” [Muqaddimat ibn Khaldan, p. 328]<br /><b>TAJUDDIN AS SUBKI </b><br />Mu’eed an-Na’eem, p. 190, dalam tasauf: “Semoga Allah memuji mereka dan memberi salam kepada mereka dan menjadikan kita bersama mereka di dalam sorga. Banyak hal yang telah dikatakan tentang mereka dan terlalu banyak orang-orang bodoh yang mengatakan hal-hal yang tidak berhubungan dengan mereka. Dan yang benar adalah bahwa mereka meninggalkan dunia dan menyibukkan diri dengan ibadah”<br />Dia berkata: “Mereka dalah manusia-manusia yang dekat dengan Allah yang doa dan shalatnya diterima Allah, dan melalui mereka Allah membantu manusia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">JALALUDDIN AS SUYUTI </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Dalam Ta’yad al-haqiqat al-’Aliyya, p. 57: “tasauf dalam diri mereka adalah ilmu yang paling baik dan terpuji. Dia menjelaskan bagaimana mengikuti Sunah Nabi dan meninggalkan bid’ah”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">IBNU ‘ABIDIN </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Ulama besar, Ibn ‘Abidin dalam Rasa’il Ibn cAbidin (p. 172-173) menyatakan: ” Para pencari jalan ini tidak mendengar kecuali Kehadiran Ilahi dan mereka tidak mencintai selain Dia. Jika mereka mengingat Dia mereka menangis. Jika mereka memikirkan Dia mereka bahagia. Jika mereka menemukan Dia mereka sadar. Jika mereka melihat Dia mereka akan tenang. Jika mereka berjalan dalan Kehadiran Ilahi, mereka menjadi lembut. Mereka mabuk dengan Rahmat-Nya. Semoga Allah merahmati mereka”. [Majallat al-Muslim, 6th ed., 1378 H, p. 24].</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shaikh Rashad Rida </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Dia berkata,”tasauf adalah salah satu pilar dari pilar-pilar agama. Tujuannya adalah untuk membersihkan diri dan mempertanggungjawabkan perilaku sehari-hari dan untuk menaikan manusia menuju maqam spiritual yang tinggi” [Majallat al-Manar, 1st year, p. 726].<br /><b><br />Maulana Abul Hasan ‘Ali an-Nadwi </b><br />Maulana Abul Hasan ‘Ali an-Nadwi anggota the Islamic-Arabic Society of India and Muslim countries. Dalam, Muslims in India, , p. 140-146, “Para sufi ini memberi inisiasi (baiat) pada manusia ke dalam keesaan Allah dan keikhlasan dalam mengikuti Sunah Nabi dan dalam menyesali kesalahan dan dalam menghindari setiap ma’siat kepada Allah SWT. Petunjuk mereka merangsang orang-orang untuk berpindah ke jalan kecintaan penuh kepada Allah”<br />“Di Calcutta, India, lebih dari 1000 orang mengambil inisiasi (baiat) ke dalam Tasauf”<br />“Kita bersyukur atas pengaruh orang-orang sufi, ribuan dan ratusan ribu orang di India menemukan Tuham merka dan meraih kondisi kesempurnaan melalui Islam”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ABU ‘ALA AL MAUDUDI </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Dalam Mabadi’ al-Islam (p. 17), “Tasauf adalah kenyataan yang tandanya adalah cinta kepada Allah dan Rasul saw, di mana sesorang meniadakan diri mereka karena tujuan mereka (Cinta), dan seseorang meniadakan dari segala sesuatu selain cinta Allah dan Rasul”<br />“Tasauf mencari ketulusan hati, menyucikan niat dan kebenaran untuk taat dalam seluruh perbuatannya.”<br />Ringkasnya, tasauf, dahulu maupun sekarang, adalah sarana efektif untuk menyebarkan kebenaran Islam, memperluas ilmu dan pemahaman spiritual, dan meningkatkan kebahagian dan kedamaian. Dengan itu manusia dapat menemukan diri sendiri, dan dengan demikian, menemukan Tuhannya. Dengan itu manusia dapat meningkatkan, merubah dan menaikan diri sendiri dan mendapatkan keselamatan dari kebodohan dunia dan dari godaan keindahan materi. Dan Allah yang lebih mengetahui niat hamba-hamba-Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Apa itu TASAWUF ?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Pengertian Ilmu Tasawwuf :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ilmu tasauf ialah ilmu yang menyuluh perjalanan seseorang mukmin di dalam membersihkan hati dengan sifat-sifat mahmudah atau sifat-sifat yang mulia dan menghindari atau menjauhkan diri daripada sifat-sifat mazmumah iaitu yang keji dan tercela . </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Ilmu tasawwuf bertujuan mendidik nafsu dan akal supaya sentiasa berada di dalam landasan dan peraturan hukum syariat Islam yang sebenar sehingga mencapai taraf nafsu mutmainnah . </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Syarat-syarat untuk mencapai taraf nafsu mutmainah:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">a) Banyak bersabar .<br />b) Banyak menderita yang di alami oleh jiwa . </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Imam Al-Ghazali r.a. telah menggariskan sepuluh sifat Mahmudah / terpuji di dalam kitab Arbain Fi Usuluddin iaitu : </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1) Taubat .</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2) Khauf ( Takut )</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3) Zuhud </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4) Sabar. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5) Syukur.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6) Ikhlas. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7) Tawakkal. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8) Mahabbah ( Kasih Sayang )</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">9) Redha.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10) Zikrul Maut ( Mengingati Mati ) </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Dan Imam Al-Ghazali juga telah menggariskan sepuluh sifat Mazmumah / tercela / sifat keji di dalam kitab tersebut iaitu : </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1) Banyak Makan </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2) Banyak bercakap.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3) Marah. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4) Hasad. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5) Bakhil. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6) Cintakan kemegahan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7) Cintakan dunia .</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8) Bangga Diri. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">9) Ujub ( Hairan Diri ). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10) Riya’ ( Menunjuk-nunjuk ). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab 2: Khauf</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Khauf bererti takut akan Allah s.w.t., iaitu rasa gementar dan rasa gerun akan kekuatan dan kebesaran Allah s.w.t. serta takutkan kemurkaanNya dengan mengerjakan segala perintahNya dan meninggalkan segala laranganNya. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Firman Allah s.w.t. yang bermaksud : “Dan kepada Akulah ( Allah ) sahaja hendaklah kamu merasa gerun dan takut bukan kepada sesuatu yang lain”.<br />( Surah Al-Baqarah – Ayat 40 ) </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Seseorang itu tidak akan merasai takut kepada Allah s.w.t. jika tidak mengenalNya. Mengenal Allah s.w.t. ialah dengan mengetahui akan sifat-sifat ketuhanan dan sifat -sifat kesempurnaan bagi zatNya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Seseorang itu juga hendaklah mengetahui segala perkara yang disuruh dan segala perkara yang ditegah oleh agama. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Dengan mengenal Allah s.w.t. dan mengetahui segala perintah dan laranganNya, maka seseorang itu akan dapat merasai takut kepada Allah s.w.t. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Rasa takut dan gerun kepada Allah s.w.t. akan menghindarkan seseorang itu daripada melakukan perkara yang ditegah oleh Allah s.w.t. dan seterusnya patuh dan tekun mengerjakan perkara yang disuruhnya dengan hati yang khusyuk dan ikhlas. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rujukan : Tasauf di Dalam Islam – Datuk Hj.Md.Yunus bin Hj. Md. Yatim.<br />( Bekas Mufti Negeri Melaka ) </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab 3 : Sifat Redha</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1) Sifat redha adalah daripada sifat makrifah dan mahabbah kepada Allah s.w.t. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2) Pengertian redha ialah menerima dengan rasa senang dengan apa yang diberikan oleh Allah s.w.t. baik berupa peraturan ( hukum ) mahupun qada’ atau sesuatu ketentuan daripada Allah s.w.t. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3) Redha terhadap Allah s.w.t terbahagi kepada dua : </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l13 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Redha menerima peraturan ( hukum ) Allah s.w.t. yang dibebankan kepada manusia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l13 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Redha menerima ketentuan Allah s.w.t. tentang nasib yang mengenai diri. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Redha Menerima hukum Allah s.w.t. : </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Redha menerima hukum-hukum Allah s.w.t. adalah merupakan manifestasi daripada kesempurnaan iman, kemuliaan taqwa dan kepatuhan kepada Allah s.w.t. kerana menerima peraturan-peraturan itu dengan segala senang hati dan tidak merasa terpaksa atau dipaksa. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Merasa tunduk dan patuh dengan segala kelapangan dada bahkan dengan gembira dan senang menerima syariat yang digariskan oleh Allah s.w.t. dan Rasulnya adalah memancar dari mahabbah kerana cinta kepada Allah s.w.t. dan inilah tanda keimanan yang murni serta tulus ikhlas kepadaNya. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :<br /><i>” Tetapi tidak ! Demi Tuhanmu, mereka tidak dipandang beriman hingga mereka menjadikanmu ( Muhammad ) hakim dalam apa yang mereka perselisihkan di antara mereka, kemudian mereka tidak merasa sempit dalam hati mereka tentang apa yang engkau putuskan serta mereka menyerah dengan bersungguh – sungguh “. ( Surah An-Nisaa’ : Ayat 65 ) </i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan firman Allah s.w.t yang bermaksud :<br /><i>” Dan alangkah baiknya jika mereka redha dengan apa yang Allah dan Rasulnya berikan kepada mereka sambil mereka berkata : ‘ Cukuplah Allah bagi kami , Ia dan Rasulnya akan berikan pada kami kurnianya ,Sesungguhnya pada Allah kami menuju “.<br />( Surah At Taubah : Ayat 59 ) </i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada dasarnya segala perintah-perintah Allah s.w.t. baik yang wajib mahupun yang Sunnah ,hendaklah dikerjakan dengan senang hati dan redha. Demikian juga dengan larangan-larangan Allah s.w.t. hendaklah dijauhi dengan lapang dada . </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Itulah sifat redha dengan hukum-hukum Allah s.w.t. Redha itu bertentangan dengan sifat dan sikap orang-orang munafik atau kafir yang benci dan sempit dadanya menerima hukum-hukum Allah s.w.t. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Firman Allah s.w.t. yang bermaksud :<br /><i>” Yang demikian itu kerana sesungguhnya mereka ( yang munafik ) berkata kepada orang-orang yang di benci terhadap apa-apa yang diturunkan oleh Allah s.w.t. ‘Kami akan tuntut kamu dalam sebahagian urusan kamu ‘,Tetapi Allah mengetahui rahsia mereka “. ( Surah Muhammad : Ayat 26 ) </i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Andaikata mereka ikut beribadah, bersedekah atau mengerjakan sembahyang maka ibadah itu mereka melakukannya dengan tidak redha dan bersifat pura-pura. Demikianlah gambaran perbandingan antara hati yang penuh redha dan yang tidak redha menerima hukum Allah s.w.t. , yang mana hati yang redha itu adalah buah daripada kemurnian iman dan yang tidak redha itu adalah gejala nifaq. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Redha Dengan Qada’ : </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Redha dengan qada’ iaitu merasa menerima ketentuan nasib yang telah ditentukan Allah s.w.t baik berupa nikmat mahupun berupa musibah ( malapetaka ). Didalam hadis diungkapkan bahawa di antara orang yang pertama memasuki syurga ialah mereka yang suka memuji Allah s.w.t. . iaitu mereka memuji Allah ( bertahmid ) baik dalam keadaan yang susah mahupun di dalam keadaan senang. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diberitakan Rasulullah s.a.w. apabila memperolehi kegembiraan Baginda berkata :<br /><i>” Segala puji bagi Allah yang dengan nikmatnya menjadi sempurnalah kebaikan “. </i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan apabila kedatangan perkara yang tidak menyenangkan , Baginda mengucapkan :<br /><i>” Segala puji bagi Allah atas segala perkara “.</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perintah redha menerima ketentuan nasib daripada Allah s.w.t. dijelaskan didalam hadis Baginda yang lain yang bermaksud :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">” Dan jika sesuatu kesusahan mengenaimu janganlah engkau berkata : jika aku telah berbuat begini dan begitu, begini dan begitulah jadinya. Melainkan hendakalah kamu katakan : Allah telah mentaqdirkan dan apa yang ia suka , ia perbuat ! ” Kerana sesungguhnya perkataan : andaikata… itu memberi peluang pada syaitan ” . (Riwayat Muslim)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sikap redha dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah s.w.t. Ketika mendapat kesenangan atau sesuatu yang tidak menyenangkan bersandar kepada dua pengertian :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertama :</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bertitik tolak dari pengertian bahawa sesungguhnya Allah s.w.t. memastikan terjadinya hal itu sebagai yang layak bagi Dirinya kerana bagi Dialah sebaik-baik Pencipta. Dialah Yang Maha Bijaksana atas segala sesuatu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedua :</span></b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bersandar kepada pengertian bahawa ketentuan dan pilihan Allah s.w.t. itulah yang paling baik , dibandingkan dengan pilihan dan kehendak peribadi yang berkaitan dengan diri sendiri. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sabda Rasulullah s.a.w. yang bermaksud :<br /><i>” Demi Allah yang jiwaku ditangannya !Tidaklah Allah memutuskan sesuatu ketentuan bagi seorang mukmin melainkan mengandungi kebaikan baginya. Dan tiadalah kebaikan itu kecuali bagi mukmin . Jika ia memperolehi kegembiraan dia berterima kasih bererti kebaikan baginya , dan jika ia ditimpa kesulitan dia bersabar bererti kebaikan baginya “.<br />( Riwayat Muslim )</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tasawwuf > Bab 7 : Sabar</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l12 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu menahan diri daripada keluh kesah pada sesuatu yang tidak disukai.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l12 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sifat sabar perlu ketika menghadapi <b>tiga</b> perkara berikut:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Menahan diri daripada keluh kesah dan menahan diri daripada mengadu kepada yang lain daripada Allah subhanahu wata‘ala ketika berlaku sesuatu bala atau bencana.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Menahan diri dalam mengerjakan segala perintah Allah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Menahan diri dalam meninggalkan segala larangan Allah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l14 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sifat sabar itu dipuji pada syara‘ kerana seseorang yang bersifat sabar menunjukkan ia beriman dengan sempurna kepada Allah, dan menunjukkan ia taat dan menjunjung segala perintah agama.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l14 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang yang beriman kepada Allah mengetahui bahawa segala perkara yang berlaku ke atas drinya adalah kehendak Allah yang tidak dapat dielak lagi. Begitulah juga orang yang taat, tidak akan merasa susah dalam mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan laranganNya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tasawwuf > Bab 8 : Syukur</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l7 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu mengaku dan memuji Allah atas nikmat yang diberi dan menggunakan segala nikmat itu untuk berbuat taat kepada Allah subhanahu wata‘ala.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l7 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tiap-tiap nikmat yang diberi oleh Allah subhanahu wata‘ala kepada makhlukNya adalah dengan limpah kurniaNya semata-mata, seperti nikmat kesihatan, kekayaan, kepandaian dan sebagainya. Oleh yang demikian, bersyukur dan berterima kasih atas nikmat-nikmat tersebut merupakan suatu kewajipan kepada Allah subhanahu wata‘ala.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l7 level1 lfo4; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setiap nikmat juga hendaklah disyukuri kerana orang yang tidak berterima kasih adalah orang yang tidak mengenang budi. Oleh itu, hendaklah digunakan nikmat-nikmat Allah itu untuk menambahkan ibadah kepada Allah dan sangatlah keji dan hina menggunakan nikmat-nikmat itu untuk menderhakai Tuhan yang memberi nikmat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tasawwuf > Bab 9 : Tawakkal</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l10 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu menetapkan hati dan berserah kepada Allah pada segala perkara yang berlaku serta jazam (putus) pada i`tiqad bahawa Allah subhanahu wata‘ala yang mengadakan dan memerintahkan tiap-tiap sesuatu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l10 level1 lfo5; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berserah kepada Allah pada segala perkara itu hendaklah disertakan dengan ikhtiar dan usaha kerana Allah menjadikan sesuatu mengikut sebab-sebabnya, seperti dijadikan pandai kerana belajar, dijadikan kaya kerana rajin berusaha atau berjimat cermat dan sebagainya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tasawwuf > Bab 10 : Mahabbah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l8 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu kasihkan Allah subhanahu wata‘ala dengan mengingatiNya pada setiap masa dan keadaan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l8 level1 lfo6; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kasihkan Allah ialah dengan segera melakukan segala perintahNya dan berusaha mendampingkan diri kepada Allah dengan ibadah-ibadah sunat dan bersungguh-sungguh menghindari maksiat serta perkara-perkara yang membawa kemarahanNya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tasawwuf > Bab 11 : Zikrulmawt</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l1 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu sentiasa mengingati mati dan sentiasa bersedia dengan amalan-amalan yang baik.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l1 level1 lfo7; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh kerana seseorang itu akan mati, maka hendaklah ia bersedia dengan amalan-amalan yang baik dan hendaklah ia memenuhkan tiap-tiap saat daripada umurnya itu dengan perkara yang berfaedah bagi akhiratnya kerana tiap-tiap perkara yang telah lalu tidak akan kembali lagi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tasawwuf > Bab 12 : Sifat-sifat Mazmumah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Syarrut ta‘am (banyak makan) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l5 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu terlampau banyak makan atau minum ataupun gelojoh ketika makan atau minum.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l5 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Makan dan minum yang berlebih-lebihan itu menyebabkan seseorang itu malas dan lemah serta membawa kepada banyak tidur. Ini menyebabkan kita lalai daripada menunaikan ibadah dan zikrullah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l5 level1 lfo8; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Makan dan minum yang berlebih-lebihan adalah ditegah walaupun tidak membawa kepada lali daripada menunaikan ibadah kerana termasuk di dalam amalan membazir.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Syarrul kalam (banyak bercakap)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l9 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu banyak berkata-kata atau banyak bercakap.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l9 level1 lfo9; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banyak berkata-kata itu boleh membawa kepada banyak salah, dan banyak salah itu membawa kepada banyak dosa serta menyebabkan orang yang mendengar itu mudah merasa jemu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Ghadhab (pemarah)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l16 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ia bererti sifat pemarah, iaitu marah yang bukan pada menyeru kebaikan atau menegah daripada kejahatan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l16 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sifat pemarah adalah senjata bagi menjaga hak dan kebenaran. Oleh kerana itu, seseorang yang tidak mempunyai sifat pemarah akan dizalimi dan akan dicerobohi hak-haknya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l16 level1 lfo10; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sifat pemarah yang dicela ialah marah yang bukan pada tempatnya dan tidak dengan sesuatu sebab yang benar.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Hasad (dengki)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l3 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu menginginkan nikmat yang diperolehi oleh orang lain hilang atau berpindah kepadanya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l3 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seseorang yang bersifat dengki tidak ingin melihat orang lain mendapat nikmat atau tidak ingin melihat orang lain menyerupai atau lebih daripadanya dalam sesuatu perkara yang baik. Orang yang bersifat demikian seolah-olah membangkang kepada Allah subhanahu wata‘ala kerana mengurniakan sesuatu nikmat kepada orang lain.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l3 level1 lfo11; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang yang berperangai seperti itu juga sentiasa dalam keadaan berdukacita dan iri hati kepada orang lain yang akhirnya menimbulkan fitnah dan hasutan yang membawa kepada bencana dan kerosakan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Bakhil (kedekut)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l0 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu menahan haknya daripada dibelanjakan atau digunakan kepada jalan yang dituntut oleh agama.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l0 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nikmat yang dikurniakan oleh Allah subhanahu wata‘ala kepada seseorang itu merupakan sebagai alat untuk membantu dirinya dan juga membantu orang lain. Oleh yang demikian, nikmat dan pemberian Allah menjadi sia-sia sekiranya tidak digunakan dan dibelanjakan sebagaimana yang dikehendaki oleh Allah subhanahu wata‘ala.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l0 level1 lfo12; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lebih-lebih lagi dalam perkara-perkara yang menyempurnakan agama seperti zakat, mengerjakan haji dan memberi nafkah kepada tanggungan, maka menahan hak atau harta tersebut adalah suatu kesalahan besar di sisi agama.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Hubbul jah (kasihkan kemegahan)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l15 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu kasihkan kemegahan, kebesaran dan pangkat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l15 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perasaan inginkan kemegahan dan pangkat kebesaran menjadikan perbuatan seseorang itu tidak ikhlas kerana Allah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l15 level1 lfo13; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akibat daripada sifat tersebut boleh membawa kepada tipu helah sesama manusia dan boleh menyebabkan seseorang itu membelakangkan kebenaran kerana menjaga pangkat dan kebesaran.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Hubbud dunya (kasihkan dunia)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l4 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ia bermaksud kasihkan dunia, iaitu mencintai perkara-perkara yang berbentuk keduniaan yang tidak membawa sebarang kebajikan di akhirat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l4 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banyak perkara yang diingini oleh manusia yang terdiri daripada kesenangan dan kemewahan. Di antara perkara-perkara tersebut ada perkara-perkara yang tidak dituntut oleh agama dan tidak menjadi kebajikan di akhirat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l4 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh yang demikian, kasihkan dunia itu adalah mengutamakan perkara-perkara tersebut sehingga membawa kepada lalai hatinya daripada menunaikan kewajipan-kewajipan kepada Allah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l4 level1 lfo14; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun begitu, menjadikan dunia sebagai jalan untuk menuju keredhaan Allah bukanlah suatu kesalahan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8. Takabbur (sombong)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l11 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu membesarkan diri atau berkelakuan sombong dan bongkak.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l11 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang yang takabbur itu memandang dirinya lebih mulia dan lebih tinggi pangkatnya daripada orang lain serta memandang orang lain itu hina dan rendah pangkat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l11 level1 lfo15; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sifat takabbur ini tiada sebarang faedah malah membawa kepada kebencian Allah dan juga manusia dan kadangkala membawa kepada keluar daripada agama kerana enggan tunduk kepada kebenaran.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">9. ‘Ujub (bangga diri)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l2 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu merasai atau menyangkakan dirinya lebih sempurna.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l2 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang yang bersifat ‘ujub adalah orang yang timbul di dalam hatinya sangkaan bahawa dia adalah seorang yang lebih sempurna dari segi pelajarannya, amalannya, kekayaannya atau sebagainya dan ia menyangka bahawa orang lain tidak berupaya melakukan sebagaimana yang dia lakukan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l2 level1 lfo16; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan itu, maka timbullah perasaan menghina dan memperkecil-kecilkan orang lain dan lupa bahawa tiap-tiap sesuatu itu ada kelebihannya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10. Riya’ (menunjuk-nunjuk)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l17 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Iaitu memperlihatkan dan menunjuk-nunjuk amalan kepada orang lain.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l17 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setiap amalan yang dilakukan dengan tujuan menunjuk-nunjuk akan hilanglah keikhlasan dan menyimpang dari tujuan asal untuk beribadah kepada Allah semata-mata.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.0in; mso-list: l17 level1 lfo17; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Orang yang riya’ adalah sia-sia segala amalannya kerana niatnya telah menyimpang disebabkan inginkan pujian daripada manusia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab 4 : Ikhlas</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Sifat ikhlas ialah menumpukan niat bagi setiap ibadah atau kerja yang dilakukan semata-mata kerana Allah s.w.t. dan diqasadkan ( niat ) untuk menjunjung perintah semata-mata serta membersihkan hati dari dosa riya’ , ujub atau inginkan pujian manusia.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Firman Allah s.w.t. di dalam Al-Quran yang bermaksud :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“ Padahal mereka tidak diperintahkan melainkan supaya menyembah Allah s.w.t. dengan mengikhlaskan ibadah kepadanya , lagi tetap teguh di atas tauhid dan supaya mereka mendirikan sembahyang dan memberi zakat dan yang demikian itulah agama yang benar “.<br />( Surah Al-Bayyinah – Ayat 5 )</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Setiap pekerjaan yang dilakukan hendaklah dibersihkan daripada sesuatu tujuan yang lain daripada taat kepada perintah Allah s.w.t.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Hendaklah dibersihkan niat daripada sebab-sebab yang lain dari sifat-sifat yang keji ( sifat mazmumah ) seperti riya’ , ujub , inginkan kemasyhuran dan lain-lain lagi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Dalam meninggalkan larangan Allah s.w.t. hendaklah diniatkan untuk taat semata-mata bukan kerana malu kepada makhluk atau sebagainya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />( Rujukan Kitab – Mengenal Ilmu Tasawwuf – Mohd Sulaiman bin Hj. Yasin )</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><b><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bab 5 : Taubat</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Iaitu kembali daripada keburukan kepada kebaikan dengan beberapa syarat yang tertentu.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Firman Allah S.W.T. yang bermaksud :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">” Dan mohonlah ampun kepada Allah , sesungguhnya ia Maha<br />Pengampun lagi Maha Mengasihani ”.<br />( Surah Al – Muzammil – Ayat 20 )</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Syarat-syarat taubat adalah seperti berikut :</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l18 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meninggalkan maksiat atau perkara dosa tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l18 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menyesal atas maksiat atau dosa yang telah dilakukan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l18 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bercita-cita tidak akan mengulanginya lagi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l18 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengembalikan hak-hak makhluk yang dizalimi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l18 level1 lfo18; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mengerjakan perkara-perkara fardhu yang telah luput.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Setiap manusia tidak dapat mengelakkan dirinya daripada tersalah dan terlupa, melainkan manusia yang Ma’asum ( terpelihara daripada dosa ) seperti rasul-rasul dan nabi-nabi.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Seseorang itu hendaklah bersungguh-sungguh memelihara diri daripada dosa iaitu dengan memelihara seluruh anggota daripada melakukan perkara-perkara yang ditegah oleh agama.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Beberapa faedah dan hikmah taubat iaitu:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l6 level1 lfo19; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menghidupkan jiwa yang resah kerana dosa.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l6 level1 lfo19; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mendekatkan diri kepada Allah S.W.T .</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l6 level1 lfo19; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Meningkatkan ketaqwaan diri.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l6 level1 lfo19; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Membenteras tipu-daya syaitan yang selama ini memerangkap manusia<br />dengan berbuat dosa dan maksiat. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 2.5in; mso-list: l6 level1 lfo19; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: Symbol; mso-bidi-font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: Symbol;"><span style="mso-list: Ignore;">·<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memperolehi kemuliaan dan anugerah Allah S.W.T. dalam hidup di dunia dan akhirat ( Dipetik daripada – Hidup Bertaqwa Oleh Dato’ Hj. Ismail bin Hj. Kamus M / S 269 – 273 </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-35979601516472507462013-02-11T15:07:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.420+07:00Apakah Ibadah malam nishfu (pertengahan) Sya’ban yaitu tanggal 15 bulan Sya’ban Bid'ah Dholalah ???<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2008/12/11/bab-10-amalan-nisfu-syaban-dan-bulan-rajab-ibnu-taymiyah-buat/" title="Bab 10. Amalan Nisfu sya’ban dan bulan rajab, ibnu taymiyah buat"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Amalan Nisfu sya’ban dan bulan rajab, ibnu taymiyah buat</span></b></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></span></div><span style="font-size: large;"><b>IBNU TAIMIYAH MENGALAKKAN KITA MENGHIDUPKAN NISFU SYA’BAN DENGAN AMALAN YANG KHUSUS</b></span><br /><br /><span style="font-size: large;">Sememangnya ulama Islam menghormati bulan Sya’ban khasnya pada pertengahannya atau dinamakan sebagai Nisfu Sya’ban. Terlalu banyak kenyataan ulama Islam mengenai kemulian dan amalan khas pada Nisfu Sya’ban kesemuanya adalah benar belaka kecuali beberapa kaifiyat yang tidak digariskan mengikut panduan syarak yang betul. Saya<br />(Abu Syafiq) pada kali ini tidak mahu menukilkan kenyataan ulama-ulama Islam tersebut tetapi akan dibawa kenyataan Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah Al-Harrani berkaitan amalan Nisfu Sya’ban.</span><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-size: large;">mereka</span> yang mengkafirkan umat Islam kononnya atas dasar menghidupkan, memuliakan dan mengkhususkan amalan pada Nisfu Sya’ban adalah mengkafirkan juga Syiekh IslamMereka Ibnu Taimiyah walaupun selalau dinafikan. Ini kerana Syeikh Islam Mereka Ibnu Taimiyah mengalakkan amalan Nisfu Sya’ban.</span><br /><span style="font-size: large;">Para pembaca pasti akan perasan, bila tiba Nisfu Sya’ban jek <span style="font-size: large;">mereka</span> akan bergegas lekas untuk menulis di laman internet dan surat khabar menentang dan menolak sekeras-kerasnya amalan yang dilakukan pada Nisfu Sya’ban secara mutlak. Akan tetapi orang yang langsung tidak solat Fardhu dibiarkan tidak pula dinasihat atau ditegur. Ini kerana bagi <span style="font-size: large;">mereka</span> kesemua orang kafir dan orang musyrik adalah mukmin beriman kepada Allah…Inilah unsur Liberal yang wujud dalam perut otak akidah <span style="font-size: large;">mereka</span>.<br />————————–</span><br /><span style="font-size: large;"><b>1- IBNU TAIMIYAH MENGKHUSUSKAN AMALAN SOLAT PADA NISFU SYA’BAN & MEMUJINYA</b><br />Berkata Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Majmuk Fatawa pada jilid 24 mukasurat 131 mengenai amalan Nisfu Sya’ban teksnya:</span><br /><span style="font-size: large;"><b>إذا صلَّى الإنسان ليلة النصف وحده أو في جماعة خاصة كما كان يفعل طوائف من المسلمين فهو: حَسَنْ</b></span><br /><span style="font-size: large;">Ertinya: ” Apabila seorang itu menunaikan solat pada malam Nisfu Sya’ban secara individu atau berjemaah secara KHUSUS sepertimana yang dilakukan oleh sebilangan masyarakat Islam maka ianya adalah BAIK “.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Lihat bagaimana Ibnu Taimiyah sendiri memuji dan mengalakkan amalan khas pada malam Nisfu Sya’ban agar kita menunaikan solat sunat pada waktu itu secara berseorangan atau dilakukan secara berjemaah lantas Ibnu Taimiyah menyifatkan amalan khusus itu sebagai HASANUN iaitu MULIA & BAIK. Manakala solat seratus rakaat dibaca 1000 kali surah Al-Ikhlas yang dilakukan pada malam itu merupakan sesuatu yang tidak warid.</span><br /><span style="font-size: large;">Apa pula kata Jamaah Takfir Al-Wahhabi atas hukum Ibnu Taimiyah tadi?<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">Mungkin ramai <span style="font-size: large;">mereka</span> tak percaya. TAK PECAYA? lihat ini lagi…<br />—————————</span><br /><span style="font-size: large;"><b>2- IBNU TAIMIYAH MENGKHUSUSKAN AMALAN SOLAT NISFU SYA’BAN KERANA ADA HADITH MEMULIAKANNYA</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b> </b><br />Berkata Ibnu Taimiyah pada kitab Majmuk Fatawa jilid 24 juga pada mukasurat seterusnya 132 teksnya:</span><br /><span style="font-size: large;">وأما ليلة النصف – من شعبان – فقد رُوي في فضلها أحاديث وآثار ، ونُقل عن طائفة من السلف أنهم كانوا يصلون فيها، فصلاة الرجل فيها وحده قد تقدمه فيه سلف وله فيه حجة (( فلا ينكر مثل هذا )) ، أما الصلاة جماعة فهذا مبني على قاعدة عامة في الاجتماع على الطاعات والعبادات</span><br /><span style="font-size: large;">Terjemahan kata Ibnu Taimiyah di atas:<br />” Berkenaan malam Nisfu Sya’ban maka telah diriwayatkan mengenai kemulian dan kelebihan Nisfu Sya’ban dengan hadith-hadith dan athar, dinukilkan dari golongan AL-SALAF (bukan wahhabi) bahawa mereka menunaikan solat khas pada malan Nisfu Sya’ban, solatnya seseorang pada malam itu secara berseorangan sebenarnya telahpun dilakukan oleh ulama Al-Salaf dan dalam perkara tersebut TERDAPAT HUJJAH maka jangan diingkari, manakala solat secara jemaah (pd mlm nisfu sya’ban) adalah dibina atas hujah kaedah am pada berkumpulnya manusia dalam melakukan amalan ketaatan dan ibadat” .</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Amat jelas bukti dari kitab Ibnu Taimiyah sendiri bahawa dia mengalakkan amalan KHAS dan khusus pada nisfu Sya’ban.<br />Tetapi <span style="font-size: large;">mereka</span> mengkafirkan sesiapa yang mengkhususkan amalan pada Nisfu Sya’ban atas dasar kononnya membawa syariat yang baru.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Apa pula kata <span style="font-size: large;">mereka</span> pada Ibnu Taimiyah pula dalam kes ini? Dia salah? Kafir? Tukang buat bid’ah?! Yallah! keluarkan hukum pada Ibnu Taimiyah seperti mana kamu menghukum umat Islam sebagai kafir, sesat dan bid’ah pada kes yang sama. YALLAH!<br />—————————</span><br /><span style="font-size: large;"><b>3- IBNU TAIMIYAH MENGALAKKAN KITA MENGIKUT AS-SALAF YANG MENGKHUSUSKAN AMALAN PADA NISFU SYA’BAN</b><br />Berkata Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Iqtido’ As-sirot Al-Mustaqim pada mukasurat 266 teksnya:</span><br /><span style="font-size: large;">ليلة النصف مِن شعبان. فقد روي في فضلها من الأحاديث المرفوعة والآثار ما يقتضي: أنها ليلة مُفضَّلة. وأنَّ مِن السَّلف مَن كان يَخُصّها بالصَّلاة فيها، وصوم شهر شعبان قد جاءت فيه أحاديث صحيحة. ومِن العلماء من السلف، من أهل المدينة وغيرهم من الخلف: مَن أنكر فضلها ، وطعن في الأحاديث الواردة فيها، كحديث:[إن الله يغفر فيها لأكثر من عدد شعر غنم بني كلب] وقال: لا فرق بينها وبين غيرها. لكن الذي عليه كثيرٌ مِن أهل العلم ؛ أو أكثرهم من أصحابنا وغيرهم: على تفضيلها ، وعليه يدل نص أحمد – ابن حنبل من أئمة السلف – ، لتعدد الأحاديث الواردة فيها، وما يصدق ذلك من الآثار السلفيَّة، وقد روي بعض فضائلها في المسانيد والسنن</span><br /><span style="font-size: large;">Terjemahan kata Ibnu Taimiyah di atas:<br />((” Malam Nisfu Sya’ban. Telah diriwayatkan mengenai kemuliannya dari hadith-hadith Nabi dan kenyataan para Sahabat yang menjelaskan bahawa ianya adalah MALAM YANG MULIA dan dikalangan <b>ulama As-Salaf yang MENGKHUSUSKAN MALAM NISFU SYA’BAN DENGAN MELAKUKAN SOLAT KHAS PADANYA</b> dan berpuasa bulan Sya’ban pula ada <b>hadith yang sahih</b>. Ada dikalangan salaf, sebahagian ahli madinah dan selain mereka sebahagian dikalangan khalaf yang mengingkarinya kemuliannya dan menyanggah hadith-hadith yang diwaridkan padanya seperti hadith<br />‘Sesungguhnya Allah mengampuni padanya lebih banyak dari bilangan bulu kambing bani kalb’ katanya mereka tiada beza dengan itu dengan selainnya, AKAN TETAPI DI SISI KEBANYAKAN ULAMA AHLI ILMU ATAU KEBANYAKAN ULAMA MAZHAB KAMI DAN ULAMA LAIN <b>ADALAH MEMULIAKAN MALAM NISFU SYA’BAN</b>, DAN DEMIKIAN JUGA ADALAH KENYATAAN IMAM AHMAD BIN HAMBAL DARI ULAMA AS-SALAF kerana terlalu banyak hadith yang dinyatakan mengenai kemulian Nisfu Sya’ban, begitu juga hal ini benar dari kenyataan dan kesan-kesan ulama As-Salaf, dan telah dinyatakan kemulian Nisfu Sya’ban dalam banyak kitab hadith Musnad dan Sunan “)).<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">Tamat kenyataan Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Iqtido’ As-sirot Al-Mustaqim pada mukasurat 266.</span><br /><span style="font-size: large;">Para pembaca sekalian, perhatikan dan fokuskan pada teks Ibnu Taimiyah di atas mengenai amalan khusus dan kelebihan Nisfu Sya’ban:<br />1- IANYA ADALAH MALAM YANG MULIA DAN ADA KELEBIHAN<br />2- ULAMA AS-SALAF MENGKHUSUSKAN MALAM NISFU SYA’BAN DENGAN MELAKUKAN SOLAT KHAS<br />3- DI SISI KEBANYAKAN ULAMA AHLI ILMU ATAU KEBANYAKAN ULAMA MAZHAB KAMI DAN ULAMA LAIN <b>ADALAH MEMULIAKAN & MEMBERI KELEBIHAN UNTUK MALAM NISFU SYA’BAN</b>, DAN DEMIKIAN JUGA ADALAH KENYATAAN IMAM AHMAD BIN HAMBAL DARI ULAMA AS-SALAF.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Lihat bagaimana Ibnu Taimiyah memuji amalan, mengkhususkan amalan dan memuliakan Nisfu Sya’ban dan menyatakan ianya adalah pandangannya, Imam Ahmad bin Hambal, dan ulama As-Salaf serta pandangan ahli ilmu.<br />Manakala Wahhabi pula mengkafirkan sesiapa yang memuliakan dan mengkhususkan amalan ibadat pada Nisfu Sya’ban kononnya atas dasar itu adalah agama yang baru.</span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">*Cara Amalan Nisfu sya’ban dan bulan rajab</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">* Dalil dan jawaban bagi mereka yang membantahnya</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">* Bukti ibnu taymiyah mengerjakan amalan khusus pada nisfu sya’ban</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">*Keterangan singkat amalan di bulan rajab</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setelah ada keterangan sebelum ini mengenai cara memperingati <i>hari-hari Allah</i> swt. dan lain sebagainya didalam bab Maulidin (kelahiran) Nabi saw., maka kami ingin mengutip berikut ini kemuliaan <i>bulan/malam nishfu Sya’ban dan bulan Rajab.</i>Didalam Islam telah dikenal adanya hari-hari, bulan-bulan yang di muliakan oleh Allah swt. umpamanya hari Jum’at, bulan Ramadhan, bulan Haji dan lain sebagainya. Allah swt. akan lebih meluaskan Rahmat dan Karunia-Nya melebihi daripada hari-hari atau bulan-bulan biasa. Dengan demikian siapa yang beramal sholeh pada waktu-waktu tersebut lebih besar harapannya Allah swt. akan mengampunkan dosanya dan do’anya dikabulkan oleh-Nya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bulan Sya’ban/malam nishfu Sya’ban</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bulan Sya’ban adalah termasuk bulan suci atau mulia dan cukup dikenal di kalangan kaum muslimin karena banyak riwayat hadits yang mengemukakan kemuliaan bulan tersebut.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Nama Sya’ban adalah salah satu nama bulan dari 12 bulan Arab lainnya yaitu satu bulan sebelum bulan Ramadhan. Sedangkan yang dimaksud <i>nishfu</i> (pertengahan) Sya’ban yaitu tanggal 15 bulan Sya’ban, sedangkan malam nishfu Sya’ban yaitu mulai waktu Maghrib pada tanggal 14 Sya’ban. Banyak hadits Hasan yang dipandang mu’tamad oleh para ulama pakar mengenai keutamaan bulan Sya’ban dan malam nishfu Sya’ban, diantaranya, Hadits dari ‘Aisyah</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";">: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">مَا رَأيْتُ رَسُوْلُ الله .صَ. : إسْتَكْمَلَ صِيَامَ شَهْرٍِ قَطُّ, إلاَّ شَهْرَ رَمَضَانَ , وَمَا رَأيْتُهُ فِىْ شَهْرٍ كْثَـَرَ مِنْهُ صِيَامًا فِي شَعْبَانَ </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0.5in 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Tidak terlihat olehku Rasulallah saw. berpuasa satu bulan penuh, kecuali pada bulan Ramadhan, dan tidak satu bulan yang hari-harinya lebih banyak dipuasakan Nabi daripada bulan Sya’ban”. </span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">(Bukhari dan Muslim)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Riwayat dari Usamah bin Zaid ra. katanya</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> : </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">قُلْتُ : يَا رَسُوْلُ اللهِ لَمْ أرَاكَ تَصُومُ مِنْ شَهِْرمِنَ الشُّهُورِ مَا تَصُومُ مِنْ شَعْبَانِ؟</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">قَالَ ذَالِكَ شَهْرُْ يَغْفَلُ النَّاسُ عَنْهُ , بَيْنَ رَجَبَ وَ رَمَضَانَ وَهُوَ شَهْـرٌ تُرْفَعُ بِهِ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">الأعْمَال اِلَى رَبِّ العَالَمِيْنَ فَأحِبُّ اَنْ يُرْفَعُ عَمَلِى وَأنَا صَائِمٌ. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Tanya saya: ‘Ya, Rasulallah kelihatannya tidak satu bulan pun yang lebih banyak anda puasakan dari <i>Sya’ban</i>’. Ujar Nabi; ‘Bulan itu sering <i>dilupakan </i>orang, karena letaknya antara Rajab dan Ramadhan, sedang pada bulan itulah (bulan Sya’ban) <i>diangkatnya</i><b> </b>amalan-amalan kepada Allah Rabbul ‘alamin. Maka saya ingin amalan saya dibawa naik selagi saya dalam berpuasa’<i> ”.</i>(HR.Abu Daud dan Nasa’i dan disahkan oleh Ibnu Khuzaimah)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Ummu Salamah ra., katanya: ‘Belum pernah aku melihat Nabi saw. berpuasa <i>dua bulan</i> <i>berturut-turut</i> terkecuali di bulan <i>Sya’ban</i> dan Ramadhan”<i>. </i>(HR. Tirmidzi dengan sanad Hasan)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Abu Dawud mengemukakan hadits dari Abdullah bin Abi Qais dari Aisyah ra. sebagai berikut: “Bulan yang paling disukai Rasulullah saw. ialah berpuasa di bulan Sya’ban. Kemudian beliau menyambung puasanya hingga ke Ramadhan”. (Sulaiman bin al-Asy’at al-Sijistani, Sunan Abu Daud, t.th, Dar al-Fikr : Beirut , hlm 323 juz 2)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits lainnya adalah riwayat al-Nasa’i dan Abu Dawud (dan dishohihkan oleh Ibnu Huzaimah): “Usamah berkata pada Nabi saw, ‘Wahai Rasulullah, saya tak melihat engkau melakukan puasa (sunat) sebanyak yang engkau lakukan dalam bulan <i>Sya’ban</i>‘. Rasul menjawab: <i>‘Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan oleh kebanyakan orang’</i>’ “.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Imran Ibnu Hushain ra. bahwasanya Nabi saw. pernah berkata pada seseorang lelaki; “Apakah engkau pernah berpuasa sebagian dari bulan <i>Sya’ban </i>ini? Jawab lelaki itu: ‘Tidak ‘. Sabda Nabi saw.: ‘Jika engkau telah menyelesaikan bulan Ramadhan, maka puasalah <i>dua hari</i> sebagai puasa <i>pengganti bulan Sya’ban’</i> “<i>.</i> (HR. Bukhori dan Muslim) </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Mengenai <i>nishfu Sya’ban</i> yang diriwayatkan Tirmudzi didalam <i>An-Nawadir</i> dan oleh Thabarani serta Ibnu Syahin dengan sanad <i>Hasan</i> (baik), berasal dari ‘Aisyah ra. yang menuturkan bahwa Rasulallah saw. pernah menerang- kan bahwa:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">هَذِهِ لَيْلَةُ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانِ يَغْفِرُ الله ُ المُسْتَغْفِرِيْنَ , وَ يَرْحَمُ المُسَْتَرْحِمِيْنَ وَ يُؤَخِّرُ أهْلَ الحِقدِ عَلَى حِقْدِهِمْ </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Pada malam <u>nishfu Sya’ban</u>ini Allah mengampuni orang-orang yang mohon ampunan dan merahmati mereka yang mohon rahmat serta menangguhkan (akibat) kedengkian orang-orang yang dengki”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Disekitar hadits terakhir diatas ini beredar sejumlah hadits lainnya yang memandang mustahab/baik kegiatan menghidupkan (ihya) pada malam nishfu tersebut. </span></i></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Diantaranya; hadits riwayat Ibnu Majah dari Amirul mukminin <u>Ali</u>ra.; Hadits riwayat Ibnu Majah, Tirmidzi dan Ahmad dari ‘Aisyah ra., riwayat Ibnu Majah dan Ahmad dari Abu Musa ra. dan sebagainya. Terkabulnya do’a yang dipanjatkan pada malam tersebut lebih besar harapannya dan pada bulan itu lah diangkatnya </span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">amalan-amalan kepada Allah Rabbul ‘alamin.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ada hadits lagi yang dikemukakan juga oleh ulama<b> </b>yang<b> </b>diandalkan<b> </b>golongan<b> </b>pengingkar ini yaitu <b>Syeikh </b></span><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">al-Albani</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (dalam silsilah al-Ahadits al-Sahihah, No. 1144) yaitu: “<i>Allah melihat kepada hamba-hambaNya pada malam nishfu Sya’ban, maka Dia ampuni semua hamba-hambaNya kecuali musyrik (orang yang syirik) dan yang bermusuh (orang benci membenci)”.</i></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari A’isyah ra: “Suatu malam Rasulullah salat, kemudian beliau ber-sujud panjang, sehingga aku menyangka bahwa Rasulullah telah diambil, karena curiga maka aku gerakkan telunjuk beliau dan ternyata masih bergerak. Setelah Rasulullah usai salat beliau berkata: ‘Hai A’isyah engkau tidak dapat bagian’?. Lalu aku menjawab: ‘Tidak ya Rasulullah, aku hanya berpikiran yang tidak-tidak (menyangka Rasulullah telah tiada) karena engkau bersujud begitu lama’. Lalu beliau bertanya: ‘Tahukah engkau, malam apa sekarang ini’. ‘Rasulullah yang lebih tahu’, jawabku. ‘Malam ini adalah <i>malam nisfu Sya’ban</i>, Allah mengawasi hambanya pada malam ini, maka Dia <i>memaafkan</i> mereka yang meminta ampunan, memberi <i>kasih sayang</i> mereka yang meminta kasih sayang dan <i>menyingkirkan orang-orang yang dengki</i>‘ “. (HR. Baihaqi) Menurut perawinya hadits ini mursal (ada rawi yang tidak sambung ke Sahabat), namun cukup kuat.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"><br />Dalam hadits Ali kw, Rasulullah bersabda: “Malam nisfu Sya’ban, maka hidup- kanlah dengan salat dan puasalah pada siang harinya, sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam itu, lalu Allah bersabda: <i>‘Orang yang meminta ampunan akan Aku ampuni, orang yang meminta rizqi akan Aku beri dia rizqi, orang-orang yang mendapatkan cobaan maka aku bebaskan, hingga fajar menyingsing</i>’ “. (H.R. Ibnu Majah dengan sanad lemah).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br /><b>Ingat sekali lagi bahwa para Ulama berpendapat <i>bahwa hadits lemah dapat di gunakan untuk Fadhail ‘Amal</i> (keutamaan amal).</b> Walau pun sebagian hadits-hadits tersebut tidak shahih, namun melihat dari hadits-hadits lain yang menunjukkan keutamaan bulan Sya’ban, dapat diambil kesimpulan bahwa malam <i>Nisfu Sya’ban</i> jelas mempunyai keutamaan dibandingkan dengan malam-malam lainnya..</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menurut seorang ahli ilmu Ibn Thawus dalam <i>buku ‘Iqbal’</i>, riwayat dari Kumail bin Ziyad Nakha’i (sahabat Imam Ali bin Abi Thalib kw.), yang katanya: “Pada suatu hari, saya duduk di Masjid Basrah bersama maulana Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib kw., membicarakan hal nishfu Sya’ban. Ketika beliau ditanya tentang firman Allah swt dalam surat Ad-Dukhaan: 4:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">فِيْهَا يُفْرَقُ كُلُّ أمْرٍ حَكِيْمٍ </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“<i>Pada malam itu dijelaskan segala uruasan yang penuh hikmah”</i> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Amirul Mukminin mengatakan bahwa ayat ini mengenai <i>malam nishfu Sya’ban</i>, orang yang beribadat dimalam itu, tidak tidur, dan membaca do’a Hadrat Hidr as. akan lebih besar harapan diterima do’anya. Ketika beliau pulang kerumah- nya, dimalam itu, saya menyusulnya. Melihat saya, Imam Ali bertanya: ‘Apakah keperluan anda kemari’? Jawab saya; ‘Saya kemari untuk mendapatkan do’a Hadrat Hidr’. Beliau mempersilahkan saya duduk seraya berkata: ‘Ya, Kumail, apabila anda menghafal do’a ini dan membacanya setiap malam Jum’at, cukuplah itu untuk melepaskan anda dari kejahatan, anda akan ditolong Allah swt., di beri rezeki, dan do’a ini akan makbul. Ya, Kumail, lamanya persahabatan serta kekhidmatan anda, menyebabkan anda dikarunia nikmat dan kemuliaan untuk belajar’.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam <i>Mafatih</i>, muhaditts besar Al-Qummi, yang dikutip dalam <i>Mishbah-ul-Mutahajjid,</i>disebutkan bahwa do’a Hadrat Hidr adalah do’a terbaik, dan ter- masyhur sebagai do’a hadrat hidr, serta Imam Ali kw, mengatakan pada Kumail untuk membacanya di malam nishfu Sya’ban dan setiap malam Jum’at. Dikatakan bahwa do’a ini dapat memperluas pintu rezeki dan melawan niat jahat musuh. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Disamping do’a hadrat hidr diatas tersebut ada do’a <i>malam nishfu Sya’ban</i> yang masyhur/terkenal juga diriwayatkan oleh Abu Syaibah di dalam <i>Al-Mushannif</i>dan oleh Abu Dunya didalam <i>Ad-Dua</i>, berasal dari Ibnu Mas’ud ra. Juga ada hadits dari Ibnu Umar yang mengatakan,<i>‘ Seorang hamba Allah yang memanjatkan do’a do’a itu, Allah pasti meluaskan penghidupannya</i>(rezekinya) </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ibnu Jarir, Ibnul Mundzir dan At-Thabarani</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> meriwayatkan juga hadits tersebut dengan lafadh (versi) tidak jauh berbeda. Banyak berita-berita riwayat yang menerangkan, bahwa orang yang memanjatkan do’a <i>malam nishfu Sya’ban</i> ini akan diluaskan rezekinya dan sebagainya. Juga beberapa sumber rujukan yang mengisnadkan sebagian isi do’a nishfu dari Umar bin Khattab ra.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagian isi do’a yang diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud antara lain berbunyi: <i>’Ya Allah, jika Engkau telah menyuratkan nasibku</i>.….dan seterusnya’. Bagi yang ingin mengetahui lafadh do’a ini, bisa baca pada kitab <i>majmu’ syarif</i> yang banyak dijual pada toko-toko buku agama dan harganya terjangkau dikalangan umum.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Keterangan-keterangan demikian ini tentu atas dasar <i>taufiq</i> atau <i>persetujuan</i> dari Nabi saw. Sebab <i>tidak ada</i> kewenangan pada seorang sahabat atau lain- nya untuk memberitahu suatu <i>imbalan pahala yang bersifat ghaib</i> kalau tidak dari Nabi saw. Jadi do’a-do’a nishfu Sya’ban baik yang dari Imam Ali kw.(do’a Hadrat Hidhr) serta dari sahabat-sahabat Nabi lainnya diatas ini sudah terkenal di kalangan para salaf, dan tidak ada seorang pun dari mereka yang menyangkal atau mensesatkannya, kecuali golongan pengingkar ini!</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cara ibadah, berdo’a yang dilakukan oleh kaum muslimin pada malam nishfu Sya’ban itu bermacam-macam:</span></i></b><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ibadah dan berdo’a pada malam Nishfu Sya’ban walau pun bermacam-macam tapi makna dan intinya sama yakni <i>bermohon kepada Allah swt.</i> <i>untuk kebaik- an didunia dan akhirat</i>. Ada yang shalat sunnah enam rakaat pada waktu antara maghrib dan Isya’, banyak hadits yang tidak diragukan ke- benarannya mensunnahkan shalat enam raka’at tersebut. Jika seorang hamba Allah ber tawassul kepada-Nya melalui shalat enam raka’at itu, sungguhlah bahwa tawassul yang dilakukannya itu adalah <i>amalan shalih</i>, dan itu tidak dapat di sangkal. Karena itu sama halnya orang yang melakukan sholat Hajat, yaitu shalat sunnah yang dengan bulat dibenarkan oleh semua umat Islam. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Cara ibadah lainnya yaitu berdo’a dengan tawassul membaca surat Yaasin pada malam nishfu Sya’ban ini, setiap setelah baca Yaasin sekali langsung disambung dengan do’a dan hal yang sama ini diulangi sampai tiga kali. Bacaan pertama <i>dengan niat</i>agar diampuni dosa-dosanya oleh Allah swt., bacaan yang kedua <i>dengan niat</i>agar Allah swt. menjauhkan dari berbagai kesusahan dan bacaan yang ketiga <i>dengan niat</i> agar Allah swt. menjauhkan dari rasa minder/rendah diri terhadap manusia (Istighna ‘anin Naas). Ini semua tidak lain merupakan tawassul kepada Allah swt. dengan Kitab Suci-Nya, dengan firman-Nya dan dengan kesucian sifat-sifat-Nya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kebaikan yang diminta oleh seorang hamba Allah dari Tuhannya pada hakikat kenyataannya berharapan agar Allah swt. berkenan menghapus keburukannya atau dosanya, karena amal <i>kebaikan</i> itu akan <i>meniadakan</i> keburukan, sebagaimana firman-firman Allah swt. berikut ini </span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";">:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">إنَّ الحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّـيِّئـاتِ </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“<i>Sungguhlah bahwa kebaikan meniadakan keburukan</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">”</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ( Hud : ayat 114 ).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">ََاُوْلآئكََ يُبَـدّلُ اللهُ سَيِّـئَاتِهِمْ حَسَـنَاتٍ </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Mereka itulah orang orang yang keburukannya diganti Allah dengan kebaikan”.</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> (Al-Furqan : 70).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">ثُـمَّ بَدَّلْـنَـا مَكَانَ السَّـيِّـئَةِ الحَسَـنَةَ </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Kemudian keburukan (yang ada pada mereka) Kami ganti dengan kebaikan”.</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> (Al-A’raf:95).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sedangkan dalam hadits dari Ibn Mas’ud ra berkata:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَعَنْ ابْنِ مَسْعُوْد</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">(ر) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">أَنَّ رَجُلأ أَصاَبَ مِنِ امْرَأَةٍ قُبْلَةً فَاتَى النَّبِيِّ فَأخْبَرَهُ فَأنْزَلَ الله ُتَعَالَى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span dir="RTL"></span>: وَأَقِمِ الصَّلآةَ طَرَفَىِ النَّهَارٍوَزُلَفـاً مِنَ الَّليـلِ أِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهـِبْنَ السَّيئَاتِ.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif";">فَقَالَ الرَّجُلُ : أَلِي هَذَا ؟ قَالَ : لِجَمَيعِ أُمّتِي كُلِّهِمْ (رواه البخاري و مسلم ) </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Seorang lelaki mencium wanita, maka ia datang kepada Nabi saw. memberitahu hal itu. Maka Allah menurunkan (firman-Nya): ‘Tegakkan sholat pada pagi dan sore, dan pada waktu malam. Sesungguhnya <u>kebaikan</u> itu dapat menghapus keburukan’. Maka orang itu bertanya: ‘Apakah hukum ini khusus untukku’? Jawab Nabi saw: ’Untuk semua umatku’ “. (HR.Bukhori dan Muslim)</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Setiap hari kita dianjurkan beramal sholeh disamping amalan wajibnya, dan Allah swt. akan memberi pahala bagi orang yang mengamalkannya. Lepas dari itu, kita mengenal dalil-dalil didalam Islam yang menunjukkan bahwa ada hari-hari, bulan dan malam-malam tertentu yang mana pada waktu-waktu tertentu tersebut Allah swt. lebih meluaskan ampunan,kurnia serta rahmat-Nya kepada hamba Allah yang sedang beramal sholeh pada waktu-waktu tersebut melebihi daripada hari-hari, malam-malam atau bulan-bulan biasa. Masalah-masalah ini semua yang penting adalah agar orang tidak menyakini bahwa pembacaan-pembacaan do’a, peribadatan dan lain-lain pada hari atau bulan yang dimuliakan diantaranya malam nishfu Sya’ban itu diwajibkan atau ditekankan oleh syariat, sehingga nanti orang yang tidak sependapat dengan mereka, me- mandang salah dan durhaka. Tidak lain kegiatan ibadah sunnah pada waktu-waktu tersebut adalah fadhilah mubah bagi siapa yang beroleh taufiq Ilahi. Dan orang-orang yang beroleh taufiq ilahi tidak banyak jumlahnya.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Masih banyak hadits lainnya yang tidak kami kemukakan di bab ini mengenai keistemewaan-keistemewaan serta pahala beramal ibadah pada hari atau bulan-bulan tertentu umpama: hari Jum’at, puasa pada hari Senin dan Kamis, bulan Ramadhan, puasa 6 hari setelah hari Raya Idul Fithri, puasa pada hari ‘Asyura, giat beribadah pada malam lailatul Qadr dan keistemewaan mengenai bacaan surat tertentu dari Al-Qur’an dan lain sebagainya.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Juga hadits-hadits yang meriwayatkan kemuliaan tempat-tempat tertentu seperti tempat-tempat yang disebutkan pada manasik haji, keutamaan dari tiga masjid, kesucian lembah Thuwa, tempat bekas berdirinya nabi Ibrahin as. dan lain sebagainya. Dengan demikian kita bisa ambil kesimpulan bahwa didalam Islam telah dikenal adanya keistemewaan dari Allah swt. bagi orang yang beramal ibadah pada waktu-waktu dan ditempat-tempat tersebut. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bila ada orang mengatakan bahwa semua hari, bulan, pembacaan ayat-ayat Qur’an, serta tempat-tempat tertentu itu sama semuanya tidak ada yang lebih utama satu sama lain, begitu juga amalan-amalan ibadah pada hari dan tempat-tempat tertentu sama juga pahalanya, maka kami ingin bertanya pada mereka: </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Apakah gunanya riwayat-riwayat mengenai; pahala-pahala amalan tertentu, bacaan yang mempunyai manfaat tertentu, pahala ibadah pada tempat-tempat dan bulan-bulan tertentu serta malam yang Allah meluaskan Rahmat dan Karunia-Nya dan lain sebagainya, kalau semuanya itu tidak ada keistimewaannya atau kalau semua sama pahalanya dan keutamaannya? Apakah semua dalil-dalil tersebut palsu, bohong, dho’if, harus dibuang dan dimunkarkan karena tidak sesuai dengan akal kita atau karena berlawanan dengan pahamnya sebagian ulama? </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Kami sayangkan masih adanya golongan muslimin yang sering aktif menteror sesama saudara muslim yang mengamalkan amalan-amalan ibadah nawafil / sunnah atau mubah yang banyak telah kami kemukakan dibuku ini. Golongan pengingkar ini setiap kali datang bulan-bulan diantaranya bulan Maulidin Nabi saw., bulan Sya’ban, bulan Rajab menyebarkan makalah-makalah dari website mereka yang ditulis oleh ulama golongan ini. </span></i></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Ulama mereka menulis hadits-hadits dan ayat Ilahi </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">yang menurut paham mereka</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Tahoma","sans-serif";"> </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">sebagai larangan mengamalkan amalan-amalan mubah yang tersebut diatas ini. Mereka ini tidak segan-segan langsung menvonnis bahwa amalan-amalan yang diamalkan oleh kaum muslimin didunia pada bulan-bulan tertentu itu sebagai amalan Haram, Bid’ah Munkar atau syirik dan lain sebagainya. Tetapi herannya kaum muslimin yang mengamalkan ini bertambah banyak, jadi bertambah banyak makalah-makalah yang mereka tulis bertambah banyak orang yang mengamalkan amalan-malan sunnah atau mubah tersebut. Subhanallah. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Kalau kita teliti lagi, perbedaan paham setiap ulama atau setiap madzhab selalu ada, dan tidak bisa disatukan. Sebagaimana yang sering kita baca di kitab-kitab fiqih para ulama pakar yaitu, Satu hadits bisa dishohihkan oleh sebagian ulama pakar dan hadits yang sama ini bisa dilemahkan atau dipalsukan oleh ulama pakar lainnya. Kedua kelompok ulama ini sama-sama berpedoman kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulallah saw. tetapi berbeda cara penguraiannya. Begitu juga halnya dengan hadits-hadits tentang keutama an bulan Rajab dan amalannya, keutamaan bulan Sya’ban dan amalannya, keutamaan nishfu Sya’ban dan amalannya. Perbedaan pendapat amalan nawafil/ sunnah atau mubah ini sebenarnya tidak perlu diperuncing atau dipertajam sehingga sering mengakibatkan sesat-mensesatkan atau benci-membenci antar sesama muslim. Siapa yang akan mengamalkan kebaikan itu, silahkan, dan yang tidak akan mengamalkan amalan-amalan kebaikan itu itu yah silahkan juga !! </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Kalau kita telaah dalil-dalil keutamaan bulan dan malam nishfu Sya’ban, dalam kenyataannya banyak beredar hadits </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">baik yang dhoif mau pun yang </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">shohih atau hasan </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">yang juga diakui oleh sebagian ulama golongan pengingkar ini sendiri. Hanya sayangnya ulama golongan tertentu ini </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">karena fanatiknya dengan paham mereka sendiri</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> tidak segan-segan dan berani menvonnis bahwa amalan-amalan itu semuanya bid’ah munkar yang harus diperangi dan lain sebagainya. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Yang sering digembar-gemborkan oleh golongan ini </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">seperti biasanya</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> tentang amalan-amalan (Tawassul, Tabarruk, menghidupkan malam Nishfu Sya’ban, peringatan maulidin Nabi saw.dan sebagainya) yaitu omongan berikut ini:</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">“Rasulullah saw. tidak pernah memerintahkan dan mencontohkannya. Begitu juga para shahabatnya <u>tidak ada satu pun</u> diantara mereka yang mengerja- kannya. Demikian pula para <u>tabi’in dan tabi’ut-tabi’in</u>”. </span></i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Atau ucapan mereka: “<b>Kita kaum muslimin diperintahkan untuk mengikuti Nabi saw. yakni mengikuti segala perbuatan Nabi. Semua yang tidak pernah beliau lakukan, kenapa justru kita yang melakukannya..? Bukankah kita <u>harus men- jauhkan</u>diri dari sesuatu yang <u>tidak pernah dilakukan</u> Nabi saw., para sahabat, ulama-ulama salaf..? Karena melakukan sesuatu yang tidak pernah dikerjakan oleh Nabi <u>adalah bid’ah</u>”.</b> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Kaidah seperti itulah yang sering dijadikan pegangan dan dipakai sebagai perlindungan oleh golongan pengingkar ini, juga sering mereka jadikan sebagai </span></i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">dalil/hujjah<i> untuk melegitimasi tuduhan bid’ah mereka terhadap semua perbuatan amalan nawafil atau mubah tersebut. Terhadap semua ini mereka langsung menghukumnya dengan ‘sesat, haram, munkar, syirik dan sebagai- nya’ tanpa mau mengembalikannya kepada kaidah-kaidah atau melakukan </i>penelitian <i>terhadap hukum-hukum pokok/asal agama. </i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dengan omongan seperti diatas itu bahwa ‘Rasulallah saw., para sahabat dan tabi’in <u>tidak pernah</u> melakukan amalan…. ’</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";">,</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> seakan-akan mereka itu pernah hidup pada zamannya Rasulallah saw. atau zamannya para sahabat beliau saw. sehingga menyaksikan dengan mata kepala sendiri amalan-amalan yang diamalkan oleh Nabi saw. dan para sahabat beliau saw. !! Sebagaimana yang telah kami kemukakan sebelumnya bahwa Allah swt. berfirman: “Apa saja yang <u>didatangkan</u><b></b>oleh Rasul kepadamu, maka ambillah dia dan apa saja yang kamu <u>dilarang</u>daripadanya, maka berhentilah (mengamalkannya)”. (QS. Al-Hasyr : 7). Dalam ayat ini tidak dikatakan: ‘Dan apa saja yang tidak pernah</span></i><b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">di kerjakannya (oleh Rasulallah), maka berhentilah (mengerjakannya)<i>’.</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Begitu juga hadits Rasulallah saw.: “Jika aku menyuruhmu melakukan sesuatu, maka lakukanlah semampumu dan jika aku melarangmu melakukan sesuatu, maka jauhilah dia”! (HR.Bukhori). Dalam hadits ini Rasulallah saw. </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">tidak</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> bersabda; ’Apabila sesuatu itu tidak pernah</span></i><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">aku kerjakan, maka jauhilah dia’. </span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan demikian memahami makna ayat dan hadits yang terakhir diatas itu, kita bisa mengambil kesimpulan: Dalil untuk mengharamkan sesuatu perbuat- an haruslah menggunakan nash yang jelas<b>, </b>baik itu<b> </b>dari Al-Qur’an mau pun Hadits yang melarang dan mengingkari perbuatan tersebut. Jadi bukan seenak nya menurut pemikirannya sebagian orang. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Semua perbuatan yang diharamkan atau dihalalkan oleh syari’at Islam sudah jelas diterangkan dalam Sunnah Rasulallah saw., bila tidak ada keterangan yang jelas mengenai suatu amalan, maka para ulama akan meneliti dahulu apakah amalan yang bersangkutan itu berlawanan<b> </b>dengan hukum yang telah digariskan oleh syari’at Islam (hukum pokok Islam). Dengan demikian ayat dan hadits terakhir diatas itu jelas maknanya: Bahwa suatu perbuatan <u>tidak boleh</u> diharamkan hanya karena alasan bahwa Nabi saw., para sahabat atau salafus sholih tidak pernah mengamalkannya !!. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga tidak semua kata-kata Bid’ah<b> </b>(rekyasa yang baru) itu otomatis haram, sesat dan lain sebagainya. Banyak sekali amalan para sahabat yang Bid’ah pada zaman Rasulallah saw. mau pun setelah wafat beliau yang tidak pernah diajarkan dan di perintahkan oleh beliau saw.. Tetapi tidak ada satu pun dari mereka yang mengatakan bahwa amalan Bid’ah para sahabat itu itu adalah haram, syirik dan lain sebagainya. (keterangan lebih mendetail silahkan membaca bab Bid’ah dibuku ini). </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bagaimana golongan pengingkar ini mengatakan pengikut para Salaf Sholeh, sedangkan tokoh dari paraf Salaf Sholeh yaitu para sahabat tidak pernah memunkar- kan amalan-amalan Bid’ah yang dikerjakan antar para sahabat itu?? </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Dalil-dalil golongan pengingkar dan jawabannya:</span></i></b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hadits pertama: “Barangsiapa yang shalat seratus raka’at pada malam nishfu dari bulan Sya’ban, ia baca pada tiap-tiap raka’at sesudah al-Fatihah, Qulhu sepuluh kali, maka tidak seorang pun yang shalat seperti itu melainkan Allah kabulkan semua hajat yang ia minta pada malam itu…sampai akhir hadits”. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hadits Kedua: “Barangsiapa yang membaca pada malam nishfu Sya’ban Qulhuwallahu ahad seribu kali dalam seratus raka’at…sampai akhir hadits”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hadits Ketiga: “Barangsiapa yang shalat pada malam nishfu Sya’ban 12 raka’at, ia baca pada tiap-tiap raka’at Qulhu 30 kali ………sampai akhir hadits”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits Keempat: “Riwayat yang menerangkan bahwa Nabi saw. Shalat nishfu Sya’ban 14 raka’at, setelah selesai beliau membaca al-Fatihah 14 kali, qulhu 14 kali, ayat kursi satu kali……sampai akhir hadits”.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Kata mereka selanjutnya</span></i></b><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">:</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Imam Ibnu Jauzi berkata, “Tentang hadits-hadits (diatas) ini kami tidak ragu lagi tentang palsunya, semua rawi-rawinya pada tiga hadits (nomer pertama s/d ketiga) majhul (tidak diketahui keadaannya oleh ahli hadits). Dan (hadits) ini (yang keempat) juga maudhu (palsu) dan sanadnya gelap (tidak diketahui).</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kata Imam Nawawi: “Shalat rajab, shalat nishfu Sya’ban adalah dua Bid’ah, Munkar lagi Jelek”. (Bacalah kitab As-Sunan wal Mubtada’at halaman 144,145 karangan Syaikh Muhammad Abdussalam Al-Hudlori).</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kata Ibnu Taimiyah: “Shalat ragha’ib (shalat pada malam Jum’at pertama di bulan Rajab), dan shalat pada awal malam bulan Rajab, dan shalat pada awal malam Mi’raj, dan shalat Al-Fiyah (seribu) malam nishfu Sya’ban, adalah Bid’ah dengan kesepakatan pemuka-pemuka Agama (Islam). Sedang hadits-hadits yang diriwayatkan (semuanya??) Dusta dengan Ijma’ Ahli Ilmu Hadits”. (</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bacalah kitab: Fatawa Ibnu Taimiyah jilid 23 halaman 131 sampai dengan 135).</span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Kata Imam Fatany: “Tentang shalat nishfu Sya’ban itu tidak ada satu pun kabar atau riwayat (yang shahih) melainkan riwayat yang dho’if atau palsu. Oleh karena itu janganlah kita tertipu dengan disebutnya (shalat nisfu itu) di kitab QUT dan Ihya’ dan yang selain keduanya”. (</span></i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">baca kitab: As-Sunan wal Mubtada’at Halaman 144 dan 145). <i>Di kitab Ihya karangan Imam Al-Gazali memang ada tersebut disunatkannya shalat nishfu Sya’ban itu. Oleh karena itu lah Imam Fatany memperingatkan kita supaya jangan tertipu dengan disebutnya dikitab Ihya itu dimana pengarangnya seorang Imam besar namun manusia manakah yang tidak mempunyai salah?</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Oleh karena itu Imam Al-Iraqi yang mengoreksi hadits-hadits yang terdapat di Kitab Ihya mengatakan, “Hadits-hadits tentang shalat malam nishfu Sya’ban itu adalah hadits yang Bathil ! dan Ibnu Majah meriwayatkan dari hadits Ali, apabila datang malam nishfu Sya’ban maka shalatlah pada malamnya dan puasalah pada waktu siangnya. Tapi semua sanadnya dlo’if<b> </b>! (</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">baca kitab: Ihya ‘Ulumiddin jilid 1 halaman 203 oleh: Imam Al-Gazali)</span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0.0001pt 0in; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">J</span></i></b><b><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">awaban:</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tidak ada pengakuan atau kepercayaan para Imam diatas itu adanya hadits-hadits diatas yang berkaitan dengan sholat pada malam nishfu Sya’ban yang ditentukan bilangan raka’atnya dan bacaan-bacaan tertentu didalam sholat tersebut, bukan berarti mereka ini mengharamkan orang yang meng- amalkan sholat sunnah atau mubah pada malam nishfu Sya’ban itu. Para imam ini hanya mengatakan semua amalan yang telah dikemukakan dalam hadits diatas</span></i><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">itu bid’ah (rekyasa baru), karena </span></i><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">menurut mereka</span></i><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> Rasulallah saw. tidak pernah memerintahkan atau mengucapkan tentang ketentuan atau cara sholat dan bacaannya pada malam nishfu Sya’ban atau pada bulan Rajab.</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bila benar, Rasulallah saw. tidak pernah mensunnahkannya, tidak lain yang dicela oleh para ulama diatas ialah mencela atau mensesatkan kepada orang yang mengemukakan hadits atas nama Rasulallah saw., yang mana beliau saw. tidak pernah mengucapkannya! Jadi bukan amalan ibadahnya yang dicela atau disesatkan, selama amalan ibadah ini tidak keluar dari yang telah di gariskan oleh syari’at Islam!! Karena syari’at tidak melarang orang sholat sunnah muthlaq berapa raka’at yang mereka kehendaki dengan bacaan apa pun dari Al-Qur’an.(baca keterangan selanjutnya). Jadi para ulama diatas itu juga tidak mengharamkan atau memunkarkan orang-orang yang mengamalkan amalan sholeh pada malam nishfu Sya’ban.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Para Imam itu juga tidak mengingkari adanya hadits Rasulallah saw. lainnya yang diakui juga oleh para ulama pakar lainnya mengenai keutamaan bulan dan malam nishfu Sya’ban tersebut. Umpamanya hadits yang telah kami kemukakan sebelumnya dari Usamah bin Zaid bahwa Rasulallah saw. bersabda: ‘..pada bulan Sya’ban diangkatnya amalan-amalan ke Rabbul ‘Alamin….sampai akhir hadits’. </span></i></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga hadits yang diriwayatkan dari ‘Aisyah ra. bahwa Rasulllah saw. bersabda:.’…pada malam nishfu Sya’ban Allah swt. akan mengampuni orang yang mohon ampun …sampai akhir hadits’. Dan hadits lainnya yang telah dikemukakan sebelumnya. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Mengapa justru golongan pengingkar ini yang memutuskan bahwa <u>semua</u> amalan-amalan ibadah pada bulan dan nishfu Sya’ban adalah <u>bid’ah munkar</u> dan <u>melarang</u>orang extra sholat sunnah dan amalan ibadah lainnya pada waktu yang mulia tersebut? Apa dalil larangannya dari Nabi saw.? </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga golongan pengingkar dan pengikutnya ini mempunyai paham bahwa hadits-hadits yang dhoif </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">walau pun dalam masalah kebaikan</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">tidak boleh untuk diamalkan, dengan lain perkataan, bila amalan yang tercantum di dalam hadits dhoif itu diamalkan maka otomatis menjadi haram atau bid’ah sesat yang harus diperangi. Akidah mereka seperti itu telah menyalahi Ijma’ (sepakat) Ulama yang mengatakan: “Hadits yang dhoif itu boleh diamalkan bila berkaitan dengan Fadhail ‘Amal (amalan-amalan yang mulia/ baik)”. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hadits dhoif adalah hadits yang mempunyai asal/akar tetapi belum memenuhi syarat-syarat hadits hasan atau shohih, misalnya karena ada diantara perawi dari hadits tersebut yang majhul (tidak dikenal) atau lemah hafalannya. Tetapi bila banyak beredar hadits dhoif mengenai amalan yang sama dan diriwayatkan oleh berbagai para perawi lainnya maka dia meningkat menjadi hadits Hasan/Baik, begitu juga hadits Hasan bila banyak diriwayatkan oleh para perawi yang berbeda-beda dia akan meningkat menjadi hadits shohih. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Hanya dengan satu hadits saja </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">walau pun misalnya hadits ini lemah</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">tetapi banyak diriwayatkan dari berbagai jalan sudah cukup buat kita sebagai anjuran dalil untuk mengamalkan amalan-amalan sholeh pada kesempatan emas tersebut yaitu pada malam nishfu itu. Apalagi masih ada dalil yang tidak dhoif mengenai keutamaan bulan dan malam nishfu Sya’ban itu. Dengan demikian orang tidak bisa main pukul sama rata bahwa semua hadits mengenai kemulia- an bulan dan malam nishfu Sya’ban adalah munkar! Itu namanya minta menangnya sendiri !! </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sekali lagi, umpama saja, kita benarkan bahwa tidak ada cara tertentu yang sah dari Rasulallah saw. untuk beribadah pada malam tersebut, ini bukan berarti orang tidak boleh atau haram untuk sholat sunnah Muthlaq atau berdo’a pada malam nishfu Sya’ban yang mulia itu. Dimana dalilnya dari Rasulallah saw. atau dari para sahabat atau dari para salaf bahwa orang </span></i><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">dilarang/haram</span></u></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">mengamalkan ibadah (sholat, membaca do’a dan lain sebagainya) </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">pada malam tersebut? </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sudah Tentu Tidak Ada! Karena semuanya itu merupakan amalan-amalan sholeh. Agama Islam tidak pernah melarang orang mengamal- kan kebaikan selama hal ini tidak berlawanan dengan yang telah digariskan oleh syari’at, serta tidak disyariatkan sebagai amalan wajib! Malah sebaliknya syari’at sering menganjurkan agar kita selalu mengamalkan amalan-amalan sholeh/ kebaikan !!</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Yang penting<b> </b>semuanya itu ialah bahwa orang tidak mewajibkan amalan-amalan tersebut karena dia termasuk amalan sunnah atau mubah. Karena amalan yang mubah atau sunnah tidak boleh diwajibkan, begitu juga sebalik- nya amalan yang wajib tidak boleh<b> </b>dihukum sebagai tidak wajib. Tidak ada satu pun dari golongan muslimin yang mengamalkan amalan ibadah pada malam nishfu mempunyai firasat bahwa amalan itu adalah amalan yang di wajibkan oleh syari’at Islam, tidak lain ini hanya omongan atau isu-isu yang diada-adakan oleh golongan pengingkar ini !! </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Jangan lagi pada malam atau bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah swt. yang masih ada dalilnya, pada hari-hari biasa saja tidak ada larangan<b> </b>untuk sholat sunnah atau berdo’a kepada Allah swt., selama sholat sunnah Muthlaq (yang hanya berniat sholat saja) tidak dikerjakan pada waktu-waktu yang di larang oleh agama. (ump. setelah sholat Shubuh, setelah sholat ‘Ashar dan lain sebagai- nya yang disebutkan dalam kitab-kitab fiqih).</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Firman Allah swt. dalam surat </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(Al- Mu’min :60); “..Berdo’alah padaKu Aku akan mengabulkannya</span></i><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">” juga firman-Nya dalam surat Thaahaa:14; ‘..Dan dirikanlah sholat untuk mengingat-Ku’.</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> Dalam ayat ini Allah swt. tidak membatasi lafadh/ kalimat <u>do’a</u> yang harus dibaca, begitu juga Dia tidak membatasi hanya sholat wajib saja, malah ada firman Allah swt. agar manusia sholat sunnah tahajjud (sholat waktu malam) atau amalan-amalan disamping amalan wajibnya !!</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Perkataan Imam Nawawi: “Bahwa shalat satu bentuk ritual yang bid’ah di malam itu (malam nishfu) adalah shalat 100 rakaat, hukumnya adalah bid’ah. Sama dengan shalat raghaib 12 rakaat yang banyak dilakukan di bulan Rajab, juga shalat bid’ah. Keduanya tidak ada dalilnya dari Rasulullah saw. Beliau (Imam Nawawi) mengingatkan untuk tidak terkecoh dengan dalil-dalil dan anjuran baik yang ada di dalam kitab Ihya’ Ulumiddin karya Al-Ghazali, maupun di dalam kitab Quut Al-Qulub karya Abu Talib Al-Makki”. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Jelas yang dimaksud Imam Nawawi ialah sholat bentuk ritual yang ditentukan 100 raka’at dimalam nishfu Sya’ban dan sholat Raghaib 12 raka’at dibulan Rajab itu </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Bid’ah</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> (artinya rekyasa yang baru) yang tidak ada dalinya dari Rasulallah saw. Tetapi beliau tidak mengatakan bahwa amalan itu ‘Bid’ah mungkar<b> </b>yang Haram dikerjakan’ ! </span></i></span><br /><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Berapa banyak riwayat yang menyebutkan amalan ibadah sholat sunnah atau bacaan-bacaan didalam sholat yang di amalkan para sahabat yang sebelum dan sesudahnya tidak pernah diperintah kan oleh Rasulallah saw. atau tidak dalilnya dari beliau saw.. Begitu juga Sayyidina ‘Umar bin Khattab ra. pernah mengatakan ‘Bid’ah yang nikmat’ pada sholat Tarawih, Siti Aisyah ra sendiri membid’ahkan sholat Dhuha yang beliau kerjakan dan lain sebagainya yang telah kami kemukakan pada bab Bid’ah dibuku ini. Tetapi tidak ada satu pun dari para sahabat yang mengatakan bahwa kata-kata ‘Bid’ah’ itu otomatis Haram, Munkar yang harus diperangi. Pikirkanlah ! </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Sebab</span></i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> s<i>holat sunnah Muthlaq itu boleh dilakukan kapan saja (kecuali waktu-waktu tertentu yang dilarang) dan berapa saja jumlah raka’at yang dikehendaki. Sholat sunnah itu menurut ilmu Fiqih dibagi menjadi dua macam yaitu Muthlaq<b> </b>dan Muqayyad<b>. </b>Untuk sunnah Muthlaq cukuplah orang berniat shalat saja (sholat yang tidak ada namanya).</i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Nawawi –rahimahullah– sendiri berkata: </span></i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">“Seseorang yang melakukan <i>sholat sunnah</i> dan tidak menyebutkan berapa raka’at yang akan dilakukan dalam shalatnya itu, bolehlah ia melakukan satu raka’at lalu bersalam dan boleh pula menambahnya menjadi <i>dua, tiga, seratus, seribu raka’at dan seterusnya</i><b>. </b>Apabila seseorang sholat sunnah dengan bilangan yang tidak di ketahuinya, lalu bersalam, maka hal itupun <i>sah pula</i> tanpa perselisihan pendapat antara para ulama. Demikianlah yang telah disepakati oleh golongan kami (madzhab Syafi’i) dan diuraikan pula oleh Imam Syafi’i didalam <i>Al-Imla</i>”. (Dinukil dari kitab Fiqih Sunnah Sayid Sabiq ,terjemahan Indonesia, jilid 2 cet.kedua th.1977 hal .11)</span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Pada halaman 12 di kitab yang sama diatas ini ditulis, bahwa Imam Baihaqi meriwayatkan dengan isnadnya, “bahwa Abu Dzar ra. melakukan sholat (sunnah) dengan raka’at yang banyak, dan setelah salam ditegur oleh Ahnaf bin Qais ra., katanya: ‘Tahukah anda bilangan raka’at dalam sholat tadi, apakah genap atau ganjil’? Ia (Abu Dzar) menjawab: ‘Jikalau saya tidak mengetahui berapa jumlah raka’atnya, maka cukuplah Allah mengetahuinya’, sebab saya pernah mendengar kekasihku Abul Qasim (Nabi Muhammad saw.) bersabda </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">sampai disini Abu Dzar menangis</span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">kemudian di lanjutkan pembicaraannya; Saya mendengar kekasihku Abul Qasim bersabda: ‘Tiada seseorang hamba pun yang bersujud kepada Allah satu kali, melainkan diangkatlah ia oleh Allah sederajat dan dihapuskan daripadanya satu dosa’ ”. (Menurut al-Albani dalam kitabnya ,terjemahan bahasa Indonesia, Tamamul Minnah jilid 1 hal. 292 cet.pertama th.2001 bahwa hadits ini ada dalam shohih al-Baihaqi dan di dalamnya tidak ada perawi yang diperselisih- kan, begitu juga imam Ahmad telah meriwayatkan hadits ini) . </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Adapun mengenai sholat sunnah Muqayyad itu terbagi dua:</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">1).Yang disyariatkan sebagai sholat-sholat sunnah yang mengikuti sholat fardhu/wajib dan inilah yang disebut sholat Rawatib (ump..sholat sholat sunnah Fajr, Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib dan Isya’). 2). Yang disyariatkan bukan sebagai sholat sunnah yang mengikuti sholat Fardhu/wajib (ump. Sholat Tasbih, sholat Istisqa dan lain-lain). </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits diatas yang mengemukakan bahwa sahabat Nabi saw. yang terkenal </span></i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Abu Dzar ra<i>. telah melakukan sholat sunnah Muthlaq (yang hanya niat sholat saja), tanpa mengetahui berapa jumlah raka’at yang beliau kerjakan itu. Tidak ada para sahabat yang menegor beliau dan mengatakan bahwa amalan itu Bid’ah munkar, Haram dan sebagainya! Abu Dzar ra. juga menyebutkan suatu dalil umum yang membolehkan amalan sholat sunnah itu berapa pun jumlahnya yaitu ‘Tiada seseorang hamba pun yang bersujud kepada Allah …..’. </i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Mengapa justru golongan pengingkar ini berani menvonnis amalan-amalan sholat sunnah Muthlaq pada malam nishfu sebagai <u>bid’ah munkar</u>, <u>haram</u> dan lain sebagainya? </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sebagaimana yang telah dikemukakan bahwa Imam Nawawi sendiri telah mengatakan bahwa orang dibolehkan/sah sholat sunnah satu, dua, sampai ratusan raka’at dengan satu kali salam bila sholat sunnah itu tidak disebutkan berapa raka’at sebelumnya. Imam yang cukup terkenal ini pun tidak meng- ingkari kebolehan orang untuk sholat sunnah (Mutlaq) terserah berapa raka’at yang dia kehendaki, mengapa golongan pengingkar ini berani membid’ahkan munkar atau haram orang yang mengamalkan ibadah sholat sunnah Muthlaq dimalam yang mulia yaitu nishfu Sya’ban? Apakah Abu Dzar, Imam Nawawi itu bodoh, tidak mengerti hukum fiqih hanya ulama golongan pengingkar saja yang pandai, cerdas dan menguasai ilmu fiqih? Jadi para imam yang di kemukakan oleh golongan pengingkar tadi hanya mencela atau memunkarkan kepada orang yang mengemukakan hadits atas nama Rasulallah saw. karena beliau saw. menurut penelitian mereka tidak pernah menganjurkan amalan-amalan tertentu pada malam nishfu atau pada bulan Rajab. Jadi bukan amal ibadahnya yang dicela atau disesatkan seperti yang dipahami oleh golongan pengingkar.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="IN" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Umpama saja kita tolerans dengan golongan pengingkar yaitu membenarkan paham mereka bahwa para imam itu benar-benar mengharamkan <i>amalan ibadah</i> pada bulan Sya’ban atau Rajab. Ini pun bukan <i>suatu dalil yang harus di ikuti </i>karena dalam syari’at tidak ada pengharaman sholat sunnah dengan bacaan-bacaan tertentu dalam sholat tersebut. Malah sebaliknya banyak dalil yang menganjurkan agar kita memperbanyak ibadah sunnah dan berdzikir serta banyak riwayat yang menulis bahwa para sahabat mengamalkan amalan bid’ah hasanah yaitu menambah bacaan dalam <i>sholat fardhu </i>yang tidak pernah dicontohkan atau diperintahkan oleh Rasulallah saw.. </span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Wahai golongan pengingkar janganlah seenaknya menghukum amalan ibadah sunnah atau mubah sebagai bid’ah munkar atau haram dikerjakan! Meng- hukum sesuatu amalan nafilah sebagai bid’ah munkar atau haram harus menunjukkan </span></i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">nash yang khusus<i> atas keharaman amalan tersebut, jadi tidak seenaknya sendiri! Bila kalian tidak mau mengamalkan amalan-amalan mubah ini, silahkan, itu urusan kalian tidak ada orang yang mencela hal itu, karena tidak lain semuanya itu hanya amalan sunnah atau mubah !! </i></span><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Cukup banyak dalil baik dari firman Allah swt. mau pun dari sunnah Rasulallah saw. agar manusia selalu berbuat kebaikan, dan setiap kebaikan walau pun kecil akan dicatat pahalanya! Apakah sholat sunnah atau do’a kepada Allah swt. itu bukan termasuk kebaikan? Begitu juga tidak ada dalil, baik dari Allah swt. maupun dari Rasulallah saw., yang mengatakan bahwa semua amalan itu haram hukumnya atau bid’ah munkar bila tidak pernah dikerjakan oleh Nabi saw., para sahabat atau para salaf !!! (Sekali lagi bacalah keterangan ulama-ulama pakar dalam bab Bid’ah atau bab lainnya pada buku ini )</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Ibnu Taimiyyah</span></i></b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> <b><i>menghidupkan Nishfu Sya’ban dengan amalan yang khusus</i></b><i>.</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Ibnu Taimiyah mengkhususkan amalan sholat pada nishfu Sya’ban dan memujinya: Berkata Ibnu Taimiyah dalam kitabnya <i>Majmu’ Fatawa</i> pada jilid 24 halaman 131 mengenai amalan Nishfu Sya’ban sebagai berikut:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">إذا صلَّى الإنسان ليلة النصف وحده أو في جماعة خاصة كما كان يفعل طوائف من المسلمين فهو: حَسَنْ</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 45pt; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Artinya: <i>“</i>Apabila seorang itu menunaikan sholat pada <i>malam Nishfu Sya’ban</i>secara <i>individu </i>atau <i>berjamaah </i>secara <i>khusus</i> sebagaimana yang dilakukan oleh sebilangan masyarakat Islam maka hal itu adalah <i><u>Baik</u>“. </i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"><br />Lihat bagaimana Ibnu Taimiyah sendiri memuji siapa yang menghidupkan amalan khusus pada malam Nishfu Sya’ban yaitu dengan menunaikan sholat sunnah pada waktu itu baik secara <i>perseorangan</i> mau pun secara <i>ber- jama’ah</i><b>, </b>Ibnu Taimiyah menyifatkan amalan khusus itu sebagai Hasan/ Baik. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Pada halaman 132 dikitab yang sama itu, Ibnu Taimiyyah mengakui adanya hadits yang mengkhususkan untuk ibadah sholat malam Nishfu Sya’ban: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"><br />وأما ليلة النصف – من شعبان – فقد رُوي في فضلها أحاديث وآثار ، ونُقل عن طائفة من السلف أنهم كانوا يصلون فيها، فصلاة الرجل فيها وحده قد تقدمه فيه سلف وله فيه حجة (( فلا ينكر مثل هذا )) ، أما الصلاة جماعة فهذا مبني على قاعدة عامة في الاجتماع على الطاعات والعبادات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">“(Berkenaan malam Nishfu Sya’ban)<i> </i>maka telah diriwayatkan mengenai kemuliaan dan kelebihan Nishfu Sya’ban dengan hadits-hadits dan atsar, di nukilkan dari golongan <i>Salaf<b> </b></i>(orang-orang dahulu) bahwa mereka menunaikan sholat khusus pada malam Nishfu Sya’ban, sholatnya seseorang pada malam itu secara perseorangan sebenarnya <i>telah dilakukan oleh ulama Salaf</i> dan dalam perkara tersebut terdapat <i>hujjah/dalil</i> maka <i>jangan di-ingkari</i>, manakala sholat secara jama’ah (pada malam nishfu sya’ban<i>)</i> adalah dibina atas hujah/ dalil kaedah pada berkumpulnya manusia dalam melakukan amalan ketaatan dan ibadat”. Dalam kitabnya <i>Iqtido’ As-sirot Al-Mustaqim</i> pada halaman 266 beliau mengatakan yang artinya: </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">ليلة النصف مِن شعبان. فقد روي في فضلها من الأحاديث المرفوعة والآثار ما يقتضي: أنها ليلة مُفضَّلة. وأنَّ مِن السَّلف مَن كان يَخُصّها بالصَّلاة فيها، وصوم شهر شعبان قد جاءت فيه أحاديث صحيحة. ومِن العلماء من السلف، من أهل المدينة وغيرهم من الخلف: مَن أنكر فضلها ، وطعن في الأحاديث الواردة فيها، كحديث:[إن الله يغفر فيها لأكثر من عدد شعر غنم بني كلب] وقال: لا فرق بينها وبين غيرها. لكن الذي عليه كثيرٌ مِن أهل العلم ؛ أو أكثرهم من أصحابنا وغيرهم: على تفضيلها ، وعليه يدل نص أحمد – ابن حنبل من أئمة السلف – ، لتعدد الأحاديث الواردة فيها، وما يصدق ذلك من الآثار السلفيَّة، وقد روي بعض فضائلها في المسانيد والسنن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">“(Malam Nishfu Sya’ban)<i> </i>telah diriwayatkan mengenai kemuliaannya dari hadits-hadits Nabi dan pada kenyataan para sahabat telah menjelaskan bahwa itu adalah malam yang mulia dan dikalangan ulama <i>As-Salaf</i> yang <i>meng- khususkan</i> malam <i>Nishfu Sya’ban</i> dengan melakukan <i>sholat khusus</i>padanya dan <i>berpuasa</i> bulan Sya’ban, ada pula hadits yang <i>shohih</i>. Ada dikalangan <i>Salaf </i>(orang yang terdahulu), sebagian dari ahli Madinah dan selain mereka sebagian dikalangan <i>Khalaf</i> (orang belakangan) yang <i>mengingkari </i>kemuliannya dan menyanggah hadits-hadits yang diriwayatkan padanya seperti hadits: ‘Sesungguhnya Allah swt. mengampuni padanya lebih banyak dari bilangan bulu kambing bani kalb’. Akan tetapi disisi <i>kebanyakan ulama ahli Ilmu</i>atau <i>kebanyakan ulama Madzhab kami dan ulama lain adalah memuliakan malam Nishfu Sya’ban</i>, dan yang demikian adalah kenyataan <i>Imam Ahmad bin Hanbal </i>dari ulama Salaf, karena <i>cukup banyak</i> hadits yang menyatakan mengenai <i>kemuliaan Nishfu Sya’ban</i>, begitu juga hal ini benar dari kenyataan dan kesan-kesan ulama As-Salaf, dan telah dinyatakan kemuliaan Nishfu Sya’ban dalam banyak kitab <i>hadits Musnad dan Sunan”.</i> Demikianlah pendapat Ibnu Taimiyyah mengenai bulan dan malam Nishfu Sya’ban.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Jelas sebagai bukti bahwa Ibnu Taimiyah sendiri mengakui dan tidak mengingkari <i>kebaikan amalan khusus</i> pada nishfu Sya’ban termasuk di dalamnya sholat sunnah. Belliau juga mengatakan bahwa amalan ibadah pada malam nishfu Sya’ban dikerjakan <i>oleh para Salaf</i><b> </b>!!!</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"><br />Tetapi sayangnya golongan pengingkar yang mengaku sebagai penerus akidah Ibnu Taimiyyah ini telah <i>mengharamkan </i>dan <i>membid’ahkan mungkar</i> amalan dalam bulan dan nishfu Sya’ban ini? Mereka hanya menyebutkan kata-kata Ibnu Taimiyyah yang s<i>epaham dengan mereka</i> tetapi kata-kata Ibnu Taimiyyah yang tidak sepaham dengan mereka dikesampingkannya !! </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Apakah mereka ini juga berani membid’ahkan mungkar ulamanya sendiri?</span></i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> <i>Apakah mereka ini akan merubah atau mengartikan kata-kata Ibnu Taimiyah yang sudah jelas tersebut </i></span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span><i><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">sebagaimana kebiasaan mereka</span></i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">sampai sesuai dengan paham mereka?</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"><br /><i>Al-Qasthalani</i> dalam kitabnya, <i>Al-Mawahib Alladunniyah</i> jilid 2 halaman 59, menuliskan bahwa <i>para tabi’in</i> di negeri Syam seperti Khalid bin Mi’dan dan Makhul telah <i>berjuhud</i> (mengkhususkan beribadah) pada malam <i>nishfu sya’ban</i>. Maka dari mereka berdua orang-orang mengambil panutan.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"><br />Selanjutnya Al-Qasthalany berkata perbedaan pendapat para ulama Syam <i>hanya dalam bentuk cara ibadah</i> pada malam nishfu Sya’ban. Ada yang mengamalkan dimasjid secara berjama’ah yaitu pendapat Khalid bin Mi’dan, Luqman bin ‘Amir dan disetujui oleh Ishaq bin Rahawaih. Ada lagi yang mengamalkan sendiri-sendiri dirumah atau ditempat lainnya, pendapat ini disetujui oleh <i>Al-Auza’i dan para ulama Syam</i> umumnya!! </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Masih banyak lagi pendapat para ulama yang membolehkan amalan ibadah khusus pada malam nishfu Sya’ban karena merupakan amalan kebaikan yang mendekatkan/taqarrub kepada Allah swt. Dengan demikian para ulama salaf dari zaman dahulu sampai zaman sekarang telah mengakui adanya amalan-amalan ibadah pada malam nishfu Sya’ban. Wallahu A’lam</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Amalan-amalan pada bulan Rajab</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="EN-GB" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Alasan-alasan dan dalil-dalil yang telah dikemukakan untuk memperkokoh <i>keabsahan </i>kemuliaan, keutaman bulan dan malam nishfu Sya’ban<i>,</i> pada dasarnya memperkuat juga<i>keabsahan </i>kemuliaan dan keutamaan<i> bulan Rajab</i>. Lepas dari itu semua,</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> kami ingin mengutip dan mengumpulkan ,secara singkat, riwayat-riwayat mengenai kemuliaan dan amalan <i>pada bulan Rajab</i> berikut ini. Keterangan yang <i>muktamad</i> tentang <i>bulan Rajab</i> adalah bahwa bulan itu termasuk bulan-bulan yang dihormati dan dimuliakan, atau dalam <i>Al-Qur’an</i>di sebut sebagai <i>Asyhurul Hurum,</i> yaitu, <i>Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab</i>. Dalam bulan tersebut, Allah swt. melarang peperangan dan ini merupa- kan tradisi yang sudah ada jauh sebelum turunnya syariat Islam. Allah swt berfirman dalam surat <span style="color: black;">At-Taubah: 36 sebagai berikut:</span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya <u>empat bulan</u> haram. Itulah </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(ketetapan)<i>agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semua- nya, dan</i></span><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif";"> ketahuilah </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Didalam surat Al-Maidah:2, <span style="color: black;">Allah swt.berfirman: “<i>Wahai orang-orang yang beriman janganlah kamu melanggar syi’ar-syi’ar Allah, dan janganlah melanggar kehormatan bulan-bulan haram</i>“. </span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Empat bulan haram itu disebutkan juga dalam sabda Rasulullah saw. berikut: “Sesungguhnya zaman telah berputar seperti pada hari penciptaan langit dan bumi, setahun terdapat dua belas bulan dan empat di antaranya adalah <i>bulan haram</i> dan tiga diantaranya berturut-turut, yaitu <i>dzul qa’dah, dzul hijjah, muharram </i>dan <i>rajab</i> mudhar yang berada <i>di antara</i>jumadil awal, jumadil akhir dan sya’ban”. (HR. Bukhari dan Muslim)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam al-Qurtubi di dalam <i>tafsir-</i>nya bahwa Nabi saw.sendiri pernah menegaskan bahwa <i>“bulan Rajab itu adalah bulan Allah, yaitu bulan Ahlullah</i>. Dan di katakan penduduk (mukmin) Tanah Haram itu Ahlullah karena Allah yang memelihara dan memberi kekuatan kepada mereka”. (al-Qurtubi, Jami’ Ahkam al-Qur’an, juz.6, hlm 326 )</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Bulan-bulan haram memiliki kedudukan yang agung, dan bulan Rajab termasuk salah satu dari empat bulan tersebut. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits dari Anas bin Malik r.a. berkata; “Bahwa Rasulullah saw. apabila masuk bulan <i>Rajab</i> selalu berdo’a, ‘<i>Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan.’ </i>Artinya, ‘ya Allah, <i>berkahilah</i> kami <i>pada</i> <i>bulan Rajab dan Sya’ban</i>; <i>dan sampaikan kami ke bulan Ramadan’ “</i>. (HR. Ahmad </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">dalam <i>Musnad</i>-nya juz 1: 259 hadits no 2346 </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">dan Tabrani). Hadits ini disebutkan dalam <i>banyak</i> keterangan, seperti dikeluarkan oleh Abdullah bin Ahmad di dalam kitab Zawaa’id al-Musnad (2346). Al-Bazzar didalam Musnadnya </span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">sebagaimana disebutkan dalam kitab Kasyf al-Astaar</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">(616). Ibnu As-Sunny di dalam ‘Amal al-Yawm Wa al-Lailah (658). Ath-Thabarany di dalam (al-Mu’jam) al-Awsath (3939). Kitab ad-Du’a’ (911). Abu Nu’aim di dalam al-Hilyah (VI:269). Al-Baihaqy di dalam Syu’ab (al-Iman) (3534). Kitab Fadhaa’il al-Awqaat (14). Al-Khathib al-Baghdady di dalam al-Muwadhdhih (II:473).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Diriwayatkan dari <i>Mujibah al-Bahiliyah</i>, Rasulullah bersabda; “<i>Puasalah pada bulan-bulan haram </i>(mulia)<i>“.</i> (Riwayat Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Ahmad). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Ath-Thabrani meriwayatakan hadits dari Abu Hurairah ra “bahwa Nabi saw. tidak menyempurnakan puasa sebulan setelah Ramadhan kecuali pada <i>Rajab dan Sya’ban</i>.” (ibid, hlm 161 juz 9 hadits no. 9422)</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Menurut al-Syaukani dalam <i>Nailul Authar</i>, (dalam pembahasan puasa sunat) sabda Nabi saw., ‘<i>Bulan Sya’ban adalah bulan antara Rajab dan Ramadan yang dilupakan kebanyakan orang</i>’ itu secara implisit menunjukkan bahwa <i>bulan Rajab</i> juga disunnahkan melakukan puasa di dalamnya.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ditulis juga oleh al-Syaukani, dalam <i>Nailul Authar</i>, bahwa Ibnu Subki meriwayatkan dari Muhamad bin Manshur al-Sam’ani yang mengatakan bahwa <i>tidak ada hadits yang kuat</i> (baca; lemah) yang menunjukkan kesunnahan puasa Rajab <i>secara khusus. </i>Disebutkan juga bahwa Ibnu Umar <i>memakruhkan</i> puasa Rajab (walau pun ia dibantah oleh <i>Asma’ binti Abu Bakar)</i>, sebagai- mana Abu Bakar al-Tarthusi yang mengatakan bahwa puasa Rajab adalah makruh, karena tidak ada dalil yang kuat. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Namun demikian, sesuai pendapat <i>al-Syaukani</i>, bila <i>semua hadits</i> yang secara khusus menunjukkan keutamaan bulan <i>Rajab</i>dan disunnahkan puasa di dalamnya kurang kuat untuk dijadikan landasan, maka hadits-hadits yang <i>umum</i> (seperti yang tercantum diatas) itu <i>cukup menjadi hujah atau landasan.</i> Di samping itu, karena juga <i>tidak ada</i>dalil yang kuat yang <i>memakruhkan puasa di bulan Rajab</i>. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Puasa/Shaum di bulan Rajab dibolehkan (ibahah) berdasarkan hadits shahih.. Tetapi tidak satu pun dalil-dalil shahih <i>dari Rasulallah</i> saw. yang <i>menentukan/ menetapkan</i> <i>tanggal-tanggal</i> tertentu (seperti 1 Rajab, 17 Rajab, 27 Rajab, dan sebagainya), semua hadits berkenaan dengan <i>tanggal-tanggal tersebut</i> adalah <i>dha’if</i> atau <i>maudhu’</i> sehingga tidak bisa dijadikan hujjah. Sebagian sahabat dan salafus-shalih <i>memakruhkan</i> jika berpuasa Rajab sebulan penuh dan sebagian lainnya <i>tidak memakruhkannya.</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ada <i>hadits shahih</i> tentang hal tersebut adalah; <i>Imam Muslim</i>meriwayatkan dalam <i>shahih-</i>nya: “Telah menceritakan pada kami Abubakar bin Abi Syaibah, telah menceritakan pada kami Abdullah bin Numairih, telah menceritakan pada kami Ibnu Numair, telah menceritakan pada kami ayah kami, telah menceritakan pada kami Utsman bin Hakim Al-Anshari berkata: ‘Aku bertanya pada Sa’id bin Jubair tentang <i>puasa Rajab</i> dan kami saat itu sedang berada di bulan Rajab’, maka ia menjawab: Aku mendengar Ibnu Abbas berkata: ‘Adalah Nabi <i>berpuasa </i>(di bulan Rajab) sampai kami berkata nampaknya beliau akan berpuasa (bulan Rajab) seluruhnya, lalu beliau tidak berpuasa sampai kami berkata: Nampaknya beliau tidak akan berpuasa (bulan Rajab) seluruhnya<i>’ “. </i>(<i>Albani </i>sendiri dalam <i>Al-Irwa’ </i>mengatakan: Hadits ini di-takhrij oleh Imam Muslim dalam <i>Shahih</i>-nya (VI/139) dan Ahmad (I/26). Saya (Albani) katakan: Bahkan hadits ini juga di-takhrij oleh Imam Abu Ya’la dalam Al-Musnad (VI/156, no. 2547); Al-Baihaqi dalam Al-Kubra’ (IV/906); dan dalam Syu’abul Iman (VIII/316, no. 3638). </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kendati pun demikian, ada pula hadits-hadits lain yang <i>memakruhkan</i> ber- puasa di bulan Rajab, jika berpuasa <i>satu bulan</i> penuh (Al-Baihaqi dalam Syu’abul Iman (VIII/330, no. 3653). Ibnu Umar termasuk yang memakruhkan berpuasa di bulan Rajab sama sekali walau pun ia dibantah oleh <i>Asma’ binti Abubakar</i> (HR. Ahmad dalam Al-Musnad I/180, no. 176; Al-Baihaqi dalam Al-Kubra’ III/893)<i>.</i></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Diriwayatkan bahwa Umar bin Khatthab ra juga tidak menyukai puasa di bulan Rajab (namun kedudukan haditsnya diperbincangkan, karena ada Rijal yang tidak dikenal) (HR. At-Thabrani dalam <i>Al-Ausath</i>(XVI/427 no. 7851), tetapi Imam Al-Haitsami mengomentari hadits ini: “Dalam sanadnya ada <i>Hasan bin Jablah</i> dan aku tidak menemukan orang yang menyebutkan tentang siapa dia ini, selebihnya Rijal-nya Tsiqat.” (Majma’ Az-Zawa’id, III/191).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam al-Baihaqi meriwayatkan dari Imam Syafi’i, berbunyi: “Telah sampai kepada kami bahwa Asy-Syafi’i mengatakan: ‘Sesungguhnya do’a itu <i>mustajab </i>pada <i>lima malam</i>: malam juma’at, malam ‘Idul Adha, malam ‘Idul Fithri, malam pertama bulan Rajab dan malam nisfu Sya’ban’ “. (al-Baihaqi, Sunan al-Kubra, 1994, Maktabah Dar al-Baz: Makkah al-Mukarramah, juz.3 hlm 319).</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Masih banyak hadits yang beredar mengenai beramal sholeh pada bulan Rajab dan Sya’ban yang tidak kami kemukakan disini. Berdasarkan keterang- an di atas, jelaslah kepada kita bahwa bulan <i>Sya’ban </i>dan bulan <i>Rajab</i> mem- punyai <i>dalil-dalil</i> yang tersendiri. Sumber-sumber hukum Islam dan keterangan baik para ulama Salaf mau pun Khalaf telah memberitahu bahwa terdapat hadits-hadits yang <i>shohih, hasan, mursal, marfu’, maudhu’, dhaif, dhaif jiddan</i> (amat lemah) tentang amalan-amalan seputar bulan <i>Sya’ban dan Rajab</i>. Begitu juga banyak hadits yang beredar mengenai <i>keutamaan </i>bulan Sya’ban dan bulan Rajab. Oleh karenanya, kita tidak bisa pukul sama rata bahwa <i>semua hadits</i> tentang amalan ibadah pada bulan Sya’ban dan Rajab itu <i>palsu, dhoif</i> ….dan <i>tidak ada</i> yang <i>shohih atau hasan.</i> Setiap isu dan dalil harus di pahami secara menyeluruh lagi mendalam agar kita tidak tersesat dari landasan yang benar.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagaimana yang telah kami kemukakan bahwa yang sering kita baca di kitab-kitab fiqih para ulama pakar yaitu <i>Satu hadits bisa dishohihkan oleh sebagian ulama pakar dan hadits yang sama ini bisa dilemahkan oleh ulama pakar lainnya</i>. Kedua kelompok ulama ini sama-sama berpedoman kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulallah saw. tetapi berbeda cara penguraiannya. Jangan lagi pada malam atau bulan-bulan yang dimuliakan oleh Allah swt. yang <i>masih ada dalilnya</i>, pada hari-hari biasa saja <i>tidak ada larangan</i><b> </b>untuk sholat <i>sunnah, puasa atau berdo’a</i> kepada Allah swt., selama sholat sunnah (yang hanya berniat sholat saja) tidak dikerjakan pada waktu-waktu yang di makruhkan oleh agama (ump. seusai sholat Shubuh, seusai sholat ‘Ashar dan sebagainya yang disebutkan dalam kitab-kitab fiqih), begitu juga puasa sunnah (hanya berniat puasa saja) tidak boleh diamalkan pada hari-hari yang dilarang menurut ahli Fiqih. Karena firman Allah swt.; <i>‘Berdo’alah pada-Ku Aku akan mengabulkannya</i>” juga firman-Nya <i>“Dirikanlah sholat untuk mengingatKu”.</i> Dalam ayat ini tidak dibatasi lafadh do’a yang harus dibaca, begitu juga tidak dibatasi hanya sholat wajib saja. Sedangkan mengenai puasa sunnah (yang hanya berniat puasa saja) banyak hadits yang meriwayatkan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Semua ibadah yang diamalkan <i>karena Allah swt</i>. itu adalah baik, malah amalan-amalan yang di kerjakan pada zaman jahiliyyah pun bisa kita tiru kalau mengandung kebaikan dan tidak bertentangan dengan syari’at Islam<i>. </i>Sebagai contoh satu hadits yang diriwayatkan Al-Hakim dari Nubaisyah ra.; “Seorang lelaki bertanya kepada Nabi saw., ‘Wahai Rasulullah, kami memberi <i>persembahan </i>(kepada berhala) di zaman jahiliyah, apa yang harus dilakukan di bulan Rajab ini? Beliau saw. menjawab: <i>‘Sembelihlah binatang ternak karena Allah, di bulan apa pun, lakukanlah kebaikan karena Allah dan berilah makanan’</i> “. (Imam Al-Hakim mengatakan: ‘Isnad hadits ini adalah <i>shohih</i> tetapi tidak dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dalam shohih mereka berdua’. (Abu Abdillah al-Hakim, al-Mustadrak ala Sahihain, 1990, Cetakan pertama, Dar al-Kutub al-Ilmiyyah : Beirut, juz 4, hlm 263 )</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Misalnya ada hadits Nabi saw. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">sudah tentu tidak mungkin</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> yang <i>melarang </i>umatnya berpuasa atau beramal sholeh di bulan Sya’ban dan Rajab, hadits ini akan diteliti betul-betul oleh para ulama, karena jelas bertentangan dengan hadits-hadits lain yang menganjurkan orang berpuasa dan sholat sunnah disamping yang wajib dan beramal sholeh setiap waktu!! </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Imam Syaukani sendiri dalam <i>Nailul Authar </i>mengatakan, “<i>Tidak ada</i> dalil yang kuat yang <i>memakruhkan </i>puasa di bulan Rajab<i> </i>begitu juga<i> tidak ada </i>hadits yang kuat (baca; lemah) yang menunjukkan <i>kesunnahan</i> puasa Rajab secara khusus”. Dengan demikian amalan ibadah puasa bulan Rajab serta amalan ibadah memperbanyak sholat sunnah atau berdzikir adalah amalan <i>mubah,</i> yang sudah pasti juga mendapat pahala dari Allah swt.. Karena semua amalan baik walau pun kecil pasti akan dicatat juga sebagai kebaikan, begitu juga amalan buruk walau pun kecil pasti akan dicatat juga sebagaik keburukan (Al-Zalzalah:7-8)! Begitu juga menurut kaidah ulama hadits yang <i>dhoif</i> boleh diamalkan bila mengandung Fadhail ‘Amal.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jangan lagi pada malam atau bulan-bulan yang <i>dimuliakan</i> oleh Allah swt. yang <i>masih ada dalilnya</i>, pada hari-hari biasa saja <i>tidak ada larangan</i><b> </b>untuk sholat sunnah, puasa atau berdo’a kepada Allah swt., selama sholat sunnah (yang hanya berniat sholat saja) tidak dikerjakan pada waktu-waktu yang dimakruhkan oleh agama (ump. seusai sholat Shubuh, seusai sholat ‘Ashar dan sebagainya yang disebutkan dalam kitab-kitab fiqih), begitu juga puasa sunnah (hanya berniat puasa saja) tidak boleh diamalkan pada hari-hari yang dilarang menurut ahli Fiqih. Karena firman Allah swt.; <i>‘Berdo’alah pada-Ku Aku akan mengabulkannya</i>” juga firman-Nya <i>“Dirikanlah sholat untuk mengingatKu”.</i> Dalam ayat ini tidak dibatasi lafadz do’a yang harus dibaca, begitu juga tidak dibatasi hanya sholat wajib saja. Sedangkan mengenai puasa sunnah (yang hanya berniat puasa saja) banyak hadits yang meriwayatkan. Yang<i> penting </i>semuanya ini ialah bahwa <i>orang tidak mewajibkan</i> atau mensyariatkan amalan-amalan tersebut karena dia termasuk amalan mubah.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Marilah kita semua tidak saling cela mencela sesama muslim hanya masalah amalan sunnah atau mubah. Orang yang tidak mau beramal pada bulan yang mulia itu juga tidak ada salahnya begitu pun juga orang yang ingin beramal pada bulan yang mulia itu akan mendapat pahala. Karena tidak ada satu amalan yang baik (sholat, berdzikir, berdo’a dan lain-lain) yang tidak diberi pahala oleh Allah swt. Hal ini banyak difirmankan oleh Allah swt. dan diriwayatkan dalam hadits Nabi saw. Yang tidak dibolehkan oleh syari’at ialah <i>merubah</i><b> </b>atau<b> </b><i>menambah</i><b> </b>amalan-amalan pokok yang telah digariskan/ditetapkan oleh syariat agama. (Umpama sholat Shubuh sengaja 3 raka’at dll.) Wallahu<span style="color: #333333;"> </span>a’lam. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Semoga dengan kutipan singkat dan sederhana mengenai bulan/nishfu Sya’ban atau bulan Rajab ini, bisa memberi manfaat bagi diri dan keluarga kami khususnya serta semua ummat muslimin, amin. Begitu juga dengan adanya firman-firman Allah swt. dan hadits Rasulallah saw.serta wejangan-wejangan para ulama pakar yang tertulis di buku ini, kita bisa ambil kesimpulan bahwa <i>semua perbuatan kebaikan,</i> dengan cara bagaimana pun, asal <i>tidak keluar </i>dari syariat dan <i>tidak merubah</i> hukum-hukum pokok agama itu adalah baik/mustahab apalagi yang mendatangkan mashlahat/kebaikan malah dianjur kan oleh agama. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Insya Allah, tidak ada nash/hukum yang <i>mengharamkan</i> atau melarang amal kebaikan yang telah kami kemukakan dibuku ini malah sebaliknya cukup banyak dalil </span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">baik secara langsung maupun tidak langsung</span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";"> yang menganjurkan untuk beramal kebaikan. Arti atau makna yang dimaksud <i>kebaikan</i> dalam agama itu luas sekali. Janganlah kita sendiri yang membatasinya, sehingga dengan mudah mengambil satu hadits tentang suatu amalan kemudian hadits ini digunakan dalil untuk <i>melarang/mengharamkan</i> amalan lainnya !</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif";">Insya Allah kebingungan kita bisa teratasi dengan adanya dalil-dalil dibuku ini tentang suatu amalan yang semuanya telah diuraikan oleh ulama-ulama pakar berdasarkan ayat-ayat Ilahi dan hadits Nabi saw., dengan demikian amalan-amalan seperti; Tawassul, Tabarruk, kumpulan majlis dzikir, peringatan-peringatan keagamaan dan lain sebagainya bisa lebih lancar jalannya. Karena semua itu adalah sebagian dari syiar agama ! </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div><span style="font-size: large;"><b>IBNU TAIMIYAH MENGKHUSUSKAN AMALAN SOLAT PADA NISFU SYA’BAN & MEMUJINYA</b><br />Berkata Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Majmuk Fatawa pada jilid 24 mukasurat 131 mengenai amalan Nisfu Sya’ban teksnya:</span><br /><span style="font-size: large;"><b>إذا صلَّى الإنسان ليلة النصف وحده أو في جماعة خاصة كما كان يفعل طوائف من المسلمين فهو: حَسَنْ</b></span><br /><span style="font-size: large;">Ertinya: ” Apabila seorang itu menunaikan solat pada malam Nisfu Sya’ban secara individu atau berjemaah secara KHUSUS sepertimana yang dilakukan oleh sebilangan masyarakat Islam maka ianya adalah BAIK “.</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>IBNU TAIMIYAH MENGKHUSUSKAN AMALAN SOLAT NISFU SYA’BAN KERANA ADA HADITH MEMULIAKANNYA</b><br />Berkata Ibnu Taimiyah pada kitab Majmuk Fatawa jilid 24 juga pada mukasurat seterusnya 132 teksnya:</span><br /><span style="font-size: large;">وأما ليلة النصف – من شعبان – فقد رُوي في فضلها أحاديث وآثار ، ونُقل عن طائفة من السلف أنهم كانوا يصلون فيها، فصلاة الرجل فيها وحده قد تقدمه فيه سلف وله فيه حجة (( فلا ينكر مثل هذا )) ، أما الصلاة جماعة فهذا مبني على قاعدة عامة في الاجتماع على الطاعات والعبادات</span><br /><span style="font-size: large;">Terjemahan kata Ibnu Taimiyah di atas:<br />” Berkenaan malam Nisfu Sya’ban maka telah diriwayatkan mengenai kemulian dan kelebihan Nisfu Sya’ban dengan hadith-hadith dan athar, dinukilkan dari golongan AL-SALAF (bukan wahhabi) bahawa mereka menunaikan solat khas pada malan Nisfu Sya’ban, solatnya seseorang pada malam itu secara berseorangan sebenarnya telahpun dilakukan oleh ulama Al-Salaf dan dalam perkara tersebut TERDAPAT HUJJAH maka jangan diingkari, manakala solat secara jemaah (pd mlm nisfu sya’ban) adalah dibina atas hujah kaedah am pada berkumpulnya manusia dalam melakukan amalan ketaatan dan ibadat” .</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>IBNU TAIMIYAH MENGALAKKAN KITA MENGIKUT AS-SALAF YANG MENGKHUSUSKAN AMALAN PADA NISFU SYA’BAN</b><br />Berkata Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Iqtido’ As-sirot Al-Mustaqim pada mukasurat 266 teksnya:</span><br /><span style="font-size: large;">ليلة النصف مِن شعبان. فقد روي في فضلها من الأحاديث المرفوعة والآثار ما يقتضي: أنها ليلة مُفضَّلة. وأنَّ مِن السَّلف مَن كان يَخُصّها بالصَّلاة فيها، وصوم شهر شعبان قد جاءت فيه أحاديث صحيحة. ومِن العلماء من السلف، من أهل المدينة وغيرهم من الخلف: مَن أنكر فضلها ، وطعن في الأحاديث الواردة فيها، كحديث:[إن الله يغفر فيها لأكثر من عدد شعر غنم بني كلب] وقال: لا فرق بينها وبين غيرها. لكن الذي عليه كثيرٌ مِن أهل العلم ؛ أو أكثرهم من أصحابنا وغيرهم: على تفضيلها ، وعليه يدل نص أحمد – ابن حنبل من أئمة السلف – ، لتعدد الأحاديث الواردة فيها، وما يصدق ذلك من الآثار السلفيَّة، وقد روي بعض فضائلها في المسانيد والسنن</span><br /><span style="font-size: large;">Terjemahan kata Ibnu Taimiyah di atas:<br />((” Malam Nisfu Sya’ban. Telah diriwayatkan mengenai kemuliannya dari hadith-hadith Nabi dan kenyataan para Sahabat yang menjelaskan bahawa ianya adalah MALAM YANG MULIA dan dikalangan <b>ulama As-Salaf yang MENGKHUSUSKAN MALAM NISFU SYA’BAN DENGAN MELAKUKAN SOLAT KHAS PADANYA</b>dan berpuasa bulan Sya’ban pula ada <b>hadith yang sahih</b>. Ada dikalangan salaf, sebahagian ahli madinah dan selain mereka sebahagian dikalangan khalaf yang mengingkarinya kemuliannya dan menyanggah hadith-hadith yang diwaridkan padanya seperti hadith<br />‘Sesungguhnya Allah mengampuni padanya lebih banyak dari bilangan bulu kambing bani kalb’ katanya mereka tiada beza dengan itu dengan selainnya, AKAN TETAPI DI SISI KEBANYAKAN ULAMA AHLI ILMU ATAU KEBANYAKAN ULAMA MAZHAB KAMI DAN ULAMA LAIN <b>ADALAH MEMULIAKAN MALAM NISFU SYA’BAN</b>, DAN DEMIKIAN JUGA ADALAH KENYATAAN IMAM AHMAD BIN HAMBAL DARI ULAMA AS-SALAF kerana terlalu banyak hadith yang dinyatakan mengenai kemulian Nisfu Sya’ban, begitu juga hal ini benar dari kenyataan dan kesan-kesan ulama As-Salaf, dan telah dinyatakan kemulian Nisfu Sya’ban dalam banyak kitab hadith Musnad dan Sunan “)).<br />Tamat kenyataan Ibnu Taimiyah dalam kitabnya berjudul Iqtido’ As-sirot Al-Mustaqim pada mukasurat 266.</span><br /><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal"><br /></div><div class="MsoNormal"><br /></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-32210461808517033312013-02-05T11:36:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.524+07:00Larangan Mengatakan Sesat, Munafiq, dan Kafir sesama muslim<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><span style="font-size: large;"><br /></span><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang.</span><span dir="RTL" lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">قُلْ كُلٌّ يَعْمَلُ عَلَى شَاكِلَتِهِ فَرَبُّكُم اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَاَهْدَى سَبِيْلاً</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Katakanlah (hai Muhammad) : Biarlah setiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing, karena Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih lurus (jalan yang ditempuhnya</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">).”</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Al-Isra’ : 84)</span></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَلاَ تُزَكُّوا أنْفُسَكُم هُوَ أعْلَمُ بِمَن اثَّـقَى</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“….<i>janganlah kamu merasa sudah bersih, Dia (Allah) lebih mengetahui siapa yang bertaqwa.”</i>(An-Najm : 32)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Segala puji bagi Allah seru sekalian alam, shalawat dan salam terlimpah atas penghulu manusia, yang terdahulu dan yang terakhir, yakni junjungan kita Nabi Muhammad saw., juga atas segenap keluarganya yang suci sampai hari kemudian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alhamdulillah dengan kesuksesan peredaran buku yang berjudul <i>Tanggapan mengenai</i> <i>Bid’ah Tawassul</i> dan <i>Tabarruk</i> dan cetakan pertama buku <i>Telah Kritis atas doktrin Faham mereka</i> ini, kami memperbaharui cetakan kedua dengan memperbanyak dalil-dalil yang mutawatir, shohih, hasan dan sebagainya mengenai masalah-masalah yang dikemukakan pada daftar isi buku ini. Tidak lain tujuan penulis buku ini adalah untuk membuka pikiran kita kaum muslimin agar tidak saling cela mencela antara satu golongan madzhab dengan golongan madzhab lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada akhir-akhir ini sebagian golongan umat Islam yang mengklaim dirinya telah menjalankan syari’at (agama) <i>paling benar</i>, <i>paling murni</i>, <i>pengikut para Salaf Sholeh</i> dan menuduh serta melontarkan kritik tajam sebagai perbuatan sesat dan syirik kepada sesama muslim, bahkan sampai berani mengkafirkannya, hanya karena perbedaan pendapat dengan melakukan ritual-ritual Islam seperti ziarah kubur, berkumpul membaca tahlilan/yasinan untuk kaum muslimin yang telah meninggal, berdo’a sambil tawassul kepada Nabi saw. dan para waliyyullah/sholihin, mengadakan peringatan keagamaan diantaranya maulidin/kelahiran Nabi saw., pembacaan Istighotsah, dan sebagainya. Bahkan ada yang sampai berani mengatakan bahwa pada majlis-majlis peringatan keagamaan tersebut adalah perbuatan mungkar.Golongan yang sering mengata- kan dirinya paling benar itu tidak segan-segan menuduh orang dengan <i>fasiq, sesat, kafir, bid’ah dholalah, tahrif Al-Qur’an</i> (merubah al-Qur’an) dan tuduhan-tuduhan keji lainnya. La haula walaa quwwata illah billahi. Ini fitnahan yang amat keji dan membuat perpecahan antara sesama muslim. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alasan yang sering mereka katakan bahwa semuanya ini <i>tidak pernah</i> dilakukan oleh Rasulallah saw., atau para sahabat, dengan mengambil dalil hadits-hadits dan ayat-ayat Al Qur’an yang menurut paham mereka bersangkutan dengan amalan-amalan tersebut. <b>Padahal ayat-ayat ilahi dan hadits Rasulallah saw. yang mereka sebutkan tersebut ditujukan untuk orang-orang kafir dan orang-orang yang membantah, merubah dan menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya. </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Golongan pengingkar ini sering mengatakan hadits-hadits mengenai suatu amalan yang bertentangan dengan pahamnya itu semuanya <i>tidak ada</i>, <i>palsu, lemah, terputus</i> dan lain sebagainya, walaupun hadits-hadits tersebut telah dishohihkan oleh ulama-ulama pakar hadits. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu juga bila ada ayat Ilahi dan hadits yang maknanya sudah jelas tidak perlu ditafsirkan lagi serta makna ini disepakati oleh ulama-ulama pakar dan sebagian ulama dari golongan pengingkar ini sendiri, mereka dengan sekuat tenaga akan merubah makna ayat dan hadits ini bila berlawanan dengan paham golongan ini sampai sesuai/sependapat dengan pahamnya. Disamping itu golongan pengingkar ini akan mentakwil (menggeser arti) omongan ulama mereka yang menyetujui arti dari ayat ilahi dan hadits itu sampai sesuai dengan paham mereka. Oleh karenanya banyak ulama pakar hadits dari berbagai madzhab mencela dan mengeritik kesalahan golongan pengingkar yang sudah jelas itu. Para pembaca bisa meneliti dan menilai sendiri nantinya apa yang tercantum dalam buku dihadapan anda ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kita semua tahu bahwa firman Allah swt. (Alqur’an) yang diturunkan pada Rasulallah saw. itu sudah lengkap tidak satupun yang ketinggalan dan dirubah. Bila ada orang yang mengatakan bahwa kalimat-kalimat/tekts yang tertulis didalam Alqur’an telah dirubah dan lain sebagainya, omongan seperti ini harus diteliti dan diselidiki apakah omongan ini bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Begitu juga dalam ayat Ilahi dan hadits-hadits Rasulallah mengenai masalah <i>haram</i>atau <i>halal</i> telah diterangkan dengan jelas. Bila tidak ada keterangan yang jelas untuk suatu masalah, para ulama akan menilai dan meneliti amalan itu, apakah sejalan dan tidak bertentangan dengan syari’at yang telah digariskan oleh Allah swt. dan Rasul-Nya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bila amalan tersebut tidak bertentangan dengan syari’at, malah sebaliknya banyak hikmah dan manfaat bagi ummat muslimin khususnya, maka para ulama ini tidak akan mengharamkan amalan tersebut. Karena mengharam- kan atau menghalalkan suatu amalan harus mengemukakan nash-nash yang khusus untuk masalah itu. Apalagi amalan-amalan dzikir yang masih ada dalilnya </span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">baik secara langsung maupun tidak langsung</span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> yang semuanya mengingatkan kita kepada Allah swt. dan Rasul-Nya serta bernafaskan tauhid, umpamanya, kumpulan/majlis dzikir (tahlilan, istighotsah, peringatan keagamaan ..), ziarah kubur, bertawasul dalam do’a, bertabarruk dan lain sebagainya, <i>tidak</i> <i>ada alasan</i> orang untuk mengharamkannya. Jadi dalil-dalil yang mereka sebutkan untuk melarang amalan-amalan yang dikemukakan tadi, itu tidaklah tepat, karena hal itu termasuk kategori dzikir kepada Allah swt. dan merupakan perbuatan kebaikan. Dan semua perbuatan baik dengan cara apapun </span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">asal tidak melanggar dan menyalahi perintah Allah dan Rasul-Nya yang telah digariskan</span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> malah dianjurkan oleh agama. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang lebih mengherankan, para ulama golongan pengingkar amalan-amalan tadi, berani menvonis bahwa amalan-amalan itu <i>bid’ah munkar, sesat, syirik</i> dan lain sebagainya. Kalau seorang ulama sudah berani memfitnah seperti itu, apalagi orang-orang awam yang membaca tulisan tersebut justru lebih berbahaya lagi, karena mereka hanya menerima dan mengikuti tanpa tahu dan berpikir panjang mengenai kata-kata ulama tersebut. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perbedaan pendapat antara kaum muslimin itu selalu ada, tetapi bukan untuk dipertentangkan dan dipertajam dengan saling mensesatkan dan mengkafirkan satu dengan yang lainnya. Pokok perbedaan pendapat soal-soal sunnah, nafilah yang dibolehkan ini hendaknya dimusyawarahkan oleh para ulama kedua belah pihak. Karena masing-masing pihak sama-sama berpedoman pada Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah Rasulallah saw. (hadits), namun berbeda dalam hal penafsiran dan penguraiannya (sudut pandang mereka).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Janganlah setelah menafsirkan dan menguraikan ayat-ayat Allah dan hadits Nabi saw. mengecam dan menyalahkan atau berani mensesatkan/meng- kafirkan kaum muslimin dan para ulama dalam suatu perbuatan karena tidak sepaham dengan madzhabnya. Orang seperti ini sangatlah fanatik dan extreem yang menganggap dirinya paling benar dan faham sekali akan dalil-dalil syari’at, menganggap kaum muslimin dan para ulama yang tidak sependapat dengan mereka, adalah sesat, bodoh dan lain sebagainya. Kami berlindung pada Allah swt., dalam hal tersebut. Allah Maha Mengetahui hamba-Nya yang benar jalan hidupnya. Ingat firman Allah swt. diatas (Al-Isra’[17] : 84 dan An Najm [53] : 32).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kita boleh mengeritik atau mensalahkan suatu golongan muslimin, bila golongan ini sudah jelas benar-benar menyalahi dan keluar dari garis-garis syari’at Islam. Umpama mereka meniadakan kewajiban sholat setiap hari, menghalalkan minum alkohol, makan babi dan lain sebagainya, yang mana hal ini sudah jelas dalam nash bahwa sholat itu wajib dan minum alkohol dan makan babi itu haram. Jadi bukan mensesatkan, mengkafirkan amalan-amalan sunnah yang baik, seperti berkumpulnya orang untuk berdzikir bersama pada Allah swt. ( pembacaan istighothah, yasinan, tahlilan, ziarah kubur dan lain sebagainya), apalagi sampai-sampai menghalalkan darah mereka karena tidak sependapat dengan golongan tersebut, ‘Audzubillahi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu juga kita boleh mengeritik/mensalahkan suatu golongan muslimin yang meriwayatkan hadits tentang tajsim/penjasmanian atau penyerupaan/ tasybih Allah swt. sebagai makhluk-Nya (Umpama; Allah mempunyai tangan, kaki, wajah secara hakiki atau arti yang sesungguhnya), karena semua ini tidak dibenarkan oleh ulama-ulama pakar Islam karena hadits tersebut bertentangan dengan firman Allah swt. yang mengatakan tidak ada sesuatu- pun yang menyerupai-Nya dan sebagainya, baca surat Asy-Syuura [42] : 11: surat Al-An’aam [6] : 103; dan surat Ash-Shaffaat [37] : 159 dan lain-lain. Dengan demikian perbedaan pendapat antara golongan muslimin yang sudah jelas dan tegas melanggar syari’at Islam, inilah yang harus diselesai- kan dengan baik antara para ulama setiap golongan tersebut. Jadi bukan dengan cara tuduh menuduh, cela-mencela antara setiap kaum muslimin. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kami ambil satu contoh: “Pengalaman seorang pelajar di kota Makkah berceritera bahwa ada seorang ulama tunanetra yang suka menyalahkan dan juga mengenyampingkan ulama-ulama lain yang tidak sepaham dengan nya mendatangi seorang ulama yang berpendapat tentang jaiznya/boleh- nya melakukan <i>takwil</i> (penggeseran arti) terhadap ayat-ayat <i>mutasyabihat/ </i>samar <i>s</i>eperti ayat: <i>Yadullah fauqo aidiihim</i> (tangan Allah diatas tangan mereka), <i>Tajri bi a’yunina</i> ( [kapal] itu berlayar dengan mata Kami) dan lain sebagainya. Ulama yang membolehkan ta’wil itu berpendapat bahwa kata <i>tangan</i> pada ayat itu berarti <i>kekuasaan</i> (jadi bukan berarti tangan Allah swt secara hakiki/sebenarnya) sedangkan kata <i>mata</i> pada ayat ini berarti <i>pengawasan.</i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><b><span style="font-size: large;"><br /></span></b><b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ulama tunanetra yang memang tidak setuju dengan kebolehan menakwil ayat-ayat mutasyabihat diatas itu langsung membantah dan mengajukan argumentasi dengan cara yang tidak sopan dan menuduh pelakuan <i>takwil </i>sama artinya dengan melakukan <i>tahrif </i>(perubahan) terhadap ayat Al-Qur’an. Ulama yang membolehkan takwil itu setelah didamprat habis-habisan dengan tenang memberi komentar: <i>“Kalau saya tidak boleh takwil, maka anda akan buta di akhirat”.</i>Ulama tunanetra itu bertanya: “Mengapa anda mengatakan demikian?”. Dijawab : Bukankah dalam surat <span style="font-size: x-large;"><i>al–Isra’ ayat 72</i></span> Allah swt berfirman: “<i>Barangsiapa buta didunia, maka di akhirat pun dia akan buta dan lebih tersesat dari jalan yang benar</i>”.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Kalau saya tidak boleh takwil, maka buta pada ayat ini pasti diartikan dengan buta mata dan tentunya nasib anda nanti akan sangat menyedihkan yakni buta diakhirat karena didunia ini anda telah buta mata (tunanetra). Karena- nya bersyukurlah dan hargai pendapat orang-orang yang membolehkan takwil sehingga kalimat buta pada ayat diatas menurut mereka diartikan dengan: <i>buta hatinya</i> jadi bukan arti sesungguhnya yaitu <i>buta matanya.</i> Ulama yang tunanetra itu akhirnya diam membisu, tidak memberikan tanggapan apa-apa”.</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Banyak sekali ayat-ayat Ilahi dan perintah Rasulallah saw. agar kita bersangka baik dan tidak mengkafirkan antara sesama muslim, bila ada perbedaan dengan mereka alangkah baiknya jika diselesaikan dengan ber- dialog ! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 125 : ”<i>Serulah</i> (manusia) <i>kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagai ummat yang terbaik, kita tentu tidak ingin tercerai berai hanya lantaran berbeda pandangan dalam beberapa masalah yang tidak prinsipil. Kalau kita teliti lebih dalam ajaran-ajaran Islam, maka kita akan temukan persamaan diantara golongan masih jauh lebih banyak daripada perbedaan dalam menafsirkan ajaran-ajaran Islam tersebut. Tapi kenyataan yang terjadi justru perbedaan yang tidak banyak itulah yang sering diperuncing dan ditampakkan sementara persamaan yang ada malah disembunyikan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika perkumpulan (majlis) dzikir dan peringatan keagamaan dilarang, tidak disenangi dan dianggap sebagai perbuatan bid’ah dholalah (sesat), bagai mana dengan majlis yang tanpa di-iringi dengan dzikrullah dan shalawat pada Nabi saw. seperti berkumpulnya kaum muslimin disuatu tempat hanya sekedar ngobrol-ngobrol saja ?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mari kita perhatikan hadits-hadits Nabi saw. berikut ini :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rasulallah saw. bersabda: “Lan yadkhula ahadan minkum ‘amaluhul jannata qooluu wa laa anta yang Rasulallah, qoola wa laa anaa illaa an yataghom- madaniyallahu bi fadhlin minhu wa rohmatin”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya: “<i>Tidak ada seorangpun diantara kamu yang akan masuk surga lantaran amal ibadahnya</i>. Para sahabat bertanya: ‘Engkau juga tidak wahai Rasulallah?’ Nabi menjawab: <i>‘Saya juga tidak, kecuali kalau Allah melimpahkan kepadaku karunia dan rahmat kasih sayang-Nya’</i> ”. (HR. Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Juga sabda Nabi saw dalam hadits yang lain:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ayyuhan Naas ufsyuu as salaama wa ath’imuu ath tho’aama wa shiluu al arhaama wa sholluu bil laili wan naasu niyaamu tadkhuluu al jannata bi salaamin”</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya:“<i>Wahai sekalian manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambungkanlah hubungan persaudaraan dan dirikanlah sholat ditengah malam niscaya kalian akan masuk surga dengan penuh keselamatan</i>”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memahami hadits diatas ini maka kita akan seharusnya bertanya; ‘Apakah mungkin karunia dan rahmat kasih sayang Allah swt. akan dilimpahkan kepada kita sementara perbedaan yang kecil dalam masalah ibadah sunnah senantiasa kita perbesar dengan saling mengejek, mengolok-olok, men- fitnah, mensesatkan, saling melukai bahkan saling bunuh….?’</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kunci untuk masuk surga tidaklah cukup dengan hanya melakukan shalat tengah malam saja, tapi harus ada upaya untuk menyebarkan salam, memberi bantuan dan menyambung tali persaudaraan. Tanpa adanya tiga upaya ini, maka sebagian kunci surga kita telah terbuang. Bukankah perbedaan paham disikapi dengan saling sesat menyesatkan satu sama lain, sudah tentu, akan mengakibatkan munculnya permusuhan, membikin kesulit an dan memutuskan tali persaudaraan. Menuduh, mengolok-ngolok kaum muslimin dengan tuduhan dan memberi gelar yang sangat buruk seperti bid’ah dholalah, laknat atau syirik ini sama dengan ‘<i>kufur’</i>. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalau memang dakwah golongan yang suka mengolok-olok ini senantiasa berdasarkan Al-Qur’an, mengapa mereka melanggar tuntunan <b>Al-Qur’an dalam surat Al-Hujurat ayat 11 yang artinya:</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“<i>Wahai orang-orang yang beriman, janganlah satu kelompok mengolok olok kelompok yang lain karena bisa jadi mereka yang diolok-olok itu justru lebih baik dari mereka yang mengolok-olok. Janganlah pula sekelompok wanita mengolok-olok kelompok wanita yang lain karena bisa jadi kelompok wanita yang diolok-olok justru lebih baik dari kelompok wanita yang mengolok-olok. Janganlah kalian mencela sesamamu dan janganlah pula kalian saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Sejelek-jelek sebutan sesudah beriman adalah sebutan <u>‘fasiq’</u>. Karenanya siapa yang tidak </i>bertobat (dari semua itu)<i>, maka merekalah orang-orang yang dzalim”. </i></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitu juga kalau dakwah golongan tersebut senantiasa berdasarkan kepada hadits Nabi saw yang shahih, lalu mengapa mereka melanggar beberapa hadits shahih diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“<i>Almu’minu lil mu’mini kal bunyaana ya syuddu ba’dhohu ba’dhan”</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya: “Seorang mukmin itu terhadap mukmin yang lain adalah laksana bangunan, yang sebagiannya mengokohkan sebagian yang lain”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits lainnya riwayat Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اِذَا قَالَ الرَّجُلُ لأِخِهِ: يَا كَافِرُ! فَقَدْ بَاءَ بِهَا أحَدُهُمَا فَاِنْ كَانَ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">كَمَا قَالَ وَاِلَى رَجَعَتْ عَلَيْـهِ. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Barangsiapa yang berkata pada saudaranya ‘hai kafir’ kata-kata itu akan kembali pada salah satu diantara keduanya. Jika tidak (artinya yang dituduh tidak demikian) maka kata itu kembali pada yang mengucapkan</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> (yang menuduh)”.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Man syahida an Laa ilaha illallahu was taqbala giblatanaa wa shollaa sholaatana wa akala dzabiihatanaa fa hua al muslimu lahu lil muslimi ‘alaihi maa ‘alal muslimi”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, menganut kiblat kita </span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(ka’bah)<i>, shalat sebagaimana shalat kita, dan memakan daging sembelihan sebagaimana sembelihan kita, maka dialah orang Islam. Ia mempunyai hak sebagaimana orang-orang Islam lainnya. Dan ia mempunyai kewajiban sebagaimana orang Islam lainnya”.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits riwayat At-Thabrani dalam </span><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Kabir</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> ada sebuah hadits dari Abdullah bin Umar dengan isnad yang baik bahwa Rasulallah saw.pernah memerintahkan: </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">كُفُّوْا عَنْ أهْلِ (لاَ إِِلَهَ إِلاَّ اللهُ) لاَ تُكَفِّرُوهُمْ بِذَنْبٍ وَفِى رِوَايَةٍ وَلاَ تُخْرِجُوْهُمْ مِنَ الإِسْلاَمِ بِعَمَلٍ. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Tahanlah diri kalian (jangan menyerang) orang ahli ‘Laa ilaaha illallah’ (yakni orang Muslim). Janganlah kalian mengkafirkan mereka karena suatu dosa”.</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Dalam riwayat lain dikatakan<i> : “Janganlah kalian mengeluarkan mereka dari Islam karena suatu amal ( perbuatan)”.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits riwayat Bukhori, Muslim dari Abu Dzarr ra. telah mendengar Rasulallah saw. bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">وَعَنْ أبِي ذَرٍّ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";"> (ر) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">.صَ. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">يَقُوْلُ : مَنْ دَعَا رَجُلاً بِالْكُفْرِ أوْ قَالَ: عَـدُوُّ اللهِ وَلَيْسَ كَذَلِكَ أِلاَّ حَارَ عَلَيْهِ(رواه البخاري و مسلم) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: .5in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“<i>Siapa yang memanggil seorang dengan kalimat ‘Hai Kafir’, atau ‘musuh Allah’, padahal yang dikatakan itu tidak demikian, maka akan kembali pada dirinya sendiri</i>”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits riwayat Bukhori dan Muslim dari Itban bin Malik ra berkata: </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">وَعَنْ عِتْبَانَ ابْنِ مَالِكٍ (ر) فِي حَدِيْثِهِ الطَّوِيْلِ الْمَشْهُوْرِ الَّذِي تَقَدََّّمِ فِي بَابِ الرََََََََّجََاءِ قَالَ : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">قَامَ النَّبِيّ </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">.صَ. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">يُصَلِّّي فَقَالَ: اَيْنَ مَالِكُُ بْنُ الدُّخْشُمِ؟ فَقَالَ رَجُلٌ: ذَالِكَ مُنَافِقٌ, لاَ يُحِبُّ اللهَ وَلاَ رَسُولَهُ,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">فَقَالَ النَّبِيُّ </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">.صَ. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">: لاَتَقُلْ ذَالِكَ, أَلاَ تَرَاهُ قَدْ قَالَ: لاَ اِلَهَ اِلاَّ الله ُ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">يُرِيْدُ بِذَالِكَ وَجْهَ اللهِ وَاِنَّ اللهَ قدْ حَرَّمَ عَلَي النَّاِر مَنْ قَالَ : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ يَبْتَغِي بِذَالِكَ وَجْهَ الله (رواه البخاري و مسلم) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Ketika Nabi saw. berdiri sholat dan bertanya: Dimanakah Malik bin Adduch-syum? Lalu dijawab oleh seorang: Itu <u>munafiq</u><span style="mso-bidi-font-weight: bold;">,</span>tidak suka kepada Allah dan Rasul-Nya. Maka Nabi saw. bersabda: Jangan berkata demikian, tidakkah kau tahu bahwa ia telah mengucapkan ‘Lailahailallah’ dengan ikhlas karena Allah. Dan Allah telah mengharamkan api neraka atas orang yang mengucapkan Laa ilaaha illallah dengan ikhlas karena Allah”.</span></i></b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari Zaid bin Cholid Aljuhany ra berkata: Rasulallah saw. bersabda;</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">عَنْ زَيْدِ أبْنِ خَالِدٍ اَلْجُهَنِيَّّ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">(ر) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">قاَلَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">.صَ .</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; line-height: 150%; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";"> لاَ تَسُبُّوْا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الدِّيْكَ فَأِنَّهُ يُوْقِظُ لِلصَّلاَةِ (رواه أيو داود) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Jangan kamu memaki ayam jantan karena ia membangunkan untuk sembahyang”. </span></i></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(HR.Abu Daud).</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Binatang yang dapat mengingatkan manusia untuk sholat shubuh yaitu berkokoknya ayam jago pada waktu fajar telah tiba itu tidak boleh kita maki/cela, bagaimana dengan orang yang suka mencela, mensesatkan saudaranya yang mengadakan majlis dzikir (peringatan maulidin nabi, pembacaan Istighotsah dan sebagainya) yang disana selalu didengungkan kalimat-kalimat ilahi, sholawat pada Nabi saw.. serta pujian-pujian pada Allah swt. dan Rasul-Nya yang semuanya ini tidak lain bertujuan untuk mengingatkan serta mendekatkan diri pada Allah swt. agar menjadi hamba yang mencintai dan dicintai oleh Allah dan Rasul-Nya? Pikirkanlah !</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits riwayat Bukhori, Muslim dari Abu Hurairah ra telah mendengar Rasulallah saw. bersabda : </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: -27pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-font-weight: bold; mso-ascii-font-family: "Arabic Transparent"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-hansi-font-family: "Arabic Transparent";">وَعَنْ أبِيْ هُرَيْرَةَ (ر) أنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ.صَ. يَقُوْلُ: أِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ فِيْهَا يَزِلُّ بِهَا أِلَى النَّارِ اَبْعَدَ مِمَّا بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ (رواه البخاري ومسلم)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><i><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-font-weight: bold; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><b>Sungguh a</b> ”</span></i><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dakalanya seorang hamba berbicara sepatah kata yang tidak diperhatikan, tiba-tiba ia tergelincir ke dalam neraka oleh kalimat itu lebih jauh dari jarak antara timur dengan barat”. </span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memahami hadits ini kita disuruh hati-hati untuk berbicara, karena sepatah kata yang tidak kita perhatikan bisa menjerumuskan kedalam api neraka. Nah kita tanyakan lagi, bagaimana halnya dengan seseorang yang sering mensesatkan golongan muslimin yang selalu mengadakan majlis dzikir, peringatan-peringatan agama yang didalam majlis-majlis tersebut selalu dikumandangkan tasbih, tahmid, sholawat pada Nabi saw. dan lain sebagainya ? Pikirkanlah ! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Didalam surat An-Nisaa [4]: 94 artinya; <i>“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu pergi </i>(berperang)<i> di jalan Allah, maka telitilah dan janganlah kamu mengatakan kepada orang yang mengucapkan ‘salam’ kepadamu ‘Kamu bukan seorang mukmin’ </i>(lalu kamu membunuhnya<i>).. sampai akhir ayat.”</i></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lihat ayat ini dalam waktu perang pun kita tidak boleh menuduh atau mengucapkan pada orang yang memberi salam (dimaksud juga orang yang mengucapkan Lailaaha illallah) sebagai bukan orang mukmin sehingga kita membunuhnya. </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Masih banyak riwayat yang melarang orang mencela, mengkafirkan sesama muslimin yang tidak dikemukakan disini. Jelas buat kita dengan adanya ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulallah saw. diatas, kita bisa bandingkan sendiri bagaimana tercelanya orang yang suka menuduh sesat, kafir, syirik terhadap sesama musliminnya yang senang melakukan amalan-amalan kebaikan (diantaranya dzikir bersama, tahlilan, memperingati hari lahir Nabi saw. dan sebagainya) disebabkan mereka tidak sefaham atau sependapat dengan orang ini ? Begitu juga orang yang mencela, mensesatkan satu madzhab karena tidak sepaham dengan madzhabnya. </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebab tuduhan ini sangat berbahaya. Nabi saw. menyuruh agar kita harus berhati-hati dan tidak sembarangan untuk berbicara, yang mana ucapan itu bisa mengantarkan kita keneraka. Malah perintah Allah swt. (dalam surat Toha ayat 43-44) kepada Nabi Musa dan Harun -‘alaihimassalam- agar mereka pergi keraja Fir’aun </span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">yang sudah jelas kafir dan melampaui batas</span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></b><b style="mso-bidi-font-weight: normal;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">untuk mengucapkan kata-kata yang lunak/halus terhadapnya, barangkali dia (Fir’aun) bisa sadar/ingat kembali dan takut pada Allah swt. Untuk orang kafir (Fir’aun) saja harus berkata halus apalagi sesama muslim.</span></b><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Wallahu a’lam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Buku dihadapan para pembaca ini menjawab seputar masalah <i>Bid’ah </i>(masalah baru),<i> Tawassul, Tabarruk</i> dan sebagainya yang penulis kutip dan kumpulkan bagian-bagian yang penting saja dari keterangan dan tulisan para ulama. Insya Allah akan lebih jelas bagi kita untuk bisa membedakan <i>bid’ah dholalah</i> yang dilarang dan <i>bid’ah hasanah</i> yang dianjurkan agama. </span><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><h2><span style="font-size: large;">Beranikah Kalian Menyesatkan Ibnu Taimiyah Yg Telah Membagi Bid’ah Kepada 2 Macam???</span></h2><span style="font-size: large;"><i><b><span style="font-size: large;">Mereka</span></b></i> mengatakan bahwa pembagian bid’ah kepada 2 bagian; bid’ah hasanah dan bid’ah sayyi’ah adalah pembagian batil (sesat), sementara Ibnu Taimiyah; “Imam tanpa tanding meraka”, mengatakan bahwa bid’ah terbagi kepada 2 bagian di atas. Dari sini anda katakan kepada <span style="font-size: large;">mereka</span> itu; “Apakah kalian akan mengatakan bahwa Ibnu Taimiyah sesat ahli bid’ah??? Terhadap para ulama Ahlussunnah; seperti Imam an-Nawawi, Imam Ibnu Hajar al-‘Asqalani, Imam al-‘Izz ibnu Abdissalam, dan lainya; kalian berani mengatakan bahwa mereka sesat karena membagi bid’ah kepada 2 bagian di atas??? Apakah kalian mengatakan Ibnu Taimiyah sesat karena telah membagi bid’ah kepada 2 baian; bid’ah hasanah, dan bid’ah sayyi’ah”???</span><br /><div><span style="font-size: large;"><br />Berikut ini adalah tulisan Ibnu Taimiyah dalam membagi bid’ah kepada 2 bagian tersebut dalam kitab karyanya berjudul </span> <span style="font-size: large;"><i>“Muwafaqah Sharih al-MMa’qul Li Shahih al-Manqul”</i>, silahkan dicek…..!!!</span><br /><span style="font-size: large;">Kitab : <i>“Muwafaqah Sharih al-MMa’qul Li Shahih al-Manqul”</i></span><br /><span style="font-size: large;">Penulis : Ibnu taymiyah</span><br /><span style="font-size: large;">Halaman : 144 – 145</span><br /><span style="font-size: large;">Tarjamah : ” Berkata Imam Syafi’i ra. : Bidah terbagi menjadi dua, (1) bidah yang menyalahi perkara yang wajib atau sunnah atu ijma atau atsar sebagian para sahabat maka ini disebut Bid’ah dlolalah. (2) sedangkan Bid’ah yang bidah yang tidak menyalahi (sesuai) dengan perkara yang wajib atau sunnah atu ijma atau atsar sebagian para sahabat maka ini disebut Bid’ah hasanah.</span><br /><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.files.wordpress.com/2012/03/ibnutaymiyahbidah2.jpg"><img alt="" class="aligncenter size-full wp-image-3468" height="206" src="http://salafytobat.files.wordpress.com/2012/03/ibnutaymiyahbidah2.jpg?w=468&h=206" title="ibnutaymiyahbidah2" width="468" /></a></span></div></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagian besar isi buku ini saya kutip dan kumpulkan dari kitab-kitab: </span><span lang="EN-GB" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: EN-GB; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keagungan Rasulallah saw. dan Keutamaan Ahlul Bait oleh Almarhum H.M.H.Al-Hamid Al-Husaini ; Keutamaan Keluarga Rasulallah saw. oleh Almarhum K.H.Abdullah bin Nuh ; Pembahasan Tuntas Perihal Khilafiyah oleh Almarhum H.M.H Al-Hamid Al-Husaini; Argumentasi Ulama Syafi’iyah oleh Ustadz H.Mujiburrahman, <b>Kitab -Asbabun Nuzul</b> dan Hadits Pilihan- sebagai penyusunnya saudara Syamsuri Rifa’i dan Ahmad Muhajir ; dari Kitab Fiqih Sunnah oleh Sayyid Sabiq; dari <b>Kitab Riyadhus Sholihin</b>; Kitab At-Taj Al-Jaami’ Lil Ushuuli Fii Ahaadititsir Rasuuli oleh Syeikh Manshur Ali Nashif Al-Husaini; dari <b>website Abusalafy.wordpress.com</b> dan website-website lainnya.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="color: black; font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-ansi-language: NL; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semoga dengan hadirnya buku ini menjadikan kita memahami dan tidak ikut mensesatkan atau mengkafirkan kaum muslimin yang menghadiri majlis majlis dzikir atau mengikuti madzhab yang lain dari madzhabnya sehingga mewujudkan kesatuan dan persatuan antar umat Islam yang sudah terpecah belah. Insya Allah semuanya ini bisa membuka hati kita untuk menyelidiki dan berpikir apakah benar amalan-amalan tersebut sebagai bid’ah dholalah/rekayasa sesat ? </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: large;"><br /></span></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-69904197385428271462013-02-04T18:14:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.623+07:00Apakah Taqlid (ikut-ikutan) kepada 4 Imam Madzhab bid'ah Dholalah<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><div align="center" style="margin-right: 45pt;"><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--></span></i></b></span><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> </span></i></b></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2010/07/03/keharusan-bermadzab-dan-mengenal-sanad-4-imam-mujtahidmadzab/" title="Keharusan Bermadzab dan mengenal sanad 4 Imam Mujtahid/Madzab"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Keharusan Bermadzab dan mengenal sanad 4 Imam Mujtahid/Madzab</span></b></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b></span></span></i></b></span></div><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></i></b></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-size: large;"><a href="http://almadad.wordpress.com/2010/03/26/keharusan-ber-madzhab/" title="Permanent link to Keharusan Ber-Madzhab"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Keharusan Ber-Madzhab</span></b></a></span></span></i></b></span></div><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="http://salafytobat.files.wordpress.com/2010/07/sanad-4-madzab.jpg" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="225" src="http://salafytobat.files.wordpress.com/2010/07/sanad-4-madzab.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.files.wordpress.com/2010/07/sanad-4-madzab.jpg"><span style="color: blue; text-decoration: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada sa`at ini semakin banyak orang yang merasa mereka lebih hebat dibandingkan ulama ulama dahulu, mereka mencoba menebarkan slogan untuk tidak bermadzhab, tetapi mengambil hukum dari al-Qur`an dan Sunnah secara langsung, slogan (semboyan = perkataan) berhukum al-Qur`an dan hadits benar tetapi memiliki tujuan yang salah, dan akan menghasilkan kesalahan yang besar, adapun diantara dalil – dalil yang di ucapkan oleh mereka yang anti madzhab ialah:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">1 – Rasulullah tidak pernah menyuruh kita untuk bermadzhab bahkan menyuruh kita mengikuti sunnahnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">2 – al-Qur`an dan Sunnah sudah cukup menjadi dalil dan hukum sehingga tidak di perlukan lagi Madzhab-madzhab.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">3 – Madzhab-madzhab itu bid`ah karena tidak ada pada zaman Rasul.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">4 – Seluruh ulama Madzhab seperti Imam Syafi`i melarang orang-orang mengikuti mereka dalam hukum.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">5 – Bermadzhab dengan madzhab tertentu berarti telah menolak sunnah Nabi Muhammad SAW.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">6 – Pada Zaman sekarang sudah semestinya kita berijtihad karena dihadapan kita telah banyak kitab-kitab hadits, Fiqih, ulumul Hadits dan lain-lain, kesemuanya itu mudah didapati.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">7 – Para Ulama Madzhab adalah manusia biasa, bukan seorang nabi yang maksum dari kesalahan, semestinya kita berpegang kepada yang tidak maksum yaitu hadits-hadits Rasulullah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">8 – Setiap hadits yang shahih wajib diamalkan, tidak boleh menyalahinya dengan mengikuti pendapat ulama madzhab.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Ini sebahagian hujjah-hujjah mereka, kita akan jawab satu persatu insyaallah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah pertama</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">1 – Adapun Rasul tidak pernah menyuruh kita untuk bermadzhab, kalau saudara tahu maksud bermadzhab, maka maknanya tidak secara khusus Rasul menyuruh untuk bermadzhab, tetapi disana ada suruhan secara umum, suruhan umum tersebut terdapat didalam al-Qur`an dan Hadits Rasul , demikian juga disana tidak terdapat larangan tentang bermazhab dari Rasulullah, dengan demikian tidak boleh kita buang dalil umum yang menyuruh untuk bermadzhab, bahkan sebagian dalil dan hujjah-hujjah menjurus kepada kekhususan mengikuti ulama-ulama yang telah sampai derajat Ijtihad.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berikut ini saya aka huraikan beberapa Dalil tentang bermadzhab :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">1 – Allah Berfirman :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Artinya : Hendaklah bertanya kepada orang mengetahui jika kamu tidak mengetahui.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Penjelasan ayat : ayat ini menyuruh orang-orang yang tidak mengetahui sesuatu, yang mereka itu terdiri dari orang-orang awam, atau orang-orang yang tidak sampai derajat mujtahid agar menanyakan kepada orang alim atau orang yang telah sampai derajat Mujtahid, hal ini bermakna orang yang tidak sampai derajat mujtahid mesti mengikuti mana-mana madzhab yang di i`tiraf oleh ulama-ulama Ahlus Sunnah Wal Jama`ah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Siapa yang merasa tidak memiliki ilmu maka dia wajib bertaqlid kepada ulama, sebab Allah tidak mengatakan , jikalau kau tidak mengetahui maka hendaklah lihat didalam al-Qur`an dan Hadits, karena al-Qur`an dan al-Hadits memiliki pemahaman yang hanya ulama yang mujtahid saja yang memahaminya, sebab itulah Allah menyuruh untuk menanyakan kepada Ulama yang mujtahid dari arti dan pemahaman dari al-Qur`an dan al-Hadits.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">2 – Rasulullah SAW bersabda :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">عن عبد الله بن عمرو بن العاصي قال ” سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : إن الله لا يقبض العلم انتزاعا ينتزعه من العباد ولكن يقبض العلم بقبض العلماء حتى إذا لم يبق عالم اتخذ الناس رؤسا جهالا، فسئلوا فأفتوا بغير علم فضلوا وأضلوا. ( رواه البخاري و مسلم والترمذي وابن ماجه ولا أحمد والدارمي ).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Artinya : Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan menariknya dari hati hamba-hambanya ( ulama ) akan tetapi mengambil ilmu dengan mencabut nyawa ulama, sehingga apabila tidak terdapat ulama, maka manusia akan menjadikan orang-orang bodoh ( menjadi pegangan mereka ), mereka bertanya hukum kepadanya, kemudian orang-orang bodoh itu berfatwa menjawab pertanyakkan mereka, jadilah mereka sesat dan menyesatkan pula. ( H.R Bukhari, Muslim , Tirmidzi , Ibnu Majah. Ahmad, ad-Darimi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Penjelasan hadits : Hadits ini menunjukkkan kepada kita semakin sedikitnya ulama pada masa sekarang, siapa yang mengatakan semangkin banyak maka dia telah menyalahi hadits Nabi yang shahih dan kenyataan yang ada, sebab Allah mencabut nyawa ulama, dan tidak ada pengganti yang dapat menandingi keilmuannnya, siapa yang dapat menandingi keilmuan Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi`I, Imam Ahmad pada zaman sekarang, tidak ada yang mampu, mereka wafat telah meninggalkan warisan yang besar sekali, yaitu ilmu dan madzhab mereka, jadi orang -orang awam mengambil warisan ilmu-ilmu mereka seolah-olah seperti bertanya lansung kepada Imam yang empat, dengan begitu jauhlah mereka dari kesesatan dan menyesatkan orang, tetapi orang yang bodoh yang tidak mau bermadzhab maka akan menanyakan permasalahannya kepada orang yang berlagak alim dan mujtahid tetapi bodoh, tolol dan memiliki sifat seperti orang yang tidak pintar, maka dia berfatwa menurut hawa nafsunya dan perutnya dalam memahami hadits dan lainnya, orang ini adalah sangat membahayakan umat islam, menyesatkan umat islam, mereka tidak sadar diri tentang kesesatan mereka dan berusaha untuk menyebarkan pemahaman mereka, ini lah cirri-ciri kebodohannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dari hadits ini juga kita perlu menanyakkan kenapa Rasul mengatakan ,” mereka bertanya kepada orang-orang bodoh”, penyebab mereka mengambil ilmu kepada orang yang bodoh ialah karena orang alim sudah tiada lagi, padahal kitab-kitab hadits semangkin banyak dicetak, kitab-kitab ilmu semangkin menyebar dikalangan masyarakat, penulis melihat ada beberapa sebab :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">1 – Pentingnya ulama dalam menuntun pemahaman yang ada dari al-Qur`an dan al-Hadits, sehingga apabila ulama meninggal dunia, tiada lagi orang yang mampu mengajarkan pemahaman yang sebenarnya dari al-Qur`an dan Sunnah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">2 – Sebab ketidakmauan orang-orang yang sesat mengikuti dari madzhab-madzhab yang telah tertulis dan dibukukan sehingga mereka lebih memilih orang yang berlagak lebih tahu dalam memahami al-Qur`an dan al-Hadits dari ulama-ulama yang dahulunya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">3 – Kebodohan orang yang paling bodoh ialah yang tidak mengetahui dia bodoh, sehingga dia berfatwa walaupun dalam keadaan bodoh, tidak ingin melihat kembali apa kata ulama-ulama madzhab didalam kitab mereka.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">4 – Ini adalah tanda-tanda hari Qiamat yang mana madzhab bodoh lebih berkembang dan menyesatkan orang yang bermadzhabkan dengan empat madzhab.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">5 – Dari hadits diatas juga kita fahami bahwa pada zaman ini sangat sulit sekali kita dapati ulama yang sampai kedudukannya kepada ulama mujtahid, ini mesti kita sadari, kalau tidak kita sadari maka kemungkinan orang tersebut telah menyalahi hadits Rasul yang menceritakan tentang ilmu akan dicabut dari permukaan bumi ini dengan wafatnya ulama, pada abad pertama hijriyah puluhan orang bahkan ratusan orang sampai kepada derajat al-Hafizh dan mujtahid, demikian juga pada abad kedua, ketiga, keempat, tetapi setelah itu ulama-ulama semangkin berkurangan, terlebih-lebih lagi pada zaman kita sekarang, jadi apa yang dikatakan Rasul telah tejadi pada saat sekarang ini, kita boleh lihat betapa banyaknya orang yang memaku Alim dan berfatwa, padahal dia tidak memiliki standart dalam berfatwa, ini orang bermuka tebal seperti tembok China.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">3 – Rasulullah bersabda :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">لا تسبوا قريشا فإن عالمها يملأ الأرض علما<br />Artinya : Janganlah kamu menghina orang-orang Qurasy karena seorang ulama dari kalangan bangsa Qurasy, ilmunya akan memenuhi penjuru bumi ini .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">( H,R Baihaqi didalam al-Manaqib Syafi`i, Abu Naim didalam al-Hilyah, Musnad Abu Daud ath-Thayalisi ).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Para ulama mentakwilkan maksud hadits tersebut kepada Imam Syafi`i al-Quraisyi yang telah menebarkan ilmu dan madzhabnya dibumi ini, diantara ulama yang telah mengungkapkan hal seperti itu ialah Imam Ahmad Bin Hanbal, Imam Abu Nuaim al-Ashbahani, Imam Baihaqi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dan maksud ilmu pada hadits tersebut adalah madzhab dan pemahamannya terhadap al-Quran dan sunnah, sebab pemahaman terhadap al-Qur`an dan sunnah itulah disebut ilmu, ilmu itu adalah madzhab jika ilmu tersebut diikuti orang lain, dengan demikian madzhab adalah salah satu pemahaman al-Qur`an dan hadits yang diikuti oleh orang lain.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masih ada hadits-hadits yang menceritakan tetang bermadzhab, asalkan kita faham tentang apa yang dikatakan dengan madzhab, saya padakan sampai disini pembahasan yang pertama.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah kedua</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">2 – Pendapat saudara yang mengatakan al-Qur`an dan Sunnah sudah cukup menjadi sumber hukum adalah ungkapan seorang yang Mujtahid, apabila sudah melengkapi syarat-syarat mujtahid, jika saudara berkata juga seperti itu bermakna saudara sudah menjadi mujtahid, dan sudah memiliki syarat-syarat ijtihad, tetapi jika tidak memenuhi syarat maka saya sarankan saudara mundur kebelakang, atau membeli cermin ( kaca ) agar dapat berkaca dan bercermin siapa diri anda, sampai mana keilmuan anda, jika cerminnya juga tidak mampu untuk menunjukkan hakikat diri anda sendiri dalam keilmuan, maka hendaklah bercermin dengan ulama-ulama ahlus sunnah wal jama`ah, karena cermin yang ada dirumah harganya murahan atau sudah pecah, jika tidak tergambar juga hakikat diri anda dihadapan orang lain, maka ingatlah syaithan telah memperdayakan anda, menjadi mujtahid berat dan memiliki syarat-syarat yang sulit.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Rasul bersabda :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">رحم الله امرءا عرف قدره<br />Artinya : Allah menyayangi seseorang yang mengetahui batas kemampuannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Kalau anda sadar akan batas keilmuan dan kemampuan anda tentu anda akan mengikuti madzhab yang empat, tetapi sayang anda tidak melihat kelemahan dan kebodohan anda sendiri.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Perlu anda ketahui jika anda belum sampai kepada tahap Mujtahid, jika ingin mengambil langsung dari al-Qur`an dan Sunnah, apakah anda telah mengahapal al-Qur`an keseluruhannya ?, atau paling sedikit ayat-ayat Ahkam, dan telah mengetahui dari ayat-ayat tersebut sebab-sebab turunnya ayat, apakah ayat tersebut tergolong Nasikh atau Mansukh, apakah ayat tersebut Muqayyad atau Muthalaq, atau ayat itu Mujmal atau Mubayyan, atau ayat tersebut `Am atau Khusus, kedudukan setiap kalimat didalam ayat dari segi Nahu dan `Irabnya, Balaghahnya, bayannya, dari segi penggunanaan kalimat Arab secara `Uruf dan dan hakikatnya, atau majaznya, kemudian adakah terdapat didalam hadits yang mengkhususkan ayat tersebut, ini masih sebahagian yang perlu anda ketahui dari al-Qur`an, sementara didalam Hadits anda mesti menghapal seluruh hadits-hadits Ahkam, kemudian mengetahui sebab-sebab terjadinya hadits tersebut, mana yang mansukh dan mana yang Nasikh, mana yang Muqayyad dan mana yang Muthlaq, mana yang mujmal dan mubayyan, mana yang `Am dan Khas, dan mesti mengetahui bahasa arab dengan sedalam-dalamnya, agar tidak menyalahi Qaidah-Qaidah dalam bahasa, hal ini meliput dari Nahu, Balaghah, bayan, ilmu usul Lughah, dan juga mesti mengetahui fatwa-fatwa ulama yang terdahulu sehingga tidak mengeluarkan hukum yang menyalahi ijma` ulama, mengetahui shahih atau tidaknya hadits yang akan digunakan, hal ini meliputi dari pengetahuan tentang sanad, Jarah dan Ta`dil, Tarikh islami dan ilmu musthalah hadits secara umum dan mendalam, sebab tidak semua hadits shahih dapat dijadikan hujjah secara langsung, karena mungkin saja telah dimansukhkan, atau hadits tersebut umum dan adalagi hadits yang khusus , maka mesti mendahulukan yang khusus. Hal ini akan saya jelaskan insyaallah dalam pembahasan yang khusus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pertanyaannya adalah sudahkan anda memiliki syarat yang telah kami sebutkankan, kalau sudah silahkan anda berijtihad sendiri, kalau belum jangan mempermalukan diri sendiri, kebodohan yang paling bodoh adalah tidak mengakui diri bodoh, sehingga tidak mau belajar dari kebodohannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah ketiga</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">3 – Pendapat anda yang mengatakan bermadzhab itu suatu yang bid`ah Karena tidak terdapat pada zaman Rasul, penulis menyangka anda belum lagi memahami kata-kata Bid`ah dengan sesungguhnya, tapi saya akan buat insyaallah pembahasan ini secara khusus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Tetapi yang penting Madzhab memang tidak ada pada zaman Nabi karena para sahabat berada bersama nabi , jikalau ada permasalahan maka mereka akan menanyakan langsung kepada Nabi SAW, tetapi setelah Rasulullah meninggal dunia maka mulailah hidup madzhab-madzah dikalangan sahabat, sehingga masyhur dikalangan mereka ada madzhab Abu Bakar, madzhab Umar, Utsman, Ali, Abdullah Bin Umar, Sayyidah `Aiysah, Abu Hurairah, Abdullah Bin Mas`ud dan yang lainnya, demikian juga pada masa Tabi`in telah betumbuhan madzhab-madzhab ketika itu, seperti madzhab Az-Zuhri, Hasan al-Bashri, Salim Bin Abdallah, Urwah Bin Zubair, dan yang lainnya, sehingga Imam Abu Hanifah juga tergolong Tabi`in yang memiliki Madzhab yang diikuti, sementara Imam Malik tergolong Tabi`-Tabi`in yang memiliki banyak pengikut, maka jelaslah bahwa mengikuti madzhab yang ada dan diakui oleh ulama bukan hal yang bid`ah, jikalau hal tersebut bid`ah niscaya para sahabat ahli bid`ah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah keempat</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">4 – Larangan ulama Madzhab kepada murid-muridnya agar jangan mengikuti mereka adalah hal yang tidak benar, sebab seluruh perkataan ulama Madzhab telah dirobah oleh orang tertentu tentang pemahamannya, mari kita lihat sebahagian kata-kata Imam Syafi`i` dan kisah Imam Malik.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">A – Kisah Imam Malik berserta Khalifah Abu Ja`far al-Manshuri.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Meriwayatkan Ibnu Abdul Barr dengan sanadnya kepada al-Waqidi, beliau berkata : Aku mendengar Malik Bin Anas berkata : ” ketika Abu Ja`far al-Manshur melaksanakan hajji, beliau memanggilku, maka bertemu dan bercerita dengannya, beliau bertanya kepadaku dan aku menjawabnya, kemudian Abu Ja`far berkata : ” Aku bermaksud untuk menulis kembali kitab yang telah kamu karang yaitu Muwaththa`, kemudian aku akan kirim keseluruh penjuru negeri islam, dan aku suruh mereka mengamalkan apa yang terkandung didalamnya, dan tidak mengamalkan yang lainnya. Dan meninggalkan semua ilmu-ilmu yang baru selain ” Muwaththa`, karena Aku melihat sumber ilmu adalah riwayat ahli Madinah dan ilmu mereka, dan aku pun berkata : Wahai Amirul Mukminin, Janganlah kamu buat seperti itu, Karena orang-orang sudah memiliki pendapat sendiri, dan telah mendengarkan hadits Rasul, dan mereka telah meriwayatkan hadits-hadits yang ada, dan setiap kaum telah mengambil dan mengamalkan apa telah diamalkan pendahulunya, dari perbedaan pendapat para shahabat dan selain mereka, jika menolak apa yang mereka percayakan itu sangat berbahaya, biarlah mereka mengamalkan apa yang telah mereka amalkan dan mereka pilih untuk mereka, berkata Abu J`afar : Kalaulah engkau suruh aku untuk membuat seperti itu niscaya aku akan laksanakan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dalam riwayat yang lain Imam Malik berkata : Wahai Amirul Mukminin Sesungguhnya para sahabat Rasulullah SAW telah berpencar diberbagai negeri, orang-orang telah mengikuti madzhab mereka, maka setiap golongan berpendapat mengikuti madzhab orang yang diikuti. ( al-Intiqa : 41 , Imam Darul Hijrah Malik Bin Anas : 78 ).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Lihat bagaimana Imam Malik menjawab permintaan Khalifah Abu Ja`far, beliau tidak melarang orang-orang untuk bertaqlid pada Madzhab yang mereka akui, sebab pada masa itu madzhab fiqih sangat berkembang sekali, seperti di Iraq madzhab Imam Abu Hanifah, Di Syam berkembang Madzhab Imam Auza`i, di Mesir berkembang madzhab Imam Laits Ibnu Sa`ad, dan masih banyak lagi madzhab-madzhab yang berkembang saat itu, bahkan beliau menyarankan kepada Khalifah agar mereka dibenarkan untuk mengikuti madzhabnya masing-masing.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">B – Berkata Imam Syafi`i :<br />المزني ناصر مذهبي<br />Artinya : Al-Muzani itu adalah penolong ( dalam menyebarkan ) madzhabku</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">( Lihat Siyar `Alam an-nubala` li adz-Dzahabi : 12/493, Thabqatu Syafi`iyah al-Kubra Li as-Subki : 1/323, terbitan Dar kutub ilmiyah ).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dari perkataan Imam Syafi`i diatas sangat jelas sekali bahwa beliau tidak melarang seorangpun untuk mengikuti madzhabnya, bahkan beliau mengatakan kepada murid-muridnya bahwa al-Muzani adalah seorang penolong dan penyebar madzhab Syafi`i, kalau beliau melarang untuk mengikuti madzhabnya tentu beliau tidak mengatakan perkataan tersebut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Diriwayatkan Imam al-Khatib didalam karangannya ” al-Faqih wa al-Mutafaqih ( 2 / 15 -19 ) ” cerita yang sangat panjang sekali tentang Imam al-Muzani seorang pewaris ilmu Imam Syafi`i, didalam akhirnya beliau mengungkapkan perkataan al-Muzani : ” Lihat kamulah apa yang kamu tulis dari pengajaranku, tuntutlah ilmu dari seorang yang Faqih, maka kamu akan menjadi Faqih “.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dari perkataan Imam al-Muzani menyuruh muridnya untuk melihat apa yang beliau sampaikan, beliau tidak menyuruh mereka untuk melihat kepada Hadits, karena hadits tidak boleh difahami dengan sebenarnya hukum yang terdapat didalamnya kecuali seorang yang Faqih, dan menyuruh mereka untuk menuntut ilmu kepada seorang yang Faqih bukan hanya mengetahui hadits semata, sebab puncak ilmu hadits adalah Fiqih, kalau bermadzhab itu dilarang tentu Imam al-Muzani akan melarang melihat pengajaranya, akan tetapi menyuruh mereka mengambil secara langsung hukum dari al-Qur`an.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Penulis cukupi sampai disini saja dalam ungkapan ulama-ulama tentang mengikuti madzhab ulama Mijtahid..</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah kelima</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">5 – Perkataan Saudara yang mengatakan bermadzhab dengan madzhab tertentu berarti menolak Sunnah Rasulullah adalah perkataan yang tidak benar dan tidak berasas, sebab seluruh ulama Mujtahid sangat berpegang teguh dalam mengamalkan sunnah Nabi SAW, mereka telah menjadikan al-Hadits sebagai sumbur kedua setelah al-Qur`an, kedudukan al-Hadits sangat tinggi sekali dipandangan mereka.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Sebahagian orang salah memahami perkataan Imam-imam Mujtahid seperti Imam Syafi`i, beliau berkata :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">إذا وجدتم حديث رسول الله صلى الله عليه وسلم على خلاف قولي فخذوا به ودعوا ما قلت</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Artinya : Apabila kamu dapati perkataanku menyalahi perkataan Rasulullah SAW maka tinggalkanlah perkataanku dan ambillah Hadits Rasul..</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Perlu kita ketahui pemahaman yang mengatakan Imam Syafi`i melarang mengikuti pendapatnya dari perkataan tersebut adalah pemahaman yang salah, dari ungkapan Imam Syafi`i memiliki pemahaman sebagai berikut .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">A – Kamu boleh mengikuti pendapatku selama pendapatku tidak bertentangan dengan Hadits Rasulullah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">B – Perkataan ini menunjukkan betapa besarnya kedudukkan Hadits Nabi SAW dipandangan Imam Syafi`i.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">C – Karena begitu besarnya kedudukan Hadits dihadapan Imam Syafi`i sehingga beliau menjadikan al-Hadits adalah sumber kedua didalam madzhabnya, ini menunjukkan bahwa beliau tidak akan mungkin mendahulukan pendapatnya dari pada Hadits Rasul, kecuali apabila hadits tersebut tidak dianggap shahih dan memiliki beberapa sebab sehingga tidak boleh mengamalkannya, sebab tidak seluruh Hadits shahih boleh diamalkan, masalah ini insyaallah akan saya perincikan pada pembahasan yang khusus.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">D – Imam Syafi` hanya berpegang dengan hadits yang shahih menurut pandangannya, sebab beliau seorang ahli hadits yang masyhur, bukan hadits mansukh atau ijmak ulama tidak mengamalkannya, hadits yang memiliki permasalahan dan `illat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah keenam</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">6 – Adapun ungkapan saudara yang mengatakan pada zaman sekarang ini sebenarnya semangkin mudah untuk menjadi mujtahid disebabkan oleh banyaknya buku yang dicetak, berbeda dengan zaman dahulu, pendapat ini tidak benar, bahkan menyalahi kenyataan yang ada, coba kita lihat penyebab kenapa pada zaman ini sukar untuk menjumpai seorang mujtahid.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">A – Tidak seluruh kitab telah dicetak dan disajikan kepada kita, terbukti masih banyak lagi kitab ulama-ulama muslim yang tersebar dalam bentuk Makhthuthath ( Munuskrip ) di negeri Erofah, Mesir, Turki, Saudi Arabiyah, Pakistan, Hindia dan lain-lain.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">B – Banyaknya kitab-kitab hadits yang hilang dan tidak ditemui pada saat sekarang ini disebabkan berbagai kejadian, seperti pembakaran kitab-kitab pada masa Monggolia menyerang Baghdad dan membakar seluruh kitab-kitab Islam, penghancuran Negeri Islam di Andalusia, dan lain-lain , hal ini boleh kita ketahui jika kita mentakhrij hadits, dan ingin melihat dari sumber aslinya, tetapi tidak diketemukan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">C – Pada zaman sekarang orang belajar ilmu menurut bidangnya masing-masing, pelajar yang di Kuliah Syari`ah tidak mempelajari ilmu musthalah hadits secara mendalam, pelajar Kuliah Usuluddin tidak mempelajari Usul Fiqih dan Fiqih secara mendalam, pelajar Lughah bahkan sangat sedikit sekali mempelajari bidang ilmu fiqih dan hadits, dari cara belajar seperti ini bagaimana menjadi mujtahid.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">D – Tidak adanya pada zaman sekarang orang dapat digelar al-Hafizh, ini membuktikan betapa buruknya prestasi kita dalam bidang hadits dibandingkan dengan zaman-zaman sebelum kita, bagaimana mau menjadi mujtahid hadits pun tidak hapal, kalaulah dalam ilmu hadits saja kita belum mampu menjadi al-Hafizh bagaimana pula ingin menjadi al-Mujtahid.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">e – Tetapi yang sangat lucunya yang ingin jadi mujtahid itu sekarang terdiri dari pelajar-pelajar kedoktoran,insinyur, mekanik, yang bukan belajar khusus tentang agama, kalau pelajar agama saja tidak sampai kepada mujtahid bagaimana lagi dengan pelajar yang bukan khusus mempelajari agama, kalau pun jadi mujtahid pasti mujtahid gadungan( penipuan ).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Coba renungkan cerita Ibnu Taimiyah didalam kitabnya al-Muswaddah : 516, dan diungkapkan oleh muridnya Ibnu Qayyim, dari Imam Ahmad, ada seorang lelaki bertanya kepada Imam Ahmad, : Apabila seseorang telah menghapal hadits sebanyak seratus ribu hadits, apakah dia sudah dikira Faqih ? Imam Ahmad menjawab : Tidak dikira Faqih, berkata lelaki tersebut : ” jika dia hapal dua ratus ribu hadits ? “, Imam Ahmad menjawab : ” tidak disebut Faqih “, berkata lelaki tersebut : ” jika dia telah menghapal tiga ribu hadits ?”, Imam Ahmad menjawab : ” tidak juga dikira Faqih”, berkata lelaki tersebut : ” Jika dia telah menghapal empat ribu hadits ?, Imam Ahmad menjawab : ” Beliau mengisyaratkan dengan tangannya dan mengerakkannya, maksudnya, mungkin juga disebut Faqih berfatwa kepada orang dengan ijtihadnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Cobalah renungkan dimana kedudukan kita dari Faqih dan al-Mujtahid, agar tahu kelemahan kita dan kebodohan kita.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">E – Memang ada kitab-kitab yang dapat membantu kita agar dapat berijtihad, tetapi yang jadi permasalahannya, apakah kita mampu benar-benar memahami apa yang kita baca, apakah yang kita fahami sesuai dengan pemahaman ulama-ulama pada masa salafussalihin, sebab membaca hadits dengan sendirian tanpa bimbingan seorang guru akan membawa kepada kesesatan, sebagaimana pesan ulama-ulama agar mengambil ilmu dari mulutnya ulama yang ahli.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">خذوا العلم من أفواه العلماء</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Artinya : Ambillah ilmu itu dari mulutnya para ulama.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berkata Imam Ibnu Wahab seorang murid Imam Malik yang alim dalam ilmu Hadits:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">الحديث مضلة إلا للعلماء</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Artinya : al-Hadits dapat menyesatkan seseorang ( yang membacanya ) kecuali bagi para ulama</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berkata Imam Sufyan Bin Uyainah ( seorang ulama besar yang ahli dalam fiqih dan hadits guru Imam Syafi`i ) :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">الحديث مَضِلّة إلا للفقهاء</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Artinya : al-Hadits itu dapat menyesatkan seseorang kecuali bagi ulama yang faqih. ( al-Jami` li Ibni Abi Zaid al-Qairuwani : 118 )</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah ketujuh</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">7 – Apa yang saudara ungkapkan bahwa ulama mujtahid adalah manusia biasa yang mungkin saja salah dalam perbutan atau pemahaman adalah benar, tetapi sangat salah sekali jika saudara menyangka bahwa mereka yang berijtihad tidak boleh diikuti karena mereka manusia biasa, yang sangat jelasnya, mereka bukan nabi, dan juga bukan bertarap seperti anda, tidak ada seorang ulama yang hidup sekarang ini yang mampu menandingi ilmunya Imam Abu Hanifah, Imam Malik Bin Anas, Imam Syafi`i, Imam Ahmad.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berkata Imam adz-Dzahabi mengungkapkan didalam kitabnya at-Tadzkirah : 627-628 , diakhir ceritanya dari generasi muhaddits yang kesembilan diantara tahun 258 H – 282 H, beliau berkata : Wahai syeikh lemah lembutlah pada dirimu, senantiasalah bersikap adil, janganlah memandang mereka dengan penghinaan, jangan kamu menyangka muhaddits pada masa mereka itu sama dengan muhaddits pada masa kita ( maksudnya dari masa 673 H – 748 H ), sama sekali tidak sama, tidak ada seorangpun pembesar Muhaddits pada masa kita yang sampai kedudukkannya seperti mereka didalam keilmuan .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dari ungkapan Imam adz-Dzahabi diatas memberikan pengertian bahwa ilmu kita memang tidak setarap dengan para ulama-ulama mujtahid pada zaman dahulu, jadi jikalau mereka berijihad ternyata salah didalam maka mereka akan mendapat satu pahala dan tidak mendapat dosa, bagaimana dengan anda yang tidak sampai kepada derajat ijtihad kemudian berijtihad menurut kemampuan anda, maka kesalahan anda akan lebih banyak dibandingkan dengan ulama-ulama mujtahid yang terdahulu, dengan begitu seseorang yang memang sudah sampai kepada derajat mujtahid, apabila benar ijtihadnya maka akan mendapatkan dua pahala, jika salah dalam berijtihad maka mendapat satu pahala saja, tetapi jika anda yang belum sampai kepada tahap mujtahid berijtihad dan tersalah dalam ijtihadnya maka anda akan mendapatkan dosa, karena berijtihad dengan kebodohan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Masalah kedelapan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">8 – Adapun ungkapan anda tentang hadits yang Shahih wajib diamalkan secara langsung adalah salah satu kesalahan, sebab tidak semua hadits yang shahih dapat diamalkan secara lansung, karena mungkin saja hadits tersebut memiliki `illat yang sangat samar sekali, kemungkinan hadits shahih tersebut dimansukhkan, atau haditsnya muthlaq kemudian dimuqayyadkan dan lain-lain, Penulis ( insyaallah ) akan membahas permasalahan ini secara khusus .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada zaman sekarang ini telah banyak kita lihat golongan yang anti dan berusaha untuk menyerang dan membasmi madzhab-mahzhab yang masyhur, dengan alasan kita mesti berpegang teguh dengan al-Qur`an dan sunnah bukan berpegang teguh dengan madzhab, tidak pernah kita dapati didalam al-Qur`an atau didalam hadits Rasulullah untuk menyuruh kita bermadzhab, bahkan para pendiri madzhab sendiri pun melarang mengikuti jejak mereka, hal ini sangat aneh sekali, mereka mati-matian mengajak orang agar meninggalkan madzhab Hanafi, Maliki, Syafi`i, dan Ahmad, tetapi mereka juga sengaja menarik orang untuk mengikuti pemikiran dan pendapat-pendapat Ibnu Taimiyah, apakah mereka tidak tahu bahawa mengikut pendapat Ibnu Taimiyah juga disebut mengikuti madzhab, atau mungkin mereka terlupa, juga mungkin karena ta`asub yang berlebih-lebihan terhadap Ibnu Taimiyah, atau juga mungkin hasad dan dengki dengan pendiri para Madzhab, kalau tidak sebab-sebab itu niscaya mereka tidak akan keberatan terhadap seseorang yang bermadzhab Hanafi, Maliki, atau Syafi`i. kenyataan ini telah kita lihat sendiri, jikalau kita kata Ibnu Taimiyah saja yang berpegang teguh dengan al-Qur`an dan Sunnah, maka maknanya madzhab-madzhab yang lain tidak benar, sebab menurut pandangan mereka ( orang yang tidak bermazhab atau golongan Wahabi ) bahwa Taimiayah yang benar, disini mereka terlupa bahwa Ibnu Taimiyah seorang manusia bukan seorang nabi yang tidak berdosa, wajarkah kita larang seseorang bermadzhab, sementara kita sendiri mengikuti madzhab seseorang, jikalau kita sebutkan seperti ini maka mereka tidak akan mengaku dengan sebenarnya, bahkan mencoba untuk memutar balikkan Fakta, dengan ucapan kita mesti berpegang teguh dengan al-Qur`an dan Sunnah, tetapi yang menjadi pertanyakan dibenak hati saya adalah apakah pendiri-pendiri Mazhab tidak mengikuti al-Qur`an dan al-Sunnah? tentu mereka menjawab ” Sudah tentu para pendiri madzhab mengikut al-Qur`an dan as-Sunnah tetapi mereka manusia yang mungkin memiliki kesalahan”, jadi menurut mereka ( anti mazhab ) karena adanya kesalahan pada ulama mujtahid maka mereka mengambil al-Qur`an dan Sunnah secara langsung, ini membuktikan mereka tidak akan tersalah dalam menentukkan hukum dalam berijtihad, jikalau sekiranya mereka sadar diri dengan kemampuan meraka niscaya mereka akan berpegang teguh dengan mana-mana mazhab yang empat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada kesempatan ini saya hanya mencoba untuk memaparkan beberapa dalil yang menjadi pegangan masyarakat awam dalam mengikuti madzhab yang empat, beserta makna dan tujuan ” Madzhab ” dan bila timbulnya madzhab, dalam kesempatan lain insyaallah saya akan ketengahkan segala dalil-dali yang membatalkan anggapan-anggapan bahwa mengikuti mazhab adalah bid`ah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pengertian Madzhab</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">kalimat Madzhab berasal dari bahasa Arab yang bersumberkan dari kalimat Dzahaba, kemudian diobah kepada isim maf`ul yang berarti, Sesuatu yang dipegang dan diikuti, dalam makna lain mana-mana pendapat yang dipegang di ikuti disebut madzhab, dengan begitu madzhab adalah suatu pegangan bagi seseorang dalam berbagai masalah, mungkin lebih kita kenal lagi dengan sebutan aliran kepercayaan atau sekte, bukan hanya dari permasalahan Fiqih tetapi juga mencakup permasalahan `Aqidah, Tashawuf, Nahu, Shorof, dan lain-lain, didalam Fiqih kita dapati berbagai macam madzhab, seperti madzhab Hanafi, Maliki, dan Syafi`i, didalam `Aqidah kita dapati madzhab `Asya`irah, Maturidiyah, Muktazilah, Syi`ah, didalam Tashawuf kita dapati madzhab Hasan al-Bashri, Rabi`atu adawiyah, Ghazaliyah, didalam Nahu kita dapati madzhab al-Kufiyah dan madzhab al-Bashriyah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Tumbuhnya Madzhab Fiqih</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada zaman Rasulullah SAW ” madzhab” belum dikenal dan digunakan karena pada zaman itu Rasul masih berada bersama sahabat, jadi jika mereka mendapatkan permasalahan maka Rasul akan menjawab dengan wahyu yang diturunkan kepadanya, tetapi setelah Rasulullah meninggal dunia, para shahabat telah tersebar diseluruh penjuru negeri Islam, sementara itu umat islam dihadirkan dengan berbagai permasalahan yang menuntut para shahabat berfatwa untuk menggantikan kedudukan Rasul, tetapi tidak seluruh shahabat mampu berfatwa dan berijtihad, sebab itulah terkenal dikalangan para sahabat yang berfatwa ditengah sahabat-sahabat Rasul lainnya, sehingga terciptanya Mazhab Abu bakar, Umar, Utsman, Ali, Sayyidah `Aisyah, Abu Hurairah, Abdullah Bin Umar, Abdullah Bin Mas`ud dan yang lainnya, kenapa shahabat-sahabat yang lain hanya mengikuti sahabat yang telah sampai derajat mujtahid, karena tidak semua sahabat mendengar hadits Rasul dengan jumlah yang banyak, dan derajat kefaqihan mereka yang berbeda-beda, sementara Allah telah menyuruh mereka untuk bertanya kepada orang yang `Alim diantara mereka.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">فاسألوا أهل الذكر إن كنتم لا تعلمون</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Artinya : Hendaklah kamu bertanya kepada orang yang mengetahui jika kamu tidak mengetahui</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Pada zaman Tabi`in timbul pula berbagai macam madzab yang lebih dikenal dengan madzhab Fuqaha Sab`ah ( Madzhab tujuh tokoh Fiqih) di kota Madinah, setalah itu bermunculanlah madzhab yang lainnya dinegeri islam, seperti madzhab Ibrahin an-Nakha`i, asy-Syu`bi, sehingga timbulnya madzhab yang masyhur dan diikuti sampai sekarang yaitu Madzhab Hanafiyah, Malikiyah, Syafi`iyah, Hanabilah, madzhab ini dibenarkan oleh ulama-ulama untuk diikuti karena beberapa sebab :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">1 – Madzhab ini disebarkan turun-temurun dengan secara mutawatir.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">2 – Madzhab ini di turunkan dengan sanad yang Shahih dan dapat dipegang .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">3 – Madzhab ini telah dibukukan sehingga aman dari penipuan dan perobahan .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">4 – Madzhab ini berdasarkan al-Qur`an dan al-Hadits, selainnya para empat madzhab berbeda pendapat dalam menentukan dasar-dasar sumber dan pegangan .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">5 – Ijma`nya ulama Ahlus Sunnah dalam mengamalkan empat madzhab tersebut</span></span></div><div class="MsoNormal"><br /></div><span style="font-size: large;"> </span></span></i></b></span><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Masalah Taqlid (ikut-ikutan) kepada Imam Madzhab</span></i></b></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span><br /><table align="center" border="0" cellpadding="2" cellspacing="2" style="border: 2px solid rgb(51, 204, 153);"><tbody class="BodyClass"><tr><td align="left" valign="top"><span style="font-size: large;">Daftar isi bab 3 ini diantaranya:</span></td></tr><tr><td align="left" valign="top"><ul><li><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalil kewajiban bertaqlid ketika tidak mampu berijtihad</span></div></li><li><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Pembelaan al-Albani pada Syeikh Khajandi</span></div></li><li><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dialog antara Dr.Sa’id Ramdhan al-Buuti dengan anti madzhab</span></div></li><li><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-family: Arial;">Tidak boleh mencari-cari keringanan ajaran yang paling mudah dan ringan dari Ulama</span></span></div></li></ul></td></tr><tr><td align="left" valign="top"><span style="font-size: large;"><br /></span></td></tr></tbody></table><br /><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Sebagian golongan ada yang mengikuti ulamanya yakni ikut melarang, membid’ahkan, mencela keras bahkan sampai berani mengkafirkan orang-orang muslim yang mengikuti salah satu dari madzhab yang empat (Hanafi, Maliki, Syafi’I dan Hanbali [ra] ). Ulama golongan ini berkata: “<i>Sesungguhnya ilmu figih dan syariat Islam yang anda ajarkan selama ini dengan susah payah itu sebenarnya hanyalah buah pikiran para imam madzhab yang tentang masalah hukum yang mereka rangkaikan dengan Al-Qur’an dan Sunnah. Empat madzhab itu adalah suatu bid’ah yang diadakan dalam agama Islam serta mereka ini sama sekali bukan dari Islam. Kitab-kitab empat imam ini ialah kitab-kitab yang bisa membawa kehancuran </i>(Kutub al-Mushaddiah)”.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Ulama yang melarang taqlid ini telah membikin heboh dunia Islam karena beliau telah mengkafirkan orang-orang muslimin yang mengikuti salah satu dari empat madzhab. Nama ulama yang melarang ini adalah Syekh Khajandi yang menulis dalam kitabnya <i>Halil Muslim Multazamun Bittibaa’i Madzhabin Mu’ayyan Minal Madzaahibil Arba’ah. </i>Beliau ini juga mengatakan bahwa orang-orang yang taqlid kepada imam-imam mujtahid adalah orang yang bodoh, tolol dan sesat. Mereka ini telah memecah belah agama sehingga menjadi beberapa golongan dan mereka inilah yang dimaksudkan firman Allah swt. dalam surat At-Taubah : 31 : <i>“Mereka menjadikan orang-orang alim dan para rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah”.</i> Dan firman Allah pada surat Al-Kahfi : 103-104 :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>“Katakanlah</i> (wahai Muhammad); <i>Maukah kalian Kami tunjukkan tentang orang-orang yang merugi amal ibadahnya..? Yaitulah orang-orang yang sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia sedangkan mereka menyangka bahwa merekalah yang berbuat sebaik-baiknya.”</i></span> </div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syekh Khajandi dan orang-orang yang sepaham dengannya sangat keterlaluan didalam upaya merendahkan dan menjatuhkan martabat para imam madzhab yang sudah diakui sejak zaman dahulu sampai zaman sekarang oleh ulama-ulama pakar dunia. Syekh ini sama halnya dengan golongan wahabi/salafi merasa dirinya yang paling pandai, suci dan paling mengerti tentang hukum-hukum Islam sehingga mudah mensesatkan atau mengkafirkan orang-orang muslimin yang mengikuti suatu amalan yang tidak sepaham dengan mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Berikut ini sebagian isi kitab Syeikh Khajandi </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">yang sangat berbahaya dan membingungkan ummat Islam</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> yang saya kutip dari kitab Argumentasi Ulama Syafi’iyah oleh Ustadz Mujiburrahman. Begitu juga dalil-dalil Syeikh ini yang mengarahkan sesat, bodoh perilaku orang yang bertaqlid terhadap salah satu dari imam empat itu, walaupn yang taqlid itu tergolong orang awam. Setiap dalil yang Syeikh Khajandi tulis saya akan tulis jawabannya sekali menurut Dr.Muhammad Sa’id Ramdhan al-Buuti dalam kitabnya <i>‘Al-laa madzhabiyyah Akhthoru bid’ah tuhaddidus syari’atal Islamiyyah’ .</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">l.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Syekh Khajandi berkata; bahwa Islam itu tidak lebih dari hukum-hukum yang sederhana yang dengan mudah dapat dimengerti oleh orang arab atau muslim manapun. Beliau membuktikan kebenaran pernyataannya ini dengan mengetengahkan beberapa dalil berikut ini : </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">Pertama; </span></i><span style="font-family: Arial;">hadits Jibril as. ketika bertanya kepada Rasulallah saw. tentang makna Islam. Kemudian Rasulallah menjawab dengan menyebutkan rukun-rukun Islam yang lima. Tidak lebih dari itu !</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">Kedua; </span></i><span style="font-family: Arial;">hadits tentang seseorang yang mendatangi Rasulallah saw. seraya berkata : ‘Wahai Rasulallah, tunjukkanlah kepadaku satu perbuatan yang apabila aku kerjakan, maka aku akan masuk surga’. Lalu Rasulallah saw. bersabda ; <i>‘Bersaksilah bahwa tidak ada Tuhan selain Allah…sampai akhir hadits’ “.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">Ketiga; </span></i><span style="font-family: Arial;">hadits tentang seseorang yang datang dan mengikat ontanya dimasjid Rasulallah saw., kemudian masuk menghadap Nabi saw. dan bertanya tentang rukun Islam yang paling penting. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Selanjutnya berdasarkan dalil-dalil yang dikemukakan Syeikh ini menegas- kan bahwa Islam itu tidaklah lebih dari beberapa kata dan beberapa hukum yang sederhana yang bisa dipahami oleh setiap muslim, arab ataupun non arab. Hal ini karena setelah Nabi saw.menyebutkan tentang rukun Islam yang lima, lelaki yang bertanya itupun <i>langsung </i>pergi dan tidak menoleh lagi. Ini membuktikan bahwa rukun-rukun Islam itu adalah satu permasalahan <i>yang mudah</i> dan penjelasannya tidaklah perlu sampai <i>taqlid</i> kepada seorang imam atau menetapi seorang mujtahid. Madzhab-madzhab yang ada tidak- lah lebih dari sekedar pemahaman para ulama terhadap beberapa masalah. Allah serta Rasul-Nya tidaklah pernah mewajibkan seorangpun untuk meng- ikutinya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban :</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dr.Sa’id Ramdhan al-Buuti mengomentari ucapan Syeikh Khayandi diatas sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">“Seandainya benar bahwa hukum-hukum Islam itu terbatas pada masalah-masalah yang telah disampaikan oleh Rasulallah saw. kepada orang arab badui (pedusunan), lalu pergi dan tidak memerlukan penjelasan lagi, niscaya tidaklah kitab-kitab shohih dan musnad-musnad itu dipenuhi oleh ribuan hadits yang mengandung berbagai macam hukum yang berkaitan dengan kehidupan kaum muslimin. Begitu juga Rasulallah pun tidak akan berlama-lama berdiri hingga keletihan untuk memberi pelajaran kepada utusan <i>Tsaqif </i>tentang hukum-hukum Allah swt. dan itu terjadi selama beberapa hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Penjelasan Rasulallah tentang Islam dan rukun-rukunnya adalah sesuatu yang berbeda dengan pengajaran tentang bagaimana melaksanakan rukun-rukun tersebut. Yang pertama membutuhkan waktu tidak lebih dari beberapa menit sedangkan yang terakhir membutuhkan kesungguhan dalam belajar dan juga disiplin. Oleh karena itulah, maka utusan yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit untuk memahami rukun Islam itu selalu saja diikuti oleh seorang sahabat yang khusus dipersiapkan guna tinggal bersama dan mengajari mereka berbagai hukum Islam dan kewajiban-kewajibannya. Maka diutuslah Khalid bin Walid ke Najran, Ali bin Abi Thalib, Abu Musa al-Asy’ari dan Muaz bin Jabal Ke Yaman, Utsman bin Abi ‘Ash ke Tsaqif. Mereka [ra] ini diutus kepada orang-orang yang sekelas (sederajad ilmunya) dengan orang Arab badui yang oleh Syeikh Khajandi dijadikan sebagai dalil bahwa mereka ini dapat memahami Islam dengan cepat. (Tidak lain) tujuan para sahabat (yang diutus ini) adalah untuk mengajari mereka rincian hukum-hukum Islam sebagai tambahan dari pengajaran dan penjelasan yang telah diberikan oleh Rasulallah saw. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Memang pada masa awal Islam permasalahan-permasalahan yang menuntut solusi dan penjelasan tentang hukum-hukumnya masih sangat sedikit. Hal ini karena daerah kekuasaan Islam dan jumlah kaum muslimin saat itu masih sedikit. Akan tetapi masalah/problem ini bertambah banyak seiring dengan meluasnya daerah kekuasaan Islam dan banyaknya adat- istiadat yang tidak ada sebelumnya. Terhadap semua masalah ini haruslah ditemukan hukumnya, baik yang bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, Ijma’ ataupun Qiyas (analogi). Inilah dia sumber-sumber hukum Islam. Karenanya tidaklah ada hukum Islam kecuali yang dinyatakan oleh salah satu dari sumber-sumber ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Bagaimana mungkin memisahkan antara Islam dengan apa yang telah disimpulkan oleh ke empat imam madzhab dan orang-orang setaraf (selevel) mereka dari sumber-sumber hukum Islam yang pokok ini…? Bagaimana Syeikh Khajandi itu bisa mengatakan ; ‘<i>Adapun madzhab-madzhab yang ada hanyalah pendapat para ulama dan ijtihad mereka terhadap suatu masalah. Allah dan Rasul-Nya tidak pernah mewajibkan siapapun untuk</i> <i>mengikuti pendapat, ijtihad serta pemahaman-pemahaman mereka itu‘.</i> Ucapan Syeikh ini sama persis dengan ucapan seorang orientalis Jerman yang bernama <i>Sheckert</i> dimana </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">dengan sombong dan kasar</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">mengatakan; ‘<i>Figih Islam yang ditulis oleh para imam madzhab adalah hasil dari produk pemikiran hukum yang istimerwa yang diperindah dengan mengait-ngaitkannya kepada Al-Qur’an dan Sunnah’.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Rasulallah saw. telah mengutus para sahabat </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">yang memiliki keahlian dalam menghafal, memahami dan menyimpulkan suatu hukum</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> kepada beberapa kabilah dan negeri serta menugaskan mereka untuk mengajarkan hukum-hukum Islam, haram-halal kepada ummat. Telah menjadi kesepakat- an bahwa mereka akan ber-ijtihad jika mereka kesulitan menemukan dalil yang jelas dari Al-Qur’an dan Hadits. Rasulallah saw. pun menyetujui kesepakatan mereka itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Diriwayatkan oleh Abu Daud, Tirmudzi dari Syu’bah ra. bahwa ketika Nabi saw. mengutus Mu’az bin Jabal ke Yaman, beliau saw.bersabda : <i>‘Apa yang akan kamu perbuat jika kamu menghadapi satu perkara ?’. </i>Mu’az menjawab: ‘Saya akan memutuskan dengan apa yang terdapat dalam Kitabullah’. Rasulallah saw. kembali bertanya ; <i>‘Jika tidak ada dalam Kitabullah..?’.</i> Mu’az menjawab :’Saya akan putuskan dengan Sunnah Rasulallah’. Rasulallah bertanya lagi : <i>‘Jika tidak ada dalam Sunnah Rasulallah…?’.</i> Mu’az menjawab : ‘Saya akan berijtihad dengan pendapatku dan saya tidak akan melebihkannya’. Mu’az berkata :’Rasulallahpun akhirnya menepuk-nepuk dada saya dan bersabda : <i>‘Segala puji bagi Allah yang telah menjadi- kan utusan Rasul-Nya sesuai dengan apa yang diridhoi olehnya’.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Inilah ijtihad dan pemahaman ulama dari kalangan sahabat. Mereka menggunakannya untuk memutuskan hukum dan menerapkannya ditengah-tengah masyarakat. Langkah mereka ini telah disetujui bahkan dipuji oleh Nabi kita Muhammad saw. Lalu bagaimana bisa dikatakan bahwa madzhab-madzhab itu adalah ijtihad dan pemahaman-pemahaman yang Allah dan Rasul-Nya tidak pernah mewajibkan siapapun untuk mengikutinya ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dengan demikian, maka hukum Islam itu tidaklah sesederhana yang digambarkan oleh Syeikh Khajandi yang hanya berargumentasi dengan beberapa dalil yang sudah kami kemukakan itu. Hukum Islam itu meluas dan mencakup hal-hal yan berkenaan dengan sisi-sisi kehidupan, baik itu pribadi maupun sosial dalam berbagai situasi dan kondisi. Semua hukum-hukum itu kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah, baik secara langsung melalui dilalah ddhahirnya yakni kandungan hukumnya yang memang sudah jelas dan tidak memerlukan penafsiran lagi maupun melalui perantara penelitian, ijtihad dan istinbath. Mana saja diantara dua cara ini yang ditempuh oleh kaum muslimin untuk memahami hukum, maka itulah hukum Allah yang terbebankan pada dirinya dan dia haruslah tetap pada hukum tersebut. Itulah pula hukum yang harus diberikan kepada siapapun yang datang meminta fatwa kepadanya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">Kalau benar bahwa hukum Islam itu adalah sesederhana yang digambarkan oleh Syeikh Khajandi, maka apalah artinya Rasulallah saw. mengutus para sahabat pilihan ke berbagai kabilah dan negeri…?</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">2</span></b><span style="font-family: Arial;">.</span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Syeikh Khajandi berkata; <i>bahwa dasar berpegang teguh kepada Islam adalah berpegang teguh kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Keduanya inilah yang ma’shum (terjaga) dari kesalahan. Adapun mengikuti imam-imam madzhab, maka samalah artinya dengan kita telah merubah diri. Semula kita mengikuti yang ma’shum yakni Qur’an dan Sunnah kemudian pindah mengikuti yang tidak ma’shum yakni imam-imam madzhab itu. Syeikh Khajandi juga mengatakan bahwa kedatangan madzhab-madzhab yang empat itu hanyalah untuk menyaingi madzhab Rasulallah saw. </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban:</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dr.Sa’id Ramdhan al-Buuthi menjawab atas ucapan-ucapan Syeikh ini sebagai berikut : “Ma’shumnya Al-Qur’an adalah apabila sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Allah melalui firman-Nya itu. Dan ma’shumnya sunnah atau hadits adalah apabila sesuai dengan yang dimaksudkan oleh Nabi saw. melalui haditsnya itu. Adapun pemahaman manusia terhadap Al-Qur’an dan hadits itu sangatlah jauh dari sifat ma’shum, walaupun itu dari golongan mujtahid apalagi dari golongan orang awam. Kecuali nash-nash Al-qur’an dan hadits yang termasuk dalil-dalil qath’i (pasti) dan yang membahasnya adalah orang-orang arab yang mengerti kaidah-kaidah bahasa arab, maka kema’shuman pemahamannya itu lahir dari kegath’iyyan (kepastian) dalil tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Apabila sarana untuk mengambil hukum dari Al-Qur’an dan Hadits adalah pemahaman, sementara pemahaman terhadap keduanya adalah satu usaha yang tidak mungkin terlepas dari kesalahan </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">selain yang sudah dikecualikan diatas</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">maka pemahaman mereka yang termasuk mujtahid pun tidak bisa dikatakan ma’shum, apa lagi pemahaman orang-orang awam. <i>Lalu apa artinya seruan kepada orang awam untuk meninggalkan taqlid dengan alasan bahwa Al-Qur’an dan Hadits bersifat ma’shum..? Apakah jika pemahaman terhadap nash yang ma’shum diberikan kepada golongan awam, maka itu akan sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan Rasul-Nya..? </i>Padahal diketika hal itu diserahkan kepada yang mujtahid pun kema’shuman pemahaman tetap tidak akan pernah terjadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Khajandi juga melalui ucapannya itu jelas memiliki persangkaan bahwa ijtihad yang dilakukan oleh para imam madzhab itu <b><i>tidak</i></b> berasal dari sumber Al-Qur’an dan Hadits sehingga dikatakan bahwa madzhab-madzhab tersebut berseberangan dengan madzhab Rasulallah saw., dan kemunculannya hanyalah untuk menyaingi madzhab Rasulallah tersebut. Sebuah persangkaan yang sangat keterlaluan…!</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">3.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Syeikh Khajandi berkata; <i>Tidak ada dalil yang menetapkan bahwa jika seseorang wafat dia akan ditanya didalam kuburnya tentang madzhab dan aliran ! </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban :</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Mengomentari ucapan ini Dr.Sa’id Ramdhan al-Buuthi berkata: Ucapan ini menunjukkan adanya anggapan beliau bahwa kewajiban-kewajiban yang dibebankan oleh Allah kepada ummat manusia hanyalah perkara-perkara yang akan menjadi pertanyaan dua malaikat didalam kubur. Apa yang akan ditanyakan oleh kedua malaikat tersebut, maka itulah kewajiban-kewajiban yang harus dijalankan dan apa yang tidak akan ditanyakan, maka itu bukan termasuk kewajiban yang disyari’atkan. Itulah konsekwensi dari ucapan Syeikh yang gegabah. Padahal dalam referensi akidah Islam, tidak ada penegasan bahwa malaikat akan bertanya didalam kubur nanti tentang <i>hutang-piutang, jual-beli dan beberapa bentuk muamalah yang lain</i>. Walau pun demikian masalah tersebut dan juga masalah-masalah lain yang tidak masuk dalam materi pertanyaan kedua malaikat tersebut, tetap menjadi permasalahan agama yang banyak dibahas oleh para ulama kita. Jadi walaupun masalah <i>taqlid</i> kepada salah satu madzhab diantara madzhab-madzhab yang empat tidak akan dipertanyakan oleh kedua malaikat didalam kubur nanti, <i>bukanlah berarti dia harus disingkirkan dari pembahasan</i>. Hal ini karena dalil-dalil tentang keharusan orang awam bertaqlid kepada seorang imam sangatlah valid dan logis sebagaimana nanti akan diuraikan secara lebih rinci. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dengan demikian maka sebagaimana dikatakan oleh seluruh ulama dan kaum muslimin bahwa kewajiban duniawi yang digantungkan dileher kaum muslimin jauh lebih luas dibandingkan dengan apa yang akan ditanyakan oleh kedua malaikat didalam kubur mereka. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Kalau Syeikh Khajandi itu menghujat madzhab, maka mengapa yang menjadi sasarannya hanya madzhab yang empat…? Apa bedanya madzhab imam yang empat ini dengan <i>madzhab Zaid bin Tsabit, Mu’az bin Jabal, Abdullah bin ‘Abbas dan yang lainnya</i> dalam hal memahami beberapa hukum Islam ? Apa perbedaan madzhab yang empat ini dengan madzhab <i>ahlu al-ra’yi</i> di Irak dan madzhab <i>ahlu al-hadits</i> di Hijaz dan pelopor berdiri- nya dua madzhab ini adalah para sahabat nabi dan tabi’in yang terbaik ? </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Bukankah mereka yang mengikuti imam madzhab yang empat dan madzhab-madzhab yang tersebut diatas adalah juga termasuk para mukallid…? Apakah Syeikh Khajandi itu akan mengatakan bahwa jumlah madzhab itu puluhan, bukan hanya empat dan semuanya bertentangan dan menyaingi madzhab Rasulallah saw….? Ataukah Syeikh ini akan berkata bahwa madzhab-madzhab yang keluar dari agama dan memecah-belah madzhab Rasulallah <i>hanyalah</i> madzhab yang empat itu, sedangkan madzhab-madzhab yang sebelum mereka, semuanya adalah benar dan dapat berdampingan bersama madzhab Rasulallah saw…..? </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Kita tidak tahu mana diantara dua pertanyaan terakhir ini yang dipilih oleh Syeikh Khajandi. Namun yang jelas dari kedua-dua pernyataan terakhir diatas ini, yang paling manisnya adalah satu kepahitan dan yang paling utamanya adalah satu kedustaan. (Ahlaahuma murrun wa afdhaluhuma kazibun waftiro’un).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Dalil kewajiban bertaqlid ketika tidak mampu berijtihad</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">a.</span></b><span style="font-family: Arial;"> Firman Allah swt. dalam surat Al-Anbiya’ : 7 yang artinya :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">“Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Para ulama telah sepakat bahwa ayat ini memerintahkan kepada orang-orang yang tidak mengetahui hukum dan dalilnya agar mengikuti orang-orang yang mengetahui hal tersebut. Para ulama ushul fiqih menjadikan ayat ini sebagai dasar utama bahwa orang yang tidak mengerti (awam) haruslah bertaqlid kepada orang yang alim yang mujtahid. Senada dengan ayat diatas adalah firman Allah swt. dalam surat At-Taubah : 122 yang artinya :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">“Tidak sepatutnya bagi orang-orang mukmin itu untuk pergi semuanya </span></i><span style="font-family: Arial;">(kemedan perang).<i> Mengapakah tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali agar mereka dapat menjaga diri”.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalam kitab <i>Tafsiirul Jaarmi’ Li Ahkaamil Qur’an</i> jilid 8/293-294 diterangkan bahwa Allah swt. melarang manusia pergi berperang dan berjihad secara keseluruhan tetapi memerintahkan kepada sebagian mereka meluangkan waktunya untuk memperlajari ilmu-ilmu agama sehingga ketika saudara-saudara mereka yang berperang itu telah kembali, maka mereka akan menemukan orang-orang yang dapat memberi fatwa kepada mereka tentang perkara halal dan haram dan dapat pula memberikan penjelasan kepada mereka tentang hukum-hukum Allah swt. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">b.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Ijma’ ulama bahwa para sahabat Nabi saw. sendiri berbeda-beda dalam tingkat keilmuan dan tidak semuanya mampu untuk memberikan fatwa. Ibnu Khaldun berkata : ‘Ilmu-ilmu agama tidaklah diambil dari mereka (para sahabat) semua”. Memang, para sahabat itu terbagi dua : Ada yang termasuk <i>mufti</i> (yang mampu melakukan ijtihad) dan mereka ini termasuk golongan minoritas dibandingkan seluruh sahabat. Ada juga diantara para sahabat yang termasuk golongan <i>mustafti </i>yakni peminta fatwa yang bertaqlid dan mereka ini termasuk golongan mayoritas dari para sahabat. Dan tidak ada bukti sama sekali bahwa para sahabat yang menjadi mufti <i> </i></span><span style="font-family: Times New Roman;"></span><span style="font-family: Arial;">ketika menyebutkan hukum satu perkara kepada mustafti</span><span style="font-family: Times New Roman;"></span><span style="font-family: Arial;"> pasti menjelas- kan dalil-dalil hukum itu. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Rasulallah saw. pernah mengutus para sahabat yang ahli dalam ilmu agama kesatu daerah yang penduduknya tidak mengetahui Islam kecuali perkara yang bersifat akidah beserta rukun-rukunnya. Maka para penduduk didaerah itu mengikuti setiap fatwa yang dikeluarkan oleh sahabat tersebut, baik itu yang berkaitan dengan amal ibadah, mu’amalah maupun perkara-perkara halal dan haram. Terkadang, para sahabat itu menghadapi satu permasalah- an yang tidak ditemukan dalilnya, baik dari Al-Qur’an maupun hadits, maka terhadap perkara itu mereka melakukan <i>ijtihad</i> kemudian memberi fatwa berdasarkan hasil ijtihadnya dan penduduk didaerah itupun mengikuti ijtihad tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">c.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Al-Ghazali dalam kitabnya <i>Al-Mushtashfa </i>jilid 11/385<i> </i>pada bab <i>Taqlid dan Istifta’</i> bahwa orang awam itu tidak memiliki jalan lain kecuali bertaqlid, berkata sebagai berikut : <i>“</i>Kami berdalil terhadap yang demikian itu dengan dua dalil. Salah satunya adalah ijma’ sahabat dimana mereka selalu memberikan fatwa kepada orang-orang awam dan tidak memerintahkan mereka untuk mencapai derajad ijtihad. Ijma’ tersebut telah diketahui secara mutawatir baik dari ulama mereka maupun kalangan rakyat biasa”.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">d.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Al-Amidi dalam kitabnya <i>Al-Ihkam </i>jilid 3/171 berkata : <i>‘</i>Ijma’ dimaksud adalah keadaan orang-orang awam dimasa sahabat dan tabi’in </span><span style="font-family: Times New Roman;"></span><span style="font-family: Arial;">sebelum munculnya orang-orang yang menyimpang</span><span style="font-family: Times New Roman;"></span><span style="font-family: Arial;"> yang selalu meminta fatwa kepada para sahabat yang termasuk mujtahid dan mengikuti fatwa kepada para sahabat hal hukum-hukum agama. Para ulama dikalangan sahabat selalu menjawab pertanyaan mereka dengan segera tanpa menyebutkan dalil. Tidak ada yang mengingkari kebiasaan orang-orang awam tersebut. Maka terjadilah ijma’ dalam hal bolehnya orang awam mengikuti orang yang mujtahid secara mutlak. Dizaman sahabat, mereka yang tampil memberikan fatwa hanyalah sebagian kecil yang memang telah dikenal keahliannya dalam bidang fiqh, riwayat dan istinbath. Yang paling terkenal diantara mereka adalah; <i>Khulafa’ur Rasyidin</i> yang empat, Abdullah bin Mas’ud, Abu Musa al-‘Asy’ari, Mu’az bin Jabal, Ubay bin Ka’ab dan Zaid bin Tsabit. Sedangkan para sahabat nabi yang bertaqlid kepada madzhab dan fatwa mereka ini jauh lebih banyak.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">e.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Pada zaman tabi’in, daerah ijtihad bertambah luas dan kaum muslimin pada zaman itu menggunakan cara yang sama seperti cara yang dipakai oleh para sahabat Rasulallah saw. Hanya saja ijtihad dimasa tabi’in dapat digolongkan kepada dua madzhab utama yaitu <i>Madzhab Ahlu al-Ra’yi di Irak dan madzhab Ahlu al-Hadits</i>. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Diantara tokoh-tokoh madzhab Ahlu al-Ra’yi di Irak ialah Alqamah bin Qais an-Nakha’I; Sa’id bin Jubair; Masruq bin Al-Ajda’ al-Hamdani dan Ibrahim bin Zaid an-Nakha’i. Orang-orang awam Irak dan sekitarnya selalu bertaqlid kepada madzhab ini tanpa ada yang mengingkari. Adapun tokoh-tokoh madzhab Ahlu al-Hadits di Hijaz adalah; Sa’id bin al-Musayyab al-Makhzumi; ‘Urwah bin Zubair; Salim bin Abdullah bin Umar; Sulaiman bin Yasar dan Nafi’ Maula Abdullah bin Umar. Penduduk Hijaz dan sekitarnya senantiasa bertaqlid kepada madzhab ini tanpa ada seorangpun yang mengingkari.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Antara tokoh-tokoh kedua madzhab diatas ini sering juga terjadi diskusi dan perdebatan, akan tetapi orang-orang awam dan kalangan pelajar tidaklah ikut campur dalam hal tersebut karena urusan mereka hanyalah bertaqlid kepada siapa saja diantara mereka yang dikehendaki dengan tanpa ada seorangpun yang melakukan pengingkaran terhadap mereka. Begitu juga perdebatan yang terjadi diantara para mujtahidin tidaklah menjadi beban dari tanggung jawab orang-orang awam atau kalangan pelajar. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">f.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Syekh Abdullah Darras berkata : “Dalil logika untuk masalah ini adalah bahwa orang yang tidak punya kemampuan dalam berijtihad apabila terjadi padanya satu masalah fiqih, maka ada <i>dua kemungkinan</i> caranya bersikap : </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">P<i>ertama</i>, dia tidak melakukan ibadah sama sekali. Dan ini tentu menyalahi ijma’. <i>Kedua, </i>dia melakukan ibadah. Dan ibadah yang dilakukannya itu adakalanya dengan meneliti dalil yang menetapkan hukum atau dengan jalan taqlid. Untuk yang pertama (meneliti dalil hukum) jelas tidak mungkin karena dengan melakukan penelitian itu berarti ia <i>harus</i> meneliti dalil-dalil semua masalah sehingga harus meninggalkan kegiatan sehari-hari (karena banyaknya dalil yang harus diteliti) yakni meninggalkan semua pekerjaan yang mesti dia lakukan dan itu jelas akan menimbulkan kesulitan bagi dirinya. Oleh karena itu tidak ada kemungkinan lain kecuali taqlid. Dan itulah yang menjadi kewajibannya apabila bertemu dengan masalah yang memerlu kan pemecahan hukum”. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Para ulama memperhatikan kesempurnaan dalil-dalil baik itu dari Al-Qur’an, hadits maupun dalil aqli (logika) dimana orang-orang awam dan juga orang-orang pandai yang belum sampai kepada derajat <i>Istinbath </i>dan<i> ijtihad</i> tidak ada jalan lain bagi mereka ini kecuali bertaqlid kepada seorang mujtahid yang mampu memahami dalil, maka berkatalah ulama: “Sesungguhnya fatwa seorang mujtahid untuk orang-orang awam adalah seperti halnya dalil-dalil Al-Qur/an dan Sunnah untuk orang mujtahid, karena Al-Qur’an sebagaimana dia mengharuskan seorang yang mujtahid untuk berpegang teguh dengan dalil-dalil dan bukti yang terdapat didalamnya, begitu juga Al-Qur’an itu mengharuskan orang-orang yang awam untuk berpegang teguh dengan fatwa seorang yang mujtahid “. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalam hal ini As-Syatibi berkata:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">“Fatwa-fatwa para mujtahid bagi orang-orang awam adalah seperti dalil-dalil syar’i bagi para mujtahid. Alasannya adalah karena bagi orang-orang awam yang taqlid, ada atau tidaknya dalil adalah sama saja karena mereka tidak mampu mengambil pengertian darinya. Maka masalah meneliti dalil dan melakukan istinbath bukanlah urusan mereka dan mereka memang tidak diperkenankan melakukan yang demikian itu. Dalam Al-Qur’an Allah swt. berfirman : <i>‘Maka bertanyalah kepada ahli ilmu jika kalian tidak mengetahui’</i> (Al-Anbiya’:7). Orang yang taqlid bukanlah orang yang alim. Oleh karenanya, tidaklah sah baginya kecuali bertanya kepada ahli ilmu. Dan kepada mereka- lah kembalinya urusan orang-orang awam dalam masalah hukum secara mutlak. Dengan demikian, maka kedudukan ahli ilmu begitu pula ucapan-ucapannya bagi orang-orang awam adalah seperti kedudukan syara’ “. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syekh Khajandi </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">dalam upayanya untuk membenarkan pendapat tentang <b><i><span style="font-family: Arial;">haramnya</span></i></b><i> </i>bertaqlid kepada salah seorang dari imam-imam madzhab yang empat</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> telah menjadikan ucapan <i>Imam ad-Dahlawi, Izuddin bin Abdussalam</i> dan <i>ibnul Qayyim al-Jauziyyah</i> sebagai dalil yang betul-betul telah mem- perkuat pendapatnya dan beliaupun tanpa ragu-ragu menyebar luaskan ucapan-ucapan yang dianggapnya sebagai ucapan dari ketiga imam itu. <i>Padahal menurut penelitian Syeikh Dr. Sa’id Ramdhan al-Buuthi ucapan-ucapan yang disangkanya dari ketiga imam itu <b>tidaklah demikian adanya</b>. </i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Berikut ini kami sampaikan kutipan-kutipan Syeikh Khajandi </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">yang beranggapan bersumber dari ketiga imam tersebut diatas</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> dan sanggahan/ jawaban Syeikh Sa’id Ramdhan al-Buuti terhadap ucapan Syeikh Khajandi. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">1)</span></b><span style="font-family: Arial;">. Syeikh Khajandi mengatakan <i>bahwa beliau telah mengutip ucapan Imam ad-Dahlawi dalam kitabnya Al-Inshaaf yang menyebutkan sebagai berikut:</i> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>(Faman akhodza bijamii’i agwaali abii Haniifah au jamii’i aqwaali Maaliki au jamii’I aqwaali Syaafi’i au jamii’i aqwaali Ahmad au ghoirihim wa lam ya’tamid ‘alaa maa jaa a fil kitaabi was sunnati faqod khoolafa ijmaa’il ummati kullihaa wa ttaba’a ghoiro sabiilil mu’minin. ) </i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya <i>: “</i>Barangsiapa mengambil semua ucapan Abu Hanifah atau semua ucapan Imam Malik atau semua ucapan Imam Syafi’i atau semua ucapan Imam Ahmad atau yang selain mereka dan dia tidak berpegang kepada penjelasaan Al-Qur’an dan Sunnah, maka sesungguhnya dia telah menyalahi ijma’ seluruh ummat dan telah mengikuti jalan yang tidak ditempuh oleh orang-orang mukimin “.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Demikianlah kutipan Syeikh Khajandi yang menurutnya bersumber kepada <i><span style="font-family: Arial;">Imam ad-Dahlawi. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban :</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Terhadap kutipan tersebut, Dr. Sa’id Ramdhan mengatakan sebagai berikut: Ucapan tersebut <b><i>tidak ada</i></b> dalam kitab <i>Al-Inshaaf </i>maupun kitab-kitab lain karangan Imam ad-Dahlawi. Bahkan apa yang dikatakan oleh Imam ad-Dahlawi <b><i>justru berlawanan</i></b> dengan apa yang dikatakan Syeikh Khajandi. Dalam kitabnya <i>Al-Inshaaf </i>dan <i>Hujjatulloohil Baalighah 1/132 </i>Imam ad-Dahlawi berkata :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( I’lam an haadzihil madzhaahibal arba’atal mudawwanatal muharrorota godij Tama’atil ummatu au man yu’taddu bihi minhaa ‘alaa jawaazi taqliidihaa ilaa yauminaa haadzaa wa fii dzaalika minal mashoolihi maalaa yakhfaa laa siyyamaa fii haadzihil ayyaami allatii goshurat fiihaa lhimamu jiddan wa usyribati n nufuusu lhawaa wa a’jaba kullu dzii ro’yin biro’yihi. )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya : <i>“</i>Ketahuilah ! Sesungguhnya ummat Islam atau ulama-ulama Islam yang ucapan-ucapannya dijadikan panutan telah sepakat tentang bolehnya bertaqlid kepada empat madzhab yang telah dibukukan secara otentik hingga pada masa kita sekarang ini. Dan dalam hal mengikuti empat madzhab tersebut terdapat maslahat yang jelas terlebih lagi dimasa kita sekarang ini dimana semangat (mendalami ilmu agama) sudah jauh berkurang, jiwa sudah dicampuri hawa nafsu dan masing-masing orang selalu membanggakan pendapatnya sendiri “ </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Inilah yang sebenarnya dikatakan oleh Imam ad-Dahlawi yang membolehkan orang-orang yang tidak mampu berijtihad untuk mengikuti <b><span style="font-family: Arial;">salah satu</span></b> dari keempat madzhab tersebut. Karenanya Syeikh Sa’id Ramdhan menantang Syeikh Khajandi untuk menjunjukkan <i>satu baris saja</i> dalam kitab ad-Dahlawi tentang kutipan yang telah ia (Khajandi) buat-buat/karang-karang itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">2)</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Syeikh Khajandi mengatakan <i>bahwa Izuddin bin Abdussalam meng- haramkan orang berpegang pada madzhab tertentu dan mewajibkan semua orang mengambil hukum langsung dari Al-Qur’an dan Hadits atau berpindah-pindah dari satu imam keimam yang lain tanpa menetapi salah seorang imam madzhab secara terus menerus. </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban:</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Terhadap ucapan Syekh Khajandi ini Dr.Sa’id Ramdhan mengatakan bahwa ucapan Khajandi ini <b><i>berlawanan</i> </b>dengan faktanya. Hal ini karena beliau (Izuddin bin Abdussalam) justru menjadi pengikut dari salah satu imam madzhab yang empat, yaitu <i>pengikut madzhab Syafi’i</i>. Berikut ini penjelasan beliau dalam kitabnya <i>Qowaa’idul Ahkam 11/135 :</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( “Wayutstatsnaa min dzaalikal ‘aammatu fainna wadhiifatahum attaqliid li’ajzihim ‘anit tawassulli ilaa ma’rifatil ahkaam bil ijtihaadi bikhilaafil mujtahidi fainnahu goodirum ‘alaan nadhril muaddii ilal hukmi. Wa man gollada imaaman minal aimmati tsumma arooda ghoirohu fahal lahu dzaalika..? fiihi khilaafun, wal mukhtaarut tafshiilu fain kaanal madzhabul ladzii aroodal intigoola ilaihi mimma yangudhu fiihil hukma falaisa lahul intigoolu ilaa hukmi yuujibu nagdhohu, fainnahu lam yajibu nagdhohu illaa libuthlaanihi, fain kaanal akhdzaani mutaqooribaini jaazat taqliidu wal intigoolu liannan naasa lam yazaaluu min zamanis shohaabati ilaa an dhoharotil madzaahibul arba’atu yugolliduuna minit tafaqa minal ‘ulamaai min ghoiri nakiiri ahadin yu’tabaru inkaaruhu walau kaana dzaalika baathilan ankaruuhu”. )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya <i>:</i> “Orang-orang awam dikecualikan dari orang yang mampu berijtihad. Maka tugas mereka adalah taqlid karena mereka tidak mampu mengetahui hukum dengan jalan ijtihad. Berbeda dengan seorang mujtahid yang memang memiliki kemampuan analisis untuk melahirkan satu hukum. Orang yang taqlid kepada seorang imam (dalam satu madzhab) kemudian dia ingin taqlid kepada imam yang lain, apa boleh yang demikian ? Dalam hal ini terdapat khilaf (perbedaan). Dan yang terpilih adalah melakukan pemilahan (tafshil) yakni : </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;"><i>a</i>).</span></b><span style="font-family: Arial;"> Jika madzhab tempat dia hendak pindah itu termasuk madzhab yang <b>menolak</b> hukum dalam masalah tersebut, maka tidaklah boleh pindah kepada hukum yang menolak tersebut karena penolakan itu pastilah disebabkan kebatalannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">b)</span></b> Jika dua madzhab itu berdekatan ( keputusan hukumnya dalam masalah itu), maka boleh taqlid dan boleh pula berpindah-pindah. Hal ini karena sejak zaman sahabat hingga munculnya empat imam madzhab, kaum muslimin senantiasa bertaqlid kepada setiap ulama yang mereka temui. Dan sikap mereka yang seperti itu tidak pernah diingkari oleh seseorang yang patut dijadikan panutan. Andai yang demikian itu batal (tidak boleh) niscaya mereka akan mengingkarinya”. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Demikianlah yang sebenarnya dikatakan oleh <i><span style="font-family: Arial;">Izuddin bin Abdussalam</span></i> yakni mewajibkan orang-orang awam untuk bertaqlid. Bukan seperti Syeikh Khajandi yang mewajibkan semua orang untuk mengikuti yang ma’shum dan meninggalkan yang tidak ma’shum. Dengan kata lain dia mewajibkan semua orang untuk mengeluarkan sendiri hukum-hukum agama, baik itu dari Al-Qur’an maupun Hadits.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Imam Izuddin menetapkan bahwa pada prinsipnya orang yang taqlid harus menetapi seorang imam tertentu. Tetapi mengenai berpindah kepada imam madzhab selain madzhabnya dalam masalah hukum, hal ini masih diper- selisihkan hukumnya oleh para ulama. Namun demikian beliau ini condong kepada pendapat yang membolehkan (bukan mewajibkan) dengan syarat-syarat tertentu. Sedangkan Syeikh Khajandi <b><span style="font-family: Arial;">mewajibkan </span></b>seseorang untuk berpindah-pindah madzhab. Syeikh Khajandi menyebarkan pandangannya ini dengan menyampaikan dalil kata-kata Izuddin bin Abdussalam, padahal pendirian Izuddin bin Abdussalam adalah <b><i>kebalikan</i></b> dari pandangan Khajandi </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">3</span></b><span style="font-family: Arial;">)</span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Syeikh Khajandi juga mengatakan <i>bahwa <span style="font-family: Arial;">Ibnul Qoyyim</span> memiliki pendapat yang sama dengan Izuddin bin Abdussalam yakni mengharamkan orang berpegang pada madzhab tertentu dan mewajibkan semua orang mengambil hukum langsung dari Al-Qur’an dan Hadits atau berpindah-pindah dari satu imam ke imam yang lain tanpa menetapi salah seorang imam madzhab secara terus menerus. </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban:</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id Ramdhan telah membantahnya karena sangatlah tidak mungkin Ibnul Qoyyim akan berpendapat seperti yang tersebut diatas. Karena beliau (Ibnul Qoyyim) sendiri adalah pengikut salah satu dari imam madzhab yang empat yakni <i>madzhab Hanbali</i>. Berikut ini adalah pernyataan dalam kitabnya <i>I’laamul Muwaqqi’in </i>jilid 111/168 :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( “ dzikru tafshiilil qouli fii ttaqliidi wangisaamuhu ilaa maa yahrumul qoulu fiihi wal iftaau bihii wa ilaa maa yajibul mashiiru ilaihi wa alaa maa yusawwighu min ghoiri iijaabin. Fa amman nau’ul awwalu fahua tsalaatsatu anwaa’in ahaduhumaa al i’roodhu ‘ammaa anzalallahu wa ‘adamul iltifaati ilaihi iktifaaan bitaqliidil aabaai, At tsaani taqliidu man laa ya’lamul mugollidu annahu ahlun la an yuukhodza bigoulihi, Attsaalitsu attaqliidu ba’da giyaamil hujjah wa dhuhuurid daliil ‘alaa khilaafi goulil mugolladi “ Tsumma athoola ibnul Qoyyim fii sardi wa syarhi adhroori wa masaawi i ttaqliidil muharromi alladzii hashorohu fii hadzihil anwaa’i tstsalaatsati. )</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya : ( “Rincian pendapat tentang taqlid dan pembagiannya kepada ijtihad yang haram, wajib dan mubah. Jenis pertama yakni taqlid yang haram terdiri dari tiga macam: <b><span style="font-family: Arial;">a).</span></b> Berpaling dari hukum yang telah diturunkan oleh Allah dan tidak mau memperhatikannya karena telah merasa cukup dengan taqlid kepada nenek moyang. </span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">b).</span></b><span style="font-family: Arial;"> Taqlid kepada orang yang tidak diketahui apakah dia itu orang yang pantes diambil pendapatnya atau tidak. </span><b><span style="font-family: Arial;">c).</span></b><span style="font-family: Arial;"> Taqlid sesudah tegaknya hujjah dan telah jelas dalil-dalil yang menyalahi pendapat orang yang ditaqlid”. </span><span style="font-family: Arial;">Kemudian Ibnul Qoyyim dengan panjang lebar menjelaskan tentang bahaya dan keburukan dari taqlid yang diharamkan yang telah disimpulkan pada tiga macam tersebut<i> ).</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dengan demikian, maka pembicaraan Ibnul Qoyyim yang panjang lebar tentang pengingkaran dan ketidak-setujuannya terhadap taqlid hanyalah berkisar pada tiga macam taqlid yang merupakan bagian dari bentuk taqlid yang pertama yakni taqlid yang diharamkan. Bahkan pada bagian yang lain Ibnul Qoyyim mengatakan sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">“Apabila dikatakan bahwa Allah swt. hanya mencela orang-orang kafir yang taqlid kepada nenek moyang mereka yang tidak mempunyai akal dan tidak pula mendapat petunjuk dan allah tidak mencela orang-orang yang taqlid kepada para ulama yang mendapat petunjuk bahkan Allah memerintahkan mereka untuk<i> </i>bertanya kepada ahlu al-dzikir (An-Nahl : 43) yakni para ulama (dan itu berarti taqlid kepada mereka).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Ayat An-Nahl : 43 ini merupakan perintah kepada orang yang tidak mengetahui agar taqlid kepada orang yang mengetahui yakni para ulama. Jawaban terhadap pernyataan diatas adalah bahwa yang dicela oleh Allah swt.itu adalah berpaling dari apa yang telah diturunkan oleh Allah swt. dan lebih memilih taqlid kepada nenek moyang mereka. Taqlid seperti ini adalah taqlid yang dibenci dan diharamkan berdasarkan kesepakatan ulama salaf dan imam madzhab yang empat. Adapun taqlidnya orang yang telah mencurahkan tenaga dan pikiran untuk mengikuti apa-apa yang telah diturunkan oleh Allah namun sebagiannya belum bisa dia mengerti dengan jelas lalu dia taqlid kepada orang yang lebih alim darinya, maka taqlid yang seperti ini adalah terpuji, bukan tercela dan akan mendapat pahala, bukan mendapat dosa “.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Pembelaan Nashiruddin al-Albani pada Syeikh Khajandi</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Pendapat Syekh Khajandi tersebut diatas mengenai pengharamannya untuk taqlid pada satu imam tertentu dan sebagainya yang tersebut diatas ini dibenarkan oleh Nashiruddin al-Albani (baca keterangan mengenai al-Albani pada halaman sebelumnya) dan dibela mati-matian, suatu hal yang meng- herankan sekali. Pembelaan Syeikh Al-Albani tidak lain karena Syeikh Khajandi ini <i>sepaham dan satu kelompok golongan </i>dengannya dan al-Albani sengaja mentakwil kata-kata Khajandi yang salah ini agar tidak terus menerus menjadi sorotan ummat muslimin. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">I.</span></b><span style="font-family: Arial;"> Al-Albani mengatakan : “<i>Sanggahan dan alasan yang dikemukakan Dr. Sa’id Ramdhan terhadap pendapat Syekh Khajandi itu <b>tidak benar</b>. Dia </i>(Albani)<i> pembela Syeikh Khajandi ini</i></span><i><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></i><i><span style="font-family: Arial;">mengatakan juga bahwa para sahabat dan ulama selama tiga abad <b>tidak pernah</b> menetapi satu madzhab tertentu”</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban :</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dr. Sa’id Ramdhan membuktikan bahwa alasan yang dikemukakannya itu adalah benar. Syeikh Sa’id ini mengutip ucapan Ibnul Qoyyim dalam kitabnya <i>I’laamul Muwaqqi’in </i>jilid 1/21 :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( “ Waddiinu wal fighu wal ‘ilmu intasyaro fil Ummati ‘an ashhaabi bni Mas’ud wa ashhaabi Zaidi bni tsaabit wa ashhaabi ‘abdillah bni ‘Abbas. Fa’ilmun Naasi ‘ammatan ‘an ashhaabi haaulaail arba’ati. Fa ammaa ahlul madiinati fa’ilmuhum ‘an ashhaabi Zaidi bni Tsaabit wa ‘Abdillahi bni ‘Umar. Wa ammaa ahlu makkata fa’ilmuhum ‘an ashhaabi ‘Abdillahi bni ‘Abbas ra. Wa ammaa ahlul ‘iraaqi fa’ilmuhum ‘an ashhaabi ‘Abdillahi bni Mas’uud “ ).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya : <i>“</i>Agama, figh dan ilmu tersebar ketengah-tengah ummat ini melalui para pengikut Ibnu Mas’uud, Zaid bin Tsabit, ‘Abdullah bin Umar dan ‘Abdullah bin ‘Abbas. Secara umum ummat Islam ini memperoleh ilmu agama dari mereka yang empat ini. Penduduk Madinah memperoleh ilmu dari para pengikut Zaid bin Tsabit dan ‘Abdullah bin Umar. Penduduk Mekkah memperoleh ilmu dari para pengikut Abdullah bin Abbas dan penduduk Iraq memperoleh ilmu dari para pengikut ‘Abdullah bin Mas’ud “.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Demikianlah yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim. Bahkan dalam sejarah perkembangan syari’at Islam telah pula diketahui bahwa ‘Atho’ bin Abi Robah dan Mujahid pernah menjadi mufti di Mekkah dalam waktu yang cukup lama. Dan penduduk Mekkah saat itu hanya mau menerima fatwa dari kedua Imam ini sampai-sampai khalifah yang memerintah saat itu sempat menyerukan agar orang-orang tidak mengambil fatwa kecuali dari dua Imam tersebut. Dan para ulama dari golongan tabi’in tidak ada yang mengingkari seruan khalifah itu. Begitu pula tidak ada yang menyalahkan sikap kaum muslimin saat itu yang hanya menetapi madzhab kedua imam tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">II.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;"><i>Syekh al-Albani membela beberapa pendapat Syeikh Khajandi yang aneh dan telah menyimpang jauh dari kebenaran. Dia memberi takwil (perubahan arti) beberapa pendapat Syekh Khajandi berikut ini :</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">a.</span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Kata-kata Syekh Khajandi; “Adapun madzhab-madzhab itu dia hanyalah pendapat para ulama, dan cara mereka memahami sebagian masalah serta bentuk dari ijtihad mereka. Dan pendapat serta ijtihad-ijtihad seperti ini, Allah dan Rasul-Nya tidak pernah mewajibkan seseorang untuk mengikutinya”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>Menurut al-Albani yang dimaksud ‘seseorang’ diatas adalah orang-orang yang memiliki keahlian untuk berijtihad, bukan semua orang.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">b.</span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Kata-kata Syekh Khajandi; “Menghasilkan ijtihad tidaklah sulit, cukup dengan memiliki kitab Muwattho’, Bukhori Muslim, Sunan Abi Daud, Jaami’ at-Turmudzi dan Nasa’i. Kitab-kitab ini tersebar luas dan mudah diperoleh. Anda haruslah mengetahui kitab-kitab ini “. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>Menurut al-Albani ucapan Syeikh Khajandi ini juga khusus untuk orang-orang yang telah mencapai derajad mujtahid dan mampu mengistinbath hukum dari nash. Jadi bukan ditujukan kepada semua orang.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">c.</span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Kata-kata Syeikh Khajandi; “Jika telah didapatkan nash dari Al-Qur’an, Hadits dan ucapan para sahabat, maka wajiblah mengambilnya, tidak boleh berpindah kepada fatwa para ulama”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>Menurut al-Albani ucapan Syekh Khajandi ini khusus untuk orang yang telah mendalami ilmu syari’at dan memiliki kemampuan untuk menganalisa dalil dan madlulnya.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban :</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Pembelaan al-Albani kepada Syeikh Khajandi selalu diberikan takwil agar tetap dikesankan berada diatas kebenaran. Sedikitpun Nashiruddin al-Albani tidak mau menyalahkan Syeikh Khajandi. Bahkan ketika Dr. Sa’id Ramdhan berkata kepada al-Albani </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">dalam satu pertemuan singkat dengannya</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">bahwasanya seorang ulama tidak akan menggunakan satu pernyataan yang sifatnya umum, lalu dia menghendaki maksud lain yang tidak sejalan dengan dzhohir pernyataannya itu. Nashiruddin al-Albani menjawab bahwa Syeikh Khajandi itu adalah <i>lelaki keturunan Bukhara yang menggunakan bahasa non arab.</i> Karenanya dia <i>tidak memiliki</i> kemampuan mengungkapkan sesuatu sebagaimana layaknya orang-orang arab. Dia sekarang sudah wafat. Dan </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">karena dia seorang muslim</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">maka haruslah kita membawa ucapan-ucapannya itu kepada sesuatu yang lebih tepat dan pantes dan kita haruslah selalu <i>ber-husnuz dhon</i> (bersangka baik) kepadanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Seperti inilah Syeik al-Albani berdalih <i>Husnuz dhon</i> kepada seorang muslim dia selalu menakwil ucapan-ucapan Khajandi walaupun <b><i>sudah jelas</i></b> dan <b><i>nyata </i></b>menyimpang dari kebenaran. Tidak lain karena Syeikh Khajandi adalah orang <i>yang sepaham dan satu kelompok</i> dengan al-Albani. Kalau yang punya pendapat itu <i>bukan dari kelompoknya</i>, maka tentulah</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">seperti sifat kebiasaan al-Albani</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">akan dibantahnya, <i>dicela dan didamprat habis-habisan !!.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Menurut Syekh Sa’id Ramdhan , <i>andai saja al-Albani itu mau menakwil ucapan-ucapan para tokoh Sufi seperti Syeikh Muhyiddin bin Arobi </i></span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">seper empat saja dari takwilan yang diberikan kepada Syeikh Khajandi</span></i><span style="font-family: Times New Roman;"></span><i><span style="font-family: Arial;"> maka tidaklah dia akan sampai mengkafirkan dan menfasikkan mereka</span></i><span style="font-family: Arial;"> (para sufi)! </span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Khajandi yang mengatakan bahwa <i>Jika telah didapatkan nash…</i>… sampai <i>fatwa para ulama</i> (baca keterangan pada <b>II </b>c<b> </b>diatas) walaupun sudah dibela sama al-Albani namun Dr. Sa’id tetap membantahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dr. Sa’id Ramdhan berkata: Coba saja berikan kitab Bukhori Muslim kepada semua kaum muslimin lalu suruh mereka memahami hukum-hukum agama dari nash-nash yang terdapat dalam kitab tersebut. Kemudian lihatlah kebodohan, kebingungan dan kekacauan yang akan terjadi ! Selanjutnya Syeikh Sa’id ini mengatakan bahwa Ibnul Qoyyim dalam kitabnya <i>‘I’laamul Muwaqqi’in </i>4/234 telah mengatakan sesuatu yang benar-benar berbeda dengan apa yang diucapkan oleh Syeikh Khajandi yang telah didukung oleh al-Albani itu. Ibnul Qoyyim berkata :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( “Alfaaidatu tsaaminah wal arba’uun] idzaa kaana ‘indar rojuli ashshohiihaani au ahaduhumaa au kitaabun min sunani Rasuulillahi saw. muutsagun bimaa fiihi fahal lahu an yuftiya bimaa yajiduhu fiihi ?…wash showaabu fii haadzihil mas alatit tafshiilu fain kaanat dalaalatul hadiitsi dhoohiratan bayyinatan likulli man sami’ahu laa yahtamilu ghoirol muroodi falahu an ya’mala bihi wa yuftiya bihi wa laa yathlubut tazkiyata lahuu min gouli fagiihi au imaamin balil hujjatu goulu Rasuulillahi saw. Wa in kaanat dalaalatuhu khofiyyatan laa yatabayyanul muroodu minhaa lam yajuz lahu an ya’mala wa laa yuftiya bimaa yatauwah-hamuhu muroodan hattaa yas-alu wa yathluba bayaanal hadiitsi wa wajhahu…”).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya : “(Faidah ke 48) : Apabila seseorang memiliki dua kitab shohih (Bukhori & Muslim) atau salah satunya atau satu kitab dari sunnah-sunnah Rasulalillah saw., yang terpercaya, bolehkan ia berfatwa dengan apa yang dia dapatkan dalam kitab-kitab tersebut ? Jawaban yang benar dalam masalah ini adalah melakukan perincian (tafshil). Bila makna yang dikandung oleh hadits itu sudah cukup jelas dan gamblang bagi setiap orang yang mendengarnya dan tidak mungkin lagi diartikan lain, maka dia boleh mengamalkannya serta berfatwa dengannya tanpa harus meminta rekomen- dasi lagi kepada ahli figih atau seorang imam. Bahkan hujjah yang harus diambil adalah sabda Rasulalillah saw. Akan tetapi bila kandungan hadits tersebut masih samar dan kurang jelas maksudnya (bagi setiap orang ), maka dia tidaklah boleh mengamalkannya dan tidak boleh pula berfatwa dengannya atas dasar perkiraan pikirannya sehingga ia bertanya terlebih dahulu dan meminta penjelasan tentang hadits itu “.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Selanjutnya Ibnul Qoyyim berkata :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( “ Wa hadzaa kulluhu idzaa tsammata nau’u ahliyyatin walakinnahuu gooshirun fii ma’rifatil furuu’I wa gowaa’idil ushuuliyyiina wal ‘arabiyyati. Wa idzaa lam takun tsammata ahliyyatun gotthu fafardhuhu maa goolahullahu ta’aalaa: Fas-aluu ahla ddzikri in kuntum laa ta’lamuun [An-Nahl :43] “).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya : “Semua yang dibicarakan diatas hanyalah apabila orang itu memiliki sedikit keahlian namun pengetahuannya dalam ilmu figih, kaidah-kaidah ushul fiqih dan ilmu bahasa belum mencukupi. Akan tetapi apabila seseorang tidak memiliki kemampuan apa-apa, maka ia <b>wajib</b> bertanya, sebagaimana firman Allah swt. : ‘Maka bertanyalah kamu kepada orang-orang yang mempunyai ilmu jika memang kamu tidak mengetahui’ (An-Nahl :43) “.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">III.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><span style="font-family: Arial;">Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya Syeikh Khajandi mengatakan telah mengutip ucapan Imam ad-Dahlawi dalam kitabnya <i>Al-Inshaaf: </i><i>Barang siapa mengambil semua ucapan Abu Hanifah</i>….dan seterusnya<i> </i>(baca keterangan sebelumnya) dan Dr. Sa’id Ramdhan telah membuktikan bahwa ucapan yang dikatakan Khajandi dari Imam ad-Dahlawi itu <i>adalah tidak benar</i>. Tujuan Syeikh Sa’id Ramdhan membongkar ketidak benaran ucapan yang <i>diatas namakan</i> ad-Dahlawi ini adalah agar mereka (para pembela Syeikh Khajandi) merenungkan masalah ini dan memeriksa kembali apa yang telah beliau buktikan ini. Dan seharusnya mereka (pembela-pembela Syeikh Khajandi) berterima kasih dan menerima adanya kebenaran yang dibuktikan oleh Dr. Sa’id Ramdhan dan kesalahan yang dilakukan oleh mereka.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Namun yang terjadi justru sebaliknya </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">sebagaimana kebiasaan golongan ini [Syeikh Khajandi dan kawan-kawannya]</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> mereka tidak senang dengan pelurusan-pelurusan yang Syeikh Sa’id Ramdhan lakukan yakni menyingkap kebohongan yang mereka atas namakan kepada Imam ad-Dahlawi. Mereka (kelompok Syeikh Khajandi) bersusah-payah membuka lembar demi lembar kitab Ad-Dahlawi yang kira-kira cocok atau mendekati kebenaran dengan kutipan Syeikh Khajandi itu. Pada akhirnya mereka ini berkata :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">“Kami telah memeriksa risalah <i>al-Inshaaf</i> karangan Imam ad-Dahlawi rahima hullah dan ternyata didalamnya terdapat sebagian ucapan yang disebut Syeikh Khajandi. Bunyi ucapan itu adalah : ‘Ketahuilah bahwa kaum muslimin di abad pertama dan kedua hijriah tidak menyepakati taqlid kepada satu madzhab tertentu. Abu Thalib al-Makki dalam kitanya <i>Quutul Qulub</i> mengatakan bahwa kitab-kitab dan kumpulan-kumpulan tulisan tentang Islam merupakan hal yang baru. Dan pendapat yang berdasarkan ucapan orang banyak dan fatwa yang berdasarkan satu madzhab kemudian mengambil ucapan itu dan dan menyampaikannya menurut madzhab tersebut, baik dalam urusan apa saja ataupun urusan figih, semua itu tidak pernah terjadi pada dua abad yang pertama dan kedua. Melainkan manusia diketika itu hanya dua kelompok yaitu ulama dan orang-orang awam. Berdasarkan informasi, orang-orang awam itu </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">dalam masalah-masalah yang sudah disepakati yang tidak ada lagi perbedaan diantara kaum muslimin dan mayoritas mujtahidin</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">tidaklah mereka itu taqlid kecuali kepada pemegang syari’at yakni Nabi Muhammad saw.. Jika mereka menemui satu masalah yang jarang terjadi, maka mereka meminta fatwa kepada mufti yang ada tanpa menentukan apa madzhabnya “.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Namun demikian apabila kita perhatikan dengan seksama maka ucapan Imam ad-Dahlawi yang mereka kutip, <b><i>tidak ada kaitannya sama sekali</i></b> dengan ucapan Syeikh Khajandi yang mengatas namakan mengutip kitab Imam ad-Dahlawi !!. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>Untuk memperkuat pembelaaan terhadap Syeikh Khajandi mereka juga mengatakan: Adapun ucapan Imam ad-Dahlawi lainnya terdapat dalam kitab Hujjatulloohil Baalighah jilid1/154-155. Dimana Imam ad-Dahlawi mengutip ucapan Ibnu Hazmin : </i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>( “ Goola Ibnu Hazmin : Innat taqliida haraamun wa laa yahillu liahadin an ya’khudza qoula ahadin ghoiri rasuulillahi saw. bilaa burhaanin”).</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>Artinya : <span style="font-family: Arial;">“Ibnu Hazmin berkata : ‘ Taqlid itu haram dan seseorang </span><span style="font-family: Arial;">dengan tanpa dalil</span><span style="font-family: Arial;"> tidak boleh mengambil ucapan orang lain selain dari ucapan Rasulallahillahi saw.’ ”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>Berikutnya mereka membeberkan ucapan-ucapan Imam ad-Dahlawi lainnya sebagai hasil kutipan dari Ibnu Hazmin dengan cukup panjang.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban :</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Padahal ucapan Imam ad-Dahlawi yang sebenarnya </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">sebagai hasil kutipan dari Ibnu Hazmin</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> <b>bukanlah</b> seperti itu . Perhatikanlah keterangan Imam ad-Dahlawi berikut ini :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( “ I’lam an hadzihil madzaahibal arba’atal mudawwanatal muharrorota godij tama’atil ummatu au man yu’taddu bihi ‘alaa jawaazi taqliidihaa ilaa yauminaa haadzaa wa fii dzaalika minal mashoolihi maalaa yakhfaa laa siyyamaa fii haadzihil ayyaamil latii goshurat fiihal himamu jiddan wa usyribatin nufuusul hawaa wa a’jaba kullu dzii ro’yin biro’yihi ”).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya : “Ketahuilah ! Sesungguhnya ummat Islam atau ulama-ulama Islam yang ucapan-ucapannya dijadikan panutan telah sepakat tentang bolehnya bertaqlid kepada empat madzhab yang telah dibukukan secara otentik hingga pada masa kita sekarang ini. Dan dalam hal mengikuti empat madzhab tersebut terdapat maslahat (kebaikan) yang jelas terlebih lagi dimasa kita sekarang ini dimana semangat (mendalami ilmu agama) sudah jauh berkurang, jiwa sudah dicampuri hawa nafsu dan masing-masing orang selalu membanggakan pendapatnya sendiri. “</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Selanjutnya Imam ad-Dahlawi langsung berkata :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">( “ Famaa dzahaba ilaihi ibnu Hazmin haitsu goola innat taqliida haraamun wa laa yahillu liahadin an ya’khudza qoula ahadin ghoiri rasuulillahi saw. bilaa burhaanin…innamaa yatimmu fiiman lahu dhorbun minal ijtihaadi walau fii mas-alatin waahidatin “).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Artinya : <i>“Maka pendapat Ibnu Hazmin yang mengatakan : ‘Sesungguhnya taqlid itu haram dan tidak boleh bagi seseorang </i></span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">dengan tanpa dalil</span></i><span style="font-family: Times New Roman;"> </span><i><span style="font-family: Arial;">mengambil ucapan orang lain selain dari ucapan Rasulillah saw….barulah bisa tepat dan sempurna terhadap orang yang memiliki kemampuan ber- ijtihad walaupun pada satu masalah”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Demikianlah sebenarnya kelengkapan ucapan Imam ad-Dahlawi dalam <i>Hujjatulloohil Baalighah</i>. Maka kita bisa bandingkan sendiri kutipan para pembela Syeikh Khajandi itu dengan ucapan Imam ad-Dahlawi yang sebenarnya. Mereka hanya mengutip sampai kata-kata ….<i>Tidak boleh mengambil ucapan orang lain selain ucapan Rasulillah saw.</i> dan mengenyampingkan/membuang terusan kalimat itu justru yang paling penting dan inti dari sebuah pendapat yaitu …<i>barulah bisa tepat dan sempurna terhadap orang yang memiliki kemampuan berijtihad walaupun pada satu masalah.</i> Begitulah sifat kebiasaan golongan ini sering membuang/mengenyampingkan kalimat-kalimat aslinya atau kalimat-kalimat lain yang berlawanan dengan faham mereka (baca keterangan akidah golongan salafi/wahabi dalam makalah ini ).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Beginilah kefanatikan golongan ini terhadap imam-imam mereka sampai-sampai mereka berani merekayasa dan membuang ucapan para imam lainnya demi untuk menegakkan dan membenarkan pendapat-pendapat yang sudah terlanjur dikeluarkan/ditulis oleh imam-imam mereka atau oleh mereka sendiri. Sifat mereka seperti ini jelas telah menunjukkan kefanatikan yang jauh lebih besar dibandingkan dengan kefanatikan para pengikut madzhab empat terhadap imam-imamnya. Yang mana kefanatikan para pengikut madzhab yang empat ini selalu dicela oleh golongan ini. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Para pengikut madzhab yang empat </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">betapapun fanatiknya mereka</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i><span style="font-family: Arial;">tidaklah akan berani merekayasa atau membuang ucapan-ucapan para imam lainnya demi untuk mempertahankan pendapat mereka atau pendapat imam-imam mereka. Renungkanlah !</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: Arial;">IV.</span></b><span style="font-family: Times New Roman;"> <i> </i></span><span style="font-family: Arial;"><i>Nashiruddin al-Albani dalam rangka menyalahkan pendapat Syeikh Sa’id Ramdhan yang hanya membagi manusia menjadi kelompok yaitu Mujtahid dan Mukallid tanpa menambahkan adanya kelompok ketiga yakni Muttabi’, mengetengahkan dalil dari kutipan ucapan Imam as-Syatibi dalam kitab beliau Al-I’tishom. Al-Albani mengutip sebagai berikut:</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>( “Almukallafu biahkaamis syarii’ati laa yakhluu min ahadin umuurin tsalaatsatin : ahaduhumaa an yakuuna mujtahidan fiihaa fahukmuhu maa addaahu ilahi ijtihaaduhu fiihaa. Wats tsaanii an yakuuna mugallidan shirfan kholiyyan minal ‘ilmil haakimi jumlatan falaa budda lahu min gooidin yaguuduhu. Wats tsaalitsu an yakuuna ghoira baalighin mablaghal mujtahidiina lakinnahuu yafhamud daliila wa maugi’ahu wa yashluhu fahmuhu lit tarjiihi “).</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><i>Artinya : “Orang yang terkena beban hukum syari’at (mukallaf) tidaklah terlepas dari tiga perkara ; <b><span style="font-family: Arial;">Pertama,</span></b> ia adalah seorang mujtahid dalam bidang syari’at, maka hukumnya adalah melaksanakan apa yang menjadi hasil ijtihadnya. <b><span style="font-family: Arial;">Kedua,</span></b> ia adalah mukallid murni yang sama sekali kosong dari ilmu, maka hukumnya harus ada orang yang membimbingnya. <b><span style="font-family: Arial;">Ketiga,</span></b> ia tidak mencapai tingkatan para mujtahidin namun ia memahami dalil dan kedudukannya serta pemahamannya pantas untuk melakukan tarjih”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Jawaban :</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Sampai disini al-Albani dan kawan-kawannya menulis/menyudahi keterangan Imam as-Syatibi padahal masih ada kelanjutannya yang justru <b><i>bagian terpenting</i></b> dari keterangan Imam as-Syatibi menyangkut kedudukan orang yang masuk bagian ketiga yakni <i>Muttab</i>i’.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dr. Sa’id Ramdhan al-Buuthi ini mempersilahkan semua orang untuk memeriksa kitab <i>Al-I’tishom </i>jilid 111 halaman 253 guna melihat bagian terpenting yang sengaja dibuang oleh al-Albani dan kawan-kawannya. Berikut keterangannya : </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">“(Untuk muttabi’ ini) kemampuan tarjih dan analisanya pun tidaklah lepas daripada diterima atau tidaknya. Jika tarjihnya itu diterima, maka jadilah ia seperti mujtahid dalam masalah itu dan mujtahid hanyalah mengikut kepada ilmu yang dapat menjadi pemberi putusan (hakim). Dia haruslah memperhati kan ilmu itu dan tunduk kepadanya. Maka siapa yang menyerupai mujtahid jadilah dia seorang mujtahid. Lalu jika kita tidak menerima tarjihnya itu, maka mestilah dia kembali kederajat orang awam (mukallid). Dan orang awam hanyalah mengikuti mujtahid dari segi ketundukannya kepada kebenaran ilmu yang dapat memberi putusan. Begitu juga halnya orang-orang yang menduduki posisinya “.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dengan keterangan diatas jelaslah bahwa menurut pandangan Imam as-Syatibi kedudukan <b><i><span style="font-family: Arial; font-weight: normal;">Muttabi’</span></i></b> pada akhirnya akan sama seperti <b><i><span style="font-family: Arial; font-weight: normal;">Mujtahid</span></i></b><b><span style="font-family: Arial;"> </span></b>kalau ia telah mencapai derajatnya dan ia akan kembali seperti orang awam kalau ia belum mampu mencapainya. Akan tetapi sayang sekali al-Albani dan kawan-kawannya justru memotong/membuang bagian terpenting dari penjelasan Imam as-Syatibi itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Akhirnya Dr. Sa’id Ramdhan berkomentar : <i>“Bagaimana seorang muslim dapat mempercayai agama seseorang yang <b>memutar balikkan</b> fakta suatu tulisan bahkan <b>mengubah </b>kalimat dari tempatnya yang semula sebagai- mana anda sendiri telah melihatnya ? Bagaimana seorang muslim harus percaya kepadanya untuk mengambil hukum syari’at dan mempercayai ucapannya yang telah banyak membodoh-bodohkan para imam mujtahid ?</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Beginilah sebagian wejangan dan bantahan Syekh Said Ramdhan terhadap ucapan Syeikh Khajandi yang semuanya ini saya kutip dari buku <i>Argumentasi Ulama Syafiiyyah</i> oleh Ustadz Mujiburrahman.</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><b><span style="font-family: Arial;">Dialog antara Syeikh Sa’id Ramdhan degan anti madzhab</span></b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dibuku itu masih ada kutipan dialog antara Syeikh Sa’id Ramdhan dengan kelompok anti madzhab yang terdiri dari seorang pemuda dan kawan-kawan nya yang sengaja datang mengunjungi Syeikh Sa’id Ramdhan.. Saya hanya akan mengutip beberapa bait yang penulis anggap penting untuk diketahui oleh si pembaca diantaranya adalah :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id berkata : Bagaimana cara anda memahami hukum Allah ? Apakah anda langsung mengambil dari Al-Qur’an dan Sunnah ataukah anda mengambilnya dari para imam mujtahid ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab menjawab : Saya akan menelisti pendapat para imam mujtahid serta dalil-dalilnya kemudian saya akan mengambil keterangan yang dalilnya paling mendekati Al-Qur’an dan Sunnah.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Seandainya anda mempunyai uang 5000 Lira Syria dan uang tersebut anda simpan selama enam bulan, lalu anda menggunakannya membeli barang-barang untuk diperdagangkan. Kapankah anda membayar zakat harta perdagangan tersebut ? Apakah setelah enam bulan kedepan ataukah setelah satu tahun ? (Rupanya Syeikh Sa’id ingin mengetahui apakah pemuda ini langsung bisa menjawab atau Syeikh ini ingin tahu bagaimana cara pemuda itu mencari dalil-dalilnya, karena dirumah Syeikh ini ada perpustakaan,</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> pen.).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Maksud tuan apakah harta perdagangan itu wajib dizakati ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Saya sekedar bertanya dan saya berharap anda menjawabnya dengan cara anda sendiri. Perpustakaan ada didepan anda. Disitu terdapat kitab-kitab tafsir, kitab-kitab hadits dan juga kitab-kitab para imam mujtahidin.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Wahai Tuan ! Ini adalah masalah agama, bukan soal mudah yang dapat dijawab seketika. Memerlukan waktu untuk mempelajarinya dengan seksama (teliti). Kedatangan kami kesini adalah untuk membahas masalah yang lain ! (Rupanya pemuda ini kerepotan menjawab dan mencari dalil-dalilnya atas pertanyaan Syeikh ini walaupun didepan mereka ada perpustakaan.</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">, pen.)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Baiklah..! Apakah setiap muslim wajib menyelidiki dalil-dalil para imam mujtahid kemudian mengambil mana yang lebih cocok dengan Al-Qur’an dan hadits ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Ya benar !</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Kalau begitu semua orang harus memiliki kemampuan ijtihad seperti yang dimiliki oleh para imam madzhab. Bahkan mereka harus memiliki kemampuan yang lebih sempurna karena orang-orang yang mampu memutuskan pendapat para imam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah sudah barang tentu lebih pandai dari semua imam itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Sesungguhnya manusia itu ada tiga macam : Mukallid, Muttabi’ dan Mujtahid. Orang yang mampu membandingkan madzhab-madzhab kemudian memilih mana yang lebih dekat kepada Al Qur’an dan Sunnah adalah Muttabi’ yakni pertengahan antara Mukallid dan Mujtahid.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeik Sa’id : Apa kewajiban Mukallid ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Dia taqlid kepada imam mujtahid yang cocok dengannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Apakah berdosa jika ia taqlid kepada seorang imam secara terus menerus dan tidak mau pindah kepada imam yang lain ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Ya, hal itu hukumnya<b> haram</b> !</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Kalau yang demikian itu haram, apakah <b>dalilnya</b> ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Dalilnya adalah karena dia menetapi sesuatu <b>yang tidak pernah</b> diwajibkan oleh Allah ‘azza wajalla.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeik Sa’id : Dari tujuh macam qiro’at, qiro’at apa yang anda pakai untuk membaca Al Qur’an ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Qiro’at imam Hafash .</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeik Sa’id : Apakah anda selalu membaca Al Qur’an dengan qira’at imam Hafash ataukah anda membaca Al Qur’an setiap harinya dengan qiro’at yang berbeda-beda ? </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Tidak, saya selalu membaca Al-Qur’an dengan qiro’at imam Hafash saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">(golongan anti madzhab ini sendiri memegang satu macam qiro’at dari tujuh macam yang ada, mengapa mereka tidak mengharamkan hal ini ?, sedangkan golongan selain golongannya bila memegang satu amalan dari satu madzhab terus menerus maka mereka haramkan, beginilah sifat mereka selalu membenarkan golongannya sendiri dan mensesatkan golongan lainnya bila tidak sepaham dengan mereka, walaupun tidak ada dalil yang mengharamkannya ! </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">pen.) .</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Mengapa anda selalu <b><i>menetapi qiro’at imam Hafash</i></b> ?, sedangkan menurut riwayat yang diterima dari Nabi saw. secara mutawatir bahwa Allah <b><i>hanya mewajibkan</i></b> anda untuk membaca Al-Qur’an !</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Karena saya belum mempelajari qiro’at-qiro’at yang lain dengan sempurna. Dan tidak <b><i>mudah bagi</i></b> saya untuk membaca Al Qur’an kecuali dengan qiro’at imam Hafash ! </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeik Sa’id : Demikian pula halnya dengan orang yang mempelajari fiqh menurut madzhab Syafi’i. Dia juga tidak cukup sempurna dalam mempelajari madzhab-madzhab yang lain dan tidak mudah baginya untuk mempelajari hukum agama selain dari madzhab Syafi’i. Kalau anda <b><i>mewajibkan</i></b><i> </i>kepadanya untuk mengetahui ijtihad para imam dan mengambil semuanya, ini berarti anda pun wajib mempelajari semua qiro’at itu. Kalau anda beralasan tidak mampu, maka begitu juga halnya si mukallid tadi. Singkatnya kami ingin mengatakan, apa alasan anda sehingga mewajibkan para mukallid untuk berpindah-pindah dari madzhab yang satu ke madzhab yang lain ?, sedangkan Allah tidak pernah mewajibkan yang demikian ! Artinya sebagaimana Allah swt. tidak pernah <b><i><span style="font-family: Arial;">mewajibkan</span></i></b><b><span style="font-family: Arial;"> </span></b>untuk mengikuti satu madzhab secara terus-menerus, begitu juga Allah tidak pernah mewajibkan untuk<i><span style="font-family: Arial;"> terus menerus pindah satu madzhab ke madzhab yang lain !</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Sesungguhnya yang haram itu ialah kalau seseorang mempunyai I’tikad (keyakinan) bahwa Allah memerintahkannya untuk terus-menerus menetapi madzhab tertentu.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Ini masalah lain dan itu memang benar, tidak ada perbedaan pendapat. Akan tetapi apakah ia berdosa kalau terus-menerus mengikuti imam tertentu sedangkan dia juga tahu bahwa Allah tidak pernah mewajibkan yang demikian kepadanya ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Kalau seperti itu tidaklah dia berdosa !</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id: Tetapi buku Syeikh Khajandi yang anda pelajari itu menyebut- kan hal yang berbeda dengan apa yang anda katakan. Khajandi secara tegas mengharamkan yang demikian bahkan pada beberapa bagian dari buku itu ia menyatakan <b>kafir </b>kepada orang yang terus-menerus mengikuti seorang imam tertentu dan tidak mau pindah kepada yang lain !</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab : Mana…,? Selanjutnya ia berpikir tentang tulisan Syeikh Khajandi yang berbunyi : “<i>Bahkan siapa saja yang mengikuti seorang imam secara terus-menerus dalam setiap masalah, maka dia termasuk orang fanatik yang salah serta telah taqlid secara membabi buta dan dialah orang yang telah mencerai-beraikan agama dan menjadikan diri mereka berkelompok-kelompok”.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Lalu dia berkata bahwa yang dimaksud dengan <b><i>mengikuti secara terus-menerus</i></b><i> </i>disitu adalah mengi’tikadkan wajibnya yang demikian dari sudut pandang agama. Didalam pernyataan itu terdapat pembuangan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id: Apakah buktinya kalau Syeikh Khajandi itu bermaksud demikian? Mengapa anda tidak mengatakan bahwa Syeikh Khajandi itu telah melakukan kesalahan ?</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">(Terhadap pertanyaan Syeik Sa’id ini kelompok anti madzhab itu tetap bersikeras bahwa apa yang dikatakan Syeikh Khajandi itu benar karena didalam ucapannya itu terdapat pembuangan kalimat.)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dr. Sa’id melanjutkan : Akan tetapi meskipun anda memperkirakan adanya pembuangan kalimat pada ucapan Syeikh Khajandi itu (yakni kalimat <i>apabila dia mengi’tikadkan wajibnya mengikuti seorang imam secara terus menerus </i>) tetap saja ucapan tersebut tidak memiliki makna apa-apa karena setiap muslim mengetahui bahwa seorang imam tertentu dari keempat imam madzhab itu bukanlah termasuk kewajiban syari’at melainkan atas dasar pilihan orang itu sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Anti madzhab: Bagaimana bisa demikian ? Saya <i>mendengar</i> dari banyak orang dan juga dari sebagian ahli ilmu bahwa <b><i>diwajibkan </i></b><i>secara syari’at</i> mengikuti madzhab tertentu secara terus menerus dan tidak boleh berpindah kepada madzhab yang lain !</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Syeikh Sa’id : Coba anda sebutkan kepada kami nama <i>satu orang saja</i> dari kalangan awam atau ahli ilmu yan menyatakan demikian !</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">(Terhadap permintaan Syeikh Sa’id ini kelompok anti madzhab itu terdiam sejenak. Ia heran kalau-kalau ucapan Syeikh Sa’id itu benar, dan dia [anti madzhab] pun mulai ragu-ragu tentang kebenaran atas pernyataannya sendiri yakni perkataan mereka bahwa sebagian besar manusia <i>mengharam </i>kan berpindah-pindah madzhab.).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Selanjutnya Syeikh Sa’id mengatakan : Anda tidak akan menemukan satu orangpun yang beranggapan keliru seperti ini. Memang pernah diriwayatkan bahwa pada masa terakhir Dinasti Utsmaniyyah mereka keberatan kalau ada orang yang bermadzhab Hanafi pindah kemadzhab lain. Hal ini kalau memang benar adalah termasuk fanatik buta yang tercela.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Demikianlah sebagian isi dialog antara Syeik Sa’id Ramdhan al-Buuti dengan anti madzhab. Setelah itu mereka melanjutkan dialog tentang masalah yang lain. Bila pembaca berminat membaca semua isi dialog silah- kan membaca buku Argumentasi Ulama Syafi’iyyah ini yang dijual di Surabaya dan lain kota di Indonesia.. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;">Tidak boleh mencari-cari keringanan ajaran yang paling mudah dan ringan dari Ulama </span></i></b><span style="font-family: Arial;">(dikutip dari buku yang berjudul Shalat bersama Nabi saw. oleh Ustadz Hasan bin ‘Ali As-Saqqaf, Dar-al Imam an-Nawawi, Amman, Jordania) </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Ada golongan muslimin yang mencari-cari keringanan dari para ulama atau mencari ajaran Islam yang paling mudah dan paling ringan serta cocok dengan <i>keinginan hawa nafsunya</i> dan tujuan pribadinya tanpa didasarkan pada keterangan yang benar menurut syari’at Islam. Mereka sering berdalil bahwa suatu masalah dalam agama (yang mereka hadapi itu) masih belum disepakati para ulama, oleh karenanya mereka tidak dapat disalahkan secara mutlak. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Ada beberapa orang yang pura-pura mengikuti pendapat para ulama, tetapi dia kemudian berpindah-pindah dari satu madzhab ke madzhab lain atau dari satu pendapat ke pendapat lain untuk memenuhi <b>keinginan hawa nafsunya.</b> Meskipun dia menutup-nutup dirinya dengan pengamalan syariat dan mengikuti para ulama, tetapi sebetulnya mereka hanya mengikuti (bah kan menyembah) <b>hawa nafsunya</b> sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Orang-orang yang hanya mengikuti hawa nafsunya ini telah disindir dan dicela oleh Allah swt. dalam beberapa firman-Nya :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalam QS Shad : 26 : <i>“Maka Janganlah kamu mengikuti hawa (nafsu), karena ia akan menyesatkanmu dari jalan Allah “.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalam QS An-Nisa : 135 : <i>“Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala ap yang kamu kerjakan”</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalam QS Al-Jatsiyah : 18 : <i>“Kemudian Kami jadikan kamu diatas suatu syari’at (peraturan) dari urusan (agama) itu, maka ikutilah syari’at itu dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang dzalim”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalam QS Al-Furqan : 43-44 : “<i>Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya. Atau, apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternah, bahkan mereka lebih sesat jalannya (daripada binatang ternak itu)”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dalam QS Al-Maidah : 70 : <i>“Setiap datang seorang Rasulallah kepada mereka dengan membawa apa yang tidak di-ingini oleh hawa nafsunya, maka sebagian dari para Rasul itu mereka dustakan dan sebagiannya lagi mereka bunuh “.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Didalam Al-qur’an Allah swt. mencela seseorang yang ‘alim (pandai) diantara kaumnya (tetapi suka mengikuti hawa nafsunya). Dia berfirman dalam QS Al-A’raf : 176 : </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">“Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya (pasti) Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada <b>dunia </b>dan mengikuti hawa nafsunya yang rendah”. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dan masih banyak lagi firman Allah swt. mencela orang yang sering mengikuti hawa nafsunya untuk melakukan kepentingan pribadinya sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dari beberapa ayat Al-Qur’an diatas kita mengetahui secara pasti bahwa <i>tidak mengikuti kehendak hawa nafsu</i> termasuk inti dan pokok ajaran agama Islam. Sedangkan mencari-cari keringanan suatu masalah agama tidak lain adalah mengikuti keinginan hawa nafsunya terhadap suatu masalah tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Para ulama pakar telah sepakat bahwa memberikan fatwa secara sembarangan (seenaknya sendiri) </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">apalagi jika hal itu menyimpang dari ajaran yang benar</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> adalah perbuatan <b><i>haram</i></b>. Atas dasar itulah, setiap mujtahid (orang yang benar-benar mencari kesimpulan hukum) wajib mengikuti dalil, sedangkan orang yang akan bertaklid (mengikuti) pendapat ulama wajib mengikuti pendapat yang shohih dan kuat dalam <i>madzhab imam (mujtahid) </i>nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: Arial;">Pendapat sebagian ulama yang berkaitan dengan masalah diatas ini :</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">1. Al-Hafidh Ibn Abd.Al-Barr dalam <i>Jami’ Bayan Al-‘Ilm Wa Fadhlih </i> II :112, telah meriwayatkan perkataan Sulaim At-Taimy ; “Jika kamu mengambil rukhsah atau keringanan setiap orang ‘alim, maka terkumpullah padamu segala kejahatan (dosa)”. Kemudian lanjutnya : “Ini kesepakatan atau ijma’, dan (saya) tidak mengetahui ada orang yang menentangnya”.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">2. Imam Nawawi dalam kitab <i>Syarh Al-Muhadzdzab</i> nya mengatakan : “Jika seseorang dibolehkan mengikuti madzhab apa saja yang dikehendakinya, maka akibatnya dia akan terus-terusan mengutip (mengambil) semua rukhsah (keringanan) yang ada pada setiap madzhab demi memenuhi kehendak <i>hawa nafsunya</i>. Dia akan memilih-milih antara yang mengharam- kan (sesuatu masalah) dan yang menghalalkannya, atau antara yang wajib dan yang jawaz (boleh atau sunnah). Hal demikian akan mengakibatkan terlepasnya (dia) dari ikatan taklif (beban)”. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Senada dengan pendapat Imam Nawawi ini disampaikan juga oleh Al-Hafidz Ibn Al-Shalah dalam kitabnya <i>Adab Al-Mufty wa Al-Mustafty </i>I :46.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">3. ‘Allamah Al-Syathiby dalam <i>Al-Muwafaqat</i>-nya mengatakan : “…maka sesungguhnya perbuatan itu mengakibatkan (kebiasaan) mencari-cari keringanan atau rukhsah dari para ulama madzhab <i>tanpa bersandar pada dalil syara’</i>. Menurut Ibn Hazm, para ulama sepakat bahwa kebiasaan itu merupakan kefasikan (kedurhakaan) yang tidak halal (untuk dilakukan). Maksud Al-Syatiby kata-kata <i>tanpa bersandar pada dalil syara’</i> ialah tanpa dalil syara’ yang benar dan dapat dipertanggungjawabkan atau dalil yang muktabar. Jika tidak begitu maksudnya, maka ada orang yang meninggalkan sholat wajib dengan berdalil pada firman Allah swt. Al-Ma’un : 5 ; <i>‘Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang sholat’.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">4. Al-Hafidh Al-Dzhaby dalam <i>Sayr A’lam Al-Nubala’</i> mengatakan : “Siapa yang mencari-cari keringanan (ulama) berbagai madzhab dan (mencari-cari) kekeliruan para mujtahid, maka tipislah agamanya”. Hal seperti ini juga dikatakan oleh Al-Awza’iy dan yang lainnya: “Siapa yang mengambil pendapat orang-orang Mekkah dalam hal nikah <i>mut’ah,</i> orang-orang Kufah dalam hal <i>nabidz </i>(anggur), orang-orang Medinah dalam hal ghina (lagu-laguan) dan orang-orang Syam dalam hal <i>‘Ishmah </i>(keterpeliharaan dari dosa) para khalifah, maka sungguh dia telah mengumpulkan kejahatan (pada dirinya)”.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Demikianlah pula orang-orang yang mengambil pendapat ulama yang mencari-cari siasat untuk menghalalkan jual-beli yang berbau riba atau yang mempunyai keleluasaan dalam masalah thalaq serta nikah tahlil dan lain sebagainya. Orang-orang seperti itu sesungguhnya telah mencari-cari alasan untuk melepaskan diri dari ikatan taklif (beban).</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">5. Imam Al-Hafidh Taqiyyduddin Al-Subky dalam <i>Al-Fatawa</i> nya I : 147 menjelaskan tentang orang-orang yang suka mencari-cari keringanan dari berbagai madzhab. Dia mengatakan: “Mereka menikmati (dirinya), karena dalam kondisi seperti itu mereka mengikuti <i>hawa nafsunya</i> <i>dan bukan mengikuti agamanya</i>”. Termasuk dalam kategori ini adalah orang yang suka memilih pendapat yang paling cocok buat dirinya dan mengikuti dari satu madzhab yang sesuai dengan pilihannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Sebagian orang pada zaman sekarang membolehkan seseorang mencari-cari keringanan dan mengambil ajaran yang paling mudah dengan berdalilkan pada hadits dari Siti ‘Aisyah ra yang menyatakan: <i>“Setiap kali Rasulallah saw. dihadapkan kepada dua pilihan, beliau selalu mengambil yang paling mudah diantara keduanya”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Pengambilan dalil seperti ini adalah tidak tepat sekali. Al-Hafidh Ibn Hajar Al-‘Asqalany dalam <i>Al-Fath Al-Bari </i>VI : 575 dalam <i>syarh-</i>nya mengatakan : Dua perkara (dua pilihan pada hadits tersebut) yang berhubungan dengan urusan duniawi. Hal itu di-isyaratkan oleh kata-kata selanjutnya (dalam hadits ‘Aisyah): ‘Jika <i>bukan</i> perbuatan yang (mengandung) dosa’. Jika yang dimaksud (dua pilihan) adalah urusan <i>agama, maka tidak ada dosanya</i>.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Allah swt. mewahyukan kepada Rasul-Nya: Sesungguhnya Allah menyuruh mu untuk melakukan ini atau melarang melakukan ini. Sama sekali tidak disebutkan terdapat dua atau tiga pendapat dalam suatu masalah, atau mengambil yang paling mudah dan ringan saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Rasulallah saw. pernah bertamu pada seseorang. Lalu seseorang ini berkata kepada Rasulallah saw. : <i>Apakah aku harus menyediakan cuka </i>(makanan asam) <i>atau daging ?</i> Dalam keadaan seperti itulah (urusan duniawi) Rasulallah saw. akan memilih dan mengatakan ; <i>Berikanlah kepadaku yang paling mudah bagimu.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Dengan demikian, jelaslah bahwa mengikuti pendapat yang membolehkan untuk memilih-milih pendapat yang paling ringan dan mudah berdasarkan hadits Siti ‘Aisyah itu tidak menggunakan dalil yang tepat. Atau, mungkin dia berkeinginan untuk memasukkan kerancuan dan keraguan kepada hati orang-orang awam (biasa), bahwa apa yang dibawa dan dilakukannya itu boleh menjadi dalil bagi apa saya yang dia kehendaki.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Kita muslimin tidak akan mengingkari <i>samahat </i>(keluwesan, kemudahan dan kelapangan) dalam syari’at Islam. Yang dimaksud samahat dalam syari’at Islam ini ialah keringanan yang diberikan oleh Allah swt., umpamanya: <b>a)</b> Orang yang sakit diperbolehkan melakukan sholat dengan duduk, sambil berbaring, atau dengan cara lain sesuai dengan kemampuannya. <b>b).</b> Orang yang akan bersuci baik </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">untuk menghilangkan hadats atau menghilangkan najis</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> tetapi dia tidak mendapatkan air atau takut berbahaya jika menggunakan air, maka dia diberi keringanan untuk menggunakan tanah (tayammum) sebagai ganti air. Dengan demikian, hal itu tidak berarti bahwa seorang Muslim dengan dalih adanya kemudahan, keluwesan dan keringanan dalam Islam ini, lantas boleh mencari-cari yang paling mudah atau paling ringan</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"> </span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">menurut pikirannya</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> dari sekian banyak pendapat ulama, bahkan pendapat yang paling lemah sekalipun. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Ada sebagian orang yang membolehkan seseorang mencari-cari keringanan dan mengambil ajaran yang paling mudah dengan berdalilkan sebuah hadits: <i>Ikhtilaf ummatku adalah rahmat</i>. Hadits ini disebutkan oleh Al-Hafidh Al-Muhaddits Sayyid Ahmad bin Al-Shiddiq Al-Ghimari dalam kitabnya <i>Al-Mughayyir Al-Ahadits Al-Maudhu’ah </i>. Dia menyatakan bahwa hadits ini maudhu’ (dibuat-buat). Juga hadits yang lain: <i>Sesungguhnya Allah menyukai untuk diterima rukhsah atau keringanan-Nya sebagaimana Dia suka dipenuhi ketetapan </i>(yang)<i> wajib-Nya.</i> Hadits ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Hibban, Al-Baihaqy dan lain-lainnya.<i> </i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Jika diperhatikan secara seksama, tidak ada alasan untuk menggunakan hadits-hadits itu sebagai dalil bolehnya mencari-cari keringanan atau kekeliruan para ulama. Walaupun umpamanya hadits-hadits itu shohih, kita tidak bisa mensamakan maksud <i><span style="font-family: Arial;">rukhsah/samahat</span></i> Allah swt. tentang ber- tayammum bila tidak ada air atau ketika tidak boleh menggunakan air karena akan menimbulkan bahaya. Juga tidak sama maksudnya dengan bolehnya berbuka puasa dibulan Ramadhan bagi orang yang sakit atau sedang bepergian, (dan tidak sama maksudnya dengan bolehnya atau rukhsah/ samahat tentang qashar/penyingkatan sholat wajib bila dalam perjalanan,– pen.) .</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Hal-hal seperti itu berbeda dengan mencari-cari dan mengikuti segala keringanan dan perkataan atau pendapat dari para ulama. Boleh jadi para ulama itu benar pendapatnya dalam suatu masalah, tetapi salah dalam masalah yang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Sudah tentu kita harus menghargai pendapat para ulama yang dalam ijtihadnya tidak mendahulukan kehendak <i>hawa nafsunya</i> dan tidak terlalu fanatik buta, meskipun pendapat para ulama ini bertentangan dengan pendapat kita. Secara lahiriah, para mujtahid </span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;">yang telah memenuhi syarat sebagai mujtahid</span><span style="font-family: Times New Roman; font-size: large;"></span><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> sesungguhnya ingin mencari keridhaan Allah swt. dan berkeinginan untuk mendapatkan yang hak atau benar, asalkan pendapat- nya itu jauh dari hal-hal yang <i>syadz</i> atau aneh atau dengan kata lain tidak bertentangan dengan ijma’ (kesepakatan) kebanyakan ulama.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Sedangkan orang-orang yang melakukan ijtihad mengenai hal-hal yang semestinya tidak perlu di-ijtihad, atau hal-hal yang bertentangan dengan ijma’ ulama, tidak sejalan dengan nash Al-Qur’an dan As-Sunnah, harus kita jauhi. </span><br /><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Apalagi orang-orang yang ijtihad ini menganggap dirinya seorang mujtahid yang jika ia salah tetap mendapat satu pahala dan jika ia benar mendapat dua pahala, seraya mengaku atau menyamakan dirinya sebagai kelompok ulama besar. Orang-orang ini kadang-kadang memperlihatkan keberaniannya/tanggung jawabnya dalam mengambil kesimpulan hukum Islam. Mereka ini sering juga mengaku dirinya sebagai seorang reformer (pembaharu) atau juga sebagai seorang innovator (seorang ahli pikir), padahal sesungguhnya dia tidak mempunyai kemampuan apa-apa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Maka bila kita berhadapan dengan orang-orang semacam ini, tidak perlu dipertimbangkan lagi dia sudah pasti berdosa karena telah sesat bahkan menyesatkan orang lain. Segala perkataannya harus ditinggalkan sejauh-jauhnya. Hanya milik Allah-lah segala urusan. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;">Demikianlah sebagian kutipan dari buku Shalat bersama Nabi saw. tentang haramnya orang yang sering mencari-cari keringanan untuk suatu masalah hukum Islam. Semoga kita semua diberi hidayah oleh Allah swt. amin<span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b>.</b></u></span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--></b></u></span></span></span><br /><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> </b></u></span></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2012/07/10/imam-abu-hanifah-imam-hanafi-ternyata-seorang-tabiin-yang-bertemu-dengan-16-shahabat/" title="Imam Abu Hanifah (imam Hanafi) ternyata seorang tabiin yang bertemu dengan 16 shahabat"><span style="color: blue;">Imam Abu Hanifah (imam Hanafi) ternyata seorang tabiin yang bertemu dengan 16 shahabat</span></a></span></b></b></u></span></span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b> </b></u></span></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /> </span></b></u></span></span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b></b></u></span></span></span><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nu’man bin Tsabit bin Zuta bin Mahan at-Taymi</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab"><span style="color: blue;">bahasa Arab</span></a>: النعمان بن ثابت</b>), lebih dikenal dengan nama <b>Abū </b></span><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">Ḥ</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">anīfah</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">, (<b><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Arab" title="Bahasa Arab"><span style="color: blue;">bahasa Arab</span></a>: بو حنيفة</b>) (lahir di <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Kufah" title="Kufah"><span style="color: blue;">Kufah</span></a>, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Irak" title="Irak"><span style="color: blue;">Irak</span></a> pada 80 </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hijriyah" title="Hijriyah"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">H</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> / 699 </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masehi" title="Masehi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">M</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> — meninggal di </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Baghdad" title="Baghdad"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Baghdad</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">, Irak, 148 </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hijriyah" title="Hijriyah"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">H</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> / 767 </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Masehi" title="Masehi"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">M</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">) merupakan pendiri dari</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Madzhab" title="Madzhab"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Madzhab</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Fiqih" title="Fiqih"><span style="color: blue;">Yurisprudensi Islam</span></a> <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Hanafi" title="Hanafi"><span style="color: blue;">Hanafi</span></a>.</span></span></b></u></span></span></span></div><span style="font-family: Arial; font-size: large;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><u><b><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Abu Hanifah juga merupakan seorang Tabi’in, generasi setelah Sahabat nabi, karena dia pernah bertemu dengan salah seorang sahabat bernama Anas bin Malik, dan meriwayatkan hadis darinya serta sahabat lainnya.</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hanifah#cite_note-2"><sup><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">[3]</span></sup></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Imam Hanafi disebutkan sebagai tokoh yang pertama kali menyusun kitab fiqh berdasarkan kelompok-kelompok yang berawal dari kesucian (<i>taharah</i>), <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Salat" title="Salat"><span style="color: blue;">salat</span></a> dan seterusnya, yang kemudian diikuti oleh ulama-ulama sesudahnya seperti <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Malik_bin_Anas" title="Malik bin Anas"><span style="color: blue;">Malik bin Anas</span></a>, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Syafi%27i" title="Imam Syafi'i"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Imam Syafi’i</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">,</span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Dawud" title="Abu Dawud"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Abu Dawud</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">, <a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Bukhari" title="Bukhari"><span style="color: blue;">Bukhari</span></a>, </span><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Imam_Muslim" title="Imam Muslim"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Muslim</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> dan lainnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">[<a href="http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Abu_Hanifah&action=edit&section=1" title="Sunting bagian: Referensi"><span style="color: blue;">sunting</span></a>]Referensi</span></b></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hanifah#cite_ref-0"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">^</span></b></a><a href="http://www.inter-islam.org/Biographies/4imam.htm"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Imaam Abu Hanifa (R.A.), Biography of One of The Four Great Imaams- I</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hanifah#cite_ref-1"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">^</span></b></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> The Conclusive Argument from God:Shah Wali Allah of Delhi’s Hujjat Allah Al-baligha, pg 425</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="http://id.wikipedia.org/wiki/Abu_Hanifah#cite_ref-2"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">^</span></b></a><a href="http://www.masud.co.uk/ISLAM/misc/abu_hanifa.htm"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Imam-ul-A’zam Abu Hanifa, The Theologian</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></span></li></ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Upholding the Opinion that Imam Abu Hanifa was One of the Tabi`in</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></span><br /><hr align="center" size="2" width="100%" /><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">[Source: Dr. `Inayatullah Iblagh al-Afghanistani, Doctorate thesis: <i>al-Imam al-A`zam Abu Hanifa al-Mutakallim</i> (The Greatest Imam: Abu Hanifa, The Theologian), 2<sup>nd</sup> edition, with supervision of Dr. Muhammad Ali Mahjub, Minister of Awqaf and President of the Supreme Council for Religious Affairs, Cairo, 1987.]</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Some counted his teachers as four thousand within the ranks of the <i>Tabi`in</i>. Among them al-Laith ibn Sa`d and Malik ibn Anas, the Imam of <i>Dar al-Hijra</i> as mentioned by Daraqutni [<i>al-Khairat al-Hisan</i>, 23].</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">The author of <i>al-Khairat al-Hisan</i> collected information from books of biographies and cited the names of the <i>Sahaba</i> whom it is reported that the Imam has transmitted <i>ahadith</i> from. He counted them as sixteen of the <i>Sahaba</i>. They are:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Anas ibn Malik</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Abdullah ibn Anis al-Juhani</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Abdullah ibn al-Harith ibn Juz’ al-Zabidi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4. Jabir ibn Abdullah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">5. Abdullah ibn Abi Awfa</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">6. Wa’ila ibn al-Asqa`</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">7. Ma`qal ibn Yasar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">8. Abu Tufail `Amir ibn Wa’ila</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">9. `A’isha bint Hajrad</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">10. Sahl ibn Sa`d</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">11. al-Tha’ib ibn Khallad ibn Suwaid</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">12. al-Tha’ib ibn Yazid ibn Sa`id</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">13. Abdullah ibn Samra</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">14. Mahmud ibn al-Rabi`</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">15. Abdullah ibn Ja`far</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">16. Abu Umama</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Many disagreements exist regarding his reporting of <i>Ahadith</i> from some of these <i>Sahaba</i>. His reporting from Anas is supported by most of the biographers. The following are some of the <i>Ahadith</i> believed to be reported by the Imam directly from the <i>Sahaba</i>. Many biographers list them in their books:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">First Hadith:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Seeking of knowledge is an obligation on each and every Muslim.” Reported by Abu Hanifa upon the authority of Anas ibn Malik. Many books of biography mention two chains of transmition for this Hadith.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Arabic transliteration: (“Talabu al-`ilmi fariDaatun `ala kulli muslim”)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Second Hadith:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Abu Hanifa reported upon the authority of Jabir ibn Abdullah, said, “A man from the Ansar came to the Prophet Muhammad (saw) and said, ‘O Messenger of Allah! I never was gifted a son and a son was never born to me.’ So he (saw) said, ‘And where are you from the abundance of <i>zikr</i> and <i>istighfar</i>? Allah provides, by them, the children.” He said, “So, the man used to increase his charity and his asking for forgiveness.” Then Jabir, said “nine sons were born to him.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Some argued, though, that Jabir died in the year 79 A.H. while Abu Hanifa was born, most probably, in the year 80 A.H., so how can this report be true?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Arabic transliteration: (“Ja’a rajulun min al-anSar ila al-nabi – Salla allahu `alaihi wa sallam – fa qala lahu, ‘ya rasulallahi ma ruziqtu waladan qaTT wa la wulida li,’ faqala, ‘wa aina anta min kathrat al-istighfar wa al-Sadaqa, yarzuqu Allahu biha al-walad.’ Qal, “fa kana al-Rajul yukthiru min al-Sadaqa wa al-istighfar.” Wa qala jabir – radiya allahu `anh – “fa wulida lahu tis`atun mina al-dhukur”).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Third Hadith:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">The Greatest Imam said, “I heard Abdullah ibn Juz’ al-Zabidi, the companion of the Prophet (saw), saying, “Whoever learned the knowledge of religion, Allah will protect him from worries and will provide him with sustenance from where he does not expect.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Arabic transliteration: (“Man tafaqqaha fi al-din kafahu Allahu hammahu wa razaqahu min Haythu la yaHtasib”).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Fourth Hadith:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Reported from Abu Hanifa, said, “I heard Abdullah ibn Abi Awfa saing, “I heard the Prophet (saw) saying, “Whoever built a mosque, even if it be like a nest of a sand-grouse, Allah will build him a house in Paradise.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Arabic transliteration: (“Man bana lillahi baitan wa law ka mafHaSi qaTa, bana Allahu lahu baitan fi al-janna”).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Fifth Hadith:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Reported from Abu Hanifa, said, “I was born in the year eighty, and Abdullah ibn Anis came to <i>Kufa</i> in the year ninety-four, and I heard from him while I was fourteen years old. I heard him saying, ‘Your loving the thing causes blindness and deafness.’”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Arabic transliteration: (“Wulidtu sanata thamanin, wa qadima Abdullah ibn Anis al-Kufa sanata arba`in wa tis`in, wa sami`tu minhu wa ana ibnu arba`a `ashrata sana. Sami`tuhu yaqul, ‘Hubbuka al-shay’a yu`mi wa yuSimm’”).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Sixth Hadith:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Reported by Abu Hanifa, said I heard Wa’ila ibn al-Asqa` saying, “I heard the Messenger of Allah (saw) saying, ‘Do not display your rejoicing at your brother [‘s misfortune], so that Allah might remedy him and inflict it upon you.’”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Arabic transliteration: (“La tuZhiranna shamatataka li akhika fa yu`afiahu Allahu wa yabtalika”).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Seventh Hadith:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Reported from Abu Hanifa, said, “Wa’ila ibn al-Asqa` told me, from the Messenger of Allah (saw), said, ‘Leave what causes you doubt and head towards what does not cause you doubt.’”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Arabic transliteration: (“Da` ma yuribuk ila ma la uribuk”).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">[<i>al-Manaqib</i>, al-Muwaffaq al-Makki, Vol. 1, 27; <i>al-Manaqib</i>, al-Kurdari, Vol. 1, 5]</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">And from what is agreed upon among many of the authors is that the Imam saw Anas ibn Malik. [Even] al-Khatib al-Baghdadi, despite his advocacy of a negative image for the Imam, does support the fact of his seeing of Anas ibn Malik with his saying, “Abu Hanifa saw Anas ibn Malik and heard from `Ata’ ibn Abi Rabah” [Tarikh Baghdad, Vol. 13, 324].</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibn `Abd al-Barr mentions in his <i>Jami` Bayan al-`Ilm</i> [Vol. 1, 35], after he mentioned, alongside its <i>sanad</i>, a piece of news which Imam Abu Hanifa heard from Abdullah ibn al-Harith ibn al-Juz’, the <i>Sahabi</i>, “Ibn Sa`d, author of <i>al-Waqidi</i>, mentioned that Abu Hanifa saw Anas ibn Malik and Abdullah ibn al-Harith ibn al-Juz’.” Counting on this, Ibn al-Juz’ is considered to have died late, and in priority, that Abu Hanifa saw Abdullah ibn Abi Awfa since he was <i>Kufi</i> with regards to his residence and place of death.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Furthermore, Abu Nu`aim al-Asfahani mentioned among the <i>Sahaba</i>, whom Abu Hanifa saw, Anas, Abdullah ibn al-Harith, and Ibn Abi Awfa. The same is reported by Sibt ibn al-Jawzi upon the authority of Dhakir ibn Kamil from Abu `Ali al-Haddad from his book <i>al-Intisar wa’l-Tarjih</i>. This, considering the birth date of Abu Hanifa in the year 80 A.H., but if his birth date was in the year 61 A.H., or in the year 70 A.H., as in the reports of Ibn Zawad and Ibn Hayyan, the possibility of his seeing of the <i>Sahaba </i>would be bigger. Abu al-Qasim ibn Abi al-`Awam expanded on clarifying who was comtemporary of him relying on the first report in his book <i>Fazail Abi Hanifa wa Ashabih</i> (The Virtues of Abu Hanifa and His Followers).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Among what was altered by means of tampering in [the process of] copying what was mentioned is that Daraqutni was asked about Abu Hanifa’s hearing from Anas, is it considered correct? He said “<i>la wa la ru’ytuh</i>” (No, niether his seening). But the original statement is “<i>la illa ru’yatuh</i>” (No, except his seeing). As an evidence on this is what Suyuti mentioned in the beginning of his book <i>Tabiyd al-Sahifa</i> with his saying “Hamza al-Sahmi said, ‘I heard Daraqutni saying Abu Hanifa did not meet any of the <i>Sahaba</i> except that he saw Anas with his eyes but did not hear from him.’” And from the ones who professed his seeing Anas are: Ibn Sa`d, al-Daraqutni, Abu Nu`aim al-Asfahani, Ibn `Abd al-Barr, al-Khatib [al-Baghdadi], Ibn al-Jawzi, al-Sam`ani, `Abd al-Ghani al-Maqdisi, Sibt ibn al-Jawzi, Fazl Allah al-Turishty, Nawawi, Yafi`i, Dhahabi, Zain al-Din al-`Iraqi, al-Wali al-`Iraqi, Ibn al-Wazir, al-Badr al-`Ayni, Ibn Hajar [al-`Asqalani], Shihab al-Din al-Qastalani, Suyuti, and Ibn Hajar al-Makki, among others. [<i>Ta’nib al-Khatib fi ma Saqahu fi al-Imam Abi Hanifa min al-Akadhib</i>, Kawthari, 15].</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><br /><hr align="center" size="2" width="100%" /><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">References the Author Relied On:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1.<i> al-Haytami, al-Khairat al-Hisan</i>. For <i>al-`Allama</i>, Mufti al-Hijaz Ibn Hajar (d.943 A.H.).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. <i>Manaqib al-Imam Abi Hanifa</i>. For Abu al-Mu’ayyid al-Muwaffaq al-Makki (d.568).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3.<i> Manaqib Abi Hanifa</i>. For Ibn al-Bazzaz al-Kurdari, author of Fatawi al-Bazzaziyya (d. 827).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4. <i>al-Durr al-Munazzam fi Manaqib al-Imam al-A`zam</i>: a manuscript kept in the library of al-Azhar al-Sharif (#238). For Noah Afandi (d. 1070, Cairo).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">5. <i>al-`Uqud al-Jiman fi Manaqib Abi Hanifa al-Nu`man</i>: also a manuscript in al-Azhar. For al-Salih al-Dimashqi.</span></div><div class="MsoNormal"><br /></div><span style="font-size: large;"> </span></b></u></span></span></span></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-37959760363496571962013-02-04T17:13:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.766+07:00Apakah Maulid Nabi Bid'ah Dholalah ??<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><span style="font-size: large;"><b>Pemalsuan Terhadap Kitab Ibn Katsir</b></span><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Beginilah pemahaman mereka yang anti maulid</span>, lalu mereka mengajarkan kepada orang - orang awam dikalangan muslimin. ini salah satunya.</b></span><br /><span style="font-size: large;">“Sesungguhnya al-Hafiz Ibnu Katsir menyebutkan dalam <b>al-Bidayah wa an-Nihayah</b> (Jilid 11 mukasurat 172), bahawa Daulah Fatimiyah al-Ubaidiyyah (yang dinisbahkan kepada Ubaidullah bin Maimun al-Qadaah berbangsa Yahudi), yang memerintah Mesir dari tahun 357H hingga 567H, telah mengadakan pelbagai sambutan pada hari-hari yang tertentu, dan antaranya ialah sambutan Maulid Nabi صلى الله عليه وسلم.” – Tamat petikan</span><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;">Beginilah yang mereka naqalkan dari al-Hafiz Ibnu Katsir. Dan apabila kita merujuk kepada apa yang mereka sebutkan, kita katakan kepada mereka: Wallahi, Kamu semua telah berdusta!!! Sesungguhnya kami dapati daripada apa yang kamu dakwa daripada al-Hafiz Ibnu Katsir merupakan satu dustaan, tipudaya, pemalsuan dan pengkhianatan dalam mengambil kata-kata ulama.</span><br /><span style="font-size: large;">Nah, bagaimanakah kita boleh mempercayai dan berasa aman dengan mereka yang sanggup berbuat demikian kepada ulama? Mereka amat taksub dan mengikut hawa nafsu mereka sehingga sanggup berbuat apa sahaja dan enggan bermunaqasyah dengan adil, insaf dan jauh dari hawa nafsu.</span><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;">Berikut pendapat sebenar al-Hafiz Ibn Katsir pada amalan maulid dan perkembangannnya, dan yang telah <b><i>disembunyikan</i></b> oleh mereka yang mendakwa kononnya mereka bermunaqasyah dengan penuh keadilan dan keinsafan. <b>Al-Hafiz Ibn Katsir berkata dalam al-Bidayah wa an-Nihayah Juzuk 13, Halaman 136, Terbitan Maktabah al-Ma’arif seperti berikut:</b></span><br /><blockquote><span style="font-size: large;"><b>“… <i>al-Malik al-Mudzaffar</i> Abu Sa’id al-Kukabri, salah seorang dari pemimpin besar yang cemerlang serta raja-raja yang mulia, baginya kesan-kesan yang baik14 (lihat kata Ibn Katsir “kesan-kesan yang baik”), beliau telah mengadakan maulid yang mulia pada bulan Rabiulawwal, dan mengadakan sambutan yang besar. Selain itu, beliau seorang yang amat berani, berakal, alim lagi adil. Semoga Allah merahmati beliau dan memperbaikkan kesudahannya…” dan beliau berkata seterusnya : “dan beliau (Sultan Muzaffar) berbelanja untuk menyambut maulid 300,000 dinar”</b></span></blockquote><span style="font-size: large;">Maka lihatlah sidang pembaca sekalian, kepada puji-pujian kepadanya oleh Ibn Katsir, yang menyifatkan beliau sebagai seorang yang alim, adil lagi berani, dan tidak pernah mengatakan, zindiq, pembuat dosa, fasiq, melakukan dosa besar, sepertimana yang didakwa oleh mereka yang menentang sambutan ini. Sidang pembaca boleh merujuk sendiri kepada rujukan yang diberi, dan akan menemui kata-kata yang lebih hebat lagi dari ini, yang tidak disebutkan di sini bagi tidak memanjangkan perbahasan ini.</span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 2;"><span style="font-size: large;">Lihatlah juga kata-kata al-Imam al-Hafiz adz-Dzahabi dalam Siyar A’lam an-Nubala’, Juzuk 22, halaman 336, ketika menerangkan perihal <b><i>al-Malik al-Mudzaffar</i></b> apabila disebutkan: “Beliau merupakan seorang yang tawadhu’, baik, ahli sunnah, dan menyintai para fuqaha’ dan muhadditsin.</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2010/03/01/bukti-ibnu-taimiyah-ibnu-hajar-shalahuddin-al-ayubi-pro-maulid-nabi/" title="Bukti Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar, Shalahuddin Al Ayubi Pro Maulid Nabi"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bukti Ibnu Taimiyah, Ibnu Hajar, Shalahuddin Al Ayubi Pro Maulid Nabi</span></b></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">P</span></i></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">endapat Para Imam dan Muhaddits Tentang Perayaan Maulid & Peristiwa 12 Rabiul awal (maulid, hijrah & Wafat Nabi Muhammad)</span></b></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">membantah subhat dan finah agama wahhaby badui Najd terhadap Imam Ibnu Hajar Asyafi’i - al asy’ary (Bab Maulid)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :<br />Telah jelas dan kuat riwayat yang sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yang berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata : “hari ini hari ditenggelamkannya Fir’aun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : “Kita lebih berhak atas Musa as dari kalian”, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yang diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dengan pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur’an, maka nikmat apalagi yang melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt “SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG-ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA” (QS Al Imran 164).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketahuilah bahwa Ibnu Hajar ats qalani menggunakan istilah bid’ah hasanah – bid’ah hasanah(dalam pembagian bid’ah) agar tidak menyebut suatu “kesesatan” dengan “SUNNAH SAYYIAH”(SUNNAH YANG SESAT ) KARENA ADA HADIS YANG MENYEBUTKAN “SUNNAH SAYYIAH” :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Mundzir bin Jarir menceritakan dari ayahnya Jarir bin Abdillah , bahwasanya Rasulullah </span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">shalallahu ‘alaihi wassalam</span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">pernah bersabda:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَ</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">نْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سَنَّ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فِي</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اْلإِسْلاَمِ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سُنَّةً</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">حَسَنَةً</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فَلَهُ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَجْرُهَا</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَأَجْرُ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَمِلَ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بِهَا</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بَعْدَهُ،</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">غَيْرِ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يَنْقُصَ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أُجُوْرِهِمْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">شَيْءٌ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ومَنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سَنَّ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فِي</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اْلإِسْلاَمِ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سُنَّةً</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سَيِّئَةً</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">كَانَ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَلَيْهِ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وِزْرُهَا</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَوِزْرُ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">عَمِلَ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بِهَا</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بَعْدِهِ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">غَيْرِ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يَنْقُصَ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مِنْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَوْزَارِهِمْ</span><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: Verdana; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">شَيْءٌ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span><span style="font-size: large;"><i><span style="color: blue; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Siapa yang melakukan satu sunnah hasanah dalam Islam, maka ia mendapatkan pahalanya dan pahala orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi pahala-pahala mereka sedikitpun. Dan siapa yang melakukan satu sunnah sayyiah dalam Islam, maka ia mendapatkan dosanya dan dosa orang-orang yang mengamalkan sunnah tersebut setelahnya tanpa mengurangi dosa-dosa mereka sedikitpun</span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.” </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits yang mulia di atas diriwayatkan dalam Shahih Muslim no. 2348, 6741, Sunan An-Nasa‘i no.2554, Sunan At-Tirmidzi no. 2675, Sunan Ibnu Majah no. 203, Musnad Ahmad 5/357, 358, 359, 360, 361, 362 dan juga diriwayatkan oleh yang lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Yang dimaksud dengan sunnah hasanah dalam sabda Rasulullah </span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">shalallahu alaihi wassalam</span></i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">: </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">مَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً</span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Siapa yang melakukan satu sunnah hasanah dalam Islam) yakni menempuh satu jalan yang diridhai, yang jalan tersebut ada contoh/ asalnya dalam agama ini (bukan perkara yang diada-adakan/ bid’ah) dan akan menjadi contoh bagi orang lain. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Sedangkan sunnah sayyiah dalam sabda beliau: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ومَنْ سَنَّ فِي اْلإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً</span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />(siapa yang melakukan satu sunnah sayyiah dalam Islam) yakni jalan yang tidak diridhai yang tidak ada asalnya dalam agama ini. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jadi lebih baik membagi menyebut kesesatan dgn bid’ah dlalalah daripada menyebutnya dengan SUNNAH SAYYIAH</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">karena sudah maklum bahwa semua SUNNAH itu identik dengan amalan yang baik dan agar umat tidak bingung. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sunnah dipahami secara umum : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- sunnah bermakna Thariqah (cara hidup)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Sunnah bermakna tidak wajib (dalam fiqh)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Sunnah bermakna hadis2 atau amalan rasulullah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :<br />Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dengan sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300, dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yang kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yang telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah untuk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman-teman dan saudara-saudara, menjamu dengan makanan-makanan dan yang serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. Bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : “Husnulmaqshad fii ‘amalilmaulid”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :<br />Merupakan Bid’ah hasanah yang mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yang diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dengan kelahiran Nabi saw.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Pendapat Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif :<br />Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : “di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)” (shahih Bukhari hadits no.4813). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur’an turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yang gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh-sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :<br />Serupa dengan ucapan Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah<br />berkata “tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pada malamnya dengan berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yang sangat besar”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah<br />dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : “ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah<br />dengan karangan maulidnya yang terkenal “al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, “Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dengan tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yang membacanya serta merayakannya”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah<br />dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: “Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kepada orang yang menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad yang terkenal dengan Ibn Dihyah alkalbi dengan karangan maulidnya yg bernama “Attanwir fi maulid basyir an nadzir”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri dengan maulidnya “urfu at ta’rif bi maulid assyarif”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">12. Imam al Hafidh Ibn Katsir yang karangan kitab maulidnya dikenal dengan nama : “maulid ibn katsir”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">13. Imam Al Hafidh Al ‘Iraqy dengan maulidnya “maurid al hana fi maulid assana”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy telah mengarang beberapa maulid : Jaami’ al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al lafad arra’iq fi maulid khair al khalaiq, Maurud asshadi fi maulid al hadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">15. Imam assyakhawiy dengan maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi dengan maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As syaibaniy yang terkenal dengan ibn diba’ dengan maulidnya addiba’i</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">18. Imam ibn hajar al haitsami dengan maulidnya itmam anni’mah alal alam bi maulid sayid waladu adam</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">19. Imam Ibrahim Baajuri mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dengan nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">20. Al Allamah Ali Al Qari’ dengan maulidnya maurud arrowi fi maulid nabawi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">21. Al Allamah al Muhaddits Ja’far bin Hasan Al barzanji dengan maulidnya yang terkenal maulid barzanji</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani dengan maulid Al yaman wal is’ad bi maulid khair al ibad</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Namun memang setiap kebaikan dan kebangkitan semangat muslimin mestilah ada yg menentangnya, dan hal yg lebih menyakitkan adalah justru penentangan itu bukan dari kalangan kuffar, tapi dari kalangan muslimin sendiri, mereka tak suka Nabi saw dicintai dan dimuliakan, padahal para sahabat radhiyallahu’anhum sangat memuliakan Nabi saw, Setelah Rasul saw wafat maka Asma binti Abubakar shiddiq ra menjadikan baju beliau saw sebagai pengobatan, bila ada yg sakit maka ia mencelupkan baju Rasul saw itu di air lalu air itu diminumkan pada yg sakit (shahih Muslim hadits no.2069).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">seorang sahabat meminta Rasul saw shalat dirumahnya agar kemudian ia akan menjadikan bekas tempat shalat beliau saw itu mushollah dirumahnya, maka Rasul saw datang kerumah orang itu dan bertanya : “dimana tempat yg kau inginkan aku shalat?”. Demikian para sahabat bertabarruk dengan bekas tempat shalatnya Rasul saw hingga dijadikan musholla (Shahih Bukhari hadits no.1130). Sayyidina Umar bin Khattab ra ketika ia telah dihadapan sakratulmaut, Yaitu sebuah serangan pedang yg merobek perutnya dengan luka yg sangat lebar, beliau tersungkur roboh dan mulai tersengal sengal beliau berkata kepada putranya (Abdullah bin Umar ra), “Pergilah pada ummulmukminin, katakan padanya aku berkirim salam hormat padanya, dan kalau diperbolehkan aku ingin dimakamkan disebelah Makam Rasul saw dan Abubakar ra”, maka ketika Ummulmukminin telah mengizinkannya maka berkatalah Umar ra : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu” (dimakamkan disamping makam Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.1328). Dihadapan Umar bin Khattab ra Kuburan Nabi saw mempunyai arti yg sangat Agung, hingga kuburannya pun ingin disebelah kuburan Nabi saw, bahkan ia berkata : “Tidak ada yang lebih kupentingkan daripada mendapat tempat di pembaringan itu”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan masih banyak riwayat shahih lainnya tentang takdhim dan pengagungan sahabat pada Rasulullah saw, namun justru hal itu ditentang oleh kelompok baru di akhir zaman ini, mereka menganggap hal hal semacam itu adalah kultus, ini hanya sebab kedangkalan pemahaman syariah mereka, dan kebutaan atas ilmu kemurnian tauhid. </span><br /><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maka marilah kita sambut kedatangan Bulan Kebangkitan Cinta Muslimin pada Nabi saw ini dengan semangat juang untuk turut berperan serta dalam Panji Dakwah, jadikan medan ini benar benar sebagai ajang perjuangan kita untuk menerangi wilayah kita, masyarakat kita, masjid kita, musholla kita, rumah rumah kita, dengan cahaya Kebangkitan Sunnah, Cahaya Semangat Hijrah, kemuliaan kelahiran Nabi saw yg mengawali seluruh kemuliaan islam, dan wafatnya Nabi saw yg mengawali semangat pertama setelah wafatnya beliau saw.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Saudara saudarku, kelompok anti maulid semakin gencar berusaha menghalangi tegaknya panji dakwah, maka kalian jangan mundur dan berdiam diri, bela Nabimu saw, bela idolamu saw, tunjukkan akidah sucimu dan semangat juangmu, bukan hanya mereka yg memiliki semangat juang dan mengotori masji masjid ahlussunnah dengan pencacian dg memfitnah kita adalah kaum musyrik karena mengkultuskan Nabi,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Saudaraku bangkitlah, karena bila kau berdiam diri maka kau turut bertanggung jawab pula atas kesesatan mereka, padahal mereka saudara saudara kita, mereka teman kita, mereka keluarga kita, maka bangkitlah untuk memperbaiki keadaan mereka, bukan dengan pedang dan pertikaian, sungguh kekerasan hanya akan membuka fitnah lebih besar, namun dg semangat dan gigih untuk menegakkan kebenaran, mengobati fitnah yg merasuki muslimin muslimat..</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nah saudara saudaraku, para pembela Rasulullah saw.. jadikan 12 Rabiul awwal adalah sumpah setiamu pada Nabimu Muhammad saw, Sumpah Cintamu pada Rasulullah saw, dan Sumpah Pembelaanmu pada Habibullah Muhammad saw.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=90&Itemid=12&lang=id"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://www.majelisrasulullah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=90&Itemid=12&lang=id</span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">12 RABIUL AWAL : PERISTIWA MAULID, HIJRAH DAN WAFAT (HAUL) NABI MUHAMMAD SAW.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.files.wordpress.com/2010/02/calender-saudi-2010.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Gambar diatas menunjukan bahwa Ummul qara university – arab saudi pun mengakui bahwa 12 rabiul awal adalah tarikh kelahiran Nbi Muhammad SAW berdasarkan riwayat yang shahih dan mashur!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Puji syukur <i>Alhamdulillah</i>hirobil ‘alamin marilah kita panjatkan kehadlirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya. </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sholawat serta salam, semoga senantiasa dilimpahkan kepada junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW, yang selalu kita nantikan syafa’at-nya di Hari Kiamat. Amin. </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Amalan umat islam ahlusunnah wal jamaah pada saat “maulid”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- membaca sirah/kisah Nabi Muhammad SAW</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sirah, atau sejarah hidup Rasulullah SAW itu sangat perlu dibaca dan dikaji karena penuh inspirasi dan bisa memantapkan iman. Allah SWT berfirman,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَكُلًّا نَقُصُّ عَلَيْكَ مِنْ أَنْبَاءِ الرُّسُلِ مَا نُثَبِّتُ بِهِ فُؤَادَكَ</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dan semua kisah dari rasul-rasul kami ceritakan kepadamu, ialah kisah-kisah yang dengannya kami teguhkan hatimu.. (Hud :120)”</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- Membaca shalawat.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahkan Allah SWT dan para malaikat bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">[33:56]</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya<sup> </sup>(Surat Al-ahzab 56)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebagaimana diketahui, setiap tanggal 12 Rabiul Awal, kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Peringatan ini dimaksudkan untuk mengingat tiga peristiwa besar yang dialami oleh Rasulullah SAW, yakni kelahiran, Hijrah dan wafatnya Muhammad SAW.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">A. Peristiwa besar saat lahirnya sebaik baik makhluk (Nabi Muhammad SAW) pada 12 Rabiul awal </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tanggal 12 Rabiul Awal adalah hari bersejarah yang utama bagi umat Islam di seluruh dunia, karena para hari itulah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dilahirkanke dunia, membawa rahmat bagi seluruh alam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beliau dilahirkan di Makkah, kira-kira 200 meter dari Masjidil Haram pada Senin menjelang terbit fajar 12 Rabi’ul Awal tahun Gajah bertepatan dengan 20 April 571 M. Kini tempat kelahiran Nabi itu dijadikan perpustakaan “Maktabah Makkah al Mukarromah”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dinamakan tahun itu dengan ‘tahun Gajah’ karena tentara Abrahah dari Yaman menyerang Ka’bah dengan maksud akan meruntuhkannya. Mereka datang dengan mengendarai gajah. Akan tetapi penyerangan itu gagal, dengan dikirim Allah pasukan burung ababil dari angkasa menjatuhkan batu-batu berapi kepada mereka sehingga mereka hancur lumat seperti daun kayu yang dimakan ulat, sebagaimana firman Allah dalam al Quran surat al Fil ayat 1 – 4.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menurut pendapat Ibnu Ishak yang mahsyur, Nabi SAW lahir 50 hari sesudah peristiwa itu. Ada pula pendapat yang menyatakan 30 hari, 40 hari dan 55 hari sesudah kejadian itu. Mengenai tanggal lahirnya pun terjadi pula perbedaan pendapat ahli-ahli sejarah. Ada yang mengatakan tanggal 2 Rabiul Awal, 8 Rabiul Awal, 17 Rabiul Awal, dan 18 Rabiul Awal. Pendapat yang mahsyur dan penduduk Makkah sependapat tanggal 12 Rabiul Awal. Adapun saat kelahiran beliau itu menurut yang mahsyur menjelang terbit fajar, saat doa dimakbulkan Allah SWT.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hari Istimewa</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Perlu diketahui, sejatinya Allah SWT juga menjadikan hari kelahiran Nabi SAW sebagai momen istimewa. Fakta bahwa Rasul SAW terlahir dalam keadaan sudah dikhitan (<i>Almustadrak ala shahihain hadits no.4177</i>) adalah salah satu tengara. Fakta lainnya:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertama</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, perkataan Utsman bin Abil Ash Atstsaqafiy dari ibunya yang pernah menjadi pembantu Aminah r.a. ibunda Nabi SAW. Ibu Utsman mengaku bahwa tatkala Ibunda Nabi SAW mulai melahirkan, ia melihat bintang bintang turun dari langit dan mendekat. Ia sangat takut bintang-bintang itu akan jatuh menimpa dirinya, lalu ia melihat kilauan cahaya keluar dari Ibunda Nabi SAW hingga membuat kamar dan rumah terang benderang (<i>Fathul Bari juz 6/583</i>).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedua</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, Ketika Rasul SAW lahir ke muka bumi beliau langsung bersujud (<i>Sirah Ibn Hisyam</i>).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, riwayat yang shahih dari Ibn Hibban dan Hakim yang menyebutkan bahwa saat Ibunda Nabi SAW melahirkan Nabi SAW, beliau melihat cahaya yang teramat terang hingga pandangannya bisa menembus Istana-Istana Romawi (<i>Fathul Bari juz 6/583</i>).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keempat</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, di malam kelahiran Rasul SAW itu, singgasana Kaisar Kisra runtuh, dan 14 buah jendela besar di Istana Kisra ikut rontok.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kelima</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, padamnya Api di negeri Persia yang semenjak 1000 tahun menyala tiada henti (<i>Fathul Bari 6/583</i>).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kenapa peristiwa-peristiwa akbar itu dimunculkan Allah SWT tepat di detik kelahiran Rasulullah SAW?. Tiada lain, Allah SWT hendak mengabarkan seluruh alam bahwa pada detik itu telah lahir makhluk terbaik yang pernah diciptakan oleh-Nya, dan Dia SWT mengagungkan momen itu sebagaimana Dia SWT menebar salam sejahtera di saat kelahiran nabi-nabi sebelumnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam Shahih Bukhari diceritakan, sebuah kisah yang menyangkut tentang Tsuwaibah. Tsuwaibah adalah budak [perempuan] Abu Lahab [paman Nabi Muhammad [SAW]. Tsuwaibah memberikan kabar kepada Abu Lahab tentang kelahiran Muhammad [keponakannya], tepatnya hari Senin tanggal 12 Robiul Awwal tahun Gajah. Abu Lahab bersuka cita sekali dengan kelahiran beliau. </span><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maka, dengan kegembiraan itu, Abu Lahab membebaskan Tsuwaibah. Dalam riwayat disebutkan, bahwa setiap hari Senin, di akhirat nanti, siksa Abu Lahab akan dikurangi karena pada hari itu, hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Abu Lahab turut bersuka cita. Kepastian akan hal ini tentu kita kembalikan kepada Allah SWT, yang paling berhak tentang urusan akhirat. </span><br /><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW secara seremonial sebagaimana yang kita lihat sekarang ini, dimulai oleh Imam Shalahuddin Al-Ayyubi, komandan Perang Salib yang berhasil merebut Jerusalem dari orang-orang Kristen. Akhirnya, setelah terbukti bahwa kegiatan ini mampu membawa umat Islam untuk selalu ingat kepada Nabi Muhammad SAW, menambah ketaqwaan dan keimanan, kegiatan ini pun berkembang ke seluruh wilayah-wilayah Islam, termasuk Indonesia. Kita tidak perlu merisaukan aktifitas itu. Aktifitas apapun, jika akan menambah ketaqwaan kita, perlu kita lakukan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">B. PERISTIWA HIJRAH : SAMPAINYA RASULULLAH DI MADINAH PADA 12 RABIUL AWAL </span></b></span></div><table align="left" border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable" style="mso-cellspacing: 0in; mso-padding-alt: 0in 0in 0in 0in; mso-table-anchor-horizontal: column; mso-table-anchor-vertical: paragraph; mso-table-left: left; mso-table-lspace: 2.25pt; mso-table-rspace: 2.25pt; mso-yfti-tbllook: 1184;"> <tbody><tr style="mso-yfti-firstrow: yes; mso-yfti-irow: 0; mso-yfti-lastrow: yes;"> <td style="padding: 0in;" valign="top"><span style="font-size: large;"><br /></span></td> </tr></tbody></table><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">12 Rabiul Awal ,tahun 13 kerasulan atau 2 JULAI 622 M. Rasulullah, Abu Bakar dan rombongan sampai ke Madinah disambut oleh penduduk Madinah dengan kegembiraan dan kesyukuran. Hijrah Tarikh hijrah adalah tarikh tibanya Rasulullah di Madinah al-Munawwarah pada ketika itu di sebut Yatsrib. Rasulullah sampai di Quba’ pada hari Isnin 8 Rabiulawal dan Baginda sampai di Kota Madinah pada hari Jumaat 12 Rabiulawal dan Baginda menunaikan solat Jumaat yang pertama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">C. PERISTIWA WAFATNYA NABI MUHAMMAD : 12 RABIUL AWAL</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wafatnya junjungan besar kita, Muhammad Rasulullah saw. Rasulullah telah wafat pada hari Isnin 12 Rabiulawal 11H bersamaan 7 Jun 632M. Baginda wafat di rumah isterinya Aisyah ra dan dikebumikan di Madinah al-Munawwarah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peringatan Haul para Pendahulu </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW selalu berziarah ke makam para syuhada di bukit Uhud pada setiap tahun. Sesampainya di Uhud beliau memanjatkan doa sebagaimana dalam surat Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat 24:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inilah yang menjadi sandaran hukum Islam bagi pelaksanaan peringatan haul atau acara tahunan untuk mendoakan dan mengenang para ulama, sesepuh dan orang tua kita.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Diriwayatkan pula bahwa para sahabat pun melakukan apa yang telah dilakukan Rasulullah. Berikut ini adalah kutipan lengkap hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَ رَوَى الْبَيْهَقِي فِي الشَّعْبِ، عَنِ الْوَاقِدِي، قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَزُوْرُ الشُّهَدَاءَ بِأُحُدٍ فِي كُلِّ حَوْلٍ. وَ إذَا بَلَغَ رَفَعَ صَوْتَهُ فَيَقُوْلُ: سَلاَمٌ عَلَيْكُم بِمَا صَبَرْتُمْ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّار</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Baihaqi meriwayatkan dari al-Wakidi mengenai kematian, bahwa Nabi SAW senantiasa berziarah ke makam para syuhada di bukit Uhud setiap tahun. Dan sesampainya di sana beliau mengucapkan salam dengan mengeraskan suaranya, “Salamun alaikum bima shabartum fani’ma uqbad daar” –QS Ar-Ra’d: 24– Keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.<br /></span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Lanjutan riwayat:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ثُمَّ أبُوْ بَكْرٍ كُلَّ حَوْلٍ يَفْعَلُ مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ عُمَرُ ثُمَّ عُثْمَانُ. وَ كاَنَتْ فَاطِمَةُ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا تَأتِيْهِ وَ تَدْعُوْ. وَ كاَنَ سَعْدُ ابْنِ أبِي وَقَّاصٍ يُسَلِّمُ عَلَيْهِمْ ثُمَّ يَقْبَلُ عَلَى أصْحَابِهِ، فَيَقُوْلُ ألاَ تُسَلِّمُوْنَ عَلَى قَوْمٍ يَرُدُّوْنَ عَلَيْكُمْ بِالسَّلَامِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Abu Bakar juga melakukan hal itu setiap tahun, kemudian Umar, lalu Utsman. Fatimah juga pernah berziarah ke bukit Uhud dan berdoa. Saad bin Abi Waqqash mengucapkan salam kepada para syuhada tersebut kemudian ia menghadap kepada para sahabatnya lalu berkata, ”Mengapa kalian tidak mengucapkan salam kepada orang-orang yang akan menjawab salam kalian?”</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demikian dalam kitab <i>Syarah Al-Ihya</i> juz 10 pada fasal tentang ziarah kubur. Lalu dalam kitab <i>Najhul Balaghah </i>dan Kitab <i>Manaqib As-Sayyidis Syuhada Hamzah RA </i>oleh Sayyid Ja’far Al-Barzanji dijelaskan bahwa hadits itu menjadi sandaran hukum bagi orang-orang Madinah untuk yang melakukan Ziarah Rajabiyah (ziarah tahunan setiap bulan Rajab) ke maka Sayidina Hamzah yang duitradisikan oleh keluarga Syeikh Junaid al-Masra’i karena ini pernah bermimpi dengan Hamzah yang menyuruhnya melakukan ziarah tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para ulama memberikan arahan yang baik tentang tata cara dan etika peringatan haul. Dalam <i>al-Fatawa al-Kubra</i>Ibnu Hajar mewanti-wanti, jangan sampai menyebut-nyebut kebaikan orang yang sudah wafat disertai dengan tangisan. Ibnu Abd Salam menambahkan, di antara cara berbela sungkawa yang diharamkan adalah memukul-mukul dada atau wajah, karena itu berarti berontak terhadap qadha yang telah ditentukan oleh Allah SWT.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Saat mengadakan peringatan haul dianjurkan untuk membacakan <i>manaqib</i> (biografi yang baik) dari orang yang wafat, untuk diteladani kebaikannya dan untuk berbaik sangka kepadanya. Ibnu Abd Salam mengatakan, pembacaan <i>manaqib</i> tersebut adalah bagian dari perbuatan taat kepada Allah SWT karena bisa menimbulkan kebaikan. Karena itu banyak para sahabat dan ulama yang melakukannya di sepanjang masa tanpa mengingkarinya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">D. PERISTWA – PERISTIWA PENTING PADA BULAN RABIUL AWAL BAGI UMAT ISLAM</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Peristiwa-Peristiwa Penting Bulan Rabiul Awal</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada banyak peristiwa penting yang telah dicatatkan oleh sejarah jatuh bangunnya tamadun Islam di dalam bulan Rabiulawal ini dan diantaranya ialah;</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. Perlantikan Nabi menjadi Rasul. Dibulan Rabiulawal inilah Nabi saw diangkat menjadi Rasul. Ketika ini Nabi saw berumur 40 tahun. Maka dengan ini bermulah dakwah baginda secara rasmi di Makkah al-Mukarramah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. Peperangan Banyak peperangan yang telah terjadi pada zaman Rasulullah saw diantara tentera Islam dan tentera kuffar. Diantara peperangan yang berlaku di bulan Rabiulawal ialah peperangan Safwan (Badar pertama), Bawat, Zi Amar (Ghatfan), Bani An-Nadhir, Daumatul Jandal dan peperangan Bani Lahyan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. Abu Bakar ra. menjadi khalifah Pada hari Rasulullah wafat, para sahabat tidak mahu menangguh urusan pentadbiran kerajaan dan segera membai’ah saidina Abu Bakar ra di Dewan Bani Sa’idah. Ini adalah kerana urusan pentadbiran negara tidak boleh terhenti walau seketika dan ia adalah nadi sesebuah kerajaan. Sebahagian sahabat pula menguruskan pengkebumian jenazah Rasulullah saw yang diketuai oleh Saidina Ali ra Ahli Bait Rasulullah saw.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Pembukaan Iraq Tentera Islam yang dipimpin oleh Khalid Ibni Walid ra telah memasuki Iraq dan bermulalah pemerintahan Islam di bumi Iraq di zaman saidina Abu Bakar ra.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Pembukaan Baitul Muqaddis Salahuddin al-Ayubi telah memimpin tentera Islam menewaskan tentera Salib dan seterusnya membuka pintu bagi pembukaan Baitul Muqaddis pada tahun 583 H.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Kejatuhan Empayar kerajaan Islam Sepanyol Kubu terakhir tentera Islam di Andalusia telah ditumbangkan oleh tentera Sepanyol yang dipimpin oleh Ferdinando dan Isabella pada tahun 897H. Bermulalah kemusnahan tempat-tempat bersejarah warisan umat Islam, masjid-masjid ditukar menjadi gereja dan muzium dan tiada lagi suara azan di negara tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika ditinjau dari amalan maulid, haul ataupun hijrah nabi Muhammad SAW maka Tidak ada letak bid’ah pada amalan maulid ini!</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">!</span></span></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-17276888939822668162013-02-04T17:08:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.866+07:00Apakah menyapu muka bid'ah Dhalalah ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 18.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2009/01/17/sunnah-menyapu-muka-setelah-shalat/" title="Sunnah menyapu muka setelah shalat"><span style="color: blue;">Sunnah menyapu muka setelah shalat</span></a></span></b></span><br /><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">- <b>Mengenai amalan setelah shalat (setelah mengucapkan salam berarti shalat sudah selesai) diantaranya yang menjadi amalan umat muslim ialah sunah menyapu muka</b>, mengenai hal akan saya jelaskan sebagai berikut :</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny002.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syaikh Daud bin ‘Abdullah al-Fathoni, yang menyebut dalam kitabnya “<b><i>Munyatul Musholli</i></b>” halaman 18, antara lain:-</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny005.0.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">…Adapun sunnat yang dikerjakan kemudian daripada sembahyang, maka adalah Nabi s.a.w. apabila selesai daripada sembahyang menyapu dengan tangannya di atas kepalanya dan dibacanya: </span><span style="font-size: large;"><i><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dengan nama Allah yang tiada tuhan selain Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Ya Allah, hilangkanlah daripadaku segala kebingungan (stress) dan kedukaan.”</span></i></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">( </span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بسم الله الذي لا إله إلا هو الرحمن الرحيم. اللهم اذهب عني الهم و الحزن</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alangkah indahnya amalan ini, di mana kita memohon kepada Allah agar segala yang merunsingkan kita, yang membingungkan kita, yang menggundahkan hati sanubari kita, yang bikin kita stress, yang membuat kita berdukacita, sama ada ianya kedukaan dunia lebih-lebih lagi di akhirat nanti, biarlah dihilangkan oleh Allah s.w.t. segala kerunsingan dan kedukaan tersebut daripada kita. Amalan ini bukanlah memandai para ulama membuatnya tetapi ada sandarannya daripada hadits Junjungan Nabi s.a.w., dan jika pun hadits – hadits ini tidak shohih (yakni dhoif) maka kaedah yang digunapakai oleh ulama kita ialah <b>hadits dhoif itu adalah hujjah untuk fadhoilul a’maal</b>. Antara haditsnya ialah apa yang diriwayatkan oleh Imam Ibnus Sunni, al-Bazzar dan Ibnu ‘Adi. Di sini aku nukilkan riwayat Ibnus Sunni dalam “<b><i>‘Amalul Yawm wal Lailah</i></b>” halaman 35, yang meriwayatkan bahawa Sayyidina Anas bin Malik r.a. berkata:-<br /></span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">كان رسول الله صلى الله عليه و سلم<br />إذا قضى صلاته مسح جبهته بيده اليمنى</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><b>ثم قال: أشهد أن لاإله إلا الله الرحمن الرحيم،<br />اللهم أذهب عني الهم و الحزن</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adalah Junjungan Rasulullah s.a.w. apabila selesai daripada sholat, baginda menyapu dahinya dengan tangan kanan sambil mengucapkan:</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> <b><i>“Aku naik saksi bahawasanya tiada tuhan yang disembah selain Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Pengasih. Ya Allah, hilangkanlah daripadaku segala kegundahan dan kedukaan.”</i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><b><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny001.0.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam “<b><i>Bughyatul Mustarsyidin</i></b>“, kitab masyhur himpunan Sayyid ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin ‘Umar Ba ‘Alawi, Mufti negeri-negeri Hadhramaut, pada halaman 49 dinyatakan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/ibnu%20sunny003.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Faedah) Ibnu Manshur telah meriwayatkan bahawasanya adalah Junjungan Nabi s.a.w. apabila selesai sholatnya, baginda menyapu dahinya dengan tapak tangan kanannya, kemudian melalukannya ke wajah baginda sehingga sampai ke janggut baginda yang mulia, sambil membaca:</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">بسم الله الذي لا إله إلا هو عالم الغيب و الشهادة الرحمن الرحيم<br />اللهم أذهب عني الهم و الحزن و الغم<br />اللهم بحمدك انصرفت و بذنبي اعترفت<br />أعوذ بك من شر ما اقترفت<br />و أعوذ بك من جهد بلاء الدنيا و عذاب الآخرة</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><i><span style="color: #009900; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dengan nama Allah yang tiada tuhan selainNya, yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, Maha Pemurah, Maha Pengasih. Ya Allah, hilangkanlah daripadaku segala kegundahan, kesedihan dan kekesalan. Ya Allah, dengan pujianMu aku berpaling dan dengan dosaku aku mengaku. Aku berlindung denganMu dari kejahatan apa yang aku lakukan dan aku berlindung denganMu dari kepayahan bala` dunia dan azab akhirat.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitulah, wahai ikhwah sandaran kita untuk beramal dengan menyapu muka selepas salam sholat. Oleh itu jangan mudah gusar melihat yang melakukannya. Kalau kita tidak suka, maka bagi kita amalan kita dan bagi mereka amalan mereka.</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">***Penulis : Abu Haidar ( Pulau Pinang – Malaysia, </span><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Alumni Pondok Pesantren Darussa’adah (Jl. Purnawirawan 7 -Gunung Terang – Bandar Lampung)***</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lampiran</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">1. </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ketika mengangkat kedua tangannya untuk berdo’a, tidaklah menurunkannya kecuali beliau mengusapkannya terlebih dahulu ke mukanya.Diriwayatkan oleh At Tirmidzi (2/244), Ibnu ‘Asakir (7/12/2).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">2. ‘Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a dan mengangkat kedua tangannya, maka beliau mengusap wajahnya dengannya”. Diriwayatkan oleh Abu Dawud (1492) dari Ibnu Lahi’ah dari Hafsh bin Hisyam bin ‘Utbah bin Abi Waqqash dari Sa’ib bin Yazid dari ayahnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">3. ”Jika kamu berdo’a kepada Allah,kemudian angkatlah kedua tanganmu (dengan telapak tangan diatas), dan jangan membaliknya,dan jika sudah selesai (berdo’a) usapkan (telapak tangan) kepada muka”. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah (1181, 3866), Ibnu Nashr dalam Qiyaamul-Lail (</span><span style="font-size: large;"><u><span style="color: #229c3f; font-family: "Verdana","sans-serif"; font-size: 12.0pt; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">m/s</span></u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">. 137),Ath Thabarani dalam Al-Mu’jam al-Kabir (3/98/1) & Hakim (1/536), dari Shalih ibn Hassan dari Muhammad ibn Ka’b dari Ibnu ‘Abbas radiallaahu ‘anhu (marfu’)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">4. Hadits dari Ibnu Abbas diatas juga diriwayatkan oleh Abu Dawud (1485), dan Bayhaqi (2/212), melalui jalur ‘Abdul Malik ibn Muhammad ibn Aiman dari ‘Abdullah ibn Ya’qub ibn Ishaq dari seseorang yang meriwayatkan kepadanya dari Muhammad ibn Ka’b, dengan matan sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">”Mintalah kepada Allah dengan (mengangkat) kedua telapak tanganmu,dan minta pada-Nya dengan membaliknya, dan jika kau selesai, maka usaplah mukamu dengannya”.<br /></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><br /><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">5. Menerima pakai hadis Dhoif dalam segala jenis amalan yang berbentuk <b>menggemar</b>dan <b>menakutkan (Fadhilah),</b> dalam <b>soal adab</b>, <b>sejarah</b>, <b>ketatasusilaan</b>, <b>kisah tauladan</b>, <b>manaqib</b> <b>(biodata seseorang), sejarah peperangan,</b> dan <b>seumpamanya </b>adalah diHaruskan (dibolehkan). Perkara ini telah disepakati (Ijmak) oleh para ulamak seperti yang dinukilkan oleh Imam al-Nawawi, Ibn Abdul Barr dan selain mereka. Malah Imam al-Nawawi menukilkan pandangan ulamak bahawa dalam hal-hal tersebut disunatkan beramal dengan hadis Dhoif.</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><span style="font-size: large;"><sup><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Semua Mursal yang berada didalam al-Muwata telah diwasalkan oleh Imam-imam hadis dalam karangan-karangan mereka dari thuruq yang lain dan hadis dhoif dalam musnad Ahmad (Imam Hambali) adalah hasan.</span></sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">6. Abu al-Syeikh Ibn Hibban dalam kitabnya <i>al-Nawa’ib</i> meriwayatkan secara Marfu’ hadis </span><span lang="MS" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: MS; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">J</span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">abir r.a yang menyebutkan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(( من بلغه عن اللّه عز وجل شيء فيه فضيلة , فأخذ به ايمانا به , ورجاء لثوابه ,</span></b></span></div><div class="MsoNormal" dir="RTL" style="direction: rtl; line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto; text-align: right; unicode-bidi: embed;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 16.0pt; mso-ansi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أعطاه اللّه ذلك , وان لم يكن كذلك )).</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Broadway; font-size: large; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Barang siapa yang sampai kepadanya sesuatu daripada Allah yang memuatkan sesuatu fadhilat, lalu dia beramal dengannya kerana percaya terhadapnya dan mengharapkan ganjaran pahalanya maka Allah memberikan yang demikian itu, sekalipun sebenarnya bukan begitu”.<sup>4</sup></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadis ini merupakan punca asas yang besar dalam membincangkan hukum-hukum berkaitan hadis Dhoif, kerana tidak mungkin sabdaan ini terbit daripada fikiran semata-mata tanpa Masmu’ (didengari dari Nabi s.a.w), bahkan ia sebenarnya merupakan dalil bahwa bagi hadis-hadis Dhoif mempunyai asal dan tanda pengesahan makbul (diterima).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: .25in; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sesungguhnya para Ulama menukilkan daripada Imam Ahmad bin Hanbal bahawa dalam soal hukum-hakam, beliau berpegang dengan hadis yang Dhoif (jika ditampung keDhoifan tersebut dengan kemasyhuran hadis terbabit). </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: SV; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beliau juga mengutamakan hadis Dhoif dari pandangan akal. Beliau mengambil hadis-hadis Dhoif pada perkara-perkara halus (seperti akhlak) dan fadhoil. Seperti itu juga Ibnu Mubarak, al-Anbari, Sufiyan al-Thawri dan di kalangan pemuka-pemuka umat r.ahum. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><b><u><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rujukan :</span></u></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">AL Majmu’ Juz 4 hal 81</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atahdzir wattanwir Juz 11 hal 318</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al Mughniy Juz 1 hal 278</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bughyatul Mustarsyidin</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“, kitab masyhur himpunan Sayyid ‘Abdur Rahman bin Muhammad bin Husain bin ‘Umar Ba ‘Alawi, Mufti negeri-negeri Hadhramaut (yaman) , halaman 49.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fathul Mu’in</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fathul Bari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Fathul Baari Imam Ibn Rajab Kitabusshalat Juz 7 hal 178 dan hal 201</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ibbanatul Ahkam: Imam Alwi bin Abbas al maliki</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jawaban Habib Munzir Almusawa tentang Fiqh Shalat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Munyatul Musholli</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, halaman 18, Syaikh Daud bin ‘Abdullah al-Fathoni</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mukhtasar Harari, 17 rukun shalat, hal 17</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shahih muslim</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shahih Bukhari</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="DE" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: DE; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 2 hal 211 Bab Raf’ul yadayn filqunut</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span lang="PT-BR" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-ansi-language: PT-BR; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sunan Imam Baihaqi ALkubra Juz 3 hal 41</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarh Nawawi Ala shahih Muslim Bab Dzikr Nida Juz 3 hal 324, dan banyak lagi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarah Shahih Bukhari li Ibn Batthal Juz 3 hal 424</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarah Safinatunnajah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sifat salat nabi, syaikh nasiruddin albany</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-size: large;"><a href="http://darulfatwa.org.au/languages/Indonesian/Mukhtassar_Al-Harari.pdf"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">http://darulfatwa.org.au/languages/Indonesian/Mukhtassar_Al-Harari.pdf</span></a></span></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-7282823805514873282013-02-04T16:16:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.875+07:00Apakah Tawasul dan Tabaruk itu Bid'ah Dhalalah ???<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2012/09/23/ibnu-katsir-vs-wahabi-scan-kitab-al-bidayah-wa-an-nihayah-riwayat-shahih-tawasul-sahabat-dengan-nabi-setelah-wafat-nabi/" rel="bookmark" title="Ibnu Katsir Vs Wahabi : Scan kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah “Riwayat Shahih Tawasul Sahabat dengan nabi setelah wafat Nabi”">Ibnu Katsir kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah “Riwayat Shahih Tawasul Sahabat dengan nabi setelah wafat Nabi”</a></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b>Tawassul telah terbukti bahwa termasuk dalam Sunnah</b>, bukan <i>Bid’ah</i> apa lagi di anggap <b><span style="font-size: large;">mereka dan mereka</span></b> mengakuinya meski pun mereka masih malu, mereka masih membedakan dengan Istilah <b>Tawassul Syar’i</b> (Tawassul Masyru’) dan<b>Tawassul bukan Syar’i</b> (Tawassul Ghairu Masyru’), namun kesalahan mereka bukan dalam Istilah tersebut, tapi karena tidak mengaggap <i>“Tawassul dengan Rasul dan para Sholihin setelah wafat”</i> sebagai <i>Tawassul Syar’i</i>, dan bahaya nya mereka mengkafirkan Tawassul ini dan menganggap pelaku nya sebagai <i>Kuburiyyun</i>(<i>penyembah kubur</i>), dan bahkan masih ada dalam pengikut <span style="font-size: large;">ajaran itu</span> yang justru masih mempermasalahkan perantara (<i>Wasilah</i>), dalam anggapan mereka harus berdoa langsung kepada Allah, tidak boleh pakai wasilah, karena <del>wasilah itu dapat menjadi syirik</del>, itulah sangkaan orang-orang yang tertipu oleh cara istidlal <span style="font-size: large;">mereka </span>yang tidak konsisten.</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>Ini Bukti Tawassul di masa Khalifah Umar bin Khattab</b> radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan oleh Ibnu Katsir dalam kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah- Jilid 1- Halaman 91 sebagai berikut :</span><br /><div dir="RTL"><span style="font-size: large;"><b>وقال الحافظ أبو بكر البيهقي : أخبرنا أبو نصر بن قتادة وأبو بكر الفارسي قالا : حدثنا أبو عمر بن مطر حدثنا إبراهيم بن علي الذهلي حدثنا يحيى بن يحيى حدثنا أبو معاوية عن الأعمش عن أبي صالح عن مالك قال : أصاب الناس قحط في زمن عمر بن الخطاب فجاء رجل إلى قبر النبي صلى الله عليه وسلم فقال : يا رسول الله استسق الله لأمتك فإنهم قد هلكوا ، فأتاه رسول الله صلى الله عليه وسلم في المنام فقال : ائت عمر فأقرئه مني السلام وأخبرهم أنهم مسقون ، وقل له : عليك بالكيس الكيس. فأتى الرجل فأخبر عمر ، فقال : يارب ! ما آلو إلا ما عجزت عنه . وهذا إسناد صحيح .</b></span></div><br /><span style="font-size: large;">Telah berkata al-Hafidz Abu Bakar al-Baihaqqi: Telah mengkhabarkan kepada kami Abu Nasr ibnu Qatadah dan Abu Bakar al-Farisi, berkata kedua nya: Telah menceritakan kepada kami Abu Umar ibn Mathar, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibn ‘ali al-Zuhli, telah menceritakan kepada kami Yahya Ibn Yahya, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah dari pada al-A’mash, dari pada Abu Sholeh dari pada Malik, beliau berkata :<br /><i>“Pada zaman kekhalifahan Umar ibnu Khattab, manusia ditimpa kemarau yang panjang, Maka seorang lelaki pergi ke kubur Rasulullah lalu berkata : </i><b>“Wahai Rasulullah! Mintalah kepada Allah agar menurunkan hujan kepada umatmu kerana mereka semua telah menderita”. Maka Rasulullah datang dalam tidurnya dan bersabda: “Pergilah bertemu Umar dan sampaikan salamku kepadanya, Khabarkanlah kepadanya bahwa mereka semua akan diturunkan hujan. Katakanlah kepadanya Hendaklah kamu bersungguh-sungguh dan bijaksana (dalam mengurusi umat)”</b><i>. Maka lelaki tersebut menemui umar dan menceritakan kepadanya tentang hal tersebut. Lalu Umar berkata : Wahai Tuhanku! Aku tidak melengah-lengahkan urusan umat kecuali apa yang tidak terdaya aku lakukannya”</i> . Sanad riwayat ini Shohih. [kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah- Jilid 1- Halaman 91].</span><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;">Tidak ada alasan bagi <span style="font-size: large;">mereka</span> mengingkari riwayat ini kecuali dengan tuduhan hadits Dho’if atau Palsu, dan mereka lebih senang menuduh Quburiyyun dan Syirik kepada pelaku Tawassul dari pada mengakui nya, seharus nya mereka mengakui riwayat ini sekalipun tidak mau melakukan nya karena dalam anggapan mereka ini riwayat Dho’if, sesungguhnya menghukumi sesat terhadap orang lain karena amalan dalam riwayat dho’if lebih bahaya dari pada beramal dengan hadits dho’if, karena dho’if itu menurut perasaan mereka, sementara ulama besar seperti Ibnu Katsir dan Imam Baihaqqi dalam masalah ini dan juga imam-imam lain nya, sangat jelas berkata bahwa riwayat ini Shohih, ini juga membuktikan bahwa ulama sepakat bahwa <b>Tawassul dengan Rasulullah setelah beliau wafat adalah Tawassul yang disyari’atkan</b> (Tawassul Masyru’), bukan perkara syirik apalagi menuduh pelaku dengan tuduhan penyembah kubur nabi</span><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2010/04/21/tafsir-ibnu-katsir-dan-adzkar-imam-nawawi-kisah-tawassul-dengan-nabi-muhammad-sesudah-wafatnya-nabi/" title="Tafsir Ibnu Katsir dan Adzkar Imam Nawawi : Kisah Tawassul Dengan Nabi Muhammad (Sesudah Wafatnya Nabi)"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Tafsir Ibnu Katsir dan Adzkar Imam Nawawi : Kisah Tawassul Dengan Nabi Muhammad (Sesudah Wafatnya Nabi)</span></b></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"><span style="font-size: large;">\</span></span><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"><span style="font-size: large;"> </span>Kisah Tawassul Utby Rah. (Guru Imam Syafii) dalam kitab Tafsir Ibnu katsir (Lihat di Surat ke 4 ayat 64) dan Al adzkar Imam Nawawi (Lihat di Bab ziarah kemakam Nabi) yang diingkari oleh golongan mereka. Bahkan puncak dari kedustaan <span style="font-size: large;">merka</span> adalah membuang kisah Uthby pada kitab al adzkar Nawawi cetakan penerbit wahhaby saudi arabia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/category/tafsir-ibnu-katsir-dan-adzkar-imam-nawawi-kisah-tawassul-dengan-nabi-muhammad-sesudah-wafatnya-nabi/post.php?action=edit&post=1409" title="Edit post"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";"><br /></span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Risalah ini terdiri dari :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- <b>Ayat-ayat Al-qur’an dalil tawassul</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">- <b>Hadits-hadis Nabawi dalil tawassul dengan Nabi dan Wali Allah Semasa Hidup ataupun sesudah wafatnya.</b></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- <b>Tawassul kepada Rasulallah saw. sesudah wafatnya:</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- <b>Allah menjadikan Penolong-penolong bagi Orang Beriman </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- <b>Muhammad Ibnu Abdul Wahhab Imamnya madzhab <span style="font-size: large;">mereka</span>) tidak mengingkari tawassul </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- <b>Para Nabi Hakikatnya Hidup didalam Kuburnya</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- <b>Diantara dalil-dalil orang yang membantah serta jawabannya </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/category/2009/06/21/2009/06/21/bantahan-terhadap-situs-penentang-ahlussunnah-bagian-ke-iv-kesesatan-paham-yang-menafikan-tawassul/" title="BANTAHAN TERHADAP SITUS PENENTANG AHLUSSUNNAH (BAGIAN KE-IV) : Kesesatan Paham yang Menafikan Tawassul"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Paham yang Menafikan Tawassul</span></b></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Bertawassul dengan para Nabi dan orang-orang shalih (Wali Allah) baik ketika mereka sudah hidup maupun setelah wafatnya adalah amalan ummat muslim diseluruh dunia. Berikut ini kami ketengahkan dalil-dalil shahih yang dijadikan rujukan pada amalan sunnah ini. Sedangkan nash atau dalil yang melarang tawassul dengan Nabi atau Wali Allah semasa hidup atau wafatnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">A. Ayat-ayat Al-qur’an dalil tawassul </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> 1. Dalam surat an-Nisa’ ayat 64, Allah swt. berfirman: </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.<b> Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu </b></span></i><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(Muhammad saw.)</span></b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul </span></i><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(Muhammad saw.) </span></b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.<b> </b></span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Dalam surat Al-Maidah ayat 35:</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">‘Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan carilah washilah….”</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keterangan :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibnu Taimiyyah disalah satu kitabnya Qa’idah Jalilah Fit-Tawassul Wal-Washilah dalam pembicaraannya mengenai tafsir ayat Al-Qur’an Al-Maidah: 35 menulis: ‘Hai orang-orang yang beriman, hendaklah kalian bertakwa kepada Allah dan carilah washilah….’ antara lain mengatakan:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Mencari washilah atau bertawassul untuk mendekatkan diri kepada Allah swt. hanya dapat dilakukan oleh orang yang beriman kepada Muhammad Rasulallah saw. dan mengikuti tuntunan agamanya. Tawassul dengan beriman dan taat kepada beliau saw. adalah wajib bagi setiap orang, lahir dan bathin, baik dikala beliau masih hidup maupun setelah wafat, baik langsung dihadapan beliau sendiri atau pun tidak. Bagi setiap muslim, tawassul dengan iman dan taat kepada Rasulallah saw. adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat ditinggalkan. Untuk memperoleh keridhoan Allah dan keselamatan dari murka-Nya tidak ada jalan lain kecuali tawassul dengan beriman dan taat kepada Rasul-Nya. Sebab, beliaulah penolong (Syafi’) ummat manusia. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Beliau saw. adalah makhluk Allah termulia yang dihormati dan diagungkan oleh manusia-manusia terdahulu maupun generasi-generasi berikutnya hingga hari kiamat kelak. Diantara para Nabi dan Rasul yang menjadi penolong ummatnya masing-masing. Muhammad Rasulallah saw. adalah penolong (Syafi’) yang paling besar dan tinggi nilainya dan paling mulia dalam pandangan Allah swt. Mengenai Nabi Musa as. Allah swt. berfirman, bahwa Ia mulia disisi Allah. Mengenai Nabi Isa a.s. Allah swt. juga berfirman bahwa Ia mulia didunia dan diakhirat, namun dalam firman-firman-Nya yang lain menegaskan bahwa Muhammad Rasulallah saw. lebih mulia dari semua Nabi dan Rasul. Syafa’at dan do’a beliau pada hari kiamat hanya bermanfaat bagi orang yang bertawassul dengan iman dan taat kepada beliau saw. Demikianlah pandangan Ibnu Taimiyyah mengenai tawassul.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam kitabnya Al-Fatawil-Kubra I :140 Ibnu Taimiyyah menjawab atas pertanyaan: Apakah tawassul dengan Nabi Muhammad saw. diperbolehkan atau tidak? Ia menjawab: “Alhamdulillah mengenai tawassul dengan mengimani, mencintai, mentaati Rasulallah saw. dan lain sebagainya adalah amal perbuatan orang yang bersangkutan itu sendiri, sebagaimana yang di perintahkan Allah kepada segenap manusia. Tawassul sedemikian itu di- benarkan oleh syara’ dan dalam hal itu seluruh kaum muslimin sepen- dapat.” </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. </span></i></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam Surat <i>Al-Baqarah :37, mengenai </i>Tawassul Nabi Adam as. pada Rasulallah saw.<i>: </i></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ اَنَّهُ هُوَا الـَّوَّابُ الرَّحِيْمُ </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang ”. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Keterangan : </span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Tawassul Nabi Adam as. pada Rasulallah saw.. Sebagaimana disebutkan <i>pada firman Allah swt. (Al-Baqarah :37) diatas<b>. </b>Menurut ahli tafsir kalimat-kalimat dari Allah yang diajarkan kepada Nabi Adam as. pada ayat diatas agar taubat Nabi Adam as. diterima ialah dengan menyebut dalam kalimat taubatnya bi-haqqi (demi kebenaran) Nabi Muhammad saw. dan keluarganya. Makna seperti ini bisa kita rujuk pada kitab: Manaqib Ali bin Abi Thalib, oleh Al-Maghazili As-Syafi’i halaman 63, hadits ke 89; Yanabi’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusui Al-Hanafi, halaman 97 dan 239 pada cet.Istanbul,. halaman 111, 112, 283 pada cet. Al-Haidariyah; Muntakhab Kanzul ‘Ummal, oleh Al-Muntaqi, Al-Hindi (catatan pinggir) Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 1, halaman 419; Ad-Durrul Mantsur, oleh As-Suyuthi Asy-Syafi’i, jilid 1 halaman 60; Al-Ghadir, oleh Al-Amini, jilid 7, halaman 300 dan Ihqagul Haqq, At-Tastari jilid 3 halaman 76. Begitu juga pendapat Imam Jalaluddin Al-Suyuthi waktu menjelaskan makna surat Al-Baqarah :37 dan meriwayatkan hadits tentang taubatnya nabi Adam as. dengan tawassul pada Rasulallah saw. </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Nabi Adam as. ,manusia pertama, sudah diajarkan oleh Allah swt. agar taubatnya bisa diterima dengan bertawassul pada Habibullah Nabi Muhammad saw., yang mana beliau <i>belum dilahirkan</i> di alam wujud ini. Untuk mengkompliti makna ayat diatas tentang tawassulnya Nabi Adam as. ini, kami akan kutip berikut ini beberapa hadits Nabi saw. yang berkaitan dengan masalah itu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> Al-Hakim dalam kitabnya <i>Al-Mustadrak/Mustadrak Shahihain</i> jilid 11/651 mengetengahkan hadits yang berasal dari <i>Umar Ibnul Khattab ra</i>. (diriwayat- kan secara berangkai oleh Abu Sa’id ‘Amr bin Muhammad bin Manshur Al-‘Adl, Abul Hasan Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Handzaly, Abul Harits Abdullah bin Muslim Al-Fihri, Ismail bin Maslamah, Abdurrahman bin Zain bin Aslam dan datuknya) sebagai berikut, Rasulallah saw.bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">قَالَ رَسُوْلُ الله.صَ. : لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمَُ الخَطِيْئَةَ قَالَ: يَا رَبِّ أسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ لِمَا غَفَرْتَ لِي, </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">فَقالَ اللهُ يَا آدَمُ, وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ أخْلَقُهُ ؟ قَالَ: يَا رَبِّ ِلأنَّـكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي بِيدِكَ </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوْحِكَ رَفَعْتُ رَأسِي فَرَأيـْتُ عَلَى القَوَائِمِ العَرْشِ مَكْتُـوْبًا:لإاِلَهِ إلاالله </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">مُحَمَّدَُ رَسُـولُ اللهِ, فَعَلِمْتُ أنَّكَ لَمْ تُضِفْ إلَى إسْمِكَ إلا أحَبَّ الخَلْقِ إلَيْكَ, فَقَالَ اللهُ </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">صَدَقْتَ يَا آدَمُ إنَّهُ َلاَحَبَّ الخَلْقِ إلَيَّ اُدْعُنِي بِحَقِّهِ فَقـَدْ غَفَرْتُ لَكَ, وَلَوْ لاَمُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Setelah Adam berbuat dosa ia berkata kepada Tuhannya: ‘Ya Tuhanku, demi kebenaran Muhammad aku mohon ampunan-Mu’. Allah bertanya (sebenarnya Allah itu maha mengetahui semua lubuk hati manusia, Dia bertanya ini agar Malaikat dan makhluk lainnya yang belum tahu bisa mendengar jawaban Nabi Adam as.): ‘Bagaimana engkau mengenal Muhammad, padahal ia belum kuciptakan?!’ </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menciptakan aku dan meniupkan ruh kedalam jasadku, aku angkat kepalaku. Kulihat pada tiang-tiang ‘Arsy termaktub tulisan <i>Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulallah.</i> Sejak saat itu aku mengetahui bahwa disamping nama-Mu, selalu terdapat nama makhluk yang paling Engkau cintai’.<i> </i>Allah menegaskan<i>: ‘Hai Adam, engkau benar, ia memang makhluk yang paling Kucintai. Berdo’alah kepada-Ku bihaqqihi </i>(demi kebenarannya)<i>, engkau pasti Aku ampuni. Kalau bukan karena Muhammad engkau tidak Aku ciptakan’ “.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits diatas diriwayatkan oleh <i>Al-Hafidz As-Suyuthi</i> dan dibenarkan olehnya dalam <i>Khasha’ishun Nabawiyyah</i>dikemukakan oleh Al-Baihaqi didalam <i>Dala ’ilun Nubuwwah,</i> diperkuat kebenarannya oleh Al-Qisthilani dan Az-Zarqani di dalam <i>Al-Mawahibul Laduniyyah</i> jilid 11/62, disebutkan oleh As-Sabki di dalam <i>Syifa’us Saqam,</i> Al-Hafidz Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Thabarani dalam <i>Al-Ausath</i> dan oleh orang lain yang tidak dikenal dalam <i>Majma’uz Zawa’id</i> jilid V111/253.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sedangkan hadits yang serupa/senada diatas yang sumbernya berasal dari Ibnu Abbas hanya pada nash hadits tersebut ada sedikit perbedaan yaitu dengan tambahan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَلَوْلآ مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُ آدَمَ وَلآ الجَنَّةَ وَلآ النَّـارَ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">‘Kalau bukan karena Muhammad Aku (Allah) tidak menciptakan Adam, tidak menciptakan surga dan neraka’.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Mengenai kedudukan hadits diatas para ulama berbeda pendapat. Ada yang menshohihkannya, ada yang menolak kebenaran para perawi yang meriwayatkannya, ada yang memandangnya sebagai hadits maudhu’, seperti Adz-Dzahabi dan lain-lain, ada yang menilainya sebagai hadits dha’if dan ada pula yang menganggapnya tidak dapat dipercaya. Jadi, tidak semua ulama sepakat mengenai kedudukan hadits itu. Akan tetapi Ibnu Taimiyah sendiri untuk persoalan hadits tersebut beliau menyebutkan dua hadits lagi yang olehnya dijadikan dalil. Yang pertama yaitu diriwayatkan oleh Abul Faraj Ibnul Jauzi dengan sanad Maisarah yang mengatakan sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ, مَتَى كُنْتَ نَبِيَّا ؟ قَالَ: لَمَّا خَلَقَ اللهُ الأرْضَ وَاسْتَوَى إلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَما وَا تٍ,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَ خَلَقَ العَرْشَ كَتـَبَ عَلَى سَـاقِ العَـرْشِ مُحَمَّتدٌ رَسُوْلُ اللهِ خَاتَمُ الأَنْبِـيَاءِ , وَ خَلَقَ اللهُ الجَنَّـةَ الَّتِي أسْكَـنَهَا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">آدَمَ وَ حَوَّاءَ فَكـُتِبَ إسْمِي عَلَى الأبْـوَابِ وَالأوْرَاقِ وَالقـِبَابِ وَ الخِيَامِ وَ آدَمُ بَيْـنَ الرَُوْحِ وَ الجَسَدِ,فَلَـمَّا أحْيَاهُ اللهُ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">تَعَالَى نَظَرَ إلَى العَـرْشِ , فَرَأى إسْمِي فَأخْبَرَهُ الله أنَّهُ سَيِّدُ وَلَدِكَ, فَلَمَّا غَرَّهُمَا الشَّيْطَانُ تَابَا وَاسْتَشْفَعَا بِإسْمِي عَلَيْهِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Aku pernah bertanya pada Rasulallah saw.: ‘Ya Rasulallah kapankah anda mulai menjadi Nabi?’ Beliau menjawab: ‘Setelah Allah menciptakan tujuh petala langit, kemudian menciptakan ‘Arsy yang tiangnya termaktub Muham- mad Rasulallah khatamul anbiya (Muhammad pesuruh Allah terakhir para Nabi), Allah lalu menciptakan surga tempat kediaman Adam dan Hawa, kemudian menuliskan namaku pada pintu-pintunya, dedaunannya, kubah-kubahnya dan khemah-khemahnya. Ketika itu Adam masih dalam keadaan antara ruh dan jasad. Setelah Allah swt .menghidupkannya, ia memandang ke ‘Arsy dan melihat namaku. Allah kemudian memberitahu padanya bahwa dia (yang bernama Muhammad itu) anak keturunanmu yang termulia. Setelah keduanya (Adam dan Hawa) terkena bujukan setan mereka ber- taubat kepada Allah dengan minta syafa’at pada namaku’ ”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sedangkan hadits yang kedua berasal dari Umar Ibnul Khattab (diriwayatkan secara berangkai oleh Abu Nu’aim Al-Hafidz dalam Dala’ilun Nubuwwah oleh Syaikh Abul Faraj, oleh Sulaiman bin Ahmad, oleh Ahmad bin Rasyid, oleh Ahmad bin Said Al-Fihri, oleh Abdullah bin Ismail Al-Madani, oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan ayahnya) yang mengatakan bahwa Nabi saw. berrsabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لَمَّا أصَابَ آدَمَ الخَطِيْئَةُ, رَفَعَ رَأسَهُ فَقَالَ: يَا رَبِّ بَحَقِّ مُحَمَّدٍ إلاَّ غَفَرْتَ لِي, فَأوْحَى إلَيْهِ, وَمَا مُحَمَّدٌ ؟</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَمَنْ مُحَمَّدٌ ؟ فَقَالَ: : يَا رَبِّ إنَّكَ لَمَّا أتْمَمْتَ خَلْقِي وَرَفَعْتُ رَأسِي إلَى عَرْشِكَ فَإذَا عَلَيْهِ مَكْتُوْبٌ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لإلَهِ إلااللهُ مُحَمَّدٌ رَسُـولُ اللهِ فَعَلِمْتُ أنَّهُ أكْرَمُ خَلْقِـكَ عَلَيْكَ إذْ قَرََرَنْتَ إسْمُهُ مَعَ اسْمِكَ فَقَالَ, نَعَمْ, قَدْ غَفَرْتُ لَكَ ,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَهُوَ آخِرُ الأنْبِيَاءِمِنْ ذُرِّيَّتِكَ, وَلَوْلاَهُ مَا خَلَقْتُكَ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Setelah Adam berbuat kesalahan ia mengangkat kepalanya seraya berdo’a: ‘Ya Tuhanku, demi hak/kebenaran Muhammad niscaya Engkau berkenan mengampuni kesalahanku’. Allah mewahyukan padanya: ‘Apakah Muhamad itu dan siapakah dia?’ Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menyempurnakan penciptaanku, kuangkat kepalaku melihat ke ‘Arsy, tiba-tiba kulihat pada “Arsy-Mu termaktub Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulallah. Sejak itu aku mengetahui bahwa ia adalah makhluk termulia dalam pandangan-Mu, karena Engkau menempatkan namanya disamping nama-Mu’. Allah menjawab: ‘Ya benar, engkau Aku ampuni,. ia adalah penutup para Nabi dari keturunanmu. Kalau bukan karena dia, engkau tidak Aku ciptakan’ ”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Yang lebih heran lagi dua hadits terakhir ini walaupun diriwayatkan dan di benarkan oleh Ibnu Taimiyyah, tapi beliau ini belum yakin bahwa hadits-hadits tersebut benar-benar pernah diucapkan oleh Rasulallah saw.. Namun Ibnu Taimiyyah toh membenarkan makna hadits ini dan menggunakannya untuk menafsirkan sanggahan terhadap sementara golongan yang meng- anggap makna hadits tersebut bathil/salah atau bertentangan dengan prinsip tauhid dan anggapan-anggapan lain yang tidak pada tempatnya. <b>Ibnu Taimiy yah dalam Al-Fatawi jilid XI /96 berkata sebagai berikut: </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Muhammad Rasulallah saw. adalah anak Adam yang terkemuka, manusia yang paling afdhal (utama) dan paling mulia. Karena itulah ada orang yang mengatakan, bahwa karena beliaulah Allah menciptakan alam semesta, dan ada pula yang mengatakan, kalau bukan karena Muhammad saw. Allah swt. tidak menciptakan ‘Arsy, tidak Kursiy (kekuasaan Allah), tidak menciptakan langit, bumi, matahari dan bulan. <b>Akan tetapi semuanya itu bukan ucapan Rasulallah saw, bukan hadits shohih dan bukan hadits dho’if, tidak ada ahli ilmu yang mengutipnya sebagai ucapan (hadits) Nabi saw. dan tidak dikenal berasal dari sahabat Nabi. Hadits tersebut merupakan pembicaraan yang tidak diketahui siapa yang mengucapkannya. Sekalipun demikian makna hadits tersebut tepat benar dipergunakan sebagai tafsir firman Allah swt.:</b> “Dialah Allah yang telah menciptakan bagi kalian apa yang ada dilangit dan dibumi ” (S.Luqman : 20), surat Ibrahim 32-34 (baca suratnya dibawah ini–pen.) dan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya yang menerangkan, bahwa Allah menciptakan seisi alam ini untuk kepentingan anak-anak Adam. Sebagai- mana diketahui didalam ayat-ayat tersebut terkandung berbagai hikmah yang amat besar, bahkan lebih besar daripada itu. Jika anak Adam yang paling utama dan mulia itu, Muhammad saw. yang diciptakan Allah swt. untuk suatu tujuan dan hikmah yang besar dan luas, maka kelengkapan dan kesempurnaan semua ciptaan Allah swt. berakhir dengan terciptanya Muhammad saw.“. Demikianlah Ibnu Taimiyyah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Firman-Nya dalam surat Ibrahim 32-34 yang dimaksud Ibnu Taimiyyah ialah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اللهُ الَّذِى خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَ الاَرْضَ وَاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً َفاَََخْرَجَ بِهِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًالَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِى البَحْرِ بِاَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">الاَنْهَارَ َوَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَآتَاكُمْ مِنْ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْه وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا اِنَّ الاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untuk kalian, dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian supaya bahtera itu dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagi kalian. Dan Dia jualah yang telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar dalam orbitnya masing-masing dan telah menundukkan bagi kalian siang dan malam. Dan Dia jugalah yang memberikan kepada kalian apa yang kalian perlukan/mohonkan. Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, kalian tidak akan dapat mengetahui berapa banyaknya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.(QS Ibrahim :32-34). <b>DAPAT DISIMPULKAN JUGA BAHWA IBNU TAYMIYAH MENGAKUI KONSEP “NUR MUHAMMAD” BAHWA NUR NABI MUHAMMAD ADALAH MAKHLUQ YANG PERTAMA KALI DICIPTAKAN. Dan perhatikan kebiasaan buruk dan kedustaan ibnu taymiyah (mati 721 H) yang mengatakan “tidak ada ahli ilmu yang mengutipnya” padahal imam Thabrani (wafat 360 H) menulisnya dalam al -ausath, Abu Nu’aim (wafat 430 H) dalam Dala’ilun Nubuwwah dsb.<i> </i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">B. Hadits-hadis Nabawi dalil tawassul dengan Nabi dan Wali Allah Semasa Hidup ataupun sesudah wafatnya.</span></i></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Hadits Shahih dari Abu Sa’id al Khudri Ra.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ibnu Majah dalam Sunannya meriwayatkan dari Abu Sa’id al Khudri –semoga Allah meridlainya-, ia berkata: Rasulullah Shallalahu ‘alayhi wasallam bersabda: “Barangsiapa keluar dari rumahnya untuk melakukan shalat (di masjid) kemudian ia berdo’a: Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan derajat orang-orang yang saleh yang berdo’a kepada-Mu (baik yang masih hidup atau yang sudah meninggal) dan dengan derajat langkah-langkahku ketika berjalan ini, sesungguhnya aku keluar rumah bukan untuk menunjukkan sikap angkuh dan sombong, juga bukan karena riya’ dan sum’ah, aku keluar rumah untuk menjauhi murka-Mu dan mencariridla-Mu, maka aku memohon kepada Engkau: selamatkanlah aku dari api neraka dan ampunilah dosa-dosaku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka Allah akan meridlainya dan tujuh puluh ribu malaikat memohonkan ampun untuknya” (H.R. Ahmad dalam al Musnad, ath-Thabarani dalam ad-Du’a, Ibn as-Sunni dalam ‘Amal al Yaum wa allaylah,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">al Bayhaqi dalam Kitab ad-Da’awat al Kabir dan selain mereka, sanad hadits ini dihasankan oleh al Hafizh Ibn Hajar, al Hafizh Abu al Hasan al Maqdisi, al Hafizh al ‘Iraqi, al Hafizh ad-Dimyathi dan lainlain). </span><br /><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dalam hadits ini terdapat dalil dibolehkannya bertawassul dengan para shalihin, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Hadits ini adalah salah satu dalil Ahlussunnah Wal Jama’ah untuk membantah golongan Wahhabi yang mengharamkan tawassul dan mengkafirkan pelakunya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Hadits Shahih tentang tawassulnya Sahabat yang sembuh penyakit Mata (Buta)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dari Ustman bin Hunaif yang mengatakan: “Sesungguhnya telah datang seorang lelaki yang tertimpa musibah (buta matanya) kepada Nabi saw. Lantas lelaki itu mengatakan kepada Rasulllah; ‘Berdo’alah kepada Allah untukku agar Dia (Allah swt) menyembuhkanku!’. Kemudian Rasulallah ber- sabda: ‘Jika engkau menghendaki maka aku akan menundanya untukmu, dan itu lebih baik. Namun jika engkau menghendaki maka aku akan berdo’a (untukmu)’. Kemudian dia (lelaki tadi) berkata: ‘Mohonlah kepada-Nya (untukku)!’. Rasulallah memerintahkannya untuk mengambil air wudhu, kemudian ia berwudhu dengan baik lantas melakukan shalat dua rakaat. Kemudian ia (lelaki tadi) membaca do’a tersebut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dan aku datang meng- hampiri-Mu, demi Muhammad sebagai Nabi yang penuh rahmat. Ya Muhammad, sesungguhnya aku telah datang menghampiri-mu untuk menjumpai Tuhan-ku dan meminta hajat-ku ini agar terkabulkan. Ya Allah, jadikanlah dia sebagai pemberi syafa’at bagiku’.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Utsman bin Hunaif berkata; ‘Demi Allah, belum sempat kami berpisah, dan belum lama kami berbicara, sehingga laki-laki buta itu menemui kami dalam keadaan bisa melihat dan seolah-olah tidak pernah buta sebelumnya”. (HR. Imam at-Turmudzi dalam “Sunan at-Turmudzi” 5/531 hadits ke-3578; Imam an-Nasa’i dalam kitab “as-Sunan al-Kubra” 6/169 hadits ke-10495; Imam Ibnu Majah dalam “Sunan Ibnu Majah” 1/441 hadits ke-1385; Imam Ahmad dalam “Musnad Imam Ahmad” 4/138 hadits ke-16789; al-Hakim an-Naisaburi dalam “Mustadrak as-Shohihain” 1/313; as-Suyuthi dalam kitab “al-Jami’ as-Shoghir” halaman 59, Sunan Ibnu Majah, jilid 1, hal 331; Mustadrak al-Hakim, jilid 1, hal 313 ; Talkhish al-Mustadrak, adz-Dzahabi dan sebagainya. Sehingga dari situ, Ibnu Taimiyah pun menyatakan kesahihannya pula ).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Syeikh Ja’far Subhani melakukan kajian tentang sanad hadits diatas ini di dalam bukunya yang berjudul Ma’a al-Wahabiy yinfi Khuthathihim wa ‘Aqa’idihim. Dia berkata, “Tidak ada keraguan tentang keshohihan sanad hadits ini. Bahkan, ulama yang dipercaya oleh kalangan Wahabi yaitu Ibnu Taimiyyah mengakui keshohihan sanad hadits ini, dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya yang dimaksud dengan nama Abu Ja’far yang terdapat di dalam sanad hadits ini adalah Abu Ja’far al-Khathmi. Dia seorang yang dapat dipercaya.’</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Kisah Shahabat yang menyaksikan kisah No. 2, mengajarkan Tawassul ini Pada Masa Khalifah Utsman </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dalam sebuah riwayat panjang tentang kisah <i>Utsman bin Hunaif</i> (salah seorang sahabat mulia Rasulallah saw.) yang disebutkan oleh <i>at-Tabrani </i>dari Abi Umamah bin Sahal bin Hunaif yang bersumber dari pamannya, Utsman bin Hunaif. Disebutkan bahwa, “Suatu saat seorang lelaki telah beberapa kali mendatangi khalifah Utsman bin Affan agar memenuhi hajat- nya. Saat itu, Utsman tidak menanggapi kedatangannya dan tidak pula mem- perhatikan hajatnya. Kemudian lelaki itu pergi dan ditengah jalan bertemu Utsman bin Hunaif dan mengeluhkan hal yang dihadapinya kepadanya. Mendengar hal itu, lantas Utsman bin Hunaif mengatakan kepadanya: ‘Ambillah bejana dan berwudhulah. Kemudian pergilah ke masjid (Nabi) dan shalatlah dua rakaat’. Seusainya maka katakanlah: <i>‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan mendatangi-Mu demi Nabi-Mu Muhammad yang sebagai Nabi pembawa Rahmat. Wahai Muhammad, aku menghadapkan wajahku kepadamu untuk memohon kepada Tuhanku. Maka kabulkan-lah hajatku’ </i>Kemudian sebutkanlah hajatmu. Beranjaklah maka aku akan mengiringimu’.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kemudian lelaki itu melakukan apa yang telah diberitahukan kepadanya. Selang beberapa saat, lalu ia kembali mendatangi pintu rumah <b>Utsman (bin ‘Affan).</b> Utsman pun mempersilahkannya masuk dan duduk di satu kursi dengannya, seraya berkata: Apakah gerangan hajatmu? Kemudian ia menyebutkan hajatnya, dan Utsman pun segera memenuhinya. Ia (Utsman) berkata kepadanya: ‘Aku tidak ingat terhadap hajatmu melainkan baru beberapa saat yang lalu saja’. Ia (Utsman bin Affan) pun kembali mengatakan: ‘Jika engkau memiliki hajat maka sebutkanlah (kepadaku)’! Setelah itu, lelaki itu keluar meninggalkan rumah Utsman bin Affan dan kembali bertemu Utsman bin Hunaif seraya berkata: ‘Semoga Allah membalas kebaikanmu’ ! </span><br /><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dia (Utsman bin Affan) awalnya tidak melihat dan memperhatikan hajatku sehingga <i>engkau telah berbicaranya</i> kepadanya tentangku.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Utsman bin Hunaif berkata: ‘Demi Allah, aku tidak pernah berbicara tentang kamu kepadanya. Tetapi aku telah melihat Rasulullah saw. didatangi dan dikeluhi oleh seorang yang terkena musibah penyakit kehilangan kekuatan penglihatannya, kemudian Nabi bersabda kepadanya: ‘Bersabarlah’! Lelaki itu menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki penggandeng dan itu sangat menyulitkanku’. Nabi bersabda: ‘Ambillah bejana dan berwudhulah, kemudian shalatlah dua rakaat, kemudian bacalah do’a-do’a berikut….’ (<b>info:</b> ini mengisyaratkan pada hadits tentang sahabat yang mendatangi Rasulallah karena kehilangan penglihatannya yang diriwayatkan dalam kitab “Musnad Ahmad” 4/138, “Sunan at-Turmudzi” 5/569 hadits ke-3578, “Sunan Ibnu Majah” 1/441 dan “Mustadrak as-Shohihain” 1/313) berkata Ibnu Hunaif: Demi Allah, kami tidak akan meninggalkan [cara tawassul itu]. Percakapan itu begitu panjang sehingga datanglah seorang lelaki yang seakan dia tidak mengidap satu penyakit”. (Lihat: Kitab “Mu’jam at-Tabrani” 9/30 nomer 8311, “al-Mu’jam as-Shoghir” 1/183, dikatakan hadits ini sahih)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Al-Mundziri</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (At-Targhib jilid 1/44 dan Majma’uz Zawaid jilid 11/279) mengatakan hadits diatas ini shahih begitupun juga Ibnu Taimiyyah yang mengatakan bahwa hadits yang diriwayatkan At-Thabarani diatas ini berasal dari Abu Ja’far yang nama aslinya Umar bin Yazid, seorang perawi hadits yang dapat dipercaya. Abu Abdullah al-Maqdisi mengatakan bahwa hadits itu shahih. Juga Al-Hafidz Nuruddin Al-Haitsami membenarkan hadits itu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4. <i>Hadits tawassul Nabi Muhammad kepada para Nabi yang telah wafat</i></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia mengatakan; ketika Fathimah binti Asad meninggal dunia, Rasulullah saw. datang dan duduk di sisi kepalanya sembari bersabda: ‘Rahimakillah ya ummi ba’da ummi ‘ (Allah merahmatimu wahai ibuku pasca ibu [kandung]-ku). Kemudian beliau saw. menyebutkan pujian terhadapnya, lantas mengkafaninya dengan jubah beliau. Kemudian Rasulallah memanggil Usamah bin Zaid, Abu Ayyub al-Anshari, Umar bin Khattab dan seorang budak hitam untuk menggali kuburnya. Kemudian </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">mereka<i> menggali liang kuburnya. Sesampai di liang lahat, Rasulallah saw. sendiri yang menggalinya dan mengeluarkan tanah lahat dengan meng- gunakan tangan beliau saw.. Setelah selesai (menggali lahat), kemudian Rasulallah saw. berbaring disitu sembari berkata: ‘Allah Yang menghidupkan dan mematikan. Dan Dia Yang selalu hidup, tiada pernah mati. Ampunilah ibuku Fathimah binti Asad. Perluaskanlah jalan masuknya, demi Nabi-Mu dan para nabi sebelumku<b>”.</b> (Lihat: Kitab al-Wafa’ al-Wafa’)</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">5. <i>Hadits tawassul Nabi Muhammad kepada para Nabi yang telah wafat (2)</i></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhbSUVL9cloKMRxVWYG091e4-QMBDd-tpw4UkjdLjjk1d9LtJ8Fichx6IrhFBZjm60REXK1AZ5SZkiQJuoto7Tl_p9FqqB1z_iWwfl0IYS1TzC6S49WjU3kkT3-3f4Jt0XvOqzvCOodbAvF/s1600-h/fatimah+asad.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hadits yang serupa diatas yang diketengahkan oleh At-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath. Rasulallah saw. bertawassul pada dirinya sendiri dan para Nabi sebelum beliau saw. sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, ketika Fathimah binti Asad isteri Abu Thalib, bunda Imam ‘Ali bin Abi Thalib kw. wafat, Rasulallah saw. sendirilah yang menggali liang-lahad. Setelah itu (sebelum jenazah dimasukkan ke lahad) beliau masuk kedalam lahad, kemudian berbaring seraya bersabda:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Allah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah Allah yang Maha Hidup. Ya Allah, limpahkanlah ampunan-Mu kepada ibuku panggilan ibu, karena Rasulallah saw. ketika masih kanak-kanak hidup dibawah asuhannya, lapangkanlah kuburnya dengan demi Nabi-Mu (yakni beliau saw. sendiri) dan demi para Nabi sebelumku. Engkaulah, ya Allah Maha Pengasih dan Penyayang”. Beliau saw. kemudian mengucapkan takbir empat kali. Setelah itu beliau saw. bersama-sama Al-‘Abbas dan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhumaa memasukkan jenazah Fathimah binti Asad kedalam lahad. ( At-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath.) </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dalam kitab Majma’uz-Zawaid jilid 9/257 disebut nama-nama perawi hadits tersebut, yaitu Ruh bin Shalah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Ada perawi yang dinilai lemah, tetapi pada umumnya adalah perawi hadit-hadits shohih. Sedangkan para perawi yang disebut oleh At-Thabrani didalam Al-Kabir dan Al-Ausath semuanya baik (jayyid) yaitu Ibnu Hiban, Al-Hakim dan lain-lain yang membenarkan hadits tersebut dari Anas bin Malik. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Selain mereka terdapat juga nama Ibnu Abi Syaibah yang meriwayatkan hadits itu secara berangkai dari Jabir. Ibnu ‘Abdul Birr meriwayatkan hadits tersebut dari Ibnu ‘Abbas dan Ad-Dailami meriwayatkannya dari Abu Nu’aim. Jadi hadits diatas ini diriwayatkan dari sumber-sumber yang saling memper- kuat kebenarannya. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Imam Sayyid Muhammad Zaki Ibrahim dalam karyanya “al-Ifhaam wal Ifhaam @ Qadhaya al-Wasiilah wal Qubur” halaman 32, di mana beliau, rahimahUllah, menyatakan:-</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiscPK478MNFAuHPnS2MkMDhMquVD4Vp54nwsWA4EWvCyw3vjN5zQoRqM17tmkiR1VFf0NVbt_LMazfArqvy9ykcvlxY3l2pgYWZlF40xnKLCYPEj7fzGFy04P8cjMOAELp9kiSEgk3sQwj/s1600-h/asad.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dan juga kita dapat perhatikan di sini bahawa para nabi yang Junjungan Nabi s.a.w. bertawassul dengan haq mereka kepada Allah dalam hadits tersebut dan lain-lain hadits telah pun wafat. Maka tsabit harus (jawaz) bertawassul kepada Allah dengan “haq” atau dengan “ahlil haq” yang hidup dan yang mati. Justru setelah ini adakah hujjah bagi orang yang menegah bertawassul?! Ya Allah, tiada kekuatan melainkan denganMu!!</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kalam yang kedua daripada al-Faqih Habib Zain bin Ibrahim BinSumaith dalam “al-Ajwibah al-Ghaaliyyah” halaman 76, di mana beliau, hafizahUllah, menyatakan:-</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjVqBCj8Y_b1CLWl79l3H7ppHt3ygi2Vwt2xP_cQ9H7tJSYkPbVIfrUwj7KF4fsiq68o4dBmPgt-dTojZDqnXQHp1Uti-piePAPt6mzJAoDP3RDgy1N4HBRWgbzgVT9LV1xRpgXdxeogpFM/s1600-h/asad2.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Lihatlah kepada sabdaan baginda : “dengan haq para nabi sebelumku“, maka itu adalah dalil yang jelas bagi mengharuskan / membolehkan bertawassul dengan para nabi setelah kewafatan mereka, sesungguhnya mereka itu hidup di alam barzakh. Dan demikian pulalah segala waris-waris mereka yang sempurna dari kalangan para shiddiqin dan awliya. (Yakni boleh bertawassul dengan mereka semuanya, sama ada yang masih hidup maupun yang telah wafat).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">C. Tawassul kepada Rasulallah saw. dikala wafatnya: </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Kisa<span style="font-size: large;">h</span> Sahabat Bilal al-habsyi ra.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Abu Darda’ dalam sebuah riwayat menyebutkan: “Suatu saat, Bilal (al-Habsyi) <i>bermimpi</i> bertemu dengan Rasulallah. Beliau bersabda kepada Bilal: ‘Wahai Bilal, ada apa gerangan dengan ketidak perhatianmu (<i>jafa’</i>)? Apakah belum datang saatnya engkau menziarahiku?’. Selepas itu, dengan perasa- an sedih, Bilal segera terbangun dari tidurnya dan bergegas mengendarai tunggangannya menuju ke Madinah. Lalu Bilal mendatangi kubur Nabi sambil menangis lantas <i>meletakkan wajahnya</i>di atas pusara Rasul. Selang beberapa lama, Hasan dan Husein (cucu Rasulallah) datang. Kemudian Bilal mendekap dan mencium keduanya”. (Tarikh Damsyiq jilid 7 Halaman: 137, Usud al-Ghabah karya Ibnu Hajar jilid: 1 Halaman: 208, Tahdzibul Kamal jilid: 4 Halaman: 289, dan Siar A’lam an-Nubala’ karya Adz-Dzahabi Jilid: 1 Halaman 358)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Bilal menganggap ungkapan Rasulallah saw. dalam mimpinya <i>sebagai teguran</i> dari beliau saw., padahal secara <i>dhohir</i>beliau saw. telah wafat. Jika tidak demikian, mengapa sahabat Bilal datang jauh-jauh dari Syam menuju Madinah untuk menziarahi Rasulallah saw.? Kalau Rasulallah benar-benar telah wafat sebagaimana anggapan madzhab Wahabi bahwa yang telah wafat itu sudah tiada maka Bilal <i>tidak perlu</i> menghiraukan teguran Rasulallah itu. Apa yang dilakukan sahabat Bilal juga bisa dijadikan dalil atas ketidakbenaran paham Wahabisme –pemahaman Ibnu Taimiyah dan Muhamad bin Abdul Wahhab– tentang pelarangan bepergian untuk ziarah kubur sebagaimana yang mereka pahami tentang hadits <i>Syaddur Rihal</i>.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Apakah Bilal khusus datang jauh-jauh dari Syam hanya sekedar berziarah dan <i>memeluk pusara</i> Rasulallah saw. tanpa mengatakan apapun (tawassul) kepada penghuni kubur tersebut? Sekarang mari kita lihat riwayat lain yang berkenaan dengan diperbolehkannya tawassul secara langsung kepada yang telah meninggal:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Masyarakat telah tertimpa bencana kekeringan di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Bilal bin Harits –salah seorang sahabat Nabi– datang ke pusara Rasul dan mengatakan: <i>‘Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan untuk umatmu karena mereka telah </i>(banyak)<i>yang binasa’</i>. Rasul saw. menemuinya di dalam mimpi dan memberitahukannya bahwa mereka akan diberi hujan (oleh Allah) ”. (Fathul Bari jilid 2 halaman 398, atau as-Sunan al-Kubra jilid 3 halaman 351)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits-hadits diatas mencakup sebagai dalil tentang kebolehan <i>tabarruk</i> dan <i>tawassul</i> kepada orang yang <i>dhahirnya</i> telah wafat, hal itu telah dicontohkan oleh tokoh Salaf Saleh.<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Kisah Tawassul seorang Badwi pada zaman khalifah Ali ra.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Berkata al-Hafidz Abu Abdillah Muhammad bin Musa an-Nukmani dalam karyanya yang berjudul ‘<i>Mishbah adz-Dzolam</i>’; Sesungguhnya al-Hafidz Abu Said as-Sam’ani menyebutkan satu riwayat yang pernah kami nukil darinya yang bermula dari Khalifah Ali bin Abi Thalib yang pernah mengisahkan: “Telah datang kepada kami seorang badui setelah tiga hari kita mengebumi- kan Rasulullah. Kemudian ia <i>menjatuhkan dirinya</i>ke pusara Rasulallah saw. dan <i>membalurkan tanah</i> (kuburan) di atas kepalanya seraya berkata: ‘Wahai Rasulullah, engkau telah menyeru dan kami telah mendengar seruanmu. Engkau telah mengingat Allah dan kami telah mengingatmu. Dan telah turun ayat; ‘<i>Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang’</i> (QS an-Nisa: 64) dan aku telah mendzalimi diriku sendiri. Dan aku mendatangimu agar engkau memintakan ampun untukku. Kemudian terdengar seruan dari dalam kubur: ‘Sesungguhnya Dia (Allah) telah mengampunimu’ ”. (Kitab “Wafa’ al-Wafa’” karya as-Samhudi 2/1361)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dari riwayat di atas menjelaskan bahwa; bertawassul kepada Rasulullah pasca wafat beliau adalah hal yang legal dan tidak tergolong syirik atau bid’ah. Bagaimana tidak? Sewaktu prilaku dan ungkapan tawassul/istigho- tsah itu disampaikan oleh si Badui di pusara Rasul –dengan memeluk dan melumuri kepalanya dengan tanah pusara– yang ditujukan kepada Rasulallah yang sudah dikebumikan, hal itu berlangsung di hadapan Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib. Dan khalifah Ali sama sekali tidak menegurnya, padahal beliau adalah salah satu sahabat terkemuka Rasulullah yang memiliki keilmuan yang sangat tinggi dimana Rasulullah pernah bersabda berkaitan dengan Ali bin Abi Thalib kw. sebagai berikut: ‘<i>Ali bersama kebenaran dan kebenaran bersama Ali’. </i>(Kitab “Tarikh Baghdad” karya Khatib al-Baghdadi 14/321, dan dengan kandungan yang sama bisa dilihat dalam kitab “Shohih at-Turmudzi” 2/298).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dalam Kitab “Mustadrak as-Shohihain” karya al-Hakim an-Naisaburi 3/124, ‘<i>Ali bersama al-Qur’an dan al-Qur’an bersama Ali, keduanya tidak akan pernah terpisah hingga hari kebangkitan’.</i>Dalam Kitab “Mustadrak as-Shohihain” 3/126, ‘<i>Aku </i>(Rasulallah saw.)<i>adalah kota ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya. Barangsiapa meng- hendaki </i>(masuk)<i>kota maka hendaknya melalui pintu gerbangnya’</i>. Dalam Kitab Mustadrak as-Shohihain” 3/122, ‘<i>Engkau </i>(Ali)<i> adalah penjelas kepada umatku tentang apa-apa yang mereka selisihkan setelah </i>(kematian)-<i>ku’. </i>Dan masih banyak lagi riwayat mengenai Khalifah Ali kw.ini.<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Kisah Al-‘Utbah</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Syeikh Abu Manshur As-Shabbagh dalam kitabnya <i>Al-Hikayatul Masyhur- ah</i> mengemukakan kisah peristiwa yang diceriterakan oleh Al-‘Utbah sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Pada suatu hari ketika aku (Al-‘Utbah) sedang duduk bersimpuh dekat makam Rasulallah saw., tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui. Didepan makam beliau itu ia berkata: ‘As-Salamu’alaika ya Rasulallah. Aku mengetahui bahwa Allah telah berfirman<i>: Sesungguhnya jika mereka ketika berbuat dhalim terhadap diri mereka sendiri segera datang kepadamu </i>(hai Muhammad)<i>, kemudian mohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun me mohonkan ampun bagi mereka, tentulah mereka akan mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang </i>(An-Nisa: 64). Sekarang aku datang kepadamu ya Rasulallah untuk mohon ampunan kepada Allah atas segala dosaku, dengan syafa’atmu, ya Rasulallah..’. Setelah mengucapkan kata-kata itu ia lalu pergi. Beberapa saat kemudian aku (Al-‘Utbah) terkantuk. Dalam keadaan setengah tidur itu aku <i>bermimpi </i>melihat Rasulallah saw. berkata kepadaku : <i>‘Hai ‘Utbah, susullah segera orang Badui itu dan beritahu kan kepadanya bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya’ ”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Peristiwa diatas ini dikemukakan juga oleh <i>Imam Nawawi</i> dalam kitabnya <i>Al-Idhah</i> bab 4 hal. 498. Dikemukakan juga oleh <i>Ibnu Katsir</i> dalam <i>Tafsir-</i>nya mengenai ayat An-Nisa : 64. Para ulama pakar lainnya yang mengetengah- kan peristiwa Al-‘Utbah ini ialah: Syeikh Abu Muhammad Ibnu Qaddamah dalam kitabnya <i>Al-Mughny </i>jilid 3/556 ; Syeikh Abul Faraj Ibnu Qaddamah dalam kitabnya <i>Asy-Syarhul-Kabir</i>jilid 3/495 ; Syeikh Manshur bin Yunus Al-Bahuty dalam kitabnya <i>Kisyaful-Qina</i>(kitab ini sangat terkenal dikalangan madzhab Hanbali) jilid 5/30 dan Imam Al-Qurthubi (Tafsir Al-Qurthubi jilid 5/265) yang mengemukakan peristiwa semakna tapi kalimatnya agak berbeda.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits-hadits diatas, jelas lelaki itu tawassul kepada Rasulallah saw agar beliau saw. berdo’a kepada Allah swt. untuk orang itu. Kalau ini bukan di katakan sebagai dalil tawassul, mengapa orang tersebut tidak langsung ber- do’a kepada Allah swt. tanpa mohon kepada beliau saw. untuk mendo’akannya ?<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4. Kisah Shahabat dan Ahlu Madinah Bertabaruk dengan makam Nabi (1)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ad-Darami meriwayatkan: “Penghuni Madinah mengalami paceklik yang sangat parah. Mereka mengadu kepada Aisyah ra (ummul Mukminin). Aisyah mengatakan: ‘<i>Lihatlah pusara Nabi !</i> <i>Jadikanlah ia </i>(pusara)<i> sebagai penghubung menuju langit sehingga tidak ada lagi penghalang dengan langit’. </i>Dia (perawi) mengatakan: Kemudian mereka (penduduk Madinah) melakukannya, kemudian turunlah hujan yang banyak hingga tumbuhlah rerumputan dan gemuklah onta-onta dipenuhi dengan lemak. Maka saat itu disebut dengan tahun ‘<i>al-fatq’</i> (sejahtera)”. (Lihat: Kitab “Sunan ad-Darami” 1/56).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">5. Kisah Shahabat dan Ahlu Madinah Bertabaruk dengan makam Nabi (2)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits serupa diatas yang diriwayatkan secara berangkai dari Abu Nu’man dari Sa’id bin Zaid, dari ‘Amr bin Malik Al-Bakri dan dari Abul Jauza bin ‘Abdullah yang mengatakan sebagai berikut: “Ketika kota Madinah dilanda musim gersang hebat, banyak kaum muslimin mengeluh kepada isteri Rasulallah saw. ‘Aisyah ra. Kepada mereka ‘Aisyah berkata: ‘<i>Datang-lah kemakam<b> </b>Nabi saw. dan bukalah atapnya agar antara makam beliau dan langit tidak terhalang apapun juga’.</i> Setelah mengerjakan saran ‘Aisyah ra.itu turunlah hujan hingga rerumputan pun tumbuh dan unta-unta menjadi gemuk”. (ini menggambarkan betapa banyaknya hujan yang turun hingga kota Madinah menjadi subur kembali). (Kitab Sunan Ad-Daramy jilid 1/43)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">6. Kisah Shahabat Bilal bin al-Harits al-Muzni dan Ahlu Madinah Bertabaruk dengan makam Nabi (3) dan bukti pengkafiran wahaby terhadap sahabat Bilal bin al-Harits al-Muzni</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shohih dari Abu Salih as-Saman dari Malik ad-Dar –seorang bendahara Umar–. yang ber- kata: “Masyarakat mengalami paceklik pada zaman (kekhalifahan) Umar. Lantas seseorang datang <i>kemakam Nabi</i> saw. seraya berkata: ‘Ya Rasulullah mohonkan (kepada Allah swt) hujan untuk umatmu, karena mereka hendak binasa’. Kemudian didalam tidur bermimpi datanglah sese- orang dan berkata kepadanya: ‘Datangilah Umar’! Saif juga meriwayatkan hal tersebut dalam kitab <i>al-Futuh</i>; Sesungguhnya lelaki yang bermimpi tadi adalah <i>Bilal bin al-Harits al-Muzni</i>, salah seorang sahabat. (Lihat: Kitab Fathul Bari 2/577).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEipN09J_d2AtCFBnxoU82MS-ON8QpQyyv8Nb87NlrRfUM5WtiHEJxK207YmAgG-P71ZWK7bSuCUdrJsg4bopefu22d06TeXswDZ5U2UC1BlWbcDLOzwQje9kkpD8Pyl0uc3-CUEGq1-niY/s1600-h/takliqbinbazatasfathulbari1.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">di atas adalah kitab fathul bary syarah sohih bukhary oleh ulama islam ahli sunnah wal jama’ah al-asya’irah iaitu imam syeikh ibnu hajar al-asqolany.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhMLhP3ACquSBGDu5A3p3DdB1qjwp4Q-JslTiKRZzQRJfecopRJ-iaqX3g6T0UkKWCw1ajbqJ8L72q4TWFcKakQcVBksfrb97D-kK3qMdexzkpoAlAmNHAXbkD97ar6QXB8zLHpOEFgid0/s1600-h/takliqbinbazatasfathulbari2.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">di atas pula adalah isi kandungannya dalam permulaan kitab tadi yang dicetak dengan nama 4 buat syarikat pencetakan menyatakan kitab tersebut telah di tahkik ( diletak nota ) oleh abdul aziz bin baz al-wahhabi.lihat line yang telah dimerahkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjii2J-FFhape7UHN3bPH-fW1gJRQGDTZKboSniGeX_MSohEWLsz6RXpa_p9w8AXNAAm0MeyhAxZgYoEXDadETtJOCyZsjaoSe81fSC9SDjR7YoQqoGtvbF4piALL4W0_Kz26kYm4wkEt0/s1600-h/takliqbinbazatasfathulbari3.JPG"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">nah….inilah bukti bahawa bin baz mufti wahhabi dan kesemua wahhabi di malaysia mengkafirkan sahabat nabi muhammad: di atas adalah isi kandungan kitab tersebut yang ditambah nota kakinya oleh bin baz al-wahhabi dan kesemu wahhabi di malaysia memperakuinya.tertera pada line yang berwarna merah hadith nabi yang sahih dalam kitab fathul bary tersebut menyatakan bahawa sahabat nabi yang bernama bilal al-harith almuzany telah melakukan amalan tawassul iaitu meminta hujan dari allah bertawassulkan nabi dinamakan “istisqo’ “.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">pada line yang berwarna biru pula adalah kenyataan rasmi bin baz al-wahhabi dan kesemua wahhabi malaysia mempersetujuinya dimana kenyataan tersebut amat jelas wahhabi mengkafirkan dan menghukum syirik sahabat nabi (bilal) kerana bertawassulkan nabi ketika ” istisqo’ “. dan perhatikan pada kenyataan wahhabi diatas: و ان ما فغله هذا <b>الرجل</b>منكر ووسيلة الى الشرك yang diertikan “<b>sesungguhnya apa dilakukan oleh lelaki ini iaitu sahabat nabi muhammad (bilal) adalah satu-satunya pembawa syirik</b>“. dan perhatikan pada ayat selepasnya lebih jelas wahhabi mengkafirkan sahabat nabi dan menghukum sahabat nabi muhammad (bilal) sebagai musyrik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">semoga allah memelihara kita dari terjatuh dalam kancah wahhabi atau yg seakidah dgn wahhabi.sekalipun nk didakwa wahhabi tak wujud didunia ini tapi kekufuran mereka masih menyebarkannya termasuk website mereka yg bertopengkan ahkam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">7. Kisah Shahabat Bilal bin al-Harits al-Muzni dan Ahlu Madinah Bertabaruk dengan makam Nabi (4)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits lainnya yang semakna dengan hadits terakhir diatas ini tentang tawassul pada Rasulallah saw. dimuka makam beliau yaitu yang diketengah- kan oleh <i>Al-Hafidz Abubakar Al-Baihaqy</i>. Hadits itu diriwayatkan secara berangkai oleh para perawi: Abu Nashar, Ibnu Qatadah dan Abubakar Al-Farisy dari Abu ‘Umar bin Mathar, dari Ibrahim bin ‘Ali Adz-Dzihly, dari Yahya bin Yahya dari Abu Mu’awiyah, dari A’masy bin Abu Shalih dan dari Malik bin Anas yang mengatakan sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Pada zaman Khalifah Umar Ibnul Khattab ra. terjadi musim kemarau amat gersang. Seorang datang <i>kemakam Rasulallah</i> saw. kemudian berkata: ‘Ya Rasulallah, mohonkanlah hujan kepada Allah bagi ummat anda. Mereka banyak yang telah binasa’. Pada malam harinya orang itu mimpi didatangi Rasulallah saw. dan berkata kepadanya: ‘Datanglah engkau kepada ‘Umar dan sampaikan salamku kepadanya. Beritahukan dia bahwa mereka <i>akan memperoleh<b> </b>hujan’</i>.<b> </b>Katakan juga kepadanya: ‘Engkau harus bijaksana …bijaksana’ ! Kemudian orang itu segera menyampaikan berita mimpinya kepada Khalifah ‘Umar. Ketika itu ‘Umar berkata: ‘Ya Rabb (Ya Tuhanku), mereka mohon pertolongan-Mu karena aku memang tidak dapat berbuat sesuatu’ “.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits itu isnadnya shohih. Demikian juga yang dikatakan oleh Ibnu Katsir dalam <i>Al-Bidayah Wan-Nihayah jilid 1/91</i>mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 18 H. Ibnu Abi Syaibah juga mengetengahkan hadits itu dengan isnad shohih dari riwayat Abu Shalih As-Saman yang berasal dari Malik ad-Dariy, seorang bendaharawan (Khazin) pada zaman Khalifah Umar. Menurut Saif dalam kitabnya <i>Al-Futuh</i> orang yang mimpi didatangi Rasulallah saw. itu ialah sahabat Nabi saw. yang bernama <i>Bilal bin Al-Harits Al-Muzny.</i> Dalam kitab <i>Fathul Bari </i>jilid 11/415 Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadits tersebut isnadnya <i>shohih.</i><b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">8. Tawassul dengan hanya menyebut nama Rasulallah saw</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">. (1)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Al-Haitsam bin Khanas meriwayatkan kesaksiannya sendiri sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Ketika aku datang kepada ‘Abdullah bin Umar ra.kulihat ada seorang yang menderita kejang kaki (kaku hingga tidak dapat berjalan). ‘Abdullah bin Umar berkata kepadanya: ‘Sebutlah orang yang paling kau cintai‘! Orang yang kejang itu berseru: ‘Ya Muhammad’ ! Saat itu juga aku melihat ia langsung dapat berjalan seperti orang yang terlepas dari belenggu “.<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">9. Tawassul dengan hanya menyebut nama Rasulallah saw</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">. (2)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Imam <i>Mujahid </i>meriwayatkan hadits dari Abdullah bin ‘Abbas sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Seorang yang menderita penyakit kejang kaki datang kepada ‘Abdullah bin ‘Abbas ra. Kepadanya ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata: ‘Sebutlah orang yang paling kau cintai !’ Orang itu lalu menyebut; ‘Muhammad saw’.! Seketika itu juga lenyaplah penyakitnya“. Ibnu Taimiyyah juga mengetengahkan riwayat ini dalam kitabnya <i>Al-Kalimut-Thayyib</i>bab 47 halaman 165.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">10. Kisah Shahabat yang menyaksikan kisah No. 2, mengajarkan Tawassul ini Pada Masa Khalifah Utsman </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kisah ini telah dijelaskan pada hadits-hadits pada point B diatas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">D. Allah menjadikan Penolong-penolong bagi Orang Beriman </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Disamping itu, sesuatu yang menunjukkan diperbolehkannya tawassul/ istighotsah ialah, ijma’<i> kaum muslimin</i>, dan begitu juga sejarah hidup orang-orang yang sezaman dengan Rasulallah saw. Kaum muslimin, sejak dahulu hingga sekarang, mereka bertawassul kepada para nabi dan orang-orang sholeh. Tidak ada seorang ulama pun yang memprotes dan mengharamkan, mensyirikkan perbuatan ini, kecuali golongan <span style="font-size: large;">mereka</span> dan pengikutnya Begitu pun juga halnya dengan permintaan tolong kepada hamba Allah, tidak langsung kepada Allah swt., itu adalah mustahab.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">1. Allah swt. berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(untuk menerima kebaikan)<i>; dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah pelindungnya dan </i>(begitu pula)<i> Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah penolongnya pula”.</i> (Q.S. 66:4)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Apakah kita benar-benar menyekutukan sesuatu kepada Allah ketika kita percaya bahwa <i>Jibril as, orang beriman</i>dan <i>para malaikat</i> yang juga bisa sebagai <i>Maula</i> (pelindung) kita dan <i>Naseer</i> (Penolong) bersama-sama dengan Allah ?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Jika kita tetap memakai pengertian Syirik sebagaimana pendapat golongan pengingkar maka kita secara otomatis telah membuat Allah sendiri Musyrik (Na‘udzubillah) dan begitu pula dengan orang-orang yang percaya terhadap seluruh ayat Al-Quran. Dan masih banyak firman Allah swt. yang mengatakan selain Dia ada hamba-hamba-Nya yang bisa menolong.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">1. Hadits Rasulallah saw.:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَاللهُ فِى عَوْنِ العَبْدِ مَاكَانَ العَبْدُ فِى عَوْنِِ أخِيْهِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Allah menolong hamba-Nya selagi hamba itu mau menolong saudaranya</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">”. (HR Muslim, Abu Daud dan lainnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">2. Hadits :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">إنَّ لِلَّهِ خلْـقًا خَلَقَهُمْ لِحَوَائِجِ النَّاسِ يَفْزَعُ النَّاسُ إلَيْهِمْ فِي حَوَائِجِهِمْ واُولاَئِـكَ الآمِنُوْنَ مِنْ عَذَابِ اللهِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Allah mempunyai makhluk yang diciptakan untuk keperluan orang banyak. Kepada mereka itu banyak orang yang minta pertolongan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah orang-orang yang selamat dari siksa Allah”. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Sebuah riwayat dari ‘Abdullah bin Abbas ra. mengatakan bahwa Rasulallah saw. bersabda:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Banyak Malaikat Allah dimuka bumi selain yang bertugas mengawasi amal perbuatan manusia. Mereka mencatat setiap lembar daun yang jatuh dari batangnya. Karena itu jika seorang diantara kalian tersesat ditengah sahara (atau tempat lainnya), hendaklah ia berseru: ‘Hai para hamba Allah tolonglah aku’ “. (HR.At-Thabrani dengan para perawi yang terpercaya). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4. ‘Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan, bahwa Rasulallah saw. pernah bersabda:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Jika seorang diantara kalian ternak piaraannya terlepas ditengah sahara, hendaklah ia berseru: ’Hai para hamba Allah, tahanlah ternakku…hai para hamba Allah tahanlah ternakku’. Karena sesungguhnya Allah mempunyai makhluk (selain manusia) dimuka bumi yang siap memberi pertolongan”. (HR. Abu Ya’la dan At-Thabarani dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya, kecuali satu orang yang dipandang lemah yaitu Ma’ruf bin Hasan). Imam Nuruddin ‘Ali bin Abubakar Al-Haitsami juga mengetengahkan riwayat ini dalam Majma’uz-Zawaid Wa Manba’ul-Fuwa’id jilid X/132.</span></i></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">‘Utbah bin Ghazwan mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulallah saw. bersabda:</span></i></span></li></ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Jika seorang dari kalian kehilangan sesuatu atau ia mem- butuhkan bantuan, saat ia berada didaerah dimana ia tidak mempunyai kenalan, maka ucapkanlah; ’Hai para hamba Allah, tolonglah aku’, karena sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba (makhluk-makhluk ciptaan-Nya selain manusia) yang tidak kita lihat”. Dan ‘Utbah sendiri telah mencoba melaksanakan anjuran Rasulallah saw. ini !</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Riwayat diatas ini diketengahkan oleh At-Thabarani dengan para perawi yang dapat dipercaya, kecuali Yazid bin ‘Ali yang oleh At-Thabarani di pandang lemah, karena Yazid ini tidak hidup sezaman dengan ‘Utbah. Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat lain yang tidak kami cantumkan disini. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Hadits-hadits diatas ini juga menunjukkan permintaan tolong kepada hamba Allah yang tidak kelihatan (ghoib), tidak langsung minta tolong kepada Allah! </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Apakah orang yang minta pertolongan pada hamba Allah tidak langsung kepada Allah swt. disebut ‘musyrik atau durhaka’?</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jadi sekali lagi permintaan tolong/istighotsah itu bukan berarti berbuat ke kufuran apa pun kecuali jika disertai keyakinan sebab utama pertolongan bukan dari Allah swt. melainkan dari orang yang dimintai tolong itu sendiri. Kita harus mempunyai keyakinan bahwa orang yang mohon pertolongan itu adalah upaya/iktisab sedangkan yang dimintai pertolongan itu hanya sekedar washithah. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Begitupun juga soal minta syafa’at kepada Nabi atau kepada para waliyullah atau kepada orang shaleh yang telah wafat. Namun kita tidak boleh mempunyai keyakinan bahwa Nabi, para waliyullah dan orang-orang shalih yang telah wafat tersebut dapat memberi syafa’at tanpa seizin Allah swt. Kaum muslimin juga percaya bahwa yang mohon syafa’at itu adalah ‘upaya/ iktisab’ sedangkan yang diminta syafa’at adalah ‘washithah’, tidak lebih dari itu !!</span></i><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">E. Muhammad Ibnu Abdul Wahhab (Imamnya madzhab Wahabi) tidak mengingkari tawassul </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Muhammad Ibnu Abdul Wahhab adalah orang yang sering menolak atau mengharamkan tawassul, tetapi anehnya atas pertanyaan yang diajukan kepadanya, menjawabnya dalam kitab Al-Istifta: “Tidak ada salahnya orang bertawassul kepada orang-orang sholeh”. Lebih lanjut dia mengatakan, ‘bahwa pendapat Imam Ahmad bin Hanbal yang memperbolehkan tawassul khusus kepada Nabi Muhammad saw. saja, berlainan sekali dengan pendapat sementara orang yang tidak memperbolehkan minta pertolongan kepada sesama makhluk’. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Muhammad Ibnu Abdul Wahhab berpendapat, bahwa persoalan tersebut adalah persoalan Fiqh. Ia mengatakan: ‘Banyak ulama yang tidak menyukai hal itu (tawassul). Kalau kami sependapat dengan jumhurul-ulama yang memandang tawassul itu makruh, tidaklah berarti bahwa kami mengingkari atau melarang orang bertawassul. Kami pun tidak mempersalahkan orang yang melakukan ijtihad mengenai soal itu. Yang kami ingkari dan tidak dapat kami benarkan ialah orang yang lebih banyak minta (berdo’a) kepada sesama makhluk daripada mohon kepada Allah swt. Yang kami maksud ialah orang yang minta-minta kepada kuburan, seperti kuburan Syeikh Abdul Kadir Al-Jailani dan lain-lain. Kepada kuburan-kuburan itu mereka minta supaya diselamatkan dari bahaya, minta supaya dipenuhi keinginannya dan lain sebagainya’ “. </span></i><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Demikianlah antara lain yang dikatakan oleh Muhammad Ibnu Abdul Wahhab dalam Majmu’atul-Muallafat bagian 111 halaman 68, yang diterbitkan oleh ‘Universitas Islam Imam Muhammad bin Sa’ud’ dalam pekan peringatan Muhammad Ibnu ‘Abdul-Wahhab. </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">F. Para Nabi Hakikatnya Hidup didalam Kuburnya</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Jelaslah bagi golongan yang mau berpikir, sekalipun Rasulallah saw. telah wafat namun ketinggian martabatnya, kemuliaan kedudukannya dan segala keutamaannya masih tetap disisi Allah swt. Dan pujian-pujian, tawassul serta salam pada beliau saw. selalu sampai kepadanya. Tidak lain semua itu dalam usaha mendekatkan diri pada Allah swt. pada hakekatnya berdasar- kan keyakinan akan kebenaran ayat-ayat Allah dan Sunnah Nabi saw.</span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits yang dikemukakan oleh Al-Hafidz Ismail Al-Qadhi dalam kitabnya tentang <i>shalawat kepada Nabi Muhammad saw.</i> dan Al-Haitsami dalam <i>Majma’uz Zawa’id</i> dan menilainya sebagai hadits <i>shohih</i> sebagai berikut:</span></li></ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">حَياَتيِ خَيْرُْ لَّكُمْ فَاِذَا أَنَامِتُّ كَانَتْ وَفَاتِى خَيْرًا لَكُمْ تُعْرَضُ عَلَىَّ أَعْمَالَكُم</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فَاِنْ رَأَيْتُ خَيْرًا حَمِدْتُ الله وَأِنْ رَأَيْتُ شَرًّا اسْتَغْفَرْتُ لَكُمْ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Hidupku didunia ini baik untuk kalian. Bila aku telah wafat, maka wafatku pun baik bagi kalian. Amal perbuatan kalian akan diperlihatkan kepadaku. Jika aku melihat sesuatu baik, kupanjatkan puji syukur kehadirat Allah, dan jika aku melihat sesuatu yang buruk aku mohon kan ampunan kepada-Nya bagi kalian”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">2. Juga sabda beliau saw. yang diriwayatkan oleh Abu Daud dari Abu Hurairah ra :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">مَا مِنْ اَحَدٍ يُسَلِّمُ عَلَيَّ إلاَّ رَدَّ اللهُ عَلَيَّ رُوحِي حَتَّى أرُدَّ عَلَيْهِ السَّلاَمُ.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Setiap salam yang disampaikan kepadaku oleh seseorang, Allah akan menyampaikan kepada ruhku agar aku menjawab salam itu”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(HR.Imam Ahmad bin Hambal dan Abu Dawud). Imam Nawawi mengatakan hadits ini isnadnya shohih.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">3. ‘Ammar bin Yasir ra meriwayatkan, bahwasanya Rasulallah saw bersabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قاَلَ رَسُولُ اللهِ.صَ. اِنَّ اللهَ وَكَّلَ بِقَبْرِى َملَكاً أَعْطاَهُ اللهُ أَسْماَء الْخَلآِئقِ،</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فَلآ يُصَلِّى عَلَىَّ اَحَدًا أِلىَ يَوْمِ الْقِياَمَةِ أِلآّ أَبْلَغَنِى بِاِسْمِهِ وَاسْمِ أَبِيْهِ،</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">هَذَا فُلآنُ اِبْنُ فُلآنُ قَدْ صَلَّى عَلَيْكَ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Allah mewakilkan Malaikat didalam kuburku. Kepadanya Allah memberikan nama-nama seluruh umat manusia. Karena itu hingga hari kiamat kelak setiap orang yang mengucapkan shalawat kepadaku pasti akan disampaikan oleh Malaikat itu <i>nama dan nama ayahnya</i>: si Fulan bin si Fulan telah mengucapkan shalawat kepada anda”.<i> </i>(Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bazar. Dalam riwayat Abu Syaikh Ibnu Hibban disampaikan dalam kalimat agak berbeda tetapi sama maknanya, sebagaimana yang diriwayatkan oleh At-Thabarani dan lain-lain.)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dari semua hadits tersebut jelas buat kita bahwa Rasulallah saw. dialam barzakh senantiasa menjawab setiap salam yang disampaikan oleh ummat-nya kepada beliau saw. Salam artinya keselamatan, dengan demikian terang lah bahwa Rasulallah saw. selalu berdo’a <i>keselamatan dan ampunan</i> untuk ummatnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">4. Anas Ra. Meriwayatkan hadits :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Semua para nabi adalah hidup didalam kubur dan mereka melakukan shalat (HR. Imam Baihaqi dalam kitabnya Hayati Anbiya (Nabi-nabi hidup dalam kuburnya). Allamah Juga meriwayatkan hadits ini dari berbagai isnad.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">5. Hadits Riwayat Muslim, Dari Anas ra. Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“Pada malam mi’raj, daku melewati Nabi Musa as. Dan melihatnya shalat didalam kuburnya.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">6. Hadits Riwayat Muslim, mengenai berjumpanya nabi Muhammad dengan para Nabi pada waktu isra mi’raj.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : “Daku Nampak sendiri sekumpulan Nabi-nabi dan melihat Nabi Ibrahim dan nabi Isa As. Sedang shalat di dalam keadaan berdiri”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">7. Imam Suyuti Rah. Juga menulis Kitab tentang Hidupnya para nabi di dalam kuburnya. (KitabFadhilah Shalawat Syaikhul Hadits Maulana zakariyya Halaman 16).<b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">G. Diantara dalil-dalil orang yang membantah serta jawabannya</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Lebih mudahnya marilah kita baca sanggahan<b> </b>Imam Syaukani terhadap orang yang melarang Tawassul dengan makhluk atau sesama manusia dalam berdo’a memohon sesuatu kepada Allah swt., berikut ini:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Imam Syaukani dalam Ad-Durr An-Nadhiid Fi Ikhlashi Kalimatit Tauhid mengatakan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Syeikh ‘Izuddin Ibnu ‘Abdussalam telah menegaskan: ‘Tawassul yang diper- bolehkan dalam berdo’a kepada Allah hanyalah tawassul dengan Nabi Muhammad saw., itupun kalau hadits yang mengenai itu shohih’.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Asy-Syaukani selanjutnya berkata, mungkin hadits yang dimaksud oleh Syeikh ‘Izuddin ialah hadits mengenai soal tawassul yang dikemukakan oleh An-Nasai dalam Sunan-nya, At-Tirmudzi dan dipandang shohih olehnya oleh Ibnu Majah dan lain-lain, yaitu ‘sebuah hadits yang meriwayatkan adanya seorang buta datang menghadap Nabi Muhammad saw…’. (baca hadits ‘Utsman bin Hunaif yang telah kami kemukakan—pen). Mengenai soal itu ada dua pendapat:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pendapat pertama: Sebagaimana yang dikatakan oleh ‘Umar bin Khattab ra. (dalam shohih Al-Bukhori dll.), yaitu setelah Rasulallah saw. wafat, tiap musim gersang atau paceklik ia bersama kaum Muslimin berdo’a kepada Allah swt. mohon diturunkan hujan (istisqa) dengan bertawassul pada paman Nabi saw., yaitu ‘Abbas bin Abdul Mutthalib. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pendapat kedua : Bertawassul dengan Nabi Muhammad saw. diperkenan- kan baik dikala beliau saw. masih hidup maupun setelah wafat, dihadapan beliau mau pun tidak sepengetahuan beliau saw. Mengenai tawassul dengan Rasulallah saw. dikala hidupnya, tidak ada perbedaan pendapat. Adapun mengenai tawassul dengan pribadi orang selain beliau saw. setelah beliau wafat, hal ini disepakati bulat oleh para sahabat Nabi secara diam-diam.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tidak seorang pun dari para sahabat Nabi yang mengingkari atau tidak mem benarkan prakarsa Khalifah Umar ra. untuk bertawassul dengan paman Nabi saw. yaitu ‘Abbas ra.. Saya (Imam Syaukani) berpendapat: ‘bahwa tawassul diperkenankan tidak hanya khusus pada pribadi Rasulallah saw. sebagai- mana yang dikatakan oleh Syeikh ‘Izuddin. Mengenai soal itu ada dua alasan (dalil/hujjah).</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Pertama: Telah disepakati bulat oleh para sahabat Nabi saw, yaitu sebagai- mana dikatakan dalam hadits ‘Umar bin Khattab ra’.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Kedua: Tawassul pada para ‘ahlul-fadhl’ (pribadi-pribadi utama dan mulia) dan para ahli ilmu (para ulama), pada hakekatnya adalah tawassul pada amal kebajikan mereka. Sebab, tidak mungkin dapat menjadi ‘ahlul-fadhl’ dan ‘ulama’, kalau mereka itu tidak cukup tinggi amal kebajikannya. Jadi kalau orang berdo’a kepada Allah swt. dengan mengucap: ‘Ya Allah, aku mohon kepada-Mu dengan bertawassul kepada orang alim yang bernama Fulan…., itu telah menunjukkan pengakuannya tentang kedalaman ilmu yang ada pada orang ‘alim yang dijadikan washilah. Hal ini dapat dipastikan kebenarannya berdasarkan sebuah hadits dalam Shohih Bukhori dan Shohih Muslim tentang hikayat tiga orang dalam goa yang terhambat keluar karena longsornya batu besar hingga menutup rapat mulut goa. Mereka kemudian berdo’a dan masing-masing bertawassul dengan amal kebajikannya sendiri-sendiri. Pada akhirnya Allah mengabulkan do’a mereka dan terangkatlah batu besar yang menyumbat mulut goa.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Lebih jauh Asy-Syaukani mengatakan<i>: ‘Kalau bertawassul dengan amal ke bajikan tidak diperkenankan atau merupakan perbuatan syirik, sebagai- mana dikatakan oleh Syeikh ‘Izuddin dan para pengikutnya; Tentu Rasul- Allah saw. tidak akan menceriterakan hikayat tersebut diatas, dan Allah tidak akan mengabulkan do’a mereka bertiga’.</i><b> </b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Para penentang tawassul berhujjah: (Tulisan yang di TEBALkan adalah tambahan dari penulis, bukan dari kitab asyaukani)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nash-nash Al-Qur’an yang dijadikan hujjah/dalil untuk tidak membenarkan tawassul dengan para ahli takwa dan orang-orang sholeh seperti firman-firman Allah swt.: </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Kami tidak menyembah mereka (berhala-berhala) kecuali untuk men- dekatkan diri kami sedekatnya dengan Allah”.(Az-Zumar : 3)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">َ</span><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لاَ تَدْعُوْا مَعَ اللهِ اَحَدًا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“…Maka janganlah kalian berdo’a kepada Allah (dengan) menyertakan seseorang”.</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(Al-Jin:18)</span></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لَهُ دَعْوَةُ اْلحَقُّ وَالّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهِ لآيَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُمْ بِشَيْءٍ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“<i>Hanya Allah lah (yang berhak mengabulkan) do’a yang benar. Apa-apa juga yang mereka seru selain Allah tidak akan dapat mengabulkan apapun juga bagi mereka.” </i>(Ar-Ra’ad : 14)</span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jawaban : </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ayat-ayat diatas dan ayat-ayat lainnya tidak pada tempatnya dijadikan hujjah bagi persoalan itu. Bahkan ayat-ayat tersebut oleh mereka hanya dijadikan dalil untuk memperuncing perselisihan pandangan. Sebab, ayat-ayat suci tersebut pada hakekatnya adalah <i>larangan menyekutukan Allah swt.</i><b> </b>Sedangkan soal tawassul sama sekali buka soal <i>menyembah sesuatu selain Allah. </i>Ayat-ayat tersebut ditujukan kepada mereka yang tidak berdo’a kepada Allah swt., sedangkan orang yang bertawassul berdo’a hanya kepada Allah swt. tidak berdo’a kepada sesuatu yang mereka sekutukan dengan Allah !</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Juga golongan pengingkar ini berhujjah/berdalil pada firman Allah swt. :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَمَا اَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّ يْنِ ثُمَّ مَا اَدْرَاكَ مَا يَوْمُ الدِّ يْن يَوْمَ لآ تَمْلِكُ َنفْسُْ لِنَفْسٍ شَيئًا وَالأَمْرُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Tahukah engkau, apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahukah engkau, apakah hari pembalasan itu? Yaitu hari pada saat seseorang tidak berdaya sedikitpun menolong orang lain; dan segala urusan pada hari itu berada di dalam kekuasaan Allah”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> (Al-Infithar:17-19)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jawaban : </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ayat suci tersebut tidak dapat dijadikan hujjah untuk mengingkari kebenaran tawassul, karena orang yang bertawassul dengan Nabi, ulama yang sholeh dan ahli taqwa, sama sekali tidak mempunyai pikiran atau keyakinan bahwa Nabi, ulama yang sholeh, ahli taqwa atau waliyullah yang mereka jadikan washilah, itu akan menjadi sekutu Allah atau menyaingi kekuasaan-Nya pada hari pembalasan ! Setiap muslim tahu benar bahwa keyakinan seperti itu adalah sesat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Pihak-pihak yang melarang tawassul pada Nabi Muhammad saw. juga meng gunakan firman-firman Allah dibawah ini sebagai dalil:</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لَيْسَ لَكَ مِنَ الأَمْرِشَئُْ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“<i>Tidak ada sedikitpun campur tanganmu (hai Muhammad) dalam urusan mereka (kaum musyrikin)”.</i> (Ali Imran : 128)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dan firman-Nya lagi : قُلْ لآ اََمْلِكُ لِنَفْسِى نَقْعًا وَلآ ضَرًّا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">“<i>Katakanlah </i>(hai Muhammad)<i>: ‘Aku tidak berkuasa mendatangkan ke manfaatan bagi diriku, dan tidak pula berkuasa menolak kemadharatan”. </i>(Al-A’raf : 188)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jawaban :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Itu pun tidak pula pada tempatnya, karena Allah swt. telah mengaruniakan kedudukan (maqam) terpuji dan tertinggi kepada Rasulallah saw. yaitu kewenangan memberi syafa’at seizin Allah. Demikian pula pernyataan beliau saw. kepada kaum kerabatnya, beberapa saat setelah beliau menerima wahyu Ilahi, <i>‘dan berilah peringatan kepada kaum kerabatmu yang terdekat’</i> (Asy-Syu’ara : 214), yaitu: ‘Hai Fulan bin Fulan dan hai Fulanah binti Fulan, di hadapan Allah aku (Muhammad saw.) tidak dapat memberi pertolongan apa pun kepada kalian…!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Pernyataan Rasulallah saw. itu tidak berarti lain kecuali bahwa beliau tidak berdaya menangkal madharat/malapetaka yang <i>telah dikenakan</i> Allah kepada seseorang dan beliau saw. pun tidak berdaya <i>menolak manfaat</i> yang <i>telah diberikan</i> Allah swt. kepada seseorang, sekalipun orang itu kerabat beliau sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Pengertian itu tidak ada kaitannya dengan tawassul. Karena orang yang bertawassul tetap memanjatkan do’anya kepada Allah swt. Bertawassul kepada Rasulallah saw. dalam berdo’a tidak berarti lain kecuali mengharap- kan syafa’at beliau agar Allah swt. berkenan mengabulkan do’a dan per- mohonan yang diminta. Adapun soal terkabulnya suatu do’a atau tidak, sepenuhnya berada didalam kekuasaan Allah swt.”. Demikianlah garis besar pandangan Imam Asy-Syaukani mengenai soal tawassul.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: large;"><br /></span><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><span style="font-size: large;"><br /></span><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable"> <tbody><tr> <td style="padding: 0in;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Wasithah/Tawassul dan Tabarruk</span></i></b></span></div><div align="center"><table border="1" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="border: 1.5pt solid rgb(51, 204, 153);"> <tbody><tr> <td style="border: medium none; padding: 1.5pt;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Daftar isi Bab 9 ini diantaranya:</span></div></td> </tr><tr> <td style="border: medium none; padding: 1.5pt;" valign="top"><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: Symbol; font-size: large;">·</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sekelumit pengantar makna tawassul</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Ayat-Ayat al-Quran yang berkaitan dengan Tawassul / Istighotsah</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tawassul dengan Nama-Nama Allah yang Agung </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tawassul melalui Amal Saleh</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tawassul melalui Do’a Rasul</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tawassul melalui Do’a Saudara Mukmin</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tawassul melalui Diri Para Nabi dan Hamba Saleh</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tawassul melalui Kedudukan dan Keagungan Hamba Sholeh</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits-Hadits tentang Legalitas/pembolehan Tawassul / Istighotsah</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Prilaku Salaf Saleh Penguat Legalitas Tawassul / Istighotsah</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tawassul kepada Rasulallah saw. dikala wafatnya</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Pengertian tawassul menurut Ibnu Taimiyyah</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Muhammad Ibnu Abdul Wahhab Imamnya madzhab Wahabi/ Salafi tidak mengingkari tawassul</span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></i></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Diantara dalil-dalil orang yang membantah dan jawabannya</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tabarruk</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Berkah dan Tabarruk dalam al-Quran</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalil-dalil Tabarruk para Sahabat dari bekas air wudhu Nabi saw.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalil Tabarruk anak-anak para Sahabat pada Nabi saw. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tabarruk para Sahabat dengan keringat, rambut dan kuku Nabi saw.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalil Tabarruk para Sahabat dari gelas Nabi saw. </span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tabarruk para Sahabat dari tempat tangan dan bibir Nabi saw.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tabarruk Para Sahabat dari Peninggalan dan Tempat Shalat Nabi</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tabarruk para Sahabat dari Tempat Shalat Nabi saw.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalil Tabarruk dari Pusara (Kuburan) Rasulallah saw.</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Antar Para Sahabat pun Saling Bertabarruk</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jenazah dan Kuburan/Pusara Ulama yang Diambil Berkah</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Golongan Wahabi/Salafi (pengingkar) mengisukan dan jawabannya</span></li></ul></td> </tr></tbody></table></div></td> <td style="padding: 0in;" valign="top"><span style="font-size: large;"><br /></span></td> </tr><tr> <td style="padding: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></td> <td style="padding: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></td> <td style="padding: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></td> </tr></tbody></table><span style="font-size: large;"><br /></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><table border="0" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoNormalTable"> <tbody><tr> <td style="padding: 0in;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sebenarnya bab ini juga sudah saya singgung pada halaman sebelumnya umpama dalam bab <i>Siapakah golongan <span style="font-size: large;">mereka</span>…,</i> tapi marilah sekarang kita rujuk dalil-dalil khusus yang berkaitan dengan Tawassul dan Tabarruk, dengan demikian insya Allah para pembaca lebih jelas dan mantep mengenai dibolehkannya tawassul/tabarruk ini. Sementara ada orang memandang wasithah/tawassul dan tabarruk hal yang dilarang dan di kategorikan sebagai syirik. Kebanyakan mereka yang melarang minta per- tolongan kepada makhluk itu atau bertawassul berdalil kepada firman Allah dan hadits Rasulallah saw. (kita bicarakan tersendiri) yang menurut faham mereka sebagai larangan bertawassul atau bertabarruk. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dengan pengertian seperti itu mereka melarang semua macam permintaan yang ditujukan pada selain Allah swt. Padahal yang dimaksud oleh firman Allah swt. dan hadits-hadits tersebut bukan seperti yang mereka tafsirkan. Rasulallah saw. mengingatkan kita agar jangan lengah, bahwa segala sebab musabab yang mendatangkan kebaikan berasal dari Allah swt. Jadi bila hendak minta tolong pada manusia, anda harus tetap yakin bahwa bisa atau tidak, mau atau tidak mau, sepenuhnya tergantung pada kehendak dan izin Allah swt. Jangan sekali-kali anda lupa kepada <i>‘Sebab Pertama’</i> yang ber- kenan menolong anda serta yang mengatur semua hubungan dalam kehidup an ini adalah Allah swt. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jika Islam melarang seorang muslim minta tolong kepada sesamanya, atau minta tolong pada Rasulallah saw., tentu beliau saw. melarang kaum muslimin minta tolong kepadanya, dan beliau tidak akan pernah mau dimintai tolong supaya berdo’a, agar Allah swt. menurunkan hujan di musim kemarau dan berdo’a untuk lainnya. Terbukti bahwa beliau tidak pernah menolak permintaan mereka ini. Hadits-hadits yang golongan pengingkar buat sebagai dalil tersebut, tidak bermakna kecuali memantapkan akidah/ke yakinan kaum muslimin, yaitu akidah tauhid, bahwa penolong yang sebenar- nya adalah Allah swt., sedangkan manusia adalah hanyalah sebagai <i>washithah/perantara. </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Kalau permintaan tolong pada selain Allah swt. dilarang, maka akan ber- tentangan dengan ayat Al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulallah saw. yang membolehkan tawassul dan minta tolong dengan sesama manusia. Jadi minta pertolongan pada makhluk atau tawassul tersebut mustahab/boleh selama orang tersebut tidak mempunyai keyakinan/akidah bahwa Nabi, para waliyullah dan sebagainya tersebut dapat memberi syafa’at tanpa seizin Allah swt. Kaum muslimin juga yakin bahwa orang yang mohon syafa’at ini adalah sebagai upaya/iktisab sedangkan yang dimintai syafa’at adalah <i>‘wasithah’</i> tidak lebih dari itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hakekat <i>‘Tawassul’</i> merupakan hal yang telah menjadikan kejelasan dalam Islam. Al-Qur’an sebagai sumber utama agama Islam dalam sebuah ayatnya menyatakan: ‘<i>Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan (wasilah) yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan’</i> (QS Al-Maidah: 35). Dalam ayat ini Allah swt. menjelaskan bahwa ketakwaan dan jihad merupakan sarana legal untuk menyampaikan manusia kepada Allah swt.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Yang menjadi pertanyaan adalah; Adakah sarana-sarana lain yang sah menurut syariat Islam yang mampu menghantarkan manusia menuju Allah swt. ataukah dalam penentuan sarana-sarana tadi telah sepenuhnya diserah kan kepada manusia? Untuk menjawab secara ringkas maka dapat kita katakan bahwa: Jelas sekali bahwa penentuan sarana pendekatan diri kepada Allah swt. tidak terdapat campur tangan manusia sehingga dengan ijtihad pribadinya dapat menentukan sarana-sarana apapun untuk mendekat- kan diri kepada Allah swt. Hanya sarana-sarana yang telah ditentukan oleh syariat Islam –yang bersumber dari al-Qur’an dan as-Sunnah as-Sohihah Rasulullah saw.– saja yang dapat menjadi penghantar manusia menuju Allah swt. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sehingga dari sini dapat kita simpulkan bahwa, semua sarana yang tidak mendapat legalitas syariat –baik dengan dalil umum maupun khusus– maka tergolong bid’ah dan kesesatan yang nyata. Dalam kesempatan kali ini, kita akan memasuki kajian legalitas ‘<i>Tawassul/Istighatsah’</i> sesuai dengan ajaran syariat Islam, baik dari apa yang telah dijelaskan oleh al-Qur’an, Sunnah Rasulullah saw. maupun prilaku para Salaf Sholeh dan Ulama Salaf Ahlusunnah wal Jama’ah. Sehingga kita tidak terjerumus dalam penentuan obyek tawassul/Istighatsah secara <i>‘liar’</i> sehingga menyebabkan kita ter- jerumus ke dalam jurang bid’ah sesat, seperti yang dapat sebagian amalan yang kita temukan dalam masyarakat kejawen di Indonesia. Ataupun ter jerumus ke dalam jurang kejumudan dalam menentukan obyek Tawassul/ Istighatsah, sebagaimana yang dilakukan oleh <span style="font-size: large;">mereka</span>, imbas dari kerancuan metodologi memahami tekts. Baik kelompok ‘Kejawen’ maupun ‘<span style="font-size: large;">mereka</span>’ keduanya telah terjerumus ke dalam jurang ekstrimitas (ekstrim kiri dan ekstrim kanan) yang mengakibatkan kerancuan dalam bersikap berkaitan dengan konsep Tawassul/Istighatsah dan Tabarruk. Tentu kedua bentuk ekstrimitas itu tidak sesuai dengan apa yang di inginkan oleh Islam. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jika kita melihat beberapa kamus bahasa Arab yang sering dijadikan rujukan dalam menentukan asal dan makna kata maka akan kita dapati bahwa, kata “<i>Tawassul</i>” mempunyai arti dari ‘<i>darajah</i>’ (kedudukan), atau ‘<i>Qurbah</i>’ (kedekatan), atau ‘<i>washilah</i>’ (penyampai/ penghubung). Sehingga sewaktu di katakan bahwa ‘<i>wasala fulan ilallah wasilatan idza ‘amala ‘amalan taqarraba bihi ilaihi’</i> berarti ‘seseorang telah menjadikan sarana penghubung kepada Allah melalui suatu pebuatan sewaktu melakukan pebuatan yang dapat men- dekatkan diri kepada-Nya’.<i> (</i>Lihat<b>:</b> Kitab Lisan al-‘Arab<b> </b>karya Ibn Mandzur jilid 11 asal kata wa-sa-la). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Begitu juga berkaitan dengan asal kata ‘<i>ghatsa</i>’ yang berarti ‘menolong’ yang dengan memakai bentuk (<i>wazan</i>) ‘<i>istaf’ala</i>’ yang kemudian menjadi ‘istigha- tsah’ yang berarti ‘mencari/meminta pertolongan’. Pengertian-pengertian semacam ini pun akan kita dapati dalam berbagai kamus-kamus bahasa Arab terkemuka lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Berkaitan dengan konsep Tawassul dan Istighatsah ini, terdapat perbedaan pendapat di kalangan beberapa kelompok. Letak perbedaannya dalam masalah penentuan obyek-obyek tawassul dan istighatsah yang disahkan oleh syariat Islam. Dikarenakan terjadi perbedaan pendapat dalam penentu an obyek maka terjadi perbedaan juga dalam menghukuminya. Dari perbeda an hukum tadilah akhirnya muncul <i>‘penyesatan’</i> dari kelompok yang belum dewasa dalam menerima perbedaan, merasa benar sendiri, tidak mau menerima pendapat kelompok lain, bahkan menganggap kelompok lain tadi telah berbuat yang dilarang oleh Islam, <i>bid’ah sesat atau syirik</i>. Di sini, kita akan mengklasifikasikan pendapat-pendapat tersebut menjadi tiga bagian:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pertama<i>: Pendapat<span style="font-size: large;"> Mereka</span></i></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam hal ini, kita akan menukilkan pendapat Muhammad bin Abdul Wahhab an-Najdi (pelopor dan pendiri sekte Wahabisme) yang dalam kitab “<i>Kasyfus Syubuhaat</i>” menyatakan: “Jika ada sebagian orang <i>musyrik</i> (muslim non-Wahabi .red) mengatakan kepadamu; <i>‘Ingatlah, Sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati’</i> (QS Yunus: 62), atau mengatakan bahwa syafa’at adalah benar, atau mengatakan bahwa para nabi memiliki kedudukan di sisi Allah, atau mengungkapkan perkataan Nabi untuk berargumen menetapkan kebatil annya<i> </i>(seperti Syafa’at, Tawassul/Istighatsah, Tabarruk…dst. red)<i> </i>sedang kalian tidak memahaminya (tidak bisa menjawabnya) maka katakanlah:<i> ‘Sesungguhnya Allah dalam al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang menyimpang adalah orang yang meninggalkan ayat-ayat yang jelas </i>(muhkam)<i> dan mengikuti yang samar </i>(mutasyabih<i>) ‘ ”.</i> (Kitab Kasyfus Syubuhaat halaman 60). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Disini jelas sekali bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab menyatakan <b>‘</b><i>sesat</i><b>’</b> (bahkan menuduh musyrik) orang-orang yang meyakini adanya syafa’at, kedudukan tinggi para nabi disisi Allah swt. sehingga dimintai istighatsah/ tawassul…dst.nya. Bahkan disini, Muhammad bin Abdul Wahhab mengajar-kan kepada para pengikutnya ‘<i>cara melarikan diri’</i> dari diskusi tentang doktrin an sektenya dengan kelompok lain dengan cara melarikannya kepada pembagian <i>tasyabbuh </i>(yang samar) dan <i>muhkam</i> (yang jelas) ayat-ayat al-Qur’an. Termasuk cara mengajak para <i>pengkritisi </i>ajaran <span style="font-size: large;">Abl Wahab</span> untuk bertobat <i>tanpa terbukti</i> kesalahannya. Ternyata, akhirnya <i>cara-cara licik</i> ini pun yang sering dipakai banyak para pengikut sekte Wahabi ketika terdesak dalam berargumentasi ketika membela keyakinan wahabismenya, bahkan menjadi <i>kebiasaan buruk </i>mayoritas para pengikut sekte tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Contoh lain: <i>Nashiruddin al-Albani</i> </span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">yang konon</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> adalah seorang ahli hadits dari kalangan Wahabi pun pernah menyatakan dalam salah satu karyanya yang berjudul “<i>at-Tawassul; Ahkaamuhu wa Anwa’uhu</i>” (Tawassul; hukum-hukum dan jenis-jenisnya) begitu juga dalam mukaddimahnya atas kitab “<i>Syarh at-Thawiyah</i>” (Lihat<b>:</b> di halaman 60 dari kitab Syarh Thahawiyah) dia menyatakan bahwa; <i>“Sesungguhnya masalah tawassul <u>bukanlah</u><b> </b>tergolong masalah akidah”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dan contoh lainnya adalah apa yang dinyatakan oleh <i>Abdullah bin Baz</i> seorang mufti Wahabi: “Barangsiapa yang meminta (istighatsah/tawassul) kepada Nabi dan meminta syafa’at darinya maka ia telah <i>merusak keislam-annya</i>” (Lihat<b>:</b> Kitab Al-‘Aqidah as-Shohihah wa Nawaqidh al-Islam).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kedua<i>: Pendapat Ahlusunnah wal Jama’ah</i></span></b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> (bahkan Islam secara keseluruhan).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Terlampau banyak contoh fatwa ulama Ahlusunnah dalam menjelaskan legalitas Tawassul/Istighatsah dan Tabarruk ini. Insya-Allah dalam buku ini kita jelaskan mengenai ungkapan-ungkapan mereka. Kita akan memberikan contoh beberapa tokoh dari mereka saja:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Imam Ibn Idris as-Syafi’i sendiri pernah menyatakan: “Sesungguhnya aku telah <i>bertabarruk</i> dari Abu Hanifah (pendiri madzhab Hanafi .red<i>) </i>dan men- datangi kuburannya setiap hari. Jika aku memiliki hajat maka aku melakukan <i>shalat dua rakaat dan lantas mendatangi kuburannya</i> dan meminta kepada Allah untuk mengabulkan do’aku <i>di sisi </i>(kuburan)<i>-</i>nya.<i> </i>Maka tidak lama kemudian akan dikabulkan<i>”</i> (Lihat<b>:</b> Kitab <i>Tarikh Baghdad</i> jilid 1 halaman 123 dalam bab mengenai kuburan-kuburan yang berada di Baghdad)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> As-Samhudi yang bermadzhab Syafi’i menyatakan; “Terkadang orang bertawassul kepadanya (Nabi saw.red) dengan meminta pertolongan berkait an suatu perkara. Hal itu memberikan arti bahwa Rasulallah saw. memiliki kemampuan untuk memenuhi permintaan dan memberikan syafa’atnya kepada Tuhannya. Maka hal itu kembali kepada permohonan do’anya, walaupun terdapat perbedaan dari segi pengibaratannya. Kadangkala sese- orang meminta; ‘aku memohon kepadamu (wahai Rasulallah .red) untuk dapat menemanimu di sorga…’, tiada yang dikehendakinya melainkan bahwa Nabi saw. menjadi sebab dan pemberi syafa’at” (Lihat: Kitab Wafa’ al-Wafa’ bi Akhbar Daarul Mustafa karya as-Samhudi Jilid 2 halaman 1374)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> As-Syaukani az-Zaidi pernah menyatakan akan legalitas tawassul dalam kitab karyanya yang berjudul “<i>Tuhfatudz Dzakiriin<b>”</b></i> dengan mengatakan: “Dan bertawassul kepada Allah swt. <i>melalui </i>para nabi dan manusia sholeh<i>”.</i> (Lihat<b>:</b> Kitab Tuhfatudz Dzakiriin halaman 37)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Abu Ali al-Khalal salah seorang tokoh madzhab Hanbali pernah menyata- kan: “Tiada perkara yang membuatku gunda kecuali aku pergi <i>ke kuburan</i> <i>Musa bin Ja’far</i> (keturunan Rasulullah saw. yang kelima pen.) dan aku ber tawasul kepadanya melainkan Allah akan memudahkannya bagiku sebagai- mana yang kukehendaki” (Lihat<b>:</b> Kitab Tarikh Baghdad jilid 1 halaman 120 dalam bab kuburan-kuburan yang berada di Baghdad).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ketiga<i>: Pendapat Ibnu Taimiyah al-Harrani </i></span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jika kita telaah beberapa karya Ibnu Taimiyah maka akan kita dapati bahwa ia telah mengalami kebingungan dalam menentukan masalah ini. Kita akan dapati bahwa <i>terkadang ia mengingkarinya, terkadang membolehkannya, dan terkadang menjawabnya dengan membagi-baginya.</i> Untuk lebih jelas- nya, mari kita lihat apa yang telah ditulisnya dalam salah satu kitab yang berjudul “<i>At-Tawassul wal Wasilah</i>” dimana ia membagi Tawassul menjadi tiga kategori:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Petama: </span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tawassul dengan ketaatan Nabi dan keimanan kepadanya. Ini ter- golong asal muassal Iman dan Islam. barangsiapa yang mengingkarinya berarti telah mengingkarinya (<i>kufur</i>) terhadap hal yang umum dan yang khusus. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kedua</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">: Tawassul dengan do’a dan syafa’at Nabi </span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">dalam arti bahwa Nabi secara langsung dapat memberi syafa’at dan mendengar do’a</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> semasa hidupnya dan sehingga di akhirat kelak mereka akan bertawassul kepadanya untuk mendapat syafa’atnya. Barangsiapa yang mengingkari hal tersebut maka dia tergolong <i>kafir murtad</i> dan harus dimintai tobatnya. Jika tidak tobat maka ia harus dibunuh karena kemurtadannya. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sedangkan <i>yang</i> <i>ketiga</i> ialah: Tawassul untuk mendapat syafa’atnya pasca kematiannya. Sungguh ini merupakan <i>bid’ah</i> yang dibuat-buat. (Lihat<b>;</b> Kitab At-Tawassul wal Wasilah karya Ibnu Taimiyah halaman 13/20/50).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jadi jelaslah bahwa Ibnu Taimiyah pun tergolong orang yang <i>tidak mengingkari</i> legalitas/kebolehan tawassul, walaupun dalam beberapa hal ia nampak rancu dalam menentukan sikapnya. Dari penjelasan di atas tadi membuktikan bahwa, pengkategorian <i>bid’ah dalam tawassul</i> versi Ibnu Taimiyah terletak pada <i>hidup dan matinya</i> obyek yang ditawassuli. Benarkah demikian? Kita akan buktikan -nanti- bahwa pernyataan Ibnu Taimiyah itu telah terbantah dengan dalil-dalil dalam ajaran Islam itu sendiri. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Yang perlu djelaskan dari ungkapan di atas berkaitan dengan pendapat kedua yaitu <i>Islam secara keseluruhan</i> melegalkan konsep dan praktek Tawassul/ Istighatsah kepada Nabi saw. dan orang-orang sholeh. Jadi dalam masalah ini –terkhusus masalah Tawassul/Istighatsah, Tabarruk juga masalah-masalah lain yang dinyatakan syirik dan bid’ah oleh <span style="font-size: large;">mereka<span style="font-size: large;"> </span></span>ternyata kelompok mereka sendirian, selain karena mereka juga tidak memiliki dalil yang kuat baik bersandarkan dari al-Qur’an, sunnah Rasulallah maupun perilaku Salaf Sholeh. Dengan kata yang lebih singkat dan mengena; ‘Dalam masalah ini <span style="font-size: large;">mereka</span> akan berhadapan dengan Islam’. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam arti garis besar makna Tawassul/Wasithah ialah <i>perantara,</i> misalnya kita berdo’a pada Allah swt. dengan <i>menyertakan </i>nama Muhammad Rasul- Allah saw<b>. </b>atau nama pribadi seseorang ahli taqwa dalam do’a kita tersebut atau berdo’a pada Allah swt. dengan menyebut-nyebut amal kebaikan yang telah kita jalankan. Dengan demikian <i>lebih besar harapan</i> do’a kita akan di kabulkan oleh Allah swt. Ingat, bahwa kita dalam tawassul ini berdo’a pada Allah swt. jadi <i>bukan berdo’a pada makhluk untuk menyekutukan Allah swt.! </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Juga termasuk makna wasithah/tawassul ialah <i>minta pertolongan pada makhluk, </i>tidak langsung kepada Allah swt., begitupun juga minta syafa’at kepada Nabi saw., para sahabat atau kepada para waliyullah/ahli taqwa yang masih hidup atau telah wafat. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ayat-Ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan Tawassul / Istighotsah</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam pandangan al-Qur’an akan kita dapati bahwa hakekat Istighotsah/ Tawassul adalah merupakan salah satu pewujudan dari peribadatan yang legal dalam syariat Allah swt.. Ini merupakan hal yang jelas dalam ajaran al-Qur’an sehingga tidak mungkin dapat dipungkiri oleh kelompok muslim mana pun, termasuk kelompok <span style="font-size: large;">mereka</span>, jika mereka masih mempercayai kebenar an al-Qur’an. Dalam al-Qur’an akan kita dapati beberapa contoh dari permohonan pertolongan (<i>istighotsah</i>) dan pengambilan sarana (<i>tawassul</i>) para pengikut setia para nabi dan kekasih Ilahi yang berguna untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.. Hal itu agar supaya Allah swt. mengabulkan do’a dan hajatnya dengan segera. Di sini kita akan memberi beberapa contoh yang ada: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Dalam surat Aali Imran ayat 49, Allah swt. berfirman: <i>“Dan </i>(sebagai)<i> Rasul kepada Bani Israil </i>(yang berkata kepada mereka)<i>: ‘Sesungguhnya aku</i> (Nabi Isa as.)<i> telah datang kepadamu dengan membawa sesuatu tanda </i>(mukjizat)<i> dari Tuhanmu, yaitu aku membuat untuk kamu dari tanah berbentuk burung, Kemudian aku meniupnya, Maka ia menjadi seekor burung dengan seizin Allah; dan aku menyembuhkan orang yang buta sejak dari lahirnya dan orang yang berpenyakit sopak; dan aku menghidupkan orang mati dengan seizin Allah; dan aku kabarkan kepadamu apa yang kamu makan dan apa yang kamu simpan di rumahmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu adalah suatu tanda </i>(kebenaran kerasulanku)<i> bagimu, jika kamu sungguh-sungguh beriman’ ”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam ayat di atas disebutkan bahwa para pengikut Isa al-Masih ber-tawassul kepadanya untuk memenuhi hajat mereka, termasuk menghidup- kan orang mati, menyembuhkan yang berpenyakit sopak dan buta. Tentu, mereka bertawassul kepada nabi Allah tadi <i>bukan karena mereka meyakini</i> bahwa Isa al-Masih memiliki kekuatan dan kemampuan secara independent dari kekuatan dan kemampuan Maha Sempurna Allah swt.., sehingga tanpa bantuan Allah-pun Isa mampu melakukan semua hal tadi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Tetapi mereka meyakini bahwa Isa al-Masih dapat melakukan semua itu (memenuhi berbagai hajat mereka) karena Nabi Isa as. memiliki <i>‘kedudukan khusus’</i> (<i>jah /wajih</i>) di sisi Allah, sebagai kekasih Allah, sehingga apa yang di inginkan olehnya niscaya akan dikabulkan atau diizinkan oleh Allah swt. Ini bukanlah tergolong syirik, karena syirik adalah; <i>Meyakini kekuatan dan kemampuan Isa al-Masih </i>(makhluk Allah)<i> secara independent </i>(merdeka)<i> dari kekuatan dan kemampuan Allah”.</i> Sudah tentu, muslimin sejati selalu yakin dan percaya bahwa semua kekuatan dan kemampuan yang dimiliki oleh makhluk Allah swt. tidak akan terjadi kecuali dengan izin Allah swt.. </span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Namun aneh jika kelompok <span style="font-size: large;">mereka</span> langsung menvonis musyrik bagi pelaku tawassul/istighotsah kepada para kekasih Ilahi semacam itu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> D</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">alam surat Yusuf ayat 97, Allah swt.. berfirman: “<i>Mereka berkata:</i> ‘<i>Wahai ayah kami, <u>mohonkanlah</u> ampun bagi kami terhadap dosa-dosa kami, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang bersalah (berdosa)’ ”<b>.</b></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jika kita teliti dari ayat ini maka akan dapat diambil pelajaran bahwa, para anak-anak Ya’qub as. mereka tidak meminta pengampunan dari Ya’qub sendiri secara independent tanpa melihat kemampuan dan otoritas mutlak Ilahi dalam hal pengampunan dosa. Namun mereka jadikan ayah mereka yang tergolong kekasih Ilahi (nabi) yang memiliki kedudukan khusus di mata Allah sebagai <i>wasilah</i> (sarana penghubung) permohonan pengampunan dosa dari Allah swt.. Dan ternyata, nabi Ya’qub pun tidak menyatakan hal itu sebagai perbuatan syirik, atau memerintahkan anak-anaknya agar langsung memohon kepada Allah swt., karena Allah Maha mendengarkan segala per- mohonan dan do’a, malahan nabi Ya’qub as menjawab permohonan anak-anaknya tadi dengan ungkapan: “<i>Ya’qub berkata:<b> </b>‘Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha penyayang’ </i>”(QS Yusuf: 98). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">– Dalam surat an-Nisa’ ayat 64, Allah swt. berfirman: <i>“Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah.<b> </b>Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu </i>(Muhammad saw.)<i> lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasul </i>(Muhammad saw.) <i>pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dari ayat di atas juga dapat diambil pelajaran yang esensial yaitu bahwa, Rasululah saw. sebagai makhluk Allah yang terkasih dan memiliki keduduk- an (<i>jah/maqom/wajih</i>) yang sangat tinggi di sisi Allah sehingga diberi otoritas oleh Allah swt.untuk menjadi <i>perantara</i> (wasilah) dan tempat meminta <i>per- tolongan</i> <i>(</i>istighotsah<i>)</i> kepada Allah swt… Dan terbukti (nanti kita akan dijelaskan dalam halaman berikutnya) bahwa banyak dari para sahabat mulia Rasulallah saw. yang tergolong Salaf Sholeh menggunakan kesempat an emas tersebut untuk memohon ampun kepada Allah swt.. melalui per antara Rasulullah saw.. Hal ini yang menjadi kajian para penulis Ahlusunnah wal Jama’ah dalam mengkritisi ajaran me<span style="font-size: large;">reka</span>, termasuk orang seperti Umar Abdus Salam dalam karyanya “<i>Mukhalafatul Wahabiyyah</i>” (Lihat:<b> </b>halaman 22).</span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Semua ahli tafsir al-Qur’an termasuk Mufasir Salafi setuju bahwa ayat An-Nisa: 64 itu diturunkan ketika suatu saat sebagian sahabat melaku- kan kesalahan. Yang kemudian mereka sadar atas kesalahannya dan ingin bertaubat. Dan mereka meminta ampun secara langsung kepada Allah, tapi lihat bagaimana Allah swt. telah meresponnya:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Allah menolak untuk menerima permohonan ampun secara langsung, Dia memerintahkan mereka untuk terlebih dahulu mendatangi Rasulallah saw dan kemudian memintakan ampun kepada Allah swt, dan Rasulallah saw. juga diminta untuk memintakan ampun buat mereka. <span style="color: black;">Dengan demikian Rasulallah saw. bisa dijuluki sebagai Pengampun dosa secara <u>kiasan</u>/majazi sedangkan Allah swt. sebagai Pengampun dosa yang <i>hakiki</i>/sebenarnya. (baca keterangan pada bab 2 dalam buku ini)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Allah memerintahkan sahabat untuk bersikap seperti yang diperintahkan (menyertakan Rasulallah saw. dalam permohonan ampun mereka) hanya setelah melakukan ini mereka akan benar-benar mendapat pengampunan dari Yang Maha Penyayang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Lihat firman Allah swt. itu malah Dia yang memerintahkan para sahabat untuk minta tolong pada Rasulallah saw. untuk berdo’a pada Allah swt. agar mengampunkan kesalahan-kesalahan mereka, mengapa para sahabat tidak langsung memohon pada Allah swt.? Bila hal ini dilarang maka tidak mungkin Allah swt. memerintahkan pada hamba-Nya sesuatu yang tidak di zinkan-Nya ! </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dan masih banyak lagi firman Allah swt. meminta Rasul-Nya untuk memohonkan ampun buat orang lain umpamanya: Q.S 3:159, QS 4:106, QS 24:62, QS 47:19, QS 60:12, dan QS 63:5.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sekarang yang menjadi pertanyaan kita untuk kaum pengikut <span style="font-size: large;">mereka</span> dan pengikutnya adalah: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jikalau istighotsah atau tawassul adalah syirik, lantas apakah mungkin para nabi-nabi Allah tadi membiarkan umat mereka melakukan syirik padahal mereka di utus untuk menumpas segala macam bentuk syirik? Jikalau istighotsah dan tawassul syirik, apakah mungkin mereka mengabulkan permintaan kaum musyrik yang justru akan menyebabkan mereka berlebihan dalam melakukan kesyirikan, berarti para nabi itu telah melakukan tolong menolong terhadap dosa dan permusuhan (<i>ta’awun ‘alal istmi wal ‘udwan</i>)? Saya berlindung kepada Allah swt.dalam hal itu. Jika istighotsah dan tawassul adalah perbuatan sia-sia maka, apakah mungkin para nabi membiarkan </span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">–bahkan meridhoi dan mengajarkan– umat mereka melakukan perbuatan sia-sia dimana kita tahu bahwa pebuatan sia-sia adalah perbuatan yang tercela bagi makhluk yang berakal? Apakah para nabi tidak tahu bahwa Allah Maha Mendengar dan lagi Maha Mengetahui sehingga membiarkan, meridhoi dan bahkan mengajarkan umatnya ajaran tawassul dan istighotsah?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jikalau benar bahwa ajaran Istighotsah/tawassul adalah perbuatan syirik, bid’ah, sia-sia, khurafat, akibat tidak mengenal Allah yang Maha Mendengar- kan do’a, dan seterusnya….maka Oh, betapa bodohnya –<i>naudzuillah min dzalik</i>– para nabi Allah itu tentang konsep ajaran Allah…dan Oh, betapa cerdasnya Muhammad bin Abdul Wahhab beserta para pengikut madzhabnya terhadap ajaran murni Ilahi….</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Firman Allah swt.: <i>“</i>Sulaiman berkata, ‘Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri. ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin berkata, ‘Aku akan datangkan kepadamu dengan membawa singgasana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu, sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya’. Seseorang yang mempunyai <i>ilmu dari al-Kitab</i> berkata, ‘Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.’ Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu terletak dihadapannya, ia pun berkata, ‘lni termasuk kurnia Tuhanku.’ “ (QS. an-Naml: 38 – 40).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Firman Allah swt. itu menerangkan bahwa Nabi Sulaiman as. ingin men datangkan singgasana Ratu Balqis dari tempat yang jauh dalam waktu yang cepat sekali. Hal ini merupakan kejadian yang luar biasa, sehingga Nabi Sulaiman as. dengan pengetahuan yang cukup luas mengatakan bahwa hal ini tidak mungkin terjadi kecuali dengan kekuasaan Allah. Dan pada saat itu Nabi Sulaiman as. tidak minta tolong <i>langsung pada Allah swt.</i> melainkan minta tolong kepada makhluk Allah swt. untuk memindahkan singgasana Ratu Balqis tersebut. Semua ini ialah <i>dalil</i> yang menunjukkan bahwa minta tolong pada orang lain tidak menafikan <i>ketauhidan</i> kita kepada Allah swt.. <i>baik itu dilakukan secara ghaib maupun secara alami</i>. Syirik adalah urusan hati. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jika Nabi Sulaiman as. meminta perkara ghaib ini dari para pengikutnya, dan jika seorang laki-laki yang mempunyai <i>sedikit ilmu dari al-Kitab</i> mampu melaksanakan permintaan itu, maka tentu kita terlebih lagi boleh meminta kepada orang yang mempunyai <i>seluruh ilmu al-Kitab</i> yaitu Rasulallah saw. dan Ahlu-Baitnya. Begitu juga menurut para ahli tafsir yang mendatangkan singgasana ratu Balqis itu jelas bukan Nabi Sulaiman sendiri tetapi orang lain, karena dalam ayat ini Nabi Sulaiman bertanya kepada ummatnya dan salah satu dari ummatnya yang mempunyai ilmu sanggup mendatangkan singgasana itu dengan sekejap mata. Dengan demikian seorang yang mempunyai ilmu ini bisa dijuluki juga sebagai Penolong/Pemindah singga-sana Ratu Balqis secara <i>kiasan</i><b> </b>sedangkan Penolong/Pemindah yang <i>hakiki </i>/sebenarnya ialah Allah swt..</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sama halnya orang yang meminum obat untuk menyembuhkan suatu penyakit. Obat ini bisa dijuluki secara <i>kiasan</i>/majazi sebagai Penyembuh Penyakit tersebut sedangkan Penyembuh Penyakit yang <i>hakiki</i>/sebenarnya adalah Allah swt. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Apakah Syirik bila seorang mengatakan si A Penolong saya atau obat itu Penyembuh penyakit saya ? Sudah tentu tidak syirik selama orang tersebut mempunyai keyakinan bahwa semuanya itu hanya sebagai perantara sedangkan Penolong dan Penyembuh yang sebenarnya adalah Allah swt. Jadi disini yang penting adalah <i>keyakinan</i> seseorang! </span><br /><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Begitu juga halnya dengan ulama pakar yang menulis kitab-kitab Maulud, Burdah dan sebagai nya yang mana dikitab-kitabnya itu ada disebutkan bahwa Rasulallah saw. sebagai Penolong, Pengampun dosa dan sebagainya. Tidak lain mereka ini juga mengerti dan faham benar bahwa Penolong, Pengampun yang sebenarnya adalah Allah swt. Perbuatan seperti ini bukanlah syirik !! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Tawassul Nabi Adam as. pada Rasulallah saw.. Sebagaimana disebutkan pada firman Allah swt. (Al-Baqarah :37) yang berbunyi: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فَتَلَقَّى آدَمُ مِنْ رَبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ اَنَّهُ هُوَا الـَّوَّابُ الرَّحِيْمُ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Kemudian Adam menerima <u>beberapa kalimat</u> dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya, sesungguhnya Allah Maha penerima taubat lagi Maha Penyayang ”.</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Menurut ahli tafsir kalimat-kalimat dari Allah yang diajarkan kepada Nabi Adam as. pada ayat diatas </span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">agar taubat Nabi Adam as. diterima</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> ialah dengan menyebut dalam kalimat taubatnya <i>bi-haqqi</i> (demi kebenaran) Nabi Muhammad saw. dan keluarganya. Makna seperti ini bisa kita rujuk pada kitab: Manaqib Ali bin Abi Thalib, oleh Al-Maghazili As-Syafi’i halaman 63, hadits ke 89; Yanabi’ul Mawaddah, oleh Al-Qundusui Al-Hanafi, halaman 97 dan 239 pada cet.Istanbul,. halaman 111, 112, 283 pada cet. Al-Haidariyah; Muntakhab Kanzul ‘Ummal, oleh Al-Muntaqi, Al-Hindi (catatan pinggir) Musnad Ahmad bin Hanbal, jilid 1, halaman 419; Ad-Durrul Mantsur, oleh As-Suyuthi Asy-Syafi’i, jilid 1 halaman 60; Al-Ghadir, oleh Al-Amini, jilid 7, halaman 300 dan Ihqagul Haqq, At-Tastari jilid 3 halaman 76.</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Begitu juga pendapat Imam Jalaluddin Al-Suyuthi waktu menjelaskan makna surat Al-Baqarah :37 dan meriwayatkan <i>hadits</i> tentang taubatnya nabi Adam as. dengan tawassul pada Rasulallah saw.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Nabi Adam as. ,manusia pertama, sudah diajarkan oleh Allah swt. agar taubatnya bisa diterima dengan bertawassul pada Habibullah Nabi Muhammad saw., yang mana beliau <i>belum dilahirkan</i> di alam wujud ini. Untuk mengkompliti makna ayat diatas tentang tawassulnya Nabi Adam as. ini, kami akan kutip berikut ini beberapa hadits Nabi saw. yang berkaitan dengan masalah itu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Al-Hakim dalam kitabnya <i>Al-Mustadrak/Mustadrak Shahihain</i> jilid 11/651 mengetengahkan hadits yang berasal dari <i>Umar Ibnul Khattab ra</i>. (diriwayat- kan secara berangkai oleh Abu Sa’id ‘Amr bin Muhammad bin Manshur Al-‘Adl, Abul Hasan Muhammad bin Ishaq bin Ibrahim Al-Handzaly, Abul Harits Abdullah bin Muslim Al-Fihri, Ismail bin Maslamah, Abdurrahman bin Zain bin Aslam dan datuknya) sebagai berikut, </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Rasulallah saw.bersabda: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قَالَ رَسُوْلُ الله</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">.صَ. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">: لَمَّا اقْتَرَفَ آدَمَُ الخَطِيْئَةَ قَالَ: يَا رَبِّ أسْأَلُكَ بِحَقِّ مُحَمَّدٍ لِمَا غَفَرْتَ لِي,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فَقالَ اللهُ يَا آدَمُ, وَكَيْفَ عَرَفْتَ مُحَمَّدًا وَلَمْ أخْلَقُهُ ؟ قَالَ: يَا رَبِّ ِلأنَّـكَ لَمَّا خَلَقْتَنِي بِيدِكَ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَنَفَخْتَ فِيَّ مِنْ رُوْحِكَ رَفَعْتُ رَأسِي فَرَأيـْتُ عَلَى القَوَائِمِ العَرْشِ مَكْتُـوْبًا:لإاِلَهِ إلاالله </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">مُحَمَّدَُ رَسُـولُ اللهِ, فَعَلِمْتُ أنَّكَ لَمْ تُضِفْ إلَى إسْمِكَ إلا أحَبَّ الخَلْقِ إلَيْكَ, فَقَالَ اللهُ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">صَدَقْتَ يَا آدَمُ إنَّهُ َلاَحَبَّ الخَلْقِ إلَيَّ اُدْعُنِي بِحَقِّهِ فَقـَدْ غَفَرْتُ لَكَ, وَلَوْ لاَمُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُكَ. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Setelah Adam berbuat dosa ia berkata kepada Tuhannya: ‘Ya Tuhanku, demi kebenaran Muhammad aku mohon ampunan-Mu’. Allah bertanya<i> </i>(sebenarnya Allah itu maha mengetahui semua lubuk hati manusia, Dia bertanya ini agar Malaikat dan makhluk lainnya yang belum tahu bisa mendengar jawaban Nabi Adam as.)<i>: ‘Bagaimana engkau mengenal Muhammad, padahal ia belum kuciptakan?!’ </i>Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menciptakan aku dan meniupkan ruh kedalam jasadku, aku angkat kepalaku. Kulihat pada tiang-tiang ‘Arsy termaktub tulisan <i>Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulallah.</i> Sejak saat itu aku mengetahui bahwa disamping nama-Mu, selalu terdapat nama makhluk yang paling Engkau cintai’.<i> </i>Allah menegaskan<i>: ‘Hai Adam, engkau benar, ia memang makhluk yang paling Kucintai. Berdo’alah kepada-Ku <u>bihaqqihi</u> </i>(demi kebenarannya)<i>, engkau pasti Aku ampuni. Kalau bukan karena Muhammad engkau tidak Aku ciptakan’ “.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits diatas diriwayatkan oleh <i>Al-Hafidz As-Suyuthi</i> dan dibenarkan olehnya dalam <i>Khasha’ishun Nabawiyyah</i> dikemukakan oleh Al-Baihaqi didalam <i>Dala ’ilun Nubuwwah,</i> diperkuat kebenarannya oleh Al-Qisthilani dan Az-Zarqani di dalam <i>Al-Mawahibul Laduniyyah</i> jilid 11/62, disebutkan oleh As-Sabki di dalam <i>Syifa’us Saqam,</i> Al-Hafidz Al-Haitsami mengatakan bahwa hadits tersebut diriwayatkan oleh At-Thabarani dalam <i>Al-Ausath</i> dan oleh orang lain yang tidak dikenal dalam <i>Majma’uz Zawa’id</i> jilid V111/253. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sedangkan hadits yang serupa/senada diatas yang sumbernya berasal dari Ibnu Abbas hanya pada nash hadits tersebut ada sedikit perbedaan yaitu dengan tambahan: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَلَوْلآ مُحَمَّدٌ مَا خَلَقْتُ آدَمَ وَلآ الجَنَّةَ وَلآ النَّـارَ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Kalau bukan karena Muhammad Aku (Allah) tidak menciptakan Adam, tidak menciptakan surga dan neraka’.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Mengenai kedudukan hadits diatas para ulama berbeda pendapat. Ada yang menshohihkannya, ada yang menolak kebenaran para perawi yang meriwayatkannya, ada yang memandangnya sebagai hadits maudhu’, seperti Adz-Dzahabi dan lain-lain, ada yang menilainya sebagai hadits dha’if dan ada pula yang menganggapnya tidak dapat dipercaya. Jadi, tidak semua ulama sepakat mengenai kedudukan hadits itu. Akan tetapi <i>Ibnu Taimiyah</i> sendiri untuk persoalan hadits tersebut beliau menyebutkan dua hadits lagi yang olehnya dijadikan dalil. Yang pertama yaitu diriwayatkan oleh <i>Abul Faraj Ibnul Jauzi</i> dengan sanad <i>Maisarah</i> yang mengatakan sebagai berikut :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ, مَتَى كُنْتَ نَبِيَّا ؟ قَالَ: لَمَّا خَلَقَ اللهُ الأرْضَ وَاسْتَوَى إلَى السَّمَاءِ فَسَوَّاهُنَّ سَبْعَ سَما وَا تٍ,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَ خَلَقَ العَرْشَ كَتـَبَ عَلَى سَـاقِ العَـرْشِ مُحَمَّتدٌ رَسُوْلُ اللهِ خَاتَمُ الأَنْبِـيَاءِ , وَ خَلَقَ اللهُ الجَنَّـةَ الَّتِي أسْكَـنَهَا </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">آدَمَ وَ حَوَّاءَ فَكـُتِبَ إسْمِي عَلَى الأبْـوَابِ وَالأوْرَاقِ وَالقـِبَابِ وَ الخِيَامِ وَ آدَمُ بَيْـنَ الرَُوْحِ وَ الجَسَدِ,فَلَـمَّا أحْيَاهُ اللهُ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">تَعَالَى نَظَرَ إلَى العَـرْشِ , فَرَأى إسْمِي فَأخْبَرَهُ الله أنَّهُ سَيِّدُ وَلَدِكَ, فَلَمَّا غَرَّهُمَا الشَّيْطَانُ تَابَا وَاسْتَشْفَعَا بِإسْمِي عَلَيْهِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Aku pernah bertanya pada Rasulallah saw.: ‘Ya Rasulallah kapankah anda mulai menjadi Nabi?’ Beliau menjawab: ‘Setelah Allah menciptakan tujuh petala langit, kemudian menciptakan ‘Arsy yang tiangnya termaktub <i>Muham- mad Rasulallah khatamul anbiya</i> (Muhammad pesuruh Allah terakhir para Nabi), Allah lalu menciptakan surga tempat kediaman Adam dan Hawa, kemudian menuliskan <i>namaku </i>pada pintu-pintunya, dedaunannya, kubah-kubahnya dan khemah-khemahnya. Ketika itu <i>Adam</i> masih dalam keadaan antara ruh dan jasad. Setelah Allah swt .menghidupkannya, ia memandang ke ‘Arsy dan melihat <i>namaku</i>. Allah kemudian memberitahu padanya bahwa dia (yang bernama Muhammad itu) anak keturunanmu yang termulia. Setelah keduanya (Adam dan Hawa) terkena bujukan setan mereka ber- taubat kepada Allah dengan <i>minta syafa’at pada namaku’ </i>”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sedangkan hadits yang kedua berasal dari Umar Ibnul Khattab (diriwayatkan secara berangkai oleh Abu Nu’aim Al-Hafidz dalam Dala’ilun Nubuwwah oleh Syaikh Abul Faraj, oleh Sulaiman bin Ahmad, oleh Ahmad bin Rasyid, oleh Ahmad bin Said Al-Fihri, oleh Abdullah bin Ismail Al-Madani, oleh Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan ayahnya) yang mengatakan bahwa Nabi saw. berrsabda:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لَمَّا أصَابَ آدَمَ الخَطِيْئَةُ, رَفَعَ رَأسَهُ فَقَالَ: يَا رَبِّ بَحَقِّ مُحَمَّدٍ إلاَّ غَفَرْتَ لِي, فَأوْحَى إلَيْهِ, وَمَا مُحَمَّدٌ ؟</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَمَنْ مُحَمَّدٌ ؟ فَقَالَ: : يَا رَبِّ إنَّكَ لَمَّا أتْمَمْتَ خَلْقِي وَرَفَعْتُ رَأسِي إلَى عَرْشِكَ فَإذَا عَلَيْهِ مَكْتُوْبٌ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لإلَهِ إلااللهُ مُحَمَّدٌ رَسُـولُ اللهِ فَعَلِمْتُ أنَّهُ أكْرَمُ خَلْقِـكَ عَلَيْكَ إذْ قَرََرَنْتَ إسْمُهُ مَعَ اسْمِكَ فَقَالَ, نَعَمْ, قَدْ غَفَرْتُ لَكَ ,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَهُوَ آخِرُ الأنْبِيَاءِمِنْ ذُرِّيَّتِكَ, وَلَوْلاَهُ مَا خَلَقْتُكَ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Setelah Adam berbuat kesalahan ia mengangkat kepalanya seraya berdo’a: ‘Ya Tuhanku, <i>demi hak/kebenaran Muhammad</i> niscaya Engkau berkenan mengampuni kesalahanku’. Allah mewahyukan padanya: <i>‘Apakah Muhamad itu dan siapakah dia?’</i> Adam menjawab: ‘Ya Tuhanku, setelah Engkau menyempurnakan penciptaanku, kuangkat kepalaku melihat ke ‘Arsy, tiba-tiba kulihat pada “Arsy-Mu termaktub <i>Laa ilaaha illallah Muhammad Rasulallah</i>. Sejak itu aku mengetahui bahwa ia adalah makhluk termulia dalam pandangan-Mu, karena Engkau menempatkan namanya disamping nama-Mu’. Allah menjawab: ‘<i>Ya benar, engkau Aku ampuni,<b>.</b> ia adalah penutup para Nabi dari keturunanmu. Kalau bukan karena dia, engkau tidak Aku ciptakan’ ”.</i></span><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Yang lebih heran lagi dua hadits terakhir ini walaupun diriwayatkan dan di benarkan oleh Ibnu Taimiyyah, tapi beliau ini belum yakin bahwa hadits-hadits tersebut benar-benar <i>pernah</i> diucapkan oleh Rasulallah saw.. Namun Ibnu Taimiyyah toh membenarkan <i>makna</i> hadits ini dan menggunakannya untuk menafsirkan <i>sanggahan terhadap</i> sementara golongan yang meng- anggap makna hadits tersebut <i>bathil/salah atau bertentangan dengan prinsip tauhid </i>dan anggapan-anggapan lain yang tidak pada tempatnya. Ibnu Taimiy yah dalam <i>Al-Fatawi jilid XI /96 </i>berkata sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Muhammad Rasulallah saw. adalah anak Adam yang terkemuka, manusia yang paling <i>afdhal</i> (utama) dan paling mulia. Karena itulah ada orang yang mengatakan, bahwa karena beliaulah Allah menciptakan alam semesta, dan ada pula yang mengatakan, kalau bukan karena Muhammad saw. Allah swt. tidak menciptakan <i>‘Arsy</i>, tidak <i>Kursiy </i>(kekuasaan Allah), tidak menciptakan langit, bumi, matahari dan bulan. Akan tetapi semuanya itu bukan ucapan Rasulallah saw, <i>bukan hadits shohih dan bukan hadits dho’if</i>, tidak ada ahli ilmu yang mengutipnya sebagai ucapan (hadits) Nabi saw. dan tidak dikenal berasal dari sahabat Nabi. Hadits tersebut merupakan pembicaraan yang tidak diketahui siapa yang mengucapkannya. <i>Sekalipun demikian</i> makna hadits tersebut <i>tepat benar</i> dipergunakan sebagai tafsir firman Allah swt.: “<i>Dialah Allah yang telah menciptakan <u>bagi kalian</u> apa yang ada dilangit dan dibumi ” </i>(S.Luqman : 20), surat Ibrahim 32-34 (baca suratnya dibawah ini–pen.) dan ayat-ayat Al-Qur’an lainnya yang menerangkan, bahwa Allah menciptakan seisi alam ini untuk <i>kepentingan anak-anak Adam</i>. Sebagai- mana diketahui didalam ayat-ayat tersebut terkandung berbagai hikmah yang amat besar, bahkan lebih besar daripada itu. Jika anak Adam yang paling utama dan mulia itu, <i>Muhammad saw</i>. yang diciptakan Allah swt. untuk suatu tujuan dan hikmah yang besar dan luas, maka <i>kelengkapan dan kesempurnaan semua ciptaan Allah swt. berakhir dengan terciptanya Muhammad saw.</i>“. Demikianlah Ibnu Taimiyyah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Firman-Nya dalam surat Ibrahim 32-34 yang dimaksud Ibnu Taimiyyah ialah: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اللهُ الَّذِى خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَ الاَرْضَ وَاَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً َفاَََخْرَجَ بِهِ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًالَكُمْ وَسَخَّرَ لَكُمُ الفُلْكَ لِتَجْرِيَ فِى البَحْرِ بِاَمْرِهِ وَسَخَّرَ لَكُمُ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">الاَنْهَارَ َوَسَخَّرَ لَكُمُ الشَّمْسَ وَالقَمَرَ دَائِبَيْنِ وَسَخَّرَ لَكُمُ الَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَآتَاكُمْ مِنْ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">كُلِّ مَا سَاَلْتُمُوْه وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لاَ تُحْصُوْهَا اِنَّ الاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dan menurunkan air hujan dari langit, kemudian Dia mengeluarkan dengan air hujan itu berbagai buah-buahan menjadi rizki untuk kalian, dan Dia telah menundukkan bahtera bagi kalian supaya bahtera itu dapat berlayar di lautan atas kehendak-Nya, dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagi kalian. Dan Dia jualah yang telah menundukkan bagi kalian matahari dan bulan yang terus menerus beredar </span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">dalam orbitnya masing-masing</span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">dan telah menundukkan bagi kalian siang dan malam. Dan Dia jugalah yang memberikan kepada kalian apa yang kalian perlukan/mohonkan. Dan jika kalian menghitung-hitung nikmat Allah, kalian tidak akan dapat mengetahui berapa banyaknya. Sesungguhnya manusia itu, sangat dzalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”.(QS Ibrahim :32-34).</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ayat-Ayat al-Qur’an tentang Obyek Tawassul / Istighotsah</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam al-Quran, Allah swt.. telah menekankan kepada ummat Muhammad saw. untuk melaksanakan tawassul, dan Dia telah mengizinkan mereka untuk melakukan tawassul dengan berbagai jenis dan bentuknya. Ini semua menjadi bukti bahwa tawassul sama sekali tidak bertentangan dengan konsep kesempurnaan Ilahi, termasuk dengan ke-Maha Mendengar-an dan ke-Maha Mengetahui-an Allah terhadap do’a hamba-hamba-Nya, apalagi dengan kesia-siaan perbuatan tawassul. Di sini, kita akan sebutkan secara ringkas beberapa bentuk tawassul yang dilegalkan menurut al-Quran:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tawassul dengan Nama-Nama Allah yang Agung:</span></u></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Allah swt. berfirman: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (QS al-A’raf: 180)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ayat di atas dalam rangka menjelaskan tentang kebaikan nama-nama Allah tanpa ada perbedaan dari nama-nama itu. Dan melalui nama-nama penuh berkah itulah kita diperkenankan untuk berdo’a kepada Allah swt.. Tentu nama Allah bukan Dzat Allah sendiri. Akan tetapi melalui nama-nama Allah yang memiliki kandungan sifat<b> </b>keindahan, rahmat, ampunan dan keagungan itulah kita disuruh memohon kepada Dzat Allah swt.., obyek utama do’a, untuk pengkabulan segala hajat dan pengampunan dosa.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tawassul melalui Amal Sholeh:</span></u></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Amal sholeh merupakan salah satu jenis sarana (wasilah) yang dilegalkan oleh Allah swt. Amal sholeh juga bukan Dzat Allah itu sendiri, namun Allah membolehkan kita mengambil sarana darinya untuk memohon sesuatu kepada Dzat Allah swt. Melalui sarana tersebut seorang hamba akan didengar semua keinginannya oleh Allah swt.. Ketika tawassul berarti; “Mempersembahkan (menyodorkan) sesuatu kepada Allah demi untuk mendapat Ridho-Nya” maka tanpa diragukan lagi bahwa amal sholeh adalah salah satu dari sekian sarana yang baik untuk mendapat ridho Ilahi. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim as. ketika pertama kali membangun Ka’bah. Allah swt. dalam al-Qur’an berfirman: “Dan (ingat- lah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo’a): ‘Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah Taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang’ ” (QS al-Baqarah 127-128)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ayat di atas menjelaskan bagaimana hubungan antara Amal Sholeh (pem- bangunan Ka’bah) dengan keinginan/permohonan Ibrahim al-Khalil agar Allah swt. menjadikan dirinya, anak-cucunya sebagai muslim sejati dan agar Allah menerima taubatnya. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tawassul melalui Do’a Rasul:</span></u></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Allah swt. dalam al-Qur’an (dalam banyak ayat) menyebutkan betapa agung kedudukan para Nabi dan Rasul disisi-Nya. Allah swt., juga menekankan bahwa mereka adalah manusia-manusia khusus yang berbeda secara kualitas maupun kuantatitas bobot penciptaan yang mereka miliki dibanding manusia biasa, apalagi berkaitan dengan pribadi agung Muhammad bin Abdillah saw. sebagai penghulu para Nabi dan Rasul. Atas dasar itu, jika kita lihat, dalam masalah seruan (panggilan) saja –yang nampaknya remeh– para manusia diperintah untuk tidak menyamakannya dengan seruan ter- hadap manusia biasa lainnya. Allah swt. berfirman: “Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul diantara kamu seperti panggilan sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah Telah mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah-Nya takut akan ditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih” (QS an-Nur: 63)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bahkan dalam kesempatan lain Allah swt. juga menjelaskan, betapa manusia agung pemilik kedudukan (jah) tinggi di sisi Allah swt. itu telah mampu menjadi pengaman bagi penghuni bumi ini dari berbagai bencana. Allah swt. berfirman: “Dan Allah sekali-kali tidak akan menyiksa/mengadzab mereka, sedang kamu berada diantara mereka. dan tidaklah (pula) Allah akan mengadzab mereka, sedang mereka meminta ampun” (QS al-Anfal: 33).</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bahkan dalam banyak kesempatan (ayat), Allah swt. menyandingkan nama-Nya dengan nama Rasulullah saw. dan menyatakan bahwa perbuatan kedua nya dinyatakan sebagai berasal dari sumber yang satu. Ini sebagai bukti, betapa tinngi, agung dan mulianya sosok Nabi Muhammad saw. di mata Allah swt.. Sebagai contoh, apa yang dinyatakan Allah swt… dalam al-Qur’an yang berbunyi: “Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan ‘udzurnya kepadamu, apabila kamu telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: ‘Janganlah kamu mengemukakan ‘uzur; kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) sesungguhnya Allah Telah memberitahukan kepada kami beritamu yang sebenarnya dan Allah serta rasul-Nya akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan’ ” (QS at-Taubah: 94). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Atau ayat yang berbunyi: “Mereka (orang-orang munafik itu) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa mereka tidak mengatakan (sesuatu yang menyakitimu). Sesungguhnya mereka Telah mengucapkan perkataan kekafiran, dan telah menjadi kafir sesudah Islam dan mengingini apa yang mereka tidak dapat mencapainya, dan mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya), kecuali karena Allah dan Rasul-Nya. telah melimpahkan <u>karunia</u>-Nya kepada mereka. Maka jika mereka bertaubat, itu adalah lebih baik bagi mereka, dan jika mereka berpaling, niscaya Allah akan mengadzab mereka dengan adzab yang pedih di dunia dan akhirat; dan mereka sekali-kali tidaklah mempunyai pelindung dan tidak (pula) penolong di muka bumi” (QS at-Taubah: 74).</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Masih banyak ayat lainnya yang menjadi bukti bahwa Rasulullah saw. adalah makhluk termulia dan memiliki kedudukan khusus di sisi Khaliknya. Jika kita telah mengetahui kedudukan tinggi Rasulallah saw. semacam ini maka kita akan mendapat kepastian (tentu dengan berdasar dalil) bahwa permohonan do’a –tentu do’a yang baik– dengan menjadikan Rasulallah saw. sebagai sarana (wasilah) niscaya Allah swt. akan enggan menolak permintaan kita dengan membawa nama kekasih-Nya tersebut. Dengan menyebut nama Rasulullah Muhammad bin Abdullah saw. maka kita telah menyeru Allah swt. dengan berpegangan terhadap tonggak yang sangat kokoh yang tidak akan tergoyahkan. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Atas dasar itu, Allah swt. memerintahkan kepada para pelaku dosa dari kaum muslimin untuk berpegangan dengan tonggak yang tidak tergoyahkan tersebut (hakekat Muhammad Rasulullah saw.) dan meminta pengampunan di setiap majlis mereka, baik untuk dirinya maupun untuk orang lain. Karena melalui permohonan ampun melalui hakekat pribadi Muhammad saw.adalah kunci dari penyebab turunnya rahmat, pengampunan dan ridho Allah swt. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam hal itu Allah swt… berfirman: “Dan kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasul pun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang” (QS an-Nisa’: 64). Ayat ini dikuatkan dengan ayat lainnya, seperti firman Allah swt…: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri” (QS al-Munafiqqun: 5). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Semua itu sebagai sedikit bukti bahwa Rasulullah saw. memiliki kedudukan, kemuliaan dan keagungan di mata Allah swt.., Pencipta dan Penguasa alam semesta. Hakekat tersembunyi dari pribadi agung Muhammad saw. semacam ini hanya akan bisa dipahami dan diyakini dengan baik oleh pribadi-pribadi yang mengenal betul siapakah gerangan Muhammad bin Abdillah saw. tadi. Bagi orang yang belum mengenal diri baginda Rasul saw. niscaya ia akan meragukannya, karena masih mengaggap Rasulallah sebagai manusia biasa, selayaknya manusia biasa lainnya. Anggapan kerdil semacam inilah yang menyebabkan beberapa pengikut sekte Wahabi ter- jerumus ke lembah penyesatan kelompok lain yang mengetahui rahasia keagungan Rasul sewaktu mereka memuji Rasulullah saw.dengan pujian-pujian yang bersumber dari al-Qur’an dan Hadits sohih, baik pujian yang ter- jelma dalam kitab-kitab maulid maupun kitab-kitab ratib. Rahasia hakekat Muhammad saw. –dan nabi-nabi lain– ini pulalah yang akan kita jadikan dalil ‘Legalitas Tawassul kepada Pribadi Agung yang secara Lahir telah wafat’, pada halaman selanjutnya. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tawassul melalui Do’a Saudara Mukmin:</span></u></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Salah satu sarana lain yang disinggung oleh Allah swt. dalam al-Qur’an adalah, do’a saudara mukmin. Dalam al-Qur’an, Allah swt… berfirman: “Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdo’a: ‘Ya Rabb kami, </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami</span></i><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">,</span></i></b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman’; ‘Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang.’ ” (QS al-Hasyr: 10). Ayat ini menjelaskan bahwa kaum mukmin yang datang belakangan telah mendo’akan untuk mendapat pengampunan bagi kaum mukmin yang terdahulu. Ayat ini selain membuktikan bahwa do’a untuk orang terdahulu sangat ditekankan oleh Islam, juga bisa menjadi bukti global bahwa memberi hadiah do’a kepada yang <u>telah wafat</u> –walau bukan anak serta famili (kerabat)– akan dapat sampai dan bermanfaat buat sang mayit di alam sana. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tawassul melalui Diri Para Nabi dan Hamba Sholeh:</span></u></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Bagian dari tawassul ini berbeda dengan bagian sebelumnya. Jika pada kesempatan yang lalu disebutkan mengenai tawassul melalui do’a Rasul maka pada kesempatan kali ini kita diberitahukan tentang tawassul kepada diri dan pribadi Nabi agar menjadi sarana pengkabulan do’a, karena mereka memiliki kedudukan (jah) di sisi Allah swt.. Sebagai contoh apa yang di lakukan nabi Ya’kub as. dengan baju bekas dipakai (melekat di badan) oleh Yusuf sebagai sarana (wasilah) kesembuhannya dari kebutaan, berkat izin Allah swt.. Jelas sekali perbedaan antara tawassul melalui do’a Nabi, dengan tawassul melalui diri Nabi. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jadi, disini kita diberitahukan tentang legalitas tawassul kepada Allah swt. melalui keutamaan (fadhilah), kedudukan (jah), kemuliaan (karamah) dan keagungan (adzamah) pribadi Nabi/Rasul di sisi Allah swt.. Ini merupakan bentuk inayah khasshah (anugerah khusus) yang Allah berikan kepada para nabi dan rasul, juga para kekasih-Nya yang lain. Jadi sarana (</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">wasilah<i>) yang dijanjikan Allah swt. itu diletakkan kepada pribadi para hamba Allah yang telah dimuliakan, diagungkan dan diangkat derajatnya oleh Allah swt.. </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hal itu sebagaimana Allah swt. telah mengangkatnya ke pangkuan-Nya. Allah swt.. berfirman: “Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu” (QS al-Insyirah: 4). Orang-orang semacam itu (manusia Sholeh pengikut sejati Rasulallah), mereka adalah para pemiliki kedudukan tinggi di sisi Allah, maka Allah swt.. memerintahkan kepada segenap kaum muslimin lainnya untuk memuliakan dan menghormati mereka. Allah swt.. berfirman: “(yaitu) Orang-orang yang mengikuti Rasul, nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan meng- haramkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an), mereka itulah orang-orang yang beruntung” (QS al-A’raf: 157). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika kunci terkabulnya do’a terdapat pada kepribadian dan kedudukan luhur di sisi Allah swt.. yang dimiliki oleh setiap manusia Sholeh tadi maka sudah menjadi hal yang utama jika mereka dijadikan sebagai sarana (wasilah) oleh segenap manusia muslim biasa untuk mendapat keridhoaan Allah. Sebagai- mana do’a mereka pun selalu didengar dan dikabulkan oleh Allah swt.. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jika ada kelompok muslim yang membolehkan menjadikan do’a manusia sholeh sebagai sarana (wasilah) menuju ridho Allah maka menjadikan sarana (wasilah) kepribadian (dzat/syakhsyiyah) dan kedudukan (jah/ maqom / manzilah / karamah / fadhilah) manusia sholeh tadi pun lebih utama untuk diperbolehkan. Karena antara ‘sarana pengkabulan do’a’ dan ‘sarana kedudukan/kepribadian agung manusia sholeh’ terdapat relasi/hubungan erat dan menjadi konsekuensi logis, nyata dan sah (syar’i). Memisahkan antara keduanya sama halnya memisahkan dua hal yang memiliki relasi erat, bahkan sampai pada derajat hubungan sebab-akibat. Karena, pengkabulan do’a manusia sholeh oleh Allah swt. disebabkan karena <u>kepribadiannya yang luhur</u>, dan kepribadian luhur itulah yang menyebabkan kedudukan mereka diangkat oleh Allah swt.. Tawassul jenis ini juga memiliki sandaran hadits yang diriwayatkan oleh para imam perawi hadits dari Ahlusunnah melalui jalur yang sohih yaitu riwayat tig orang yang tertutup didalam goa. Untuk menyingkat halaman, bagi yang ingin menelaah lebih lanjut hadits-hadits tersebut, silahkan merujuknya dalam kitab-kitab hadits seperti; Musnad Imam Ahmad bin Hanbal; jilid: 4 halaman: 138 hadits ke-16789; Sunan Ibnu Majah; jilid: 1 halaman: 441 hadits ke-1385; Sunan at-Turmudzi; jilid: 5 halaman: 531 dalam kitab ad-Da’awaat, bab 119 hadits ke-3578 dan kitab lainnya. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tawassul melalui Kedudukan dan Keagungan Hamba Sholeh:</span></u></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Disamping yang telah kita singgung pada bagian sebelumnya, jika kita telaah dari sejarah hidup para pendahulu dari kaum muslimin niscaya akan kita dapati bahwa mereka melegalkan tawassul dengan jalan ini, sesuai pemahaman mereka tentang syari’at yang dibawa oleh Rasulullah saw.. Mereka bertawassul melalui kedudukan dan kehormatan para manusia Sholeh, dimana diyakini bahwa para manusia sholeh tadi pun memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah swt… </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Manusia sholeh yang dimaksud disini adalah sebagaimana apa yang di kemukakan oleh Rasulallah saw. kepada Muadz bin Jabal ra ini, Rasulallah bersabda: “Wahai Muadz, apakah engkau mengetahui apakah hak Allah kepada hamba-Nya?”. Muadz menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui’. Kemudian Rasulallah bersabda: ‘Sesunguhnya hak Allah kepada Hamba-Nya adalah hendaknya hamba-hamba-Nya itu menyembah-Nya dan tidak menyekutukan-Nya terhadap apapun’. Agak beberapa lama, kembali Rasulallah bersabda: ‘Wahai Muadz !’ aku (Muadz) menjawab: ‘Ya wahai Rasulallah !?’. Rasulallah bertanya: ‘Adakah engkau tahu, apakah hak seorang hamba ketika telah melakukan hal tadi?’. aku (Muadz) menjawab: ‘Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui’. Rasulallah bersabda: ‘“Ia tiada akan mengadzabnya’ “. (Lihat: Sohih Muslim dengan syarh dari an-Nawawi jilid: 1 halaman: 230-232). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits diatas jelas bahwa maksud dari Sholeh adalah setiap orang yang melakukan penghambaan penuh (ibadah) kepada Allah dan tidak melakukan penyekutuan terhadap Allah swt… Dan dikarenakan tawassul (mengambil wasilah) bukanlah tergolong penyekutuan Allah –karena dilegalkan oleh Allah swt.– maka para pelaku tawassul pun bisa masuk kategori orang Sholeh pula, jika ia melakukan peribadatan yang tulus dan tidak melakukan kesyirikan (penyekutuan Allah). Orang-orang sholeh semacam itulah yang dinyatakan dalam al-Qur’an sebagai pemancar cahaya Ilahi yang dengannya mereka hidup di tengah-tengah manusia. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Allah swt.. berfirman: “Dan apakah orang yang sudah mati kemudian dia kami hidupkan dan kami berikan kepadanya cahaya yang terang, yang dengan cahaya itu dia dapat berjalan di tengah-tengah masyarakat manusia, serupa dengan orang yang keadaannya berada dalam gelap gulita yang sekali-kali tidak dapat keluar dari padanya? Demikianlah kami jadikan orang yang kafir itu memandang baik apa yang telah mereka kerjakan” (QS al-An’am: 122). Atau sebagaimana dalam firman Allah swt… lainya; “Hai orang-orang yang beriman (kepada para rasul), bertakwalah kepada Allah dan ber- imanlah kepada Rasul-Nya, niscaya Allah memberikan rahmat-Nya kepada mu dua bagian, <u>dan menjadikan untukmu cahaya yang dengan cahaya itu kamu dapat berjalan</u> dan dia mengampuni kamu. dan Allah Maha Peng- ampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Hadid: 28). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagaimana kita semua mengetahui bahwa, fungsi dan kekhususan cahaya adalah; “ia sendiri terang dan mampu menerangi obyek lain”. Begitu juga dengan manusia sholeh yang mendapat otoritas pembawa pancaran Ilahi. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari sini jelas sekali bahwa al-Qur’an telah menunjukkan kepada kita bahwa, para nabi dan manusia sholeh dari hamba-hamba Allah –seperti peristiwa umat Isa al-Masih atau saudara-saudara Yusuf (anak-anak Ya’qub)– telah melakukan tawassul. Dan al-Qur’an pun telah dengan jelas memberikan penjelasan tentang beberapa obyek tawassul. Tawassul tersebut bukan hanya sebatas berkaitan dengan do’a para manusia kekasih Ilahi itu saja, bahkan pada pribadi para manusia kekasih Ilahi itu juga. Hal itu karena antara pribadi para kekasih Ilahi dengan bacaan do’a mereka tidak dapat di pisahkan dan terjadi relasi (konsekuensi) yang sangat erat. Hal ini akan semakin jelas ketika kita memasuki kajian selanjutnya. </span></i></span><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><br /><div><h1><span style="font-size: large;">Kehidupan Khusus Nabi Muhammad SAW Di Alam Barzakh</span></h1></div><span style="font-size: large;"><img alt="" border="0" src="http://yayasansofa.com/v2/images/stories/nabimuhammad.jpg" /></span><br /><span style="font-size: large;">Telah terbukti bahawa kehidupan Nabi kita Muhammad SAW di alam barzakh adalah lebih sempurna dan lebih hebat daripada manusia yang lain. Hal ini diceritakan sendiri oleh Nabi SAW dan Baginda SAW juga mengesahkan wujudnya hubungan di antara Baginda SAW dengan umatnya.</span><br /><span style="font-size: large;">Baginda SAW mengetahui perihal keadaan mereka, dapat melihat amalan mereka, mendengar percakapan mereka dan menjawab salam mereka. Terdapat banyak hadis yang membahaskan berkenaan bab ini. Di antaranya ialah hadith daripada Abdullah ibn Mas’ud RA, daripada Nabi SAW bersabda maksudnya: “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang berlegar-legar di muka bumi, untuk menyampaikan kepada saya salam daripada umat saya.” Dalam sebuah hadis yang lain, diriwayatkan daripada Ibnu Mas’ud RA, daripada Nabi SAW bersabda, maksudnya:</span><br /><span style="font-size: large;">“Kehidupan saya adalah baik bagi kalian; kalian berbicara (bertanya masalah dan hukum kepada Baginda SAW) dan dibicarakan bagi kalian (dengan wahyu dan syari’ah daripada Allah melalui perantaraan Baginda SAW). Kewafatan saya juga adalah baik bagi kalian. Amalan kalian dibentangkan kepada saya; sekiranya apa yang saya lihat berunsur kebaikan, maka saya memuji Allah ke atasnya, dan sekiranya apa yang saya lihat berunsur kejahatan, maka saya memohon keampunan kepada Allah untuk kalian.”</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Al Hafiz Abu Zur’ah al ‘Iraqi berkata di dalam Kitab al Janaiz, dari kitabnya Tarh al Tathrib fi Syarh al Taqrib: Sanad hadith ini adalah baik. Al Hafiz al Haithami berkata di dalam Majma’ al Zawa’id (jilid 9, halaman 24): Hadis ini diriwayatkan oleh al Bazzar, dan perawi-perawinya adalah perawi yang sahih. Ia menunjukkan bahawa Nabi SAW mengetahui tentang amalan kita kerana ia dibentangkan kepadanya dan Baginda SAW memohon keampunan kepada Allah untuk kita atas kejahatan dan keburukan yang telah kita lakukan. Jika demikian keadaannya, maka diharuskan kita bertawassul dengan Baginda SAW kepada Allah dan memohon syafaatnya di sisi Allah SWT.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Oleh kerana Baginda SAW mengetahui perbuatan kita termasuk bertawassul dan memohon syafa’at tersebut, maka Baginda SAW akan memberi syafaat kepada kita dan mendoakan kita. Baginda adalah al Syafi’ al Musyaffa’ (pemberi syafa’at yang diizinkan oleh Allah SWT memberikan syafa’at) dan Allah menambah kemuliaan dan ketinggiannya. Sesungguhnya Allah SWT telah menyatakan di dalam al Quran bahawa Nabi SAW adalah saksi ke atas umatnya. Ini tentu sekali menuntut kepada perlunya diperlihatkan kepada Baginda SAW segala amalan mereka agar Baginda SAW menjadi saksi atas apa yang dilihat dan diketahuinya.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ibnu al Mubarak berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami seorang lelaki daripada kaum Ansar, daripada Al-Minhal ibn ‘Amru, bahawa dia mendengar Sa’id ibn Al-Musayyib RA berkata: Tidak berlalu walau satu hari, melainkan dibentangkan kepada Nabi SAW pada hari tersebut amalan umatnya saban pagi dan petang. Maka Baginda SAW mengenali umatnya melalui nama-nama mereka dan amalan mereka. Justeru itulah, Baginda SAW menjadi saksi ke atas mereka. Allah SWT berfirman dalam Surah al Nisa’ ayat 41 yang bermaksud:</span><br /><span style="font-size: large;">“Maka bagaimanakah (keadaan orang-orang kafir pada hari Kiamat kelak), apabila Kami datangkan dari tiap-tiap umat seorang saksi (iaitu Rasul mereka sendiri menjadi saksi terhadap perbuatan mereka), dan Kami juga datangkan engkau (wahai Muhammad) sebagai saksi terhadap umatmu ini?”</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Hadis lain yang menunjukkan wujudnya pertalian kehidupan Nabi SAW di alam barzakh dengan umatnya yang masih hidup, ialah hadith daripada ’Ammar ibn Yasir RA di mana beliau berkata, Rasulullah SAW bersabda:</span><br /><span style="font-size: large;">“Sesungguhnya Allah telah mewakilkan bagi kubur saya malaikat yang Allah telah diberikan kepadanya nama-nama sekalian makhluk. Maka tidak seorang pun yang bersalawat ke atas saya sehingga hari Kiamat melainkan dia menyampaikan kepada saya dengan namanya dan nama bapanya, ”Ini Fulan ibn Fulan, dia telah bersalawat ke atas engkau.”</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dan Abu Al-Syeikh Ibnu Hibban dengan lafaznya bahawa Rasulullah SAW bersabda:</span><br /><span style="font-size: large;">“Sesungguhnya Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung mempunyai malaikat yang diberikan kepadanya pendengaran sekalian makhluk. Maka dia berdiri di kubur saya apabila saya telah wafat. Tiada seorang pun bersalawat kepada saya melainkan malaikat itu berkata, ”Wahai Muhammad! Fulan ibn Fulan telah bersalawat kepada engkau.” Lalu Baginda SAW bersabda,</span><br /><span style="font-size: large;">”Maka Tuhan Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung akan bersalawat ke atas lelaki tersebut bagi setiap satu salawatnya dengan sepuluh salawat (daripada Allah).” Daripada Abu al Darda’ RA berkata, Rasulullah SAW bersabda maksudnya: “Perbanyakanlah salawat kepada saya pada hari Jumaat, kerana ia menjadi barang saksian yang disaksikan oleh malaikat. Tidaklah seseorang bersalawat ke atas saya melainkan dibentangkan selawatnya itu kepada saya hinggalah dia selesai bersalawat. Abu Darda’ RA berkata, “Saya bertanya, “Walaupun setelah engkau wafat?”</span><br /><span style="font-size: large;">Baginda SAW menjawab, “Walaupun setelah saya wafat. Sesungguhnya Allah mengharamkan ke atas bumi ini dari memamah jasad para Nabi, maka sebenarnya Nabi Allah itu hidup dengan diberi rezeki padanya.” Diriwayatkan oleh Ahmad dan Abu Daud daripada Abu Hurairah RA, bahawa Rasulullah SAW bersabda: “Tidak seorang pun memberi salam kepada saya kecuali Allah mengembalikan ruh saya kepada saya sehingga saya dapat menjawab salamnya.” Manakala dalam riwayat al Nasa’i dan lain-lainnya, daripada Nabi SAW bersabda, maksudnya:</span><br /><span style="font-size: large;">“Sesungguhnya Allah telah mewakilkan beberapa malaikat di kuburku untuk menyampaikan kepadsaya salam daripada umatku.” </span><br /><br /><span style="font-size: large;">UMAT MENGIRIM SALAM DAN NABI SAW MENYAHUT SERUAN ORANG YANG MENYERUNYA Daripada Yazid ibn al-Muhri berkata: Ketika saya mengucapkan selamat tinggal kepada Umar ibn Abdul Aziz RA, beliau berkata, “Saya mempunyai suatu hajat untuk engkau tunaikan.” Saya berkata, “Wahai Amirul Mukminin! Bagaimanakah tuan memerlukan sesuatu daripada saya?” Khalifah Umar RA berkata, “Saya melihat, apabila engkau sampai ke Madinah, engkau pasti akan pergi menziarahi maqam Nabi SAW. Apabila tiba di sana nanti, sampaikanlah salam saya kepada Baginda SAW.”</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Terdapat juga hadis lain yang diriwayatkan oleh Hatim ibn Wardan, beliau berkata: Sesungguhnya Umar ibn Abdul Aziz RA mengirim utusan dari Syam ke Madinah untuk menyampaikan salamnya kepada Nabi SAW. Al-Khufaji dan Al-Mulla Ali Qari menyebut di dalam Syarh al Syifa bahawa hadith ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dunya dan Al-Baihaqi di dalam Syu’ab Al-Iman. Al-Khufaji Berkata: Telah menjadi kebiasaan dan adat ahli salaf, mengutus salam kepada Rasulullah SAW. Ibnu Umar RA sendiri melakukannya dan mengutuskan salam kepada Nabi SAW, Saiyyiduna Abu Bakar RA dan juga Saiyyiduna Umar RA. </span><br /><br /><span style="font-size: large;">Meskipun ucapan salam orang-orang yang mengucapkannya akan sampai kepada Rasulullah SAW, sekali pun jauh daripadanya, namun terdapat keutamaan bagi orang yang mengucapkan sendiri salam tersebut di sisinya dan Baginda SAW sendiri yang akan menyahut salam tersebut. Nabi SAW sebenarnya menjawab seruan orang yang memanggilnya, misalnya seruan, “Wahai Muhammad!”.</span><br /><span style="font-size: large;">Perkara ini disebut dalam hadith yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dari riwayat Abi Ya’la, dalam menceritakan hal Nabi Isa AS, maksudnya: “Sekiranya Isa berdiri di kubur saya, lalu berkata, “Wahai Muhammad!”, nescaya saya akan menyahut seruannya itu.” SUARA, UCAPAN SALAM DAN LAUNGAN AZAN DARI MAQAM NABI SAW Al-Imam Al-Hafiz Abu Muhammad Abdullah Al-Darimi meriwayatkan di dalam kitab Sunannya, beliau berkata: Telah mengkhabarkan kepada kami Marwan ibn Muhammad, daripada Sa’id ibn Abdul Aziz berkata: Sewaktu berlakunya peristiwa pertelingkahan (di antara penduduk Madinah dengan tentera Yazid ibn Mu’awiyah tahun 63 Hijrah), tidak kedengaran azan di Masjid Nabawi selama tiga hari. Selama itulah Sa’id ibn Musayyib RA tidak bangun dan tidak keluar dari Masjid Nabawi.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Beliau tidak mengetahui masuknya waktu solat melainkan melalui suara azan yang sayup-sayup kedengaran daripada Maqam Nabi SAW. Ibrahim ibn Syaiban pula berkata: Saya melaksanakan ibadah haji, kemudian saya pergi ke Madinah dan terus menuju ke Maqam Nabi SAW. Maka saya pun memberi salam ke atas Baginda SAW lalu saya terdengar suara dari dalam maqam itu menjawab: “Waalaikassalam.”</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Demikianlah kasih sayang Allah SWT ke atas umat ini sehingga Dia tidak memutuskan hubungan mereka dengan kekasih-Nya Sayyiduna Muhammad SAW hanya disebabkan oleh sebuah kematian. Rasulullah SAW sentiasa hampir dengan kita selaku umatnya, lebih-lebih lagi bagi mereka yang tidak putus-putus mengucapkan salawat dan menitipkan syair-syair indah tanda kerinduan dan kecintaan terhadap Baginda SAW. Bagaimana mungkin kita selaku umat yang mengharapkan syafaatnya di akhirat kelak melupakan Baginda SAW sedangkan Baginda SAW sentiasa mendoakan kerahmatan dan keampunan atas setiap kesalahan yang kita lakukan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits-Hadits tentang Legalitas/pembolehan Tawassul / Istighotsah</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada kesempatan kali ini, kita akan mengkaji beberapa contoh hadits dalam beberapa kitab standart Ahlusunah wal Jama’ah yang menjadi landasan legalitas tawassul/istighotsah terhadap Rasulallah saw. dan para hamba Allah yang sholeh. Dengan adanya dalil-dalil ini kita akan lebih mantep lagi atas legalitas, manfaat dan hikmah dari tawasuul dan tabarruk tersebut.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits-hadits yang menyebutkan tentang masalah itu adalah sebagai berikut</span></u></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> R</span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">iwayat yang mengisahkan tawassulnya Nabi Yusuf as kepada Rasulallah saw. , </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">waktu beliau didalam sumur, </span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">At-Tsa’labi</span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> mengisahkan:</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Pada keempat harinya waktu Nabi Yusuf a.s. berada didalam sumur, Jibril a.s. mendatanginya dan bertanya: ‘Hai anak siapakah yang melempar engkau kesumur’? Jawab Yusuf as: ‘Saudara-saudaraku’. Jibril as. bertanya lagi: Mengapa? Yusuf as berkata: ‘Mereka dengki karena kedudukanku di depan ayahku’. Jibril as. berkata: ‘Maukah engkau keluar darisini’? Yusuf a.s.berkata mau. Jibril as berkata: ‘Ucapkanlah (do’a pada Allah swt.) sebagai berikut’:</span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Wahai Pencipta segala yang tercipta, Wahai Penyembuh segala yang terluka, Wahai Yang Menyertai segala kumpulan, Wahai Yang Menyaksikan segala bisikan, Wahai Yang Dekat dan Tidak berjauhan, Wahai Yang Menemani semua yang sendirian, Wahai Penakluk yang Tak Tertakluk kan, Wahai Yang Mengetahui segala yang gaib, Wahai Yang Hidup dan Tak Pernah Mati, Wahai Yang Menghidupkan yang mati,Tiada Tuhan kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, aku bermohon kepada-Mu Yang Empunya pujian, Wahai Pencipta langit dan bumi, Wahai Pemilik Kerajaan, Wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, aku bermohon agar Engkau sampaikan shalawat kepada Muhammad dan keluarga Muhammad, berilah jalan keluar dan penyelesaian dalam segala urusan dan dari segala kesempitan, Berilah rezeki dari tempat yang aku duga dan dari tempat yang tak aku duga ’ “.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lalu Yusuf a.s. mengucapkan do’a itu. Allah swt. mengeluarkan Yusuf a.s. dari dalam sumur, menyelamatkannya dari reka-perdaya saudara-saudara nya. Kerajaan Mesir didatangkan kepadanya dari tempat yang tidak diduga nya”. ( At Tsa’labi 157, Fadhail Khamsah 1:207). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lihat riwayat ini, Nabi Yusuf as. diajari oleh Jibril as. untuk berdo’a pada Allah swt. agar bisa cepat keluar dari sumur dengan sholawat serta tawassul kepada Rasulallah saw.dan keluarganya. Begitu juga riwayat Nabi Adam as. yang telah kami kemukakan sebelumnya, yang mana Rasulallah saw. dan keluarganya ini belum dilahirkan dialam wujud ini ! </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">– Do’a masih akan terhalang bila orang yang berdo’a tersebut tanpa bertawassul dengan bersholawat pada Nabi saw.. Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib kw. berkata: </span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Setiap do’a antara seorang hamba dengan Allah selalu diantarai dengan hijab (penghalang, tirai) sampai dia mengucapkan sholawat pada Nabi saw.. Bila ia membaca sholawat, terbukalah hijab itu dan masuklah do’a.’ (Kanzul ‘Umal 1:173, Faidh Al-Qadir 5:19) </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib kw. juga berkata, Rasulallah saw. bersabda: “Setiap do’a terhijab (tertutup) sampai membaca sholawat pada Muhammad dan keluarganya”. ( Ibnu Hajr Al-Shawaiq 88 ) </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Juga ada riwayat hadits sebagai berikut: “Barangsiapa yang melakukan sholat dan tidak membaca shalawat padaku dan keluarga (Rasulallah saw.), sholat tersebut tidak diterima (batal)”. (Sunan Al- Daruqutni 136) </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Mendengar sabda Nabi saw. ini para sahabat diantaranya Jabir Al-Anshori berkata: ‘Sekiranya aku sholat dan didalamnya aku tidak membaca sholawat pada Muhammad dan keluarga Muhammad aku yakin sholatku tidak di terima’. (Dhahir Al-Uqba : 19) </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Begitu juga Imam Syafi’i dalam sebagian bait syairnya mengatakan: “Wahai Ahli Bait (keluarga) Rasulallah, kecintaan kepadamu diwajibkan Allah dalam Al-Qur’an yang diturunkan, Cukuplah petunjuk kebesaranmu, Siapa yang tidak bersholawat (waktu sholat) padamu tidak diterima sholatnya…. “ .</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Banyak hadits yang meriwayatkan agar do’a kita dikabulkan oleh Allah swt. dengan bertahmid dan bersholawat dahulu sebelum memulai membaca do’a. Begitu juga banyak riwayat bagaimana cara kita bersholawat kepada Rasulallah saw. dan keluarganya serta manfaatnya sholawat itu. Tidak lain semua itu termasuk tawassul/wasithah pada Rasulallah saw. dan keluarga- nya, bila tidak demikian dan tidak ada manfaatnya, maka orang tidak perlu menyertakan/menyebut nama beliau saw. dan keluarganya waktu berdo’a pada Allah swt.! </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Tahoma","sans-serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Dari Ustman bin Hunaif yang mengatakan: “Sesungguhnya telah datang seorang lelaki yang tertimpa musibah (buta matanya) kepada Nabi saw. Lantas lelaki itu mengatakan kepada Rasulllah; ‘Berdo’alah kepada Allah untukku agar Dia (Allah swt) menyembuhkanku!’. Kemudian Rasulallah ber- sabda: ‘Jika engkau menghendaki maka aku akan menundanya untukmu, dan itu lebih baik. Namun jika engkau menghendaki maka aku akan berdo’a (untukmu)’. Kemudian dia (lelaki tadi) berkata: ‘Mohonlah kepada-Nya (untukku)!’. Rasulallah memerintahkannya untuk mengambil air wudhu, kemudian ia berwudhu dengan baik lantas melakukan shalat dua rakaat. Kemudian ia (lelaki tadi) membaca do’a tersebut: </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dan aku datang meng- hampiri-Mu, demi Muhammad sebagai Nabi yang penuh rahmat. Ya Muhammad, sesungguhnya aku telah datang menghampiri-mu untuk menjumpai Tuhan-ku dan meminta hajat-ku ini agar terkabulkan. Ya Allah, jadikanlah dia sebagai pemberi syafa’at bagiku’.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Utsman bin Hunaif berkata; ‘Demi Allah, belum sempat kami berpisah, dan belum lama kami berbicara, sehingga laki-laki buta itu menemui kami dalam keadaan bisa melihat dan seolah-olah tidak pernah buta sebelumnya”. (HR. Imam at-Turmudzi dalam “Sunan at-Turmudzi” 5/531 hadits ke-3578; Imam an-Nasa’i dalam kitab “as-Sunan al-Kubra” 6/169 hadits ke-10495; Imam Ibnu Majah dalam “Sunan Ibnu Majah” 1/441 hadits ke-1385; Imam Ahmad dalam “Musnad Imam Ahmad” 4/138 hadits ke-16789; al-Hakim an-Naisaburi dalam “Mustadrak as-Shohihain” 1/313; as-Suyuthi dalam kitab “al-Jami’ as-Shoghir” halaman 59, Sunan Ibnu Majah, jilid 1, hal 331; Mustadrak al-Hakim, jilid 1, hal 313 ; Talkhish al-Mustadrak, adz-Dzahabi dan sebagainya. Sehingga dari situ, Ibnu Taimiyah pun menyatakan kesahihannya pula ). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Syeikh Ja’far Subhani melakukan kajian tentang sanad hadits diatas ini di dalam bukunya yang berjudul Ma’a al-Wahabiy yinfi Khuthathihim wa ‘Aqa’idihim. Dia berkata, “Tidak ada keraguan tentang keshohihan sanad hadits ini. Bahkan, ulama yang dipercaya oleh kalangan <span style="font-size: large;">mereka </span>yaitu Ibnu Taimiyyah mengakui keshohihan sanad hadits ini, dengan mengatakan, ‘Sesungguhnya yang dimaksud dengan nama Abu Ja’far yang terdapat di dalam sanad hadits ini adalah Abu Ja’far al-Khathmi. Dia seorang yang dapat dipercaya.’ </span></i></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Raffa’i </span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">seorang penulis golongan <span style="font-size: large;">mereka</span> abad ini</span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> yang selalu berusaha mendhaifkan/melemahkan hadits-hadits yang khusus berkaitan dengan tawassul dia pun menshohihkan hadits diatas ini. Dia berkata tentang hadits ini: “</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Tidak diragukan bahwa hadits ini shahih dan masyhur. Telah terbukti tanpa ada keraguan sedikitpun bahwa seorang yang buta dapat melihat kembali dengan perantaraan do’a Rasulallah saw..”<i> (Al-Tawashshul ila Haqiqah at-Tawassul, hal 158)</i></span></span><br /><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"><i>. </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Raffa’i berkata didalam kitabnya ini, “Hadits ini telah diriwayatkan oleh Nasa’i, Baihaqi, Turmudzi dan Hakim di dalam kitab Mustadrak-nya. Zaini Dahlan, didalam kitabnya Khulashah al-Kalam, menyebutkan hadits ini beserta dengan sanad-sanadnya yang shohih yang kesemuanya berasal dari Bukhari didalam tarikh-nya, serta Ibnu Majah dan Hakim didalam Mustadrak mereka berdua. Jalaluddin as-Suyuthi juga menyebutkan hadits ini didalam kitabnya al-Jami’ (Kasyf al-Irtiyab, hal 309, menukil dari kitab Khulashah al-Kalam. dan At-Tawashshul ila Haqiqah at-Tawassul, hal 66). </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Walaupun Raffa’i hanya mengatakan orang buta tersebut bisa melihat dengan perantaraan do’a Rasulallah saw.</span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">toh dia mengakui kesohihan hadits yang berkaitan dengan tawassul ini ! Yang sudah pasti orang buta tersebut berdo’a kepada Allah swt. sambil bertawassul dan menyertakan nama Rasulallah saw. dalam do’anya dan beliau saw. sendiri telah mengajarkan kepadanya bagaimana cara berdo’a kepada Allah swt..!</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Apakah Rasulallah saw. akan mengajarkan kepada orang buta itu sesuatu yang berbau kesyirikan atau kekufuran? Mengapa Rasulallah saw. memerintahkan kepada orang buta tersebut agar menyebutkan nama beliau saw. didalam do’anya, kalau semuanya ini tidak mempunyai keistemewaan ? </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Anehnya, sebagian pengikut <span style="font-size: large;">mereka</span> menyatakan bahwa tawassul/istigho- tsah semacam itu perbuatan sia-sia dan bertentangan dengan Maha Men- dengar dan Mengetahui (Allah swt). Mereka berkata: “Kenapa kita harus berdo’a melalui orang dengan alasan ia lebih dekat kedudukannya di sisi Allah dan do’anya lebih didengar oleh-Nya? Bukankah Allah Maha Men-dengar lagi Maha Mengetahui atas do’a para hamba-Nya?”. </span></i></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Justru pertanyaan selanjutnya yang harus dijawab oleh golongan pengingkar yang berpikiran semacam itu adalah: Mengapa Rasulallah saw. menjawab permintaan orang tadi dengan mengatakan, “…Namun jika engkau meng- hendaki maka aku akan berdo’a (untukmu)”, apakah Nabi –makhluk kekasih Ilahi itu– tidak mengerti bahwa Allah swt. Maha Mendengar dan Maha Mengetahui? </span></i></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari hadits di atas juga dapat kita ambil pelajaran bahwa, bagaimana Nabi mengajarkan cara bertawassul kepada lelaki terkena musibah tersebut. Dan juga dapat kita ambil pelajaran bahwa, bersumpah atas nama pribadi Nabi ‘Bi Muhammadin’ adalah hal yang diperbolehkan (legal menurut syariat Islam), begitu juga dengan kedudukan (jah) nabi Muhammad saw. yang tertera dalam kata ‘Nabiyyurrahmah’. Jika tidak maka sejak semula Nabi saw. akan menegur lelaki tersebut. Jadi tawassul lelaki tersebut melalui pribadi Muhammad –bukan hanya do’a Nabi– yang sekaligus atas nama sebagai Nabi pembawa Rahmat yang merupakan kedudukan <b>(</b>jah<b>)</b> tinggi anugerah Ilahi merupakan hal legal menurut syariat Muhammad bin Abdillah saw.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">– Diriwayatkan oleh ‘Aufa al-‘Aufa dari Abi Said al-Khudri, bahwa Rasulallah saw. pernah menyatakan: “Barangsiapa yang keluar dari rumahnya untuk melakukan shalat (di masjid) maka hendaknya mengatakan: ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu demi para pemohon kepada-Mu<b>.</b> Dan aku memohon kepada-Mu, demi langkah kakiku ini. Sesungguhnya aku tidak keluar untuk berbuat aniaya, sewenang-wenang, ingin pujian dan ber- bangga diri. Aku keluar untuk menjauhi murka-Mu dan mengharap ridho-Mu. Maka aku memohon kepada-Mu agar Engkau jauhkan diriku dari api neraka. Dan hendaknya Engkau ampuni dosaku, karena tiada dzat yang dapat menghapus dosa melainkan diri-Mu’. Niscaya Allah akan menyambutnya dengan wajah-Nya kepadanya dan memberinya balasan sebanyak tujuh puluh ribu malaikat ”. (</span></i><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Lihat<b>:</b></span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Kitab “Sunan Ibnu Majah”, 1/256 hadits ke-778 bab berjalan untuk melakukan shalat)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dari hadits di atas dapat diambil pelajaran bahwa, Rasulallah saw. mengajar- kan kepada kita bagaimana kita berdo’a untuk menghapus dosa kita dengan menyebut (bersumpah dengan kata ‘demi’) diri (dzat) para peminta do’a dari para manusia sholeh dengan ungkapan ‘Bi haqqi Saailiin ‘alaika‘ (demi para pemohon kepada-Mu), Rasulallah saw. disitu tidak menggunakan kata ‘Bi haqqi du’a Saailiin ‘alaika’ (demi do’a para pemohon kepada-Mu), tetapi langsung menggunakan ‘diri pelaku perbuatan’ (menggunakan isim fa’il). Dengan begitu berarti Rasulallah saw. membenarkan –bahkan mengajar- kan– bagaimana kita bertawassul kepada diri dan kedudukan para manusia sholeh kekasih Ilahi (wali Allah) –yang selalu memohon kepada Allah swt.– untuk menjadikan mereka sebagai sarana penghubung antara kita dengan Allah swt. dalam masalah permintaan syafa’at, permohonan ampun, meminta hajat dan sebagainya. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">– Diriwayatkan dari Anas bin Malik, ia mengatakan; ketika Fathimah binti Asad meninggal dunia, Rasulullah saw. datang dan duduk di sisi kepalanya sembari bersabda: ‘Rahimakillah ya ummi ba’da ummi ‘ (Allah merahmatimu wahai ibuku pasca ibu [kandung]-ku). Kemudian beliau saw. menyebutkan pujian terhadapnya, lantas mengkafaninya dengan jubah beliau. Kemudian Rasulallah memanggil Usamah bin Zaid, Abu Ayyub al-Anshari, Umar bin Khattab dan seorang budak hitam untuk menggali kuburnya. Kemudian mereka menggali liang kuburnya. Sesampai di liang lahat, Rasulallah saw. sendiri yang menggalinya dan mengeluarkan tanah lahat dengan meng- gunakan tangan beliau saw.. Setelah selesai (menggali lahat), kemudian Rasulallah saw. berbaring disitu sembari berkata: ‘Allah Yang menghidupkan dan mematikan. Dan Dia Yang selalu hidup, tiada pernah mati. Ampunilah ibuku Fathimah binti Asad. Perluaskanlah jalan masuknya, <u>demi Nabi-Mu dan para nabi sebelumku</u><b>”.</b> (Lihat: Kitab al-Wafa’ al-Wafa’)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Hadits yang serupa diatas yang diketengahkan oleh At-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath. Rasulallah saw. bertawassul pada dirinya sendiri dan para Nabi sebelum beliau saw. sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Anas bin Malik, ketika Fathimah binti Asad isteri Abu Thalib, bunda Imam ‘Ali bin Abi Thalib kw. wafat, Rasulallah saw. sendirilah yang menggali liang-lahad. Setelah itu (sebelum jenazah dimasukkan ke lahad) beliau masuk kedalam lahad, kemudian berbaring seraya bersabda:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Allah yang menghidupkan dan mematikan, Dialah Allah yang Maha Hidup. Ya Allah, limpahkanlah ampunan-Mu kepada ibuku panggilan ibu, karena Rasulallah saw. ketika masih kanak-kanak hidup dibawah asuhannya, lapangkanlah kuburnya dengan demi Nabi-Mu (yakni beliau saw. sendiri) dan demi para Nabi sebelumku. Engkaulah, ya Allah Maha Pengasih dan Penyayang”. Beliau saw. kemudian mengucapkan takbir empat kali. Setelah itu beliau saw. bersama-sama Al-‘Abbas dan Abu Bakar radhiyallahu ‘anhumaa memasukkan jenazah Fathimah binti Asad kedalam lahad. ( At-Thabrani dalam Al-Kabir dan Al-Ausath.) </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Pada hadits itu Rasulallah saw. bertawassul disamping pada diri beliau sendiri juga kepada para Nabi sebelum beliau saw.! Dalam hadits itu jelas beliau saw. berdo’a kepada Allah swt. sambil menyebutkan dalam do’anya demi diri beliau sendiri dan demi<b> </b>para Nabi sebelum beliau saw. Kalau ini bukan dikatakan sebagai tawassul, mengapa beliau saw. didalam do’anya menyertakan kata-kata demi para Nabi ? Mengapa beliau saw. tidak berdo’a saja tanpa menyebutkan …demi para Nabi lainnya ? </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 27pt 10pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam kitab Majma’uz-Zawaid jilid 9/257 disebut nama-nama perawi hadits tersebut, yaitu Ruh bin Shalah, Ibnu Hibban dan Al-Hakim. Ada perawi yang dinilai lemah, tetapi pada umumnya adalah perawi hadit-hadits shohih. Sedangkan para perawi yang disebut oleh At-Thabrani didalam Al-Kabir dan Al-Ausath semuanya baik (jayyid) yaitu Ibnu Hiban, Al-Hakim dan lain-lain yang membenarkan hadits tersebut dari Anas bin Malik. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 12pt 27pt 10pt 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Selain mereka terdapat juga nama Ibnu Abi Syaibah yang meriwayatkan hadits itu secara berangkai dari Jabir. Ibnu ‘Abdul Birr meriwayatkan hadits tersebut dari Ibnu ‘Abbas dan Ad-Dailami meriwayatkannya dari Abu Nu’aim. Jadi hadits diatas ini diriwayatkan dari sumber-sumber yang saling memper- kuat kebenarannya. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits di atas jelas sekali bagaimana Rasulallah bersumpah demi keduduk- an (jah) yang beliau saw. miliki, yaitu kenabian, dan kenabian para pendahulunya yang telah wafat, untuk dijadikan sarana (wasilah) pengampunan kesalahan ibu (angkat) beliau, Fathimah binti Asad. Dan dari hadits di atas juga dapat kita ambil pelajaran, bagaimana Rasulallah saw. memberi ‘berkah’ (tabarruk) liang lahat itu untuk ibu angkatnya dengan merebahkan diri di sana, plus mengkafani ibunya tersebut dengan jubah beliau. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">– Diriwayatkan bahwa Sawad bin Qoorib melantunkan pujiannya terhadap Rasulallah saw. dimana dalam pujian tersebut juga terdapat muatan permohonan tawassul kepada Rasulullah saw.<b> </b>(Kitab Fathul Bari 7/137, atau kitab at-Tawasshul fi Haqiqat at-Tawassul karya ar-Rifa’i hal. 300)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Penjelasan-penjelasan semacam inilah yang tidak dapat dipungkiri oleh kaum muslimin manapun, terkhusus para pengikut sekte Wahabisme. Atas dasar itu, Ibnu Taimiyah sendiri dalam kitabnya “at-Tawassul wa al-Wasilah” dengan mengutip pendapat para ulama Ahlusunah seperti; Ibnu Abi ad-Dunya, al-Baihaqi, at-Thabrani, dan sebagainya telah melegalkan tawassul sesuai dengan hadits-hadits yang ada. (Kitab “at-Tawassul wal Wasilah” karya Ibnu Taimiyah halaman 144-145)</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Walaupun beberapa hadits di atas secara tersirat telah membuktikan legalitas tawassul terhadap para nabi terdahulu dan para manusia sholeh yang telah mati, namun mungkin masih menjadi pertanyaan di benak kaum muslimin, adakah dalil yang dengan jelas memperbolehkan tawassul/ istigho- tsah terhadap orang yang dhahirnya telah wafat? Marilah kita ikuti kajian selanjutnya.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Prilaku Salaf Sholeh Penguat Legalitas Tawassul / Istighotsah</span></u></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Kita semua mengetahui bahwa para sahabat, tabi’in dan tabiut at-tabi’in adalah termasuk dalam golongan salaf sholeh dimana mereka hidup sangat dekat dengan zaman penurunan risalah Islam. Terkhusus para sahabat yang mendapat pengajaran langung dari Rasulullah saw. dimana setiap perkara yang tidak mereka pahami langsung mereka tanyakan dan langsung men- dapat jawabannya dari baginda Rasulallah saw.. Salah satu dari sekian perkara yang menjadi bahan kajian kita kali ini adalah, bagaimana pemaham an para sahabat berkaitan dengan konsep istighotsah /tawassul yang sesuai dengan petunjuk Rasulullah saw.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Disini kita akan menunjukkan beberapa riwayat yang menjelaskan pemaham an Salaf Sholeh–yang dalam hal ini mencakup para sahabat mulia Rasul saw.– berkaitan dengan konsep tersebut, dan praktek mereka dalam kehidup an sehari-hari. Oleh karenanya, kita akan memberikan beberapa contoh seperti di bawah ini:</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></i><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Dahulu Rasulullah saw. mengajarkan seseorang tentang tata cara memohon kepada Allah swt. dengan menyeru Nabi untuk bertawassul kepadanya, dan meminta kepada Allah agar mengabulkan syafa’atnya (Nabi) dengan mengatakan: </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“يا محمد يا رسول الله إني أتوسل بك إلي ربي في حاجتي لتُقضي لي اللهم فشفعه فيٍ”َ. </span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">(“Wahai Muhammad, Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku bertawassul denganmu kepada Tuhanku dalam memenuhi hajatku agar dikabulkan untuk ku. Ya Allah, terimalah bantuannya padaku”). (Kitab “Majmu’atur Rasa’il wal Masa’il” karya Ibnu Taimiyah 1/18)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jelas sekali bahwa yang dimaksud dengan lelaki di atas adalah lelaki muslim yang sezaman dan pernah hidup bersama Rasulallah saw., serta pernah belajar dari beliau, yang semua itu adalah memenuhi kriteria sahabat menurut ajaran Ahlusunnah wal Jama’ah. Mari kita teliti dan renungkan kata demi kata dari ajaran Rasulallah saw. terhadap salah seorang sahabat itu sewaktu beliau mengajarinya tata cara bertawassul melalui <i>diri</i> Muhammad sebagai Rasulullah saw., satu <i>‘kedudukan’</i> (<i>jah</i>) tinggi di sisi Allah. Sengaja kita ambil rujukan dari <i>Ibnu Taimiyah</i> agar pengikut <span style="font-size: large;">mereka</span> memahami dengan baik apa sinyal dibalik tujuan kami menukil dari</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">kitab syeikh mereka itu, agar mereka berpikir. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 63pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> H</span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">adits yang diriwayatkan oleh Bukhori dari Anas bin Malik :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">عَنْ أنَسِ, أنَّ عُمَرَبْنَ الخَطَّابِ كَانَ إذَاقُحِـطُوْا إستََسْـقََى بِالعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ المُطَّلِبِ فَقَالَ: اللهُـمَّ إنَّـا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَنَسْقِيْنَا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 9pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَإنَّا نَتَوَسَّلُ إلَيْكَ بَعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا قَالَ فَيُسْقَوْنَ (رواه البخاري) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Bahwasanya jika terjadi musim kering yang panjang, maka Umar bin Khattab memohon hujan kepada Allah dengan bertawassul dengan Abbas Ibnu Abdul Muthalib. Dalam do’anya ia berkata; ‘Ya Allah, dulu kami senantiasa bertawassul kepada-Mu dengan Nabi saw. dan Engkau memberi hujan kepada kami. Kini kami bertawassul kepada-Mu dengan paman Nabi kami, maka berilah hujan pada kami’. Anas berkata; ‘Maka Allah menurun- kan hujan pada mereka’ ”. (Lihat<b>:</b> Kitab “Shohih Bukhari” 2/32 hadits ke-947 dalam Bab Shalat Istisqo’)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Perbuatan khalifah Umar dengan tawassul pada paman Nabi saw. tidak seorang pun dari sahabat Nabi yang mengingkari, mensyirikkan atau tidak membenarkan prakarsa khalifah ini. Khalifah Umar ra. yang sudah terkenal dikalangan kaum muslimin masih menyertakan paman Rasulallah saw. didalam do’anya kepada Allah swt., apalagi kita-kita ini. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Imam an-Nawawi dalam kitab ‘<i>al-Majmu’ Syarh al-Muhadzab</i>’ (Jilid: 5 Halaman: 68) dalam <i>Kitabus-Shalat</i> dan dalam <i>Babus-Shalatul-Istisqo’</i> yang menukil riwayat bahwa Umar bin Khattab telah memohon do’a hujan melalui Abbas (paman Rasulallah) dengan menyatakan: ‘<i>Ya Allah, dahulu jika kami tidak mendapat hujan maka kami bertawassul kepada-Mu melalui Nabi kami, lantas engkau menganugerahkan hujan kepada kami. Dan kini, kami bertawassul kepada-Mu melalui paman Nabi-Mu, maka turunkan hujan bagi kami ’. Kemudian turunlah hujan”.</i> (Ibnu Hajar juga menyatakan bahwa; Abu Zar’ah ad-Damsyiqi juga telah menyebutkan kisah ini dalam kitab sejarahnya dengan sanad yang shohih). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Ibnu Hajar dalam kitab ‘<i>Fathul Bari’</i> (Syarah kitab Shohih al-Bukhari) pada jilid:2 halaman: 399 dalam menjelaskan peristiwa permintaan hujan oleh Umar bin Khatab melalui Abbas, menyatakan: “Dapat diambil suatu pelajaran dari kisah Abbas ini yaitu, <i>dimustahabkan</i> (sunah) untuk memohon hujan melalui <i>pemilik</i> keutamaan dan kebajikan, juga ahlul bait (keluarga) Nabi”. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Ibnu Atsir dalam kitab ‘<i>Usud al-Ghabah’</i> (Jilid: 3 Halaman: 167) dalam menjelaskan tentang pribadi (tarjamah) Abbas bin Abdul Mutthalib pada nomor ke-2797</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">menyatakan</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">: “</span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sewaktu orang-orang dianugerahi hujan, mereka berebut untuk <i>menyentuhi Abbas</i> dan mengatakan: ‘Selamat atasmu wahai <i>penurun hujan</i> untuk Haramain’. Saat itu para sahabat mengetahui, betapa keutamaan yang dimiliki oleh Abbas sehingga mereka mengutama- kannya dan menjadikannya sebagai rujukan dalam bermusyawarah”.</span><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam kitab yang sama ini disebutkan bahwa <i>Muawiyah</i> telah memohon hujan melalui <i>Yazid bin al-Aswad</i> dengan mengucapkan: ‘Ya Allah, kami telah meminta hujan melalui <i>pribadi </i>yang paling baik dan utama di antara kami (sahabat). ’ Ya Allah, kami meminta hujan melalui diri <i>Yazid bin al-Aswad’</i>. Wahai Yazid, angkatlah kedua tanganmu kepada Allah. Kemudian ia mengangkat kedua tangannya diikuti oleh segenap orang (yang berada di sekitanya). Maka mereka dianugerahi hujan sebelum orang-orang kembali ke rumah masing-masing’.<i> </i>( Lebih kami sayangkan lagi ada sebagian ulama yang mengakui keshohihan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan tawassul dan tabarruk, tapi mereka berani <i>memutar balik maknanya</i> dan sampai-sampai berani <i>melarang dan mensyirikkan</i> hal tersebut pada orang yang mengamalkannya! Na’udzubillah )</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Riwayat di atas memberikan pelajaran kepada kita bagaimana Khalifah Umar –sahabat Rasulallah saw.– melakukan hal yang pernah diajarkan Rasulallah kepada para sahabat mulia beliau saw.. Walaupun riwayat di atas menunjuk- kan bahwa Umar bin Khattab bertawassul kepada manusia <i>yang masih hidup,</i> akan tetapi hal itu tidak berarti secara otomatis riwayat di atas dapat menjadi bukti bahwa bertawassul kepada yang <i>telah wafat</i> adalah <i>‘haram’</i> (entah karena alasan syirik atau bid’ah), karena tidak ada dalil baik dari firman Ilahi atau Sunnah Rasulallah saw. yang menyatakan kalau tawassul pada orang yang <i>telah</i> <i>wafat itu haram</i> sedangkan pada <i>orang yang masih hidup </i>dibolehkan! Sebenarnya tawassul pada pribadi seseorang baik yang masih hidup maupun telah wafat itu <i>inti/pokoknya adalah sama</i><b>,</b> yaitu berdo’a kepada Allah swt. sambil menyertakan nama pribadi seseorang itu. Kalau ini dilarang berarti semua bentuk tawassul itu harus diharamkan juga.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Apakah golongan pengingkar ini lupa atau pura-pura lupa bahwa nabi Adam as. bertawassul pada Nabi saw. yang antara lain diriwayatkan oleh ulama pakar yang mereka andalkan yaitu Syeikh Ibnu Taimiyyah, begitu juga mengenai tawassul Nabi Yusuf a.s kepada beliau saw., tawassul mereka pada Nabi saw. yang mana beliau bukannya sudah wafat malah <i>belum dilahirkan</i> dialam wujud ini ! Begitu juga tawassul Rasulallah saw. kepada para Nabi <i>sebelum beliau saw.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Di tambah lagi nanti terdapat riwayat lain yang menjelaskan bahwa sebagian sahabat –sesuai dengan pemahaman mereka dari apa yang diajarkan Rasulallah saw.– juga melakukan tawassul kepada seseorang yang secara <i>dhahir</i> telah mati. Yang jelas, riwayat di atas dengan tegas menjelaskan akan <i>dibolehkannya</i> tawassul/istighotsah dan menyangkal pendapat madzhab <span style="font-size: large;">mereka</span> dan pengikutnya yang mengatakan bahwa bertawassul adalah <i>perbuatan sia-sia</i> dan <i>bertentangan</i> dengan –Maha Mendengar dan Maha Mengetahui– Allah swt.. Juga sekaligus menjelaskan legalitas tawassul melalui diri <i>selain </i>Rasulallah saw. (Abbas bin Abdul Mutthalib) dan kedudukan (sebagai paman manusia termulia) di hadapan Allah swt.. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><u><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"><b>Tawassul kepada Rasulallah saw. dikala wafatnya</b>:</span></u></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Abu Darda’ dalam sebuah riwayat menyebutkan: “Suatu saat, Bilal (al-Habsyi) <i>bermimpi</i> bertemu dengan Rasulallah. Beliau bersabda kepada Bilal: ‘Wahai Bilal, ada apa gerangan dengan ketidak perhatianmu (<i>jafa’</i>)? Apakah belum datang saatnya engkau menziarahiku?’. Selepas itu, dengan perasa- an sedih, Bilal segera terbangun dari tidurnya dan bergegas mengendarai tunggangannya menuju ke Madinah. Lalu Bilal mendatangi kubur Nabi sambil menangis lantas <i>meletakkan wajahnya</i> di atas pusara Rasul. Selang beberapa lama, Hasan dan Husein (cucu Rasulallah) datang. Kemudian Bilal mendekap dan mencium keduanya”. (Tarikh Damsyiq jilid 7 Halaman: 137, Usud al-Ghabah karya Ibnu Hajar jilid: 1 Halaman: 208, Tahdzibul Kamal jilid: 4 Halaman: 289, dan Siar A’lam an-Nubala’ karya Adz-Dzahabi Jilid: 1 Halaman 358) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Bilal menganggap ungkapan Rasulallah saw. dalam mimpinya <i>sebagai teguran</i> dari beliau saw., padahal secara <i>dhohir</i> beliau saw. telah wafat. Jika tidak demikian, mengapa sahabat Bilal datang jauh-jauh dari Syam menuju Madinah untuk menziarahi Rasulallah saw.? Kalau Rasulallah benar-benar telah wafat </span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">sebagaimana anggapan madzhab Wahabi bahwa yang telah wafat itu sudah tiada</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> maka Bilal <i>tidak perlu</i> menghiraukan teguran Rasulallah itu. Apa yang dilakukan sahabat Bilal juga bisa dijadikan dalil atas ketidakbenaran paham Wahabisme –pemahaman Ibnu Taimiyah dan Muhamad bin Abdul Wahhab– tentang pelarangan bepergian untuk ziarah kubur sebagaimana yang mereka pahami tentang hadits <i>Syaddur Rihal</i>. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Apakah Bilal khusus datang jauh-jauh dari Syam hanya sekedar berziarah dan <i>memeluk pusara</i> Rasulallah saw. tanpa mengatakan apapun (tawassul) kepada penghuni kubur tersebut? Sekarang mari kita lihat riwayat lain yang berkenaan dengan diperbolehkannya tawassul secara langsung kepada yang telah meninggal: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Masyarakat telah tertimpa bencana kekeringan di zaman kekhalifahan Umar bin Khattab. Bilal bin Harits –salah seorang sahabat Nabi– datang ke pusara Rasul dan mengatakan: <i>‘Wahai Rasulullah, mintakanlah hujan untuk umatmu karena mereka telah </i>(banyak)<i> yang binasa’</i>. Rasul saw. menemuinya di dalam mimpi dan memberitahukannya bahwa mereka akan diberi hujan (oleh Allah) ”. (Fathul Bari jilid 2 halaman 398, atau as-Sunan al-Kubra jilid 3 halaman 351) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits-hadits diatas mencakup sebagai dalil tentang kebolehan <i>tabarruk</i> dan <i>tawassul</i> kepada orang yang <i>dhahirnya</i> telah wafat, hal itu telah dicontohkan oleh tokoh Salaf Saleh. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Apakah golongan pengingkar lupa siapa Bilal al-Habsyi? Apakah Bilal bukan sahabat mulia Rasulallah saw. yang tergolong <i>Salaf Sholeh</i> yang harus diikuti? Apakah mungkin Bilal lupa atau tidak tahu bahwa menangis di atas pusara, apalagi sambil <i>meletakkan</i> muka diatasnya tergolong syirik atau bid’ah (versi Wahabisme)? Entah siapa yang harus diikuti, fatwa Muhammad bin Abdul Wahhab (pendiri Wahabisme) seorang khalaf (lawan Salaf) yang melarang perbuatan itu, ataukah kita harus mencontoh apa yang dilakukan Bilal dan Abu Ayyub al-Anshari yang keduanya tergolong sahabat mulia Rasulallah? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Berkata al-Hafidz Abu Abdillah Muhammad bin Musa an-Nukmani dalam karyanya yang berjudul ‘<i>Mishbah adz-Dzolam</i>’; Sesungguhnya al-Hafidz Abu Said as-Sam’ani menyebutkan satu riwayat yang pernah kami nukil darinya yang bermula dari Khalifah Ali bin Abi Thalib yang pernah mengisahkan: “Telah datang kepada kami seorang badui setelah tiga hari kita mengebumi- kan Rasulullah. Kemudian ia <i>menjatuhkan dirinya</i> ke pusara Rasulallah saw. dan <i>membalurkan tanah</i> (kuburan) di atas kepalanya seraya berkata: ‘Wahai Rasulullah, engkau telah menyeru dan kami telah mendengar seruanmu. Engkau telah mengingat Allah dan kami telah mengingatmu. Dan telah turun ayat; ‘<i>Sesungguhnya Jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang’</i> (QS an-Nisa: 64) dan aku telah mendzalimi diriku sendiri. Dan aku mendatangimu agar engkau memintakan ampun untukku. Kemudian terdengar seruan dari dalam kubur: ‘Sesungguhnya Dia (Allah) telah mengampunimu’ ”. (Kitab “Wafa’ al-Wafa’” karya as-Samhudi 2/1361) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dari riwayat di atas menjelaskan bahwa; bertawassul kepada Rasulullah pasca wafat beliau adalah hal yang legal dan tidak tergolong syirik atau bid’ah. Bagaimana tidak? Sewaktu prilaku dan ungkapan tawassul/istigho- tsah itu disampaikan oleh si Badui di pusara Rasul –dengan memeluk dan melumuri kepalanya dengan tanah pusara– yang ditujukan kepada Rasulallah yang sudah dikebumikan, hal itu berlangsung di hadapan Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib. Dan khalifah Ali sama sekali tidak menegurnya, padahal beliau adalah salah satu sahabat terkemuka Rasulullah yang memiliki keilmuan yang sangat tinggi dimana Rasulullah pernah bersabda berkaitan dengan Ali bin Abi Thalib kw. sebagai berikut: ‘<i>Ali bersama kebenaran dan kebenaran bersama Ali’. </i>(Kitab “Tarikh Baghdad” karya Khatib al-Baghdadi 14/321, dan dengan kandungan yang sama bisa dilihat dalam kitab “Shohih at-Turmudzi” 2/298). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam Kitab “Mustadrak as-Shohihain” karya al-Hakim an-Naisaburi 3/124, ‘<i>Ali bersama al-Qur’an dan al-Qur’an bersama Ali, keduanya tidak akan pernah terpisah hingga hari kebangkitan’.</i> Dalam Kitab “Mustadrak as-Shohihain” 3/126, ‘<i>Aku </i>(Rasulallah saw.)<i> adalah kota ilmu dan Ali adalah pintu gerbangnya. Barangsiapa meng- hendaki </i>(masuk)<i> kota maka hendaknya melalui pintu gerbangnya’</i>. Dalam Kitab Mustadrak as-Shohihain” 3/122, ‘<i>Engkau </i>(Ali)<i> adalah penjelas kepada umatku tentang apa-apa yang mereka selisihkan setelah </i>(kematian)-<i>ku’. </i>Dan masih banyak lagi riwayat mengenai Khalifah Ali kw.ini.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jika tawassul/istighotsah terhadap orang yang telah wafat adalah <i>syirik,</i> <i>bid’ah, </i>tidak legal/dibolehkan (ghair syar’i), –sebagaimana yang di-isukan oleh kelompok golongan pengingkar– tidak mungkin Imam Ali bin Abi Thalib kw. yang menjadi <i>saksi </i>perbuatan si Badui muslim akan berdiam diri yakni tidak melarangnya. Jika hal itu <i>tidak legal/dibolehkan</i> (ghair syar’i) maka ada <i>dua</i> kemungkinan: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">1. Imam Ali adalah sahabat yang tidak tahu apa-apa (bodoh) tentang hukum Islam, terkhusus masalah larangan bertawassul kepada orang yang telah wafat. Dimana dari ungkapan pada poin ini juga meniscayakan bahwa, Rasulallah saw. telah berbohong kepada kita (umatnya), bahwa ternyata Imam Ali bukan pemilik keutamaan-keutamaan seperti hadits-hadits di atas. Bagaimana mungkin orang yang tidak memiliki kemuliaan semacam itu lantas direkomendasikan oleh Rasulallah saw. yang dijuluki al-Amin (di- percaya) itu? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">2- Hadits-hadits pujian Rasulallah terhadap pribadi khalifah Ali itu benar. Dan diamnya Imam Ali atas perbuatan si Badui tadi membuktikan bahwa ber- tawassul/istighotsah terhadap orang yang <i>dhahirnya</i> telah wafat itu adalah <i>legal</i> menurut syari’at Islam. Karena telah dipahami bahwa khalifah Ali kw. sebagai pintu gerbang ilmu Rasulallah saw., yang selalu bersama kebenar an, selalu bersama al-Qur’an dan yang diberi mandat Rasulallah saw. untuk menjelaskan hal-hal yang terjadi perbedaan pendapat di kalangan kaum muslimin, setelah wafat Rasulallah saw.. Tentu, bagi seorang <i>Ahlusunnah wal Jama’ah sejati</i>, pasti ia akan memilih kemungkinan yang kedua ini. Karena kemungkinan yang pertama itu sangat berat resikonya di dunia mau pun di akhirat, terkhusus bagi pengaku Ahlus sunnah wal Jama’ah. Kecuali jika kita melakukan kesalahan sebagaimana apa yang sering dilakukan oleh kebanyakan ulama <span style="font-size: large;">mereka</span>, mudah menvonis sebuah hadits yang tidak sesuai dengan doktrin akidahnya dengan vonis <i>hadits lemah<b> </b>(</i>dho’if)<b><i>,</i></b> tanpa melakukan pengecekan secara detail terlebih dahulu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Syeikh Abu Manshur As-Shabbagh dalam kitabnya <i>Al-Hikayatul Masyhur- ah</i> mengemukakan kisah peristiwa yang diceriterakan oleh Al-‘Utbah sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Pada suatu hari ketika aku (Al-‘Utbah) sedang duduk bersimpuh dekat makam Rasulallah saw., tiba-tiba datanglah seorang Arab Badui. Didepan makam beliau itu ia berkata: ‘As-Salamu’alaika ya Rasulallah. Aku mengetahui bahwa Allah telah berfirman<i>: Sesungguhnya jika mereka ketika berbuat dhalim terhadap diri mereka sendiri segera datang kepadamu </i>(hai Muhammad)<i>, kemudian mohon ampunan kepada Allah, dan Rasul pun me mohonkan ampun bagi mereka, tentulah mereka akan mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang </i>(An-Nisa: 64). Sekarang aku datang kepadamu ya Rasulallah untuk mohon ampunan kepada Allah atas segala dosaku, dengan syafa’atmu, ya Rasulallah..’. Setelah mengucapkan kata-kata itu ia lalu pergi. Beberapa saat kemudian aku (Al-‘Utbah) terkantuk. Dalam keadaan setengah tidur itu aku <i>bermimpi </i>melihat Rasulallah saw. berkata kepadaku : <i>‘Hai ‘Utbah, susullah segera orang Badui itu dan beritahu kan kepadanya bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya’ ”.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Peristiwa diatas ini dikemukakan juga oleh <i>Imam Nawawi</i> dalam kitabnya <i>Al-Idhah</i> bab 4 hal. 498. Dikemukakan juga oleh <i>Ibnu Katsir</i> dalam <i>Tafsir-</i>nya mengenai ayat An-Nisa : 64. Para ulama pakar lainnya yang mengetengah- kan peristiwa Al-‘Utbah ini ialah: Syeikh Abu Muhammad Ibnu Qaddamah dalam kitabnya <i>Al-Mughny </i>jilid 3/556 ; Syeikh Abul Faraj Ibnu Qaddamah dalam kitabnya <i>Asy-Syarhul-Kabir</i> jilid 3/495 ; Syeikh Manshur bin Yunus Al-Bahuty dalam kitabnya <i>Kisyaful-Qina</i> (kitab ini sangat terkenal dikalangan madzhab Hanbali) jilid 5/30 dan Imam Al-Qurthubi (Tafsir Al-Qurthubi jilid 5/265) yang mengemukakan peristiwa semakna tapi kalimatnya agak berbeda. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits-hadits diatas, jelas lelaki itu tawassul kepada Rasulallah saw agar beliau saw. berdo’a kepada Allah swt. untuk orang itu. Kalau ini bukan di katakan sebagai dalil tawassul, mengapa orang tersebut tidak langsung ber- do’a kepada Allah swt. tanpa mohon kepada beliau saw. untuk mendo’akannya ? </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Ad-Darami meriwayatkan: “Penghuni Madinah mengalami paceklik yang sangat parah. Mereka mengadu kepada Aisyah ra (ummul Mukminin). Aisyah mengatakan: ‘<i>Lihatlah pusara Nabi !</i> <i>Jadikanlah ia </i>(pusara)<i> sebagai penghubung menuju langit sehingga tidak ada lagi penghalang dengan langit’. </i>Dia (perawi) mengatakan: Kemudian mereka (penduduk Madinah) melakukannya, kemudian turunlah hujan yang banyak hingga tumbuhlah rerumputan dan gemuklah onta-onta dipenuhi dengan lemak. Maka saat itu disebut dengan tahun ‘<i>al-fatq’</i> (sejahtera)”. (Lihat: Kitab “Sunan ad-Darami” 1/56)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Hadits serupa diatas yang diriwayatkan secara berangkai dari Abu Nu’man dari Sa’id bin Zaid, dari ‘Amr bin Malik Al-Bakri dan dari Abul Jauza bin ‘Abdullah yang mengatakan sebagai berikut: “Ketika kota Madinah dilanda musim gersang hebat, banyak kaum muslimin mengeluh kepada isteri Rasulallah saw. ‘Aisyah ra. Kepada mereka ‘Aisyah berkata: ‘<i>Datang-lah <u>kemakam</u><b> </b>Nabi saw. dan bukalah atapnya agar antara makam beliau dan langit tidak terhalang apapun juga’.</i> Setelah mengerjakan saran ‘Aisyah ra.itu turunlah hujan hingga rerumputan pun tumbuh dan unta-unta menjadi gemuk”. (ini menggambarkan betapa banyaknya hujan yang turun hingga kota Madinah menjadi subur kembali). (Kitab Sunan Ad-Daramy jilid 1/43)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shohih dari Abu Salih as-Saman dari Malik ad-Dar –seorang bendahara Umar–. yang ber- kata: “Masyarakat mengalami paceklik pada zaman (kekhalifahan) Umar. Lantas seseorang datang <i>kemakam Nabi</i> saw. seraya berkata: ‘Ya Rasulullah mohonkan (kepada Allah swt) hujan untuk umatmu, karena mereka hendak binasa’. Kemudian didalam tidur bermimpi datanglah sese- orang dan berkata kepadanya: ‘Datangilah Umar’! Saif juga meriwayatkan hal tersebut dalam kitab <i>al-Futuh</i>; Sesungguhnya lelaki yang bermimpi tadi adalah <i>Bilal bin al-Harits al-Muzni</i>, salah seorang sahabat. (Lihat: Kitab Fathul Bari 2/577)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits lainnya yang semakna dengan hadits terakhir diatas ini tentang tawassul pada Rasulallah saw. dimuka makam beliau yaitu yang diketengah- kan oleh <i>Al-Hafidz Abubakar Al-Baihaqy</i>. Hadits itu diriwayatkan secara berangkai oleh para perawi: Abu Nashar, Ibnu Qatadah dan Abubakar Al-Farisy dari Abu ‘Umar bin Mathar, dari Ibrahim bin ‘Ali Adz-Dzihly, dari Yahya bin Yahya dari Abu Mu’awiyah, dari A’masy bin Abu Shalih dan dari Malik bin Anas yang mengatakan sebagai berikut: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Pada zaman Khalifah Umar Ibnul Khattab ra. terjadi musim kemarau amat gersang. Seorang datang <i>kemakam Rasulallah</i> saw. kemudian berkata: ‘Ya Rasulallah, mohonkanlah hujan kepada Allah bagi ummat anda. Mereka banyak yang telah binasa’. Pada malam harinya orang itu mimpi didatangi Rasulallah saw. dan berkata kepadanya: ‘Datanglah engkau kepada ‘Umar dan sampaikan salamku kepadanya. Beritahukan dia bahwa mereka <i>akan memperoleh<b> </b>hujan’</i>.<b> </b>Katakan juga kepadanya: ‘Engkau harus bijaksana …bijaksana’ ! Kemudian orang itu segera menyampaikan berita mimpinya kepada Khalifah ‘Umar. Ketika itu ‘Umar berkata: ‘Ya Rabb (Ya Tuhanku), mereka mohon pertolongan-Mu karena aku memang tidak dapat berbuat sesuatu’ “. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits itu isnadnya shohih. Demikian juga yang dikatakan oleh Ibnu Katsir dalam <i>Al-Bidayah Wan-Nihayah jilid 1/91</i> mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahun 18 H. Ibnu Abi Syaibah juga mengetengahkan hadits itu dengan isnad shohih dari riwayat Abu Shalih As-Saman yang berasal dari Malik ad-Dariy, seorang bendaharawan (Khazin) pada zaman Khalifah Umar. Menurut Saif dalam kitabnya <i>Al-Futuh</i> orang yang mimpi didatangi Rasulallah saw. itu ialah sahabat Nabi saw. yang bernama <i>Bilal bin Al-Harits Al-Muzny.</i> Dalam kitab <i>Fathul Bari </i>jilid 11/415 Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadits tersebut isnadnya <i>shohih.</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Para imam ahli hadits yang mengetengahkan hadits tersebut dan para imam berikutnya yang mengutip hadits itu dalam berbagai kitab yang mereka tulis, <i>tidak ada seorangpun</i> diantara mereka ini yang mengatakan bahwa tawassul dengan makam Rasulallah saw. itu perbuatan <i>kufur, sesat atau syirik</i>. Dan juga tidak ada diantara mereka itu yang mengatakan hadits tersebut <i>Palsu.</i> Imam Ibnu <i>Hajar Al-‘Asqalany</i> sendiri turut mengetengahkan dan membenarkan hadits tersebut. Mengenai kedalaman ilmu, keutamaan perangai para imam yang mengetengahkan hadits tersebut telah dikenal semua ulama tidak perlu keterangan yang lebih jauh. Hadits ini jelas sebagai <i>dalil tawassul</i> kepada Rasulallah <i>setelah wafatnya</i>, sahabat Nabi saw. ini bukan hanya ber- ziarah saja kepada beliau saw., tapi sambil mohon kepada Rasulallah saw. agar beliau saw. berdo’a kepada Ilahi untuk menurunkan hujan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Riwayat-riwayat di atas juga menguatkan bahwa berapa di kalangan sahabat Nabi kala itu sudah menjadi hal yang biasa jika seseorang memiliki hajat untuk bertawassul, walaupun kepada Rasulullah yang secara dhahir telah meninggal dunia. <i>Lantas apakah golongan madzhab <span style="font-size: large;">mereka</span> masih ber- sikeras menyatakan bahwa <u>Salaf Sholeh</u> tidak pernah mencontohkan per- buatan tersebut sesuai dengan pemahaman mereka terhadap ajaran syari’at Nabi?</i> Sekali lagi pertanyaan yang muncul, <i>apakah golongan ini berani menyatakan para sahabat besar itu sebagai pelaku syirik atau bid’ah karena telah bertawassul kepada yang telah wafat?</i> Pertanyaan semacam ini belum pernah ada jawaban yang memuaskan dari kalangan golongan pengingkar, karena mereka akan berbenturan dengan pemuka Salaf Sholeh seperti sahabat-sahabat besar yang telah kami sebutkan di atas, termasuk Ummul mukminin Aisyah, istri Nabi sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Tawassul dengan hanya menyebut <i>nama</i> Rasulallah saw.. Al-Haitsam bin Khanas meriwayatkan kesaksiannya sendiri sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Ketika aku datang kepada ‘Abdullah bin Umar ra.kulihat ada seorang yang menderita kejang kaki (kaku hingga tidak dapat berjalan). ‘Abdullah bin Umar berkata kepadanya: ‘Sebutlah orang yang paling kau cintai‘! Orang yang kejang itu berseru: ‘Ya Muhammad’ ! Saat itu juga aku melihat ia langsung dapat berjalan seperti orang yang terlepas dari belenggu “.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> Imam <i>Mujahid </i>meriwayatkan hadits dari Abdullah bin ‘Abbas sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Seorang yang menderita penyakit kejang kaki datang kepada ‘Abdullah bin ‘Abbas ra. Kepadanya ‘Abdullah bin ‘Abbas berkata: ‘Sebutlah orang yang paling kau cintai !’ Orang itu lalu menyebut; ‘Muhammad saw’.! Seketika itu juga lenyaplah penyakitnya“. Ibnu Taimiyyah juga mengetengahkan riwayat ini dalam kitabnya <i>Al-Kalimut-Thayyib</i> bab 47 halaman 165.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Guna mengakhiri kajian kali ini, kita akan memberikan satu contoh lagi dari riwayat (<i>atsar</i>) para sahabat berkaitan dengan legalitas syariat Islam terhadap permasalahan istighotsah/tawassul, terkhusus kepada pribadi yang dianggap telah mati. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam sebuah riwayat panjang tentang kisah <i>Utsman bin Hunaif</i> (salah seorang sahabat mulia Rasulallah saw.) yang disebutkan oleh <i>at-Tabrani </i>dari Abi Umamah bin Sahal bin Hunaif yang bersumber dari pamannya, Utsman bin Hunaif. Disebutkan bahwa, “Suatu saat seorang lelaki telah beberapa kali mendatangi khalifah Utsman bin Affan agar memenuhi hajat- nya. Saat itu, Utsman tidak menanggapi kedatangannya dan tidak pula mem- perhatikan hajatnya. Kemudian lelaki itu pergi dan ditengah jalan bertemu Utsman bin Hunaif dan mengeluhkan hal yang dihadapinya kepadanya. Mendengar hal itu, lantas Utsman bin Hunaif mengatakan kepadanya: ‘Ambillah bejana dan berwudhulah. Kemudian pergilah ke masjid (Nabi) dan shalatlah dua rakaat’. Seusainya maka katakanlah: <i>‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dan mendatangi-Mu demi Nabi-Mu Muhammad yang sebagai Nabi pembawa Rahmat. Wahai Muhammad, aku menghadapkan wajahku kepadamu untuk memohon kepada Tuhanku. Maka kabulkan-lah hajatku’ </i>Kemudian sebutkanlah hajatmu. Beranjaklah maka aku akan mengiringimu’. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Kemudian lelaki itu melakukan apa yang telah diberitahukan kepadanya. Selang beberapa saat, lalu ia kembali mendatangi pintu rumah Utsman (bin ‘Affan). Utsman pun mempersilahkannya masuk dan duduk di satu kursi dengannya, seraya berkata: Apakah gerangan hajatmu? Kemudian ia menyebutkan hajatnya, dan Utsman pun segera memenuhinya. Ia (Utsman) berkata kepadanya: ‘Aku tidak ingat terhadap hajatmu melainkan baru beberapa saat yang lalu saja’. Ia (Utsman bin Affan) pun kembali mengatakan: ‘Jika engkau memiliki hajat maka sebutkanlah (kepadaku)’! Setelah itu, lelaki itu keluar meninggalkan rumah Utsman bin Affan dan kembali bertemu Utsman bin Hunaif seraya berkata: ‘Semoga Allah membalas kebaikanmu’ ! Dia (Utsman bin Affan) awalnya tidak melihat dan memperhatikan hajatku sehingga <i>engkau telah berbicaranya</i> kepadanya tentangku. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Utsman bin Hunaif berkata: ‘Demi Allah, aku tidak pernah berbicara tentang kamu kepadanya. Tetapi aku telah melihat Rasulullah saw. didatangi dan dikeluhi oleh seorang yang terkena musibah penyakit kehilangan kekuatan penglihatannya, kemudian Nabi bersabda kepadanya: ‘Bersabarlah’! Lelaki itu menjawab: ‘Wahai Rasulullah, aku tidak memiliki penggandeng dan itu sangat menyulitkanku’. Nabi bersabda: ‘Ambillah bejana dan berwudhulah, kemudian shalatlah dua rakaat, kemudian bacalah do’a-do’a berikut….’ (<b>info:</b> ini mengisyaratkan pada hadits tentang sahabat yang mendatangi Rasulallah karena kehilangan penglihatannya yang diriwayatkan dalam kitab “Musnad Ahmad” 4/138, “Sunan at-Turmudzi” 5/569 hadits ke-3578, “Sunan Ibnu Majah” 1/441 dan “Mustadrak as-Shohihain” 1/313) berkata Ibnu Hunaif: Demi Allah, kami tidak akan meninggalkan [cara tawassul itu]. Percakapan itu begitu panjang sehingga datanglah seorang lelaki yang seakan dia tidak mengidap satu penyakit”. (Lihat: Kitab “Mu’jam at-Tabrani” 9/30 nomer 8311, “al-Mu’jam as-Shoghir” 1/183, dikatakan hadits ini sahih)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Al-Mundziri</span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> (At-Targhib jilid 1/44 dan Majma’uz Zawaid jilid 11/279) mengatakan hadits diatas ini shahih begitupun juga Ibnu Taimiyyah yang mengatakan bahwa hadits yang diriwayatkan At-Thabarani diatas ini berasal dari Abu Ja’far yang nama aslinya Umar bin Yazid, seorang perawi hadits yang dapat dipercaya. Abu Abdullah al-Maqdisi mengatakan bahwa hadits itu shahih. Juga Al-Hafidz Nuruddin Al-Haitsami membenarkan hadits itu. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Lihat hadits diatas ini contoh yang cukup jelas seorang yang diajari oleh Ustman bin Hunaif agar urusannya dimudahkan oleh Allah swt. dengan berdo’a dan tawassul kepada Rasulallah saw. sambil menyertakan dalam do’anya itu nama Rasulallah saw. dan memanggil beliau saw. Pada waktu itu tidak ada satupun sahabat yang memprotes. Bila hal tersebut dilarang/ di haramkan dalam agama Islam atau berbau syirik maka tidak mungkin akan di amalkan oleh sahabat Nabi Utsman bin Hunaif ini. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Utsman bin Hunaif ra. pernah menyaksikan sendiri peristiwa seorang buta yang mengeluh pada Rasulallah saw. (baca haditsnya pada halaman sebelumnya), kemudian Rasulallah saw. menyuruh seorang tuna netra untuk wudu’ dan sholat dua raka’at. Setelah sholat seorang buta itu berdo’a pada Allah swt. sambil menyertakan nama Nabi saw. dalam do’anya itu. Bila hal ini berbau syirik tidak mungkin <i>Rasulallah saw.</i> memerintahkan atau mengajari orang ini untuk berdo’a sambil tawassul dengan nama beliau. Beliau saw. adalah contoh dari ummatnya semua perbuatan yang beliau lakukan bakal ada ummatnya yang meniru dan beliau saw. tidak akan dan tidak pernah menyuruh ummatnya untuk melakukan sesuatu yang <i>keluar dari akidah syariat Islam dan berbau kesyirikan</i> !!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sedangkan hadits yang terakhir diatas Utsman bin Hunaif </span><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> <i>atas</i> <i>prakarsanya sendiri</i> mengamalkan cara berdo’a yang diajarkan Rasulallah saw. pada orang buta tersebut. Peristiwa terakhir ini terjadi setelah wafat Rasulallah saw. pada zamannya khalifah ketiga. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Utsman bin Hunaif ra memahami ajaran Rasulallah saw.yang mengajarkan diperbolehkannya tawassul kepada beliau saw. pada masa hidupnya namun ia juga terapkan pada setelah kematian beliau saw.. <i>Apakah pemahaman sahabat Utsman bin Hunaif itu tidak bisa dibenarkan? Sebodoh itukah sahabat Utsman bin Hunaif yang menerapkan hadits Rasulallah tentang tawassul kepada yang masih hidup dengan legalitas tawassul kepada yang wafat?</i> Jika ada pengikut sekte Wahabi yang berani menyatakan bahwa sahabat Utsman bin Hunaif adalah bodoh maka jangan segan-segan juga untuk menyatakan bahwa khalifah Ali bin Abi Thalib dan Ummul-mukminin ‘Aisyah pun bodoh, sebagaimana banyak sahabat lainnya. Kenapa tidak?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Bukankah mereka semua membenarkan ajaran tawassul/ istighotsah kepada Rasulallah saw. yang telah wafat ? Atau selama ini pemahaman madzhab Salafi (baca:Wahabi) yang salah ?, bahwa Nabi tidak ‘wafat’, dhahirnya saja ‘wafat’, tetapi ruh beliau saw. selalu hidup dan mendengar setiap permintaan yang diajukan umatnya kepada beliau, sebagai sarana (<i>wasilah</i>) menuju kepada Allah swt.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits-hadits diatas dan masih banyak hadits-hadtis tawassul yang tidak di kemukakan disini itu semuanya jelas mengarah kebolehan atau legalitas dari tawassul. Karena kefanatikan dan keangkuhan kepada madzhabnya, golongan pengingkar selalu berusaha menolak dan memutar balik makna hadits-hadits yang berlawanan dengan faham akidahnya. Padahal, riwayat sahabat Utsman bin Hunaif –yang menjadi kepercayaan sahabat Ali dan Umar (Lihat: Kitab “Siar A’lam an-Nubala’” 2/320) sebegitu jelasnya, sebagaimana keberadaan matahari di siang hari yang cerah. Namun, bagai- mana pun, kebenaran harus disampaikan, karena tugas kita hanyalah menyampaikan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sebagaimana yang telah kami kemukakan bahwa ulama-ulama pakar telah menulis mengenai bertawassulnya Nabi Adam as. kepada Rasulallah saw. umpama; di dalam kitab Mustadrak al-Hakim, jilid 2, halaman 15; kitab ad-Durr al-Mantsur, jilid 1, halaman 59; dengan menukil dari Thabrani, Abu Na’im al-Ishfahani. Demikian juga hadits tentang bertawassulnya Rasulallah saw. dengan hak-hak para nabi sebelumnya. Sebagaimana juga Thabrani meriwayatkannya didalam kitabnya <i>al-Kabir</i> dan <i>al-Awsath</i>. </span><br /><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Begitu juga Ibnu Hibban dan al-Hakim, mereka berdua <i>menshohihkannya</i>. Selanjutnya, hadits bertawassul kepada orang-orang yang berdo’a, terdapat juga didalam shohih Ibnu Majjah, jilid 1, halaman 261, bab al-Masajid; dan begitu juga di dalam musnad Ahmad, jilid 3, halaman 21. Demikian juga dengan riwayat-riwayat yang lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Disamping itu, sesuatu yang menunjukkan diperbolehkannya tawassul/ istighotsah ialah, <i>ijma’ kaum muslimin</i>, dan begitu juga sejarah hidup orang-orang yang sezaman dengan Rasulallah saw. Kaum muslimin, sejak dahulu hingga sekarang, mereka bertawassul kepada para nabi dan orang-orang sholeh. Tidak ada seorang ulama pun yang memprotes dan mengharamkan, mensyirikkan perbuatan ini, kecuali golongan Wahabi/Salafi dan pengikutnya Begitu pun juga halnya dengan permintaan tolong kepada hamba Allah, tidak langsung kepada Allah swt., itu adalah mustahab. Sebagaimana yang telah kami kemukakan bahwa Allah swt. berfirman: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Jika kamu berdua bertobat kepada Allah, maka sesungguhnya hati kamu berdua telah condong </span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">(untuk menerima kebaikan)<i>; dan jika kamu berdua bantu-membantu menyusahkan Nabi, maka sesungguhnya Allah adalah <u>pelindungnya</u> dan </i>(begitu pula)<i> Jibril dan orang-orang mukmin yang baik; dan selain dari itu malaikat-malaikat adalah <u>penolongnya</u> pula”.</i> (Q.S. 66:4)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Apakah kita benar-benar menyekutukan sesuatu kepada Allah ketika kita percaya bahwa <i>Jibril as, orang beriman</i> dan <i>para malaikat</i> yang juga bisa sebagai <i>Maula</i> (pelindung) kita dan <i>Naseer</i> (Penolong) bersama-sama dengan Allah ?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Jika kita tetap memakai pengertian Syirik sebagaimana pendapat golongan pengingkar maka kita secara otomatis telah membuat Allah sendiri Musyrik (Na‘udzubillah) dan begitu pula dengan orang-orang yang percaya terhadap seluruh ayat Al-Quran. Dan masih banyak firman Allah swt. yang mengatakan selain Dia ada hamba-hamba-Nya yang bisa menolong. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 63pt; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sedangkan dalam hadits-hadits Rasulallah saw. diantaranya disebutkan:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 45pt; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَاللهُ فِى عَوْنِ العَبْدِ مَاكَانَ العَبْدُ فِى عَوْنِِ أخِيْهِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Allah menolong hamba-Nya selagi hamba itu mau menolong saudaranya</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">”.</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(HR Muslim, Abu Daud dan lainnya</span></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">إنَّ لِلَّهِ خلْـقًا خَلَقَهُمْ لِحَوَائِجِ </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">النَّاسِ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> يَفْزَعُ النَّاسُ إلَيْهِمْ فِي </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">حَوَائِجِهِمْ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> واُولاَئِـكَ الآمِنُوْنَ مِنْ عَذَابِ اللهِ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Allah mempunyai makhluk yang diciptakan untuk keperluan orang banyak. Kepada mereka itu banyak orang yang minta pertolongan untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka adalah orang-orang yang selamat dari siksa Allah”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> Sebuah riwayat dari ‘Abdullah bin Abbas ra. mengatakan bahwa Rasulallah saw. bersabda: “Banyak Malaikat Allah dimuka bumi selain yang bertugas mengawasi amal perbuatan manusia. Mereka mencatat setiap lembar daun yang jatuh dari batangnya. Karena itu jika seorang diantara kalian tersesat ditengah sahara (atau tempat lainnya), hendaklah ia berseru: ‘Hai para hamba Allah tolonglah aku’ “. (HR.At-Thabrani dengan para perawi yang terpercaya).</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ‘Abdullah bin Mas’ud ra meriwayatkan, bahwa Rasulallah saw. pernah bersabda: “Jika seorang diantara kalian ternak piaraannya terlepas ditengah sahara, hendaklah ia berseru: ’Hai para hamba Allah, tahanlah ternakku…hai para hamba Allah tahanlah ternakku’. Karena sesungguhnya Allah mempunyai makhluk (selain manusia) dimuka bumi yang siap memberi pertolongan”. (HR. Abu Ya’la dan At-Thabarani dengan perawi-perawi yang dapat dipercaya, kecuali satu orang yang dipandang lemah yaitu Ma’ruf bin Hasan). Imam Nuruddin ‘Ali bin Abubakar Al-Haitsami juga mengetengahkan riwayat ini dalam Majma’uz-Zawaid Wa Manba’ul-Fuwa’id jilid X/132.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> ‘Utbah bin Ghazwan mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulallah saw. bersabda: “Jika seorang dari kalian kehilangan sesuatu atau ia mem- butuhkan bantuan, saat ia berada didaerah dimana ia tidak mempunyai kenalan, maka ucapkanlah; ’Hai para hamba Allah, tolonglah aku’, karena sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba (makhluk-makhluk ciptaan-Nya selain manusia) yang tidak kita lihat”. Dan ‘Utbah sendiri telah mencoba melaksanakan anjuran Rasulallah saw. ini !</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Riwayat diatas ini diketengahkan oleh At-Thabarani dengan para perawi yang dapat dipercaya, kecuali Yazid bin ‘Ali yang oleh At-Thabarani di pandang lemah, karena Yazid ini tidak hidup sezaman dengan ‘Utbah. Dan masih banyak lagi riwayat-riwayat lain yang tidak kami cantumkan disini. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Hadits-hadits diatas ini juga menunjukkan permintaan tolong kepada hamba Allah yang tidak kelihatan (ghoib), tidak langsung minta tolong kepada Allah! </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Apakah orang yang minta pertolongan pada hamba Allah tidak langsung kepada Allah swt. disebut ‘musyrik atau durhaka’?</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Jadi sekali lagi permintaan tolong/istighotsah itu bukan berarti berbuat ke kufuran apa pun kecuali jika disertai keyakinan sebab utama pertolongan bukan dari Allah swt. melainkan dari orang yang dimintai tolong itu sendiri. Kita harus mempunyai keyakinan bahwa orang yang mohon pertolongan itu adalah upaya/iktisab sedangkan yang dimintai pertolongan itu hanya sekedar washithah. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Begitupun juga soal minta syafa’at kepada Nabi atau kepada para waliyullah atau kepada orang shaleh yang telah wafat. Namun kita tidak boleh mempunyai keyakinan bahwa Nabi, para waliyullah dan orang-orang shalih yang telah wafat tersebut dapat memberi syafa’at tanpa seizin Allah swt. Kaum muslimin juga percaya bahwa yang mohon syafa’at itu adalah ‘upaya/ iktisab’ sedangkan yang diminta syafa’at adalah ‘washithah’, tidak lebih dari itu !! </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Allah swt. menetapkan bahwa Ka’bah sebagai arah kiblat kita dalam menunaikan sholat. Ini bukan berarti kita disuruh atau menyembah Ka’bah tersebut tapi tidak lain kita hanya menghormati/ta’dzim pada Ka’bah itu, karena sebagai pusaka suci peninggalan Bapak para Nabi yaitu Nabi Ibrahim a.s. dan sebagai bangunan pertama yang didirikan manusia dibumi sebagai tempat beribadah kepada Allah swt. Bila ada seorang muslim yang ber- keyakinan bahwa dia beribadah demi Ka’bah karena ruku’ dan sujud menghadap kearahnya atau mencium dan mengusap Hajar Aswad sebagai ibadah/penyembahan, maka hancurlah keimanan dan keislaman-nya. Begitu juga sama halnya dengan tawassul, kita berdo’a kepada Allah swt. bukan menyekutukan-Nya atau menyembah kepada hamba Allah yang kita tawassuli tersebut !</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Segala sesuatu dalam kehidupan ini mempunyai wasithah. Rasulallah saw. menerima wahyu juga melalui wasithah yaitu malaikat Jibril as. Banyak hadits yang meriwayatkan bahwa para sahabat sering mengadukan duka deritanya pada beliau saw. dan mohon dido’akan oleh beliau agar mem- peroleh kebaikan dan keselamatan di dunia dan akhirat. Dengan demikian beliau sendiri juga merupakan wasithah bagi para sahabatnya. Beliau saw. tidak pernah bersabda pada sahabatnya jangan mengadukan nasibmu padaku, atau kalian berbuat kufur atau syirik karena minta padaku tidak langsung pada Allah swt., dan sebagainya. Para sahabat mengetahui pula bahwa apa yang diberikan Rasulallah saw. pada hakekatnya adalah seizin Allah dan atas limpahan karunia-Nya kepada beliau saw. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Sebagaimana sabda beliau saw.: <span style="color: maroon;">(Innamaa Anaa Goosimun Wallahu Mu’thi)</span> artinya: “Aku hanyalah membagikan, Allah-lah yang memberi”.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar dari saudara-saudara kita yang berkata; Si A Penolong si B atau kebutuhan si A dicukupi oleh si B dan sebagainya. Padahal kita tahu bahwa yang menolong dan mencukupi kebutuhan semua makhluk adalah Allah swt. Minta pertolongan pada orang lain ini tidak dipandang sebagai perbuatan syirik karena didalamnya tidak terdapat unsur mempertuhankan orang yang dimintai pertolongan tersebut.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-right: 27pt; text-align: justify;"></div></td> <td style="padding: 0in;" valign="top"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div></td> </tr></tbody></table><div class="MsoNormal"><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><span style="font-size: large;"><br /></span><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2012/12/19/tabaruk-ibnu-katsir-kepada-ibnu-taymiyah-yang-sudah-bertaubat-apa-berani-wahabi-mengkafirkan-ibnu-katsir/" title="Tabaruk Ibnu Katsir kepada ibnu taymiyah (Yang sudah bertaubat) : Apa berani wahabi mengkafirkan ibnu katsir"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">Tabaruk Ibnu Katsir kepada ibnu taymiyah (Yang sudah bertaubat) : Apa berani<i> </i>mengkafirkan ibnu katsir</span></b></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Beranikah mengkafirkan Al-Hafidz Ibnu Katsir?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Beliau brkata:<br />” Sekelompok org meminum air bekas dimandikanya Ibn Taimiyah. Dan sklompk lainya membagia2kan sadr (sabun utk mmandikan mayat) ibn taimiyah. Benang jaitan yg ada di lehernya krn pnyakit kutu dibeli shrga 150 dirgam, bhkan smcam peci dikepalanya sbesar 500 dirham “(al-Bidayah wan Nihayah:12/152)<br />===</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- Branikah <span style="font-size: large;">m<span style="font-size: large;">ereka</span></span> mengatakan Ibn Katsir ghuluw?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">-Branikah <span style="font-size: large;">mereka</span> memvonis beliau jahil krna tlh menampikn khurafat spt itu?</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- Branikah <span style="font-size: large;">mereka</span> mengkafirkan para pengikut dan pecinta ibn taimiyah krn tlh mlakukan prkara yg mnurut mrka itu musyrik??</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/07/ibnu-taimiah-bertaubat-dari-akidah.html"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">1. (MESTI BACA) Ibnu Taimiah Bertaubat Dari Akidah Salah</span></b></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg_1FppbQ5FZuPRV9pPEIn9ViMstlYNq5bKiIdVYaza0by_mMmJFqLmd2oNlrp-9i7BX0pIw8UJCU_DPE_pU5f3RKRm-LZPC5ksrHCOwEHDyXvuYF4Mr_i6smS_wRy1n_ymybnwqssztpQ/s1600-h/wahhabi.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; text-decoration: none;"> </span></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Assalamu3alaykum</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ramai yang tidak mengkaji sejarah dan hanya menerima pendapat Ibnu Taimiah sekadar dari bacaan kitabnya sahaja tanpa merangkumkan fakta sejarah dan kebenaran dengan telus dan ikhlas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dari sebab itu mereka sekadar berpegang dengan akidah salah yang termaktub dalam tulisan Ibnu Taimiah khususnya dalam permasaalahan usul akidah berkaitan kewujudan Allah dan pemahaman ayat ” Ar-Rahman ^alal Arasy Istawa”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dalam masa yang sama mereka jahil tentang khabar dan berita sebenar berdasarkan sejarah yang diakui oleh ulama dizaman atau yang lebih hampir dengan Ibnu Taimiah yang sudah pasti lebih mengenali Ibnu Taimiah daripada kita dan <span style="font-size: large;">mereka</span>. Dengan kajian ini dapatlah kita memahami bahawa sebenarnya akidah <span style="font-size: large;">mereka</span> antaranya :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">1-Allah duduk di atas kursi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">2-Allah duduk dan berada di atas arasy.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">3-Tempat bagi Allah adalah di atas arasy.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">4-Berpegang dengan zohir(duduk) pada ayat “Ar-Rahman ^alal Arasy Istawa”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">5-Allah berada di langit.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">6-Allah berada di tempat atas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">7-Allah bercakap dengan suara.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">8-Allah turun naik dari tempat ke tempat dan selainnya daripada akidah kufur sebenarnya<b>Ibnu Taimiah telah bertaubat daripada akidah sesat tersebut dengan mengucap dua kalimah syahadah serta mengaku sebagai pengikut Asyairah dengan katanya:</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“saya golongan Asy’ary”.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">(Malangnya Wahhabi mengkafirkan golongan Asyairah, lihat buktinya :</span><span style="font-size: large;"><a href="http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/hobi-wahhabi-kafirkan-umat-islam.html"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/hobi-wahhabi-kafirkan-umat-islam.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">)<b>.</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Syeikhul Islam Imam Al-Hafiz As-Syeikh Ibnu Hajar Al-Asqolany yang hebat dalam ilmu hadith dan merupakan ulama hadith yang siqah dan pakar dalam segala ilmu hadith dan merupakan pengarang kitab syarah kepada Sohih Bukhari berjudul Fathul Bari beliau telah menyatakan kisah taubat Ibnu taimiah ini serta tidak menafikan kesahihannya dan ianya diakui olehnya sendiri dalam kitab beliau berjudul Ad-Durar Al-Kaminah Fi ‘ayan Al-Miaah As-Saminah yang disahihkan kewujudan kitabnya oleh ulama-ulama<span style="font-size: large;"> mereka</span> juga termasuk kanak-kanak <span style="font-size: large;">mereka</span> di Malaysia ( Mohd Asri Zainul Abidin).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kenyatan bertaubatnya Ibnu Taimiah dari akidah sesat tersebut juga telah dinyatakan oleh seorang ulama sezaman dengan Ibnu Taimiah iaitu Imam As-Syeikh Syihabud Din An-Nuwairy wafat 733H.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ini penjelasannya :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Berkata Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany dalam kitabnya berjudul :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ad-Durar Al-Kaminah Fi “ayan Al-Miaah As-Saminah</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">cetakan 1414H Dar Al-Jiel</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">juzuk 1 m/s 148</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">dan Imam As-Syeikh Syihabuddin An-Nuwairy wafat 733H :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">cetakan Dar Al-Kutub Al-Misriyyah</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">juzuk 32 m/s 115-116</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">dalam kitab berjudul Nihayah Al-Arab Fi Funun Al-Adab nasnya:</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">أما تقي الدين فإنه استمر في الجب بقلعة الجبل</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">إلى أن وصل الأمير حسام الدين مهنا إلى الأبواب السلطانية في شهر ربيع الأول سنة سبع وسبعمائة ، فسأل السلطان في أمره وشفع فيه ، فأمر بإخراجه ، فأخرج في يوم الجمعة الثالث والعشرين من الشهر وأحضر إلى دار النيابة بقلعة الجبل ، وحصل بحث مع الفقهاء ، ثم اجتمع جماعة من أعيان العلماء ولم تحضره القضاة ، وذلك لمرض قاضي القضاة زين الدين المالكي ، ولم يحضر غيره من القضاة ، وحصل البحث ، وكتب خطه ووقع الإشهاد عليه وكتب بصورة المجلس مكتوب مضمونه : بسم الله الرحمن الرحيم شهد من يضع خطه آخره أنه لما عقد مجلس لتقي الدين أحمد بن تيمية الحراني الحنبلي بحضرة المقر الأشرف العالي المولوي الأميري الكبيري العالمي العادلي السيفي ملك الأمراء سلار الملكي الناصري نائب السلطنة المعظمة أسبغ الله ظله ،<b> </b>وحضر فيه جماعة من السادة العلماء الفضلاء أهل الفتيا بالديار المصرية بسبب ما نقل عنه ووجد بخطه الذي عرف به قبل ذلك من الأمور المتعلقة باعتقاده أن الله تعالى يتكلم بصوت ، وأن الاستواء على حقيقته ، وغير ذلك مما هو مخالف لأهل الحق ، انتهى المجلس بعد أن جرت فيه مباحث معه ليرجع عن اعتقاده في ذلك ، إلى أن قال بحضرة شهود : ( أنا أشعري ) ورفع كتاب الأشعرية على رأسه ، وأشهد عليه بما كتب خطا وصورته : (( الحمد لله ، الذي أعتقده أن القرآن معنى قائم بذات الله ، وهو صفة من صفات ذاته القديمة الأزلية ، وهو غير مخلوق ، وليس بحرف ولا صوت ، كتبه أحمد بن تيمية . والذي أعتقده من قوله : ( الرحمن على العرش استوى ) أنه على ما قاله الجماعة ، أنه ليس على حقيقته وظاهره ، ولا أعلم كنه المراد منه ، بل لا يعلم ذلك إلا الله تعالى ، كتبه أحمد بن تيمية . والقول في النزول كالقول في الاستواء ، أقول فيه ما أقول فيه ، ولا أعلم كنه المراد به بل لا يعلم ذلك إلا الله تعالى ، وليس على حقيقته وظاهره ، كتبه أحمد بن تيمية ، وذلك في يوم الأحد خامس عشرين شهر ربيع الأول سنة سبع وسبعمائة )) هذا صورة ما كتبه بخطه ، وأشهد عليه أيضا أنه تاب إلى الله تعالى مما ينافي هذا الاعتقاد في المسائل الأربع المذكورة بخطه ، وتلفظ بالشهادتين المعظمتين ، وأشهد عليه بالطواعية والاختيار في ذلك كله بقلعة الجبل المحروسة من الديار المصرية حرسها الله تعالى بتاريخ يوم الأحد الخامس والعشرين من شهر ربيع الأول سنة سبع وسبعمائة ، وشهد عليه في هذا المحضر جماعة من الأعيان المقنتين والعدول ، وأفرج عنه واستقر بالقاهرة</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saya terjemahkan beberapa yang penting dari nas dan kenyataan tersebut: 1- <b>ووجد بخطه الذي عرف به قبل ذلك من الأمور المتعلقة باعتقاده أن الله تعالى يتكلم بصوت ، وأن الاستواء على حقيقته ، وغير ذلك مما هو مخالف لأهل الحق</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Terjemahannya: “Dan para ulama telah mendapati skrip yang telah ditulis oleh Ibnu Taimiah yang telahpun diakui akannya sebelum itu (akidah salah ibnu taimiah sebelum bertaubat) berkaitan dengan akidahnya bahawa Allah ta’ala berkata-kata dengan suara, dan Allah beristawa dengan erti yang hakiki (iaitu duduk) dan selain itu yang bertentangan dengan Ahl Haq (kebenaran)”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saya mengatakan :</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Ini adalah bukti dari para ulama islam di zaman Ibnu Taimiah bahawa dia berpegang dengan akidah yang salah sebelum bertaubat daripadanya antaranya Allah beristawa secara hakiki iaitu duduk.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Golongan <span style="font-size: large;">mereka</span> sehingga ke hari ini masih berakidah dengan akidah yang salah ini iaitu menganggap bahawa Istiwa Allah adalah hakiki termasuk Mohd Asri Zainul Abidin yang mengatakan istawa bermakna duduk cuma bagaimana bentuknya bagi Allah kita tak tahu. lihat dan dengar sendiri Asri sandarkan DUDUK bagi Allah di : </span><span style="font-size: large;"><a href="http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/06/asri-menghidupkan-akidah-yahudi-allah.html"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/06/asri-menghidupkan-akidah-yahudi-allah.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sedangkan ibnu Taimiah telah bertaubat dari akidah tersebut.</span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">2- <b>قال بحضرة شهود : ( أنا أشعري ) ورفع كتاب الأشعرية على رأسه</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Terjemahannya: ” Telah berkata Ibnu Taimiah dengan kehadiran saksi para ulama: ‘ Saya golongan Asy’ary’ dan mengangkat kitab Al-Asy’ariyah di atas kepalanya ( mengakuinya)”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saya mengatakan :</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kepada <span style="font-size: large;">mereka</span> yang mengkafirkan atau menghukum sesat terhadap Asya’irah, apakah mereka menghukum sesat juga terhadap Syeikhul islam mereka sendiri ini?! Siapa lagi yang tinggal sebagai islam selepas syeikhul islam kamu pun kamu kafirkan dan sesatkan?! Ibnu Taimiah mengaku sebagai golongan Asy’ary malangnya <span style="font-size: large;">mereka</span> mengkafirkan golongan Asya’ry pula, rujuk bukti <span style="font-size: large;">mereka</span> kafirkan golongan As’y’ary :</span><span style="font-size: large;"><a href="http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/hobi-wahhabi-kafirkan-umat-islam.html"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/hobi-wahhabi-kafirkan-umat-islam.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">.</span></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">3- <b>والذي أعتقده من قوله : ( الرحمن على العرش استوى ) أنه على ما قاله الجماعة ، أنه ليس على حقيقته وظاهره ، ولا أعلم كنه المراد منه ، بل لا يعلم ذلك إلا الله تعالى ، كتبه أحمد بن تيمية</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Terjemahan khot tulisan Ibnu Taimiah dihadapan para ulama islam ketika itu dan mereka semua menjadi saksi kenyataan Ibnu Taimiah : ” Dan yang aku berpegang mengenai firman Allah ‘Ar-Rahman diatas Arasy istawa’ adalah sepertimana berpegangnya jemaah ulama islam, sesungguhnya ayat tersebut bukan bererti hakikatnya(duduk) dan bukan atas zohirnya dan aku tidak mengetahui maksud sebenar-benarnya dari ayat tersebut bahkan tidak diketahui makna sebenr-benarnya dari ayat tersebut kecuali Allah.Telah menulis perkara ini oleh Ahmad Ibnu Taimiah”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saya mengatakan:</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ibnu Taimiah telah bertaubat dan mengatakan ayat tersebut bukan atas zohirnya dan bukan atas hakikinya iaitu bukan bererti Allah duduk mahupun bertempat atas arash.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">( Bukti Ibnu Taimiah pernah dahulunya berpegang dengan akidah salah: ‘Allah Duduk’</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">sila rujuk: </span><span style="font-size: large;"><a href="http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/penjelasan1-allah-duduk-atas-arasy.html"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/penjelasan1-allah-duduk-atas-arasy.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Malangnya kesemua tok guru <span style="font-size: large;">m<span style="font-size: large;">ereka</span></span>sehingga sekarang termasuk Al-Bani, Soleh Uthaimien, Bin Baz dan kesemuanya berpegang ayat tersebut secara zohirnya dan hakikatnya (duduk dan bertempat atas arasy). Lihat saja buku-buku mereka jelas menyatakan sedemikian. Maka siapakah syeikhul islam sekarang ini disisi Wahhabiyah atau adakah syeikhul islam anda wahai Wahhabi telah kafir disebabkan taubatnya?!</span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">4- <b>وأشهد عليه أيضا أنه تاب إلى الله تعالى مما ينافي هذا الاعتقاد في المسائل الأربع المذكورة بخطه ، وتلفظ بالشهادتين المعظمتين</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Terjemahannya berkata Imam Nuwairy seperti yang dinyatakan juga oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany : ” Dan aku antara saksi bahawa Ibnu Taimiah telah bertaubat kepada Allah daripada akidah yang salah pada empat masaalah akidah yang telah dinyatakan, <b>dan Ibnu Taimiah telah mengucap dua kalimah syahadah</b>(bertaubat daripada akidah yang salah pernah dia pegangi terdahulu)”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Saya mengatakan:</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ibnu Taimiah telah memeluk islam kembali dengan mengucap dua kalimah syahadah dan mengiktiraf akidahnya sebelum itu adalah salah dan kini akidah yang salahnya itu pula dipegang oleh golongan Wahhabiyah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Maka bilakah pula golongan Wahhabiyah yang berpegang dengan akidah yang salah tersebut akan memluk agama islam semula seperti yang dilakukan oleh rujukan utama mereka yang mereka sendiri namakan sebagai Syeikhul Islam?!.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Jadikan qudwah dan ikutan Ibnu Taimiah dalam hal ini wahai Wahhabiyah!.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ayuh! bertaubatlah sesungguhnya kebenaran itu lebih tinggi dari segala kebatilan. Pintu taubat masih terbuka bagi Wahhabi yang belum dicabut nyawa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">ULAMA-ULAMA YANG MENYATAKAN DAN MENYAKSIKAN KISAH TAUBATNYAIBNU TAIMIAH.</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Selain Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany dalam kitabnya berjudul Ad-Durar Al-Kaminah Fi “ayan Al-Miaah As-Saminah cetakan 1414H Dar Al-Jiel juzuk 1 m/s 148</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">dan Imam As-Syeikh Syihabuddin An-Nuwairy wafat 733H cetakan Dar Al-Kutub Al-Misriyyah juzuk 32 m/s 115-116 dalam kitab berjudul Nihayah Al-Arab Fi Funun Al-Adab yang menyatakan kisah taubat Ibnu Taimiah ramai lagi ulama islam yang menyaksikan dan menceritakan kisah pengakuan tersebut antaranya lagi :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">-As-Syeikh Ibnu Al-Mu’allim wafat tahun 725H dalam kitab Najmul Muhtadi Wa Rojmul Mu’tadi cetakan Paris nom 638.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">-As-Syeikh Ad-Dawadai wafat selepas 736H dalam kitab Kanzu Ad-Durar – Al0Jam’-239.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">-As-Syeikh Taghry Bardy Al-Hanafi bermazhab Hanafiyah wafat 874H dalam Al-Minha As-Sofi m/s576 dan beliau juga menyatakn sepertimana yang dinyatakan nasnya oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqolany dalam kitabnya yang lain berjudul An-Nujum Az-Zahirah Al-Jami’ 580.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Merekalah dan selain mereka telah menyatakan taubat Ibnu Taimiah daripada akidah Allah Duduk dan bertempat di atas arasy.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kata-kata akhirku dalam penerangan kajian ringkas berfakta ini..</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Wahai Wahhabiyah yang berakidah Allah Duduk di atas arasy. Itu adalah akidah kristian kafir dan yahudi laknat (Rujuk bukti :</span><span style="font-size: large;"><a href="http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/penjelasan1-allah-duduk-atas-arasy.html"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">http://abu-syafiq.blogspot.com/2007/05/penjelasan1-allah-duduk-atas-arasy.html</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> . Berpeganglah dengan akidah salaf sebenar dan khalaf serta akidah ahli hadith yang di namakan sebagai akidah Ahli Sunnah Wal Jamaah iaitu Allah tidak memerlukan kepada mana-mana makhlukNya termasuk tempat dilangit mahupun tempat di atas arasy. Semoga Allah merahmati hambaNya yang benar-benar mencari kebenaran. Wassalam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><br /></span></i></b></span></div></div></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-64780641211296912042013-02-04T12:43:00.000+07:002013-03-04T09:53:11.910+07:00Apakah zikir mengeraskan suara dan berjamaah itu bid'ah Dholalah ???<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: x-large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Dalil-dalil mereka yang melarang dzikir secara jahar</span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><br /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Mari kita baca lagi perincian berdzikir dengan jahar yang lebih jelas menurut pendapat Imam Suyuthi dan lainnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">“Imam As-Suyuthi didalam <i>Natijatul/fikri Jahri Bidz Dzikri</i>, pertanyaan-pertanyaan yang diajukan padanya mengenai <i>tokoh Sufi</i> yang membentuk kelompok-kelompok dzikir dengan suara agak keras, apakah itu merupakan perbuatan makruh atau tidak? Jawab beliau: <i>Itu tidak ada buruknya</i> (tidak makruh) ! Ada hadits yang menganjurkan dzikir dengan suara agak keras (jahar) dan ada pula menganjurkan dengan suara pelan (sirran). Penyatuan dua macam hadits ini yang tampaknya berlawanan, semua tidak lain ter- gantung pada keadaan tempat dan pribadi orang yang akan melakukan itu sendiri. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Dengan merinci manfaat membaca Al-Qur’an dan berdzikir secara jahar/ jahran dan lirih/sirran itu Imam Suyuthi berhasil menyerasikan dua hal ini kedalam suatu pengertian yang benar mengenai hadits-hadits terkait. Jika anda berkata bahwa Allah swt. telah berfirman: </span></span></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times New Roman;"><span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Arabic Transparent';">وَاذْكُرْ رَبَّكَ فِي نَفْسِكَ تَضَرُّعًا وَخِيْفَةً وَدُوْنَ الجَهْرِ مِنَ الْقَوْلِ بِالْغُضُوِّ وَالآصَالِ وَلاَ تَكُنْ مِنَ الْغَافِلِيْنَ.</span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial;"> </span><span style="font-family: Arial;"> </span><span style="font-family: Arial;"> </span><span style="font-family: Arial;"> </span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial;"><i></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial;"><i>‘Dan sebutlah </i>(nama) <i>Tuhanmu dalam hati dengan merendahkan diri disertai perasaan dan tanpa mengeraskan suara’.</i></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"> (Al A’raf:205). Itu dapat saya (Imam Suyuthi) jawab dari tiga sisi:</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;">1. Ayat diatas ini adalah ayat Makkiyah ( turun di Makkah sebelum hijrah). Masa turun ayat (Al A’raf 205) ini berdekatan dengan masa turunnya ayat berikut ini:</span></span></span></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"></span></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times New Roman;"> <span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Arabic Transparent';">وَلاَ تَجْهَرْ بصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِبَيْنَ ذَالِكَ سَبِيْلاً</span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i></i></span></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>‘Dan janganlah engkau </i>(hai Nabi)<i> mengeraskan suaramu diwaktu sholat, dan jangan pula engkau melirihkannya</i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">…’ (Al Isra’:110). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Ayat itu (Al A’raf :205) turun pada saat Nabi saw. sholat dengan suara agak keras (jahar), kemudian didengar oleh kaum musyrikin Quraisy, lalu mereka memaki Al Qur’an dan yang menurunkannya (Allah swt). Karena itulah beliau saw. diperintah (oleh Allah) untuk meninggalkan cara jahar guna mencegah terjadinya kemungkinan yang buruk (saddudz-dzari’ah). Makna ini hilang setelah Nabi saw. hijrah ke Madinah dan kaum Muslimin mempunyai kekuat- an untuk mematahkan permusuhan kaum musyrikin. Demikian juga yang dikatakan oleh <i>Ibnu Katsir</i> dalam tafsirnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">2. Jama’ah ahli tafsir (Jama’atul Mufassirin), diantaranya Abdurrahman bin Zaid bin Aslam dan Ibnu Jarir, menerapkan makna ayat diatas tentang dzikir pada masalah <i>membaca Al-Qur’an</i>. Nabi saw. menerima perintah <i>jahran</i> (agak keras) membaca Al-Qur’an sebagai pemuliaan (ta’dziman) terhadap Kitabullah tersebut., khususnya diwaktu sholat tertentu. Hal itu diperkuat kaitannya dengan turunnya ayat: <i>‘Apabila Al-Qur’an sedang dibaca maka hendaklah kalian mendengarkannya…’ </i>(Al A’raf:204). Dengan turunnya perintah <i>‘mendengarkan’</i> maka orang yang mendengar Al-Qur’an yang sedang dibaca, jika ia (orang yang beriman) tentu takut dalam perbuatan dosa. Selain itu ayat tersebut juga menganjurkan diam (tidak bicara) tetapi kesadaran berdzikir dihati tidak boleh berubah, dengan demikian orang tidak lengah meninggalkan dzikir (menyebut) nama Allah. Karena ayat tersebut diakhiri dengan: ‘<i>Dan janganlah engkau termasuk orang-orang yang lalai’.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">3. Orang-orang Sufi mengatakan berdzikir sirran (lirih) itu hanya khusus dapat dilakukan dengan sempurna oleh Rasulallah saw., karena beliau saw. manusia yang disempurnakan oleh Allah swt. Manusia-manusia selain beliau saw. sangat repot sekali melakukan dengan sempurna sering diikuti was-was, penuh berbagai angan-angan perasaan, karena itulah mereka berdzikir secara agak keras/jahran. Dzikir jahran semua was-was, angan-angan dan perasaan, lebih mudah dihilangkan, serta akan mengusir setan-setan jahat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Pendapat demikian ini diperkuat oleh sebuah hadits yang diketengahkan oleh Al- Bazzar dari Mu’adz bin Jabal ra. bahwa Rasulallah saw. bersabda:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">‘Barangsiapa diantara kamu sholat diwaktu malam hendaklah bacaannya di ucapkan dengan <i>jahran </i>(agak keras). Sebab para malaikat turut sholat seperti sholat yang dilakukannya, dan mendengarkan bacaan-bacaan sholat- nya. Jin-jin beriman yang berada di antariksa dan tetangga yang serumah dengannya, merekapun sholat seperti yang dilakukannya dan mendengarkan bacaan-bacaannya. Sholat dengan bacaan keras akan <i>mengusir</i> Jin-jin durhaka dan setan-setan jahat’.”</span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> Demikianlah pendapat Imam Suyuthi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Pendapat Ibnu Taimiyyah yang dijuluki Syaikhul Islam mengenai majlis dzikir didalam kitab <i>Majmu ‘al fatawa</i> edisi King Khalid ibn ‘Abd al-Aziz. Ibnu Taimiyyah telah ditanya mengenai pendapat beliau mengenai perbuatan berkumpul beramai-ramai berdzikir, membaca al-Qur’an, berdo’a sambil menanggalkan serban dan menangis, sedangkan niat mereka bukanlah karena <i>ria’</i> ataupun <i>membanggakan diri</i> tetapi hanyalah karena hendak mendekatkan diri kepada Allah s.w.t. Adakah perbuatan-perbuatan ini boleh diterima? Beliau menjawab: <i>‘Segala puji hanya bagi Allah, perbuatan-perbuatan itu semuanya adalah baik dan merupakan suruhan didalam Shari’a </i>(mustahab)<i> untuk berkumpul dan membaca al-Qur’an dan berdzikir serta berdo’a….’ “</i> Pertanyaan ini berkaitan dengan kelompok/majlis dzikir dimasjid-masjid yang dilakukan kaum <i>Sufi Syadziliyyah</i>. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> Ibnu Hajr </span></i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">mengatakan, bahwa pembentukan jama’ah-jama’ah seperti itu adalah sunnah, tidak ada alasan untuk menyalah-nyalahkannya. Sebab ber- kumpul untuk berdzikir telah diungkapkan pada hadits Qudsi Shohih: <i>‘Tiap hambaKu yang menyebutKu di tengah sejumlah orang, ia pasti Kusebut </i>(amal kebaikannya)<i> di tengah jama’ah yang lebih baik’.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Dengan kumpulnya orang bersama untuk berdzikir ini sudah tentu menunjuk- kan dzikir tersebut dengan suara yang bisa didengar sesamanya (agak keras). Bila tidak demikian, <i>apa keistimewaan hadits tentang kumpulan </i>(halaqat)<i> dzikir yang dibanggakan oleh Malaikat dan Rasulallah saw.?, karena berdzikir secara <span style="text-decoration: underline;">sirran/lirih</span> sudah biasa dilakukan oleh perorangan !</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: 'Courier New';"> </span><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Imam An-Nawawi</span></i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> menyatukan dua hadits (jahar dan lirih) itu sebagai- mana katanya: Membaca Al-Qur’an maupun berdzikir lebih afdhol/utama secara sirran/lirih bila orang yang membaca khawatir untuk riya’, atau mengganggu orang yang sedang sholat ditempat itu, atau orang yang sedang tidur. Diluar situasi seperti ini maka dzikir secara jahran/agak keras adalah <i>lebih afdhol</i>/baik. Karena dalam hal itu kadar amalannya lebih banyak daripada membaca Al-Qur’an atau dzikir secara lirih/sirran. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Selain itu juga membaca Qur’an dan dzikir secara jahran/keras ini manfaat- nya berdampak pada orang-orang yang mendengar, lebih konsentrasi atau memusatkan pendengarannya sendiri, membangkitkan hati pembaca sendiri, hasrat berdzikir lebih besar, menghilangkan rasa ngantuk dan lain-lain. Menurut sebagian ulama bahwa beberapa bagian Al-Quran lebih baik dibaca secara jahar/jahran, sedangkan bagian lainnya dibaca secara lirih/sirran. Bila membaca secara lirih akan menjenuhkan bacalah secara jahar dan bila secara jahar melelahkan maka bacalah secara lirih. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Imam Syafi’i dalam kitabnya <i>Al-Umm</i> berkata sebagai berikut:</span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">“</span></i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Aku <i>memilih</i> untuk imam dan makmum agar keduanya berdzikir pada Allah sesudah salam dari shalat dan keduanya melakukan dzikir secara lirih kecuali imam yang menginginkan para makmum mengetahui kalimat-kalimat dzikirnya, maka dia boleh melakukan jahar sampai dia yakin bahwa para makmum itu sudah mengetahuinya kemudian diapun berdzikir secara sir lagi”. </span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Dengan demikian <i>tidak</i> diketemukan dikalangan ulama Syafi’iyah pernyataan-pernyataan yang <i>melarang/mengharamkan<b> </b></i>dzikir secara jahar apalagi sampai memutuskannya dengan <i>bid’ah</i> <i>munkar</i> !</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Mari kita rujuk lagi riwayat hadits bahwa setan akan lari bila mendengar suara adzan atau iqamah, karena yang dibaca dalam adzan/iqamah <i>kalimat dzikir</i> dan sekaligus mencakup <i>kalimat-kalimat tauhid</i> juga, sebagaimana juga bacaan yang dibaca pada kumpulan majlis-majlis dzikir (tasbih, tahmid, tahlil, takbir dan sebagainya). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Hadits nomer 581 riwayat <i>Muslim</i> sabda Rasulallah saw.: “Sesungguhnya apabila setan mendengar <i>adzan</i> untuk sholat ia pergi menjauh sampai ke Rauha’, berkata Sulaiman; ‘Saya bertanya tentang Rauha’ itu, jawab Nabi saw.; ‘jaraknya dari Madinah 36 mil’ “.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Hadits nomer 582 riwayat <i>Muslim </i>dari Abu Hurairah: “Sesungguhnya apabila setan mendengar <i>adzan</i> sholat ia bersembunyi mencari perlindungan sehingga <i>suara adzan</i> itu tidak terdengarnya lagi. Tapi apabila setan itu mendengar <i>iqamah</i>, ia menjauh (lagi) sehingga <i>suara iqamah</i> tidak terdengar lagi. Namun apabila iqamah berakhir, setan kembail (lagi) melakukan waswas, yaitu membisikkan bisikan jahat “.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Lihat hadits dari Mu’adz bin Jabal dan dua hadits diatas bahwa dengan baca Al-Qur’an waktu sholat malam secara jahar akan didengar oleh malaikat, jin-jin beriman dan lainnya, serta bisa mengusir setan-setan yang jahat dan durhaka. Walaupun hadits ini berkaitan dengan bacaan Al-Qur’an pada waktu sholat malam hari serta bacaan adzan dan iqomah, tapi intinya sama yaitu pembacaan ayat Al-Qur’an dan bacaan kalimat-kalimat tauhid dan dzikir secara <i>jahar.</i> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Perbedaannya adalah satu didalam keadaan sholat membacanya yang lain diluar waktu sholat, yang mana kedua-duanya bisa didengar oleh malaikat, jin dan mengusir setan. Juga berdasarkan hadits-hadits yang telah di kemukakan tadi, maka tidak ada saat bagi setan untuk memperdayai manusia selama manusia itu sering berdzikir karena dzikirnya itu bisa di dengar oleh setan-setan tersebut. Maka dari itu Allah swt. sering memper -ingatkan dalam Al-Qur’an agar kita selalu berdzikir pada-Nya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Orang dianjurkan berdzikir setiap waktu </span><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">baik dalam keadaan junub, haid, nifas maupun dalam keadaan suci (kecuali bacaan ayat Al-Qur’annya)</span><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">, sedang sibuk atau lenggang waktu, sedang berbaring atau duduk dan pada setiap tempat. Itulah yang dimaksud ayat Allah swt. diantaranya surat An-Nisa:103, karena dzikir semacam ini boleh dilaksanakan terus menerus.!! Lain halnya dengan sholat ada syarat dan waktu-waktu tertentu yang tidak boleh melakukan sholat, umpama: orang yang sedang haid, nifas, junub ( harus mandi dulu), sholat sunnah yang hanya niat sholat saja setelah sholat ashar/shubuh dan sebagainya. Begitu juga ibadah puasa akan batal bagi orang yang sedang haidh, nifas atau junub dan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Mereka berdzikir dengan suara yang jahar tapi bila ditempat mereka dzikir terdapat orang yang merasa terganggu umpama orang sedang sholat, atau ada orang tidur maka mereka akan melirihkan suaranya. Sebagian orang senang berdzikir secara <i>agak keras</i>/jahran untuk dapat memerangi bisikan busuk (was-was), godaan hawa nafsu, lebih konsentrasi tidak mudah lengah, dan langsung menyatukan ucapan lisan dengan hatinya, lebih khusyu’ apalagi dengan irama dzikir yang enak, menghilangkan ngantuk dan lain-lain. Masjid-masjid yang dijadikan tempat dzikir oleh kaum Sufi ini diantara- nya masjid Ar Ribath .</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Bagi yang memilih dzikir secara <i>sirran</i> (lirih, pelan) untuk memudahkan perjuangan melawan hawa nafsu, melatih diri agar tidak berbau riya’ (meng- harap pujian-pujian orang) dan menahan nafsu agar tidak menjadi orang yang terkenal. Terdapat riwayat bahwa Umar bin Khattab ra. berdzikir secara jahar/agak keras sedangkan sahabat Abubakar ra dengan suara lirih (sirran). Waktu mereka berdua ditanya oleh Rasulallah saw. mereka menjawab dengan penjelasan seperti diatas itu. Ternyata Rasulallah saw. membenar- kan mereka berdua ini !</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Dengan adanya keterangan-keterangan diatas ini kita bisa menarik kesimpul an ada ulama yang senang berdzikir secara lirih dan ada yang lebih senang secara jahar, tergantung situasi sekitarnya dan pribadi masing-masing, bila situasi mengizinkan maka secara jahar itu lebih baik/afdhol. Jadi kedua macam cara itu dibolehkan!! </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Aturan/adab (paling baik/tidak wajib) dalam dzikir menurut Syaikh ‘Ali Al-Marshafy, dalam kitabnya <i>Manhajus Shalih</i> mengatakan antara lain sebagai berikut:</span><span style="font-family: Times New Roman;"> “</span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Kita selalu dalam keadaan bersih yakni mandi dan berwudu’, menghadap kiblat (kalau bisa), duduk ditempat yang suci (bukan najis). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Orang agar sepenuhnya konsentrasi (penuh perhatian) dengan hatinya mengenai dzikir yang dibaca itu. Tempat dzikir tersebut ditaburi dengan minyak wangi. Berdzikir dengan ikhlas karena Allah swt…”. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Dan masih banyak yang beliau anjurkan cara yang terbaik untuk berdzikir tapi empat diatas itu cukup buat kita agar tercapainya dzikir itu, sehingga kita bisa menikmatinya dan menenangkan jiwa. Yang dimaksud Syaikh ‘Ali Al Marshafy ditaburi minyak wangi pada tempat dzikir ialah agar tempat dzikir tersebut semerbak wangi baunya. Dalam hal ini dibolehkan semua jenis bahan yang bisa menimbulkan bau harum umpama minyak wangi, sebangsa kayu-kayuan (gahru dan sebagainya) atau menyan Arab yang kalau dibakar asapnya berbau wangi, karena disamping bau-bauan ini lebih mengkhusyukkan/ mengkonsentrasikan, menyegarkan pribadi orang itu atau para hadirin, juga menyenangkan malaikat-malaikat dan jin-jin yang beriman yang hadir di majlis dzikir ini. Bau harum ini malah <i>lebih diperlukan</i> bila berada di ruangan yang banyak dihadiri oleh manusia agar berbau semerbak ruangan tersebut. <i> </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><i>Gahru, uluwwah</i> atau <i>menyan</i> ini banyak dijual baik di </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Indonesia, Makkah, Madinah maupun dinegara lainnya. Yang paling mahal harganya adalah Gahru kwaliteit istemewa. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Hadits dari Abu Hurairah ra, Rasulallah saw bersabda: “<i>Siapa yang diberi wangi-wangian janganlah ditolak, karena ia mudah dibawa dan semerbak harumnya”.</i> (HR.Muslim, Nasa’I dan Abu Dawud<i>)</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Ada hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dan Nasa’i<i>: </i>“Adakalanya Ibnu Umar ra. <i>membakar uluwwah</i> tanpa campuran, dan adakalanya kapur barus yang dicampur dengan uluwwah seraya berkata,<i> ‘Beginilah Rasulallah saw. mengasapi dirinya’.”</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Begitu juga tahun 2001 bulan suci Ramadhan kami ziarah ke makam Rasulallah saw. di Madinah, disana setiap usai sholat Isya’ terutama pada di tempat sekitar <i>Raudhah</i> (antara Rumah dan Mimbar Rasulallah saw.) dan disekitar Mimbar Rasulallah saw. selalu di asapi kayu gahru. Bagi orang-orang yang pernah hadir di tempat ini pada waktu tertentu itu insya Allah bisa menyaksikan serta menikmati bau-bauan harum tersebut. Padahal kalau kita lihat negara Saudi Arabia banyak disana golongan wahabi/salafi yang sering mengeritik dan membuat ceritera khurafat atau mengisukan yang tidak-tidak terhadap golongan muslimin yang membakar dupa/gahru waktu mengadakan majlis dzikir. Diantara golongan wahabi dan pengikutnya ini ada yang mengatakan pembakaran dupa/gahru dan sebagainya </span><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">waktu sedang berkumpul berdzikir maupun sendirian</span><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><span lang="NL" style="font-family: 'Courier New';"> </span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">untuk mendatangkan setan-setan dan lain-lain ! </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0 27pt 0 0; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0 27pt 0 0; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Tetapi kalau kita baca hadits Nabi saw., setan malah lari mendengar bacaan dzikir itu, dan senang bersemayam dirumah dan diri orang yang tidak mengadakan majlis dzikir. Lihatlah, karena kedengkian golongan tertentu pada majlis dzikir ini, mereka membuat fitnah dan mengadakan khurafat-khurafat (tahayul) yang dikarang-karang sendiri, agar manusia mengikuti faham mereka dan tidak menghadiri majlis dzikir tersebut. <i>Mengapa golongan pengingkar ini tidak berkata pada sipenjual Gahru, menyan arab di Makkah dan Madinah bahwa itu haram, khurafat karena bisa mendatangkan setan-setan?</i> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Mari kita baca dalil mereka untuk masalah ini:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> Firman Allah swt (Al ‘Araf : 204): <i>‘Dan apabila dibacakan </i>(kepadamu)<i> ayat-ayat suci Al-Qur’an, maka dengarkanlah dia dan perhatikan agar kamu diberikan rahmat’.</i> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Ayat ini dibuat dalil oleh mereka untuk melarang pem- bacaan Al-Qur’an secara bersama, yang di amalkan orang-orang pada majlis dzikir (Istighothah, tahlilan, yasinan dan lain lain).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Sudah tentu pemikiran seperti ini adalah paham yang keliru, karena makna atau yang dimaksud firman Allah swt. itu ialah: Bila ada orang membaca Al-Qur’an sedangkan orang lainnya <i>tidak</i> ikut membaca bersama orang tersebut, maka yang tidak ikut membaca ini di anjurkan untuk mendengarkan serta memperhatikan bacaan Al Qur’an tersebut agar mereka juga mendapat pahala dan rahmat dari Allah swt. Jadi bukan berarti ayat ini <i>melarang<b> </b></i>orang bersama-sama membaca Al-Qur’an dalam kumpulan majlis dzikir ! </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Karena cukup banyak hadits yang menjanjikan pahala bagi orang yang membaca Al-Qur’an baik membacanya secara berkelompok maupun perorangan, serta tidak ada nash baik dalam Al-Qur’an maupun Sunnah yang melarang mem- baca Al-Qur’an secara bersama-sama ! Malah justru mendapat pahala bagi yang membacanya !.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: 'Courier New';"></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> Mereka berdalil juga pada firman Allah Al-A’raf :205 yang berbunyi: <i>‘Dan ingatlah Tuhanmu didalam hatimu sambil merendahkan diri dan merasa takut serta tidak dengan suara keras </i>(yang berlebihan)<i> dipagi maupun sore hari’.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;">Itu dapat saya (Imam Suyuthi) jawab <b><i><span style="color: blue;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">:</span></span></span></i></b></span></span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;">Ayat diatas ini adalah ayat Makkiyah ( turun di Makkah sebelum hijrah). Masa turun ayat (Al A’raf 205) ini berdekatan dengan masa turunnya ayat berikut ini:</span></span></span></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"></span></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times New Roman;"> <span dir="rtl" lang="AR-SA" style="font-family: 'Arabic Transparent';">وَلاَ تَجْهَرْ بصَلاَتِكَ وَلاَ تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِبَيْنَ ذَالِكَ سَبِيْلاً</span> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i></i></span></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i>‘Dan janganlah engkau </i>(hai Nabi)<i> mengeraskan suaramu diwaktu sholat, dan jangan pula engkau melirihkannya</i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">…’ (Al Isra’:110). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 45pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"></span></span><br /><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Ayat itu (Al A’raf :205) turun pada saat Nabi saw. sholat dengan suara agak keras (jahar), kemudian didengar oleh kaum musyrikin Quraisy, lalu mereka memaki Al Qur’an dan yang menurunkannya (Allah swt). Karena itulah beliau saw. diperintah (oleh Allah) untuk meninggalkan cara jahar guna mencegah terjadinya kemungkinan yang buruk (saddudz-dzari’ah). Makna ini hilang setelah Nabi saw. hijrah ke Madinah dan kaum Muslimin mempunyai kekuat- an untuk mematahkan permusuhan kaum musyrikin. Demikian juga yang dikatakan oleh <i>Ibnu Katsir</i> dalam tafsirnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Ayat diatas juga tidak bisa dibuat dalil untuk melarang semua bentuk dzikir secara jahar. Sebenarnya yang dimaksud ayat ini adalah untuk orang-orang yang sedang mendengarkan Al-Qur’an yang sedang dibaca oleh orang lain sebagaimana ditunjukkan oleh ayat yang telah dikemukakan yaitu surat Al-A’raaf : 204. Dengan demikian, makna surat Al-A’raf : 205 tadi adalah: ‘<i>Berdzikirlah kepada Tuhanmu didalam hati </i>wahai orang yang memperhati- kan dan mendengarkan bacaan Al-Qur’an<i> dengan merendahkan diri serta rasa takut, dan dengan tidak <span style="text-decoration: underline;">mengeraskan</span> suara…’</i>. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Seperti ini pula makna yang dikehendaki oleh ulama pakar diantaranya: Ibnu Jarir, Abu Syaikh dari Ibnu Zaed. Sedangkan Imam Suyuthi dalam kitabnya <i>Natijatul Fikri</i> berkata: Ketika Allah swt. memerintahkan untuk inshot (memperhatikan bacaan Al Qur’an) dikhawatirkan terjadinya kelalaian dari mengingat Allah swt., maka dari itu disamping perintah <i>inshot</i> dzikir didalam hati tetap dibebankan agar tidak terjadi kelalaian mengingat Allah swt. Karenanya ayat tersebut diakhiri dengan <i>‘Dan janganlah kamu termasuk diantara orang-orang yang lalai’.</i> (baca keterangan pada halaman sebelum ini)<i> </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Malah menurut Imam Ar-Rozi bahwa ayat Al A’raf : 205 <i>justru</i> menetapkan dzikir dengan jahar yang <i>tidak berlebihan</i>, <i>bukan</i> malah mencegahnya karena disitu disebut juga ‘…<i>dan bukan dengan mengeraskan suara (</i>jahar yang berlebihan)<i>.</i>..’ Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tuntutan ayat itu adalah <i>’melakukan dzikir</i> <i>antara sir dan jahar</i> <i>yang berlebihan’</i> makna yang demikian sesuai dan <i>dikuatkan</i> oleh firman Allah swt dalam surat Al-Isro’: 110 yang berbunyi: ‘<i>Janganlah kamu <span style="text-decoration: underline;">mengeraskan</span> suara dalam berdo’a dan <span style="text-decoration: underline;">janganlah pula kamu melirihkannya</span> melainkan carilah jalan tengah diantara yang demikian itu’.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: 'Courier New';"></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> Golongan pengingkar ini juga berdalil pada hadits Nabi saw. yang di riwayatkan oleh Ibnu Abi Syaibah, Ahmad bin Hanbal, Ibnu Marduwaih dan Al-Baihaqi dari Abu Musa Al-Asy’ari ra yang berkata:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">“Kami pernah bersama Rasulallah saw. dalam sebuah <i>peperangan</i>, maka terjadilah satu keadaan dimana kami tidaklah menuruni lembah dan tidak pula mendaki bukit kecuali kami <i>mengeraskan</i> suara takbir kami. Maka mendekatlah Rasulallah saw. kepada kami dan bersabda<i>: ‘ </i>Lemah lembutlah kalian dalam bersuara karena yang kalian seru bukanlah zat yang tuli atau tidak ada. Hanyalah yang kalian seru adalah zat Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Sesungguhnya yang kalian seru itu lebih dekat kepadamu ketimbang leher-leher onta tungganganmu’ “. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Hadits ini tercantum dalam kitab-kitab hadits yang enam. Imam Turmudzi dalam bab <i>Fadhlut Tasbih</i> menyebutkan juga hadits dari Abu Musa al-Asy’ari yang senada tapi sedikit berbeda dan ditambah dengan sabda Rasulallah saw. “Wahai Abdullah bin Qais, maukah kamu aku beritahukan sebagian dari perbendaharaan sorga…? Dialah : ‘Laa Haulaa Walaa Quwwata Illa Billah’ “. Turmudzi berkata: Ini adalah hadits yang shohih.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Golongan ini berkata: “Mengapa kita harus mengeraskan suara dalam berdzikir…?, padahal hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari diatas memerintahkan untuk merendahkan suara di ketika berdzikir karena Zat yang didzikirkan yakni Allah swt. bukan Zat yang tuli, bukan Zat yang tidak ada bahkan ilmu dan kekuasan-Nya ada dihadapan kita ! Dia lebih dekat kepada kita dibanding leher-leher onta tunggangan kita !</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Alasan inipun tidak tepat untuk dijadikan dalil <i>melarang </i>atau <i>mengharamkan</i> semua bentuk dzikir jahar, perintah <i>irba’uu</i> dihadits tersebut bukanlah hukum wajib sehingga berakibat haramnya berdzikir secara jahar. Hal ini karena perintah dengan menggunakan kata <i>ar-rab’u</i> adalah semata-mata untuk memberikan kemudahan kepada mereka. Berdasarkan inilah maka Syeikh Ad-Dahlawi dalam <i>Al-Lama’aat Syarhul Misykat</i> mengatakan bahwa <i>irba’uu </i>adalah satu isyarat dimana larangan jahar hanyalah untuk memudahkan, <i>bukan karena jahar itu tidak disyariatkan</i> ! </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Kalau sekiranya Rasulallah saw. tidak mencegah para sahabat berdzikir secara keras pada waktu peperangan menaiki dan menuruni bukit, maka mereka jelas akan menyangka bahwa mengeraskan suara dzikir <i>yang berlebihan</i> itu sewaktu dalam perjalanan adalah disunnahkan, karena per- buatan mereka itu didiamkan/diridhoi oleh Rasulallah saw.. Padahal kesunnahan yang seperti itu tidaklah dikehendaki oleh beliau saw. Mengeraskan dzikir pada saat itu sedang dalam perjalanan perang menuju Khaibar seperti itu tidak ada mashlahatnya/kebaikannya, bahkan bisa menimbulkan bencana kalau sampai didengar oleh musuh orang-orang kafir. Terlebih-lebih ada hadits mengatakan <i>‘Perang itu adalah satu tipu daya’</i>. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Begitupun juga beliau saw. melarang mereka supaya nantinya tidak merasa lebih lelah dan kesulitan dalam menghadapi peperangan. Beginilah juga yang diterangkan oleh <i>Al-Bazzaazi</i> makna pelarangan pengerasan suara pada waktu itu. Pengarang kitab <i>Fathul Wadud Syarah Sunan Abi Daud</i> mengatakan bahwa kata-kata <i>rofa’uu ashwaatahum</i> menunjukkan bahwa mereka itu <i>terlalu berlebihan dalam menjaharkan dzikir</i>. Maka hadits itu <i>tidaklah menuntut terlarangnya menjaharkan dzikir secara mutlak</i> ! Jadi dzikir jahar yang dilakukan oleh para sahabat itu adalah <i>jahar yang berlebihan</i> (jerat-jerit) sebagaimana ditunjukkan oleh kaitan larangan itu dalam beberapa riwayat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Begitu juga bila hadits dari Abu Musa Al-Asy’ari diatas ini dipakai sebagai dalil untuk melarang semua bentuk dzikir secara jahar maka akan ber- benturan dengan hadits-hadits yang berkaitan dengan dzikir secara jahar (silahkan baca keterangan sebelumnya).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Sebelum ini telah kami kemukakan sebagian fatwa seorang ulama yang di andalkan juga oleh golongan ini yaitu <i>Ibnu Taimiyah</i> didalam kitabnya <i>Majmu’at fatawa edisi Raja Saudi Arabi Malik Khalid bin ‘Abdul ‘Aziz </i>sebagai berikut: “Ibnu Taimiyyah telah ditanya mengenai pendapat beliau mengenai perbuatan berkumpul beramai-ramai berdzikir (secara jahar), membaca al-Qur’an berdo’a sambil menanggalkan serban dan menangis sedangkan niat mereka bukanlah karena ria’ ataupun menunjuk-nunjukkan diri, tetapi hanyalah karena hendak mendekatkan diri kepada Allah swt. Adakah perbuatan-perbuatan ini boleh diterima? Beliau menjawab, ‘Segala puji hanya bagi Allah, perbuatan-perbuatan itu semuanya adalah baik dan merupakan suruhan didalam Shari’a (agama) untuk berkumpul dan membaca al-Qur’an dan berdzikir serta berdo’a’.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: 'Courier New';"></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> Sebagian golongan ini juga melarang kumpulan majlis dzikir dengan ber- dalil suatu riwayat bahwa Umar bin Khattab ra. <i>mencambuk</i> suatu kaum yang berkumpul karena kaum ini <i>berdo’a untuk kebaikan kaum muslimin dan para pemimpin !</i> Dengan berdalil pada hadits ini, mereka melarang semua bentuk berdzikir secara jahar. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Umpama riwayat tersebut benar-benar ada dan shohih, kita harus meneliti dahulu apa sebab Umar bin Khattab ra melarang mereka berkumpul untuk berdo’a kebaikan tersebut, sehingga tidak langsung menghukum semua berkumpulnya manusia untuk do’a kebaikan itu dilarang. Dzikir dan do’a itu termasuk amalan ibadah yang sangat dianjurkan baik oleh Allah swt. maupun Rasulallah saw.. Tidak ada penentuan/kewajiban dalam syariat tentang cara-cara berdzikir dan berdo’a, boleh dilakukan secara berkumpul atau pun secara individu !</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Penafsiran mereka seperti itu adalah sangat sembrono sekali, karena ini bisa mengakibatkan orang akan merendahkan sifat Umar bin Khattab, sehingga orang-orang non muslim maupun muslim akan mensadiskan beliau karena mencambuk (tanpa alasan yang tepat) orang yang berkumpul hanya karena berdo’a kebaikan untuk muslimin dan pemimpinnya. Hati-hatilah! Disamping itu riwayat ini berlawanan dengan firman Allah swt (hadits Qudsi) dan hadits-hadits Rasulallah saw. mengenai keutamaan berdo’a dan halaqat dzikir (lingkaran dzikir) !</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: 'Courier New';"></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> Juga golongan ini mengatakan ada riwayat dari Bukhori yang berkata ada suatu kaum/kelompok setelah melaksanakan sholat Maghrib seorang dari mereka berkata: “Bertakbirlah kalian semua pada Allah seperti ini… bertasbihlah seperti ini….dan bertahmidlah seperti ini…maka <i>Ibnu Mas’ud ra</i> mendatangi orang ini dan berkata:….sungguh kalian telah datang dengan perkataan bid’ah yang keji atau kalian telah menganggap lebih mengetahui dari sahabat Nabi.” </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Riwayat diatas itu dibuat juga oleh golongan pengingkar sebagai dalil untuk melarang semua kumpulan majlis dzikir, alasan seperti ini juga tidak tepat sama sekali. <i>Pertama</i> kita harus mengetahui dahulu kalimat takbir, tasbih atau tahmid apa yang diperintahkan orang tersebut pada sekelompok muslimin itu. <i>Kedua</i> umpama bacaan takbir, tasbih, tahmid serta cara pem- beritahuan sesuai yang dianjurkan oleh Nabi saw. maka <i>tidak mungkin</i> Ibnu Mas’ud ra akan melarangnya, karena Rasulallah saw. sendiri meridhoi dan memberi kabar gembira bagi kelompok kaum yang sedang berdzikir. <i>Ketiga</i>, kelompok tersebut belum melakukan dzikir yang diperintahkan oleh orang itu, oleh karenanya Ibnu Mas’ud bukan tidak menyenangi kumpulan dzikir dan bacaannya tapi beliau tidak menyenangi <i>cara</i><i> pemberitahuan</i> orang tersebut kepada kelompok itu, yang seakan-akan <i>mewajibkan atau mensyari’atkan</i> kelompok tersebut untuk mengamalkan hal tersebut, karena dzikir adalah amalan-amalan sunnah/bukan wajib !!</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Jadi janganlah kita main pukul rata <i>mengharamkan</i> semua jenis kelompok dzikir secara jahar dengan alasan sebagian sahabat telah melarangnya pada kelompok manusia tertentu, tapi kita harus meneliti motif atau sebab apa dzikir tersebut pada waktu itu dilarang oleh sahabat Nabi tersebut. Dengan demikian kita tidak akan ke bingungan atau kesulitan untuk mengamalkan hadits Rasulallah saw. lainnya yang mengarah kepada kebolehan dan kesunnahan untuk berdzikir </span><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;">baik secara individu maupun berkelompok, baik secara lirih maupun jahar</span><span lang="NL"><span style="font-family: Times New Roman;"></span></span><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> sebagaimana yang telah dijelaskan juga oleh ulama-ulama pakar, Imam Nawawi, Ibnu Hajr, Imam Suyuthi serta lain-lainnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Begitu juga bila ada sebagian ulama pakar tidak menyenangi berdzikir secara jahar atau secara lirih itu tidak berarti <i>semua </i>dzikir secara jahar atau lirih itu <i>haram</i> diamalkan! Tidak lain hal tersebut tergantung pada <i>pribadi</i> ulama itu masing-masing atau tergantung pada situasi lokasi dan tempat untuk berdzikir tersebut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Kami tambahkan lagi hadits yang shohih menganjurkan manusia untuk membaca <i>Talbiyah</i> dan <i>Tahlil</i> secara jahar pada waktu musim haji, yang mana Talbiyah dan Tahlil juga termasuk <i>dzikir</i> pada Allah swt. Hadits dari Khalad bin Sa’id Al Anshori dari Bapaknya bahwa Nabi saw bersabda:</span><span style="font-family: Times New Roman;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: Arial;">“Jibril datang kepadaku lalu menyuruhku untuk memerintahkan kepada sahabatku atau kepada orang-orang yang bersamaku agar mengeraskan suara dengan Talbiyah dan tahlil ”.</span></i><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> ( Riwayat Abu Dawud nr.1797, Tirmidzi nr.829, Nasa’i dalam bab mengeraskan suara ketika ber ihram, Ibnu Majah nr.2364, Imam Malik dalam <i>Al Muwattha</i> hadits nr.34). Menurut Imam Syafii Takbir dan Tahlil dalam haji ini boleh diamalkan secara jahar baik <i>dimasjidil Haram</i> atau dilapangan. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Kalau dzikir <i>Talbiyah</i> dan <i>Tahlil </i>secara jahar yang dilakukan oleh berjuta-juta jama’ah haji secara berkelompok-kelompok malah dianjurkan dan tidak di- larang, apalagi dzikir secara jahar yang hanya dilakukan oleh kelompok jauh lebih sedikit jumlahnya dari itu, apa salahnya dalam hal ini..?. Wallahu a’lam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Contoh zaman sekarang yang bisa kita dengar dan beli kaset-kaset dzikir umpama pembacaan al-Qur’an, qosidah-qosidah (bacaan sholawat Nabi saw. dan lain-lain) yang dijual dan dikumandangkan dipasar-pasar atau ditoko-toko di berbagai negara muslimin, Saudi Arabia, Indonesia, Malaysia, Pakistan, Marokko, Mesir dan lain lain. Malah sekarang dinegara Eropa yang penghuninya ada orang muslimin umpama di Perancis, Jerman, Belanda, Inggris, disana banyak sekali dijual dan dikumandangkan kaset-kaset dzikir tersebut. Kalau semua dzikir jahar ini mungkar dan dilarang maka menjual dan mengumandangkan kaset-kaset inipun harus dilarang terutama dinegara-negara Islam yang anti majlis dzikir. Tapi nyatanya sampai detik ini tetap berjalan dan malah lebih banyak lagi toko-toko yang jual kaset-kaset tersebut karena banyak peminatnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><br /></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;">Insya Allah dengan beberapa firman Allah swt. serta hadits-hadits diatas kita dapat mengambil manfaatnya dan mengerti serta jelas apa yang dianjurkan oleh Allah swt. melalui perantara junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. Insya Allah saudara-saudara kita muslimin yang belum pernah menghadiri atau mendapat kesalahan informasi mengenai kumpulan dzikir, baca tahlilan/yasinan dan sebagainya ini akan diberi hidayah dan taufiq oleh Allah swt. serta bisa menghadiri majlis dzikir yang penuh berkah, atau setidaknya tidak akan <i>mencela, mensyirikkan</i> dan <i>mensesatkan</i> orang yang mengamal- kan amalan tersebut. Mencela, mensesatkan sesuatu amal kebaikan itu hanya akan menambah dosa bukan menambah pahala</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin: 0px 27pt 0px 0px; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"> </span></span><span style="font-size: large;"><span lang="NL" style="font-family: Arial;"><span style="font-family: Arial;"><span style="font-size: x-large;"> </span></span></span></span></div><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><span style="color: blue;"></span></span></b></span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2010/02/06/hadits-riwayat-ibnu-masud-yang-melarang-dzikir-berjamaah-adalah-dhaif/" title="Hadits riwayat Ibnu mas’ud yang melarang dzikir berjamaah adalah dhaif"><span style="color: blue;">Hadits riwayat Ibnu mas’ud yang melarang dzikir berjamaah adalah dhaif</span></a></span></b></span><br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Alaikumsalam warahmatullah wabarakatuh,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">kebahagiaan dan Kesejukan Rahmat Nya semoga selalu menaungi hari hari anda,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Saudaraku yg kumuliakan,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">berikut penjelasan mengenai riwayat Ibn mas;ud ra yg mereka jadikan dalil sebagai larangan dzikir <i><span style="color: blue;"><b><span style="font-size: large;"><span style="color: black;">zahar dan</span> </span></b></span></i>berjamaah :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Albani dalam Silsilah al-Ahadith al-Shahihah, jld. 5, m.s. 11.</b><br />Yaitu :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Daripada ‘Amr bin Salamah katanya: “Satu ketika kami duduk di pintu ‘Abd Allah bin Mas‘ud sebelum solat subuh. Apabila dia keluar, kami akan berjalan bersamanya ke masjid. Tiba-tiba datang kepada kami </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Abu Musa al-Asy‘ari, lalu bertanya: “Apakah Abu ‘Abd al-Rahman telah keluar kepada kamu?” Kami jawab: “Tidak!”. Maka dia duduk bersama kami sehingga ‘Abd Allah bin Mas‘ud keluar. Apabila dia keluar, kami semua bangun kepadanya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br />Lalu Abu Musa al-Asy‘ari berkata kepadanya: “Wahai Abu ‘Abd al-Rahman, aku telah melihat di masjid tadi satu perkara yang aku tidak bersetuju, tetapi aku tidak lihat – alhamdulilah – melainkan ianya baik”. Dia bertanya: “Apakah ia?”. Kata Abu Musa: “Jika umur kamu panjang engkau akan melihatnya. Aku melihat satu puak, mereka duduk dalam lingkungan (halaqah) menunggu solat. Bagi setiap lingkungan (halaqah) ada seorang lelaki (ketua kumpulan), sementara di tangan mereka yang lain ada anak-anak batu. Apabila lelaki itu berkata : Takbir seratus kali, mereka pun bertakbir seratus kali. </span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Apabila dia berkata: Tahlil seratus kali, mereka pun bertahlil seratus kali. Apabila dia berkata: Tasbih seratus kali, mereka pun bertasbih seratus kali.” Tanya ‘Abd Allah bin Mas‘ud: “Apa yang telah kau katakan kepada mereka?”. Jawabnya: “Aku tidak kata kepada mereka apa-apa kerana menanti pandangan dan perintahmu”. </span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Berkata ‘Abd Allah bin Mas‘ud: “Mengapa engkau tidak menyuruh mereka mengira dosa mereka dan engkau jaminkan bahawa pahala mereka tidak akan hilang sedikit pun”. Lalu dia berjalan, kami pun berjalan bersamanya. Sehinggalah dia tiba kepada salah satu daripada lingkungan berkenaan. Dia berdiri lantas berkata: “Apa yang aku lihat kamu sedang lakukan ini?” Jawab mereka: “Wahai Abu ‘Abd al-Rahman! Batu yang dengannya kami menghitung takbir, tahlil dan tasbih”. Jawabnya: “Hitunglah dosa-dosa kamu, aku jamin pahala-pahala kamu tidak hilang sedikit pun. Celaka kamu wahai umat Muhammad! Alangkah cepat kemusnahan kamu. Para sahabat Nabi masih lagi ramai, baju baginda belum lagi buruk dan bekas makanan dan minuman baginda pun belum lagi pecah. Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya , apakah kamu berada di atas agama yang lebih mendapat petunjuk daripada agama Muhammad, atau sebenarnya kamu semua pembuka pintu kesesatan?”<br />Jawab mereka : “Demi Allah wahai Abu ‘Abd al-Rahman, kami hanya bertujuan baik.” Jawabnya : “Betapa ramai yang bertujuan baik, tetapi tidak menepatinya.” Sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menceritakan kepada kami satu kaum yang membaca al-Quran namun tidak lebih dari kerongkong mereka Demi Allah aku tidak tahu, barangkali kebanyakan mereka dari kalangan kamu.” Kemudian beliau pergi.<br />Berkata ‘Amr bin Salamah: “Kami melihat kebanyakan puak tersebut bersama Khawarij memerangi kami pada hari Nahrawan.”<br />—<br />jawaban :<br /><b>Hujjah yang dikemukakan ini, adalah atsar (perbuatan) Abdullah bin Mas`ud r.a.. Atsar ini diriwayatkan oleh Imam ad-Daarimi dalam sunannya, jilid 1 halaman 68, dengan sanad dari al-Hakam bin al-Mubarak dari ‘<u>Amr bin Yahya</u>dari ayahnya dari datuknya (Amr bin Salamah).</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Menurut sebagian muhadditsin, kecacatan atsar ini adalah pada rawinya (rawi : periwayat) yang bernama ‘<u>Amr bin Yahya (yakni cucu Amr bin Salamah)</u>. Imam Yahya bin Ma`in memandang “riwayat daripadanya tidak mempunyai nilai”. <u><i>Imam adz-Dzahabi menerangkannya dalam kalangan rawi yang lemah dan tidak diterima riwayatnya</i></u>, dan <u>Imam al-Haithami menyatakan bahwa dia adalah rawi yang dhoif</u>. </b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Dalam Atsar tersebut dapat dipahami bahwa yang ditegur oleh Sayyidina Ibnu Mas`ud adalah golongan <u>KHAWARIJ</u>. Maka atsar Sayyidina Ibnu Mas`ud lebih kepada kritikan beliau kepada para pelaku yang tergolong dalam firqah Khawarij. Di mana <u>golongan Khawarij memang terkenal dengan kuat beribadah, kuat sholat, kuat berpuasa, kuat membaca al-Quran, banyak berzikir sehingga mereka merasakan diri mereka lebih baik daripada para sahabat Junjungan s.a.w. Maka kritikan Sayyidina Ibnu Mas`ud ini ditujukan kepada kelompok Khawarij yang mereka itu mengabaikan bahkan mengkafirkan para sahabat karena beranggapan ibadah mereka lebih hebat dari para sahabat.</u></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><u>Sehingga janganlah digunakan atsar yang ditujukan kepada kaum Khawarij ini digunakan terhadap saudara muslim lain yang sangat memuliakan para sahabat Junjungan Nabi s.a.w.</u></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Jangan dikira para ulama Aswaja tidak tahu mengenai atsar Sayyidina Ibnu Mas`ud ini.</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Imam as-Sayuthi rhm. pada “Natiijatul Fikri fil Jahri fidz Dzikri” dalam “al-Hawi lil Fatawi” juz 1. Di situ Imam asy-Sayuthi menguraikan 25 hadits dan atsar yang diriwayatkan oleh asy-Syaikhan hingga yang diriwayatkan oleh al-Mirwazi berkaitan dengan zikir secara jahar dan majlis zikir berjamaah.<br /></b><br /><b>Sedangkan terhadap atsar Ibnu Mas`ud tersebut, Imam asy-Sayuthi pada halaman 394 menyatakan, antara lain:<br />(Jika engkau berkata) Telah dinukilkan yang Sayyidina Ibnu Mas`ud telah melihat satu kaum bertahlil dengan mengangkat suara dalam masjid, lalu beliau berkata: “Tidak aku melihat kamu melainkan (sebagai) pembuat bid`ah”, sehingga dikeluarkannya mereka dari masjid tersebut. (Kataku – yakni jawaban Imam as-Sayuthi) Atsar daripada Sayyidina Ibnu Mas`ud r.a. ini memerlukan penjelasan lanjut berhubung sanadnya dan siapa yang telah mengeluarkannya dari kalangan para hafidz dalam kitab-kitab mereka.</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Jika seandainya dikatakan ianya memang tsabit (kuat riwayatnya), maka atsar ini bertentangan dengan hadits-hadits yang banyak lagi tsabit yang telah dikemukakan yang semestinya didahulukan (sebagai pegangan) dibanding atsar Ibnu Mas`ud apabila terjadi pertentangan (apalagi atsar itu dhoif sebagaimana dijelaskan bahwa rawinya dhoif) . Kemudian, aku lihat apa yang dianggap sebagai keingkaran Sayyidina Ibnu Mas`ud itu (yakni keingkarannya terhadap majlis-majlis zikir bersama-sama tadi) yakni penjelasan Imam Ahmad bin Hanbal dalam kitab “az-Zuhd” yang menyatakan:- Telah memberitahu kami Husain bin Muhammad daripada al-Mas`udi daripada ‘Aamir bin Syaqiiq daripada Abu Waail berkata:- “Mereka-mereka mendakwa ‘Abdullah (yakni Ibnu Mas`ud) mencegah daripada berzikir (dalam majlis-majlis zikir), padahal ‘Abdullah tidak duduk dalam sesuatu majlis melainkan dia berzikirullah dalam majlis tersebut.”</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b>Dalam kitab yang sama, Imam Ahmad juga meriwayatkan bahwa Tsabit al-Bunani berkata:- “Bahwasanya ahli dzikrullah yang duduk mereka itu dalam sesuatu majlis untuk berdzikrullah, jika ada bagi mereka dosa-dosa semisal gunung, niscaya mereka bangkit dari (majlis) dzikrullah tersebut dalam keadaan tidak tersisa sesuatupun dosa tadi pada mereka”, (yakni setelah berzikir, mereka memperolehi keampunan Allah ta`ala).</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">melarang dzikir dg suara keras di masjid hukumnya kufur, karena menentang Alqur’an, Allah swt berfirman : <b>Dirumah rumah Allah (masjid) telah Allah izinkan untuk mengangkat suara sebutan dzikir Nama Nya, dan bertasbih pada Nya di pagi hari dan sore </b>(QS Annur 36).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;">Allah swt berfirman : <b>Mereka yg ringan timbangan pahalanya maka mereka adalah orang yg merugikan dirinya sendiri dan mereka selamanya di neraka, wajah mereka hangus terbakar dan kedua bibirnya menjulur (kesakitan dan kepanasan), bukanlah sudah dibacakan pada kalian ayat ayat Ku dan kalian mendustakannya?, maka mereka berkata : Wahai Tuhan kami, kami telah tertundukkan oleh kejahatan kami dan kami telah tergolong kaum yg sesat, Wahai Tuhan Kami keluarkan kami dari neraka dan jika kami kembali berbuat jahat maka kami mengakui kami orang yg dhalim, (maka Allah menjawab) :</b> <b><u>Diamlah kalian didalam neraka dan jangan kalian berbicara lagi, dahulu ada sekelompok hamba hamba Ku yg berdoa : Wahai Tuhan Kami kami beriman, maka ampuni dosa dosa kami, dan kasihanilah kami dan Sunguh Engkau Maha Berkasih sayang dari semua yg berkasih sayang, namun kalian mengejek mereka sampai kalian melupakan dzikir pada Ku dan kalian menertawakan mereka, Sungguh Aku membalas kebaikan mereka saat ini dan merekalah orang yg beruntung</u></b>(QS Al Mukminun 103 – 111)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><br /></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">lihatlah ayat diatas sdrku, Allah swt murka pada mereka yg mengecoh dan mengejek dan menertawakan orang yg berdzikir bersama, lihat ucapan doa para ahlu dzikir itu, Allah menjelaskan mereka berkata : Wahai Tuhan kami, kami beriman maka ampunilah kami… dst.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">ucapan KAMI menunjukkan mereka berdoa bersama, bukan sendiri sendiri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Allah menjelaskan merekalah yg beruntung, dan yg mengejek mereka akan dihinakan Allah swt.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kita Ahlussunnah waljamaah berdoa, berdzikir, dengan sirran wa jahran, di dalam hati, dalam kesendirian, dan bersama sama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sebagaimana Hadist Qudsiy Allah swt berfirman : “BILA IA (HAMBAKU) MENYEBUT NAMAKU DALAM DIRINYA, MAKA AKU MENGINGATNYA DALAM DIRIKU, BILA MEREKA MENYEBUT NAMAKU DALAM KELOMPOK BESAR, MAKA AKUPUN MENYEBUT (membanggakan) NAMA MEREKA DALAM KELOMPOK YG LEBIH BESAR DAN LEBIH MULIA”. (Shahihain Bukhari dan Muslim).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Allah berfirman :<br />“DAN SABARKAN DIRIMU UNTUK TETAP BERSAMA ORANG ORANG YG BERDZIKIR DAN BERDOA KEPADA TUHAN MEREKA DI PAGI HARI DAN SORE SEMATA MATA HANYA MENGINGINKAN RIDHA ALLAH, DAN JANGAN KAU PALINGKAN WAJAHMU DARI MEREKA KARENA MENGHENDAKI KEDUNIAWIAN, DAN JANGAN TAATI ORANG ORANG YG KAMI BUAT MEREKA LUPA DARI MENGINGAT KAMI………….” (QSAl Kahfi 28)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Berkata Imam Attabari : “Tenangkan dirimu wahai Muhammad bersama sahabat sahabatmu yg duduk berdzikir dan berdoa kepada Allah di pagi hari dan sore hari, mereka dengan bertasbih, tahmid, tahlil, doa doa dan amal amal shalih dengan shalat wajib dan lainnya, yg mereka itu hanya menginginkan ridho Allah swt bukan menginginkan keduniawian” (Tafsir Imam Attabari Juz 15 hal 234)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Tentunya ucapan diatas menyangkal pendapat yg mengatakan bahwa yg dimaksud ayat itu adalah orang yg shalat, karena mustahil pula Allah mengatakan pada nabi saw untuk sabar duduk dg orang yg shalat berjamaah, karena shalat adalah fardhu, namun perintah “duduk bersabar” disini tentunya adalah dalam hal hal yg mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dari Abdurrahman bin sahl ra, bahwa ayat ini turun sedang Nabi saw sedang di salah satu rumahnya, maka beliau saw keluar dan menemukan sebuah kelompok yg sedang berdzikir kepada Allah swt dari kaum dhuafa, maka beliau saw duduk bersama berkata seraya berkata : Alhamdulillah… yg telah menjadikan pada ummatku yg aku diperintahkan untuk bersabar dan duduk bersama mereka” riwayat Imam Tabrani dan periwayatnya shahih (Majmu’ zawaid Juz 7 hal 21)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sabda Rasulullah saw : “akan tahu nanti dihari kiamat siapakah ahlulkaram (orang orang mulia)”, maka para sahabat bertanya : siapakah mereka wahai rasulullah?, Rasul saw menjawab : :”majelis majelis dzikir di masjid masjid” (Shahih Ibn Hibban hadits no.816)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Rasulullah saw bila selesai dari shalatnya berucap Astaghfirullah 3X lalu berdoa Allahumma antassalam, wa minkassalaam….dst” (Shahih muslim hadits no.591,592)<br /> </span><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Kudengar Rasulullah saw bila selesai shalat membaca : Laa ilaaha illallahu wahdahu Laa syariikalah, lahulmulku wa lahulhamdu…dst dan membaca Allahumma Laa Maani’a limaa a’thaiyt, wala mu’thiy…dst” (shahih Muslim hadits no.593)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.808, dan masih banyak puluhan hadits shahih yg menjelaskan bahwa Rasul saw berdzikir selepas shalat dengan suara keras, sahabat mendengarnya dan mengikutinya, hal ini sudah dijalankan oleh para sahabat radhiyallahu ‘anhum, lalu tabi’in dan para Imam dan Muhadditsin tak ada yg menentangnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sabda Rasulullah saw : “sungguh Allah memiliki malaikat yg beredar dimuka bumi mengikuti dan menghadiri majelis majelis dzikir, bila mereka menemukannya maka mereka berkumpul dan berdesakan hingga memenuhi antara hadirin hingga langit dunia, bila majelis selesai maka para malaikat itu berpencar dan kembali ke langit, dan Allah bertanya pada mereka dan Allah Maha Tahu : “darimana kalian?” mereka menjawab : kami datang dari hamba hamba Mu, mereka berdoa padamu, bertasbih padaMu, bertahlil padaMu, bertahmid pada Mu, bertakbir pada Mu, dan meminta kepada Mu,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Maka Allah bertanya : “Apa yg mereka minta?”,<br />Malaikat berkata : mereka meminta sorga,<br />Allah berkata : apakah mereka telah melihat sorgaku?,<br />Malaikat menjawab : tidak,<br />Allah berkata : “Bagaimana bila mereka melihatnya”.<br />Malaikat berkata : pastilah mereka akan lebih memintanya,<br />Allah bertanya lagi : Apa yg mereka minta?<br />Malaikat berkata : mereka meminta perlindungan Mu,<br />Allah berkata : “mereka meminta perlindungan dari apa?”,<br />Malaikat berkata : “dari Api neraka”,<br />Allah berkata : “apakah mereka telah melihat nerakaku?”,<br />Malaikat menjawab tidak,<br />Allah berkata : Bagaimana kalau mereka melihat neraka Ku.<br />Malaikat berkata :: Pasti mereka akan lebih ketakutan.<br />Allah swt berfirman : Apa yg mereka lakukan?<br />Malaikat berkata : mereka beristighfar pada Mu,<br />Allah berkata : “sudah kuampuni mereka, sudah kuberi permintaan mereka, dan sudah kulindungi mereka dari apa apa yg mereka minta perlindungan darinya, Malaikat berkata : “wahai Allah, diantara mereka ada si fulan hamba pendosa, ia hanya lewat lalu ikut duduk bersama mereka,<br />Allah berkata : baginya pengampunanku, dan mereka (ahlu dzikir) adalah kaum yg tidak ada yg dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka” (shahih Muslim hadits no.2689),</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">perhatikan ucapan Allah yg diakhir hadits qudsiy diatas : dan mereka (ahlu dzikir) adalah “kaum yg tak dihinakan siapa siapa yg duduk bersama mereka”, lalu hadits semakna pada Shahih Bukhari hadits no.6045.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">kasihanilah mereka itu sdrku, mereka tak faham alqur’an dan hadits dengan benar, namun berfatwa semaunya, semoga Allah swt melimpahkan hidayah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><span style="font-size: large;"><br /></span><br /><div class="MsoNormal"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dalil-dalil dzikir termasuk dalil dzikir secara jahar </span></i></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">(agak keras)</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sebenarnya pada bab ziarah kubur, kami sudah menerangkan mengenai manfaat Tahlilan dan bacaannya, Talqin dan lain-lain, marilah kita sekarang meneliti dalil-dalil mengenai <i>berkumpulnya</i>orang-orang untuk berdzikir pada Allah swt.. Termasuk dalam kategori <i>dzikir</i>juga ialah pembacaan Tahlilan, Talqin, Istighothah, peringatan-peringatan keagamaan (maulud, isra’ mi’raj Nabi saw) dan sebagainya. Didalam majlis-majlis tersebut selalu dibaca ayat Al-Qur’an, tasbih, tahlil, takbir dan sholawat pada Rasulallah saw. Juga dengan adanya dalil-dalil ini membantah golongan Pengingkar yang melarang kumpulan dzikir !!</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Apa makna/arti <i>Dzikir</i> yang selalu disebut-sebut dalam ayat al Qur’an dan hadits? Menurut pendapat para ulama yang dimaksud <i>Dzikir<b> </b></i>ialah <i>‘mengingat pada Allah swt..</i>Makna ini mencakup segala sesuatu yang dilakukan oleh manusia untuk mengingat pada Allah swt. dan Rasul-Nya, misalnya <i>sholat, bertasbih, bertahlil, bertakbir, majlis ilmu, memuji Allah dan Rasul-Nya, menyebutkan sifat-sifat kebesaran-Nya,sifat-sifat keindahan-Nya, sifat-sifat kesempurnaan yang telah dimiliki-Nya, membaca riwayat para utusan Allah dan sebagainya.</i> Tidak lain semuanya ini untuk lebih mendekatkan diri kita pada Allah swt sehingga kita mencintai dan dicintai Allah swt. dan Rasul-Nya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Firman-firman Allah swt. dalam surat Al-Ahzab 41-42 agar kita banyak berdzikir sebagai berikut: <i>“Hai orang-orang yang beriman! Berdzikirlah kamu pada Allah sebanyak-banyaknya, dan bertasbihlah pada-Nya diwaktu pagi mau pun petang!</i>”. Dalam surat Al-Baqarah :152 Allah berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فَاذْكُرُونِي أذْكُرْكُمْ ………..</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Berdzikirlah (Ingatlah) kamu pada-Ku, niscaya Aku akan ingat pula padamu! </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">” (Al–Baqarah :152) </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَى جُنوُبِهِم </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“…<i>Yakni orang-orang dzikir pada Allah baik diwaktu berdiri, ketika duduk dan diwaktu berbaring</i>”. (Ali Imran :191) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَالذَّاكِرِيْنَ اللهَ كَثِيْرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللهُ لَهُمْ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">مَغْفِرَة وَأجْرًا عَظِيْمٌا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“<i>Dan terhadap orang-orang yang banyak dzikir pada Allah, baik laki-laki maupun wanita, Allah menyediakan keampunan dan pahala besar”. </i>(Al-Ahzab :35) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">الَّذِيْنَ آمَنُوا وَ تَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكْرِ اللهِألآ بِذِكْرِ الله تَطْمَئِنُّ الـقُلُوبُ. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Yaitu orang-orang yang beriman, dan hati mereka aman tenteram dengan dzikir pada Allah. Ingatlah dengan dzikir pada Allah itu, maka hatipun akan merasa aman dan tenteram</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">”. (Ar-Ro’d : 28)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam hadits qudsi, dari Abu Hurairah, Rasulallah saw. bersabda : Allah swt.berfirman :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْـدِي بِي, وَاَنَا مَعَهُ حِيْنَ يَذْكـرُنِي, فَإنْ ذَكَرَنِي فِي نَفْسِهِ ذَكَرْتُهُ فِي نَفْسِي</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَإنْ ذَكَرَنِي فِي مَلاَءٍ ذَكَرْتُهُ فِي مَلاَءٍ خَيْرٍ مِنْهُ وَإنِ اقْتَرَبَ اِلَيَّ شِبْرًا اتَقَرَّبْتُ إلَيْهِ ذِرَاعًا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَإنِ اقْتَرَبَ إلَيَّ ذِرَاعًا</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اتَقـَرَّبْتُ إلَيْهِ بَاعًـا وَإنْ أتَانِيْ يَمْشِيأتَيْتُهُ هَرْوَلَة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Aku ini menurut prasangka hambaKu, dan Aku menyertainya, dimana saja ia berdzikir pada-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam<b> </b><u>hatinya</u>, maka Aku akan ingat pula padanya dalam hati-Ku, jika ia mengingat-Ku <u>didepan umum</u>, maka Aku akan mengingatnya pula didepan khalayak yang lebih baik. Dan seandainya ia mendekatkan dirinya kepada-Ku sejengkal, Aku akan mendekatkan diri-Ku padanya sehasta, jika ia mendekat pada-Ku sehasta, Aku akan mendekat- kan diri-Ku padanya sedepa, dan jika ia datang kepada-Ku berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">. (HR. Bukhori Muslim, Turmudzi, Nasa’i, Ibnu Majah dan Baihaqi).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Allamah Al-Jazari dalam kitabnya <i>Miftaahul Hishnil</i> <i>Hashin </i>berkata : ‘Hadits diatas ini terdapat dalil tentang bolehnya berdzikir <u>dengan jahar</u>/agak keras’. Imam Suyuthi juga berkata: ‘Dzikir dihadapan orang orang tentulah dzikir <i><u>dengan jahar</u></i><b>,</b>maka hadits itulah yang menjadi dalil atas bolehnya’</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits qudsi dari Mu’az bin Anas secara marfu’: Allah swt.berfirman:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قَالَ اللهُ تَعَالَى: لاَ يَذْكُرُنِي اَحَدٌ فِى نفْسِهِ اِلاَّ ذَكّرْتُهُ فِي مَلاٍ مِنْ مَلاَئِكَتِي</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَلاَيَذْكُرُنِي فِي مَلاٍ اِلاَّ ذَكَرْتُهُ فِي المَلاِ الاَعْلَي </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Tidaklah seseorang berdzikir pada-Ku dalam hatinya kecuali Aku pun akan berdzikir untuknya dihadapan para malaikat-Ku. Dan tidak juga seseorang berdzikir pada-Ku <u>dihadapan orang-orang</u> kecuali Akupun akan berdzikir untuknya ditempat yang tertinggi’ “. </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(HR. Thabrani).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">At-Targib wat-Tarhib 3/202 dan Majma’uz Zawaid 10/78. Al Mundziri berkata: ‘Isnad hadits diatas ini baik/hasan. Sama seperti pengambilan dalil yang dikemukakan tadi bahwa berdzikir dihadapan orang-orang maksudnya ialah berdzikir secara <i><u>jahar</u></i> ’ !</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Abu Hurairah sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">سَبَقَ المُفَرِّقُونَ, قاَلُوْا: وَمَا المُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ الذَّاكِرُونَ اللهَ كَثِيْرًاوَالذَّاكِرَاتِ </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">(رواه المسلم)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“<i>Telah majulah orang-orang istimewa! Tanya mereka ‘Siapakah orang-orang istimewa?’ Ujar Nabi saw. ‘Mereka ialah orang-orang yang berdzikir baik laki-laki maupun wanita’ ”.</i> (HR. Muslim).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Abu Musa Al-Asy’ary ra sabda Rasulallah saw.:</span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">‘Perumpamaan orang-orang yang dzikir pada Allah dengan yang tidak, adalah seperti orang yang hidup dengan yang mati!”</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(HR.Bukhori). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam riwayat Muslim: “<i>Perumpamaan perbedaan antara rumah yang dipergunakan dzikir kepada Allah didalamnya dengan rumah yang tidak ada dzikrullah didalamnya, bagaikan perbedaan antara hidup dengan mati”.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Abu Sa’id Khudri dan Abu Hurairah ra. bahwa mereka mendengar sendiri dari Nabi saw. bersabda :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لاَ يَقْـعُدُ قَوْمٌ يَذْكُـرُنَ اللهَ تَعَالَى إلاَّ حَفَّتْـهُمُ المَلاَئِكَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمةُ, وَنَزَلَتْ عَلَيْهِمُ السَّكِيْنَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Tidak satu <u>kaum </u></span></i><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">(kelompok)<i> pun</i></span></u><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">yang duduk dzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan dikelilingi Malaikat, akan diliputi oleh rahmat, akan beroleh ketenangan, dan akan disebut-sebut oleh Allah pada siapa-siapa yang berada disisi-Nya</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">”. (HR.Muslim, Ahmad, Turmudzi, Ibnu Majah, Ibnu Abi Syaibah dan Baihaqi).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Mu’awiyah <i>: </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">خَرَجَ رَسُولُ الله </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">(صَ)</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> عَلَى حَلَقَةِ مِنْ أصْحَابِهِ فَقَالَ: مَا اَجْلََسَكُم ؟ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قَالُوْا جَلَسْنَا نَذْكُرُ اللهَ تَعَالَى وَنَحْمَدُهُ عَلَى مَا هَدَانَا لِلإسْلاَمِِ وَمَنَّ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">بِهِ عَلَيْنَا قَالَ: اللهُ مَا أجْلَسـَكُمْ إلاَّ ذَالِك ؟ قَالُوْا وَاللهُ مَا اَجْلَسَنَا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اِلاَّ ذَاكَ. قَالَ : اَمَا إنِّي لَمْ أسْتَخْلِفكُم تُهْمَةُ لـَكُمْ, وَلَكِنَّهُ أتَانِي</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">جِبْرِيْلُ فَأخْـبَرَنِي أنَّ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ يُبـَاهِي بِكُمُ المَلآئِكَةَ. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Nabi saw. pergi mendapatkan <u>satu lingkaran</u> dari sahabat-sahabatnya, tanyanya;<i> ‘Mengapa kamu duduk disini?’ </i>Ujar mereka: ‘Maksud kami duduk disini adalah untuk <u>dzikir</u>pada Allah Ta’ala dan memuji-Nya atas petunjuk dan kurnia yang telah diberikan-Nya pada kami dengan menganut agama Islam’.<i> Sabda Nabi saw.; ‘Demi Allah tak salah sekali ! Kalian duduk hanyalah karena itu. </i>Mereka berkata; Demi Allah kami duduk karena itu<i>. Dan saya, saya tidaklah minta kalian bersumpah karena menaruh curiga pada kalian, tetapi sebetulnya Jibril telah datang dan menyampaikan bahwa Allah swt. telah membanggakan kalian terhadap Malaikat’ “. </i></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">(HR.Muslim)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Diterima dari Ibnu Umar bahwa Nabi saw. bersabda : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">إذَا مَرَرْتُم بِرِيَاضِ الجَنَّة فَارْتَعُوْا, قَالُوا: وَمَا رِيَاضُ الجَنَّة يَا رَسُولُ الله ؟ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قَالَ: حِلَقُ الذِّكْرِ فَإنَّ لِلَّهِ تَعَالَى سَيَّرَاتٍ مِنَ المَلآئِكَةَ يَطْلُبُونَ حِلَـقَ الذِّكْرِ فَإذَا أتَوْا عَلَيْهِمْ حَفُّوبِهِمْ.</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Jika kamu lewat di taman-taman surga, hendaklah kamu ikut ber- cengkerama! </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Tanya mereka; ‘Apakah itu taman-taman surga ya Rasulallah’? Ujar Nabi saw<i>.; ‘Ialah <u>lingkaran-lingkaran dzikir</u> karena Allah swt. mempunyai rombongan pengelana dari Malaikat yang mencari-cari <u>lingkaran dzikir</u>. Maka jika ketemu dengannya mereka akan duduk mengelilinginya”. </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits riwayat Bukhori dan Muslim dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulallah saw.bersabda :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">عَنْ أبِيْ هُرَيْرَة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">(ر) </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قَالَ: رَسُولُ الل</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">.صَ. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">: إنَّ اللهَ مَلآئِكَةً يَطًوفُونَ فِي الطُُّرُقِ يَلتَمِسُونَ أهْلِ الذّكْرِ, فَإذَا وَجَدُوا قـَوْمًا</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">يَذْكُرُونَ اللهَ تَناَدَوْا : هَلُمُّـوْا إلَى حَاجَتِكُمْ, فَيَحُفّـُونَهُمْ بِأجْنِحَتِهِمْ إلَى السَّمَاءِ, فَإذَا تَفَرَّقُوْا عَرَجُوْا وَصَعِدُوْا اِلَى السَّمَاءِ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فَيَسْألُهُمْ رَبُّـهُم ( وَهُوَ أعْلَمُ بِهِمْ ) مِنْ اَيْنَ جِئْتُمْ ؟ فَيَقُوْلُوْنَ : جِئْنَا مِنْ عِنْدِ عَبَيْدٍ فِي الاَرْضِ يُسَبِّحُوْنَكَ وَيُكَبِّرُوْنَكَ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَيُهَلِّلُوْنَكَ. فَيَقُوْلُ : هَلْ رَأوْنِي؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : لَوْ رَأوْنِي؟ فَيَقوُلُوْنَ : لَوْ رَأوْكَ كَانُوْا اَشَدَّ لَكَ عِبَادَةً, وَ اَشَدَّ لَكَ</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">تَمْجِيْدًاوَاَكْثَرَ لَكَ تَسْبِيْحًا, فَيَقُوْلُ : فَمَا يَسْألُنِى ؟ فَيَقوُلُوْنَ : يَسْألُوْنَكَ الجَنَّةَ, فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">كَيْفَ لَوْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لَوْ اَنَّهُمْ رَأوْهَا كَانُوْا اَشَدَّ عَلَيْهَا حِرْصًا وَ اَشَدَّ لَهَا طَلَبًا وَاَعْظَمَ فِيهَا رَغْبَةً. فَيَقُوْلُ : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فَمِمَّا يَتَعَوَّذُوْنَ ؟ فَيَقولُوْنَ : مِنَ النَّارِ, فَيَقُوْلُ : وَهَلْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُولُوْنَ : لاَ, فَيَقُوْلُ : كَيْفَ لَوْ رَأوْهَا ؟ فَيَقُلُوْنَ : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لَوْ رَأوْهَا كاَنُوْا اَشَدَّ مِنْهَا فِرَارًا, فَيَقُوْلُ : اُشْهِدُكُمْ اَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ, فَيَقُوْلُ مَلَكٌ مِنَ المَلاَئِكَةِ :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">فُلاَنٌ فَلَيْسَ مِنهُمْ, اِنَّمَا جَائَهُمْ لِحَاجَةٍ فَيَقُوْلُ : هًمْ قَوْمٌ لاَ يَشْقَى جَلِيْسُهُمْ. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Sesungguhnya Allah memilik sekelompok Malaikat yang berkeling dijalan-jalan sambil mencari orang-orang yang berdzikir. Apabila mereka menemukan <i>sekolompok</i> orang yang berdzikir kepada Allah, maka mereka saling menyeru: ‘Kemarilah kepada apa yang kamu semua hajatkan’. Lalu mereka mengelilingi orang-orang yang berdzikir itu dengan sayap-sayap mereka hingga kelangit. Apabila orang-orang itu telah berpisah<i> </i>(bubar dari majlis dzikir)<i> </i>maka para malaikat tersebut berpaling dan naik kelangit. Maka ber- tanyalah Allah swt. kepada mereka (padahal Dialah yang lebih mengetahui perihal mereka). Allah berfirman<i>: ‘Darimana kalian semua’? </i>Malaikat berkata: Kami datang dari sekelompok hamba-Mu dibumi. Mereka bertasbih, bertakbir dan bertahlil kepada-Mu<i>. </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Allah berfirman;<i> ‘Apakah mereka pernah melihatKu’? </i>Malaikat berkata<i>: </i>Tidak pernah!<i> </i>Allah berfirman;<i> ‘Seandainya mereka pernah melihatKu’? </i>Malaikat berkata; Andai mereka pernah melihat-Mu niscaya mereka akan lebih meningkatkan ibadahnya kepada-Mu, lebih bersemangat memuji-Mu dan lebih banyak bertasbih pada-Mu<i>. </i>Allah berfirman;<i> ‘Lalu apa yang mereka pinta pada-Ku’? </i>Malaikat berkata;<i></i>Mereka minta sorga kepada-Mu<i>. </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Allah berfirman;<i> ‘Apa mereka pernah melihat sorga’? </i>Malaikat berkata;<i> </i>Tidak pernah!<i> </i>Allah berfirman;<i> ‘Bagaimana kalau mereka pernah melihatnya’? </i>Malikat berkata;<i></i>Andai mereka pernah melihatnya niscaya mereka akan ber- tambah semangat terhadapnya, lebih bergairah memintanya dan semakin besar keinginan untuk memasukinya. Allah berfirman;<i> ‘Dari hal apa mereka minta perlindungan’? </i>Malaikat berkata;<i> </i>Dari api neraka.<i> </i>Allah berfirman; <i>‘Apa mereka pernah melihat neraka’? </i>Malaikat berkata; Tidak pernah! </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Allah berfirman:<i> ‘Bagaimana kalau mereka pernah melihat neraka’? </i>Malaikat berkata; Kalau mereka pernah melihatnya niscaya mereka akan sekuat tenaga menghindarkan diri darinya.<i> </i>Allah berfirman;<i> ‘Aku persaksikan kepadamu bahwasanya Aku telah mengampuni mereka’. </i>Salah satu dari malaikat berkata; Disitu ada seseorang yang <i>tidak termasuk</i> dalam kelompok mereka, dia datang semata-mata karena ada <i>satu keperluan</i> (apakah dia akan diampuni juga?)<i>. </i>Allah berfirman;<i>‘Mereka </i>(termasuk seseorang ini)<i> adalah <u>satu kelompok</u> dimana orang yang duduk bersama mereka tidak akan kecewa’ “. </i>Sedangkan dalam riwayat Muslim ada tambahan pada kalimat terakhir: <i>‘Aku ampunkan segala dosa mereka, dan Aku beri permintaan mereka’.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Empat hadits terakhir diatas, jelas menunjukkan keutamaan <i>kumpulan majlis dzikir</i>, Allah swt.akan melimpahkan rahmat, ketenangan dan ridho-Nya pada para hadirin termasuk disini orang yang <i>tidak niat</i> untuk berdzikir </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">serta majlis seperti itulah yang sering dicari dan dihadiri oleh para malaikat. Alangkah bahagianya bila kita selalu kumpul bersama majlis-majlis dzikir yang dihadiri oleh malaikat tersebut sehingga do’a yang dibaca ditempat majlis dzikir tersebut lebih besar harapan untuk diterima oleh Allah swt. Juga hadits-hadits tersebut menunjukkan mereka berkumpul berdzikir <i>secara</i> <i>jahar</i>,<i> </i>karena berdzikir secara sirran/pelahan sudah biasa dilakukan oleh perorangan !</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Al-Baihaqiy meriwayatkan Hadits dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulallah saw. bersabda</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">: </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">لاَنْ اَقْعُدَنَّ مَعَ قَوْمٍ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالَى مِنْ بَعْدِ صَلاَةِ الْفَجْرِ ِالَى طُلُوْعِ الشَّمْسِ اَحَبُّاِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا وَمَا فِيْهَا (رواه البيهاقي</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“<i>Sungguhlah aku berdzikir menyebut</i> (mengingat)<i>Allah swt. bersama jamaah usai sholat <u>Shubuh</u><b> </b>hingga matahari terbit, itu lebih kusukai daripada dunia seisinya.”</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Juga dari Anas bin Malik ra riwayat Abu Daud dan Al-Baihaqiy bahwa Nabi saw. bersabda:</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">‘Sungguhlah aku duduk bersama jamaah berdzikir menyebut Allah swt. dari sholat</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"><i><u>‘ashar</u> hingga matahari terbenam, itu lebih kusukai daripada memerdekakan empat orang budak.’</i> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Riwayat Al Baihaqy dari Abu Sa’id Al Khudrij ra, Rasulallah saw bersabda : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">يَقُوْلُ الرَّبُّ جَلَّ وَعَلاَ يَوْمَ القِيَامَةِ سَيَعْلَمُ هَؤُلاَءِ الْجَمْعَ الْيَوْمَ مَنْ اَهْلُ الْكَرَمِ؟ فَقِيْلَ مَنْ اَهْلُ الْكَرَمِ؟ قَالَ : اَهْلُ مَجَالِسِ الذِّكْرِ فِي الْمَسَاجِدِ (رواه البيهاقي</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Allah jalla wa ‘Ala pada hari kiamat kelak akan bersabda: ’Pada hari ini ahlul jam’i akan mengetahui siapa orang <u>ahlul karam</u></span></i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> (orang yang mulia). <i>Ada yg bertanya: Siapakah orang-orang yg mulia itu? Allah menjawab, Mereka adalah orang-orang <u>peserta majlis-majlis dzikir</u> di masjid-masjid ”.</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">Ancaman bagi orang yang menghadiri kumpulan tanpa disebut nama Allah dan Shalawat atas Nabi saw. </span></i></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits riwayat Turmudzi (yang menyatakan Hasan) dari Abu Hurairah, sabda Nabi saw : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">مَا قَعَدَ قَوْمُ مَقْعَدًا لَمْ يَذْكُرُونَ اللهَ فِيهِ وَلَمْ يُصَلُّوْا عَلَى النَّبِيِّ اِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ (رواه الترمذي وقال حسن</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";">“Tiada suatu golonganpun yang duduk menghadiri suatu majlis tapi mereka disana tidak dzikir pada Allah swt. dan tak mengucapkan shalawat atas Nabi saw., kecuali mereka akan mendapat kekecewaan di hari kiamat”. </span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Juga diriwayatkan oleh Ahmad bin Hambal dengan kata-katanya yang berbunyi sebagai berikut <i>: </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَرَوَاهُ اَحْمَدُ بِلَفْظٍ مَا جَلَسَ قَوْمُ مَجْلِسًا لَمْ يَذْكُرُوْا اللهَ فِيهِ اِلاَّ كَانَ عَلَيْهِمْ تَرَةً </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">‘Tiada ampunan yang menghadiri suatu majlis tanpa adanya dzikir kepada Allah Ta’ala, kecuali mereka akan mendapat tiratun artinya kesulitan… “.</span></i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam buku <i>Fathul ‘Alam</i> tertera : Hadits tersebut diatas menjadi alasan atas wajibnya (pentingnya) berdzikir dan membaca shalawat atas Nabi saw. pada setiap majlis.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Abu Hurairah bahwa Nabi saw. bersabda yang artinya : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">قَالَ : قَالَ رَسُوْلَ اللهِ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَعَنْ اَبِي هُرَيْرَة</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> (ر)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">.صَ. </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">مَا مِنْ قَوْمٍ يَقُوْمُوْنَ مِنْ مَجْلِسٍ لاَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ تَعَالىَ فِيْهِ اِلاَّ قَامُوْا عَنْ مِثْلِ جِيْفَةِ حِمَارٍ وَكَانَ لَهُمْ حَسْرَةً (رواه ابو داود</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Tiada suatu kaum yang bangun (bubaran) dari suatu majlis dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah dalam majlis itu, melainkan mereka bangun dari sesuatu yang serupa dengan bangkai himar/keledai, dan akan menjadi penyesalan mereka kelak dihari kiamat ”.<i> </i>(HR.Abu Daud) </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits-hadits diatas mengenai kumpulan/lingkaran majlis dzikir, itu sudah jelas menunjukkan adanya pembacaan dzikir bersama-sama dengan secara <i>jahar<b>,</b></i> karena berdzikir <i>sendiri-sendiri</i>itu akan dilakukan <i>secara lirih</i> (pelan). Lebih jelasnya mari kita rujuk lagi hadits-hadits yang membolehkan dzikir secara jahar. Hadits dari Abi Sa’id Al-Khudri ra. dia berkata:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اَكْثِرُوْا ذِكْرَاللهَ حَتَّى يَقُولُ اِنَّهُ مَجْنُوْنٌ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“Sabda Rasulallah saw. <i>‘Perbanyaklah dzikir kepada Allah sehingga mereka</i> (yang melihat dan mendengar)<i> akan berkata : Sesungguhnya dia orang gila’ “</i> (HR..Hakim, Baihaqi dalam Syu’abul Iman , Ibnu Hibban, Ahmad, Abu Ya’la dan Ibnus Sunni)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Ibnu Abbas ra. dia berkata : Rasulallah saw. bersabda : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اَكْثِرُوْا ذِكْرَاللهَ حَتَّى يَقُولَ المُنَافِقُوْنَ اِنَّكُمْ تُرَاؤُوْنَ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">“<i>Banyak banyaklah kalian berdzikir kepada Allah sehingga orang-orang munafik akan berkata : ’Sesungguhnya kamu adalah orang-orang yang riya’ </i>(HR. Thabrani)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 81pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Imam Suyuthi dalam kitabnya <i>Natiijatul Fikri fil jahri biz dzikri</i> berkata : “Bentuk <i>istidlal </i>dengan dua hadits terakhir diatas ini adalah bahwasanya ucapan dengan ‘<i>Dia itu gila’</i>dan ‘<i>Kamu itu riya’</i> hanyalah dikatakan terhadap orang-orang yang berdzikir dengan <u>jahar, bukan dengan lirih</u> (sir).” </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Zaid bin Aslam dari sebagian sahabat, dia berkata :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">ِ</span><span lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اِنْطَلَقْتُ مَعَ رَسُوْلِ اللهِ</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">(صَ)</span><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> لَيْلَةً, فَمَرَّ بِرَجُلٍ فِي المَسْجِدِ يِرْفَعُ صَوْتَهُ فَقُلْتُ :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">يَا رَسُوْلَ اللهِ عَسَى اَنْ يَكُوْنَ هَذَا مُرَائِيًا فَقَالَ: لاَ وَلاَكِنَّهُ اَوَّاهُ. (رواه البيهاقي)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 45pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Aku pernah berjalan dengan Rasulallah saw. disuatu malam. Lalu beliau melewati seorang lelaki yang sedang meninggikan suaranya disebuah masjid. Akupun berkata;<i> ‘</i>Wahai Rasuallah, jangan-jangan orang ini sedang riya’.<i> </i>Beliau berkata;<i> Tidak ! ‘Akan tetapi dia itu seorang <u>awwah</u> </i>(yang banyak mengadu kepada Allah)’ <i>”. (</i>HR.Baihaqi) </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Lihat hadits ini Rasulallah saw. tidak melarang orang yang dimasjid yang sedang berdzikir secara jahar (agak keras). Malah beliau saw. mengatakan dia adalah seorang yang banyak mengadu pada Allah (beriba hati dan menyesali dosanya pada Allah swt.) Sifat menyesali kesalahan pada Allah swt itu adalah sifat yang paling baik !</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari <i>Uqbah</i> bahwasanya Rasulallah saw. pernah berkata kepada seorang lelaki yang biasa dipanggil <i>Zul Bijaadain;</i> <i>“Sesungguhnya dia orang yang banyak mengadu kepada Allah. Yang demikian itu karena dia sering berdzikir kepada Allah”. </i>(HR.Baihaqi). (Julukan seperti ini jelas menunjukkan bahwa Zul- Bijaadain sering berdzikir secara jahar).<i> </i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits dari Amar bin Dinar, dia berkata: “Aku dikabari oleh Abu Ma’bad </span><span lang="NL" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">bekas budak Ibnu Abbas yang paling jujur</span><span lang="NL" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> dari tuannya yakni Ibnu Abbas dimana beliau berkata</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in; text-align: justify;"><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">اَنَّ رَفْعَ الصَّوْتِ بِالذِّكْرِ حِيْنَ يَنْصَرِفُ النَّاسُ مِنَ المَكْتُوْبَةِ كَانَ عَلَى عَهْدِ رَسُوْلِ اللهِ </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">‘Sesungguhnya berdzikir dengan <i>mengeraskan suara</i> ketika orang selesai melakukan shalat fardhu pernah terjadi dimasa Rasulallah saw.’ “. (HR. Bukhori dan Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam riwayat yang lain diterangkan bahwa Ibnu Abbas berkata: “Aku mengetahui selesainya shalat Rasulallah saw. dengan adanya ucapan takbir beliau<i> </i>(yakni ketika berdzikir)”. (HR.Bukhori Muslim)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Ibnu Hajr dalam kitabnya <i>Khatimatul Fatawa</i> mengatakan: “Wirid-wirid, bacaan-bacaan <i>secara jahar<b>,</b></i>yang dibaca oleh <i>kaum Sufi</i> (para penghayat ilmu tasawwuf) setelah sholat menurut kebiasaan dan suluh (amalan-amalan khusus yang ditempuh kaum Sufi) sungguh mempunyai <i>akar/dalil</i> <i>yang sangat kuat</i>”. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Sedangkan hadits-hadits lain yang diriwayatkan oleh Imam Muslim mengenai berdzikir secara <i>jahar<b> </b></i>seusai sholat sebagai berikut:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits nr. 357: Dari Ibnu Abbas, katanya: “Dahulu kami mengetahui selesainya sembahyang Rasulallah saw. dengan ucapan beliau “takbir”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits nr. 358: Dari Ibnu Abbas, katanya; “Bahwa dzikr dengan suara jahar/agak keras seusai sembahyang adalah kebiasaaan dizaman Nabi saw. Kata Ibnu Abbas, jika telah kudengar suara berdzikir, tahulah saya bahwa orang telah bubar sembahyang”.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits nr. 366: Dari Abu Zubair katanya; “Adalah Abdullah bin Zubair mengucapkan pada tiap-tiap selesai sembahyang sesudah memberi salam:….” Kata Abdullah bin Zubair, Adalah Rasulallah saw. mengucap- kannya dengan <i>suara yang lantang</i> tiap-tiap selesai sembahyang<i>“.</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">(Ketiga hadits terakhir ini dikutip dari kitab “Terjemahan hadits Shahih Muslim” jilid I, II dan III terbitan Pustaka Al Husna, I/39 Kebon Sirih Barat, Jakarta, 1980.)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Al-Imam al-Hafidz Al-Maqdisiy dalam kitabnya ‘<i>Al-Umdah Fi Al-Ahkaam’ </i>hal.25 berkata:</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Abdullah bin Abbas menyebutkan bahwa berdzikir dengan <i>mengangkat suara</i> dikala para jema’ah selesai dari sembahyang fardhu adalah diamalkan sentiasa <i>dizaman</i> Rasulallah saw.. Ibnu Abbas berkata, ‘Saya memang mengetahui keadaan selesainya Nabi saw. dari sembahyangnya (ialah dengan sebab saya mendengar) suara takbir’<i> </i>(yang disuarakan dengan nyaring) <i>“.</i></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif";"> (HR Imam Al-Bukhari, Muslim dan Ibnu Juraij).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Hadits yang sama dikemukakan juga oleh Imam Abd Wahab Asy-Sya’rani dalam kitabnya <i>Kasyf al-Ghummah</i> hal.110; demikian juga Imam Al-Kasymiriy dalam kitabnya <i>Fathul Baari</i> hal. 315 dan As-Sayyid Muhammad Siddiq Hasan Khan dalam kitabnya <i>Nuzul Al-Abrar</i>hal.97; Imam Al-Baghawiy dalam kitabnya <i>Mashaabiih as-Sunnah</i> 1/48 dan Imam as-Syaukani dalam <i>Nail al-Autar.</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dalam shohih Bukhori dari Ibnu Abbas ra beliau berkata; ‘Kami tidak mengetahui selesainya shalat orang-orang di masa Rasulallah saw. kecuali dengan berdzikir secara jahar’.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Dan masih banyak lagi dalil mengenai keutamaan kumpulan berdzikir yang tidak kami cantumkan disini tapi insya Allah dengan adanya semua hadits diatas cukup jelas bagi kita dan bisa ambil kesimpulan bahwa (kumpulan) berdzikir baik dengan suara <i>lirih</i>maupun <i>jahar</i>/agak keras itu, tidaklah dimakruhkan atau dilarang bahkan didalamnya justru terdapat dalil yang menunjukkan <i>kebolehannya</i>, atau <i>kesunnahannya!!</i></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Demikian juga dzikir dengan <i>jahar</i>itu dapat menggugah semangat dan melembutkan hati, menghilangkan ngantuk, sesuatu yang tidak akan didapat kan pada dzikir secara <i>lirih</i> (sir). Dan diantara yang membolehkan lagi <i>dzikir- jahar</i> ini adalah ulama <i>mutaakhhirin</i>terkemuka <i>Al-‘Allaamah Khairuddin ar-Ramli </i>dalam risalahnya yang berjudul <i>Taushiilul murid ilal murood bibayaani ahkaamil ahzaab wal-aurood</i>mengatakan sebagai berikut: “Jahar dengan dzikir dan tilawah, begitu juga berkumpul untuk berdzikir </span><span lang="NL" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">baik itu di majlis ataupun di masjid</span><span lang="NL" style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> adalah sesuatu yang dibolehkan dan disyari’atkan ber- dasarkan hadits (qudsi) Nabi saw.: <i>‘Barangsiapa berdzikir kepada-Ku </i>(Allah)<i> dihadapan orang-orang, maka Aku pun akan berdzikir untuknya dihadapan orang-orang yang lebih baik darinya</i>’ dan firman Allah swt. ‘<i>Seperti dzikirmu terhadap nenek-moyangmu atau dzikir yang lebih mantap lagi’ (</i>Al-Baqoroh: 200) bisa juga dijadikan sebagai dalilnya.(dalil jahar) “</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Agama hanya <i>memakruhkan</i> dzikir jahar <i>yang terlalu keras,</i> begitu juga jahar yang tidak keterlaluan bila sampai mengganggu orang yang sedang tidur atau sedang shalat atau menyebabkan dirinya <i>riya’</i> serta <i>mensyariatkan/ mewajibkan</i> dzikir jahar ini. Berapa banyak perkara yang sebenarnya <i>mubah</i> tapi karena <i>diwajibkan</i>atau <i>disyariatkan pelaksanaanya</i> dengan <i>cara-cara</i> tertentu padahal agama tidak mengajarkan demikian, maka ia akan berubah menjadi <i>makruh</i>sebagaimana dijelaskan oleh Al-Qori’ dalam <i>Syarhul Miskat</i>, Al-Hashkafi dalam <i>Ad- Durrul Mukhtar</i> dan beberapa ulama lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Kalau kita baca ayat-ayat al-Qur’an,hadits dan wejangan para ulama yang telah dikemukakan tadi, jelas bahwa berdzikir </span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">baik orang berdzikir sendirian, berkelompok, secara sir atau jahar/agak keras</span><span lang="NL" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"> itu semua baik/ mustahab dan sebagai anjuran syari’at Islam. Bagaimana tercelanya saudara kita yang selalu <i>menteror</i>, <i>mencela</i>dan <i>mensesatkan</i> kumpulan dzikir (tahlilan/yasinan, istighotsah dan sebagainya) yang mana disitu selalu dikumandangkan pembacaan diantaranya; ayat-ayat Al-Qur’an, sholawat pada Nabi saw., pembacaan Tasbih, Takbir dan lain sebagainya serta mendo’akan saudara muslimin baik yang masih hidup atau yang sudah wafat? Bacaan yang dibaca didalam majlis tersebut, semuanya tidak ada larangan syari’at, malah sebaliknya banyak hadits Rasulallah saw. yang menunjukkan <i>kebolehannya</i>, atau <i>kesunnahannya!!</i> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;">Memang ada hadits riwayat Baihaqi, Ibnu Majah dan Ahmad; “Sebaik-baik dzikir adalah secara lirih (sir) dan sebaik-baik rizki adalah yang mencukupi ”. Menurut ulama’ diantaranya Imam as-Suyuthi, kata-kata <i>Sebaik-baik </i>dalam suatu hadits berarti <i>Keutamaan</i> <i><u>bukan</u></i><b></b>y<i>ang lebih utama. </i>Jadi hadits terakhir ini bukan menunjukkan kepada jeleknya atau <i>dilarangnya</i> dzikir secara jahar, karena banyak riwayat hadits shohih yang mengarah pada bolehnya dzikir secara jahar. </span><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibnu Taimiyah Membolehkan Dzikir Berjama’ah dan Tahlilan</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 27pt 0in 0in; text-align: justify;"><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: large;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Tahlilan adalah sebuah tradisi ritual yang komponen bacaannya terdiri dari beberapa ayat al-Qur’an, tahlil, tasbih, tahmid, sholawat, dan lain-lain. Bacaan tersebut dihadiahkan kepada orang-orang yang telah wafat. Hal tersebut terkadang dilakukan secara bersama-sama (berjama’ah). Hal inilah yang membuat kita berseberangan dengan paradigma kaum salafi wahabi yang menyatakan bahwa amaliah semacam ini dikatakan bid’ah sesat dan pelakunya masuk neraka. Bahkan kami temui sebuah artikel dari wahabi yang mengatakan sesatnya dzikir berjama’ah ala Ust. Arifin Ilham. Tudingan yang semacam ini tentunya tidak tepat, karena tradisi tahlilan dan dzikir berjama’ah yang berkembang di nusantara ini memiliki landasan-landasan dalil dari al-Quran dan Sunnah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><br /></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Pengikut <span style="font-size: large;">mereka</span> sepertinya tidak tahu (atau mungkin lupa) mengenai fatwa Syaikh Ibnu Taimiyah (Ulama yang menjadi rujukan utama kaum salafi wahabi) yang menganggap dzikir berjama’ah dan tahlilan termasuk amal ibadah yang paling utama dan sangat besar pahalanya!.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dalam hal ini Ibnu Taimiyah berkata :</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">وَسُئِلَ عن رجل ينكر على أهل الذكر يقول لهم: هذا الذكر بدعة وجهركم فى الذكر بدعة، وهم يفتتحون بالقرآن ويختتمون، ثم يدعون للمسلمين الأحياء والأموات، ويجمعون التسبيح والتحميد والتهليل والتكبير والحوقلة، ويصلون على النبى صلى الله عليه وسلم، والمنكر يعمل السماع مرات بالتصفيق، ويبطل الذكر فى وقت عمل السماع؟<br />فأجاب:<br />الاجتماع لذكر الله، واستماع كتابه، والدعاء عمل صالح وهو من أفضل القربات والعبادات فى الأوقات. ففى الصحيح عن/ النبى صلى الله عليه وسلم أنه قال: (إن للَّه ملائكة سياحين فى الأرض، فإذا مروا بقوم يذكرون الله، تنادوا هلموا إلى حاجتكم) وذكر الحديث، وفيه (وجدناهم يسبحونك ويحمدونك). لكن ينبغى أن يكون هذا أحياناً فى بعض الأوقات، والأمكنة، فلا يجعل سنة راتبة يحافظ عليها إلا ما سن رسول الله صلى الله عليه وسلم المداومة عليه فى الجماعات: من الصلوات الخمس فى الجماعات، ومن الجمعات، والأعياد، ونحو ذلك.<br />وأما محافظة الإنسان على أوراد له من الصلاة، أو القراءة، أو الذكر، أو الدعاء، طرفى النهار وزلفاً من الليل، وغير ذلك، فهذا سنة رسول الله صلى الله عليه وسلم والصالحين من عباد الله قديما وحديثاً، فما سن عمله على وجه الاجتماع كالمكتوبات، فعل كذلك. وما سن المداومة عليه على وجه الانفراد من الأوراد، عمل كذلك، كما كان الصحابة ـ رضى الله عنهم ـ يجتمعون أحياناً، يأمرون أحدهم يقرأ، والباقون يستمعون. وكان عمر بن الخطاب يقول: يا أبا موسى ذكرنا ربنا، فيقرأ وهم يستمعون، وكان من الصحابة من يقول: اجلسوا بنا نؤمن ساعة، وصلى النبى صلى الله عليه وسلم بأصحابه التطوع فى جماعة مرات، وخرج على الصحابة من أهل الصفة، وفيهم قارئ يقرأ، فجلس معهم يستمع.<br />/وما يحصل عند السماع والذكر المشروع من وجل القلب، ودمع العين، واقشعرار الجسوم، فهذا أفضل الأحوال التى نطق بها الكتاب والسنة.<br />وأما الاضطراب الشديد، والغشى والموت والصيحات، فهذا إن كان صاحبه مغلوبا عليه، لم يُلَم عليه، كما قد كان يكون فى التابعين ومن بعدهم. فإن منشأه قوة الوارد على القلب مع ضعف القلب. والقوة، والتمكن أفضل، كما هو حال النبى صلى الله عليه وسلم والصحابة، وأما السكون، قسوة وجفاء، فهذا مذموم لا خير فيه.<br />وأما ما ذكر من السماع، فالمشروع الذى تصلح به القلوب، ويكون وسيلتها إلى ربها بصلة ما بينه وبينها، هو سماع كتاب الله الذى هو سماع خيار هذه الأمة، لاسيما وقد قال صلى الله عليه وسلم: (ليس منا من لم يتغن بالقرآن) وقال: (زَيِّنوا القرآن بأصواتكم) وهو السماع الممدوح فى الكتاب والسنة. لكن لما نسى بعض الأمة حظاً من هذا السماع الذى ذكروا به، ألقى بينهم العداوة والبغضاء، فأحدث قوم سماع القصائد والتصفيق والغناء مضاهاة لما ذمه الله من المكاء والتصدية، والمشابهة لما ابتدعه النصارى. وقابلهم قوم قست قلوبهم عن ذكر الله، وما نزل من الحق، وقست قلوبهم فهى كالحجارة أو أشد قسوة مضاهاة لما عابه الله على اليهود. والدين الوسط هو ما عليه خيار هذه الأمة قديماً وحديثاً. والله أعلم.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Ibnu Taimiyah ditanya tentang seorang laki-laki yang mengingkari ahli dzikir, dimana ia memprotes ahli dzikir (berjama’ah) “Ini dzikir bid’ah dan menyaringkan suara didalam dzikir kalian juga bid’ah”. Mereka (ahli dzikir) memulai dan menutup dzikirnya dengan membaca al-Qur’an, kemudian mereka berdo’a untuk kaum muslimin yang hidup maupun yang sudah wafat, mereka mengumpulkan antara bacaan tasybih, tahmid, tahlil, takbir, hawqalah (Laa Hawla wa Laa Quwwata Ilaa Billah), mereka juga bershalawat kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jawab:</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Berkumpul untuk dzikir kepada Allah, mendengarkan Kitabullah dan do’a merupakan amal shalih, dan itu termasuk dari paling utamanya qurubat (amal mendekatkan diri kepada Allah) dan paling utamanya ibadah-ibadah pada setiap waktu, didalam hadits Shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda : “Sesungguhnya Allah memiliki malaikat yang selalu bepergian di bumi, ketika mereka melewati sebuah kaum (perkumpulan) yang berdzikir kepada Allah, mereka (para malaikat) berseru : “Silahkan sampaikan hajat kalian”. Dan disebutkan di dalam hadits tersebut, terdapat redaksi “Dan kami menemukan mereka bertasbih kepada-Mu dan bertahmid memuji-Mu”, akan tetapi selayaknya hal ini di hidupkan kapan saja dan dimana saja, tidak dijadikan sebagai sunnah ratibah yang dirutinkan kecuali apa yang disunnahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berketerusan dalam jama’ah seperti shalat 5 waktu (dilakukan) dalam jama’ah, hari raya dan semisalnya. Adapun umat Islam memelihara rutinitas wirid-wirid baginya seperti shalawat atau membaca al-Qur’an, atau mengingat Allah atau do’a pada seluruh siang dan sebagian malam atau pada waktu lainnya, maka hal ini merupakan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, orang-orang shalih dari hamba-hamba Allah sebelumnya dan sekarang.<b> (Majmu’ al-Fatawa [22/520-521])</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Khusus mengenai menghadiahkan pahala kepada mayit, Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa barangsiapa mengingkari sampainya amalan orang hidup pada orang yang meninggal maka ia termasuk ahli bid’ah. Dalam Majmu’ fatawa jilid 24 halaman 306 ia menyatakan, <b>“Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa mendapat manfaat dari hadiah orang lain. Ini termasuk hal yang pasti diketahui dalam agama Islam, dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah, dan ijma’ (konsensus) ulama’. Barang siapa menentang hal tersebut, maka dia termasuk ahli bid’ah”.</b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><br /><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dengan demikian apakah <span style="font-size: large;">mereka</span> berani mengatakan bahwa Ibnu Taimiyah yang menganjurkan tahlilan dan dzikir berjama’ah termasuk ahli bid’ah dan masuk neraka? ^_^</span><br /><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--></span><span style="font-size: large;"><br /></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <table border="0" cellpadding="0" class="MsoNormalTable" style="background: none repeat scroll 0% 0% yellow;"> <tbody><tr> <td style="padding: 0.75pt;"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="jumlahwirid"><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">JUMLAH WIRID / ZIKIR</span></b></a></div></td> </tr><tr> <td style="padding: 0.75pt;"><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">SEDIKIT TAPI TERUS MENERUS</span></u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">.<br /> Diriwayatkan dari ‘Aisyah ra, bahwa Nabi bersabda, “</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">AHABBUL A’MAALI ILALLAAHI ADWAAMUHAA WA-IN QOLLA</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">“. Artinya, “</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Perbuatan yang paling dicintai ALLAH adalah yang terus menerus walaupun hanya sedikit”. </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /> (HR. Bukhori dan Muslim)</span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">DISUNNAHKAN JUMLAHNYA GANJIL</span></u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">.<br /> Nabi SAW bersabda,</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"> “Sesungguhnya ALLAH itu berjumlah ganjil, Dia juga mencintai yang berjumlah ganjil.”</span></i></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">DIULANGI TERUS AGAR TAMBAH YAKIN</span></u><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">.<br /> Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa Nabi SAW bersabda, “</span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Apabila kamu mengadu sakit, maka letakkanlah tangan kamu ditempat yang sakit, kemudian katakanlah, “</span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">Dengan Nama ALLAH, aku berlindung dengan kemuliaan-Nya dan kuasa-Nya dari kejahatan apa yang aku dapatkan dari sakitku ini”, </span><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";">kemudian angkatlah tanganmu kemudian ulangi demikian dengan jumlah ganjil” </span></i><span style="font-family: "Arial","sans-serif";"><br /> (HR. Imam Turmudzi)</span></li></ul><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; text-align: right;"><a href="http://taqorruban.com/index.php?i=utama_dll#atas"><span style="color: blue; font-family: "Arial","sans-serif"; text-decoration: none;"><img alt="Ke atas halaman" border="0" height="41" src="file:///C:\DOCUME~1\Alvino\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif" width="35" /></span></a><span style="color: blue; font-family: "Arial","sans-serif"; text-decoration: none;"> </span></div></td> </tr></tbody></table> </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-size: large;"><b>Dalil Bolehnya Mengahayunkan Badan Sambil Berdzikir (Nampak Macam menari)</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b>” Berkenaan dengan zikrullah, Allah SWT berfirman (mafhumNya) : ” Iaitu orang -orang yang menyebut dan mengingati Allah semasa mereka berdiri dan duduk dan semasa mereka berbaring mengiring, dan mereka pula memikirkan tentang kejadian langit dan bumi (sambil berkata) : “Wahai Tuhan kami! Tidaklah Engkau menjadikan benda-benda ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari azab neraka.” ( Surah Ali ‘Imran, ayat 91 ). </b>Ayat ini memberi isyarat bahawa zikrullah boleh dilakukan dalam pelbagai keadaan dan gaya.</span><br /><span style="font-size: large;">Ummul Mukminin ‘Aisyah R.Ha pernah melaporkan bahawa Rasulullah SAW berzikrullah ( berzikir kepada Allah ) dalam semua keadaan. Sedang berjalan, menaiki kenderaan, berbaring, duduk, dan bermacam-macam lagi pernah dilaksanakan oleh Rasulullah SAW. </span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalam suatu riwayat pernah diceritakan bahawa Jaafar bin Abi Talib ( sepupu Rasulullah ), pernah menari-nari melenggok lentuk di hadapan Rasulullah SAW sebaik saja beliau mendengar Rasulullah SAW menyebut kepada beliau, ” Allah menjadikan rupa paras mu seiras dengan Allah menciptakan daku.” Mendengar kata-kata yang seindah dan semurni itu, terus di ta’birkan dengan menari-nari di hadapan Rasulullah SAW. tingkahlaku beliau itu atau body language beliau tidak ditegah atau ditegur Rasulullah SAW.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Di sinilah dikatakan atau dijadikan asal usul sandaran bahawa menari-nari sambil berzikir kepada Allah yang dilakukan oleh ahli tarekat atau golongan sufiyyah, ada sandarannya. Sahlah berlaku tarian di majlis zikir yang dihadiri oleh ulamak besar yang muktabar. Antara mereka ialah al-Imam Izzuddin Abdus Salam dan tidak diengkarinya. </span><br /><br /><span style="font-size: large;">Ditanya Syaikhul Islam Sirajuddin al-Balqini tentang persoalan tari menari dalam majlis zikir, lalu dijawab beliau dengan mengiyakannya, yakni boleh dilakukan. Ditanya al-A’llamah Burhanuddin al-Abnasi, perkara yang sama maka beliau menjawab dengan membolehkannya. Ditanya ulamak besar dalam mazhab hanafi dan Maliki, semuanya menjawab, ‘tidak mengapa dan boleh dilakukan.’ Semua jawapan ini dibuat dengan bersandarkan kepada ayat di Surah Ali Imran di atas beserta hadis yang diriwayatkan oleh Jaafar Abi Talib.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Adapun tarian yang dilarang adalah tarian yang bercampur lelaki perempuan yang bukan mahram, lebih-lebih lagi ia diadakan dalam majlis yang kemaksiatannya ketara seperti berpakaian tidak menutup aurat, diiringi dengan muzik dan suasana yang mengundang syahwat dan lain-lain. Itulah yang disebut haram. Haram bukan soal tarian, tetapi dilihat dari aspek persembahan, suasana dan dilihat dengan jelas kemaksiatan. Adapun tarian dalam zikrullah, adalah tarian khusus yang lahir daripada rasa kesyahduan kepada Allah, dengan kelazatan munajat dan bertaladdud (bergembira/berbahagia kerana zikrullah). </span><br /><br /><span style="font-size: large;">Perasaan gembira/bahagia dan lazat itu yang diketahui oleh orang yang mengetahui, merupakan anugerah Allah kepada mereka. Mereka hendak menunjukkan bahasa badan (body language) mereka dengan menari-nari tanda kebagahiaan, tetapi dibuat kerana Allah SWT.</span><br /><span style="font-size: large;">Inilah yang disebut dalam al-Quran (mafhumnya) : (Iaitu) orang-orang yang beriman dan tenang tenteram hati mereka dengan zikrullah.” Ketahuilah dengan “zikrullah” itu, tenang tenteramlah hati manusia.” (Surah ar-Ra’d, ayat 28). Ketenangan adalah suatu kenikmatan. </span><br /><br /><span style="font-size: large;">Hendak menghargai kenikmatan itu adalah sesuatu yang boleh dita’birkan dengan isyarat, dengan kata-kata, dengan bahasa badan yang dijelmakan dalam bentuk tarian untuk menyatakan kesyukuran dan kenikmatan yang mereka perolehi hasil anugerah Allah SWT. Atas itulah pada pendapat saya bahawa tarian dalam majlis-majlis sufi ini adalah harus.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Untuk menyatakan haram atau tidak boleh memang mudah, tetapi harus disandarkan kepada dalil. Jika tidak ada dalili atau hujah, berbaliklah kepada hukum fiqah bahawa, “Asal semua perkara adalah harus sehingga ada dalil yang membuktikannya haram.” Oleh itu berzikrullah yang difahami dari ayat al-Quran di atas, hadis Rasulullah SAW dan pandangan ulamak muktabar, maka saya menyatakan ianya harus dan bukanlah haram. Wallahua’lam.”</span><br /><span style="font-size: large;">Dato’ Dr Harun Din</span><br /><div style="text-align: left;"><br /><span style="font-size: large;"><a href="http://rudisony.files.wordpress.com/2009/12/whirlingdervishdaemerydlm.jpg"><b>B. Lafadz “Menari” Dalam Hadis shahih tersebut bermakna “Menghayunkan Badan</b>“</a></span></div><span style="font-size: large;"><b>Hadis yang dikeluarkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya dan al-Hafiz al-Maqdisi dengan rijal sahih daripada hadis Anas Radiallahu Ta’ala Anhu telah berkata ; Adalah orang habsyah berjoget atau menari di hadapan Rasulullah SAW dan sambil mereka berkata Muhammad hamba yang soleh. Bertanya Rasulullah SAW: Apa yang mereka katakan? maka dikatakan kepada Rasulullah sesungguhnya mereka berkata Muhammad hamba yang soleh. ketikamana Rasulullah melihat mereka dalam keadaan itu Nabi SAW tidak meingkari mereka dan membenarkan perkara tersebut.</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b>Inilah yang dimaksudkan dengan hadis taqriri atau sunnah taqririyyah sepertimana diistilahkan oleh ulamak hadis seperti Al-Imam Nawawi dan dinaqalkan oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani R.A.;</b></span><br /><span style="font-size: large;"><b> </b></span><br /><span style="font-size: large;"><b>ما أضيف إلى النبي صلى الله عليه وسلم من قول أو فعل أو تقرير</b></span><br /><blockquote><span style="font-size: large;"><b>Apa yang disandarkan kepada Nabi SAW daripada perkataan atau perbuatan atau pengakuan</b></span></blockquote><span style="font-size: large;">Sesuatu yang Nabi tidak larang maka ia kekal HARUS kerana jika ia sesuatu yang mungkar pasti Nabi akan melarangnya kerana Nabi SAW tidak akan redha dengan maksiat dan kemungkaran yang dilakukan oleh umat baginda dan inilah sebab Nabi dan Rasul diutuskan untuk menjelaskan apa yang betul dan apa yang salah di sisi syara’.</span><br /><br /><span style="font-size: large;"><b>C.MAKNA HADITS SHAHIH AGAR BERDZIKIR SEBANYAK-BANYAKNYA SEHINGGA ORANG MENGATAKAN KAMU GILA</b></span><br /><span style="font-size: large;">Hadrat Abu zaid al khudri ra. memberitahu bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda :</span><br /><span style="font-size: large;"><b><i>“Hendaklah kamu berdzikir sebanyak-banyaknya sehingga orang mengatakan kamu gila” (HR Ahmad, abu ya’la, ibnu hibban dan hakim dalam shahihnya, dan berkata Hakim “</i></b> Shahih sanad dan rawinya”</span><br /><span style="font-size: large;">Dalam Hadist lain :</span><br /><span style="font-size: large;">Dari Ibnu abbas secara marfu : <i><b>” Hendaklah berdzikir sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang menganggap kamu ahli riya” </b></i>(HR Thabrani dan Baihaqi dari Abi jauzi secara mursal seperti dalam kitab At-targhib)</span><br /><span style="font-size: large;">Keterangan :</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Hadits ini menunjukan bahwa amalan yang terpenting dan terunggul ini (dzikrullah) tidaklah sepatutnya ditinggalkan kerana orang munafik atau orang-orang bodoh menganggap perbuatan gila atau riya malahan hendaklah berdzikir sebanyak-banyaknya sehingga orang-orang menganggap sebagai orang gila apabila mereka berdzikir sebanyak banyaknya dan sekuat kuatnya bukanlah dengan perlahan lahannya.</span><br /><span style="font-size: large;">Ibnu Katsir rah. menulis bahwa ibnu Abbas ra berkata :</span><br /><span style="font-size: large;">“Tidak ada perintah pun yang diwajibkan Allah SWT kepada hambanya-hambaNYa tanpa menentukan ukuran dan batasan atau memberi kelonggoran kepada mereka kecuali dzikrullah. Dzikir tidak ditentukan had dan batasannya dan tidak diterima uzur dari hambanya selagi waras akalnya. Seperti firmanNya :</span><br /><span style="font-size: large;">“Berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dzikir yang sebanyak banyaknya ” (al ahzab 33:41)</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Seseorang hendaknya senantiasa berdzikir dalam setiap masa dan dalam setiap keadaan. Di malam ataupun siang hari. i darat ataupun dilaut. Didalam perjalanan atau ketika berhenti. Ketika sempit atau lapang. Ketika sakit atau sihat. Baik dengan perlahan atau menguatkan suara. Pendeknya pada setiap masa dan dalam setiap keadaan hendaklah berdzikir”.</span><br /><br /><span style="font-size: large;">Benarlah kata Sayyidina Ali Karramallahu Wajhah;</span><span style="font-size: large;">الناس أعداء بما جهلوا</span><br /><blockquote><span style="font-size: large;">“Manusia akan bermusuh dengan apa yang dia tidak tahu”</span></blockquote><span style="font-size: large;">Janganlah mudah mengatakan tidak ada tetapi belajarlah mengatakan saya belum menjumpainya. Kerana kemungkinan ia ada tetapi belum sampai kepada pengetahuan kita.</span><br /><span style="font-size: large;">Firman Allah;</span><br /><span style="font-size: large;">وَمَا أُوتِيتُمْ مِنَ الْعِلْمِ إِلاَّ قَلِيلا – الإسراء :85</span><br /><blockquote><span style="font-size: large;">Aku tidak berikan ilmu kepada kamu kecuali sedikit sahaja</span></blockquote></div><span style="font-size: large;"> Perkataan mereka yang mengatakan dzikir itu mengganggu orang sholat sunnat juga keliru, sebab Nabi telah mengajarkan agar setelah selesai sholat fardhu, afdholnya kaum muslimin berdzikir terlebih dahulu, bukan langsung buru-buru melakukan sholat sunnat tanpa berdzikir terlebih dahulu. Tegasnya, dzikir setelah selesai sholat adalah perintah Nabi! Lantas bagaimana perbuatan yang hanya didasarkan pada pendapat akal dapat diterima, sampai dipakai pula untuk tmenggusur sunnah Nabi yang ada dalam hadis-hadis shahih…..?</span><br /><span style="font-size: large;">Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma, saudara sepupu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah menceritakan sebuah hadis yang shahih. Hadis itu berbunyi, “Kami mengetahui Nabi dan para Sahabatnya telah selesai mengerjakan sholat fardhu di masjid dengan mendengar suara takbir mereka……”(Hadis Riwayat Bukhari Muslim). </span><br /><br /><span style="font-size: large;">Dalam hadis yang lain, Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan, “Adalah berdzikir dengan mengeraskan suara setelah selesai mengerjakan sholat fardhu telah dilakukan pada zaman Rasulllah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dan aku mengetahui mereka telah selesai mengerjakan sholat fardhu itu karena mendengar suara dzikirnya itu.” (Hadis Riwayat Bukhari Muslim, Lihat kitab Al Adzkar Imam Nawawi, halaman 77).</span><br /><span style="font-size: large;"> Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma mendengar suara Nabi dan Sahabat berdzikir sampai terdengar ke rumah beliau tentu karena suara dzikir itu keras. Jika dzikirnya tidak bersuara, bagaimana mungkin beliau mendengar suara dzikir tersebut? Saat mendengarkan suara dzikir Nabi dan para Sahabat, diyakini Abdullah bin Abbas saat itu masih kecil dan belum ikut sholat berjama’ah ke Masjid Nabawi.</span><br /><span style="font-size: large;">Keterangan dalil berdzikir bersuara ini telah dibahas secara panjang lebar oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqalani, dalam Kitab Fathul Bari, Syarah Hadis Bukhari, Jilid II, halaman 591-610. Dan seorang ulama salafy, Syekh Utsaimin pun sudah mengakui sunnah hukumnya berdzikir bersuara itu dalam kitab Ensiklopedi Bid’ah. Namun, meskipun demikian, jika ada yang mau mengerjakan dzikir itu tanpa bersuara, menurut faham Ahlussunnah Wal Jama’ah masih merupakan amalan sunnah juga.</span><br /><span style="font-size: large;">Beberapa bacaan-bacaan dzikir dan doa yang telah dibuat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam pada masa hidup beliau, antara lain:</span><br /><br /><span style="font-size: large;">1. Dari Tsauban radhiyallahu ‘anhu beliau mengatakan bahwa Rasulullah beristighfar (membaca astaghfirullahal ‘azhim) tiga kali setiap selesai sholat. Kemudian Nabi membaca doa, “Allahumma antassalam wa minkassalam tabarakta ya dzaljalali wal Ikram.” (Ya Allah Engkaulah Assalam, dan dari Engkaulah segala Keselamatan, Maha Mulia Engkau Wahai Yang Memiliki Keperkasaan dan Kemuliaan). (Hadis Riwayat Imam Muslim).<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">2. Dari Al Harits at Tamimi radhiyallahu ‘anhu adalah Rasulullah telah mengajarkan kepadanya secara diam-diam (berbisik): “Apabila engkau telah selesai mengerjakan sholat magrib, maka bacalah olehmu, “Allahumma ajjirni minannaar” (Ya Allah selamatkan aku daripada azab neraka) sebanyak 7 kali, karena apabila engkau mati pada malam itu ketika engkau telah membaca doa tadi, maka wajib atasmu apa yang kau minta itu. Apabila engkau selesai sholat subuh maka bacalah doa yang sama sebanyak 7 kali, karena sesungguhnya jika engkau mati di siang harinya, maka wajiblah atasmu apa yang engkau minta (yakni kebebasan dari neraka).” (Hadis Riwayat Muslim dan Abu Dawud).<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">3. Dari Al-Mughirah bin Syu’bah radhiyallahu ‘anhu, adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam apabila telah selesai mengerjakan sholat dan memberi salam maka Beliau berdoa: “Laa ilaha illallah wahdahu la syarikalah, lahulmulku wa lahulhamdu wahuwa ‘ala kulli sya-in qadir.” (Tiada Tuhan yang disembah selain Allah, Maha Esa lagi tiada sekutu bagi-Nya, bagi-Nyalah segala kekuasaan, dan bagiNyalah segala Pujian, dan Dia atas segala sesuatu Maha Kuasa). (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim). Tetapi ada tambahan kalimat yuhyi wa yumit (Yang Maha Menghidupkan dan Maha Mematikan), setelah kata wa lahulhamdu. Bacaan ini sudah biasa diamalkan oleh kaum muslimin di Indonesia selama ratusan tahun pula. Amalan dan tambahan kalimat itu dikutip dari Hadis Riwayat Imam Turmudzi, Hasan Shohih. Hal ini penting kami tuliskan karena ada segelintir umat Islam yang rajin menuduh bid’ah kepada orang yang menambahkan kalimat yuhyi wa yumit itu, padahal sebenarnya tambahan kalimat ini justru sunnah Nabi, bukan bid’ah!<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">4. Kemudian Nabi membaca doa: “Allahumma laa mani’a lima a’thaita, wa laa mu’thiya lima mana’ta wa laa yanfa’ul jad minkal jad.” (Ya Allah,tiada yang dapat mencegah akan apa yang telah Engkau berikan, dan tidak ada yang dapat memberi akan apa yang telah Engkau cegah. Dan tidak memberi manfaa orang yang memiliki kesungguhan, karena kesungguhan adalah dari Engkau. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim).<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">5. Kemudian Nabi juga ada membaca doa: ”La hawla wala quwwata illa billahi, la ilaha illah wa la na’budu illa iyyahu, lahunni’matul walfadhlu walahutstsina-ul hasanu, La ilaha illah mukhlishina lahuddina, walaukarihal kafirun.” (Hadis Riwayat Muslim). Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi menyuarakan takbir ini setiap selesai sholat lima waktu. Ini juga merupakan salah satu lagi dalil berdzikir bersuara (jahar) setelah sholat fardhu. (Lihat Al-Adzkar, Imam Nawawi halaman 77).<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">6. Rasulullah ada mengajarkan para shahabat yang miskin-miskin untuk melakukan dzikir setelah sholat fardhu: “Ucapkanlah olehmu, “Subhanallah, Alhamdulillah, dan Allahu Akbar setelah selesai sholat fardhu sebanyak 33 kali”. (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim). Hadis ini lebih dijelaskan lagi dalam syarah hadis Abu Sholih yakni orang yang meriwayatkan hadis ini langsung dari Abu Hurairah bahwa cara mengerjakannya adalah sekaligus digabungkan/disatukan seperti ini: “Subhanallah…walhamdulillah…wallahu Akbar…semuanya total berjumlah 33 kali. Dalam hadis riwayat Imam Muslim dari Ka’ab bin Ujrah radhiyallahu ‘anhu, Nabi telah bersabda: “Senantiasa tidak kecewa orang yang membaca dzikir setelah sholat fardhu dengan kalimat; Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali.” (Hadis Riwayat Muslim). Dzikir ini dibuat secara terpisah, tidak bergabung menjadi satu seperti amalan hadis yang sebelumnya.” Meskipun cara ini sedikit berbeda, namun tetap sunnah dan telah diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam. Dalam hadis yang lain dikatakan setelah membaca Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, Allahu Akbar 33 kali, maka hendaklah disempurnakan menjadi seratus kali dengan kalimat, ; “La ilaha illallah wahdahu laa syarikalah lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadir”. Maka siapa yang melakukan hal ini akan diampunkan Allah seluruh dosa-dosanya walau dosanya sebanyak buih di lautan. (Hadis Riwayat Muslim).<br /> </span><br /><span style="font-size: large;">7. Dan diriwayatkan dalam kitab Ibnu Sunni oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu telah berkata dia: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam jika telah selesai mengerjakan sholatnya, maka Beliau mengusap keningnya dengan tangan kanannya kemudian beliau membaca, “Asyhadu anlaa ilaaha illallah, arrahmaanurrahim, Allahummadz hib ‘annil hamma wal hazan.” (Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Mengasihani, Ya Allah buanglah daripadaku kegunda-gulanaan dan kesedihan).<br /> 8. Dan diriwayatkan dengan sanad yang shahih dalam kitab Sunan Abu Dawud dan Nasai dari Mu’adz bin radhiyallahu ‘anhu: “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah memegang tanganku seraya Nabi bersabda, “Wahai Mu’adz, demi Allah sesungguhnya aku sangat mencintaimu. Kemudian Beliau menyambung ucapannya lagi, “Aku berwasiat kepadamu wahai Mu’adz, janganlah engkau meninggalkan bacaan dzikir ini setelah selesai melakukan sholat. Ucapkanlah olehmu, “Allahumma a’inni ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatik.” (Ya Allah, tolonglah aku dalam mengingatMu dan bersyukur kepadaMu dan beribadah kepadaMu dengan sebaik-baiknya).</span><br /><div class="MsoNormal"></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-43739628028336224222013-02-01T17:48:00.000+07:002013-03-04T09:53:12.025+07:00Apakah arti Shalawat, dan apakah Shalawat bid'ah dholalah???<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on"><!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br /><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arti Shalawat<br />SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">SHALAWAT bentuk jamak dari kata salla atau salat yang berarti: doa, keberkahan, kemuliaan, kesejahteraan, dan ibadah. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya. Jika shalawat itu datangnya dari Allah Swt. berarti memberi rahmat kepada makhluk. Shalawat dari malaikat berarti memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang mukmin berarti suatu doa agar Allah Swt. memberi rahmat dan kesejahteraan kepada Nabi Muhammad Saw. dan keluarganya. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shalawat juga berarti doa, baik untuk diri sendiri, orang banyak atau kepentingan bersama. Sedangkan shalawat sebagai ibadah ialah pernyataan hamba atas ketundukannya kepada Allah Swt., serta mengharapkan pahala dari-Nya, sebagaimana yang dijanjikan Nabi Muhammad Saw., bahwa orang yang bershalawat kepadanya akan mendapat pahala yang besar, baik shalawat itu dalam bentuk tulisan maupun lisan (ucapan). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hukum Bershalawat </span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para ulama berbeda pendapat tentang perintah yang dikandung oleh ayat <i>"Shallû 'Alayhi wa Sallimû Taslîmân</i>= bershalawatlah kamu untuknya dan bersalamlah kamu kepadanya," apakah untuk sunnat apakah untuk wajib. <br />Kemudian apakah shalawat itu fardlu 'ain ataukah fardlu kifayah. Kemudian apakah membaca shalawat itu setiap kita mendengar orang menyebut namanya ataukah tidak. <br />Asy-Syâfi'i berpendapat bahwa bershalawat di dalam duduk akhir di dalam sembahyang, hukumnya fardlu. Jumhur ulama berpendapat bahwa shalawat itu adalah sunnat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kata Al-Syakhâwî : "Pendapat yang kami pegangi ialah wajibnya kita membaca shalawat dalam duduk yang akhir dan cukup sekali saja dibacakan di dalam suatu majelis yang di dalam majelis itu berulang kali disebutkan nama Rasul.<br /><br />Al-Hâfizh Ibn Hajar Al-Asqalânî telah menjelaskan tentang madzhab-madzhab atau pendapat-pendapat ulama mengenai hukum bershalawat dalam kitabnya "Fath al-Bârî", sebagaimana di bawah ini. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para ulama yang kenamaan, mempunyai sepuluh macam madzhab (pendirian) dalam masalah bershalawat kepada Nabi Saw.: </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pertama</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, madzhab Ibnu Jarîr Al-Thabarî. Beliau berpendapat, bahwa bershalawat kepada Nabi, adalah suatu pekerjaan yang disukai saja. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedua</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, madzhab Ibnu Qashshar. Beliau berpen-dapat, bahwa bershalawat kepada Nabi suatu ibadat yang diwajibkan. Hanya tidak ditentukan qadar banyaknya. Jadi apabila seseorang telah bershalawat, biarpun sekali saja. Terlepaslah ia dari kewajiban. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketiga</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, madzhab Abû Bakar Al-Râzî dan Ibnu Hazmin. Beliau-beliau ini berpendapat, bahwa bershalawat itu wajib dalam seumur hidup hanya sekali. Baik dilakukan dalam sembahyang, maupun di luarnya. Sama hukumnya dengan mengucapkan kalimat tauhid. Selain dari ucapan yang sekali itu hukumnya sunnat. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keempat</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, madzhab Al-Imâm Al-Syâfi'i. Imam yang besar ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib dibacakan dalam tasyahhud yang akhir, yaitu antara tasyahhud dengan salam. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kelima,</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> madzhab Al-Imâm Asy-Sya'bî dan Ishâq. Beliau-beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib hukumnya dalam kedua tasyahud, awal dan akhir.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Keenam,</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> madzhab Abû Ja'far Al-Baqîr. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib dibaca di dalam sembahyang. Cuma beliau tidak menentukan tempatnya. Jadi, boleh di dalam tasyahhud awal dan boleh pula di dalam tasyahhud akhir. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ketujuh, </span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">madzhab Abû Bakar Ibnu Bakir. Beliau ini berpendapat, bahwa shalawat itu wajib kita membacanya walaupun tidak ditentukan bilangannya. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kedelapan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, madzhab Al-Thahawî dan segolongan ulama Hanafiyah. Al-Thahawî berpendapat bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendengar orang menyebut nama Muhammad. Paham ini di ikuti oleh Al-Hulaimî dan oleh segolongan ulama Syâfi'iyyah. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesembilan,</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> madzhab Al-Zamakhsyarî. Al-Zamakhsyarî berpendapat, bahwa shalawat itu dimustikan pada tiap-tiap majelis. Apabila kita duduk dalam suatu majelis, wajiblah atas kita membaca Shalawat kepada Nabi, satu kali. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesepuluh</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">, madzhab yang dihikayatkan oleh Al-Zamkhsyarî dari sebagian ulama Madzhab ini berpendapat bahwa bershalawat itu diwajibkan pada tiap-tiap kita mendoa.<br /><br />Untuk mengetahui manakah paham yang harus dipegangi dalam soal ini, baiklah kita perhatikan apa yang telah diuraikan oleh Al-Imâm Ibn Al-Qayyim dalam kitabnya Jalâul Afhâm, katanya : "Telah bermufakat semua ulama Islam atas wajib bershalawat kepada Nabi, walaupun mereka berselisih tentang wajibnya di dalam sembahyang. Segolongan ulama tidak mewajibkan bershalawat di dalam sembahyang. Di antaranya ialah, Al-Thahawî, Al-Qâdhî al-'Iyâd dan Al-Khaththabî. </span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demikianlah pendapat para fuqaha selain dari Al-Syâfi'i."<br />Dengan uraian yang panjang Al-Imâm Ibn Al-Qayyim membantah paham yang tidak mewajibkan shalawat kepada Nabi Saw. di dalam sembahyang dan menguatkan paham Al-Syâfi'i yang mewajibkannya. </span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Al-Imâm Ibn Al-Qayyim berkata: "Tidaklah jauh dari kebenaran apabila kita menetapkan bahwa shalawat kepada Nabi itu wajib juga dalam tasyahhud yang pertama. Cuma hendaklah shalawat dalam tasyahhud yang pertama, diringkaskan. Yakni dibaca yang pendek. <br />Maka apabila kita renungkan faham-faham yang telah tersebut itu, nyatalah bahwa bershalawat kepada Nabi itu disuruh, dituntut, istimewa dalam sembahyang dan ketika mendengar orang menyebut nama Nabi Muhammad Saw.<br /><br />Berkata Al-Faqîh Ibn Hajar Al-Haitamî dalam Al-Zawâjir: "Tidak bershalawat kepada Nabi Muhammad Saw. ketika orang menyebut namanya, adalah merupakan dosa besar yang keenampuluh." </span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya: <i>"Apakah tidak lebih baik saya khabarkan ke-padamu tentang orang yang dipandang sebagai manusia yang sekikir-kikirnya? Menjawab sahabat : Baik benar, ya Rasulullah. Maka Nabi-pun bersabda : Orang yang disebut namaku dihadapannya, maka ia tidak bershalawat ke-padaku, itulah manusia yang sekikir-kikirnya." </i>(HR. Al-Turmudzû dari 'Ali). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kemudian hadis Nabi yang lain </span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Artinya: <i>"Kaum mana saja yang duduk dalam suatu majelis dan melamakan duduknya dalam majelis itu, kemudian mereka bubar dengan tidak menyebut nama Allah dan tidak bershalawat kepada Nabi, niscaya mereka menghadapi kekurangan dari Allah. Jika Allah meng-hendaki, Allah akan mengadzab mereka dan jika Allah menghendaki, Allah akan memberi ampunan kepada mereka. " </i>(HR Al-Turmudzî).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2008/04/penghapus-dosa.html"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penghapus Dosa</span></b></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiLQBN_dKZAn2NYUwvUA3YxmYbvzWAoGnYf_1ohxPX-G2gHFLcSQL6REzQ5xJJAXQPAKj3tVuv2MlTCaf-4dWAvi0lZHOR4g_f2shLdIJXZ0qUlMhmYAxXjBee1F7I1bB5UHRdZtOKX9WJ0/s1600-h/2.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. adalah antara sebesar-besar amalan yang menjadi kaffarah bagi noda dosa kecil yang kita lakukan. Dosa-dosa kecil bilangannya amat banyak menjadikan ianya sukar dihindari bahkan kadangkala tak sedar atau tak terasa pula kita yang sesuatu perbuatan yang kita lakukan itu merupakan satu dosa di sisi Allah s.w.t. Manakala sikap memperlekehkan atau meremehkan dosa kecil adalah satu dosa besar yang memerlukan kita memohon ampun dengan bertaubat kepada Allah at-Tawwab. Oleh itu, jangan sesekali meremehkan sesuatu dosa, baik kecil apatah lagi yang besar. Begitu pula jika dibiarkan dosa-dosa kecil itu berkumpul sehingga berlonggok-longgok dan bertimpa-timpa lalu menggelap serta menghitamlegamkan hati sanubari menjadikannya keras seperti batu. Atau dosa-dosa tersebut dilakukannya berulang-ulang, tanpa dikaffarahkannya dengan amalan sholeh atau dengan taubat kepada Allah, ianya juga menjadikan dosa-dosa tersebut sebagai dosa besar, </span></span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebagaimana dinyatakan oleh Hujjatul Islam al-Ghazali dalam “<b><i>al-’Arba`in fi Ushuliddin</i></b>“:-</span></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">و الإصرار على الصغيرة أيضا كبيرة<br />فلا صغيرة مع إصرار و لا كبيرة مع رجوع و استغفار</span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 5.0pt; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Berkekalan atas dosa-dosa kecil adalah juga dosa besar. Maka tidaklah dikatakan dosa kecil jika ianya dikekalkan dan tidaklah dikatakan dosa besar jika ianya ditaubati dan dipohon keampunan Allah.”</span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Berbalik kepada sholawat, maka telah masyhur beberapa hadis yang menyatakan ianya menjadi kaffarah dan penghapus bagi noda dosa. Sebagai tambahan sahaja kepada hadis-hadis yang telah masyhur tersebut, satu nukilan dari “<b><i>asy-Syifa`</i></b>” karya Qadhi ‘Iyadh al-Yahsubi, sebuah atsar yang dinisbahkan kepada Sayyidina Abu Bakar ash-Shiddiq r.a. yang menyatakan:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">الصلاة على النبي صلى الله تعالى عليه و سلم</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><b>امحق للذنوب من الماء البارد للنار<br />و السلام عليه افضل من عتق الرقاب</b></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ucapan sholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. dapat memadamkan yakni menghapuskan dosa lebih daripada air sejuk memadamkan api. Ucapan salam kepada baginda lebih afdhal daripada memerdekakan hamba sahaya.</span></i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maka sewajarnya kita hamba yang dosanya sudah bertimpa-timpa memperbanyakkan sholawat dan salam ke atas Junjungan Nabi s.a.w. Apatah lagi pada malam dan hari Jumaat, hari dan malam di mana ganjaran amalan digandakan Allah. Kita sedia maklum dari hadis-hadis yang biasa kita dengar menyatakan bahawa bagi setiap ucapan sholawat kita ke atas Junjungan akan diberi balasan 10 kali lipat oleh Allah s.w.t. Di samping itu ada juga riwayat yang menyatakan bahawa balasan bagi setiap sholawat diberi balasannya oleh Allah dengan 70 kali ganda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya yang menyatakan:-</span></i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Sesiapa yang bersholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. sekali, maka Allah akan merahmatinya 70 kali” .</span></i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mulla ‘Ali al-Qari dalam syarahnya kepada kitab “asy-Syifa`“, menyatakan bahawa kedua-dua hadis tersebut tidaklah bercanggah kerana gandaan 70 kali tersebut berkemungkinan adalah bagi sholawat yang dilakukan pada hari Jumaat. Beliau menyatakan, antara lain:-</span></i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahawasanya gandaan pahala ini berlaku kerana kekhususan hari Jumaat yang mana telah warid bahawa segala amalan pahalanya diganda 70 kali ganda pada hari Jumaat. Dan ianya menguatkan apa yang warid bahawasanya apabila bertepatan hari ‘Arafah (hari wuquf) dengan hari Jumaat, maka ganjaran hajinya akan diganda dengan pahala 70 kali haji.</span></i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahu … Allah, moga penghulunya segala hari kita ini dipenuhi dengan ucapan sholawat dan salam ke atas Junjungan Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2008/04/habib-ahmad-masyhur.html"><span style="color: blue;">Habib Ahmad Masyhur</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiWqTPF2taQKa-dLfjQrZAzLn3VOT4jyybjuk-T4WGUKmOqJebLV949Od6aoxns9dTtjJLusrdM8fwOjbQcZEcB3OEFnt37qgspHX-E4HdNRBP6rHzt-Ivkdh1b3odAv3HkzRu29FAKXmog/s1600-h/Habib+Ahmad+Masyhur.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Baqiyyatus Salaf wa Sayyidul Khalaf, Habib Ahmad Masyhur bin Thoha al-Haddad</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah seorang ulama, wali dan da`i dari keturunan Habib ‘Umar bin ‘Alawi al-Haddad yang merupakan adik bongsu kepada Habib Abdullah al-Haddad. Beliau dilahirkan sekitar tahun 1325H di Qaydun oleh seorang hababah sholehah lagi hafaz al-Quran iaitu Hababah Shofiyyah binti Thohir bin ‘Umar al-Haddad.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Habib Ahmad Masyhur telah mendapat didikan dan asuhan agama sedari kecil lagi. Beliau menimba ilmunya dari ibunya dan lain-lain ulama termasuklah belajar kepada pendiri Rubath Qaydun dua bersaudara iaitu Habib ‘Abdullah bin Thohir al-Haddad dan saudaranya Habib ‘Alwi bin Thohir al-Haddad. Di bawah dua ulama ini, Habib Ahmad mendalami lagi pengetahuan agamanya dalam bidang fiqh, tawhid, tasawwuf, tafsir dan hadis. Dalam usia muda, beliau telah hafal al-Quran dan menguasai berbagai lapangan ilmu agama sehingga diberi kepercayaan untuk mengajar pula di rubath tersebut. Habib Ahmad yang tidak pernah jemu menuntut ilmu turut menangguk ilmu di Rubath Tarim dengan para ulama yang mengajar di sana.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Tatkala berusia awal 20-an, Habib Ahmad telah dibawa oleh gurunya Habib ‘Alwi bin Thohir al-Haddad ke Indonesia. Di sana selain berdakwah, beliau meneruskan pengajian dengan ramai lagi ulama di sana, antaranya dengan Habib ‘Abdullah bin Muhsin al-’Aththas, Habib ‘Alwi bin Muhammad al-Haddad dan Habib Muhammad bin Ahmad al-Muhdhar.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sekitar tahun 1350H, Habib Ahmad berhijrah ke Afrika Timur untuk berdakwah dan menyebar risalah nendanya yang mulia, Junjungan Nabi s.a.w. Beliau menetap di Mombasa, Kenya, dan dari situlah beliau melancarkan dakwahnya ke seluruh pelosok benua Afrika. Pada tahun 1375H, beliau berhijrah pula ke Kampala, Uganda dan menetap di situ sekitar 13 tahun. Habib Ahmad dengan sungguh-sungguh dan gigih telah menghabiskan masanya untuk berdakwah menyeru umat kepada agama yang diredhai sehingga dikatakan sepanjang beliau berada di Afrika, puluhan ribu penduduk di sana, bahkan setengah mengatakan jumlah tersebut menjangkau ratusan ribu, yang memeluk agama Islam ditangannya. Di samping itu beliau turut mengorbankan harta bendanya untuk agama dengan membangunkan banyak masjid dan madrasah dalam rangka dakwahnya di sana.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hari Rabu, 14 Rajab 1416H bersamaan 6 Disember 1995M, Habib Ahmad telah dipanggil kembali ke rahmatUllah di Jeddah. Setelah disembahyangkan di Jeddah dengan diimamkan oleh almarhum Habib Dr. Muhammad bin ‘Alawi al-Maliki al-Hasani dengan kehadiran Habib ‘Abdul Qadir as-Saqqaf, jenazahnya yang mulia telah dibawa ke Makkah dan disholatkan sekali lagi di hadapan Ka’bah al-Musyarrafah sebelum dimakamkan di Jannatul Ma’la. Selain meninggalkan ribuan murid, Habib Ahmad turut meninggalkan beberapa karangan antaranya:</span></span></div><ol start="1" type="1"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Miftahul Jannah;</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Majmu` Fatawa;</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syarh Nadzam Sa`id bin Nabhan;</span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ad-Durratun Nafi`ah;</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> dan</span></span></span></li><li class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-list: l2 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">as-Sabhatuts Tsaminah.</span></span></li></ol><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di samping itu, beliau turut meninggalkan beberapa rangkaian ucapan sholawat yang indah dan penuh asrar dan keberkatan. Antara sholawat gubahan Habib Ahmad adalah satu sholawat yang menyebut penciptaan Junjungan Nabi s.a.w. daripada nur kepunyaan Allah, yang berbunyi:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhEB2vGNMyA_lwCaTHJhMtYwVAxZ_KdCe3fSeAZ5Uf3zPVC1yFGIIXR4JI7x_ROSCGfKgak8PbDl-tfrBhxZVNVnFHre3YN7cPYuu6JA-xCAtxgtJ4JXX3bxsDV8YE_LvRV0TaIjhaznWTZ/s1600-h/sholawat001.bmp"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><i><span style="color: #660000; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wahai Allah, Tuhan sumber cahaya alam semesta</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>Limpahkan sholawat atas Junjungan yang Engkau cipta</i><br /><i>Dari nur milikMu ciptaan indah tiada tara</i><br /><i>Dan ampunilah aku serta sinarilah hatiku yang alpa</i><br /><i>Dengan makrifatMu terang bercahaya</i><br /><i>Juga dengan makrifatnya akan diriMu yang Maha Mulia </i><br /><i>Atas keluarga serta sahabat baginda limpahkanlah sama</i><br /><i>Limpahan sholawat dan salam sejahtera</i></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Akhirul kalam, dengarlah cuplikan ceramah </span><span style="font-size: large;"><a href="http://www.zaytuna.org/teacherMore.asp?id=25"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sidi Yahya Rhodus</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">yang, antara lain, menceritakan bahawa Habib Ahmad Masyhur al-Haddad telah mengIslamkan 300,000 orang selama dakwahnya di Afrika Timur…Allahu ..Allah. Moga Allah sentiasa mencucuri rahmat dan keredhaanNya ke atas Habib Ahmad Masyhur bin Thaha al-Haddad serta para leluhurnya. Allahumma aamiin .. al-Fatihah.</span></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">******************************************</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="7253746812267269837"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2008/03/membaca-sholawat.html"><span style="color: blue;">Membaca Sholawat</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Membaca shalawat adalah salah satu amalan yang disenangi orang-orang NU, disamping amalan-amalan lain semacam itu. Ada shalawat “Nariyah”, ada “Thibbi Qulub”. Ada shalawat “Tunjina”, dan masih banyak lagi. Belum lagi bacaan “hizib” dan “rawatib” yang tak terhitung banyaknya. Semua itu mendorong semangat keagamaan dan cita-cita kepada Rasulullah sekaligus ibadah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu hadits yang membuat kita rajin membaca shalawat ialah: Rasulullah bersabda: <b><i><span style="color: #006600;">Siapa membaca shalawat untukku, Allah akan membalasnya 10 kebaikan, diampuni 10 dosanya, dan ditambah 10 derajat baginya</span></i></b><i>.</i> Makanya, bagi orang-orang NU, setiap kegiatan keagamaan bisa disisipi bacaan shalawat dengan segala ragamnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu shalawat yang sangat popular ialah “Shalawat Badar”. Hampir setiap warga NU, dari anak kecil sampai kakek dan nenek, dapat dipastikan melantunkan shalawat Badar. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bahkan saking populernya, orang bukan NU pun ikut hafal karena pagi, siang, malam, acara dimana dan kapan saja “Shalawat Badar” selalu dilantunkan bersama-sama.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Shalawat yang satu ini, “shalawat Nariyah”, tidak kalah populernya di kalangan warga NU. Khususnya bila menghadapi problem hidup yang sulit dipecahkan maka tidak ada jalan lain selain mengembalikan persoalan pelik itu kepada Allah. Dan shalawat Nariyah adalah salah satu jalan mengadu kepada-Nya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Salah satu shalawat lain yang mustajab ialah shalawat Tafrijiyah Qurtubiyah, yang disebut orang Maroko shalawat Nariyah karena jika mereka (umat Islam) mengharapkan apa yang dicita-citakan, atau ingin menolak apa yang tidak disuka, mereka berkumpul dalam satu majelis untuk membaca shalawat Nariyah ini sebanyak 4444 kali, tercapailah apa yang dikehendaki dengan cepat bi idznillah. Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (fardlu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rejekinya tidak akan putus, disamping mendapatkan pangkat/kedudukan dan tingkatan orang kaya. (<i>Khaziyat al-Asrar</i>, hlm 179)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Simak sabda Rasulullah SAW berikut ini:</span></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَأخْرَجَ ابْنُ مُنْذَة عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ الله عَنهُ أنّهُ قال قال َرسُوْلُ اللهِ صَلّى الله عَلَيْهِ وَسَلّمَ: مَنْ صَلّى عَلَيَّ كُلّ يَوْمٍ مِئَة مَرّةٍ – وَفِيْ رِوَايَةٍ – مَنْ صَلَّى عَلَيَّ فِي اليَوْمِ مِئَة مَرّةٍ قَضَى اللهُ لَهُ مِئَة حَجَّةٍ – سَبْعِيْنَ مِنْهَا في الأخِرَةِ وَثَلاثِيْنَ فِي الدُّنْيَا – إلى أنْ قال – وَرُوِيَ أن النَّبِيَّ صَلّى اللهُ عليه وسلم قال : اكْثَرُوا مِنَ الصَّلاةِ عَلَيَّ فَإنّهَا تَحِلُّ اْلعَقْدَ وَتَفْرجُ الكُرَبَ – كَذَا فِيْ النزهَةِ</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hadits Ibnu Mundah dari Jabir, ia mengatakan: Rasulullah SAW bersabda: <b><span style="color: #006600;">S<i>iapa membaca shalawat kepadaku 100 kali maka Allah akan mengijabahi 100 kali hajatnya; 70 hajatnya di akhirat, dan 30 di dunia</i></span></b><i>.</i> Sampai kata-kata … dan hadits Rasulullah yang mengatakan: <i>Perbanyaklah shalawat kepadaku karena dapat memecahkan masalah dan menghilangkan kesedihan</i>. Demikian seperti tertuang dalam kitab <i>an-Nuzhah</i>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rasulullah di alam barzakh mendengar bacaan shalawat dan salam dan dia akan menjawabnya sesuai jawaban yang terkait dari salam dan shalawat tadi. Seperti tersebut dalam hadits. Rasulullah SAW bersabda: <i>Hidupku, juga matiku, lebih baik dari kalian. Kalian membicarakan dan juga dibicarakan, amal-amal kalian disampaikan kepadaku; jika saya tahu amal itu baik, aku memuji Allah, tetapi kalau buruk aku mintakan ampun kepada Allah</i>. (Hadits riwayat Al-hafizh Ismail Al-Qadhi, dalam bab <i>shalawat ‘ala an-Nabi</i>).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Haitami dalam kitab <i>Majma’ az-Zawaid</i> meyakini bahwa hadits di atas adalah shahih. Hal ini jelas bahwa Rasulullah memintakan ampun umatnya (istighfar) di alam barzakh. Istighfar adalah doa, dan doa Rasul untuk umatnya pasti bermanfaat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ada lagi hadits lain. Rasulullah bersabda: <i>Tidak seorang pun yang memberi salam kepadaku kecuali Allah akan menyampaikan kepada ruhku sehingga aku bisa menjawab salam itu.</i> (HR. Abu Dawud dari Abu Hurairah. Ada di kitab Imam an-Nawawi, dan sanadnya shahih)</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.nu.or.id/page.php"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">KH Munawwir Abdul Fattah</span></b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></a></span></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: right;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.nu.or.id/page.php"><i><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pengasuh Pesantren Krapyak, Yogyakarta</span></i></a></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />**********************************</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="4381843569946510220"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2008/03/menzuma-ya-habibi-salamu-alaikum.html"><span style="color: blue;">Menzuma ” Ya Habibi Salamu ‘Alaikum</span></a></span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menzuma by Haji Mohamed Idris Siraj – “Ya Habibi Salamu ‘Alaikum “</span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Menzuma is an Ethiopian Islamic Sufi devotional chant that contains remembrances of Allah (God), and praises of the Prophet Mohammed (PBUH). From Ethiopia to Russia, from Johannesburg to Indonesia. The Mawlid or the Milaad is being celebrated with great intensity and fervor. In these gatherings participants recall the Prophet’s birth, his life story (sirah) and his great character are extolled, as Allah said in the Holy Qur’an:- “We sent you not but as a Mercy to all the worlds.” (21:107). </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mosques are decorated with lights, streamers and banners and every night of Rabi` al-Awwal is filled with the chanting of Qur’an and the melodious recitation of Mawlid, praising the Prophet (Peace be upon him), and sending Salaams on him, as Allah’s order: “O you who believe, pray on him with all respect” follows Allah’s declaration that: “Allah and His angels are praying on the Prophet” (Holy Qur’an 33:56).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2008/03/sholawat-1000-kali.html"><span style="color: blue;">Sholawat 1000 kali</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgAWtxDvuc0Bp6-83AespXOAFRiEmze0irqGr80H4yltvt8Q_qgre1eBMzzdVcFEyDbZJE1qYQQMdV1ZIG6ojKx8gp5Rmo_XaZSHEUPpGdRYPcIXcDEbGgn2yCtSotyl8D5l1GkATA0ligq/s1600-h/Omamat.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Memperbanyakkan sholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. adalah tuntutan agama. Orang-orang sholeh sentiasa membasahkan lidah mereka dengan berbagai ucapan mulia termasuklah sholawat dan salam ke atas Junjungan Nabi s.a.w. Oleh itu janganlah kita lalai untuk bersholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. , lebih – lebih lagi pada masa-masa yang penuh keberkatan seperti hari dan malam Jum`at yang mulia, apatah lagi dalam bulan kelahiran Junjungan Nabi s.a.w.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam Abu Nu`aim dalam “<b><i>al-Hilyah</i></b>” dan Imam ath-Thabrani telah meriwayatkan satu atsar daripada Sayyidina ‘Abdullah ibnu Mas`ud r.a. di mana beliau telah berpesan kepada Zaid ibnu Wahb sebagai berikut:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Wahai Zaid, apabila hari Jum`at janganlah engkau tinggalkan bersholawat kepada Junjungan Nabi s.a.w. sebanyak 1000 kali, dengan katamu: </span><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“ اللهم صل على محمد النبي الأمي“.</span></i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitulah pesanan sahabat yang mulia agar umat sentiasa ingat kepada Junjungan Nabi s.a.w. dengan memperbanyakkan sholawat terutama sekali pada saat-saat yang mulia seperti hari Jum`at. Terdapat juga riwayat yang dinisbahkan oleh Imam as-Sakhawi dalam “<b><i>al-Qaulul Badii`</i></b>” halaman 379, kepada Ibnu Syahin, yang walaupun berdarjat <i>dhoif </i>tetap punya nilai untuk <i>fadhoilul a’maal</i>, di mana Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:-</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-spacerun: yes;"> </span>“Sesiapa yang bersholawat ke atasku pada hari Jum`at 1000 kali, tidaklah dia mati sehingga dia melihat tempatnya dalam syurga.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sesungguhnya orang yang banyak bersholawat akan memperolehi kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Tidaklah rugi bagi kita untuk banyak bersholawat walaupun riwayat di atas tidak tsabit. Marilah kita perbanyakkan sholawat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dicatat oleh Abu Muhammad di </span><span style="font-size: large;"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2008/03/sholawat-1000-kali.html" title="permanent link"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">9:03 PM</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span><a href="http://www.blogger.com/comment.g?blogID=14738265&postID=4877078022961413751&isPopup=true"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">0 ulasan</span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"></span><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=14738265&postID=4877078022961413751" title=""Edit Catatan" "><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/11/kiyai-ahmad-qusyairi.html"><span style="color: blue;">Kiyai Ahmad Qusyairi</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgPWjBgbbjy_wqGbmVvGYBrqY1g5Mdgi7J8xBMeGXrCNNiksdY74jJdMP9fjSTW-dnL4ExXUYOu921FHBoa23SdXkNkAiR-hCLvRxiK7nv2F0WHXv81U7TRXeiVwH9ORVNda3mgYbcSgttm/s1600-h/qusyairi001.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kiyai Ahmad Qusyairi bin Shiddiq bin ‘Abdullah bin Saleh bin Asy`ari bin Muhammad Adzro`i bin Yusuf bin Sayyid ‘Abdur Rahman (Mbah Sambu) bin Sayyid Muhammad Hasyim bin Sayyid ‘Abdur Rahman BaSyaiban bin Sayyid ‘Abdullah bin Sayyid ‘Umar bin Sayyid Muhammad bin Sayyid Ahmad bin Sayyid Abu Bakar BaSyaiban bin Sayyid Muhammad AsadUllah bin Sayyid Hasan at-Turabi bin Sayyid ‘Ali bin al-Faqih al-Muqaddam Muhammad Ba ‘Alawi al-Husaini </span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah salah seorang ulama terkenal di Tanah Jawa. Beliau dilahirkan di sebuah desa bernama Sumbergirang yang terletak dalam Kota Lasem, Rembang, Jawa Tengah, pada 11 Sya’baan 1311H / 17 Februari 1894M. Beliau memulakan pengajian agamanya dengan ayahanda beliau yang sememangnya terkenal sebagai seorang ulama. Pengajian agamanya diteruskannya ke beberapa buah pondok pesantren antaranya di Langitan Tuban, Kajen Pati (Kiyai Khozin), Semarang (Kiyai Umar) dan Syaikh Kholil Bangkalan. Beliau mempunyai hubungan yang amat rapat dengan Syaikh Kholil Bangkalan yang terkenal sebagai ulama terbilang lagi wali.</span></span></span><br /></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dikisahkan, suatu malam pada akhir Ramadhan, Syaikh Kholil menyuruh segenap santrinya mencari Lailatul Qadar. Tidak seperti santri lainnya yang melakukan riyadhah sepanjang malam, Kiyai Ahmad Qusyairi justru sebaliknya. Setelah melakukan riyadhah ala kadarnya, beliau tertidur di teras masjid. Tak lama kemudian, menjelang Shubuh, Syaikh Kholil berkeliling mengitari pesantren. Tiba-tiba beliau melihat seberkas cahaya datang dari atas, lalu jatuh ke salah seorang santri yang sedang tidur. Karena suasana gelap gulita, ia hampiri santri itu lalu mengikat salah satu ujung sarung yang dikenakan, sebagai tanda.Selepas shalat Shubuh, Syaikh Kholil membuat pengumuman: “Siapa di antara kalian yang sarungnya ada bundelan (tali simpul) nya?”, setelah ditunggu agak lama, tak satu pun santri yang menjawab, termasuk Kiyai Ahmad Qusyairi yang tak menyadari dialah yang dimaksud. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Setelah mengetahui salah satu ujung sarungnya tersimpul, dia justru ketakutan. Tetapi karena Syaikh Kholil bertanyakan lagi, dia pun mengaku dengan penuh ketakutan, kerana Syaikh Kholil memang terkenal dengan ketegasannya. Tapi apa yang terjadi? Ternyata Syaikh Kholil tidak marah, malah tersenyum sambil berkata: “Mulai sekarang kalian (semua santri) tak payah lagi mengaji kepadaku. Cukup mengaji pada Ahmad Qusyairi.” Mendengar itu Kiyai Ahmad Qusyairi seakan tak percaya, dan sejak itu, para santri mengaji kepadanya. Di kemudian hari, beliau terkenal memiliki ilmu ladunni, di mana kemampuan ilmu didapatkan tanpa melalui proses belajar sebelumnya, tetapi kerana kemurahan Allah semata-mata.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiehQxPw6I9qQ_jEpPfCAYMfZAJUklt3aysdpRz3d8Z_SzOw5TyWlLw5uM1NgBg7PqolvwMSMGoCmduzh9rXs25vOha64q8gY_-a5Z6iXHLzDr6PuQbfKOkC8E0evznIV6ASv4cAJzGlrRd/s1600-h/fath002.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Di antara kelebihan Kiyai Ahmad Qusyairi adalah kemampuannya menguasai berbagai bahasa selain bahasa ibundanya dan Bahasa Arab. Antara bahasa yang dikuasainya ialah Bahasa Belanda, Bahasa Inggeris, Bahasa Jepun dan Bahasa Cina. Beliau juga dikenali sebagai penyair yang mahir membuat dengan spontan syair-syair berbahasa Arab. Antara karangan yang ditinggalkannya ialah sebuah nazam sufi yang berjumlah 312 bait diberi jodol “<b><i>Tanwir al-Hija</i></b>” berhubung ‘aqidah dan ibadah. Karangannya ini diberi perhatian oleh para ulama, bahkan Habib Alawi bin ‘Abbas al-Maliki, ayahanda Buya Dr. Habib Muhammad al-Maliki, telah memberikannya syarah yang panjang diberi jodol ” <b><i>Inarat ad-Duja</i></b>“. Dan kerana besarnya kecintaannya kepada Junjungan Nabi s.a.w. dan amalan bersholawat kepada baginda, maka selain mengamalkan “<b><i>Dalailul Khairat</i></b>“, beliau juga mempunyai himpunan sholawat yang dinamakannya “<b><i>al-Wasiilatul Harriyyah fish Sholawaati ‘ala Khairil Bariyyah</i></b>“.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kiyai Ahmad Qusyairi gemar berkelana untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu. Beliau juga berjaya membangun beberapa buah masjid di tempat-tempat yang dikunjunginya. Setelah berkahwin dengan puteri Kiyai Yaasin, maka tugas mengasuh Pesantren Salafiyah Pasuruan diserahkan kepadanya. Beliau meninggalkan dunia yang fana ini pada</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">22 Syawal 1392H / 28 November 1972M, dengan meninggalkan seramai 15 orang anak antaranya Syaikhunal Mukarram Kiyai ‘Abdur Rahman bin Ahmad Qusyairi hafizahUllah. Jenazah beliau dimakamkan di kawasan pemakaman belakang Masjid Jami` al-Anwar, Pasuruan. Mudah-mudahan Allah sentiasa membasahikan makamnya dengan siraman hujan rahmat dan kasih sayang. Al-Fatihah.</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">*******************************************************</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /></span><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEichQJcdZOtj2pgfNjcmHZ7gLzxJZKWuGcePRyyAI-rRfFhBWmE3bW14RVXBXzlTLWHo-LvM4N_jj8xdsWZfYGx42d3JzRwpy_zrtKjDVHZrRm-TKGZZVgERH6mfbZd91vkA3vJd7Zmxrh3/s1600-h/fath003.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inilah <b>Sholawat Shiddiqiyyah</b> yang tertulis pada akhir halaman kitab “<b>al-Wasiilatul Hariyyah</b>” di mana ianya mengandungi permohonan, dengan berwasilahkan amalan sholawat ke atas Junjungan serta kehormatan Junjungan Nabi dan sahabat baginda Sayyidina Abu Bakar as-Shiddiq r.a., agar dianugerahkan teman yang baik, perjalanan yang aman, kelepasan dari segala kesulitan dan kepayahan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/07/fungsi-sholawat.html"><span style="color: blue;">Fungsi Sholawat</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhIPAgn6HVBFX0-ypfW4ODeOLDqdDiOjLF7V-vFoX-cT50Mo8RSNE29LjyuYBF5jyWScnBhERJ8tqIoI_AANzYRbI714aHLx8LjBW4Di6f6tMxGaE23VAoQxPYN7jK3_OFlEmrBI1wM6-83/s1600-h/2.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sholawat berfungsi sebagai cahaya yang menerangi jiwa dan membuang kegelapan dalam kalbu menuju rahasia ke-Esaan Tuhan, di samping itu juga sholawat menghadirkan Nur Nabi s.a.w. agar senantiasa bertakhta pada kalbu. Sehingga keagungan diri dan perilaku Nabi Muhammad s.a.w. menjadi acuan dan tolok ukur bagi kehidupan manusia sepanjang hayatnya. Sholawat juga diartikan sebagai penyingkap tabir dari dimensi ruang dan waktu untuk menyatukan kita dengan Nur Nabi Muhammad s.a.w. Dengan membaca sholawat tidak ada lagi tabir ruang dan waktu yang memisahkan diri kita dengan Nabi Muhammad s.a.w. guna menuju persambungan (yakni perhubungan) diri dengan Allat s.w.t. Jelas sekali, membaca sholawat pada Nabi s.a.w., pada dasarnya mengandungi sebuah makna cinta dan mengagungkan, yang kemudian diikuti dengan melaksanakan sunnah secara total. Sholawat merupakan pintu untuk bisa wushul (sampai) kepada Allah (yakni keredhaanNya). – <b><i>Kiyai Haji Muhyiddin AbdusShomad, Ketua Tanfidziyyah PCNU Jember</i></b>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/05/sholawat-sidi-syamsuddin.html"><span style="color: blue;">Sholawat Sidi Syamsuddin</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwuW7EJy4NMOzgOgzmMbnslvZPhy_WsCbR4srDoBorw61zl_Un5Pp_cX1Wh7NWsDyX5JNLIWfroXo0YPysBHm_QlbxRvxGbXDubh0nbhF1aIOAzfUreTQ0-fEqcd5bHSHpLil1uZl2Eakg/s1600-h/aurad5c.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ini adalah sholawat yang dinisbahkan kepada<b> Sayyidi Syamsuddin Muhammad al-Hanafi</b> seorang waliyUllah yang dikatakan memegang maqam Quthub selama 46 tahun 3 bulan. Sholawat ini adalah sholawat ke-40 yang dicatat oleh Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani dalam “<b><i>Afdhalush Sholawat</i></b>“. Syaikh Yusuf turut menukilkan kisah bahawa Sidi Syamsuddin telah diperintahkan oleh Junjungan Nabi s.a.w. untuk menjadikan sholawat ini sebagai wirid dalam khalwatnya sebelum terbenam matahari. Sholawat ini merupakan antara shighah jami` yang menghimpunkan pahala dan rahsia yang banyak. Kandungannya ialah permohonan kita kepada Allah untuk menggandakan pahala ucapan sholawat dan salam yang kita ucapkan untuk baginda s.a.w. dan ahli keluarga serta para sahabat dengan gandaan yang besar lagi agung, iaitu sebanyak atau seluas ilmu Allah yang tiada kesudahan, baik dari segi bilangan, berat maupun isipadu. Allahu … Allah…. hanya Allah sahaja yang mengetahui kadarnya.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/04/terus-bersholawat.html"><span style="color: blue;">Terus Bersholawat</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgssiiE9GcRjeNiqcZDlu7tdVn8PSBUi0jPFkeAgU-Yk0d97O7p7LK51VUoxpCJE5J8J307kd0YegIkoaeCxjiXoOAMfBouwbVo28QnL5Zm72naOMqgG5kYCzBPGa2Fddmb2709sdbFxMMa/s1600-h/Card_-_Medina_in_Rose.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Terjumpa klip video yang menarik berhubung amalan bersholawat yang suka aku letak di sini untuk tatapan bersama. Mudah-mudahan menambahkan lagi semangat kita untuk istiqamah bersholawat atas Junjungan Nabi s.a.w. Tapi sebelum itu, kita lihat dulu kalam <b>Tok Syaikh Wan ‘Ali Kutan al-Kelantani </b><i>rahimahUllah</i><b> </b>dalam kitabnya “<b><i>al-Jawharul Mawhub</i></b>” berhubung kelebihan bersholawat di mana beliau <i>rahimahUllah</i>menulis antara lain:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Kata Syaikh al-Faasi) pada syarah “<b><i>Dalaailul Khairaat</i></b>“:- “Ketahui olehmu bahawasanya bagi orang yang mensholawat atas Nabi s.a.w. sepuluh karamah:-</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mensholawat akan dia oleh Malikul-Jabbar<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref1"></a>;</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mensyafaatkan dia oleh an-Nabiyul-Mukhtar; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengikut dengan malaikatul-akhyar; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menyalahi akan munafiqin dan kuffaar; </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref3"></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menghapuskan kesalahan dan awzaar;</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menolong bagi menyampaikan hajat dan awthaar;</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bercahaya dan cemerlang zahir dan asraar;</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kelepasan daripada huru-hara negeri Darul-Bawaar<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref4"></a>;</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">memasuk akan negeri Darul-Qaraar<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref5"></a>;</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l0 level1 lfo2; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">salam daripada Tuhan ar-Rahiimul Ghaffar<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref6"></a>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Dan lagi katanya): “Tersebut di dalam “<b><i>Hadaaiqul Anwaar</i></b>“, bermula segala faedah dan pertaruhan bagi orang yang mensholawat atas Nabi s.a.w. itu empat puluh satu:- </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menjunjung titah Allah dengan sholawat itu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">muwafaqah akan dia Allah ta`ala pada sholawat atas Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">muwafaqah akan dia malaikat pada sholawat atas Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">hasil sepuluh sholawat daripada Allah atas orang yang sholawat atas Nabi satu kali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">diangkat baginya sepuluh darjat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">disurat baginya sepuluh kebajikan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">dihapuskan daripadanya sepuluh kejahatan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">diharapkan qabul doanya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi syafaat Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi ghufran<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref7"></a>dosanya dan menutupi segala ‘uyub<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref8"></a>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">11.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi memadakan barang yang dicitanya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">12.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi mendampingkan hamba daripada Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">13.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi menempati bersedekah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">14.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi menunaikan segala hajat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">15.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi sholawat Allah dan malaikat atas orang yang sholawat atas Nabi s.a.w. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">16.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi menyucikan dan berkat atas orang yang sholawat atas Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">17.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi kesukaan hamba yang disukakan dengan syurga dahulu daripada matinya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">18.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi kelepasan daripada huru-hara hari qiamat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">19.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi menjawab Nabi atas orang yang sholawat atasnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">20.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab menjaga bagi lupa akan Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">21.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab menghilangkan papa orang yang sholawat atasnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">22.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi mengharumkan bau tempat sholawat dan tiada kembali atas ahlinya menyesal pada hari qiamat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">23.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menafikan daripada hamba itu bakhil daripada sholawat atas nabi tatkala disebut namanya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">24.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">kemenangan daripada doa orang atasnya dan hinalah orang yang meninggal sholawat atasnya tatkala disebut akan namanya s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">25.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">datang orang yang sholawat itu atas jalan syurga dan tersalah jalan orang yang meninggalkan dia daripada jalan syurga.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">26.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">lepas daripada busuk majlis yang tiada mengucap padanya zikrullah dan rasulNya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">27.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi sempurna kalam yang dimulai dengan “<i>alhamdulillah</i>” dan sholawat atas Rasulullah s.a.w. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">28.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi kemenangan hamba dengan lalu atas shirathul-mustaqiim.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">29.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi berjumpa orang yang mensholawat atas Nabi s.a.w. dengan Allah dan tsana’<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref9"></a>yang hasan<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref10"></a> antara langit dan bumi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">30.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi rahmat Allah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">31.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bagi berkat.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">32.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi berkekalan kasih akan Nabi s.a.w. dan bertambah-tambah kasih akan dia dan yang demikian itu satu tempat daripada tambatan iman kerana tiada sempurna iman melainkan kasih akan dia.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">33.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi kasih Nabi akan orang yang mensholawat atasnya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">34.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi dapat penunjuk<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref11"></a> hamba dan hidup hatinya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">35.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi dilentangkan orang yang sholawat atas Nabi s.a.w. dan disebutkan dia padanya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">36.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">sebab bagi tetap atas imannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">37.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">menunaikan dengan sholawat itu daripada hak Nabi s.a.w. dan syukur atas ni’mat Allah yang memberi ni’mat dengan dia atas kita.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">38.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">mengandung bagi menyebut zikrullah dan syukur akan Dia dan ma’rifah akan ni’matNya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">39.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">bahawasanya sholawat daripada hamba itu doa dan memohonkan daripada Tuhan bagi dirinya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">40.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah bagi orang yang membanyakkan sholawat itu melihat akan rupanya yang mulia dan termenteri<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref12"></a>pada hatinya<a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="_ftnref13"></a>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 1.0in; mso-list: l1 level1 lfo3; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-align: justify; text-indent: -.25in; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><span style="mso-list: Ignore;">41.<span style="-moz-font-feature-settings: normal; -moz-font-language-override: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; line-height: normal;"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">adalah orang yang membanyakkan sholawat itu menempati akan maqam syaikh yang murabbi akan dia dan lagi sholawat itu isi-kahwin anak bidadari dan harga mahligai dan menempati akan merdeka akan sahaya dengan dia.</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللهم صل على سيدنا محمد و على اله و صحبه و بارك و سلم</span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">*******************************</span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/03/majlis-kesyukuran.html"><span style="color: blue;">Rahmat Disyukuriٌٌ</span></a></span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhwp0_9n42zJ6w92voSG1ivpGhq5FAkAr1I0Pwga2O4uxdNpHqX6btmrCzmwxh5Zj3bv9z2_dUEfaSumNoeoTkvl0Zis1qcOJrVE1ns8Ts9EydaXug89RQZWtDlucU5dthgbuqH69CWtmg6/s1600-h/16.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><b><span style="color: #990000; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ<br />فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُواْ</span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="color: #990000; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Katakanlah dengan kurniaan Allah dan rahmatNya, hendaklah (dengan itu) mereka bergembira</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Para ulama tafsir telah memberikan berbagai tafsiran bagi kalimah “<i>fadhlUllah</i>” dan “<i>rahmat</i>“. Sungguh kelebihan dan rahmat Allah itu berbagai-bagai, oleh itu tidak terbatas dengan satu perkara atau satu tafsiran sahaja. Sebahagian ahli tafsir menyatakan bahawa erti “<i>fadhlullah</i>” itu adalah ilmu dan “rahmat” itu adalah Junjungan Nabi s.a.w. sebagaimana dinyatakan oleh Imamuna as-Sayuthi dalam tafsirnya “<b><i>ad-Durrul Mantsur</i></b>” bahawa Abu Syaikh telah menyatakannya sebagai salah satu tafsiran antara beberapa tafsiran yang dinisbahkan kepada Sayyidina ‘Abdullah ibnu ‘Abbas <i>radiyAllahu ‘anhuma</i>. Sungguh Junjungan Nabi s.a.w. adalah satu rahmat yang dianugerahkan Allah kepada sekalian alam. Bahkan baginda adalah rahmat Allah yang paling agung sebagaimana firmanNya:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: #993300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">وَمَآ أَرْسَلْنَاكَ إِلاَّ رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ<br /></span></b><i><span style="color: #993300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dan tidaklah Kami utuskan engkau (yakni Junjungan Nabi) </span></i><span style="color: #993300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>melainkan sebagai rahmat bagi semesta alam.”</i></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Junjungan Nabi s.a.w. juga telah menyatakan dalam hadits baginda yang mulia:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: #009900; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يا أيُّها الناسُ إنما أَنَا رحمةٌ مهداةٌ</span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Wahai manusia, sesungguhnya aku adalah rahmat yang dikurniakan (yakni dikurniakan Allah kepada kamu sekalian)”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh itu sewajarnya kita bergembira dengan anugerah rahmat Allah ini. Antara cara untuk menyatakan kegembiraan ini adalah dengan selalu bahkan sentiasa ingat dan memperingati Junjungan Nabi s.a.w. dan tidak dapat dinafikan bahawa majlis pembacaan mawlid adalah satu majlis di mana Junjungan Nabi s.a.w. diperingati, disebut-sebut, dipuji, disanjung, dikenali, dicintai justru diikuti sebagai contoh teladan yang paling unggul. Majlis di mana nama Junjungan s.a.w. adalah satu majlis yang besar, yang agung lagi harum semerbak baunya, sebagaimana penjelasan ulama.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sayyidul Ulama-il-Hijaz Syaikh Nawawi al-Bantani <i>rahimahUllah</i>dalam “<b><i>ats-Tsimaarul Yaani`ah fir Riyaadhil Badii`ah</i></b>” halaman 92 menyatakan bahawa antara <b>masa dan tempat yang diharapkan kabulnya doa permohonan kita ialah pada perhimpunan-perhimpunan kebajikan (<i>majaami-`ul-khair</i>) seperti majlis-majlis pembacaan mawlid Junjungan Nabi s.a.w.</b> Oleh itu, selalulah menghadirkan diri dalam majlis-majlis mawlid dengan memperbanyakkan ucapan sholawat dan salam serta mendoakan kebajikan diri dan umat sekaliannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika ada yang tidak suka hadir, maka biarkanlah mereka dengan pendapat dan pandangan mereka, dan harap-harap mereka juga akan membiarkan kita beramal dengan tenang tanpa cemohan dan sindiran, tanpa fitnah dan tohmah. Ada kita dengar orang yang bila tengok kita puji Junjungan Nabi s.a.w. dia tuduh kita mendewa-dewakan Nabi, dia kata kita menyamakan Nabi dengan Allah, <i>subhanAllah</i>. Sungguh, pencela dan pentohmah ini wujud dalam masyarakat kita, dulu dia kutuk kita sebab dia kata kita mudah-mudah je tuduh orang Wahhabi, sekarang dah berbalik kat deme plak yang bermudah-mudah menuduh syirik, sesat dan bid`ah kat orang lain, hatta tuduhan dibuat kepada para ulama dan habaib yang kita sepatut muliakan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh itu, janganlah ikhwah terpedaya dengan dakyah golongan Wahhabi-Khawarij yang suka membid`ahkan amalan orang lain. Kita ada pegangan kita dan ada ulama yang menjadi sandaran kita, bukan satu, bukan dua tetapi ramai dan amalan ini bak kata al-Fadhil Tuan Guru Syaikh Nuruddin telah diamalkan zaman berzaman oleh bukan sahaja orang awam tetapi para ulama umat ini. Hanya orang yang “<i>fi ‘aqlihi syai`</i>” sahaja yang akan kondem amalan yang telah dipandang baik oleh umat ini. Tapi jika kita nak berbahas dengan geng-geng ni, maka habis umur kita untuk tujuan tersebut dan sia-sia masa kita. Apa yang penting kita tetap menyatakan pegangan kita, ulama kita, hujjah kita, dan kita nasihatkan depa agar berlapang dada dengan benda-benda khilafiyyah ini dan hentikan fitnah dan tohmah terhadap amalan dan ulama kita.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahu … Allah, daripada aku membebel kat depa tu, elok tulis benda lain dan biarlah<i> si luncai dengan muftinya terjun dengan labu-labu meke</i>. Marilah kita lihat kalam Imam al-Qurthubi dalam tafsirnya masyhur berhubung kelebihan bersholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w.:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #330099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">في فضل الصلاة على النبيّ صلى الله عليه وسلم</span></span></div><div align="right" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt; text-align: right;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #330099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ثبت عنه صلى الله عليه وسلم أنه قال: «من صلّى علي صلاة صلى الله عليه بها عشراً». وقال سهل بن عبد الله: الصلاة على محمد صلى الله عليه وسلم أفضل العبادات، لأن الله تعالى تولاها هو وملائكته، ثم أمر بها المؤمنين، وسائر العبادات ليس كذلك. قال أبو سليمان الداراني: من أراد أن يسأل الله حاجة فليبدأ بالصلاة على النبيّ صلى الله عليه وسلم، ثم يسأل الله حاجته، ثم يختم بالصلاة على النبيّ صلى الله عليه وسلم، فإن الله تعالى يقبل الصلاتين وهو أكرم من أن يرد ما بينهما. وروى سعيد بن المسيّب عن عمر بن الخطاب رضي الله عنه أنه قال: الدعاء يُحجَب دون السماء حتى يصلّى على النبيّ صلى الله عليه وسلم، فإذا جاءت الصلاة على النبيّ صلى الله عليه وسلم رفع الدعاء. وقال النبي صلى الله عليه وسلم: «من صلّى عليّ في كتاب لم تزل الملائكة يصلون عليه ما دام اسمي في ذلك الكتاب»..انتهى</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #330099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Pada menyatakan kelebihan bersholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. Telah sabit bahawa Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:<i> </i></span><span style="font-size: large;"><b><i><span style="color: #009900; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Sesiapa yang bersholawat ke atasku sekali, Allah akan merahmatinya sepuluh kali.”</span></i></b><b><span style="color: #009900; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #330099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah berkata Sahl bin ‘Abdullah: <i>“Bersholawat atas Junjungan Nabi s.a.w. adalah suatu ibadah yang paling utama, kerana Allah membuatnya dan begitu juga para malaikat, kemudian diperintahkanNya orang-orang beriman untuk melakukannya, sedangkan untuk ibadah-ibadah lain tidaklah begitu.” </i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #330099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah berkata Syaikh Abu Sulaiman ad-Darani: <i>“Sesiapa yang hendak memohon kepada Allah bagi sesuatu hajat, maka hendaklah dia memulakan permohonannya itu dengan sholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. kemudian mengemukakan permohonannya dan ditutup permohonannya itu dengan sholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. lagi. Maka bahawasanya Allah pasti menerima dua sholawatnya tadi dan Dia lebih pemurah untuk turut menerima apa-apa permohonan yang diajukan antara dua sholawat tersebut.”</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #330099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan telah diriwayatkan daripada Imam Sa`id ibnu al-Musaiyib bahawa Sayyidina ‘Umar r.a. berkata:<i> “Doa itu terdinding tidak dapat naik ke langit sehingga si pendoa bersholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w., maka apabila datang sholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. diangkatlah doa tersebut.”</i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #330099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Junjungan Nabi s.a.w. bersabda: </span><span style="font-size: large;"><b><i><span style="color: #009900; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Sesiapa yang bersholawat ke atasku dalam kitab, maka tak henti-henti para malaikat bersholawat (berdoa) baginya selama mana namaku berada dalam kitab tersebut.”</span></i></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 5pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اللهم صل على سيدنا محمد و على اله و صحبه و بارك و سلم</span></i></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://www.blogger.com/blogger.g?blogID=3538927869060817062" name="9073165954096298195"></a><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/03/cahaya-hati.html"><span style="color: blue;">Cahaya Hati</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjiC9614e8tflu-ArY142b2S9uZqZmLsHMWmdcrfDUCRcoBS7xHhgGKpLaz0-kBCTkuJwXsXoSww-_c6cJV7an-lSWw4qwbh5n0g8DWY6sQxgD5mhy6hU63nripMo6UHKvkvWdt5RmRbMrP/s1600-h/Bustan.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam al-’Allaamah al-Hafiz Jamaluddin ‘Abdur Rahman bin Abul Hasan ‘Ali bin Muhammad bin ‘Ali bin ‘Ubaidillah al-Baghdadi al-Hanbali adalah seorang ulama besar bermazhab Hanbali yang wafat tahun 597H. Beliau dikenali sebagai “Ibnul Jawzi” menyebabkan beliau sering dikelirukan orang dengan “Ibnul Qayyim al-Jawzi” anak murid Ibnu Taimiyyah al-Harrani. Bersempena bulan mawlid ini, aku nukilkan tulisan-tulisan beliau mengenai Junjungan Nabi s.a.w. dan amalan bersholawat kepada baginda dari karangannya “<b><i>Bustaanul Waa`idziin war Riyaadhus Saami`iin</i></b>“. Halaman 298-299, beliau<i> rahimahUllah</i> menulis:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #000066; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah diriwayatkan daripada Junjungan Rasulullah s.a.w. bersabda:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">من اكثر الصلاة عليّ نور الله قلبه</span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Sesiapa yang banyak bersholawat ke atasku,<br />Allah akan memberi cahaya pada hatinya.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan yang sedemikian adalah kerana sesungguhnya segala dosa itu menghitamkan (menggelapkan) hati. Apabila seseorang melakukan satu dosa, maka tumbuhlah satu bintik hitam dalam hatinya. Lalu bila dia berterusan melakukan dosa, tumbuh berkembang segala bintik-bintik hitam tersebut sehingga menghitamkan sekalian hatinya. Maka apabila Allah membasahkan lidah seseorang itu dengan ucapan sholawat ke atas Junjungan Nabi Muhammad s.a.w., diampunkan Allah dosa-dosanya walaupun ianya umpama seberat gunung. Apabila dosa-dosanya diampun, hilanglah bintik hitam daripada hatinya lalu terbitlah cahaya. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12.0pt; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #333399; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh kerana itu Islam tidak sempurna kecuali dengan sholawat ke atas Junjungan Nabi s.a.w. Jika seseorang berkata: <i>“Aku tidak memandang sholawat atas Junjungan Nabi s.a.w. sebagai satu kewajipan,”</i>maka dia menjadi kafir, menentang Allah, keluar dari Islam dan hilang cahaya petunjuk daripada hatinya. Allah s.w.t. berfirman:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: #660000; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">أَفَمَن شَرَحَ اللَّهُ صَدْرَهُ لِلإِسْلاَمِ فَهُوَ عَلَى نُورٍ مِّن رَّبِّهِ</span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Jika demikian, adakah orang yang dilapangkan Allah dadanya untuk menerima Islam, lalu ia tetap berada dalam cahaya (hidayah petunjuk) dari Tuhannya, (sama seperti orang yang tertutup matahatinya dengan selaput kederhakaan)?”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #333399; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maka ini adalah penjelasan yang nyata daripada Allah.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #333399; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan telah dinasyidkan oleh mereka:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">نور القلوب يزيد عند صلاتنا للهاشمي فنوره لا ينجلي<br />فضياؤنا من ضوء نور محمد صلوا على ذاك النبي الأفضل</span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Cahaya hati bertambah ia tatkala kita sholawatkan Nabi</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Nabi keturunan Hasyim cahayanya tak akan sirna sekali-kali<br />Maka sinar cahaya kita adalah daripada sinar cahaya Nabi<br />Bersholawatlah atas nabi yang terutama itulah Junjungan Nabi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/03/ahlan-bika-ya-rasulallah.html"><span style="color: blue;">Ahlan Bika Ya RasulAllah</span></a></span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فحضرت بتوفيق الله السيدة مريم و السيدة اسية</span></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 15.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">و معهما الحور العين من قسم الله له من الشرف بالقسمة الوافية</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><b><span style="color: #000066;">Maka hadirlah dengan taufik Allah</span></b><br /><b><span style="color: #000066;">Sayyidah Maryam dan Sayyidah Asiyah.</span></b><br /><b><span style="color: #000066;">Bersama keduanya datang mengiring</span></b><br /><b><span style="color: #000066;">Sejumlah bidadari syurga yang beroleh kemuliaan agung</span></b><br /><b><span style="color: #000066;">yang dibagi-bagikan oleh Allah atasnya</span></b></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEicNmh9V3wknoDvYBgNf11OH_m8fru56TIsxX_kZv4l9uBRD5_4XSsbfSKGTy1GFPoT1fwfI9P9r2ALX2Jf3t9HPTCkb0g936ZCXrGFWFiRgK3pdseEIMtMdnEJUFiRnAflpKzQTYNk31n0/s1600-h/simthuddurar.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Itulah kalam Shohibul Mawlid, Habib Ali al-Habsyi dalam karangannya “<b><i>Simthud Durar</i></b>” yang masyhur. Karangan yang telah dijadikan bacaan, amalan dan wiridan berjuta umat di timur dan barat, bukan sahaja awam kalangan umat Melayu dan Jawa yang buta Bahasa ‘Arab, tetapi juga ulama mereka yang reti, dan juga umat yang lidah mereka memang lidah ‘Arab. Mustahil, tak masuk akal jika pembohongan dibiarkan sahaja oleh umat ini. Atau tuduhan bahawa kisah tersebut tidak benar dan tidak berasas serta semata-mata bohong, itulah sebenarnya pembohongan yang nyata.</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Adakah Habib Ali juga tidak betul atau tidak teliti kerana membawa kisah-kisah yang tidak mempunyai sumber dan sandaran ? Tidakkah Habib ‘Ali takutkan Allah, membuat pembohongan terhadap Junjungan s.a.w.? Atau si penuduh yang kurang periksa? Fikirlah betul-betul, jangan sampai taklidmu kepada sang penuduh menjadi taklid buta. Mana logikanya menolak seorang ulama yang sudah diakui umat ilmu dan keutamaan, bahkan maqam dan kewaliannya. Ulama yang karangannya membawa umat menjadi pencinta dan perindu Sayyidil Mursalin s.a.w., bukan hanya sekadar menulis buku yang membawa onar dalam masyarakat, buku yang memecahbelahkan kesatuan umat. Tapi aku nak kata apa, manusia songsang ada di mana-mana. Manusia yang suka jalan menyongsang, kerana kata mereka “<i>orang ramai telah sesat, hanya kami sahaja yang benar. Hanya kami sahaja yang ikut sunnah, sebab itu negeri kami Darus Sunnah</i>“. Oleh itu, pendek bicara, ku singkat sahaja dengan kata-kata : “<b>Biarlah si luncai terojun dengan labu-labunya</b>“, kerana nanti kita semua akan bertanggungjawab atas apa yang kita kata dan usaha. Maka, jangan biarkan mereka merosak kegembiraan kita atas kelahiran Junjungan Nabi s.a.w. </span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ahlan bika Ya RasulAllah.</span></i></b></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">اشرق الكون ابتهاجا بوجود المصطفى احمد<br />و لأهل الكون انس وسرور قد تجدد</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فاطربوا يا اهل المثاني فهزار اليمن غرد<br />و استضيئوا بجمال فاق في الحسن تفرد</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">و لنا البشرى بسعد مستمر ليس ينفد<br />حيث اوتينا عطاء جمع الفخر المؤبد</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">فلربي كل حمد جل ان يحصره العد<br />اذ حبانا بوجود المصطفى الهادي محمد</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">يا رسول الله اهلا بك انا بك نسعد<br />و بجاهه يا الهي جد و بلغ كل مقصد</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">و اهدنا نهج سبيله كي به نسعد و نرشد<br />رب بلغنا بجاهه في جواره خير مقعد</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">و صلاة الله تغشى اشرف الرسل محمد<br />و سلام مستمر كل حين يتجدد<br /></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Alam bersinar cemerlang bersukaria<br />Demi menyambut kelahiran Ahmad al-Musthofa<br />Penghuni alam bersukacita<br />Dengan kegembiraan yang berterusan selamanya</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wahai pengikut al-Quran, hendaklah kamu bergembira<br />Burung-burung turut berkicauan tanda suka<br />Keindahan baginda menerangi segalanya<br />Mengatasi segala keindahan tanpa ada bandingannya</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan wajib kita untuk bergembira atas bahagia<br />Yang berkesinambungan selama-lama<br />Tatkala kita menerima anugerahNya<br />Anugerah yang menghimpun kebanggaan sepanjang masa</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Maka bagi Tuhanku segala puji dan puja<br />Pujian yang tiada terkira-kira<br />Atas anugerahNya dengan wujudnya baginda<br />Kelahiran Junjungan Muhammad al-Hadi al-Musthofa</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Rasulullah, selamat datang ahlan wa sahlan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>Sungguh denganmu kami beroleh kebahagiaan</i></span></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wahai Tuhanku, demi jah Nabi Junjungan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>Kurniakanlah dan sampaikan segala maksud dan tujuan</i></span></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan hidayahkanlah kami atas jalan Nabi Junjungan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>Agar dengannya kami beroleh kebahagiaan dan pimpinan</i></span></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Wahai Tuhan, sampaikanlah kami demi jah Nabi Junjungan<br />Di sisi baginda duduk berdampingan</span></i></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sholawat Allah dilimpahkan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>Atas semulia-mulia rasul Nabi Junjungan</i></span></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Beserta salam yang berkekalan</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>Sepanjang masa berubah zaman</i></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/03/100-hajat.html"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">100 Hajat</span></b></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjaC-Dm2aFM1nw_HQq6Sa_3QVEHWoDmCH50JfVyW_DGp94Kann8PfFb8o-57fogoC7tdniLgSKg5iXxjal_XICiw-cA3QWYkANpWItaf9vmhUVUcQ44jXD9gXxf01RwO_s0yy0vXft9H4Gw/s1600-h/asalat_%5Eala_al_nabi.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku sekadar ingin mengingatkan diri dan sesiapa yang sudi agar sentiasa bersholawat atas Junjungan Nabi s.a.w. Sholawat yang diucapkan dengan penuh kerinduan kepada sebaik-baik ciptaan Tuhan dan kekasihNya. Sholawat yang diharap menarik keredhaan Ilahi dan syafaat Nabi s.a.w. Sholawat yang kelebihannya buat diri kita tak dapat diperi-peri. Antaranya sebagaimana dinyatakan bahawa Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Sesiapa yang bersholawat ke atasku pada setiap hari 100 kali, nescaya ditunaikan Allah baginya 100 hajat, 70 daripada hajat akhiratnya dan 30 hajat dunianya.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku hanya berkesempatan melihat komentar Imam Ibnu Hajar al-Haitami dalam “<b><i>ad-Durrul Mandhud</i></b>” berhubung hadits ini, di mana beliau <i>rahimahUllah</i> menyatakan bahawa hadits tersebut dikeluarkan oleh Ibnu Mundah dan Abu Musa al-Madini menyatakan bahawa ianya adalah<i>hadits ghorib hasan</i>.</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #333399; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Oleh itu ikhwah sekalian</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Baik lelaki maupun perempuan<br />Setiap waktu dan ketika berilah perhatian<br />Dengan tulus ikhlas dan penuh kerinduan<br />Lidah kalian basahkan dengan sholawat Junjungan<br />Dengarlah madah ulama budiman</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 12pt; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">إذا كنت في ضيق و هم و فاقة<br />و أمسيت مكروبا و اصبحت في حرج<br />فصل على المختار من آل هاشم<br />كثيرا فإن الله يأتيك بالفرج</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">idza kunta fi dhiiqin wa hammin wa faaqati<br />wa amsaita makruuban wa ashbahta fi haraji<br />fa sholli ‘alal Mukhtaari min aali Haasyimi<br />katsiran fa innAllaha ya`tiika bil faraji</span></i></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Jika engkau dalam kesempitan, kedukaan dan kesusahan</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br />Petang menderita kesedihan<br />Pagi menanggung kesengsaraan<br />Bersholawatlah atas nabi keturunan Hasyim rasul pilihan<br />Dengan sebanyak-banyak bilangan<br />Nescaya Allah kan mendatangkan bagimu segala kelapangan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/03/kesempurnaan-menggapai-ketinggian.html"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kesempurnaan Menggapai Ketinggian</span></b></a></span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgXHbOK8zV-t0drqADzDli_J44qCz5N9HUyvy3giGSSZJO3zVa3b3MyJQUY7VQDRmWgDTAbLTA8fysUbzXGRPvUPigB1AxIfqjZZiMfMIrIxtD4y4J6PCcI4tLhKOXMH5PBvlDZYXemJy4q/s1600-h/balaghal.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><b><i><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Balaghal ‘ulaa bi kamaalihi</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><b><i>Kasyafad dujaa bi jamaalihi</i></b><br /><b><i>Hasunat jamii`u khishoolihi</i></b><br /><b><i>Sholluu ‘alaihi wa aalihi</i></b></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atas kesibukan yang memanjang, sibuk silih berganti yang tak dapat ku elakkan, kesempatan yang ada kali ini hanya kuisikan dengan nukilan rangkapan puisi pujian bagi Rasul Junjungan s.a.w. yang lumrah disenandungkan oleh saudara-saudara kita di Indo-Pakistan. Karangan penyajak sufi abad ke-13, Syaikh Musyarifuddin Sa’di asy-Syirazi, pengarang “<b><i>Bustan</i></b>” dan “<b><i>Gulistan</i></b>“. Rangkapan tersebut yang terkandung dalam “<b><i>Gulistan</i></b>” membawa erti:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Puncak ketinggian tercapai dengan kesempurnaan baginda</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><i>Segala kegelapan tersingkap dengan keindahan baginda</i><br /><i>Baik luhur segala budi pekerti dan kepribadian baginda</i><br /><i>Bersholawatlah ke atas Junjungan dan keluarga baginda</i></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dikatakan orang, bahawa dunia barat turut mengkagumi puisi Syaikh Sa’di, bahkan tertulis pada pintu masuk “Hall of Nations” di New York rangkapan puisinya yang diterjemah dalam Bahasa Inggeris:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #000099; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Of one Essence is the human race<br />Thusly has Creation put the Base<br />One Limb impacted is sufficient<br />For all Others to feel the Mace</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Betul ke tidak, idaklah aku tahu, sebab aku belum lagi menjejak kaki kat negeri si Bush tu. Sedara-sedari yang udah pernah pergi buleh le confirmkan. Apa-apa pun, jangan lupa basahkan lidah untuk bersholawat atas Junjungan Nabi s.a.w.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/02/cahaya-junjungan-saw.html"><span style="color: blue;">Cahaya Junjungan s.a.w.</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjbYHoP28-Z34oC6RIawhhpLWo0gyR160j2IcrPq3ZS_i4wssvbTC0EcdVqUD-TNDCtAGQo5rIzJsC2-cbHYMeeSwY_WnyAx9Zea7MkbAasRWG6NWPbnVFrF7Uw9QfCA73gDqEBHZbMdurY/s1600-h/qubais002.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hari Jumaat digalakkan kita untuk memperbanyakkan sholawat dan salam atas Junjungan Nabi s.a.w. Sholawat itu amalan yang amat penting dalam kehidupan seorang Muslim yang mengaku dirinya pengikut dan umat Rasul teragung ini. Para ulama dan shulaha` sentiasa memperingatkan kita untuk banyak-banyak bersholawat ke atas Rasul Junjungan s.a.w. </span></span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mereka yang memperbanyakkan sholawat akan memperolehi manfaat dan kelebihan yang besar daripada Rabbul Jalil azza wa jalla. Buat nukilan sempena hari yang berkat ini, aku nukilkan tulisan Syaikh Zainuddin bin ‘Abdul ‘Aziz bin Zainuddin al-Malibari dalam kitabnya “<b><i>Irsyadul ‘Ibaad ilaa Sabiilir Rasyaad</i></b>“. Syaikh Zainuddin ini adalah anak murid Imam Ibnu Hajar al-Haitami dan beliau adalah ulama Syafi`i yang besar dan merupakan pengarang kitab “<b><i>Fathul Mu`in</i></b>” yang masyhur. Pada halaman 65 kitab tersebut beliau menulis:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjb06dub07NK0JMYcjIEsx-EGqVoCRR1XzQqGGdZYknvJm36t23Lem6viJm57jcBNF21WxcpQwBxIxluvG1o21at8_awjvww-igsw-4OtfcnCPI9q440CAnB3XB50WFTabN3o7mNAutbcBa/s1600-h/qubais001.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dalam kitab “<b><i>Syaraful Musthofa</i></b>” bagi Abu Sa`id dinyatakan bahawa satu ketika sedang Sayyidatina ‘Aisyah r.’anha menjahit di waktu sahur, jarumnya terjatuh dan lampu rumahnya terpadam. Kemudian masuk Junjungan Nabi s.a.w. dalam rumahnya maka bercahayalah rumah tersebut dengan cahaya baginda s.a.w. sehingga Sayyidatina ‘Aisyah r.’anha dapat mencari dan mendapat semula jarumnya yang jatuh tadi. Sayyidatina ‘Aisyah r.’anha berkata: “Alangkah bersinarnya wajahmu, wahai Rasulallah.” Junjungan Nabi s.a.w. bersabda: “Kebinasaanlah bagi sesiapa yang tidak dapat melihatku.” Sayyidatina ‘Aisyah r.’anha bertanya: “Siapa yang tidak dapat melihatmu?” Junjungan s.a.w. menjawab: “Orang bakhil.” Sayyidatina ‘Aisyah r.’anha bertanya lagi: “Siapakah orang bakhil?” Junjungan Nabi s.a.w. menjawab: “<b>Orang yang tidak bersholawat ke atasku apabila mendengar namaku</b>.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjQoF27AnVJ8KiO9MLg-uhTYcpV937pRP3Xjdh0Is9bARfEoBGtSkk6C18MQzfOvPoFptXV3wsoVN2Ku8VYhyVD0xc8J8x0AtHRNZW4JeSNnSya0LGkAX1zrYWHxu0M9ndYbE43fDdNP035/s1600-h/Mawlid+Peripensis.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kisah yang serupa juga disebut oleh Kiyai Agung dalam “<b><i>Nafahatul Miskiyyah</i></b>” yang diterjemah oleh Fadhilatul Ustaz Taha as-Suhaimi dengan jodol “<b><i>Hembusan Kasturi</i></b>“, di mana pada halaman 20 dinyatakan:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah diriwayatkan daripada Sitti ‘Aishah bahawa ia telah berkata: “Sedang aku menjahit baju pada waktu sahor (suboh sebelum fajar) maka jatuhlah jarum daripada tanganku tiba-tiba kebetulan lampu pun padam, lalu masuklah padaku Rasulullah s.a.w. maka aku telah dapat memungut jarum itu daripada cahaya wajahnya, lalu aku berkata: “Hai Rasulullah, alangkah bercahaya wajahmu,” dan seterusnya aku bertanya: “Siapakah yang tidak akan melihatmu pada Hari Kiamat?” Jawab Rasulullah: “Orang yang bakhil (lokek).” Aku bertanya lagi: “Siapakah orang yang bakhil itu?” Jawab Rasulullah: “<b><i>Alladzi dzukirtu ‘indahu fa lam yushalli ‘alayya</i>” </b>ertinya<b> “Dialah orang yang ketika disebut namaku di sisinya ia tiada mengucapkan selawat bagiku.”</b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahu … Allah, bertuahlah sesiapa yang memandang dan mengambil manfaat dengan cahaya Junjungan Nabi s.a.w. Siti ‘Aisyah sebagaimana segala sahabat semuanya memandang dan melihat cahaya nubuwwah pada diri Junjungan s.a.w. dan mereka mendapat manfaat bagi kehidupan duniawi dan ukhrawi dalam mencapai redha Ilahi. Sedangkan Abu Lahab yang dahulunya saban hari melihat dan memandang Junjungan s.a.w. telah gagal melihat dan memanfaatkan cahaya tersebut kerana Abu Lahab hanya melihat Muhammad si anak yatim dan bukannya Muhammad Rasulullah s.a.w. Lalu bagaimana pandangan kita terhadap Junjungan Nabi s.a.w.? Mudah-mudahan kita memandang baginda sebagaimana para sahabat memandangnya.</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma sholli wa sallim ‘alaihi wa ‘ala alihi wa ashhabih.</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2007/01/hujan-oh-hujan.html"><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hujan Oh Hujan</span></b></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Hujan merupakan anugerah Allah kepada kita. Biasanya ia turun sebagai rahmat untuk disyukuri, dan kekadang ianya menjadi bala` ujian untuk disabari. Air seperti juga api, boleh menjadi sebab kehidupan dan boleh juga menjadi pemusnah. Oleh itu, apabila hujan turun, maka <b>disunnatkan </b>kita memohon kepada Allah Tuhan yang menurunkan hujan tersebut, agar ianya menjadi hujan rahmat, hujan yang memberi manfaat kepada kita dan tidak membawa bahaya serta kemudaratan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Imam an-Nawawi rhm. menulis dalam<b> “al-Adzkar”</b> halaman 278 dalam <b><i>“Bab maa yaquulu idzaa nazalal mathar”</i></b> (<i>Bab apa yang diucapkan tatkala turun hujan</i>) bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. apabila melihat hujan turun, baginda berdoa:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEigcb7YGaR0CFTU_Op8lbBpEf31JKaFoLfvH_1jep2KauEgGe3rWhSqtLSxs5YcGyp3LNMIE4hH9d6QgqPZQoF1qe7oDp5fnPUvPMiB4kRsrRHG4-Ici1rSNdMwE9AnSUWB_T6l2WChYntr/s1600-h/h2.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><b><i><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Allahumma shoyyiban naafi`aan</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><span style="color: #006600;">“Ya Allah, jadikan hujan ini hujan yang memberi manfaat”</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Manakala pada halaman 280, Imam an-Nawawi rhm. menulis:-</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiFiEX_CY1PpF2VnO5H3NyEt7NoU4Z-3yXOABjJ9m8kNPX1pD690fFvHsAeYbeAoHGIHcaJDEh0pCVvQ9IzZPhL5FzEOREE9QM25aYZazuCHB6QL8BAev8YTN0sSaj0IXdjN0GVQFKs-xcX/s1600-h/qubais001.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah kami riwayatkan dalam <b><i>Shohih al-Bukhari</i></b> dan <b><i>Shohih Muslim</i></b> daripada Sayyidina Anas r.a. yang menyatakan: ” Telah masuk seorang lelaki ke dalam masjid pada hari Jumaat tatkala Rasulullah s.a.w. sedang berdiri berkhutbah. Lelaki tersebut berkata kepada Junjungan Nabi s.a.w.: “Wahai RasulAllah, telah binasa segala harta (akibat kemarau) dan telah terputus segala jalan (yakni usaha), maka mohonlah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kami.” Maka Junjungan s.a.w. pun mengangkat kedua tangan baginda seraya berdoa tiga kali dengan ucapan: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami.” Anas berkata: “Demi Allah, tidak kami melihat satu awan pun di langit walau secebis antara kami dan bukit Sala`. Tiba-tiba muncul awan di langit seperti rupa perisai, maka tatkala awan tersebut berada di tengah langit, ia berkembang dan kemudian menurunkan hujan. Demi Allah, tidaklah kami melihat matahari selama seminggu (yakni terus menerus hujan turun selama seminggu). Kemudian telah masuk seorang lelaki kepada Junjungan Nabi s.a.w. pada Jumaat yang berikutnya sedang Junjungan berkhutbah. Lelaki tersebut berkata:- “Wahai RasulAllah, telah binasa segala harta (yakni sebab banjir) dan telah putus segala jalan (yakni usaha), maka mohonlah kepada Allah untuk menahannya dari turun (yakni menahan hujan dari berterusan turun)”. Maka Junjungan Nabi s.a.w. pun mengangkat tangan baginda seraya berdoa:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgDwe-4s_UYYzuWeHTHZHb5hwWvTmjBpr8nK512PmsfCDiXxTO1VkqpfMB19peaRTRzkSxEJiPjU4RH-tFG3WJCuO6vRXD5JU5wrkSdvM-UvV0oJWZvKqTPaRI_EkeWXnWGaswpUpxolBxA/s1600-h/qubais002.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><b><i><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Allahumma hawaalayna wa laa ‘alainaa. Allahumma ‘alal aakaami wadhz-dhziraabi wa buthuunil awdiyati wa manaabitisy-syajar”</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><br /><span style="color: #006600;">“Ya Allah, jadikanlah hujan ini turun di sekitar kami dan tidak atas kami. Ya Allah, turunkanlah ianya atas segala gunung-ganang, bukit-bukau, lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”</span></span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seketika juga kami keluar dan berjalan di bawah sinaran matahari (yakni, hujan berhenti turun).</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mudah-mudahan dapat kita amalkan dua doa yang mubarak ini yang diajar oleh Junjungan s.a.w. untuk menyambut hujan agar ianya menjadi sesuatu yang bermanfaat dan tidak memudaratkan. Mudah-mudahan Allah selamatkan negara kita dari segala bencana dan malapetaka. Mudah-mudahan Allah memberikan kesabaran kepada saudara-saudara kita yang telah ditimpa bencana serta menggantikan kemusnahan yang mereka alami dengan yang baharu dan pahala yang berlipat ganda. <i>Allahumma aamiin</i>.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selain dari itu, eloklah diamalkan juga Sholawat Habib Hasan Ahmad BaHarun yang pernah aku postkan dahulu. Untuk memudahkan, maka aku postkan sekali lagi untuk tatapan kalian. Mudah-mudahan dalam dijadikan wasilah untuk mengajukan permohonan bagi kesejahteraan diri, ahli keluarga, harta benda dan kaum muslimin sekaliannya dari segala bala bencana, malapetaka, kemalangan, wabak penyakit, kezaliman bahaya hujan dan sebagainya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhRFoXG2QUyeXdkCzXve8AP6IZhg_MostmNwUKEqTb9oUIwmqww5Vk1brO00xPBPf_p37s2FT5FbFVm3WQh8K3NQ5AEVarq9OTFF-ne_R4U0dsWH59dmrtZhNTQtGCW5GVkehD4K5eAIszX/s1600-h/Slwt+BaHarun.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Allah Ya Tuhanku</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Limpahkanlah sholawat ta’dhzimMu</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atas Junjungan Maulana Muhammad </span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebaik-baik makhluk ciptaanMu</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sholawat yang dengan keberkatannya</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Engkau selamat sejahterakan kami </span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Juga ahli keluarga kami, anak-anak kami</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kaum kerabat kami, orang yang kami cintai</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Guru-guru kami, murid-murid kami</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Rakan taulan kami, jiran tetangga kami</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Engkau selamat sejahterakan</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Segala rumah kediaman kami, masjid kami</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ma’had kami, madrasah kami, </span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ladang kami, pejabat tempat kerja kami, </span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sekalian tempat kami dan segala harta-benda kami,</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bahaya gempa bumi dan pergerakannya</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bahaya hujan, angin, petir dan sebagainya</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bahaya kereta, kapal terbang, kapal laut dan lain kenderaan</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bahaya wabak, bala bencana, malapetaka dan seumpamanya</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bahaya jin, manusia, haiwan, thoghut, syaitan dan tipuannya</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bahaya jatuh, binasa, terbakar, tenggelam dan segala musibah</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dari bala` pada urusan agama, dunia dan akhirat</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kabulkanlah Ya Ilahi</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Demi jah tuah Junjungan Nabi Pilihan al-Musthofa</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Limpahkanlah juga sholawat </span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ke atas ahli keluarga dan para sahabat baginda</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-bidi-font-size: 11.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Bersama-sama salam kesejahteraan yang sempurna</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2006/11/sholawat-munjiyyah.html"><span style="color: blue;">Sholawat Munjiyyah</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/5.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Lama dah aku tak buat posting berhubung sholawat, maka kali ini aku bicarakan sedikit sholawat yang telah lazim diamalkan orang kita yang terkenal dengan nama <b><i>Sholawat Munjiyyah</i></b>. Seperti biasa, ianya mempunyai beberapa shighah dengan sedikit perbezaan. Sholawat ini merupakan munajat kita yang kira-kira bererti:</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Allah, limpahkanlah sholawat atas Junjungan kami Nabi Muhammad; Sholawat yang dengan keberkatannya Engkau lepaskan kami dari segala huru hara dan bala bencana; Sholawat yang dengan keberkatannya Engkau tunaikan bagi kami segala hajat; Sholawat yang dengan keberkatannya Engkau sucikan kami dari segala kesalahan; Sholawat yang dengan keberkatannya Engkau tinggikan kedudukan kami di sisiMu; Sholawat yang dengan keberkatannya Engkau sampaikan segala matlamat kami dari sekalian kebajikan dalam hidup ini dan selepas kematian; Limpahkanlah juga sholawat ke atas ahli keluarga dan para sahabat baginda dengan disertai salam sejahtera.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ini adalah sholawat yang paling masyhur di lidah ulama dan awam di rantau kita. Kelaziman Tok-Tok Imam kat tempat aku akan memulakan doa mereka dengan sholawat ini selepas hamdalah. Sholawat ini telah ditulis oleh ramai ulama dalam kitab-kitab mereka, samada ulama Timur Tengah dan tak kurang juga ulama Jawi. Panutan kita, Khaatimatul Muhaqqiqin, Syaikhul Islam, Imam Ibnu Hajar al-Haitami rhm. dalam kitabnya <b><i>“ad-Durrul Mandhuud fish Sholaati was salaami ‘ala Shoohibil Maqaamil Mahmuud”</i></b> pada halaman 174 menulis kelebihan sholawat ini seperti berikut:-</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/x/blogger2/857/1799/1600/994962/mandud001.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">(Ke-25) ketika takut karam / tenggelam. Diceritakan oleh al-Faakihaaniy daripada sebahagian sholihin bahawasanya dia berada dalam sebuah kapal yang berlayar di lautan lepas yang hendak karam. Maka tertidur orang sholih tersebut lalu dalam tidurnya dia bermimpikan Junjungan Nabi s.a.w. memberitahunya supaya menyuruh penumpang – penumpang kapal tersebut untuk membaca 1,000 kali : <i>“Allahumma sholli ‘ala Muhammadin ….. hingga akhirnya Sholawat Munjiyyah tersebut.”</i> Maka dimaklumkanlah hal mimpinya tadi kepada para penumpang, lalu mereka pun membaca sholawat tersebut, tatkala sampai 300 kali bacaan, mereka diselamatkan Allah daripada bahaya karam tersebut. Inilah yang diriwayatkan oleh Imam al-Majdu al-Faakihaaniy dengan segala sanadnya, dan telah ditambah oleh sebahagian akan riwayatnya dengan perkataan: Bahawasanya sesiapa yang mengucapkannya bagi setiap urusan penting atau menghadapi bala bencana 1,000 kali, nescaya dilepaskan dia Allah ta`ala dari bala bencana tersebut dan ditunaikan keinginannya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inilah antara kelebihan sholawat ini menurut ulama kita. Ra-isul Muhadditsin Mawlana Zakaria al-Kandahlawi memuatkan kisah sholawat ini dalam karangannya mengenai kelebihan sholawat yang berjodol “<b><i>Fadhilat Sholawat</i></b>“. Hal ini juga dinukil oleh ulama Jawi kita, antaranya oleh Tok Syaikh Wan Ali Kutan al-Kelantani dalam<b><i> “Lum`atul Awrad”</i></b>nya yang masyhur. Manakala mantan Mufti Sarawak, Allahyarham Datuk Haji Abdul Kadir Hasan juga menulis serba sedikit mengenai sholawat ini dalam fatwanya. Antara lain almarhum menyatakan:-</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #993300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Doa atau sholawat <i>“Allahumma sholli ‘ala Sayyidina Muhammadin sholaatan tunjina ….. hingga akhir”</i> adalah satu-satunya sholawat atau doa yang paling popular di kalangan para ulama, yang sering kita dengar dibaca dalam doa atau permulaan doa. Sholawat ini dinamakan <i>Sholawat Munjiyyah</i>, diambil daripada perkataan<i> tunjina</i> atau <i>tunajjina</i>yang maksudnya <i>“dengan berkat sholawat ini kita bermohon kepada Allah supaya kita diselamatkan daripada segala kesusahan dan penyakit.”.</i>…….. Ada warid dalam kitab “<b><i>Dala-il</i></b>” dan syarahnya daripada al-Hasan bin ‘Ali al-Asnawi bahawasanya beliau berkata: “Barangsiapa membaca doa ini ketika menghadapi kedukaan atau bala` 1,000 kali nescaya dilepaskan oleh Allah daripada bahaya tersebut dan dia mendapat segala yang dicita-citakannya.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #993300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan daripada seorang Syaikh yang sholih, Musa adh-Dhorir rhm., beliau berkata: “Suatu ketika saya telah menaiki kapal laut, tiba-tiba datang angin yang kencang dan jarang-jarang orang boleh terselamat daripada karam dalam keadaan angin yang kencang seperti itu. Penumpang-penumpang di dalam kapal menjerit ketakutan, tiba-tiba saya tertidur lalu melihat Nabi s.a.w. Baginda bersabda kepada saya menyuruh penumpang-penumpang kapal membaca sebanyak 1,000 kali Sholawat Munjiyyah ini. Kemudian saya pun terjaga, lalu saya memberitahu penumpang-penumpang tentang apa yang saya lihat di dalam masa saya tertidur itu. Kami pun mengucap sholawat tersebut sehingga 300 kali dan Allah telah menyelamatkan kami daripada bahaya yang tersebut.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #993300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Daripada kenyataan yang telah saya sebutkan ini, jelaslah bahawa Sholawat Munjiyyah ini sesungguhnya terbilang daripada sholawat-sholawat yang masyhur yang banyak diamalkan oleh ulama-ulama.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: #993300; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Kalau ada orang yang mengatakan sholawat itu tidak boleh diamalkan, apakah alasannya ? Mungkin alasan mereka mengatakan sholawat ini tidak diriwayatkan daripada Nabi, tidak ada Nabi mengajar membaca sholawat yang bunyinya seperti itu. Memang sholawat ini tidak diriwayatkan daripada Nabi menyebutkan seperti itu. Tetapi adakah jadi salah seorang Muslim membaca sholawat seperti itu atau adakah tidak boleh kita mengucapkan sholawat ke atas Nabi lain daripada sholawat yang diriwayatkan daripadanya. Jawabnya yang jelas tidak ada tegahan selagi ucapan sholawat itu tidak bertentangan dan tiada membawa kepada merendahkan atau menghina maqam Rasulullah s.a.w. sama juga dengan doa. Ada doa yang diriwayatkan daripada Nabi s.a.w. dan ada doa yang tidak diriwayatkan daripada Nabi, hanya doa yang disusun oleh ulama-ulama. Adakah tidak harus kita berdoa dengan doa-doa yang disusun oleh ulama-ulama itu ? Jawabnya serupa juga selagi doa itu tidak bertentangan dengan dasar-dasar agama, maka tidaklah ditegah berdoa dengan doa-doa itu.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2006/09/sholawat-syifa.html"><span style="color: blue;">Sholawat Syifa`</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/12.0.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Aku postkan di sini dua shighah <i>Sholawat Syifa`</i> atau dikenali juga sebagai <i>Sholawat Thibbiyyah</i> yang masyhur. Dinamakan sedemikian yang membawa erti penawar atau ubat kerana dalamnya terkandung tawassul kita dengan Junjungan Nabi s.a.w. yang diumpamakan sebagai keafiatan bagi segala tubuh dan penawarnya, cahaya bagi segala mata dan sinarnya, makanan bagi segala roh dan santapannya. Imam ‘Arif billah Sayyidisy Syaikh Ahmad ash-Showi dalam mensyarahkan makna sholawat ini telah membuat kesimpulan antaranya:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Maknanya secara menyeluruh ialah bahawasanya Allah ta`ala menjadikan atas tangan baginda s.a.w. (sebab) untuk menolak kemudaratan yang zahir dan yang batin, yang berupa urusan akhirat maupun urusan dunia, sebagaimana telah dijalankan (dijadikan) atas tangan baginda (sebab bagi) berbagai manfaat. Inilah maknanya tashrif Allah bagi baginda di dunia dan di akhirat, atas batasan yang difirmankan Allah<b> </b>ta`ala pada hak Nabi ‘Isa a.s.: <b><span style="color: #660000;">“Dan (ingatlah ketika) engkau menyembuhkan orang buta dan orang sopak dengan izinKu”</span></b> (surah al-Maaidah:110), maka apa yang tsabit berlaku pada Sayyidina ‘Isa a.s., maka ianya juga (harus terjadi atau dijadikan) bagi Junjungan Nabi s.a.w. dengan berlebih lagi.”</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/dzin002.4.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"> </span></span></span><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sholawat ini telah lama beredar dan diamalkan masyarakat Islam, bukan sahaja di rantau kita tetapi juga di benua-benua lain di mana ada umat yang beriman. Diamalkan bukan sahaja oleh masyarakat awam, tetapi juga oleh para ulama ikutan, bahkan mereka menganjurkan pembacaannya untuk ubat hati dan afiat badan dan cahaya mata. Inilah antara kelebihan mengamalkan sholawat yang berkat ini menurut kata ulama kita (<i>“ulama dan protaz mereka”</i> akan menyesatkan bahkan mensyirikkan kita, gasak demelah). Selain memperolehi keutamaan bersholawat, kita akan dilindungi Allah dari penyakit-penyakit, sama ada penyakit <i>hissi</i> maupun penyakit <i>maknawi </i>yang lebih kronik lagi, <i>insya-Allah wa bi idznihi</i> demi kemuliaan Junjungan s.a.w. yang kita sebut-sebut dalam sholawat tersebut sebagai wasilah untuk tujuan itu. Renungilah tulisan Ustaz Abu ‘Ali al-Banjari Ahmad Fahmi al-Maliki dalam muqaddimah untuk terjemahannya bagi Qasidah Burdah yang berkat:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“….Ini bukanlah bererti qasidah Burdah ini yang menyembuhkan penyakit, tetapi yang dimaksudkan ialah apabila disebut-sebutkan sifat dan ketinggian akhlak Rasulullah s.a.w. maka bertambah-tambahlah rasa kecintaan kepada Baginda dan dengan berkat Baginda yang merupakan “ubat hati dan penawarnya, keafiatan badan dan kesembuhannya”, maka insya-Allah akan disembuhkan segala macam penyakit.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan satu kelebihan lagi Sholawat ini ialah sebagaimana apa dikatakan oleh Tok Syaikh Wan Ahmad al-Fathani:-</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">“Dan setengah daripadanya ini shighah (yakni shighah Sholawat Syifa`) yang amat baik, sayogia dijadikan penawar bagi segala isim dan dzikir yang panas-panas.”</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Posting ini aku berhenti kat sini, nak tahu bab isim dan dzikir yang panas nantilah dulu, man-man insya-Allah ada rezeki aku buat posting lain, kalau tak sabar pergilah mengaji dengan tok-tok guru yang ramai di luar sana. Yang kat Kelantan, bolehlah duduk mengaji antaranya dengan Tuan Guru Haji ‘Abdullah Haji ‘Abdur Rahman, Lubok Tapah (moga Allah lanjutkan usianya), insya-Allah, beliau arif berhubung persoalan ini. Bagi yang tak arif, jangan melenting dahulu, ingat ilmu itu luas dan bukan sekadar pengetahuan kita sahaja.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2006/09/sholawat-badawi.html"><span style="color: blue;">Sholawat Badawi</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/dzin001.3.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inilah sholawat masyhur yang dinisbahkan kepada Wali Quthub Sidi Ahmad a-Badawi q.s. Tok Syaikh Wan ‘Ali Kutan al-Kelantani rhm. dalam kitabnya “<b>al-Jawharul Mawhub</b>” halaman 29 menulis, antara fadhilat sholawat ini seperti berikut:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Telah menyebut kebanyakan daripada orang yang ‘arifin bahawasanya sholawat ini telah mujarrab bagi menunaikan segala hajat dan membukakan bagi segala dukacita dan menolakkan segala bala` dan menghasilkan segala anwar dan asrar. Dibacakan dia tiap-tiap hari 100 kali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani rhm. dalam “<b>Afdhalush Sholawat</b>” juga membuat nukilan sebagaimana di atas daripada Sidi Ahmad Zaini Dahlan rhm. dengan sedikit tambahan, iaitu:-</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">…..bahkan sholawat ini mujarrab untuk segala sesuatu dan bilangan wiridannya ialah 100 kali setiap hari. Sewajarnya para muridin memulakan suluk mereka dengan shighah sholawat ini …..</span><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/dzin002.1.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Sebahagian ulama, termasuklah Kiyai Agung Muhammad bin ‘Abdullah as-Suhaimi BaSyaiban, telah memasukkan ucapan salam dengan menambahkan kalimah “<i>sallim</i>” dalam sholawat tersebut, dan shighah inilah yang biasa kita dengar kerana telah dipopularkan dengan irama yang mendayu menusuk qalbu. Bagi yang suka beramal silalah, sesiapa yang tidak suka, maka janganlah membuat dosa mengeji dan mencaci orang yang membaca sholawat ke atas Nabi yang ummi yang menjadi nur segala anwar dan penyuluh umat dalam kegelapan.</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Ya Allah, limpahkan sholawat dan salam kesejahteraan<br />Atas nur (cahaya) segala nur<br />Sir (rahsia) segala sir<br />Ubat segala penyakit<br />Pembuka pintu kesenangan<br />Junjungan Mawlana Muhammad yang terpilih<br />Bersama ahli keluarga baginda yang suci bersih<br />Dan para sahabat baginda yang baik berbudi<br />Sholawat dan salam sebanyak bilangan<br />Ni’mat Allah dan kelebihanNya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; mso-outline-level: 3;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 13.5pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";"><a href="http://bahrusshofa.blogspot.com/2006/09/sholawat-ibrahimiyyah.html"><span style="color: blue;">Sholawat Ibrahimiyyah</span></a></span></b></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><a href="http://photos1.blogger.com/blogger2/857/1799/1600/1.jpg"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman"; mso-no-proof: yes; text-decoration: none; text-underline: none;"> </span></a><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Malam Jumaat akhir Sya’baan, Bulan Junjungan s.a.w. ini, elok jika kita memperkatakan serba sedikit mengenai sholawat yang paling agung yang diucapkan dalam sholat. Insya-Allah, untuk sholawat-sholawat lain sabar dahulu. Untuk tujuan ini aku nukilkan keterangan mengenainya daripada kitab “<b>Afdhalush Sholawaat ‘ala Sayyidis Saadaat</b>” karangan panutan kita Syaikh Yusuf bin Ismail an-Nabhani rhm. Beliau membicarakan berkenaan sholawat ini mulai mukasurat 56 sehingga mukasurat 58, dan antara katanya:-</span></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Inilah shighah sholawat yang paling sempurna yang ma`tsur diriwayatkan daripada Junjungan Nabi s.a.w………………. Dan telah berkata Syaikh Ahmad ash-Showi bahawa Imam al-Bukhari telah meriwayatkan dalam kitab-kitab beliau yang Junjungan Nabi s.a.w. bersabda:- <b><i>“Sesiapa yang mengucapkan sholawat ini, aku menjadi saksinya pada hari kiamat dan pasti aku memberi syafaat baginya.”</i></b> Di mana hadits ini darjatnya hasan dan segala rijalnya adalah rijal yang shohih. Disebut juga oleh sebahagian ulama bahawasanya pembacaan sholawat ini 1,000 kali akan mempastikan untuk melihat Junjungan Nabi s.a.w. dalam mimpi. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Dan sholawat ini dalam hadits diriwayatkan tanpa lafaz <i>as-siyaadah</i>, berkata al-Imam asy-Syam ar-Ramli dalam syarah “<b><i>al-Minhaj</i></b>” (yakni kitab “<b><i>Nihayatul Muhtaj Syarah Minhaj</i></b>“) yang afdhalnya didatangkan lafaz <i>as-siyaadah</i> kerana pada mendatangkannya menyempurnakan atas apa yang kita diperintahkan (yakni telah datang firman Allah yang memerintahkan kita membesar dan menjaga kadar kemuliaan Junjungan s.a.w.) dan menambah perkhabaran atas keadaan sebenarnya (yakni keadaan bahawasanya Junjungan s.a.w. benar-benar sayyid bagi sekalian anak Adam sebagaimana dinyatakan dalam hadits) dan ianya adalah satu adab yang lebih afdhal dilaksanakan daripada ditinggal. Imam Ibnu Hajar pula berkata dalam “<b><i>al-Jawharul Munadhzdhzam</i></b>” bahawa penambahan lafaz sayyidina sebelum Muhammad tidaklah menjadi kesalahan bahkan ianya merupakan satu adab pada hak Junjungan Nabi s.a.w. walaupun penambahan tersebut dilakukan di dalam sholat yakni sholat fardhu. Imam al-Qastholani dalam “<b><i>al-Mawaahib</i></b>” (yakni “<b><i>al-Mawahibul Laduniyyah</i></b>” yang masyhur) menyatakan bahawa ulama telah menjadikan ajaran Junjungan Nabi s.a.w. kepada para sahabat baginda akan kaifiat sholawat ini setelah mereka menyoal baginda sebagai dalil bahawa sholawat ini adalah seafdhal-afdhal kaifiat sholawat untuk Junjungan Nabi s.a.w. kerana bahawasanya Junjungan Nabi s.a.w. tidak akan memilih bagi diri baginda melainkan yang paling mulia dan paling afdhal, dan rentetan daripada yang sedemikian maka apabila seseorang bersumpah untuk bersholawat atas Junjungan Nabi s.a.w. dengan seafdhal-afdhal sholawat, maka jalan untuk menunaikan sumpahnya ialah dengan mengucapkan sholawat ini, dan inilah yang dibenarkan oleh Imam an-NAwawi dalam “<b><i>ar-Raudhah</i></b>“….</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Begitulah martabat Sholawat Ibrahimiyyah </span><span style="color: #006600; font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ya</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">ng kita baca selepas tasyahhud dalam setiap sholat fardhu dan sunnat. Bahkan di luar sholat pun sayogia diamalkan, menjadi antara wirid sholawat kita ke atas Junjungan s.a.w. Sebahagian ulama menganjurkan jika sholawat ini dibaca dalam sholat jenazah dan di luar sholat, maka hendak ditambah ucapan salam juga untuk mengeluarkan dari kemakruhan menunggalkan sholawat tanpa salam yang sama-sama diperintahkan oleh Allah dalam ayat 52 surah al-Ahzab tersebut. Apa yang kita perlu faham ialah kemakruhan yang dinyatakan ulama ialah pada <b>perbuatan menunggalkan</b> sholawat tanpa salam atau salam tanpa sholawat dan bukannya pada amalan mengucapkan sholawat tersebut semata-mata atau salam semata-mata tersebut. Untuk keluar dari kemakruhan penunggalan ini, maka sekurang-kurangnya sekali hendaklah diucapkan sholawat beserta salam, jika telah dilakukan sedemikian maka memadailah, walaupun ucapan-ucapan setelah itu hanya berisikan sholawat semata-mata atau salam semata-mata. </span></span><br /><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Seperti dalam dalam sholat, ucapan salam kita dahulukan pembacaannya di dalam tahiyyat sebelum sholawat, maka tidaklah berlaku kemakruhan menunggalkan tersebut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Selanjutnya para ulama kita menyebut ada 3 tempat di mana penunggalan tersebut tidak dimakruhkan. Syaikh Muhammad bin Saalim bin Sa`id BabShil asy-Syafi`i dalam kitabnya “<b>Is`aadur Rafiiq”</b> mukasurat 10 menyatakan bahawa tempat-tempat tersebut ialah:- (1) ucapan sholawat itu daripada kita, maka tidaklah makruh jika daripada para nabi atau para malaikat yang mengucapkannya kerana perintah ayat tersebut ditujukan kepada kita, orang beriman, dan adalah perintah untuk bersholawat dan mengucapkan salam yang sempurna (…<i>shollu ‘alaihi wa sallimu taslima</i>); (2) Tidak makruh penunggalan pada bacaan-bacaan yang warid di mana penunggalan berlaku seperti dalam hadits yang menyebut sesiapa yang mengucapkan pada hari Jumaat 80 kali “<i>Allahumma sholli ‘ala Muhammadin ‘abdika wa rasulikan nabiyyil ummiy</i>” diampunkan baginya dosa 80 tahun”, tidaklah berlaku makruh penunggalan tersebut; dan (3) Tatkala memasuki<i> hujrah asy-syarifah</i> yakni makam Junjungan yang mulia, maka tidaklah dimakruhkan seseorang hanya mengucapkan “<i>as-salamu alaika, Ya Rasulallah</i>“, tanpa ucapan sholawat. Inilah 3 keadaan di mana penunggalan tidak menjadi makruh dalam mazhab kita Syafi`i.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><br /><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Penambahan tersebut boleh dibuat dengan berbagai cara, antaranya dengan menyelitkan ucapan salam selepas sholawat seperti diucapkan:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atau, dibuat penambahan pada hujungnya, seperti:</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Atau, ikhwah boleh buat penambahan sebagaimana diajar oleh Syaikh Muhammad Ba’Asyin dalam “<b>Busyral Karim</b>” juzuk 1 halaman 86, di mana pada hujung ditambah seperti berikut:-</span></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: center;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">.</span><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 8.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">..innaka hamidu(m) majiid, wa sallim tasliiman katsiiran thoyyiban mubaarakan fih.</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: .0001pt; margin-bottom: 0in; text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 10.0pt; mso-fareast-font-family: "Times New Roman";">Mudah-mudahan dah manfaatnya buat diriku dan kalian serta sekalian muslimin. Aamiiin.</span></i></span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><br /></span></span></div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-89004948611292035692013-02-01T17:37:00.000+07:002013-06-20T15:08:50.027+07:00Apakah Tahlilan dan Ziarah Kubur itu bid'ah dholalah ???<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:WordDocument>
<w:View>Normal</w:View>
<w:Zoom>0</w:Zoom>
<w:TrackMoves/>
<w:TrackFormatting/>
<w:PunctuationKerning/>
<w:ValidateAgainstSchemas/>
<w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid>
<w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent>
<w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText>
<w:DoNotPromoteQF/>
<w:LidThemeOther>IN</w:LidThemeOther>
<w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian>
<w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript>
<w:Compatibility>
<w:BreakWrappedTables/>
<w:SnapToGridInCell/>
<w:WrapTextWithPunct/>
<w:UseAsianBreakRules/>
<w:DontGrowAutofit/>
<w:SplitPgBreakAndParaMark/>
<w:DontVertAlignCellWithSp/>
<w:DontBreakConstrainedForcedTables/>
<w:DontVertAlignInTxbx/>
<w:Word11KerningPairs/>
<w:CachedColBalance/>
</w:Compatibility>
<w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel>
<m:mathPr>
<m:mathFont m:val="Cambria Math"/>
<m:brkBin m:val="before"/>
<m:brkBinSub m:val="--"/>
<m:smallFrac m:val="off"/>
<m:dispDef/>
<m:lMargin m:val="0"/>
<m:rMargin m:val="0"/>
<m:defJc m:val="centerGroup"/>
<m:wrapIndent m:val="1440"/>
<m:intLim m:val="subSup"/>
<m:naryLim m:val="undOvr"/>
</m:mathPr></w:WordDocument>
</xml><![endif]--><br />
<!--[if gte mso 9]><xml>
<w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true"
DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99"
LatentStyleCount="267">
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false"
UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/>
<w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/>
</w:LatentStyles>
</xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]>
<style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-priority:99;
mso-style-qformat:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt;
mso-para-margin:0in;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman","serif";}
</style>
<![endif]-->
<br />
<br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2010/05/04/anjuran-untuk-tahlilan-dan-ziarah-kubur-tak-ada-larangan/" title="ANJURAN UNTUK TAHLILAN DAN ZIARAH KUBUR. TAK ADA LARANGAN!">ANJURAN
UNTUK TAHLILAN DAN ZIARAH KUBUR. TAK ADA LARANGAN!</a></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sebenarnya
permasalahan ini merupakan permasalahan yang cukup usang dan sudah lama
diperdebatkan. Akan tetapi dirasa perlu untuk diangkat kembali karena ada
pergeseran isu yang cukup substantive, yaitu dari furu’ menuju ushul. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maksudnya,
pada awalnya permasalahan ini dianggap sebagai permasalahan furu’iyah, sehingga
masing-masing pihak yang berdebat tidak saling mengkafirkan dan mensyirikkan,
dan kemudian berubah menjadi permasalahan ushul, sehingga pihak-pihak yang
tidak setuju terhadap ziarah kubur dan tahlilan mengkafirkan dan mensyirikkan
para pelakunya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Semua
pasti sepakat bahwa syirik dan kafir adalah hal yang mesti harus dijauhi dan
dihindari. Semua muslim dari manapun kelompok dan organisasinya pasti marah
apabila keislaman dan keimanannya dianggap tercemar dan berlumuran dengan
Lumpur kesyirikan dan kekafiran. Demikian juga halnya dengan kita warga
nahdliyin, akan marah dan jengkel ketika keislaman dan keimanan kita dianggap
berlumuran dengan Lumpur kesyirikan dan kekafiran. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
Tulisan pendek ini mencoba untuk mengurai dasar-dasar argumentatif amaliyah
nahdliyah yang biasa kita lakukan khususnya berkaitan dengan tahlil dan ziarah
kubur.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tradisi
Tahlilan dan Analisis Argumentasi<br />
Kata “tahlilan” merupakan bentuk masdar dari fi’il madli “hallala” yang berarti
mengucapkan لااله الاالله . Dari sisi istilah, kata tahlilan bisa jadi
didefinisikan dan digambarkan dengan sebuah bentuk ritual keagamaan yang
berbentuk majlis dzikir dengan menggunakan bacaan-bacaan dzikir tertentu dan
menghadiahkan pahalanya untuk si mayit. Biasanya majlis dzikir ini diadakan
pada waktu malam jum’at atau malam setelah kematian seseorang, atau juga bisa
dilaksanakan pada saat haul atau yang lain. Yang jelas, kapan ritual ini harus
dilaksanakan dan modelnya bagaimana tidak ada aturan dan ketentuan yang pasti.
Bisa jadi antara daerah yang satu dengan daerah yang lain memiliki teknis dan
kaifiyah yang berbeda.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Biasanya
sebab dan alasan kenapa tahlilan harus di tolak oleh para penentangnya bermuara
pada argumentasi sebagai berikut :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•Tahlilan
tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW, karena demikian dianggap
bid’ah.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•Tahlilan
merupakan budaya masyarakat Hindu, karena demikian dianggap tasyabbuh bi
al-kuffar</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•Tahlilan
dianggap merepotkan dan memberatkan keluarga simayit, karena di dalam tahlilan
pasti selalu ada jamuan<br />
•Berkumpul untuk melakukan tahlilan pada saat setelah kematian dianggap
“niyahah” (meratap)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•Di dalam
tahlilan pasti ada unsur tawasul.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Argumentasi-argumentasi
para penentang di atas adalah argumentasi klasik yang sudah ditanggapi
berkali-kali. Akan tetapi, karena sejak awal bersikap tazkiyat al-nafsi
(menganggap dirinya yang paling benar), maka penjelasan yang diberikan tidak
berdampak dan berpengaruh sama sekali. Namun demikian, dalam kesempatan ini
akan kita jelaskan sekali lagi mengenai kesalah-pahaman mereka yang dituduhkan
kepada kita.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•Tahlilan
tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW, karena demikian dianggap
bid’ah.<br />
Memang harus diakui bahwa kata “tahlilan” sebagai sebuah bentuk tradisi seperti
yang kita pahami sekarang tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah SAW, akan
tetapi perlu diingat bahwa substansi tahlilan adalah dzikir berjamaah dan
berdoa untuk si mayit. Dzikir berjamaah dan berdoa untuk si mayit yang muslim
supaya mendapatkan pengampunan dari Allah -tidak diragukan lagi- terlalu banyak
penjelasannya di dalam al-Qur’an dan al-Hadits, diantaranya adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
al-Qur’an</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Surat
al-Hasyr : 10</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Dan
orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa:
“Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan Saudara-saudara kami yang Telah beriman
lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati
kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha
Penyantun lagi Maha Penyayang.”</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Surat
Muhammad : 19</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Maka
Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya tidak ada Ilah (sesembahan, Tuhan) selain Allah
dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki
dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu
tinggal”.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
al-Hadits</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•وعن أبي
سعيد الخدري وأبي هريرة رضي الله عنهما قالا: قال النبي صلى الله عليه وآله وسلم
«لا يقعد قوم يذكرون الله عز وجل إلا حفتهم الملائكة وغشيتهم الرحمة ونزلت عليهم
السكينة وذكرهم الله فيمن عنده»<br />
Dari Abu Hurairah ra. dari Abu Sa’id ra., keduanya berkata, Rasulullah saw.
bersabda: “Tidak ada suatu kaum yang duduk dalam suatu majlis untuk dzikir
kepada Allah melainkan mereka dikelilingi oleh malaikat, diliputi rahmat, di
turunkan ketenangan, dan mereka disebut-sebut Allah di hadapan malaikat yang
ada disisi-Nya”.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•وَمِنْ
حَدِيث مُعَاوِيَة رَفَعَهُ أَنَّهُ قَالَ لِجَمَاعَةٍ جَلَسُوا يَذْكُرُونَ
اللَّه تَعَالَى ” أَتَانِي جِبْرِيل فَأَخْبَرَنِي أَنَّ اللَّه يُبَاهِي بِكُمْ
الْمَلَائِكَة ” .<br />
” Dari hadits Mu’awiyah yang dihukumi marfu’, dia berkata “Nabi bersabda untuk
para jama’ah yang duduk berdzikir kepada Allah: ” malaikat Jibril datang
kepadaku dan menginformasikan bahwa Allah membanggakan kamu kepada malaikat”</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
Logika</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">إن
الجماعة قوة قال الله تعالى واعتصموا بحبل الله جميعا ولا تفرقوا والحجارة لا
يستطيع كسرها إلا الجماعة وقد شبه الله تعالى القلوب القاسية بالحجارة في شدة
قساوتها فقال عز من قائل ثم قست قلوبكم من بعد ذلك فهي كالحجارة أو أشد قسوة فكما
أن الحجارة لا يستطيع كسرها إلا الجماعة فكذلك القلب القاسي يسهل تليينه إذا
تساعدت عليه جماعة الذاكرين. (الموسوعة اليوسفية )</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
uraian dan argumentasi di atas dapat dipastikan bahwa substansi tahlilan
memliki cantolan dalil, baik naqliy (al-qur’an dan al-hadits), maupun aqliy.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•Tahlilan
merupakan budaya masyarakat Hindu, karena demikian dianggap tasyabbuh bi al-kuffar.<br />
Untuk menyimpulkan apakah di dalam tradisi tahlilan terdapat unsur tasyabbuh bi
al-kuffar atau tidak, terlebih dahulu kita harus melakukan penelitian secara
seksama. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Mungkin
saja memang ada tradisi kumpul-kumpul di dalam agama lain pada 1,2,3…..,7…,40
hari dan seterusnya setelah hari kematian seseorang. Tampaknya pada titik
inilah tradisi tahlilan dianggap tasyabbuh bi al-kuffar. Namun demikian perlu
diperhatikan beberapa hal, diantaranya:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">-
Harus dipahami bahwa permasalahan ini termasuk dalam wilayah I’tiqadi. Karena
demikian, harus ditegaskan bahwa tidak ada keyakinan sama sekali di dalam hati
warga nahdliyin bahwa tahlilan pada hari pertama kematian, hari kedua, ketiga
dan seterusnya merupakan sebuah kewajiban, juga tidak ada keyakinan bahwa berdo’a
kepada si mayit pada hari pertama, kedua, ketiga dan seterusnya lebih afdlal
dibandingkan dengan hari-hari yang lain. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tahlilan
yang substansinya adalah berdoa untuk si mayit agar mendapatkan pengampunan
dari Allah boleh dilakukan kapan saja, atau bahkan boleh tidak dilakukan,
meskipun biasanya kegiatan tahlilan ini dilaksanakan pada hari pertama, kedua,
ketiga dan seterusnya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tasyabbuh
boleh dialamatkan kepada warga nahdliyin ketika meyikini bahwa tahlilan wajib
dilaksanakan pada hari-hari dimaksud dan juga meyakini bahwa hari-hari dimaksud
lebih afdlal dibandingkan hari lainnya. Jadi, penentuan hari dan seterusnya
tidak lebih dari sebuah tradisi yang boleh dilakukan dan juga boleh ditinggalkan,
berbeda dengan apa yang diyakini oleh umat Hindu. Tradisi ini sama persis
dengan dengan tradisi memperingati hari-hari besar dalam Islam (Nuzulul qur’an,
halal bi halal, maulid nabi, isra’-mi’raj dan lain sebagainya) yang boleh
dilakukan kapan saja, tidak terbatas pada tanggal-tanggal tertentu. Peringatan
hari besar yang biasanya diisi taushiah dan dzikir hanyalah merupakan tradisi
yang boleh dikerjakan dan juga boleh ditinggalkan.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">-
Bahwa sikap warga nahdliyin sebagaimana di atas dapat dilihat dari kitab yang
biasa dijadikan sebagai rujukan oleh mereka, diantaranya di dalam kitab
al-fatawa al-fiqhiyah al-kubro yang berbunyi :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o (
وَسُئِلَ ) أَعَادَ اللَّهُ عَلَيْنَا مِنْ بَرَكَاتِهِ عَمَّا يُذْبَحُ مِنْ
النَّعَمِ وَيُحْمَلُ مَعَ مِلْحٍ خَلْفَ الْمَيِّتِ إلَى الْمَقْبَرَةِ
وَيُتَصَدَّقُ بِهِ عَلَى الْحَفَّارِينَ فَقَطْ وَعَمَّا يُعْمَلُ يَوْمَ ثَالِثِ
مَوْتِهِ مِنْ تَهْيِئَةِ أَكْلٍ وَإِطْعَامِهِ لِلْفُقَرَاءِ وَغَيْرِهِمْ
وَعَمَّا يُعْمَلُ يَوْمَ السَّابِعِ كَذَلِكَ وَعَمَّا يُعْمَلُ يَوْمَ تَمَامِ
الشَّهْرِ مِنْ الْكَعْكِ وَيُدَارُ بِهِ عَلَى بُيُوتِ النِّسَاءِ اللَّاتِي
حَضَرْنَ الْجِنَازَةَ وَلَمْ يَقْصِدُوا بِذَلِكَ إلَّا مُقْتَضَى عَادَةِ أَهْلِ
الْبَلَدِ حَتَّى إنَّ مَنْ لَمْ يَفْعَلْ ذَلِكَ صَارَ مَمْقُوتًا عِنْدَهُمْ
خَسِيسًا لَا يَعْبَئُونَ بِهِ وَهَلْ إذَا قَصَدُوا بِذَلِكَ الْعَادَةَ
وَالتَّصَدُّقَ فِي غَيْرِ الْأَخِيرَةِ أَوْ مُجَرَّدَ الْعَادَةِ مَاذَا يَكُونُ
الْحُكْمُ جَوَازٌ وَغَيْرُهُ وَهَلْ يُوَزَّعُ مَا صُرِفَ عَلَى أَنْصِبَاءِ الْوَرَثَةِ
عِنْدَ قِسْمَةِ التَّرِكَةِ وَإِنْ لَمْ يَرْضَ بِهِ بَعْضُهُمْ وَعَنْ
الْمَبِيتِ عِنْدَ أَهْلِ الْمَيِّتِ إلَى مُضِيِّ شَهْرٍ مِنْ مَوْتِهِ لِأَنَّ
ذَلِكَ عِنْدَهُمْ كَالْفَرْضِ مَا حُكْمُهُ .( فَأَجَابَ ) بِقَوْلِهِ جَمِيعُ
مَا يُفْعَلُ مِمَّا ذُكِرَ فِي السُّؤَالِ مِنْ الْبِدَعِ الْمَذْمُومَةِ لَكِنْ
لَا حُرْمَةَ فِيهِ إلَّا إنْ فُعِلَ شَيْءٌ مِنْهُ لِنَحْوِ نَائِحَةٍ أَوْ
رِثَاءٍ وَمَنْ قَصَدَ بِفِعْلِ شَيْءٍ مِنْهُ دَفْعَ أَلْسِنَةِ الْجُهَّالِ
وَخَوْضِهِمْ فِي عِرْضِهِ بِسَبَبِ التَّرْكِ يُرْجَى أَنْ يُكْتَبَ لَهُ ثَوَابُ
ذَلِكَ أَخْذًا مِنْ أَمْرِهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ أَحْدَثَ
فِي الصَّلَاةِ بِوَضْعِ يَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَعَلَّلُوهُ بِصَوْنِ عِرْضِهِ
عَنْ خَوْضِ النَّاسِ فِيهِ لَوْ انْصَرَفَ عَلَى غَيْرِ هَذِهِ الْكَيْفِيَّةِ
وَلَا يَجُوزُ أَنْ يُفْعَلَ شَيْءٌ مِنْ ذَلِكَ مِنْ التَّرِكَةِ حَيْثُ كَانَ
فِيهَا مَحْجُورٌ عَلَيْهِ مُطْلَقًا أَوْ كَانُوا كُلُّهُمْ رُشَدَاءَ لَكِنْ
لَمْ يَرْضَ بَعْضُهُمْ بَلْ مَنْ فَعَلَهُ مِنْ مَالِهِ لَمْ يَرْجِعْ بِهِ عَلَى
غَيْرِهِ وَمَنْ فَعَلَهُ مِنْ التَّرِكَةِ غَرِمَ حِصَّةَ غَيْرِهِ الَّذِي لَمْ
يَأْذَنْ فِيهِ إذْنًا صَحِيحًا وَإِذَا كَانَ فِي الْمَبِيتِ عِنْدَ أَهْلِ (
الفتاوى الفقهية الكبرى لأبن حجر الهيتمى )<br />
oوالتصدق عن الميت بوجه شرعي مطلوب ولا يتقيد بكونه فى سبعة ايام او اكثر او اقل وتقييده
ببعض الايام من العوائد فقط كما افتى بذلك السيد احمد دحلان وقد جرت عادة الناس
بالتصدق عن الميت في ثالث من موته وفى سابع وفي تمام العشرين وفى الاربعين وفى
المائة وبعد ذلك يفعل كل سنة حولا في يوم الموت كما افاده شيخنا يوسف السنبلاويني
اما الطعام الذي يجتمع عليه الناس ليلة دفن الميت المسمى بالوحشة فهو مكروه مالم
يكن من مال الايتام والا فيحرم (نهاية الزين : باب فى الوصية , 281)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tradisi
yang berlaku dan berkembang di kalangan nahdliyin adalah : apabila ada seorang
muslim meninggal dunia, maka tetangga dan kerabat yang ada disekitarnya
berbondong-bondong melakukan ta’ziyah, dan dapat dipastikan bahwa pada saat
ta’ziyah kebanyakan dari mereka membawa beras, gula, uang dan lain sebagainya.
Tetangga yang ada di kanan-kiri bau-membau membantu keluarga korban untuk
memasak dan menyijakan jamuan, baik untuk keluarga korban atau untuk para
penta’ziyah yang hadir. Apabila hal ini yang terjadi, apakah ini tidak dapat
dianggap sebagai terjemahan kontekstual dari hadits nabi yang berbunyi :<br />
قال النبي صلى الله عليه و سلم : اصنعوا لآل جعفر طعاما فقد أتاهم أمر يشغلهم</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Hadits di
atas apabila diamalkan secara tekstual justru akan menjadi mubadzir, karena
kalau seandainya semua tetangga yang ta’ziyah membawa makanan yang siap saji,
maka dapat dipastikan akan banyak makanan yang basi. Catatan yang lain lagi
adalah bahwa jamuan yang disajikan di dalam acara tahlilan bukanlah merupakan
tujuan. Tujuan utama para tetangga yang hadir adalah berdo’a untuk si mayit.
Karena demikian, jamuan boleh diadakan dan juga boleh ditiadakan. Bahkan,
banyak dari kalangan kyai yang menjadi tokoh sentral warga nahdliyin memberikan
pemahaman dan anjuran agar jamuan yang ada lebih disederhanakan, dan bahkan
kalau mungkin hanya sekedar suguhan teh saja.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•Berkumpul
untuk melakukan tahlilan pada saat setelah kematian dianggap “niyahah”
(meratap).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Realitas
berkumpul pada saat tahlilan sulit untuk dapat dipahami “hanya sekedar
berkumpul” dalam rangka tenggelam dan larut dalam kesedihan, dimana hal ini
dianggap sebagai illat al-hukmi kenapa berkumpul tersebut dianggap sebagai
niyahah. Sebagaimana yang dijelaskan di dalam kitab I’anat al-Thalibin, yang
berbunyi<br />
كنا نعد الاجتماع إلى أهل الميت وصنعهم الطعام بعد دفنه من النياحة ووجه عده من
النياحة ما فيه من شدة الاهتمام بأمر الحزن.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkumpul
pada malam setelah kematian bukanlah menjadi tujuan. Yang menjadi tujuan adalah
berdzikir dan berdoa untuk si mayit yang sedang mengalami ujian berat
sebagaimana yang ditegaskan didalam kitab Nihayat al-zain, hal : 281 yang
berbunyi :<br />
وروي عن النبي صلى الله عليه وسلم انه قال ما الميت في قبره الا كالغريق المغوث –
بفتح الواو المشددة – اى الطالب لان يغاث ينتظردعوة تلحقه من ابنه او اخيه او صديق
له فاذا لحقته كانت احب اليه من الدنيا وما فيها</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ketika
seorang muslim mendapat musibah (ditinggal mati keluarga, kena gempa, dll),
adalah suatu kesunahan bagi saudara-saudaranya untuk datang takziah kepadanya,
serta menghibur agar bersabar dari cobaan.Tidak ada yang lebih baik dari
menghibur serta meringankan bebannya selain daripada mengajaknya berdzikir,
mengingat Allah, dan berdoa bersama-sama, mendoakan si mayit dan keluarga yg
ditinggalkannya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
uraian di atas sulit dapat diterima apabila lafadz ” الاجتماع” yang terdapat
didalam hadits nabi diarahkan pada tradisi tahlilan yang isinya adalah
berdzikir dan berdoa, bukan semata-mata berkumpul hanya sekedar tenggelam dan
berlarut-larut dalam kesedihan.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Di
dalam tahlilan pasti ada unsur tawasul.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sebagai
gambaran awal untuk memetakan tentang konsep tawasul, dapat dijelaskan sebagai
berikut :<br />
Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa tawasul adalah menjadikan mutawasal bih
sebagai wasilah (perantara) dalam rangka berdoa kepada Allah. Berdoa dapat
langsung kepada Allah (tanpa tawasul) dan juga dapat menggunakan perantara
mutawassal bih. Menggunakan mutawassal bih sebagai perantara bukanlah merupakan
sebuah keharusan dalam berdoa.<br />
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Mutawassal
bih secara umum dapat dibagi menjadi dua, yaitu :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o
Mutawassal bih yang berupa al-a’mal al-shalihah.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o
Mutawassal bih yang berupa al-dzawat al-fadlilah. Mutawassal bih yang berupa
al-dzawat al-fadlilah dibagi menjadi dua, yaitu :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o Dengan
nabi Muhammad SAW. Kategori ini diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">- Sebelum
lahirnya nabi (قبل وجوده )<br />
- Pada saat nabi hidup ( فى حياته )<br />
- Setelah nabi wafat (بعد وفاته)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o Dengan
awliya dan shalihin. Kategori ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :<br />
- Pada saat mereka masih hidup (في حياتهم)<br />
- Setelah mereka wafat (بعد وفاتهم).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tidak
terjadi perbedaan pendapat mengenai diperbolehkannya menggunakan al-a’mal
al-shalihah sebagai mutawassal bih. Hal ini didasarkan pada hadits nabi yang
bercerita tentang tiga orang pemuda yang terjebak di sebuah goa. Hadits
tersebut berbunyi :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">حَدَّثَنَا
أَبُو الْيَمَانِ أَخْبَرَنَا شُعَيْبٌ عَنِ الزُّهْرِىِّ حَدَّثَنِى سَالِمُ بْنُ
عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ – رضى الله عنهما – قَالَ
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – يَقُولُ « انْطَلَقَ ثَلاَثَةُ
رَهْطٍ مِمَّنْ كَانَ قَبْلَكُمْ حَتَّى أَوَوُا الْمَبِيتَ إِلَى غَارٍ
فَدَخَلُوهُ ، فَانْحَدَرَتْ صَخْرَةٌ مِنَ الْجَبَلِ فَسَدَّتْ عَلَيْهِمُ
الْغَارَ فَقَالُوا إِنَّهُ لاَ يُنْجِيكُمْ مِنْ هَذِهِ الصَّخْرَةِ إِلاَّ أَنْ
تَدْعُوا اللَّهَ بِصَالِحِ أَعْمَالِكُمْ . فَقَالَ رَجُلٌ مِنْهُمُ اللَّهُمَّ
كَانَ لِى أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ ، وَكُنْتُ لاَ أَغْبِقُ قَبْلَهُمَا
أَهْلاً وَلاَ مَالاً ، فَنَأَى بِى فِى طَلَبِ شَىْءٍ يَوْمًا ، فَلَمْ أُرِحْ
عَلَيْهِمَا حَتَّى نَامَا ، فَحَلَبْتُ لَهُمَا غَبُوقَهُمَا فَوَجَدْتُهُمَا
نَائِمَيْنِ وَكَرِهْتُ أَنْ أَغْبِقَ قَبْلَهُمَا أَهْلاً أَوْ مَالاً ،
فَلَبِثْتُ وَالْقَدَحُ عَلَى يَدَىَّ أَنْتَظِرُ اسْتِيقَاظَهُمَا حَتَّى بَرَقَ
الْفَجْرُ ، فَاسْتَيْقَظَا فَشَرِبَا غَبُوقَهُمَا ، اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتُ
فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَفَرِّجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ مِنْ
هَذِهِ الصَّخْرَةِ ، فَانْفَرَجَتْ شَيْئًا لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ » .<i>h</i>
قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – « وَقَالَ الآخَرُ اللَّهُمَّ كَانَتْ
لِى بِنْتُ عَمٍّ كَانَتْ أَحَبَّ النَّاسِ إِلَىَّ ، فَأَرَدْتُهَا عَنْ
نَفْسِهَا ، فَامْتَنَعَتْ مِنِّى حَتَّى أَلَمَّتْ بِهَا سَنَةٌ مِنَ السِّنِينَ
، فَجَاءَتْنِى فَأَعْطَيْتُهَا عِشْرِينَ وَمِائَةَ دِينَارٍ عَلَى أَنْ
تُخَلِّىَ بَيْنِى وَبَيْنَ نَفْسِهَا ، فَفَعَلَتْ حَتَّى إِذَا قَدَرْتُ
عَلَيْهَا قَالَتْ لاَ أُحِلُّ لَكَ أَنْ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلاَّ بِحَقِّهِ .
فَتَحَرَّجْتُ مِنَ الْوُقُوعِ عَلَيْهَا ، فَانْصَرَفْتُ عَنْهَا وَهْىَ أَحَبُّ
النَّاسِ إِلَىَّ وَتَرَكْتُ الذَّهَبَ الَّذِى أَعْطَيْتُهَا ، اللَّهُمَّ إِنْ
كُنْتُ فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ .
فَانْفَرَجَتِ الصَّخْرَةُ ، غَيْرَ أَنَّهُمْ لاَ يَسْتَطِيعُونَ الْخُرُوجَ
مِنْهَا . قَالَ النَّبِىُّ – صلى الله عليه وسلم – وَقَالَ الثَّالِثُ اللَّهُمَّ
إِنِّى اسْتَأْجَرْتُ أُجَرَاءَ فَأَعْطَيْتُهُمْ أَجْرَهُمْ ، غَيْرَ رَجُلٍ
وَاحِدٍ تَرَكَ الَّذِى لَهُ وَذَهَبَ فَثَمَّرْتُ أَجْرَهُ حَتَّى كَثُرَتْ
مِنْهُ الأَمْوَالُ ، فَجَاءَنِى بَعْدَ حِينٍ فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ أَدِّ
إِلَىَّ أَجْرِى . فَقُلْتُ لَهُ كُلُّ مَا تَرَى مِنْ أَجْرِكَ مِنَ الإِبِلِ
وَالْبَقَرِ وَالْغَنَمِ وَالرَّقِيقِ . فَقَالَ يَا عَبْدَ اللَّهِ لاَ
تَسْتَهْزِئْ بِى . فَقُلْتُ إِنِّى لاَ أَسْتَهْزِئُ بِكَ . فَأَخَذَهُ كُلَّهُ
فَاسْتَاقَهُ فَلَمْ يَتْرُكْ مِنْهُ شَيْئًا ، اللَّهُمَّ فَإِنْ كُنْتُ فَعَلْتُ
ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا مَا نَحْنُ فِيهِ . فَانْفَرَجَتِ
الصَّخْرَةُ فَخَرَجُوا يَمْشُونَ » .</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sedangkan
tawassul dengan menggunakan dzawat fadlilah (orang-orang yang keistimewaan di
hadapan Allah, dari kalangan para nabi, awliya dan shalihin) terjadi perbedaan
pendapat yang cukup ekstrim tentang masalah ini. Ada yang membolehkan dan ada
yang melarangnya dan bahkan menganggapnya sebagai sebuah bentuk kesyirikan.
Semua pandangan, baik yang pro maupun yang kontra harus diapresiasi selama
menggunakan dalil, analisa dan argumentasi yang ilmiyah. Sebaliknya, pandangan
yang subyektif, sectarian dan tidak disertai argumentasi yang ilmiyah harus
ditolak dan diluruskan.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dalil-dalil
yang menguatkan kebolehan tawasul dengan menggunakan dzawat fadlilah adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•
Bi al-nabi :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o Qabla
wujudihi. Hadits nabi yang menguatkan hal ini adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(قال رسول
الله – صلى الله عليه وسلم – : لما اقترف آدم الخطيئة قال : يارب ! أسألك بحق محمد
لما غفرت لي ، فقال الله: ياآدم ! وكيف عرفت محمداً ولم أخلقه ؟ قال : يارب ! لأنك
لما خلقتني بيدك ونفخت فيَّ من روحك رفعت رأسي فرأيت على قوائم العرش مكتوباً لا
إله إلا الله محمد رسول الله ، فعلمت أنك لم تضف إلى اسمك إلا أحب الخلق إليك ،
فقال الله : صدقت يا آدم ، إنه لأحب الخلق إليَّ ، أدعني بحقه فقد غفرت لك ، ولولا
محمد ما خلقتك)) .أخرجه الحاكم في المستدرك وصححه [ج2 ص615] (1) ، ورواه الحافظ
السيوطي في الخصائص النبوية وصححه (2) ، ورواه البيهقي في دلائل النبوة وهو لا
يروي الموضوعات ، كما صرح بذلك في مقدمة كتابه (3) ، وصححه أيضاً القسطلاني
والزرقاني في المواهب اللدنية [ج1 ص62](4) ، والسبكي في شفاء السقام ، قال الحافظ
الهيثمي : رواه الطبراني في الأوسط وفيه من لم أعرفهم (مجمع الزوائد ج8 ص253)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o Fi
hayatihi. Hadits nabi yang menguatkan tentang hal ini adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">ائت
الميضأة فتوضأ ثم صل ركعتين ثم قال اللهم إني أسألك وأتوجه إليك بنبيك محمد – صلى
الله عليه وسلم – نبي الرحمة يامحمد إني أتوجه بك إلى ربك فيجلي لي عن بصري ،
اللهم شفعه فيَّ وشفعني في نفسي ، قال عثمان : فوالله ما تفرقنا ولا طال بنا
الحديث حتى دخل الرجل وكأنه لم يكن به ضر)) ..قال الحاكم : هذا حديث صحيح الإسناد
ولم يخرجاه .وقال الذهبي عن الحديث : أنه صحيح (ج1 ص519) .</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o Ba’da
wafatihi. Penjelasan yang menguatkan tentang hal ini adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وليس هذا
خاصاً بحياته – صلى الله عليه وسلم – بل قد استعمل بعض الصحابة هذه الصيغة من
التوسل بعد وفاته – صلى الله عليه وسلم – فقد روى الطبراني هذا الحديث وذكر في
أوله قصة وهي أن رجلاً كان يختلف إلى عثمان بن عفان رضي الله عنه في حاجة له ،
وكان عثمان رضي الله عنه لا يلتفت إليه ولا ينظر في حاجته ، فلقى الرجل عثمان بن
حنيف فشكا ذلك إليه ، فقال له عثمان بن حنيف : ائت الميضأة فتوضأ ثم ائت المسجد
فصل فيه ركعتين ثم قل :اللهم إني أسألك وأتوجه إليك بنبينا محمد – صلى الله عليه
وسلم – نبي الرحمة ، يامحمد ! إني أتوجه بك إلى ربك فيقضي حاجتي . وتذكر حاجتك ..</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">• Bi
al-anbiya wa al-shalihin</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o Fi hayatihim.
Hadits nabi yang menguatkan tentang hal ini adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">أخرج
البخاري في صحيحه عن أنس أن عمر بن الخطاب رضي الله عنه – كانوا إذا قحطوا –
استسقى بالعباس بن عبد المطلب فقال : [ اللهم إنا كنا نتوسل إليك بنبينا فتسقينا
وإنا نتوسل إليك بعم نبينا فاسقنا ] .</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">o Ba’da
wafatihim. Hadits nabi yang menguatkan tentang hal ini adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عن أبي
سعيد الخدري رضي الله عنه قال : قال رسول الله – صلى الله عليه وسلم – : من خرج من
بيته إلى الصلاة ، فقال : اللهم إني أسألك بحق السائلين عليك وبحق ممشاي هذا فإني
لم أخرج أشراً ولا بطراً ولا رياء ولا سمعة ، خرجت اتقاء سخطك وابتغاء مرضاتك ،
فأسألك أن تعيذني من النار ، وأن تغفر لي ذنوبي ، إنه لا يغفر الذنوب إلا أنت ،
أقبل الله بوجهه واستغفر له سبعون ألف ملك .</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Uraian di
atas menegaskan bahwa tradisi tahlilan yang dilakukan oleh warga nahdliyin
memiliki dasar, dalil dan argumentasi yang kuat, sehingga tidak patut untuk
disesatkan, disyirikkan atau dibid’ahkan. Menganggap tradisi tahlilan adalah
bid’ah, sesat dan syirik berarti yang bersangkutan kurang memahami konsep dan
dalil agama.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ziarah
Kubur dan Analisis Argumentasi</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tak
seorangpun dapat menyangkal dan menentang bahwa ziarah kubur merupakan hal yang
disyariatkan di dalam Islam. Namun demikian, masih saja terdapat kelompok orang
yang menentang ziarah kubur dengan berbagai dalih dan alasan yang tentunya
kurang ilmiyah dan sangat emosional.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ada
nasihat yang sangat menarik yang ditawarkan oleh Imam al-qurthubi di dalam
kitab tafsirnya yang berbunyi :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">قال
العلماء : ينبغي لمن أراد علاج قلبه وانقياده بسلاسل القهر إلى طاعة ربه ان يكثر
من ذكر هاذم اللذات ومفرق الجماعات وموتم البنين والبنات ويواظب على مشاهدة
المحتضرين وزيادرة قبور أموات المسلمين فهذه ثلاثة أمور ينبغي لمن قسا قلبه ولزمه
ذنبه أن يستعين بها على دواء دائه ويستصرخ بها على فتن الشيطان وأعوانه فإن انتفع
بالإكثار من ذكر الموت وانجلت به قساوة قلبه فذاك وإن عظم عليه ران قلبه واستحكمت
فيه دواعي الذنب فإن مشاهدة المحتضرين وزيارة قبور أموات المسلمين تبلغ في دفع ذلك
ما لا يبلغه الأول لأن ذكر الموت إخبار للقلب بما إليه المصير وقائم له مقام
التخويف والتحذير وفي مشاهدة من احتضر وزيادة قبر من مات من المسلمين معاينة
ومشاهدة فلذلك كان أبلغ من الأول</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
pandangan dan uraian Imam al-Qurtubi di atas, kita akan menganggap wajar dan
bahkan menganggap benar tradisi ziarah kubur yang dilakukan dan digandrungi
oleh kalangan nahdliyin dengan berjamaah ziarah ke makam wali songo dan lain
sebagainya. Karena ziarah kubur merupakan salah satu dari tiga hal yang mujarab
untuk mengobati dan menundukkan kerasnya hati; tiga hal dimaksud adalah :
mengingat mati, menyaksikan orang yang sedang sakaratul maut dan ziarah kubur.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
pandangan ini, maka sebenarnya orang yang berziarah ke makam para wali tidak
hanya berkesempatan untuk bertawasul kepada para awliya dan shalihin, akan
tetapi juga berkesempatan untuk mengobati hatinya sehingga pada akhirnya akan
lebih taat kepada Allah.<br />
Disamping pertimbangan di atas hadits nabi yang menjelaskan tentang
dianjurkannya ziarah kubur sangat banyak dan dikeluarkan oleh banyak perawi,
sehingga tingkat kemakbulannya tidak dapat diragukan lagi. Hadits-hadits
dimaksud diantaranya adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">• حدثنا
زبيد بن الحارث عن محارب بن دثار عن بن بريدة عن أبيه قال قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم إني كنت نهيتكم عن ثلاث عن زيارة القبور فزوروها ولتزدكم زيارتها خيرا
…. (رواه النسائى )<br />
• و حدثنا أبو العباس محمد بن يعقوب أنبأ محمد بن عبد الله بن عبد الحكم أنبأ ابن
وهب أخبرني ابن جريج عن أيوب بن هانىء عن مسروق بن الأجدع عن عبد الله بن مسعود :
أن رسول الله صلى الله عليه و سلم قال : إني كنت نهيتكم عن زيارة القبور و أكل
لحوم الأضاحي فوق ثلاث و عن نبيذ الأوعية ألا فزوروا القبور فإنها تزهد في الدنيا
و تذكر الآخرة …. (رواه الحاكم )<br />
• حَدَّثَنَا يُونُسُ بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ أَنْبَأَنَا
ابْنُ جُرَيْجٍ عَنْ أَيُّوبَ بْنِ هَانِئٍ عَنْ مَسْرُوقِ بْنِ الأَجْدَعِ عَنِ
ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « كُنْتُ
نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوا الْقُبُورَ فَإِنَّهَا
تُزَهِّدُ فِى الدُّنْيَا وَتُذَكِّرُ الآخِرَةَ ». (رواه ابن ماجه )<br />
• حَدَّثَنَا زُهَيْرٌ عَنْ زُبَيْدٍ عَنْ مُحَارِبِ بْنِ دِثَارٍ عَنِ ابْنِ
بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ : خَرَجْنَا مَعَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه
وسلم- فِى سَفَرٍ فَنَزَلْنَا مَنْزِلاً وَنَحْنُ مَعَهُ قَرِيبًا مِنْ أَلْفِ
رَاكِبٍ فَقَامَ فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ ، ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا وَعَيْنَاهُ
تَذْرِفَانِ فَقَامَ إِلَيْهِ عُمَرُ رَضِىَ اللَّهُ عَنْهُ فَفَدَاهُ بِالأَبِ
وَالأُمِّ وَقَالَ لَهُ : مَا لَكَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ :« إِنِّى
اسْتَأْذَنْتُ رَبِّى فِى اسْتِغْفَارِى لأُمِّى فَلَمْ يَأْذَنْ لِى فَبَكَيْتُ
لَهَا رَحْمَةً مِنَ النَّارِ ، وَإِنِّى كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ
الْقُبُورِ فَزُورُوهَا ، وَكُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ لُحُومِ الأَضَاحِىِّ أَنْ
تُمْسِكُوهَا فَوْقَ ثَلاَثٍ فَكُلُوا وَأَمْسِكُوا مَا بَدَا لَكُمْ ، وَكُنْتُ
نَهَيْتُكُمْ عَنِ الشُّرْبِ فِى الأَوْعِيَةِ فَاشْرَبُوا فِى أَىِّ وِعَاءٍ
شِئْتُمْ وَلاَ تَشْرَبُوا مُسْكِرًا ». رَوَاهُ مُسْلِمٌ فِى الصَّحِيحِ عَنْ
يَحْيَى بْنِ يَحْيَى عَنْ زُهَيْرٍ دُونَ قِصَّةِ أُمِّهِ. (رواه البيهقي )</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Meskipun
manfaat ziarah kubur sangat besar dan dalil yang menguatkannya juga sangat
banyak, namun masih saja banyak kelompok yang menentang ziarah kubur. Dari
literature yang kita baca yang ditulis oleh para penentang ziarah kubur dapat
disimpulkan bahwa penentangan mereka bermuara pada beberapa alasan diantaranya
adalah :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•
Berbagai kemaksiatan banyak terjadi pada saat ziarah kubur.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">•
Kesyirikan banyak dilakukan oleh para peziarah.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dua
alasan di atas merupakan alasan yang bersifat ‘aridly (insidentil) dan bukan
sesuatu yang pasti terjadi. Karena demikian, sebuah pembahasan akan menjadi
bias dan tidak ilmiyah karena meninggalkan substansi permasalahan yang
sebenarnya. Marilah kita mencoba untuk mengkritisi alasan yang mereka
kemukakan.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">http://www.aswaja-nu.com/2010/02/tahlilan-dan-ziarah-kubur-larangan-atau_20.html</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">E.
Sunnahnya membaca Al-quran diatas kubur dan mengirimkan pahalanya untuk mayyit.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Telah
masyhur bahwa imam-imam madzab sunni menyatakan sampainya hadiah pahala kepada
mayyit muslim, bahkan ibnu qayyim dan ibnu taymiyah yang katanya imamnya para
salafi menyatakan demikian. Ini buktinya :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ibnul
Qayyim (Scan Kitab Ar-ruh) : Sampainya hadiah bacaan Alqur’an dan Bolehnya
membaca Al-Qur’an diatas kuburanScan Kitab bahasa Arab :Cover :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Baca Yang
berwarna Merah (page 5 digital book):</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">kitab
ar-rooh (ar-ruh digital) Bisa di download di :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><a href="http://www.scribd.com/doc/21496576/alrooh">http://www.scribd.com/doc/21496576/alrooh</a></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Scan
kitab ar-ruh tarjamah (bahasa melayu) :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">cover :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Kitab
ar-ruh :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Teks Arab
Kitab Arruh Ibnu qayyim pada halaman 5 (kitab digital) :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وقد ذكر
عن جماعة من السلف أنهم أوصوا أن يقرأ عند قبورهم وقت الدفن قال عبد الحق يروى أن
عبد الله بن عمر أمر أن يقرأ عند قبره سورة البقرة وممن رأى ذلك المعلى بن عبد
الرحمن وكان الامام أحمد ينكر ذلك أولا حيث لم يبلغه فيه أثر ثم رجع عن ذلك
وقال الخلال في الجامع كتاب القراءة عند القبور اخبرنا العباس بن محمد الدورى
حدثنا يحيى بن معين حدثنا مبشر الحلبى حدثني عبد الرحمن بن العلاء بن اللجلاج عن
أبيه قال قال أبى إذا أنامت فضعنى في اللحد وقل بسم الله وعلى سنة رسول الله وسن
على التراب سنا واقرأ عند رأسى بفاتحة البقرة فإنى سمعت عبد الله بن عمر يقول ذلك
قال عباس الدورى سألت أحمد بن حنبل قلت تحفظ في القراءة على القبر شيئا فقال لا
وسألت يحيى ابن معين فحدثنى بهذا الحديث قال الخلال وأخبرني الحسن بن أحمد
الوراق حدثنى على بن موسى الحداد وكان صدوقا قال كنت مع أحمد بن حنبل ومحمد بن
قدامة الجوهرى في جنازة فلما دفن الميت جلس رجل ضرير يقرأ عند القبر فقال له أحمد
يا هذا إن القراءة عند القبر بدعة فلما خرجنا من المقابر قال محمد بن قدامة لأحمد
بن حنبل يا أبا عبد الله ما تقول في مبشر الحلبي قال ثقة قال كتبت عنه شيئا قال
نعم فأخبرني مبشر عن عبد الرحمن بن العلاء اللجلاج عن أبيه أنه أوصى إذا دفن أن
يقرأ عند رأسه بفاتحة البقرة وخاتمتها وقال سمعت ابن عمر يوصي بذلك فقال له أحمد
فارجع وقل للرجل يقرأ</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وقال
الحسن بن الصباح الزعفراني سألت الشافعي عن القراءة عند القبر فقال لا بأس بها
وذكر الخلال عن الشعبي قال كانت الأنصار إذا مات لهم الميت اختلفوا إلى
قبره يقرءون عنده القرآن قال وأخبرني أبو يحيى الناقد قال سمعت الحسن بن الجروى
يقول مررت على قبر أخت لي فقرأت عندها تبارك لما يذكر فيها فجاءني رجل فقال إنى
رأيت أختك في المنام تقول جزى الله أبا على خيرا فقد انتفعت بما قرأ أخبرني الحسن
بن الهيثم قال سمعت أبا بكر بن الأطروش ابن بنت أبي نصر بن التمار يقول كان رجل
يجيء إلى قبر أمه يوم الجمعة فيقرأ سورة يس فجاء في بعض أيامه فقرأ سورة يس ثم قال
اللهم إن كنت قسمت لهذه السورة ثوابا فاجعله في أهل هذه المقابر فلما كان يوم
الجمعة التي تليها جاءت امرأة فقالت أنت فلان ابن فلانة قال نعم قالت إن بنتا لي
ماتت فرأيتها في النوم جالسة على شفير قبرها فقلت ما أجلسك ها هنا فقالت إن فلان
ابن فلانة جاء إلى قبر أمه فقرأ سورة يس وجعل ثوابها لأهل المقابر فأصابنا من روح
ذلك أو غفر لنا أو نحو ذلك</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Membaca
Al-qur’an Diatas Kubur Dan Mengadiahkan Pahalanya bagi Mayyit (Muslim)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tarjamahannnya :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Pernah
disebutkan daripada setengah para salaf, bahwa mereka mewasiatkan supaya
dibacakan diatas kubur mereka di waktu penguburannya. Telah berkata abdul haq,
diriwayatkan bahwa Abdullah bin umar pernah menyuruh supaya diabacakan diatas
kuburnya surah al-baqarah. Pendapat ini dikuatkan oleh mu’alla bin hanbal, pada
mulanya mengingkari pendapat ini kerana masih belum menemui sesuatu dalil
mengenainya, kemudian menarik balik pengingkarannya itu setelah jelas kepadanya
bahwa pendapat itu betul.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkata
Khallal di dalam kitabnya ‘Al-jami’ : Telah berkata kepadaku Al-Abbas bin
Muhammad Ad-dauri, berbicara kepadaku Abdul Rahman bin Al-Ala’ bin Lajlaj,
daripada ayahnya, katanya : Ayahku telah berpesan kepadaku, kalau dia
mati, maka kuburkanlah dia di dalam lahad, kemudian sebutkanlah : Dengan
Nama Allah, dan atas agama Rasulullah !, Kemudian ratakanlah kubur itu
dengan tanah, kemudian bacakanlah dikepalaku dengan pembukaan surat albaqarah,
kerana aku telah mendengar Abdullah bin Umar ra. Menyuruh membuat demikian.
Berkata Al-Abbas Ad-Dauri kemudian : Aku pergi bertanya Ahmad bin Hanbal,
kalau dia ada menghafal sesuatu tentang membaca diatas kubur. Maka katanya :
Tidak ada ! kemudian aku bertanya pula Yahya bin Mu’in, maka dia telah
menerangkan kepadaku bicara yang menganjurkan yang demikian.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkata
Khallal, telah memberitahuku Al-Hasan bin Ahmad Al-Warraq, berbicara kepadaku
Ali bin Muwaffa Al-Haddad, dan dia adalah seorang yang berkata benar,
katanya :Sekalai peristiwa saya bersama-sama Ahmad bin Hanbal dan Muhammad
bin Qudamah Al-Jauhari menghadiri suatu jenazah. Setelah selesai mayit itu
dikuburkan, maka telah duduk seorang yang buta membaca sesuatu diatas kubur
itu. Maka ia disangkal oleh Imam Ahmad, katanya : Wahai fulan !
Membaca sesuatu diatas kubur adalah bid’ah !. Apa bila kita keluar dari
pekuburan itu, berkata Muhammad bin Qudamah Al-Jauhari kepada Imam Ahmad bin
Hanbal : Wahai Abu Abdullah ! Apa pendapatmu tentang si Mubasysyir
Al-Halabi ? Jawab Imam Ahmad : Dia seorang yang dipercayai. Berkata
Muhammad bin Qudamah Al-Jauhari seterusnya : Aku menghafal sesuatu
daripadanya ! Sangkal Imam Ahmad bin Hanbal : Yakah, apa dia ?
Berkata Muhammad bin Qudamah : Telah memberitahuku Mubasysyir, daribada
Abdul Rahman Bin Al-Ala’ bin Lajlaj, daripada ayahnya, bahwasanya ia berpesan,
kalau dia dikuburkan nanti, hendaklah dibacakan dikepalanya ayat-ayat permulaan
surat Al-Baqarah, dan ayat-ayat penghabisannya, sambil katanya : Aku
mendengar Abdullah bin Umar (Ibnu Umar) mewasiatkan orang yang membaca demikian
itu.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Mendengar
itu, maka Imam Ahmad bin Hanbal berkata kepada Muhammad bin Qudamah :
Kalau begitu aku tarik tegahanku (Bhs Ind : penolakanku ) itu. Dan
suruhlah orang buta itu membacakannya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkata
Al- Hasan bin As-sabbah Az-za’farani pula : Saya pernah menanyakan
hal itu kepada Imam Syafi’i, kalau boleh dibacakan sesuatu diatas kubur orang,
maka Jawabnya : Boleh, Tidak mengapa !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Khalal
pun telah menyebutkan lagi dari As-sya’bi, katanya : Adalah Kaum Anshor,
apabila mati seseorang diantara mereka, senantiasalah mereka mendatangi
kuburnya untuk membacakan sesuatu daripada Al-Qur’an.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Asy-sya’bi
berkata, telah memberitahuku Abu Yahya An-Naqid, katanya aku telah mendengar
Al-Hasan bin Al-Haruri berkata : Saya telah mendatangi kubur saudara
perempuanku, lalu aku membacakan disitu Surat Tabarak (Al-Mulk), sebagaimana
yang dianjurkan. Kemudian datang kepadaku seorang lelaki danmemberitahuku,
katanya : Aku mimpikan saudara perempuanmu, dia berkata : Moga-moga
Allah memberi balasan kepada Abu Ali (yakni si pembaca tadi) dengan segala yang
baik. Sungguh aku mendapat manfaat yang banyak dari bacaannya itu.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Telah
memberitahuku Al-Hasan bin Haitsam, katanya aku mendengar Abu Bakar atrusy
berkata : Ada seorang lelaki datang ke kubur ibunya pada hari jum’at,
kemudian ia membaca surat Yasin disitu. Bercerita Abu Bakar seterusnya :
Maka aku pun datang kekubur ibuku dan membaca surah Yasiin, kemudian aku
mengangkat tangan : Ya Allah ! Ya Tuhanku ! Kalau memang Engkau
memberi pahala lagi bagi orang yang membaca surat ini, maka jadikanlah pahala
itu bagi sekalian ahli kubur ini !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Apabila
tiba hari jum’at yang berikutnya, dia ditemui seorang wanita. Wanita itu
bertanya : Apakah kau fulan anak si fulanah itu ? Jawab Abu
Bakar : Ya ! Berkata wanita itu lagi : Puteriku telah meninggal
dunia, lalu aku bermimpikan dia datang duduk diatas kuburnya. Maka aku
bertanya : Mengapa kau duduk disini ? Jawabnya : Si fulan anak
fulanah itu telah datang ke kubur ibunya seraya membacakan Surat Yasin, dan
dijadikan pahalanya untuk ahli kuburan sekaliannya. Maka aku pun telah mendapat
bahagian daripadanya, dan dosaku pun telah diampunkan karenanya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(Tarjamah
Kitab Ar-ruh Hafidz Ibnuqayyim jauziyah, ‘Roh’ , Ustaz Syed Ahmad
Semait, Pustaka Nasional PTE LTD, Singapura, 1990, halaman 17 – 19)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">untuk
keterangan dan bukti scan kitab yang lain silahkan lihat di :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">http://salafytobat.wordpress.com/2009/10/23/ibnul-qayyim-scan-kitab-ar-ruh-sampainya-hadiah-bacaan-alqur%E2%80%99an-dan-bolehnya-membaca-al-qur%E2%80%99an-diatas-kuburan/
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div style="margin-bottom: 12.0pt;">
<br /></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2008/11/02/bab-5-dalil-ziarah-kubur-tahlil-talqin-hadiah-amalan-kuburan/" title="Bab 5. Dalil Ziarah Kubur, Tahlil, Talqin, Hadiah amalan, Kuburan">Dalil
Ziarah Kubur, Tahlil, Talqin, Hadiah amalan, Kuburan</a></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ziarah Kubur, Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, Talqin </span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">dan Tahlil untuk orang yang telah wafat</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">S</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">ebelum saya mencantumkan dalil-dalil ziarah kubur, pembacaan ayat Al-Qur’an
disana dan lain sebagainya, ingin mengupas sedikit mengenai kewajiban umat
muslim bagi saudaranya kaum muslim yang sudah wafat. Sudah tentu hampir setiap
saudara kita muslim mengetahui bahwa mayat tersebut harus dimandikan,
dishalatkan dan diantarkan sampai keliang kubur. Ini adalah merupakan <i>fardhu
kifayah</i> (kewajiban bila telah dilakukan oleh sebagian orang, maka gugurlah
kewajiban seluruh muslimin). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dengan adanya keterangan-keterangan berikut ini, Insya
Allah cukup jelas bagi kita bahwa ziarah kubur, membaca ayat suci al-Qur’an
yang pahalanya dihadiahkan pada si mayit dan sebagainya, itu semua menurut
tuntunan syariat Islam yang benar serta diamalkan oleh para salaf dan
ulama-ulama pakar.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari Abu
Hurairah sebagai berikut :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">اَنَّ
النَّبِيَّ .صَ. كَانَ يُؤْتَى بِالرَّجُلِِ الْمُتَوَفَّّى عَلَيْهِ الدَّيْنُ
فَيَسْألُ هَلْ تَرَكَ لِدَيْنِـهِ فَضْلا ؟ </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">فَاِنْ
حُدَِّث اَنَّهُ تَرَكَ وَفَاءً صَلَّى, وَاِلاَّ قَاَل لِلْمُسْـلِمِيْنَ (صَلُّوْا
عَلَى صَاحِبِكُمْ)(رواه البخاري و مسلم) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">“Bahwa seorang laki-laki yang meninggal dalam keadaan
berhutang disampaikan beritanya pada Nabi saw. Maka Nabi saw. menanyakan apakah
ia ada meninggal kan kelebihan buat membayar hutangnya. Jika dikatakan bahwa ia
ada meninggal kan harta untuk membayarnya, maka beliau menyalatkannya. Jika
tidak beliau akan memerintahkan kaum muslimin; ‘Shalatkanlah teman sejawatmu’
“.</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Begitu juga masih banyak hadits yang menyebutkan
pahala-pahala orang yang menyalatkan mayat dan mengantarkannya sampai keliang
kubur.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Shalat jenazah juga mempunyai rukun-rukun yang dapat
mewujudkan hakikatnya, hingga bila salah satu rukun tersebut tak terpenuhi,
maka ia dianggap kurang sempurna oleh syara’. Jumlah rukun-rukun tersebut
menurut ahli fiqih ada delapan. Sudah tentu yang pertama niat, takbir dan
terakhir salam, sebagaimana syarat dari semua macam shalat. Dan diantara
rukun-rukun tersebut yaitu <i>do’a</i> untuk si mayat tersebut. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sebagaimana sabda Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Abud Daud
dan Baihaqi serta disahkan oleh Ibnu Hibban sebagai berikut : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">اِذَا
صَلَّيْتُمْ عَلَى الْمَيِّتِ فَأَخْلِصُوْا لَهُ الدُّعَاء(رواه أيو داود
والبيهقي وابن الحبّان وصححه)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“</span></b><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jika kamu menyalatkan jenazah, maka berdo’alah untuknya dengan tulus
ikhlas”.</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Disamping itu banyak juga riwayat hadits Rasulallah
saw. yang mengajarkan kita <i>kalimat-kalimat do’a</i> yang diucapkan dalam
shalat jenazah tersebut. Rasulallah saw. menganjurkan pada kaum muslimin yang
masih hidup untuk menyalatkan yang mana <i>do’a</i> itu sebagai salah satu
rukun daripadanya pada saudaranya muslim-muslimah yang wafat. Ini membuktikan
bahwa semua amalan-amalan tersebut diantaranya do’a pengampunan dan lain
sebagainya sangat bermanfaat baik bagi si mayat khususnya maupun kaum muslimin
yang menyalatinya. Juga menunjukkan bahwa kita harus do’a mendo’akan sesama
kaum muslimin baik waktu masih hidup atau sudah wafat. Jadi bukan sesat
mensesatkan, kafir mengafirkan antara sesama muslimnya. Do’a itu tidak hanya
dianjurkan pada waktu shalat jenazah saja, tapi untuk setiap waktu baik setelah
shalat wajib atau dalam hidup sehari-hari, sebagaimana banyak hadits yang
mengungkapkan hal tersebut dan ayat-ayat Qur’an yang menyebutkan do’a-do’a yang
diucapkan oleh manusia untuk pribadi mereka sendiri dan untuk muslimin lainnya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dalil-dalil Ziarah Kubur</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Setelah kita membaca keterangan mengenai sholat
Jenazah yang semuanya berkaitan dengan orang yang telah wafat, mari kita
sekarang meneliti dalil-dalil ziarah kubur dan pembacaan Al-Qur’an dikuburan.
Ziarah kubur itu adalah sunnah Rasulallah saw., sebagaimana hadits dari
Sulaiman bin Buraidah yang diterima dari bapaknya, bahwa Nabi saw bersada: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">كُنْتُ
نَهَيْتُكُم عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ, فَزُورُوهَا, وَفِي </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">رِوَايَةٍ
فَإنَّهَا تُذَكِّرُكُم.. بالآخرة </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Dahulu
saya melarang kalian berziarah kubur, namun kini berziarahlah kalian!. Dalam
riwayat lain; ‘(Maka siapa yang ingin berziarah kekubur, hendaknya berziarah),
karena sesungguhnya (ziarah kubur) itu mengingat- kan kalian kepada akhirat’. </span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(HR.Muslim)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Juga ada hadits yang serupa diatas tapi berbeda
sedikit versinya dari Buraidah ra. bahwa Nabi saw. bersabda :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“<i>Dahulu
saya melarang kalian menziarahi kubur, sekarang telah diizinkan dengan Muhammad
untuk berziarah pada kubur ibunya, karena itu berziarah lah ke perkuburan sebab
hal itu dapat mengingatkan pada akhirat”. </i>(HR. Muslim (lht.shohih Muslim
jilid 2 halaman 366 <i>Kitab al-Jana’iz)</i></span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">, Abu Dawud, Tirmidzi dan Nasa’i, Ahmad). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Imam
Syafi’i dalam kitabnya <i>Al Umm</i> meriwayatkan hadits dari Abu Sa’id
Al-Khudri bahwa Rasulallah saw. bersabda:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Saya
pernah melarang kamu berziarah kubur, maka berziarahlah padanya dan jangan kamu
mengatakan ucapan yang mungkar </span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">[Hajaran]”. (Tartib Musnad Imam Syafi’i,
pembahasan tentang sholat, bab ke 23 ‘Sholat jenazah dan hukum-hukumnya’ hadits
nr. 603 jilid 1 hal. 217)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari
hadits-hadits diatas jelaslah bahwa Nabi saw. pernah melarang ziarah kubur
namun lantas membolehkannya setelah turunnya pensyariatan (lega- litas) ziarah
kubur dari Allah swt Dzat Penentu hukum (<i>Syari’ al-Muqaddas</i>).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Larangan Rasulallah saw. pada permulaan itu, ialah
karena masih dekatnya masa mereka dengan zaman jahiliyah, dan dalam suasana
dimana mereka masih belum dapat menjauhi sepenuhnya ucapan-ucapan kotor dan
keji. Tatkala mereka telah menganut Islam dan merasa tenteram dengannya serta
mengetahui aturan-aturannya, di-izinkanlah mereka oleh syari’at buat
menziarahinya. Dan anjuran sunnah untuk berziarah itu berlaku baik untuk <i>lelaki
maupun wanita</i>. Karena dalam hadits ini tidak disebutkan kekhususan hanya
untuk kaum pria saja. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dalam kitab <i>Makrifatul as-Sunan wal Atsar</i> jilid
3 halaman 203 bab ziarah kubur disebutkan bahwa Imam Syafi’i telah mengatakan<i>:
“Ziarah kubur hukumnya tidak apa-apa</i> (boleh)<i>. Namun sewaktu menziarahi
kubur hendak- nya tidak mengatakan hal-hal yang menyebabkan murka Allah”</i>. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Al-Hakim an-Naisaburi dalam kitab <i>Mustadrak Ala
as-Shahihain</i> jilid 1 halaman 377 menyatakan: <i>“Ziarah kubur merupakan
sunnah yang sangat ditekankan”.</i> Hal yang sama juga dapat kita jumpai dalam
kitab-kitab para ulama dan tokoh Ahlusunah seperti <i>Ibnu Hazm</i> dalam kitab
<i>al-Mahalli</i> jilid 5 halaman 160; Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam kitab
Ihya’ Ulumuddin jilid 4 halaman 531; Abdurrahman al-Jaziri dalam kitab <i>al-Fikh
alal Madzahibil Arba’ah</i> jilid 1 halaman 540 (dalam penutupan kajian ziarah
kubur) dan banyak lagi ulama Ahlusunah lainnya. Atas dasar itulah Syeikh
Manshur Ali Nashif dalam kitab <i>at-Tajul Jami’ lil Ushul</i> jilid 1 halaman
381 menyatakan: “<i>Menurut mayoritas Ahlusunah dinyatakan bahwa ziarah kubur
adalah sunnah”.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Disamping itu semua, masih ada lagi hadits Nabi saw.
yang memerintahkan ziarah kubur tersebut tapi saya hanya ingin menambahkan <i>dua
hadits</i> lagi dengan demikian lebih jelas buat pembaca bahwa ziarah kubur dan
pemberi- an salam terhadap ahli kubur itu adalah <i>sunnah Rasulallah saw</i>.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Masih ada lagi hadits Nabi saw. yang memerintahkan
ziarah kubur tersebut tapi saya hanya ingin menambahkan dua hadits lagi dengan
demikian lebih jelas buat pembaca bahwa ziarah kubur dan pemberian salam
terhadap ahli kubur itu adalah sunnah Rasulallah saw.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits dari Ibnu Abbas berkata: Ketika Rasulallah saw.
melewati perkuburan di kota Madinah maka beliau menghadapkan wajahnya pada
mereka seraya mengucapkan: <i>‘Semoga salam sejahtera senantiasa tercurah atas
kalian wahai penghuni perkuburan ini, semoga Allah berkenan memberi ampun bagi
kami dan bagi kalian. Kalian telah mendahului kami dan kami akan menyusul
kalian’. </i>(HR.Turmudzi)<i> </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits dari Aisyah ra.berkata: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">كَانَ
النَّبِي .صَ. كُلَّمَا كَانَ لَيْلَتَهَا يَخْرُجُ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ إلَى
الْبَقِيْعِ فَيَقُوْلُ: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">السَّلاَمُ
عَلَيْكُمْ دَ ار قَوْمٍ مُؤْمِنِينَ, وَاَتَاكُمْ مَا تُوْعَدُوْنَ غَدًا
مُؤَجِّلُوْنَ, </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَاِنَّا
اِنْشَا ءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَو اللهُمَّ اغْفِرْ ِلاَهْلِ بَقِيْعِ
الْفَرْقَدْ (رواه المسلم) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Adalah
Nabi saw. pada tiap malam gilirannya keluar pada tengah malam kekuburan Baqi’
lalu bersabda: ‘Selamat sejahtera padamu tempat kaum mukminin, dan nanti pada
waktu yang telah ditentukan kamu akan menemui apa yang dijanjikan. Dan insya
Allah kami akan menyusulmu dibelakang. Ya Allah berilah ampunan bagi penduduk
Baqi’ yang berbahagia ini’”. (H</span></i></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">R. Muslim).</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<br />
<br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Adab
berziarah dan berdo’a di depan makam Rasulallah saw.</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sebagaimana
yang telah kami singgung diatas bahwa adab berziarah kekuburan orang muslimin
yang diajarkan oleh Rasulallah sw. yaitu meng- hadapkan wajahnya kekuburan itu
kemudian memberi salam dan berdo’a.. Tetapi golongan Wahabi yang menjaga
disekitar makam Rasulallah saw.sering membentak orang-orang yang sedang
berziarah agar waktu berdo’a supaya menghadap ke kiblat. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Para
ulama mengatakan, bahwa diperbolehkan bagi orang yang berziarah kemakam
Rasulallah saw., berdiri mengucapkan do’a mohon kepada Allah swt. agar
dikarunia kebajikan dan kebaikan apa saja yang diinginkan dan <i>tidak harus</i>
menghadap kearah kiblat (Ka’bah). Berdiri seperti ini bukan bid’ah, bukan
perbuatan sesat dan bukan pula perbuatan syirik. Para ulama telah menfatwakan
masalah itu bahkan ada diantara mereka yang memandangnya mustahab/baik.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Masalah
tersebut pada mulanya berasal dari peristiwa yang dialami oleh Imam Malik bin
Anas ra., yaitu ketika beliau mendapat tegoran dari Khalifah Abu Ja’far
Al-Manshur di dalam masjid Nabawi di Madinah. Ketika itu Imam Malik menjawab:
“Ya Amirul-Mu’minin, janganlah anda bersuara keras didalam masjid ini, karena
Allah swt. telah mengajarkan tatakrama kepada ummat ini dengan firman-Nya:<i>‘Janganlah
kalian memperkeras suara kalian</i> (dalam berbicara)<i> melebihi suara
Nabi….dan seterusnya’</i> (QS.Al-Hujurat:2). Allah swt. juga memuji sejumlah
orang dengan firman-Nya : <i>‘Sesungguhnya mereka yang melirihkan suaranya
dihadapan Rasulallah…dan seterusnya’ </i>(QS.Al-Hujurat:3). Begitu juga Allah
swt. mencela sejumlah orang dengan firman-Nya : <i>‘Sesungguhnya orang-orang
yang memanggil-manggilmu dari luar kamar…dan seterusnya’.</i>(QS.Al-Hujurat
:4).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Rasulallah
saw. adalah tetap mulia, baik selagi beliau masih hidup maupun setelah wafat.
Mendengar jawaban itu Abu Ja’far terdiam, tetapi kemudian bertanya: ‘Hai Abu
‘Abdullah (nama panggilan Imam Malik), apakah aku harus berdo’a sambil
menghadap Kiblat, atau menghadap (pusara) Rasulallah saw.?’. Imam Malik
menjawab: ‘ Mengapa anda memalingkan muka dari beliau saw., padahal beliau saw.
adalah <i>wasilah anda dan wasilah Bapak anda, Adam as.,</i> kepada Allah swt.
pada hari kiamat kelak ?. Hadapkanlah wajah anda kepada beliau saw. dan
mohonlah syafa’at beliau, beliau pasti akan memberi syafa’at kepada anda di
sisi Allah swt. Allah telah berfirman: ‘<i>Sesungguhnya jikalau mereka ketika
berbuata dhalim terhadap dirinya sendiri </i>(lalu segera)<i> datang
menghadapmu</i> (Muhammad saw.)<i>…dan seterusnya’ </i>(QS. An-Nisa:64) “ .
(Kisah ini diriwayatkan oleh Al-Qadhi ‘Iyadh dengan isnadnya yang terdapat
didalam kitabnya <i>Al-Ma’ruf Bisy-Syifa Fit-Ta’rif </i>pada bab Ziarah.)
Banyak ulama yang menyebut peristiwa/riwayat diatas ini.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ibnu
Taimiyyah sendiri menuturkan apa yang pernah diriwayatkan oleh Ibnu Wahb mengenai
Imam Malik bin Anas. “Tiap saat ia (Imam Malik) mengucapkan salam kepada Nabi
saw., ia berdiri dan menghadapkan wajahnya ke arah pusara Nabi saw., <i>tidak
kearah</i>kiblat. Ia mendekat, mengucapkan salam dan berdo’a, tetapi tidak
menyentuh pusara dengan tangannya” (dari Iqtidha-us Shiratul-Mustaqim halaman
397).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(Mengenai
riwayat menyentuh pusara silahkan baca bab <i>Tawassul/Tabarruk</i> di buku
ini—pen).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Imam
Nawawi didalam kitabnya yang berjudul <i>Al-Idhah Fi Babiz-Ziyarah </i>mengetengahkan
juga kisah itu. Demikian juga didalam <i>Al-Majmu </i>jilid VIII halalam 272.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Al-Khufajiy
didalam <i>Syarhusy-Syifa </i>menyebut, bahwa As-Sabkiy mengata- kan sebagai
berikut: “ Sahabat-sahabat kami menyatakan, adalah mustahab jika orang pada
saat datang berziarah ke pusara Rasulallah saw. <i>menghadapkan wajah</i>kepadanya
(Rasulallah saw) dan membelakangi Kiblat, kemudian mengucapkan salam kepada
beliau saw., beserta keluarganya (ahlu-bait beliau saw.) dan para sahabatnya,
lalu mendatangi pusara dua orang sahabat beliau saw. (Khalifah Abubakar dan Umar
–radhiyallhu ‘anhuma). Setelah itu lalu kembali ketempat semula dan berdiri
sambil berdo’a “. (Syarhusy-Syifa jilid III halaman 398).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Lihat
pula <i>Mafahim Yajibu An Tushahhah, </i>oleh As-Sayyid Muhammad bin ‘Alwi
Al-Maliki Al-Hasani, seorang ulama di Tanah Suci, Makkah.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dengan
demikian tidak ada ulama yang mengatakan cara berziarah yang tersebut diatas
adalah haram, bid’ah, sesat dan lain sebagainya, kecuali golongan Wahabi dan
pengikutnya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dalil-dalil yang melarang ziarah kubur dan jawabannya.</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Golongan
yang melarang ziarah kubur menukil dalil-dalil sebagai berikut :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Fatwa
Ibnu Taimiyah dalam kitab <i>Minhaj as-Sunah</i> jilid 2 halaman 441
menyatakan: “Semua hadits-hadits Nabi yang berkaitan dengan menziarahi kuburnya
merupakan <i>hadits yang lemah</i> <i>(</i>Dzaif<i>),</i> bahkan dibikin-bikin <i>(</i>Ja’li<i>)</i>”.
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dan dalam
kitab yang berjudul <i>at-Tawassul wal Wasilah</i> halaman 156 kembali Ibnu
Taimiyah mengatakan: “Semua hadits yang berkaitan dengan ziarah kubur Nabi
adalah hadits lemah, bahkan hadits bohong”. Ungkapan Ibnu Taimiyah ini diikuti <i>secara
fanatik</i> oleh semua ulama Wahabi, termasuk Abdul Aziz bin Baz dalam kitab
kumpulan fatwanya yang berjudul <i>Majmuatul Fatawa bin Baz</i> jilid: 2
halaman 754, dan banyak lagi ulama-ulama Wahabi lainnya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Disamping
dalil diatas mereka juga berdalih dengan beberapa ayat al-Qur’an dan hadits
yang sama sekali <i>tidak bisa diterapkan</i> kepada kaum muslimin. Dalil
mereka yang disandarkan pada ayat 84 dari surat at-Taubah, dimana Allah swt
berfirman: <i>“Dan janganlah kamu sekali-kali menyembahyangkan </i>(jenazah)<i>
seorang mati di antara mereka, dan janganlah kamu berdiri (</i>mendo’akan)<i>
di kuburnya</i>”. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Kaum
pengikut Wahabi menganggap bahwa ayat itu membuktikan akan <i>pelarangan</i>
ziarah kubur secara mutlak. Padahal,berikut arti sebenarnya ayat 84 dari surat
at-Taubah </span></b><b><span style="font-size: 14.0pt;">"Dan janganlah
kamu sekali-kali menyembahyangkan (jenazah) seorang yang mati di antara mereka,
dan janganlah kamu berdiri (mendoakan) di kuburnya. Sesungguhnya mereka telah
kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik".</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> <i>mayoritas</i>
ulama Ahlusunah yang menafsirkan ayat tadi dengan <i>tegas</i> menyatakan bahwa
ayat itu berkaitan dengan kuburan <i>kaum</i> <i>Kafir munafik</i>, bukan kaum
muslim, apalagi kaum mukmin. Jadi ayat tersebut tidak berlaku jika penghuni
kubur itu adalah seorang muslim dan mukmin sejati, apalagi jika penghuni kubur
tadi tergolong kekasih (<i>Wali</i>) Allah swt.. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Al-Baidhawi
dalam kitab <i>Anwarut Tanzil</i> jilid 1 halaman 416 dan al-Alusidalam kitab <i>Ruhul
Ma’ani</i> jilid 10 halaman 155 dalam menafsirkan ayat tadi menyatakan bahwa
ayat itu diturunkan untuk penghuni kubur yang tergolong kaum munafik dan
kafir. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Bagaimana
mungkin kelompok salafi memutlakkannya yang berarti mencakup segenap kaum
muslimin secara keseluruhan, termasuk mencakup kuburan wali Allah? Apakah kaum
salafi telah menganggap bahwa segenap kaum muslimin dihukumi sama dengan kaum
kafir dan munafik? Apakah hanya yang meyakini akidah salafi yang dianggap
muslim dan monoteis (</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Muwahhid<i>) sejati?</i> Pikiran semacam itu
adalah pikiran yang dangkal sekali. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Kita
ingin bertanya lagi pada golongan pengingkar itu; “<i>Bagaimana dengan
argumentasi hadits-hadits diatas dan hadits-hadits lainnya yang tercantum dalam
kitab-kitab standart dan karya para ulama terkemuka Ahlusunah wal Jama’ah?
Dalam kitab-kitab hadits disebutkan bahwa Nabi saw. bukan hanya tidak melarang
umatnya untuk menziarahi kubur, bahkan beliau menganjurkan hal tersebut, guna
mengingat kematian dan akherat! </i>Hal itu dikarenakan dengan ziarah kubur
manusia akan mengingat akhirat. Dan dengan itu akan meniscayakan manusia
beriman untuk semakin ingat dengan Tuhannya. Malah beliau saw. mengajarkan
kepada kita bagaimana adab atau cara berziarah!! Begitu juga beberapa fatwa
para Imam madzhab fikih Ahlusunah wal Jama’ah yang membuktikan bahwa ziarah
kubur diperbolehkan.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Apakah
Ibnu Taimiyyah dan golongan Wahabi serta pengikutnya akan meragukan keshahihan
Sahih Muslim dan para perawi lainnya yang tersebut diatas, sehingga mereka
mengatakan bahwa legalitas hadits ziarah kubur merupakan kebohongan?</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> <i>Jika menziarahi
kuburan muslim biasa saja diper- bolehkan secara syariat lantas apa alasan
mereka mengatakan bahwa menziarahi kubur manusia agung seperti Muhammad
Rasulullah saw. yang merupakan kekasih sejati Allah pun adalah kebohongan?</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Beranikah
golongan pengingkar itu menvonis Umar bin Khatab ra. yang shalat dan menangis
di depan kuburan orang tua itu sebagai seorang yang musyrik? Beranikah mereka
mengatakan bahwa ummul mukminin Aisyah ra. dan Umar bin Khattab ra. telah
melakukan hal yang tanpa dalil </span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(bid’ah)<i>? Beranikah golongan pengingkar
ini mengatakan bahwa shalat, berdo’a dan tangisan Umar bin Khatab di sisi
kuburan orang tua tadi merupakan perbuatan Syirik? Mungkinkah khalifah kedua
dan ummul mukiminin Aisyah melakukan syirik, perbuatan yang paling dibenci oleh
Allah? </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Bukankah
mereka berdua adalah tokoh dari Salaf Sholeh yang konon ajaran- nya akan
dihidupkan kembali oleh pengikut Salafi dan Wahabi, lantas mengapa mereka ini
berfatwa tidak sesuai dengan ajaran mereka berdua, dan tidak sesuai dengan
ajaran Rasulallah saw.? </span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Jika
benar bahwa kelompok Wahabi memiliki misi untuk menghidupkan kembali ajaran
Salaf Sholeh maka hendaknya mereka membolehkan berziarah kubur, melaksanakan
shalat di sisi kuburan dan atau menangis di samping kubur sebagaimana yang
dilakukan Umar bin Khattab (khalifah kedua)!</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ada lagi dari golongan pengingkar yang <i>melarang </i>ziarah
kemakam Nabi saw. dengan alasan hadits berikut ini: <i>“Jangan susah-payah
bepergian jauh kecuali ke tiga buah masjid</i>; <i>Al-Masjidul-Haram, masjidku
ini </i>(di Madinah)<i> dan Al-Masjidul-Aqsha </i>(di Palestina)”. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sebenarnya hadits diatas ini berkaitan
dengan masalah <i>sembahyang</i> jadi bukan masalah <i>ziarah kubur</i>. Yang
dimaksud hadits tersebut ialah <i>‘jangan bersusah-payah bepergian jauh hanya
karena ingin bersembahyang di masjid lain, kecuali tiga masjid yang disebutkan
dalam hadits itu’.</i> Karena sembahyang disemua masjid itu sama pahalanya <i>kecuali</i>tiga
masjid tersebut. Makna ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan oleh Imam
Ahmad bin Hanbal yaitu Rasulallah saw. pernah bersabda: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">“Orang tidak perlu bepergian jauh dengan niat mendatangi
masjid karena ingin menunaikan sholat didalamnya, kecuali Al-Masjidul-Haram</span></i></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">(di Makkah)<i>, Al-Masjidul- Aqsha </i>(di Palestina) dan<i> masjidku </i>(di
Madinah)<i>” </i>Imam Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadits ini terkenal
luas (masyhur) dan baik.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits yang semakna diatas tapi sedikit perbedaan
kalimatnya yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah ra. dan dipandang sebagai hadits baik
dan masyhur oleh Imam Al-Hafidz Al-Haitsami yaitu : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">“Orang tidak perlu berniat hendak bepergian jauh
mendatangi sebuah masjid karena ingin menunaikan sholat didalamnya kecuali
Al-Masjidul-Haram, Al-Masjidul-Aqsha </span></i></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">(di Palestina) dan<i> masjidku ini </i>(di Madinah)<i>”</i> .
(Majma’uz-Zawa’id jilid 4/3). Dan beredar banyak hadits yang semakna tapi
berbeda versinya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dengan
demikian hadits-hadits diatas ini semuanya berkaitan dengan sholat bukan
sebagai <i>larangan untuk berziarah kubur</i> kepada Rasulallah saw. dan kaum
muslimin lainnya!</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ada lagi
pikiran yang aneh dari golongan pengingkar yang mengatakan bahwa ziarah kubur
dilarang pada masa awal perkembangan Islam karena masalah ini memang <i>akan
bisa menjatuhkan orang dalam bahaya kesyirikan dan kondisi keimanan seseorang.</i>Jadi
sebagai tindakan <i>hati-hati</i> sangatlah wajar jika kita kaum muslimin untuk
tidak melakukan ziarah kubur.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Lebih lanjut kata mereka; Sering terjadi kekeliruan waktu
Ziarah Kubur umpamanya: Mengkhususkan waktu-waktu tertentu untuk berziarah
(bulan Sya’ban, idul Fithri dll), berdo’a kepada penghuni kubur, menyembelih
binatang <i>di sisi</i> kuburan yang ditujukan kepada si mayit, sujud,
membungkuk ke arah kuburan, kemudian mencium dan mengusapnya, shalat di atas
kuburan. Ini semua tidak diperbolehkan kecuali shalat jenazah dan Nabi saw.
bersabda, (Janganlah kalian sholat di atas kubur), menaburkan bunga-bunga dan
pelepah pepohonan di atas pusara kubur. Adapun apa yang dilakukan Nabi saw.
ketika meletakkan pelepah kurma di atas kubur adalah kekhususan untuk beliau
dan berkaitan dengan perkara ghaib, karena Allah memperlihatkan keadaan
penghuni kubur yang sedang disiksa, mempunyai persangkaan bahwa berdo’a di
kubur itu lebih terkabulkan sehingga harus memilih tempat tersebut, memakai
sandal ketika memasuki pekuburan, duduk di atas kubur dan lain sebagainya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jawabannya: </span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Pemikiran-pemikiran
seperti diatas dari golongan pengingkar sebagai alasan untuk <i>mengharamkan z</i>iarah
kubur adalah tidak berdasarkan dalil dari Sunnah Rasulallah saw., tidak lain
berdasarkan pikiran dan logika mereka sendiri. </span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Begitu juga bila pemikiran diatas dijadikan alasan untuk <i>melarang </i>ziarah
kubur maka hal itu akan berbenturan dengan hadits-hadits shohih Rasulallah saw.
yang <i>membolehkan dan menganjurkan</i> ziarah kubur, memberi salam dan
berdo’a untuk dimuka makam ahli kubur, dan lain sebagainya (baca keterangan
diatas dan selanjutnya pada bab ziarah kubur ini dan lihat juga bab
tawassul/tabarruk dll. dibuku ini). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits Nabi saw. tadi ‘<i>Dahulu saya melarang ziarah
kubur, </i></span></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">namun kini
berziarahlah….’. </span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">jelas sekali bagi
orang yang mau berpikir hukum yang lama yaitu ‘<i>larangan ziarah kubur’</i>
akan terhapus/mansukh dengan hukum yang baru yaitu <i>‘diperbolehkannya’</i>ziarah
tersebut. Mengapa golongan pengingkar ini selalu takut-takut sendiri orang
jatuh kedalam kesyirikan bila berziarah kekuburan ?Sedangkan manusia yang
paling taqwa dan mulia disisi Allah swt. Muhammad Rasulallah saw. telah
menganjurkannya!! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Apakah beliau saw. akan menganjurkan sesuatu amalan
yang berbau kesyirikan atau kemungkaran atau mengakibatkan kesyirikan ?</span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;"> <i>Apakah para sahabat Nabi saw. yang mulia dan tokoh dari para Salaf
Sholeh serta para ulama pakar yang berziarah kemakam Rasulallah saw., kemakam
para sholihin serta bertawassul dan bertabarruk</i> (baca bab tawassul/tabarruk
dibuku ini)<i> kepada mereka tidak mengerti hukum syari’at Islam ?, dan hanya
ulama dari pengikut madzhab Wahabi saja yang memahaminya ?</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
</span></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Waktu-waktu tertentu untuk berziarah</span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">: Rasulallah saw. <i>tidak pernah</i> mewajib kan maupun <i>melarang</i>
waktu-waktu tertentu untuk berziarah kubur, orang boleh berziarah pada waktu
apapun baik itu malam, pagi, siang hari dan pada bulan Sya’ban, Idul Fihtri dan
lain sebagainya. <i>Dimana dalilnya bahwa Rasulallah saw. melarang ziarah kubur
pada waktu-waktu tertentu? Kenapa justru golongan pengingkar ini yang
melarangnya? </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dalam syari’at Islam telah menyatakan adanya bulan,
hari yang mulia umpama bulan-bulan <i>Hurum/suci</i> (Muharram, Dzul-Kiddah,
Dzul-Hijjah, Rajab) begitu juga bulan Sya’ban, Ramadhan, hari Kamis, Jum’at dan
lain sebagainya (mengenai hal ini silahkan baca keterangan pada bab nishfu
Sya’ban, majlis dzikir dan lainnya pada halaman lain dibuku ini atau
dikitab-kitab ulama ahli fiqih). Pada bulan dan hari itu Allah swt. lebih
meluaskan Rahmat dan Ampunan-Nya kepada makhluk yang berdo’a, beramal sholeh
dan mengharapkan Rahmat dan Ampunan Ilahi. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Disamping bulan-bulan atau hari-hari biasa kaum
muslimin berziarah ke pekuburan, mereka juga lebih memanfaatkannya pada bulan
dan hari yang mulia untuk beramal sholeh diantaranya berziarah kekuburan
kerabatnya atau para sholihin. Jadi tidak ada diantara kaum muslimin yang
berfirasat hanya (khusus) pada bulan atau hari tertentu orang dibolehkan
berziarah, ini tidak lain hanya pikiran dan karangan golongan pengingkar
sendiri!! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Apakah mereka ini tahu hukumnya dalam Islam orang yang
mengharamkan sesuatu amalan yang halal dan menghalalkan suatu amalan yang
haram? Kalau sudah mengetahui hukumnya mengapa kok masih sering berani
menghukumi setiap amalan yang tidak sepaham dengannya sebagai amalan haram,
syirik dan lain sebagainya? </span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ingat firman Allah swt.dalam surat An-Nahl:116; <i>“ Dan janganlah kamu
mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta ‘Ini halal
dan in haram’ untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah…sampai akhir ayat”</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Golongan pengingkar ini sering mengharamkan suatu amalan
yang tidak sepaham dengan mereka dengan alasan bahwa Nabi saw. atau para
sahabat tidak pernah melakukan mengapa kita melakukan hal itu. Kaedah seperti
inilah yang sering digembar-gemborkan oleh mereka. Padahal kalau kita teliti
firman Allah swt. yang telah kami kemukakan sebelumnya </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">dalam surat Al-Hasyr :7 : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَمَا
اَتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Apa
saja yang didatangkan oleh Rasul kepadamu, maka ambillah dia dan apa saja yang
kamu dilarang daripadanya, maka berhentilah (mengerjakan nya).</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> (QS. Al-Hasyr :7).
Dalam ayat ini jelas bahwa perintah untuk tidak mengerjakan sesuatu itu adalah
apabila telah tegas dan jelas larangannya dari Rasulallah saw. ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dalam ayat diatas ini <i>tidak</i> dikatakan : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَماَلَمْ
يَفْعَلْهُ فَانْتَهُوْا </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">‘<i>Dan apa saja yang tidak pernah dikerjakannya (oleh
Rasulallah), maka berhentilah (mengerjakannya)</i>’.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Juga dalam hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Bukhori:
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">اِذَا
أمَرْتُكُمْ بِأمْرٍ فَأْتُوْا مِنْهُ مَااسْتَطَعْتُمْ وَاِذَا نَهَيْتُكُمْ عَنْ
شَيْئٍ فَاجْتَنِبُوْهُ</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">‘Jika
aku menyuruhmu melakukan sesuatu, maka lakukanlah semampumu dan jika aku
melarangmu melakukan sesuatu, maka jauhilah dia !‘</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dalam hadits ini Rasulallah saw. <i>tidak</i>mengatakan: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَاِذَا
لَمْ أفْعَلْ شَيْئًا فَاجْتَنِبُوْهُ</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">‘Dan apabila sesuatu itu tidak pernah aku kerjakan, maka
jauhilah dia!’ </span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Begitu
juga syari’at Islam telah menyatakan adanya <i>kehidupan</i>ruh-ruh orang
mu’min yang telah wafat dialam <i>barzakh (</i>bisa mengerjakan sholat, bisa
menghadiri tempat kuburnya, terbang kemana-mana menurut kehendaknya, berdo’a
kepada Allah swt. untuk para kerabatnya yang masih hidup, mendengar omongan
orang yang hidup dan lain sebagainya baca keterangan<i> </i>selanjutnya dibab
ini dan pada bab tawassul/tabarruk dibuku ini)</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">. Kalau ruhnya orang mu’min biasa saja bisa berbuat demikian apalagi dengan
Ruhnya Rasulallah saw. para Nabi, para wali, dan kaum sholihin!! Dengan adanya
hadits-hadits itu, disamping para penziarah berdo’a <i>kepada Allah swt</i>. <i>untuk</i>
ahli kubur (bukan berdo’a <i>kepada </i>ahli kubur tetapi <i>untuk</i> ahli
kubur) juga bertawassul, bertabarruk dengan penghuni kubur agar penghuni kubur
itu ikut berdo’a kepada <i>Allah swt</i>.untuk penziarah itu. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
<i>Menaburkan bunga, menanam pelepah pohon</i></span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">: Dengan adanya hadits-hadits tentang <i>kehidupan</i>ruh-ruh itu itu, para
penziarah ada yang <i>menaburkan bunga</i> diatas kuburan tidak lain hanya
sebagai penghormatan atau kecintaan kepada ahli kubur itu, sebagaimana orang
yang masih hidup yang sering antara satu dan lain memberi bunga untuk
penghormatan. Itu semua tidak ada salahnya, selama penghormatan kepada manusia baik
yang hidup maupun yang telah mati tidak dibarengi dengan keyakinan bahwa obyek
yang dihormati itu memiliki <i>sifat ketuhanan</i>. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sedangkan menaruh atau menanam pelepah diatas kuburan
juga tidak ada salahnya, Nabi saw. sendiri telah mencontohkannya didalam
haditsnya yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan lain-lain dari Ibnu ‘Abbas
ra. Dalam hadits itu Nabi saw. …<i>minta pelepah pucuk kurma lalu dibelahnya
satu ditanamkannya kepada satu kubur dan satu lagi pada kubur yang lain dengan
berdo’a semoga mereka berdua diberi keringanan </i>(dari siksa kubur)<i> selama
pelepah ini belum kering.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dengan adanya hadits itu ummat beliau saw. juga mencontoh
perbuatan beliau saw. menanamkan pelepah pohonan diatas kubur sambil berdo’a
kepada ahli kubur. Dalam hadits itu Nabi saw. tidak <i>melarang atau menyuruh</i>
umatnya untuk berbuat seperti beliau saw., tapi bila ada kaum muslimin yang
meniru perbuatan beliau saw. tidak lain karena beliau saw. sebagai contoh dari
umatnya. Malah ada hadits shohih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori bahwa <i>Buraidah
Aslami</i> berpesan agar pada kuburnya ditanamkan dua pucuk kurma. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ada juga riwayat hadits bahwa binatang-binatang dan
pepohonan itu selalu bertasbih kepada Allah swt. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Pertanyaan
sekarang terhadap golongan pengingkar, mengapa mereka mengharamkan perbuatan
itu sedangkan Nabi saw. tidak melarang bila ada ummatnya yang meniru
perbuatannya tersebut? Mana</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> <i>dalilnya dari Nabi saw. bahwa orang tidak
bolehmenaburkan bunga atau menanam pelepah diatas kuburan? Apakah Buraidah
Aslamiwaktu berwasiat itu tidak mengerti hukum syari’at Islam? </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Berdiri secara <i>khidmat, </i>atau berbuat <i>tawadhu’</i>
(rendah diri) dan <i>sopan </i>dihadapan kuburan itu tidak ada salahnya selama
perbuatan itu sebagai penghormatan/ta’dim saja terhadap ahli kubur dan bukan
sebagai <i>ibadah.</i> Begitu juga mencium atau mengusap-usap kuburan tidak ada
salahnya selama niatnya sebagai <i>tabarruk </i>/ pengambilan barokah (baca bab
tawassul/ tabarruk). Apakah golongan pengingkar ini masih ingat ayat Al-Qur’an
yang menyebutkan tentang <i>sujudnya</i> para malaikat kepada Adam as. dan <i>sujudnya</i>
saudara-saudara Yusuf as. kepada Nabi Yusuf as. Semua ahli tafsir mengatakan
bahwa sujud diayat itu sebagai <i>sujud penghormatan</i> bukan sebagai <i>ibadah
kepada</i> obyek yang dihormati. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Kalau sujud disitu tidak dicela oleh Allah swt. karena
tidak lain hanya merupakan penghormatan mengapa golongan pengingkar berani <i>mengharamkan
sampai mensyirikkan </i>orang yang berdiri khidmat dan lain sebagainya
dihadapan kuburan Rasulallah saw., para sahabat atau para sholihin lainnya? <i>Semua
amalan itu tergantung dari niatnya…</i>.(hadits shohih), kalau niat orang itu
untuk menghormat kepada ahli kubur, maka tidak ada masalah nya, tetapi kalau
niatnya <i>beribadah kepada kuburan</i>, maka inilah yang tidak dibolehkan oleh
syari’at. Sama halnya orang yang rukuk dan sujud dimuka bangunan dari batu
yaitu Ka’bah, bila dia rukuk atau sujud menganggap sebagai <i>ibadah</i> kepada
Ka’bah maka akan hancurlah keimanannya, karena ibadah hanya ditujukan kepada
Allah swt.!!. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Bila ada penziarah kubur berkeyakinan bahwa ahli kubur
(obyek yang diziarahi) itu bisa <i>merdeka</i> (tanpa izin Allah swt.) memberi
syafa’at pada penziarah kubur, keyakinan inilah yang dilarang oleh agama. Jadi
sekali lagi semua itu terletak pada keyakinan seseorang. Kita tidak boleh
mengharam- kan <i>ziarah kubur</i> karena perbuatan perorangan/individu yang
berkeyakinan salah itu. Karena ziarah kubur ini sejalan dengan hukum syari’at
Islam ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka
dari itu janganlah seenaknya sendiri tanpa dalil agama yang jelas anda
mensyirikkan seseorang karena melihat secara lahir perbuatan orang tersebut,
karena anda tidak mengetahui keyakinan di hati setiap orang !! Ingatlah hadits
riwayat Muslim (Shahih Muslim Bab 41 no. 158 dan hadits yang sama no.159)bahwa
Usamah bin Zaid ra membunuh seorang pimpinan Laskar Kafir yang telah terjatuh
pedangnya, lalu dengan wajah tidak serius ia (laskar kafir) mengucap syahadat,
lalu Usamah membunuhnya. Betapa murkanya Rasulallah saw. saat mendengar kabar
itu.., seraya bersabda : Apakah engkau membunuhnya padahal ia mengatakan Laa
ilaaha Illallah !!? Lalu Usamah ra. berkata: Kafir itu hanya bermaksud ingin
menyelamatkan diri Wahai Rasulullah.., maka beliau saw. bangkit dari duduknya
dengan wajah merah padam dan membentak: <i>Apakah engkau telah belah
sanubarinya hingga engkau tahu isi hatinya </i>(perkataan ini diulangi tiga
kali)…..sampai akhir hadits ? Renungkanlah !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Allah swt. akan mengabulkan do’a para hamba-Nya
dimanapun dia berada, tetapi bila kita berdo’a disekitar Ka’bah, Maqam Ibrahim
dan tempat-tempat lain yang mulia disisi Allah swt. termasuk juga disekitar
kuburan Rasulallah saw., kuburan para Nabi lainnya, para sahabat Rasulallah
saw. dan para kaum sholihin yang pribadi mereka dimuliakan oleh Allah swt. harapan
cepat terkabulnya do’a lebih besar daripada kalau kita berdo’a kepada Allah
swt. dirumah atau dipasar. Banyak riwayat yang menceritera- kan tempat-tempat
mustajab do’a, jadi tidak semua tempat sama !. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
<i>Memakai sandal</i></span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> di kuburan para ulama
berbeda pendapat hukumnya. <i>Kebanyakan ulama</i>berpendapat <i>tak ada
salahnya</i> berjalan di pekuburan dengan memakai terompah dan ada lagi ulama
yang <i>memakruhkan</i> memakai <i>terompah yang mewah</i> bila <i>tidak ada</i>
udzurnya (banyak duri dll). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jureir bin Ibnu Hazim berkata : ‘<i>Saya melihat Hasan
dan Ibnu Sirin berjalan diantara kubur-kubur dengan memakai terompah’.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Muslim, Abu Daud
dan Nasa’i dari Anas bin Malik ra. bahwa Nabi saw. bersabda : <i>“Seorang hamba
bila ia telah diletakkan dalam kuburnya dan teman-temannya telah berpaling,
maka sesungguhnya ia (si mayyit) mendengar bunyi terompah-terompah mereka”</i>.
Hadits ini sebagai alasan <i>dibolehkannya </i>berjalan di kuburan memakai
terompah. Karena tidaklah akan didengar bunyi terompah itu jika tidak
dipakai.!! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sedangkan
Imam Ahmad bin Hanbal telah menganggap <i>makruh</i> memakai terompah Sibtit</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">terompah mewah di pekuburan berdasarkan riwayat Abu Daud, Nasa’i dan Ibnu
Majah dari Basyir bekas budak Nabi saw. yang berkata: ‘<i>Rasulallah saw.
melihat seorang lelaki yang berjalan di pekuburan dengan berterompah, maka
sabdanya; ‘Hai orang yang berterompah Sibtit, lemparkanlah terompahmu itu’!.
Lelaki itu pun menoleh, dan demi dikenal nya Rasulallah saw. maka
ditanggalkannya terompahnya lalu dilemparkan-nya’.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Imam Ahmad mengatakan <i>makruh </i>ialah jika <i>tidak
ada</i> udzur. Maka jika terdapat sesuatu keudzuran yang mengharuskan seseorang
buat memakai terompah misalnya karena banyak duri atau najis, <i>lenyaplah</i>hukum
makruh itu !!</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Berkata Khathabi: ‘Tampaknya hal itu dimakruhkan ialah
karena menunjuk- kan kemewahan, sebab<i> terompah Sibtit </i>itu biasanya
dipakai oleh golongan mampu yang bermewah-mewah’. Lalu katanya lagi : <i>“Maka
Keinginan Nabi saw. hendaklah memasuki pekuburan itu dengan sikap tawadhu’ </i>(rendah
diri)<i> dan berpakaian seperti orang khusyu’ “.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dengan
adanya dalil-dalil diatas para pembaca bisa menilai sendiri apakah benar
komentar golongan pengingkar yang mengharamkan orang yang pakai sandal di
pekuburan?.</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Hukum
makruhnya saja masih belum mutlak!!</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
<i>Duduk diatas kubur</i></span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">dianggap kurang
penghargaan terhadap penghuni kubur, maka dari itu para ulama berbeda pendapat
juga waktu menerangkan hadits Rasulallah saw. yang diriwayatkan oleh Imam
Muslim, Ahmad, Abu Daud dan lainnya dari Abu Hurairah ra. bahwa Nabi saw.
bersabda: ‘<i>Lebih baik jika seseorang diantaramu duduk diatas bara panas
hingga membakar pakaian- nya dan tembus kekulitnya daripada ia duduk diatas
kubur’.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dengan adanya hadits itu, jumhur (pada umumnya) ulama ada
yang <i>memakruhkan</i> hal itu, ada lagi yang m<i>embolehkan</i>dan ada lagi
yang <i>mengharamkan</i>. Untuk mempersingkat halaman marilah kita ambil dalil
dari jumhur ulama yang <i>memakruhkan. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Imam Nawawi berkata : ‘<i>Melihat gelagat ucapan Syafi’i
dalam kitab Al-Umm, begitu pun golongan terbesar dari kawan-kawan sealiran,
dimakruhkan duduk dikubur, maksudnya larangan itu adalah buat makruh,
sebagaimana biasa terdapat dalam pengertian fukaha, bahkan banyak diantara
mereka yang menyatakannya dengan tegas’</i>. Ulasnya pula: <i>‘Demikian pula
halnya pendapat jumhur ulama, termasuk didalamnya Nakh’i, Laits, Ahmad dan Abu
Daud’.</i> Imam Nawawi melanjutkan; <i>‘Juga sama makruh hukumnya, bertelekan
diatasnya dan bersandar padanya’. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sebaliknya Ibnu Umar dari golongan sahabat, Imam Abu
Hanifah, dan Imam Malik menyatakan <i>tidak ada salahnya</i> (boleh)duduk di
kubur. Sedangkan pendapat yang mengharamkan <i>ialah Ibnu Hazmin</i>. Wallahu
a’lam</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">( Keterangan diatas mengenai memakai sandal dan duduk
diatas kubur dinukil dari kitab Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq jilid 4 cet.pertama
th 1978 hal.175 dan 181)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
Sedangkan hadits riwayat Imam Bukhori mengenai <i>membina</i> masjid <i>diatas</i>
(bukan disisi) kubur ialah: “<i>Mereka </i>(Yahudi dan Nasrani)<i> itu, jika
ada seorang yang sholeh diantara mereka meninggal, mereka binalah diatas
makamnya sebuah masjid dan mereka buat didalamnya patung-patung….sampai akhir
hadits”</i> dan hadits lainnya tentang <i>sholat diatas kuburan</i>, itu tidak
jelas apakah pelarangan (tempat ibadah dan arah kiblat) menjurus kepada hukum <i>haram</i>ataupun
hanya sekedar <i>makruh</i> (tidak sampai pada derajat haram) saja. Hal itu
dikarenakan Imam Bukhari dalam kitab Shahihnya (lihat kitab Shahih al-Bukhari
jilid 2 halaman 111) dimana beliau mengumpulkan hadits-hadits semacam itu ke
dalam topik “<i>Bab apa yang dimakruhkan dari menjadikan masjid di atas kuburan”</i>
(Bab maa yukrahu min ittikhodz al-Masajid ‘alal Qubur) dimana ini meniscayakan
bahwa hal itu sekedar pelarangan yang bersifat <i>makruh</i>saja yang
selayaknya dihindari, bukan mutlak haram. Begitu juga </span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">hadits diatas itu jelas makruh membina masjid atau sholat diatas kuburan
bukan disisi kuburan. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Larangan Nabi saw. dalam hadits tadi dapat diambil suatu
pelajaran bahwa kaum Yahudi dan Nasrani telah menjadikan kuburan para nabi dan
manusia sholeh dari mereka bukan hanya sebagai tempat ibadah melainkan
sekaligus sebagai <i>kiblat </i>(arah ibadah). Lainnya halnya dengan orang
muslimin yang mengambil tempat sholat disisi kuburan orang sholeh hanya sebagai
<i>tabarrukan</i> bukan sebagai <i>arah kiblat.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Imam Syafi’i dalam kitabnya Al Umm bab ‘Pekerjaan setelah
penguburan’ mengatakan: <i>“Saya memandang makruh membangun masjid di atas
kuburan, atau diratakan kemudian sholat diatasnya. Namun apabila ia telah
sholat, maka ia tidak mengapa, tapi ia telah berbuat yang tidak baik</i>”.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Kalau golongan pengingkar tetap bersikeras <i>mengharamkan</i>sholat
meng- hadap kuburan dan lain sebagainya seperti yang telah dikemukakan, kami
ingin bertanya kepada mereka: <i>Dimana letak kuburan Rasulallah saw. khalifah
Abubakar dan khalifah Umar bin Khattab </i>[ra]<i>, apakah tidak terletak
didalam masjid Nabawi?</i> Mengapa ulama-ulama mereka yang di Madinah
membiarkan orang muslimin sholat dihadapan, dibelakang, disamping kuburan
tersebut? Malah kebanyakan kaum muslimin ingin sholat dekat atau disekitar
kuburan Rasulallah saw. dan dua sahabatnya itu, sebagai tabarrukan.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Keterangan lebih mendetail masalah ini silahkan baca
halaman selanjutnya mengenai membina masjid disisi kuburan dan memberi
penerangan dikuburan. Wallahu a’lam</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Pembacaan Al-Qur’an di kuburan untuk orang yang telah
wafat </span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits tentang wasiat Ibnu Umar ra yang tertulis dalam <i>syarah
Aqidah Thahawiyah hal. 458 :</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عَنِ
إبْنِ عُمَر(ر) أوْصَى أنْ يُقْرَأ عَلَى قَبْرِهِ وَقْتَ الدَفنِ بِفَوَاتِحِ
سُوْرَةِ البَقَرَةِ وَخَوَاتِمِهَا</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Dari Ibnu Umar ra : <i>“Bahwasanya beliau berwasiat
agar diatas kuburnya nanti sesudah pemakaman dibacakan awal-awal surat
al-Baqarah dan akhirnya..”. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Dari Ibnu Umar ra: <i>“Bahwasanya beliau berwasiat
agar diatas kuburnya nanti sesudah pemakaman dibacakan awal-awal surat al-Baqarah
dan akhirnya..”. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits ini menjadi pegangan <i>Muhammad bin Hasan</i>dan
<i>Imam Ahmad bin Hanbal</i> padahal Imam Ahmad ini sebelumnya termasuk orang
yang mengingkari sampainya pahala amalan dari orang yang hidup pada orang yang
telah mati. Namun setelah beliau mendengar dari orang-orang kepercayaan tentang
wasiat Ibnu Umar ini beliaupun mencabut pengingkar- annya itu (Mukhtasar
Tazkirah Qurtubi hal. 25).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ada hadits yang serupa dalam <i>Sunan Baihaqi</i>dengan
isnad Hasan: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Bahwasanya Ibnu Umar menyukai agar dibaca diatas
pekuburan sesudah pemakaman awal surat Al-Baqarah dan akhirnya”.</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Perbedaan dua hadits terakhir diatas ialah yang
pertama adalah wasiat Ibnu Umar sedangkan yang kedua adalah pernyataan bahwa
beliau menyukai hal tersebut. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulallah
saw.bersabda :<i>”Jika mati seorang dari kamu, maka janganlah kamu menahannya
dan segeralah mem- bawanya kekubur dan bacakanlah Fatihatul Kitab disamping
kepalanya</i>”. (HR. Thabrani dan Baihaqi) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Abu Hurairah ra.meriwayatkan bahwasanya Nabi saw. bersabda
:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“<i>Barangsiapa yang berziarah di kuburan, kemudian ia
membaca ‘Al-Fatihah’, ‘Qul Huwallahu Ahad’ dan ‘Alhaakumut takatsur’, lalu ia
berdo’a Ya Allah, kuhadiahkan pahala pembacaan firman-Mu pada kaum Mu’minin dan
Mu’minat penghuni kubur ini, maka mereka akan menjadi penolong baginya (pemberi
syafa’at) pada hari kiamat”.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits-hadits diatas atau hadits-hadits lainnya
dijadikan dalil yang kuat oleh para ulama untuk menfatwakan sampainya <i>pahala</i>pembacaan
Al-Qur’an bagi orang yang telah wafat. Apa mungkin para sahabat Nabi seperti
Ibnu ‘Umar dan Abu Hurairah [ra] mengeluarkan kata-kata yang mengandung ilmu
gaib (yaitu mengenai imbalan pahala) tidak dari Rasulallah saw. atau
meriwayatkan sesuatu amalan yang berbau kesyirikan atau larangan dalam agama
Islam? Mereka berdua adalah termasuk salah satu tokoh dari golongan Salaf
Sholeh, mengapa golongan pengingkar ini menolaknya ? </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Imam Nawawi dalam <i>Syahrul Muhadzdzib</i>mengatakan:
‘<i>Disunnahkan bagi orang yang berziarah kekuburan membaca beberapa ayat
Al-Qur’an dan berdo’a untuk penghuni kubur’.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Imam Nawawi menyimpulkan bahwa membaca Al-Qur’an bagi
arwah orang-orang yang telah wafat dilakukan juga oleh kaum Salaf (terdahulu).
Pada akhirnya Imam Nawawi mengutip penegasan <i>Taqiyyuddin Abul Abbas Ahmad
bin Taimiyah (Ibnu Taimiyyah) </i>sebagai berikut :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Barangsiapa berkeyakinan bahwa seorang hanya dapat
memperoleh pahala dari amal perbuatannya sendiri, ia menyimpang dari
ijma’ para ulama dan dilihat dari berbagai sudut pandang keyakinan demikian itu
tidak dapat dibenarkan”.</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Juga keterangan singkat yang diungkapkan seorang ulama
terkemuka di Indonesia <i>Ustadz Quraish Shihab </i>dalam bukunya <i>Fatwa-fatwa
Seputar ibadah dan Muamalah</i> halaman 27 mengenai <i>‘berdo’a dan membacakan
Al-Qur’an untuk orang mati’</i> adalah sebagai berikut : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Berdo’a untuk kaum Muslimin yang hidup atau yang
sudah wafat adalah anjuran agama. Membaca Al-Qur’an juga merupakan salah satu
bentuk ibadah yang dianjurkan. Hanya saja, terdapat perbedaan paham di kalangan
para ulama masalah bermanfaat atau tidaknya bacaan itu bagi orang yang telah
wafat. Memang, dalam kitab-kitab hadits, ditemukan yang menganjurkan pembacaan
Al-Qur’an bagi orang yang akan atau telah wafat. Diantara- nya, Abu Dawud
meriwayatkan bahwa sahabat Nabi, Ma’qil bin Yasar, menyatakan bahwa Nabi saw.
bersabda: <i>‘Bacalah surat Yaa Sin untuk orang-orang yang</i> (akan atau
sudah) <i>mati</i> (dari kaum Muslim)<i>’</i>.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Nilai keshohihan hadits diatas ini dan semacamnya
masih ada yang memper selisihkannya. Sekalipun ada golongan yang mengatakan
hadits-hadits tersebut lemah atau tidak ada sama sekali tidak ada halangan
untuk membaca ayat Al-Qur’an bagi orang yang akan wafat atau telah wafat.
Dikalangan para ulama hadits, dikenal kaidah yang menyatakan bahwa
hadits-hadits yang tidak terlalu lemah dapat diamalkan khususnya dalam bidang
fadhail (keutamaan) ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Para Ulama juga menyatakan bahwa membaca Al-Qur’anpada
dasarnya dibenarkan oleh agama dan mendapat pahala, kapan (kecuali orang yang
sedang junub/haid–pen.) dan dimanapun berada (kecuali di wc–pen.). Diantara
perselisihan ulama itu adalah ‘<i>Apakah dapat diterima hadiah pahala bacaan
tersebut oleh almarhum atau tidak! </i>(Jadi bukan masalah pembacaannya! –pen.)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Syekh Muhammad Al-Syarabashi dalam bukunya <i>Yas’alunaka
</i>mengutip pendapat Al-Qarafi dalam kitab <i>Al-Furuq</i> bahwa kebaikan yang
dilakukan seseorang untuk orang lain yang telah meninggal mencakup tiga
kategori :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">a). Disepakat tidak bermanfaat: memberi pahala <i>keimanan
</i>kepada orang yang telah wafat.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">b). Disepakati bermanfaat: seperti shodaqah yang
<i>pahalanya</i> diberikan kepada orang telah wafat.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">c) Diperselisihkan apakah bermanfaat atau tidak:
seperti menghajikan, berpuasa dan membaca Qur’an untuk orang yang telah
meninggal.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Sementara madzhab Abu Hanifah, Ahmad bin Hanbal,
berpendapat pahalanya dapat diterima oleh yang telah mati. Kemudian Imam
Al-Qarafi yang bermadzhab Maliki ini menutup keterangannya bahwa persoalan ini
(pahala untuk yang wafat), walaupun diperselisihkan, <i>tidak wajar</i> untuk
ditinggalkan dalam hal pengamalannya. Sebab, siapa tahu, hal itu benar-benar
dapat diterima oleh orang yang telah wafat, karena yang demikian itu berada
diluar jangkauan pengetahuan kita. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Perbedaan pendapat terjadi bukan pada <i>hukum</i>boleh
tidaknya membaca Al-Qur’an untuk orang yang akan atau telah wafat, melainkan
pada kenyataan <i>sampai tidaknya</i> <i>pahala </i>bacaan itu kepada si
mayit!“ Demikianlah keterang- an yang diungkapkan oleh Ustadz Quraish Shihab
dalam bukunya ‘Fatwa-fatwa seputar ibadah dan muamalah’.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Untuk mempersingkat halaman, penulis ingin mengutip
sebagian saja nama <i>ulama-ulama pakar</i> dan kitab mereka yang mengakui
sampainya <i>hadiah pahala</i> bacaan yang ditujukan untuk si mayit diantaranya
sebagai berikut:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">“Imam Ahmad bin Hanbal; ulama-ulama dalam madzhab Hanafi,
Maliki dan Syafi’i; Muhammad bin Ahmad al-Marwazi dalam <i>kitab Hujjatu Ahli
Sunnah Wal-Jama’ah hal.15 </i>; Syaikh Ali bin Muhammad bin Abil Iz (<i>Syarah
Aqidah Thahawiyah hal. 457)</i>; Dr. Ahmad Syarbasi ( <i>Yasaluunaka fid din
wal-hayat 3/413</i> ); Ibnu Taimiyyah (<i>Yasaluunaka fid din wal-hayat jilid
1/442</i> ) ; Ibnul Qayyim al-Jauziyyah (<i>Yasaluunaka fid din wal-hayat jilid
1/442</i>) juga Ibnul Qayyim dalam kitabnya <i>Ar-Ruh</i> mengatakan bahwa
“Al-Khallal dalam kitabnya Al-Jami’ “ sewaktu membahas ‘Bacaan
disamping kubur’ ; Al-Allamah Muhammad al-Arobi (<i>Majmu’ Tsholatsi
Rosaail</i> ) ; Imam Qurtubi ( <i>Tazkirah Al-Qurtubi hal. 26</i> ) ; Imam
Sya’bi mengatakan: ‘<i>Orang-orang Anshor jika ada diantara mereka yang wafat,
maka mereka berbondong-bondong kekuburnya sambil membaca Al-Qur’an disampingnya
</i>(kuburan nya)’. Ucapan Syekh Sya’bi ini dikutip oleh Ibnul Qayyim dalam
kitabnya <i>Ar-Ruh</i> halaman 13; Ibnu Taimiyyah dalam <i>Majmu’ Fatawa. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dan masih banyak lagi ulama-ulama berbeda madzhab yang
membenarkan <i>hadiah pahala</i> bacaan ini. Jadi jelas bagi kita setelah
membaca dan meneliti kutipan pada lembaran sebelum dan berikut ini banyak
hadits Nabi saw. serta anjuran para sahabat dan ulama-ulama
pakar tentang dibolehkannya serta sampainya <i>pahala amalan</i> orang
yang masih hidup ditujukan kepada si mayyit. Disamping itu, <i>semua
madzhab sepakat</i> bahwa pembacaan Al-Qur’an akan <i>mendapat pahala</i> bagi
pembacanya kapan dan dimanapun, yang mana pahala itu selalu diharapkan oleh
setiap muslim.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Kita tidak boleh langsung menuduh semua amalan yang menurut
pendapat sebagian ulama haditsnya terputus, lemah, palsu, atau tidak ada
haditsnya dan sebagainya itu <i>haram </i>untuk diamalkannya. Kita harus
meneliti lebih jauh lagi bagaimana pendapat ulama lainnya dan harus meneliti
apakah amalan tersebut menyalahi atau keluar dari syariat yang telah
digariskan Islam atau tidak ?, bila tidak menyalahi syari’at Islam, boleh
dijalankan ! Apalagi amalan-amalan yang masih mempunyai dalil maka tidak ada
alasan orang untuk mengharamkan, mensesatkan atau membid’ahkan sesat
amalan-amalan tersebut karena tidak sependapat dengan mereka, menghukum suatu
amalan sebagai haram, harus mengemukakan dalil yang jelas dan shohih dari
Rasulallah saw. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Pahalanya membaca Al-Qur’an</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Setelah keterangan singkat diatas mengenai membaca
Al-Qur’an untuk si mayyit dikuburan, marilah kita meneliti dalil-dalil dan
wejangan ulama pakar mengenai <i>pahala</i> orang yang membaca ayat Al-Qur’an,
juga anjuran-anjuran untuk membaca surat Yaasin, surat Al-Ikhlas dan lainnya
pada orang-orang yang akan atau sudah wafat. Dengan demikian buat pembaca
lebih jelas lagi bahwa bacaan yang dibaca (didalam majlis-majlis dzikir
termasuk tahlilan/ yasinan dan lainnya) pasti akan mendapatkan pahala dari
Allah swt., jadi bukan sebaliknya akan <i>mendapat dosa</i> dan sebagainya
sebagaimana yang dikatakan oleh golongan pengingkar .</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ibn Mas’ud ra berkata: Rasulallah saw. bersabda:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عَنِ
ابْنِ مَسْعُود(ر) ِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ الله.صَ. مَنْ قَرَأ حَرْفاً مِنْ
كِتَابِ الله فَلَهُ حَسَن, </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَالحَسَنَة
بِعَشْرِ أمْثَالِهَا, لآ أقوْلُ الم حَرْفٌ, بَلْ ألِفْ حَرْفٌ, وَلاَمْ حَرْفٌ
وَمِيْم حَرْفٌ. (رواه الترميذي) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Siapa
yang membaca satu huruf dari kitab Allah, maka mendapat hsanat/ kebaikan dan
tiap hsanat mempunyai pahala berlipat sepuluh kali. Saya tidak berkata: Alif
lam mim itu satu huruf, tetapi Alif satu huruf, lam satu huruf dan mim satu
huruf”.</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(HR.
Attirmidzy).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Lihat Hadits ini siapa yang membaca al-Qur’an akan
dilipatkan pahala setiap hurufnya menjadi sepuluh kali. Pahala apa yang akan
diberikan Allah swt. setiap hurufnya itu tidak ada keterangan yang jelas. Untuk
lebih gampangnya kita ambil misal saja, bila pahala yang diberikan Allah swt.
untuk satu huruf tersebut misalnya sudah kita ketahui yaitu berupa satu pohon
di surga dan Dia akan melipatkan 10x pahalanya berarti kita akan memperoleh 10
pohon untuk setiap hurufnya, jadi kita bisa hitung sendiri berapa pohon yang
akan kita peroleh hanya dengan bacaan surat Fatihah saja??. Ingat Rahmat dan
Kurnia Allah swt. tidak ada batasnya. Jangan kita sendiri yang mem- batasinya !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Mari kita teruskan membaca dalil-dalil mengenai
pembacaan Al-Qur’an yang bermanfaat bagi orang yang akan atau sudah wafat
berikut ini :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">‘Bacalah
Yaa Siin bagi orang-orang yang </span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(akan atau telah)<i> meninggal diantara
kalian </i>(muslimin)<i>’. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Riwayat serupa oleh Abu Hurairah ra juga telah dicatat
oleh Abu Ya’la dalam Musnad beliau dan Hafidz ibn Katsir telah
mengklasifikasikan rantai periwayatnya (sanadnya) sebagai Hasan/baik (lihat
Tafsiir Ibn Katsiir Juz 3 hal. 570).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Al-Baihaqi dalam <i>Sya’bul Iman</i> menjelaskan
sebuah hadits riwayat Mi’qal bin Yasar bahwa Rasulallah saw. bersabda :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">مَنْ
قَرَأ يَس إبْتِغَاء وَجْه اللهِ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ,
فَاقْرَؤُاهَاعِنْدَ مَوْتَاكُمْ.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Barangsiapa
membaca Yaa Sin semata-semata demi keridhaan Allah, ia memperoleh ampunan atas
dosa-dosanya yang telah lalu. Karena itu hendaklah kalian membacakan Yaa Sin
bagi orang yang </span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(akan atau telah)<i> wafat diantara kalian </i>(muslimin<i>)”.
(</i>Hadits ini disebutkan juga dalam <i>Al-Jami’us Shaghier dan Misykatul
Mashabih).</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ma’aqal ibn Yassaar ra meriwayatkan bahwa Rasulallah
saw. bersabda; </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Yasin
adalah kalbu (hati) dari Al-Qur’an. Tak seorang pun yang membacanya dengan niat
menginginkan Akhirat melainkan Allah akan mengampuninya. Bacalah atas
orang-orang yang</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> (akan dan telah) <i>wafat diantaramu.”</i>(Sunan
Abu Dawud). Imam Hakim mengklasifikasikan hadits ini sebagai Shohih/ Autentik,
lihat Mustadrak al-Haakim juz 1, halaman 565; lihat juga at-Targhiib juz 2
halaman 376.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits yang serupa juga diriwayatkan oleh Hafidz
As–Salafi (Mukhtasar Al-Qurtubi hal. 26).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Imam Ahmad bin Hanbal meriwayatkan dalam <i>Musnad-</i>nya
dengan sanad dari Safwaan bahwa ia berkata<i>: “Para ulama biasa berkata bahwa
jika Yaasin dibaca oleh orang-orang yang akan wafat, Allah akan memudahkan maut
itu baginya.” </i>(Lihat tafsir Ibnu Katsir jild 3 halaman 571).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dari Jund bin Abdullah ra. meriwayatkan bahwa Nabi saw
bersabda: <i>“Barang siapa membaca Surat Yaasin pada malam hari dengan niat
mencari ridha Allah dosa-dosanya akan diampuni”</i> (Imam Malik bin Anas, dalam
kitabnya Al Muwattha’). Ibnu Hibban menshohihkannya (lihat shohih Ibn Hibban
jilid 6 halaman 312, juga lihat At Targhiib jilid 2 hal. 377). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Lihat hadits ini pahala tertentu bacaan Yaasin Allah swt
akan mengampuni dosa-dosa si pembacanya. Manfaat pengampunan ini yang selalu
diharap- kan oleh setiap Muslimin !! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Riwayat serupa dari Abu Hurairah ra juga dicatat oleh Abu
Ya’la dalam Musnadnya dan Ibnu Kathir telah mengklasifikasikan rantai perawinya
sebagai Hasan/baik. (Lihat tafsir Ibnu Katsir jilid 3 hal.570).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Syaikh Muhammad Al-‘Arabi At-Tibani, seorang ulama
Masjidil Haram dalam risalahnya yang berjudul <i>Is’aful Muslimin wal Muslimat
bi Jawazil Qira’ah wa Wushulu Tsawabiha Lil Amwat</i> mengatakan membaca
Al-Qur’an itu dapat sampai kepada arwah orang yang telah meninggal.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Juga mengenai fadhilah/pahala membaca surat Al-Ikhlas,
Abu Muhammad As-Samarkandy, Ar-Rafi’i dan Ad-Darquthni, masing-masing
menunjuk sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Amirul Mukminin Ali bin Abi
Thalib kw bahwa Rasulallah saw. bersabda:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ma’aqal ibn Yassaar ra meriwayatkan bahwa Rasulallah
saw. bersabda; </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">مَنْ
مَرَّ عَلَى المَقَبِرِ وَقَرَأ قُلْ هُوَا الله اَحَدٌ إحْدَ عَشَرَةَ مَرَّةٌ,
ثُمَّ وَهَـبَ أجْرُهَا لِلأَمْوَاتِ , أعْطِي مِنَ الأجْرِ بِعددِ الأمْوَات</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“<i>Barangsiapa lewat melalui kuburan, kemudian ia
membaca ‘Qul Huwallahu Ahad’ sebelas kali dengan niat menghadiahkan pahalanya
pada para penghuni kubur, ia sendiri akan memperoleh pahala sebanyak orang yang
mati disitu </i>(atau mendapat pahala yang diperoleh semua penghuni kubur)”. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Berdasarkan riwayat surat Yaasin yang cukup banyak maka
ulama-ulama pakar atau orang-orang lainnya yang memegang hadits-hadits ini,
mengamal kannya baik secara individu atau berkelompok sebagai <i>amalan
tambahan.</i>Hadits-hadits diatas mengenai keistemewa an dan pahala-pahala
tertentu surat Yaasin. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Mari kita rujuk lagi hadits-hadits mengenai
pahala-pahala dan keistemewaan tertentu surat Al-Qur’an selain surat Yaasin.
Walaupun kita setiap hari membaca berulang-ulang hanya satu surat saja dari
Al-Qur’an tersebut akan tetap dapat pahala bagi yang membacanya karena termasuk
ayat Al-Qur’an dan tidak ada satu hadits atau ayat ilahi yang <i>melarang</i>orang
membaca hanya satu ayat dari Al-Qur’an. Dan tidak ada satu orang pun dari kaum
muslimin yang mengamalkan ini berkeyakinan atau mengatakan bahwa Al-Qur’an itu
hanya terdiri dari satu ayat yang dibaca itu saja serta mengharus-
kan/mewajibkan orang membaca hanya ayat itu saja !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Golongan pengingkar ada yang mengatakan bahwa <i>Ibnul
Qayyim </i>berkata : “Barangsiapa membaca surat ini akan diberikan pahala
begini dan begitu <i>semua</i> hadits tentang itu adalah <i>Palsu ! </i>Beliau
dengan alasan bahwa orang-orang yang memalsukan hadits-hadits itu telah
mengakuinya sendiri bahwa tujuan mereka membuat hadits palsu tersebut adalah
agar manusia sibuk dengan membaca surat-surat tertentu dari Al Qur’an serta <i>menjauhkan</i>
mereka membaca isi Al Quran yang lain ” !!! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Umpama saja Ibnul Qayyim benar berkata demikian, ini juga
bukan suatu dalil/hujjah untuk <i>melarang</i> membaca ayat-ayat tertentu
dari ayat Al-Qur’an, karena tidak sedikit hadits yang menyebutkan
keistemewaan tertentu dan pahala tertentu pada ayat-ayat Al-Quran, dengan
demikian pendapat Ibnul-Qayyim <i>terbantah</i> dengan hadits-hadits tentang
bacaan surat Yasin diatas dan surat-surat lain berikut ini : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Abu Sa’id ra bahwa Nabi saw bersabda: ‘<i>Apakah
kalian sanggup membaca sepertiga (1/3) Qur’an dalam satu malam?’ Rupanya hal
itu memang terasa berat bagi mereka, maka jawab mereka: ‘Siapa pula yang akan
sanggup melakukan itu diantara kami, ya Rasulallah!’. Maka sabda Nabi saw
’Allaahul wahidus shamad ’ </i>maksudnya surat Al Ikhlas <i> adalah
sepertiga dari Al- Qur’an”. (</i>HR.Bukhori, Muslim dan
An-Nasa’i)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ada riwayat yang serupa dari Abu Hurairah ra yang
diriwayatkan oleh Muslim. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Lihat hadits diatas ini termasuk juga sebagai pahala
tertentu, siapa baca sekali surat Al-Ikhlas sudah memadai seperti baca
sepertiga ayat dari Al- Qur’an. Disini tidak berarti kita mengharuskan dan
hanya membaca surat Al-Ikhlas saja, seperti isu-isu belaka golongan pengingkar
ini !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Abu Sa’id Al Khudri ra bahwa Nabi saw
bersabda: ‘<i>Adanya Rasulallah saw. berlindung dari gangguan jin dan mata
manusia dengan beberapa do’a, tetapi setelah diturunkan kepadanya Almu’awwidatain</i>
(Surat Al-Falaq dan An-Naas), <i>beliau saw. membaca keduanya itu dan
meninggalkan segala do’a-do’a lainnya’.</i> (HR At Tirmidzi)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits diatas ini menunjukkan dua surat (Al-Falaq dan
An-Naas) mempunyai keistemewaan tertentu juga, bisa menghalangi dan menolak
gangguan jin dan mata manusia. Juga mendapat pahala yang membacanya. Disini
tidak berarti orang mempunyai firasat bahwa Al-Qur’an hanya terdiri dari surat
Al-Falaq dan An-Naas saja dan kita hanya diharuskan membaca dua surat tersebut
serta menjauhi ayat Al-Qur’an lainnya ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Abu Mas’ud Al Badry ra berkata, bersabda Nabi
saw: <i>‘Siapa yang membaca dua ayat dari akhir surat Al-Baqoroh pada waktu
malam telah mencukupinya’. </i>(HR.Bukhori dan Muslim)<i>.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Kata-kata telah mencukupinya dalam hadits itu berarti ia
telah terjamin keselamatannya dari gangguan syaithon pada malam itu. Ini juga
termasuk keistemewaan tertentu dari dua ayat terakhir dari surat Al Baqoroh
(yaitu dimulai dari <i>Aamanar Rosuulu bimaa unzila ilaihi </i>ayat 285…sampai
akhir ayat al Baqoroh Disini tidak berarti orang mempunyai firasat bahwa
Al-Qur’an hanya terdiri dari surat Al-Baqoroh dan kita hanya diharuskan membaca
surat tersebut serta menjauhi ayat Al-Qur’an lainnya! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Abu Hurairah ra, Rasulallah saw bersabda: <i>‘Didalam
Qur’an ada surat berisi tiga puluh ayat dapat membela seseorang hingga
diampunkan baginya yaitu Tabarokalladzi Biyadihil Mulku</i> (surat Al-Mulk)’. (HR.
Abu Dawud, At-Tirmidzi)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits ini menunjukkan keistemewaan dan pahala tertentu
juga bahwa siapa yang membacanya akan dapat membelanya dan mengampunkan dosanya
! Pahala pengampunan ini sangat diharapkan oleh semua kaum muslimin. Disini
tidak berarti orang mempunyai firasat bahwa Al-Qur’an hanya terdiri dari surat
Al-Mulk saja dan kita hanya diharuskan membaca surat tersebut serta menjauhi
ayat Al-Qur’an lainnya ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Abu Hurairah ra Nabi saw bersabda: <i>‘Jangan
kamu menjadikan rumahmu bagaikan kubur (hanya untuk tidur belaka), sesungguhnya
setan lari dari rumah yang dibacakan padanya surat Al-Baqoroh’. </i>(HR.Muslim)
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits ini juga mempunyai keistemewaan tertentu
Al-Baqoroh bisa mengusir setan dari rumah kita. Disini tidak berarti orang
mempunyai firasat bahwa Al-Qur’an hanya terdiri dari surat Al-Baqoroh saja dan
kita hanya diharuskan membaca surat tersebut serta menjauhi ayat Al-Qur’an
lainnya ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Abu Darda ra, Sabda Rasulallah saw <i>:
‘Siapa yang hafal sepuluh ayat dari permulaan surat Al-Kahfi, akan terpelihara
dari godaan fitnah Dajjal’. </i>(HR.Muslim). Dalam lain riwayat: <i>‘Sepuluh
ayat dari akhir surat Al Kahfi’</i>. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits ini menunjukkan keistemewaan tertentu yaitu siapa
yang dapat menghafal dan membacanya dari ayat tersebut, terhindar dari fitnahan
Dajjal. Disini tidak berarti orang mempunyai firasat bahwa Al-Qur’an hanya
terdiri dari 10 ayat dari surat Al-Kahfi saja dan kita hanya diharuskan membaca
surat tersebut serta menjauhi ayat Al-Qur’an lainnya! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dan masih banyak lagi mengenai keistemewaan dan pahala
tertentu mengenai Ayat Kursi, ayat Al-Fatihah (Ummul Kitab/ibunya Qur’an),
mengenai keutamaan mengucapkan Laa ilaaha illallah, membaca Tasbih, Takbir dan
Sholawat atas Nabi saw. dan sebagainya yang tidak saya sebutkan satu persatu
disini. Juga pahala-pahala tertentu amalan-amalan puasa, sholat dan sebagainya.
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Apakah semua hadits-hadits keistemewaan dan pahala
tertentu tersebut diatas yang diriwayatkan oleh perawi-perawi terkenal adalah
hadits palsu ?</span></i></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> <i>Apakah dengan adanya
hadits-hadits tersebut, orang mempunyai firasat</i> <i>hanya harus membaca
ayat-ayat tertentu itu dan meniadakanayat Al-Qur’an lainnya ?</i> Sudah Tentu
Tidak !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Pandangan yang demikian itu menunjukkan kedangkalan ilmu
serta kefanatikan golongan pengingkar ini terhadap fahamnya sendiri sehingga
semua hadits yang tidak sefaham dengan mereka dianggap <i>tidak ada</i>, <i>palsu,
lemah dan melarang dan lain sebagainya ! </i>Saya berlindung pada Allah swt..
dalam hal ini.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Amalan
orang hidup yang bermanfaat bagi si mayit</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Mari kita telaah lagi amalan <i>orang hidup yang
bermanfaat bagi si mayit.</i> Hadits yang diriwayatkan oleh Muslim dari Ibnu
Abbas ra berkata: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَعَنِ
ابْنِ عَبَّـاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُـمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ .صَ. يَقُوْلُ
مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوْتُ </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">فَيَقُوْمُ
عَلَى جَنَـازَتِهِ أرْبَعُوْنَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُوْنَ بِاللهِ شَيْئًا اِلاَّ
شَفَّعَهُمُ اللهُ بِهِ (رواه مسلم) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Saya telah mendengar Rasulallah saw. bersabda<i>: ‘Tiada
seorang muslim wafat, maka berdiri menyembahyangkannya empat puluh (40) orang
yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, melainkan dapat dipasti-
kan Allah menerima syafa’at dan permintaan ampun mereka itu’. </i>(HR. Muslim)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Martsad bin Abdullah Alyazani berkata:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَعَنْ
مَرْثََـدِ ابْنِ عَبْدِاللهِ اليَزَنِيِّ (ر) قَالَ: كَانَ مَالِكُ بْنُ
هُبَيْرَةَ اِذَا صَلَّى عَلَى الْجَنَازَةِ فَتَقَالَّ النَّاسَ </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عَلَيْهَا
جَزَّئَهُمْ ثَلاَثَةَ أجْزَاءٍ ثًمَّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلَ اللهِ مَنْ صَلَّى
عَلَيْهِ ثَلاَثَةُ صُفُوْفٍ فَقَدْ أوْجَبَ (رواه ابو داود و الترميذي)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Adalah
Malik bin Hubairoh jika menyembahyangkan jenazah dan melihat orang-orangnya
hanya sedikit, maka dibagi mereka tiga (3) baris, kemudian ia berkata:
Rasulallah saw. bersabda:</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> ‘<i>Siapa yang disembahyangkan oleh tiga
barisan, maka telah dapat dipastikan’ ”</i>. (HR. Abu Dawud,
At-Tirmidzi)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Maksud kata-kata <i>dapat dipastikan</i> dalam hadits itu
ialah pasti diampunkan mayitnya dan Allah akan menerima syafa’at dan permohon
an mereka. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Abu Hurairah berkata: <i>“Ada seorang tukang
sapu masjid, pada beberapa hari tidak terlihat oleh Rasulallah saw. sehingga
beliau bertanya tentang orang itu. Dijawab; Ia telah wafat. Nabi bersabda:
Mengapakah kamu tidak memberitahu padaku? Tunjukkan padaku kuburannya. Maka
orang-orang menunjukkan kepada Nabi saw. kuburan tukang sapu itu, dan disitu
Nabi sholat mayat </i>(jenazah)<i>. Kemudian setelah sholat bersabda:
Sesungguhnya kubur-kubur ini tadi penuh kegelapan, dan Allah telah menerangi
padanya dengan sholatku pada mereka”. </i>(HR.Bukhori, Muslim)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits-hadits diatas ini menunjukkan juga bahwa seorang
yang <i>telah wafat</i> masih dapat tertolong oleh bantuan <i>amalan orang yang
masih hidup</i>, dan yang demikian ini terserah pada Allah, karena rahmat Allah
dan kurnia-Nya tidak terbatas. Juga hadits terakhir diatas menunjukkan
dibolehkannya orang yang ketinggalan sholat jenazah untuk bersholat didepan
kuburannya. Ini berlaku untuk semua muslimin karena dihadits itu tidak
disebutkan sholat jenazah ditempat kuburan tersebut <i>hanya khusus</i> berlaku
untuk Nabi saw. Beliau saw. adalah <i>contoh</i> bagi ummatnya, bila itu
dilarang atau khusus untuk beliau saja, maka beliau saw. pasti akan
memberitahunya ! Semuanya ini menunjukkan bahwa <i>do’a</i> itu manfaatnya
sangat banyak baik untuk orang yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Allah
swt. sendiri telah menjanjikan siapa yang berdo’a kepada-Nya pasti akan
dikabulkannya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Firman-firman Allah swt. agar manusia selalu berdo’a baik
untuk dirinya maupun untuk lainnya : <i>“Dan Tuhanmu berfirman; ‘Berdo’alah
kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu’ ”. </i>(Al- Mu’min :60).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Firman-Nya: <i>“Dan seandainya hamba-hambaKu bertanya
padamu </i>(Muhammad)<i> mengenai Aku, maka sesungguhnya Aku ini Maha dekat.
Aku akan mengabulkan permohonan dari orang yang berdo’a, jika ia berdo’a
pada-Ku”. </i>(Al-Baqoroh : 186) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Juga firman Allah swt.: “<i>Dan orang-orang yang datang
sesudah mereka </i>(Muhajirin dan Anshor)<i>, mereka berdo’a; Ya Tuhan kami,
beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu
dari kami ”.</i> (Al-Hasyr:10)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ibnu Hajr dalam kitabnya <i>Khatimatul Fatwa</i>mengatakan
bahwa manfaat terbesar yang dapat diperoleh dengan <i>do’a </i>ialah orang yang
berdo’a tidak akan dikecewakan sama sekali. Bila takdirnya bergantung
pada do’a, maka ia akan melihat manfaat do’anya, namun bila takdirnya itu tidak
bergantung pada do’a maka manfaat do’a adalah <i>ganjaran pahala</i>, karena
do’a termasuk ibadah. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sedangkan hadits-hadits Rasulallah saw. yang berkaitan
dengan do’a berikut ini :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Hadits dari Salman Farisi bahwa Rasulallah saw. bersabda;
<i>‘Tidak dapat menolak gadha/takdir </i>(Allah swt.)<i> kecuali do’a’, dan
tidak bisa menambah umur kecuali kebaikan !” </i>(HR.At-Tirmidzi). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sedangkan hadits yang diriwayatkan oleh <i>Bazzar</i> dan
<i>Thabrani </i>juga oleh <i>Hakim </i>yang menyatakan isnadnya sah dari Aisyah
ra. bahwa Rasulallah saw. bersabda: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">“Tidak mempan (</span></i></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">tidak bisa menolak) <i>sikap berhati-hati terhadap takdir, sedang do’a
itu akan memberi manfaat, baik terhadap hal-hal yang telah terjadi maupun yang
belum terjadi. Dan sungguh, malapetaka itu turun, lalu disambut oleh do’a, maka
bergulatlah keduanya sampai hari kiamat”. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Maksud hadits itu ialah Allah swt. bisa
merubah takdir malapetaka yang akan dikenakan pada hamba-Nya
dikarenakan do’a hamba itu kepada-Nya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Masih banyak lagi ayat Ilahi dan hadits Rasulallah
saw. mengenai do’a ini yang tidak bisa kami kemukakan satu persatu
disini. Kita dibolehkan berdo’a apa saja kepada Allah swt. yang penting
dalam kebaikan, tetapi bacaan atau kalimat do’a <i>yang terbaik</i> ialah yang
diajarkan oleh Rasulallah saw. termasuk disini ialah bacaan/kalimat do’a pada
waktu sholat jenazah atau waktu ziarah kubur. Sudah tentu dalam sholat jenazah
atau ziarah kubur kita dibolehkan membaca do’a selain yang diajarkan oleh
Rasulallah saw. yang terpenting semua ini terfokus (tertuju) untuk mohon
pengampunan bagi si mayat. (info: berdo’a pada waktu sholat banyak ahli fiqih
mengatakan harus berbahasa Arab, bila tidak bisa membatalkan sholatnya).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ini semua sunnah Rasulallah saw. serta menunjukkan bahwa
si mayit itu masih bisa menerima syafa’at dari amalan orang lain yang masih
hidup. Dengan demikian <i>isi dan inti do’a</i> dalam sholat jenazah dan ziarah
kubur ialah <i>mohon ampunan</i> untuk si mayit, ampunan ini adalah salah
satu <i>syafa’at dan manfaat</i> yang besar serta selalu diharapkan oleh
setiap muslimin. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ingat sekali lagi, jangan melihat cara atau bagaimana
orang melakukan suatu amalan, tapi lihatlah apakah amalan tersebut melanggar
yang telah digariskan oleh syari’at Islam atau tidak?</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Begitu juga halnya dalam majlis <i>tahlilan/yasinan</i>(baca
keterangan selanjut- nya) tujuan utama setelah membaca ayat-ayat Al-Qur’an,
tasbih, tahmid, sholawat pada Nabi saw. dan sebagainya adalah membaca do’a pada
Allah swt. khusus untuk si mayyit. Semua bacaan dzikir yang dibaca dalam majlis
ini sudah pasti akan mendapat pahala, banyak hadits yang meriwayatkan-
nya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Kalau ada ulama yang mengatakan bahwa membaca hal-hal
tersebut berdosa, haram dan tidak mendapat pahala, ini hanya fitnahan-fitnahan
ulama dari kalangan orang yang tidak senang menghadiri majlis dzikir
tersebut, serta omongan mereka ini tidak berdasarkan dalil. Ingat sekali lagi
bahwa membaca dzikir dan do’a ini tidak diperlukan waktu, tempat dan cara-cara
tertentu yang disyariatkan, jadi bebas setiap waktu hanya pembacaan
Al-Qur’an-nya saja menurut para ulama ahli fiqih yang mempunyai syarat-syarat
tertentu, umpamanya wanita yang sedang haidh atau orang yang sedang junub
(suami istri belum bersuci setelah berkumpul) itu dilarang membaca ayat-ayat Al
Qur’an. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Beliau saw. juga menganjurkan kita untuk ziarah kubur
dan mengajarkan kalimat-kalimat <i>salam dan do’a</i> untuk ahli kubur
tersebut. Disini tidak ada bedanya orang <i>yang baru</i> wafat atau <i>sudah
lama</i> wafat semuanya adalah mayit. Karena mayyit itu bisa mendengar salam
dan bacaan kita tersebut sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Rasulallah
saw.. Pendengaran mereka itu lebih tajam dari pendengaran kita yang masih
hidup ini. Begitu juga tidak ada larangan dalam syari’at
untuk membacakan Al-Qur’an, dan berdo’a untuk mayat baik waktu baru di
kubur, waktu ziarah kubur maupun setiap waktu baik habis sholat atau
lainnya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Kehidupan ruh-ruh manusia yang telah wafat</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Mari kita rujuk ayat-ayat ilahi dan hadits-hadits
Rasulallah saw. mengenai ruh-ruh orang yang telah wafat.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Firman Allah swt.: <i>“Janganlah
kalian berkata; bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati, bahkan
mereka hidup </i>(dialam lain),<i> tetapi kalian tidak menyadarinya”.</i>(Al-Baqarah
: 154)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dan firman-Nya: <i>“Janganlah
kalian mengira bahwa orang-orang yang gugur dijalan Allah itu mati. Bahkan
mereka itu hidup disisi Tuhannya dan mereka memperoleh rizki </i>(kenikmatan
besar)” ( Ali Imran : 169)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Firman-Nya juga: <i>“Mereka
bertanya kepadamu </i>(hai Muhammad)<i> tentang ruh. Jawablah : ‘Itu termasuk
urusan Tuhanku’, dan tidaklah kamu diberi ilmu </i>(pengetahuan)<i>melainkan
sedikit”</i> (Al Israa : 85)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dua firman Allah diatas disamping menyebutkan
orang-orang yang gugur dijalan Allah itu tidak mati tetap hidup (ruhnya) mendapat
kenikmatan, juga dalam ayat-ayat itu tidak menyebutkan pembatasan yakni <i>hanya</i>
ruh-ruh orang-orang yang <i>gugur dalam peperangan</i> saja yang masih
hidup. Dengan demikian baik wafatnya itu waktu dalam peperangan sabil
maupun wafat diatas tempat tidur, ruh-ruh (jadi bukan jasadnya) ini semuanya
masih hidup dialam barzakh, makna yang demikian ini sejalan dengan
hadits-hadits Rasulallah saw. tentang ruh manusia yang telah wafat (baca
keterangan selanjutnya). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Malah ada riwayat waktu sahabat selesai dari perang
besar, mereka gembira tetapi Rasulallah saw. bersabda : <i>Kita sekarang
selesai perang yang kecil dan menghadapi perang yang lebih besar. Sahabat
bertanya; Perang apakah itu Ya Rasulallah, beliau saw. menjawab ; Memerangi
hawa nafsu !</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Firman Allah swt.: <i>“Maka bagaimanakah </i>(halnya
orang-orang kafir nanti), <i>apabila kami mendatangkan seseorang saksi</i>(Rasul)
<i>dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu</i> (Muhammad) <i>sebagai
saksi atas mereka itu</i> (sebagai umatmu).” (QS 4:41)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Firman-Nya juga; “<i>Dan demikian</i> (pula) <i>Kami
telah menjadikan kamu</i> (ummat Islam), <i>ummat pertengahan</i> (yang adil
dan pilihan) <i>agar kamu menjadi saksi atas</i> (perbuatan) <i>manusia dan
agar Rasul</i> (Muhammad) <i>menjadi saksi atas</i> (perbuatan) <i>kamu</i>“
(QS 2:143)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Para Muthawwi’ sekitar makam Rasulallah saw. di Madinah
selalu berteriak-teriak kepada para penziarah dengan ucapan, ‘<i>Wahai haji,
Rasul telah mati, berikan salam dan segera pergilah’</i> dan jika ada yang
sedikit berlama-lama dalam berziarah lantas diteriaki, <i>‘Wahai haji,
syirik…!!</i>’. Bagi si pembaca bisa menyaksikan sendiri bila nantinya
berziarah ke makam Rasulallah saw.. Apa maksud kata-kata itu?.Apakah mereka ini
tidak memahami ayat-ayat ilahi diatas? Kalau golongan Wahabi mengatakan
Rasulallah sudah wafat, bagaimana beliau saw. mau menjadi saksi bagi ummatnya
yang setelah wafatnya beliau saw.? Tidak mungkin pula Nabi saw. dipanggil
sebagai seorang saksi atas apa yang tidak beliau ketahui atau tidak beliau
lihat!! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dalam <i>Musnad-</i>nya jilid III
halaman 3 dari Abu ‘Amir, Abu ‘Amir menerimanya dari ‘Abdulmalik bin Hasan
Al-Haritsiy, ‘Abdulmalik menerimanya dari Sa’id bin ‘Amr bin Sulaim, yang
menuturkan sebagai berikut : “Saya mendengar dari seorang diantara kita,
namanya aku lupa, tetapi (menurut ingatanku) ia bernama Mu’awiyah atau Ibnu
Mu’awiyah. Ia menyampaikan hadits dari Abu Sa’id Al-Khudri ra. yang mengatakan,
bahwasanya Rasulallah saw. pernah menyatakan ; <i>‘Seorang mayyit mengetahui
siapa yang mengangkatnya, siapa yang memandikannya dan siapa yang menurunkannya
ke liang kubur’.</i> Ketika dalam suatu majlis Ibnu ‘Umar mendengar hadits
tersebut ia bertanya; ‘Dari siapa anda mendengar hadits itu’ ? Orang yang
ditanya menjawab; ‘Dari Abu Sa’id Al-Khudri’. Ibnu ‘Umarpergi untuk menemui Abu
Sa’id, kepadanya ia bertanya; ‘Hai Abu Sa’id, dari siapakah anda mendengar
hadits itu ?’ Abu Sa’id menjawab; ‘Dari Rasulallah saw.’ “. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ibnul Qayyim didalam
kitabnya <i>Ar-Ruh</i> menyatakan, bahwa ruh Abubakar Ash-Shiddiq ra. tampak
(setelah ia wafat) didalam suatu peperangan bertempur bersama-sama pasukan
muslimin melawan kaum musyrikin.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ibnul-Wadhih pun
dalam <i>Tarikh</i>-nya mengemukakan kesaksian seorang yang melihat Rasulallah
saw. (beliau saw.telah lama wafat) membawa sebuah tombak pendek ikut berperang
melawan musuh-musuh Ahlul-Bait beliau di Karbala, medan perang tempat Al-Husain
ra. gugur sebagai pahlawan syahid. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dalam hadits-hadits
Nabi saw. menerangkan bahwa ruh-ruh orang yang wafat itu hidup dialam
barzakh, bisa mendengar terompah-terompah kaki orang yang mengantarkan
kekuburnya (HR Bukhori, Muslim dan lain-lain), bisa mendo’akan kerabatnya dan
sebagainya (HR Ahmad dan Turmudzi dari Anas). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Rasulallah saw. juga
bersabda bahwa <i>arwah kaum mu’minin bisa terbang kemana saja yang mereka
kehendaki </i>(dari Salman Al-Farisy yang ditulis oleh Ibnul Qayyim ‘<i>Mengenai
soal ruh’</i> halaman 144, serta ada sabda Rasulallah saw. yang serupa juga
diriwayatkan oleh Imam Malik ra). Begitu juga mengenai adzab/siksa
didalam kubur dan lain sebagainya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Agama Islam mewajibkan mempercayai adanya alam ruh
walaupun semua- nya ini belum terjangkau dengan akal manusia. Semuanya ini
telah dijelas- kan baik dalam ayat ilahi maupun sunnah Rasulallah saw..
Hadits-hadits diatas ini (bisa melihat siapa yang memandikannya, yang
mengantarkan keliang kubur, bisa terbang kealam mana saja yang dia dikehendaki
dan lain sebagainya) juga menunjukkan dan memperkuat kenyataan adanya kehidupan
dialam ghaib (barzakh). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Didalam perang Badr pun banyak sahabat Nabi saw.
melihat sejumlah Malaikat turun dari langit, berpakaian jubah dan serban
berwarna kuning dan membawa pedang ditangan ikut berperang dipihak pasukan
muslimin. Riwayat ini juga menunjukkan bahwa ada manusia-manusia yang bisa
melihat Malaikat, yaitu orang-orang yang diberi ilmu dan dikarunia kemuliaan
khusus (karamah/keramat) diantara para waliyullah. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Mari kita teliti lagi hadits-hadits mengenai
orang-orang yang telah wafat berikut ini:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits dari Anas bin
Malik sebagai berikut :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عَنْ
أنَسٍ بْنِ مَالِكٍ (ر) أنَّ رَسُوْلَ الله .صَ. تَرَكَ قََتـْلَى بَدْ ٍر
ثَلاَثًا ثُمَّ أتَاهُـمْ فَقَامَ عَلَيْهِمْ فَنَادَاهُمْ فَقَالَ: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">يَا أبَا
جَهَلٍ ابْنَ هِشَـامٍ يَا أمَيَّةُ ابْنَ خَلَفٍ يَا عُتْبَةُ ابْنَ رَبِيْعَة
يَا شَيْبَة ابْنَ رَبِيـْعَة اَلَيْسَ قَدْ وَجَدْتُمْ </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">مَا وَعَد
رَبُّكُمْ حَقـًّا فَاِنّيِ قَدْ وَجَدْتُ مَا وَعَدَنِي رَبِّي حَقـًّا.فَسَمِعَ
عُمَرُ قَوْلَ النَّبِي فَقَالَ: يَا رَسُولَ الله </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">كَيْفَ
يَسْمَعُوْا وَأنىِّ يُجِيبُوْا جَيِِّفُوْا. قَالَ: وَالَّـذِي نَفْسِي بِيَدِهَ
مَا أنْـتُمْ بِأسْمَعِ لِمَا أقُوْلُ مِنْهُمْ </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَلَـكِنَّهُمْ
لاَ يَقـدِرُوْنَ اَنْ يَجِيْبُوا (رواه البخاري ومسلم) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Bahwa Rasulallah saw. membiarkan mayyit orang kafir
yang terbunuh dalam peperangan Badar selama tiga hari. Kemudian beliau saw
mendatangi mereka lalu berdiri sambil menyeru mereka:<i> ‘ Hai Abu Jahal bin
Hisyam, Hai Umayyah bin Khalaf, Hai Utbah bin Rabi’ah, Hai Syaibah bin Rabi’ah!
Bukankah kamu telah mendapatkan janji Tuhanku sebagai sesuatu yang benar </i>(yakni
kalah dan terbunuh).<i> Sesungguhnya aku telah mendapatkan janji Tuhanku
sebagai sesuatu yang benar </i>(yakni memperoleh kemenangan)’<i> </i>Umar bin
Khattab ra mendengar ucapan Nabi saw. bertanya: ‘ Wahai Rasulallah, bagaimana
mereka bisa mendengar dan bagaimana pula mereka bisa menjawab sedangkan mereka
telah menjadi bangkai ? Maka Rasulallah saw. bersabda:<i> ‘Demi zat yang diriku
ada di tangan-Nya, tidaklah kamu memiliki kemampuan mendengar yang melebihi
mereka terhadap apa yang aku ucapkan, akan tetapi mereka tidak mampu menjawab’ </i>“.
(HR.Bukhori, Muslim).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Lihat hadits terakhir diatas ini yang mana Rasulallah
saw. telah tegas menjawab pertanyaan Umar bin Khattab ra bahwa mayyit itu bisa
mendengar perkataan Nabi saw. malah pendengaran mereka itu <i>lebih tajam</i>dari
para sahabat yang hadir. Hadits ini menunjukkan kebolehan kita untuk memanggil
orang yang telah wafat dengan kata-kata Ya Fulan ( Hai anu) atau
memanggil Ya Rasulalllah dan sebagainya. Begitu juga apa salahnya kalau kita
sering memanggil junjungan kita Muhammad saw. dengan kata-kata Ya
Rasulallah…? (silahkan baca bab tawassul dan tabarruk dalam website ini)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ada golongan yang senang memutar balik makna hadits
dari Anas bin Malik tersebut dengan mengatakan hal ini karena Rasulallah saw.
yang berkata kepada si mayyit bila selain beliau saw. maka mayyit tersebut
tidak akan bisa mendengar. Pikiran mereka semacam ini sudah tentu salah karena
yang pertama dalam hadits itu Rasulallah saw. tidak mengatakan khusus
untuk beliau mayyit tersebut bisa mendengar ucapannya, sedangkan selain beliau
mayyit itu tidak bisa mendengar. Bila demikian Rasulallah saw akan menjawab
terhadap Umar ‘<i>mereka itu mendengar karena aku yang berbicara padanya dan
selain aku maka mereka tidak bisa mendengarnya’</i> tapi jawaban beliau saw.
adalah: ‘<i>tidaklah kamu memiliki kemampuan men- dengar yang melebihi mereka
terhadap apa yang aku ucapkan’.</i>. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Yang kedua</span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">; banyak hadits lain mengatakan bahwa orang yang sudah dikuburkan
itu dikembalikan ruhnya kedalam tubuhnya dan dia bisa mendengar terompah para
pengantar jenazahnya, bisa merasakan hidup bahagia atau sengsara (adzab kubur)
di-alam barzakh, dan lain sebagainya. Dalam hadits lain Rasulallah
saw. menyuruh kita menziarahi kubur dan memberi salam kepada mereka. Tidak lain
yang menjadikan semua mayyit bisa mendengar dan sebagainya ini adalah Allah
swt. dan tidak ada seorang pun yang meragukan bahwa Allah swt. mampu melakukan
yang demikian ini.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Telitilah hadits-hadits Rasulallah baik yang
telah kami kemukakan maupun pada halaman berikut yang mana beliau saw. bisa
menjawab semua salam yang disampaikan kepadanya. Beliau saw. juga bisa berdo’a
kepada Allah swt. untuk kaum muslimin yang masih hidup dan lain
sebagainya, walaupun beliau saw. sudah wafat. Begitupun juga ruh kaum mukminin
lainnya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Hadits dari Abu Ya’la dalam mengemukakan persoalan Nabi
‘Isa as. dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulallah saw. bersabda : <i>“Jika
orang berdiri diatas kuburku lalu memanggil ‘Ya Muhammad Rasulallah’ pasti
kujawab”.</i> Hadits ini dikemukakan juga oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab
<i>Al-Mathalibil-Aliyah</i> jilid 4/23 pada bab : <i>‘Kehidupan Rasulallah saw.
didalam kuburnya’.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Anas bin Malik ra meriwayatkan sebuah hadits, bahwa
Rasulallah saw. pernah menerangkan: <i>“Para Nabi hidup didalam kubur mereka
dan mereka bersembahyang”. </i>Hadits ini diketengahkan oleh Abu Ya’la dan
Al-Bazaar di dalam kitab <i>Majma’uz- Zawaid </i>jilid 8/211. Imam Al-Baihaqi
juga menge- tengahkan juga dalam bagian khusus dari risalahnya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Anas bin Malik ra. juga mengatakan, bahwa Rasulallah
saw. pernah memberitahu para sahabatnya bahwa : <i>“Para Nabi tidak dibiarkan
didalam kubur mereka setelah empat puluh hari, tetapi mereka bersembah-sujud
dihadapan Allah swt.hingga saat sangkala ditiup </i>(pada hari kiamat)<i>”</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Al-Baihaqi menanggapi hadits ini dengan tegas
mengatakan : <i>‘Tentang kehidupan para Nabi setelah mereka wafat banyak
diberitakan oleh hadits-hadits shohih’.</i> Setelah itu ia menunjuk kepada
sebuah hadits shohih yang meriwayatkan bahwa Rasulallah saw. bersabda :<i>“Aku
melewati Musa </i>(dalam waktu Isra’) <i>sedang berdiri sembahyang didalam
kuburnya”.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Sebagaimana telah diketahui oleh kaum muslimin, bahwa
dalam perjalanan Isra’ Rasulallah saw. melihat Nabi Musa as.sedang berdiri
sholat, Nabi ‘Isa as.juga sedang berdiri sholat. Bahkan Rasulallah saw.
mengatakan bahwa Nabi ‘Isa as mirip dengan <i>‘Urwah bin Mas’ud Ats-Tsaqafy.</i>
Beliau saw. juga melihat Nabi Ibrahim as. sedang berdiri sholat dan Nabi ini
mirip dengan beliau saw. Setiba saat sholat berjama’ah beliaulah yang meng-
imami para Nabi dan Rasul sebelumnya. Usai sholat malaikat Jibril as berkata
kepada beliau saw.: <i>‘Ya Rasulallah, lihatlah, itu malaikat Malik, pengawal
neraka, ucapkanlah salam kepadanya’.</i> Akan tetapi baru saja Rasulallah saw.
menoleh ternyata malaikat Malik sudah mengucapkan salam lebih dahulu. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Riwayat tentang Isra’ ini dapat kita baca dalam Shohih
Muslim yaitu riwayat yang berasal dari Anas bin Malik dan diketengahkan oleh
‘Abdurrazzaq didalam <i>Al-Mushannaf</i> jilid 3/577. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Dalam <i>Dala’ilun-Nubuwwah </i>Al-Baihaqi
mengetengahkan sebuah hadits shohih dari Anas bin Malik ra bahwa Rasulallah
saw. mengatakan setelah Isra’: <i>“Pada malam Isra’ aku melihat Musa dibukit
pasir merah sedang berdiri sembahyang dalam kuburnya”. </i>Hadits ini
diketengahkan juga oleh Muslim dan Shohihnya jilid 11/268. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Banyak hadits dari Rasulallah saw. waktu beliau saw.
Isra’ dan Mi’raj telah melihat para Nabi dan Rasul ; Musa as. ‘Isa as. Ibrahim
as. Idris as., Yunus, Yusuf as. dan lain-lain. Ini juga membuktikan bahwa para
Nabi dan Rasul <i>hidup </i>dialam barzakh dengan kemuliaan, keagungan dan
keluhuran yang serba sempurna berkat karunia Allah swt. dan mereka tetap
bersembah sujud kepada Allah swt. Begitu juga dalam riwayat Isra’ dan Mi’raj
ini, setiap Rasulallah saw. bertemu para Rasul selalu berdo’a kepada Allah swt.
kebaikan dan kebajikan untuk Rasulallah saw. Dengan demikian menunjuk kan bahwa
orang yang telah wafat masih bisa juga berdo’a kepada Allah swt. untuk orang
yang masih hidup.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Sedangkan
hadits-hadits Nabi saw. mengenai pertanyaan dan siksa kubur
diantaranya: Diriwayatkan oleh Muslim dari Zaid bin Tsabit, diriwayatkan
oleh Bukhori dan Muslim dari Qatadah yang diterimanya dari Anas bin Malik,
diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim dan Ash Habus Sunan dari Barra’ bin ‘Azib,
dan yang tercantum dalam Musnad Imam Ahmad, dan shohih Abu Hatim, diriwayatkan
shohih Bukhori yang diterima dari Samurah bin Jundub, diriwayatkan oleh Thahawi
dari Ibnu Mas’ud, diriwayatkan oleh Nasa’i dan Muslim yang diterima dari Anas,
yang diriwayatkan oleh Nasa’I, Bukhori dan Muslim dari Ibnu Umar. (Kami sengaja
mencantumkan perawi-perawi nya saja dan tak mencantumkan hadits-haditsnya
karena cukup panjang sehingga memerlukan halaman yang lebih banyak lagi. Bagi
pembaca yang ingin mengetahui hadits mengenai ruh-ruh dialam barzakh dan adzab
kubur, lebih mudahnya silahkan rujuk pada buku terjemahan bahasa Indonsia Fikih
Sunnah Sayyid Sabiq jilid 4 dari halaman 221). </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Jadi jelas sekali banyak riwayat hadits mengenai
ruh-ruh dialam barzakh, mereka bisa tetap mendapat pahala, bisa merasakan sedih
dan bahagia dan sebagainya. Yang mana semuanya ini adalah kekuasaan Ilahi yang
kadang kala tidak terjangkau oleh pikiran manusia biasa, yang belum diberi ilmu
oleh Allah swt. mengenai hal itu. Dan dengan adanya hadits-hadits diatas
menunjukkan bahwa ruh-ruh tersebut ada yang masih tetap di alam kubur nya,
sedih, bahagia, bisa juga terbang kemana-mana menurut kehendaknya, dan
lain sebagainya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Nabi saw. mensunnahkan memohon ampun bagi mayat pada
waktu sholat jenazah, ziarah kubur dan waktu lainnya atau berdo’a pada waktu
selesai dimakamkan agar <i>dikuatkan pendiriannya</i> sebagaimana hadits yang
diterima dari Usman bin Affan diriwayatkan oleh Abu Dawud dan oleh Hakim yang
menyatakan sahnya, juga oleh Al Bazzar.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">كَانَ
النَّبِي.صَ. إذَا فُرِغَ مِنَ الدَّْفْنِ المَيِّت وَقَفَ عَلَيْهِ, فَقَالَ:
إستَغْفِرُوا ِلأخِيْكُمْ وَسَلوُا لَهُ التَثبِـيْتَ فَإنّـَهُ الأنَ يُسْألُ </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(رواه ابو
داود والحكم وصححه والبزار) </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Bila selesai menguburkan mayat, Nabi saw., berdiri di
depannya dan bersabda: Mohonkanlah ampun bagi saudaramu, dan mintalah dikuatkan
hatinya, karena sekarang ini ia sedang ditanya</span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;"> (oleh Malaikat Munkar dan Nakir)<i>”.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Talqin</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dengan adanya ayat ilahi dan hadits-hadits diatas dari
Anas bin Malik mengenai mendengarnya gembong-gembong kafir yang telah wafat
atas ucapan Rasulallah saw. dan hadits terakhir diatas dari Utsman bin Affan
serta hadits-hadits lainnya tentang kehidupan ruh-ruh manusia yang telah wafat.
Banyak ulama pakar membolehkan bacaan <i>Talqin </i>(berarti mengajari dan
memberi pemahaman/ peringatan) dimuka kuburan mayyit yang baru selesai
dimakamkan yang akan berhadapan dengan malaikat Munkar dan Nakir untuk
menanyainya. Sudah tentu semua orang itu tergantung dari amal sholehnya waktu
dia masih hidup bukan <i>hanya tergantung</i> dari Talqin ini. Tapi ini bukan
berarti si mayyit tidak bisa mengambil manfa’at dari amalan orang yang masih
hidup (diantaranya Talqin ini), juga bukan berarti Allah swt. telah menutup
manfa’at amalan orang yang masih hidup pada si mayyit ini. (baca keterangan amalan
pahala yang manfaat bagi si mayyit pada buku ini). Rahmat, Kurnia dan Ampunan
Ilahi sangat luas sekali, janganlah kita sendiri yang membatasinya !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Menurut istilah <i>talqin </i>ini memiliki dua
pengertian yaitu; Mengajarkan kepada orang yang <i>akan wafat</i> kalimat
tauhid yakini <i>Laa ilaaha illallah</i> yang kedua ialah: Mengingatkan orang
yang <i>sudah wafat</i> yang baru saja dikuburkan beberapa hal yang penting
baginya untuk menghadapi dua malaikat yang akan datang padanya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Didalam kitab Fikih Sunnah (bahasa Indonesia) oleh
Sayyid Sabiq bab <i>Hukum menalkinkan mayyit</i> jilid 4 halaman 168-169
cetakan pertama 1978, cetakan (angka terakhir) 2019181716151413 diterbitkan
oleh PT Alma’arif, dihalaman buku ini ditulis : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dianggap sunnah oleh Imam Syafi’i dan sebagian ulama
lainnya menalkin- kan mayat yakni yang telah mukallaf, bukan anak kecil
setelah ia (mayit) dikuburkan, berdasarkan apa yang diriwayatkan oleh Sa’id bin
Manshur dari Rasyid bin Sa’ad dan Dhamrah bin Habib dan Hakim bin ‘Umeir
(ketiga mereka ini adalah tabi’in yakni yang bertemu dengan para sahabat dan
tidak menjumpai Nabi saw.) kata mereka: <i>“Jika kubur mayat itu telah selesai
diratakan dan orang-orang telah berpaling mereka menganggap sunnah mengajarkan
kepada mayat dikuburnya itu sebagai berikut: ‘ Hai Anu </i>(nama si mayit
disebutkan),<i> ucapkanlah Laa ilaaha illallah asyhadu allaa ilaaha illallah’,
sebanyak tiga kali ! Hai Anu, katakanlah; ‘Tuhanku ialah Allah, agamaku ialah
Islam dan Nabiku Muhammad saw.’ Setelah mengajarkan itu barulah orang
tadi berpaling “. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Riwayat dari tabi’in diatas ini ada disebutkan juga
oleh Hafidz dalam <i>At-Takhlis</i> dan beliau berdiam diri mengenai hal itu. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dan diriiwayatkan oleh Thabarani dari Abu Umamah yang
katanya sebagai berikut:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Jika salah seorang diantara saudaramu meninggal dunia,
dan kuburnya telah kamu ratakan, maka hendaklah salah seorang diantaramu
berdiri dekat kepala kubur itu dan mengatakan : ‘Hai Anu anak si Anu ! Karena
sebenar nya ia </span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">(si mayit)<i> bisa
mendengarnya tetapi tidak dapat menjawab. Lalu hendaklah dipanggilnya lagi ;
Hai Anu anak si Anu ! Maka mayit itu akan duduk lurus. Lalu dipanggilnya lagi ;
Hai Anu anak si Anu ! Maka ia </i>(si mayit)<i>akan menjawab ; Ajarilah kami
ini ! Hanya kamu </i>(orang-orang yang masih hidup)<i> tidak menyadarinya. Maka
hendaklah diajarinya </i>(sebagai berikut)<i>: ‘Ingatlah apa yang kaubawa
sebagai bekal tatkala meninggalkan dunia ini, yaitu mengakui bahwa tiada Tuhan,
melainkan Allah, dan bahwa Muhammad itu hamba dan utusan-Nya, dan bahwa engkau
telah meridhoi Allah sebagai Tuhan, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai Nabi
dan Al-Qur’an sebagai Imam’. Maka Munkar dan Nakir akan saling memegang tangan
sahabatnya dan mengatakan : Ayolah kita berangkat ! Apa perlunya klita menunggu
orang yang diajari jawabannya yang benar ini ! Seorang lelaki bertanya: Ya
Rasulallah, bagaimana kalau ibunya tidak dikenal ?. Ujarnya </i>(Nabi saw.)<i>
‘Hubungkan saja dengan neneknya Hawa dan katakan; Hai Anu anak Hawa ‘ “.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Berkata Hafidz dalam <i>At-Talkhish </i>: ‘Isnad
hadits itu <i>baik</i> dan dikuatkan oleh Dhiya’ dalam buku <i>Ahkam-</i>nya. Dan
pada sanadnya terdapat: ‘Ashim bin Abdullah, seorang yang lemah. Berkata <i>Haritsani</i>setelah
mengemukakan hadits diatas ini: ‘Pada sanadnya terdapat sejumlah orang yang
tidak saya kenal’. Sedangkan kata Imam Nawawi: ‘Hadits ini walaupun lemah, tapi
dapat diterima’! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Para ulama hadits dan lain-lain telah menyetujui sikap
yang luwes dalam menerima hadits-hadits mengenai keutamaan-keutamaan,
anjuran-anjuran dan ancaman-ancaman. Apalagi ia telah dikuatkan oleh
keterangan-keterangan lain seperti hadits yang lalu; <i>‘..Dan mohonlah agar
hatinya dikuatkan’</i> (hadits yang diterima dari Usman bin Affan diriwayatkan
oleh Abu Dawud dan oleh Hakim yang menyatakan sahnya, juga oleh Al Bazzar). Dan
wasiat dari ‘Amar bin Ash, sedang keduanya merupakan keterangan yang sah. Dan
hal ini (talqin) tetap dilakukan oleh penduduk Syria dari masa ‘Amr itu hingga
sekarang.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ada juga yang <i>memakruhkan</i> (tidak mengafirkan
atau membid’ahkan sesat) talqin ini diantaranya sebagian golongan Maliki dan
sebagian golongan Hanbali.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Untuk menyingkat halaman dibuku ini, lebih
mudahnya, maka saya anjurkan bagi pembaca yang ingin tahu mendetail
mengenai dalil-dalil dan wejangan para ulama pakar tentang pembolehan talqin
ini bisa membaca buku yang berjudul <i>Argumentasi Ulama Syafi’iyah </i>oleh
Ust.H.Mujiburrahman atau langsung merujuk kitab-kitab ulama yang disebutkan
dibuku itu. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Diantara ulama-ulama yang membolehkan talqin ialah
Imam Nawawi dalam kitabnya <i>Majmu’ Syarah Muhazzab </i>5/303 dan kitabnya <i>Al-Azkar</i>hal.206
didalam kitab ini disebutkan juga nama ulama salaf yang membolehkan talqin ;
Syaikh Dr.Wahbah Zuhaily dalam kitabnya <i>Al-Fighul Islami</i> 11/536 ; Syaikh
Yusuf Ardubeli dalam kitabnya <i>Al-Anwar</i>1/124 ; Syaikh Khatib Syarbini
dalam kitabnya <i>Al-Iqna’</i>/183 ; Syaikh Ibnu Hajar Al-Haitami dalam
kitabnya <i>Tuhfatul Muhtaj 3/207</i>; Imam Ramli dalam kitabnya <i>Nihayatul
Muhtaj 3 /40.</i> Dan masih ada lagi ulama pakar lainnya yang membolehkan ini
tallqin, tidak lain semuanya ini merupakan <i>Fadha’ilul A’mal</i> amalan-amalan
yang mengandung keutamaan yang terdiri dari do’a-do’a dan dzikir . </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Dengan demikian amalan <i>Talqin </i>sudah dikenal dan
diamalkan oleh para salaf serta ulama-ulama pakar dari zaman dahulu. Bagi
orang yang tidak mau mengamalkan hal ini karena mengikuti wejangan ulamanya itu
silahkan karena hal ini bukan amalan wajib, tapi janganlah mencela,
mensesatkan, mengharamkan sampai-sampai berani mensyirikkan orang yang mau
mengamalkan talqin ini, karena mereka ini juga mengikuti wejangan ulamanya.
Hati-hatilah !! Ingat hadits-hadits Rasulallah saw. yang telah saya cantumkan
didalam website ini mengenai orang yang mengafir kan saudaranya mulsim.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Sekalipun ada golongan yang mengatakan hadits-hadits
mengenai <i>talqin</i> diatas adalah lemah atau tidak ada sama sekali tidak ada
halangan untuk mengamalkan amalan-amalan yang mengandung keutamaan yang terdiri
dari do’a-do’a dan dzikir. Sebagaimana kaidah yang dikenal para ulama hadits
diantaranya Ibnu Hajr dalam kitab <i>Fathul Mubin :32 </i>yang mengatakan: “<i>Sesungguhnya
para ulama sepakat bahwa hadits lemah/dho’if boleh dipakai/diamalkan pada
Fadha’ilul ‘Amal </i>(amal-amal yang mengandung keutamaan)<i>”.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Mari kita lanjutkan mengenai ruh manusia yang telah
wafat dapat berdo’a, melihat para kerabatnya yang masih hidup didunia. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Firman Allah swt. dalam At-Taubah : 105 :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Dan katakanlah </span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">(hai Muhammad)<i>; Hendaklah kalian berbuat. Allah dan Rasul-Nya serta
kaum Mu’minin akan melihat perbuatan kalian. Kemudian kalian akan dikembalikan
kepada-Nya Maha Mengetahui segala yang ghaib dan yang nyata, lalu oleh-Nya kalian
akan diberitahukan apa yang telah kalian perbuat”. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Sekaitan dengan makna ayat diatas ini, ada beberapa
hadits Nabi yang menerangkan bahwa semua perbuatan kaum Mu’minin akan
dihadapkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad saw. dan kepada sanak-keluarga
dan kaum kerabat yang telah wafat. Mereka yang telah meninggal itu akan
bersedih hati bila kerabat mereka yang didunia melakukan amalan-amalan yang
dilarang oleh Allah swt., sehingga mereka berdo’a pada Allah swt. agar
kerabatnya yang didunia mendapat hidayah dari Allah sebelum mereka wafat.
Mereka juga akan merasa bahagia bila mendengar amalan-amalan baik dari
kerabatnya yang didunia. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Ibnu Mas’ud ra
menuturkan, bahwasanya Rasulallah saw. telah menyata kan: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“Hidupku adalah suatu kebaikan bagi kalian. Kalian
akan memberitakan hadits-hadits dan akan diberitakan </span></i></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">(periwayat-periwayat hadits)<i>. Wafatku pun suatu kebaikan bagi kalian.
Amal perbuatan kalian akan dihadapkan kepada- ku. Tiap aku melihat yang baik,
kupanjatkan puji syukur kepada Allah, dan tiap aku melihat yang buruk akan
kumohonkan ampunan-Nya bagi kalian”.</i> </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hadits lainnya :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">إنَّ
أعْمَالَـكُمْ تُعْرَضُ عَلََى اَقرَبَائِكُمْ مِنْ مَوْتَاكـُمْ فَإنْ رَأوْا
خَيْرًا فَرِحُوا بِهِ, وَإذَا رَأوا شَرًّا كَرِهُوْا (رواه ابن جرير</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Sesungguhnya
perbuatanmu akan dihadapkan pada kaum kerabatmu yang telah meninggal. Jika
dilihatnya baik, maka mereka akan gembira, dan jika dilihatnya jelek, mereka
akan kecewa”. </span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(Riwayat
Ibnu Jarir dari Abu Hurairah)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> <i>Ibnu Katsir</i> juga menerangkan bahwa amal
perbuatan orang-orang yang masih hidup diperlihatkan kepada sanak-keluarga dan
kaum </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">kerabat yang telah wafat, dialam barzakh. Kemudian ia
mengetengahkan hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud At-Thayalaisi, berasal
dari Jabir ra. yang menuturkan, bahwasanya Rasulallah saw. telah menegaskan:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">“Amal perbuatan kalian akan diperlihatkan kepada
sanak-keluarga dan kaum kerabat. Jika amal kalian itu baik mereka menyambutnya
dengan gembira. Jika sebaliknya mereka berdo’a; ‘Ya Allah berilah mereka ilham
agar berbuat baik dan ta’at kepada-Mu’ “.</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> Selanjutnya <i>Ibnu Katsir</i> mengetengahkan hadits
yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad berasal dari Anas bin Malik ra. yang
menuturkan bahwa Rasulallah saw. pernah menyatakan : </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">إِنَّ
أعْمَالَـكُمْ تُعْرَضُ عَلََى اَقرَبَائِكُمْ وَعَشَائِرِكُمْ مِنَ اللأمْوَاتِ
فَإنْ كَاَن خَيْرًا إسْتَبـْشِرُوْا بِهِ,</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَإنْ
كَانَ غَيْرَذَالِكَ قَالُوْا: اللَّـهُمَّ لاَ تَمُتْهُمْ حَتىَّ تُهْدِيْـهِمْ
كَمَا هَدَيْتَنَا. (رواه احمد و الترميذي)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">“<i>Sesungguhnya amal perbuatanmu akan dihadapkan
kepada kaum kerabat dan keluargamu yang telah meninggal. Jika baik, mereka akan
gembira karenanya, dan jika tidak mereka akan memohon: ‘Ya Allah, janganlah
mereka diwafatkan sebelum mereka Engkau tunjuki, sebagaimana Engkau telah
menunjuki kami’“.</i>(Riwayat Ahmad dan Turmudzi dari Anas)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Begitu juga masih banyak hadits yang serupa tapi
versinya berbeda. Tidak lain semuanya menunjukkan bahwa rahmat dan karunia
Allah ta’ala tidak ada batasnya. Jika kita tidak mempercayai kehidupan selain
dialam dunia saja, seperti yang disebutkan oleh ayat-ayat Ilahi dan
hadits-hadits Rasulallah saw., serta tidak mau tahu hal-hal ghaib maka kita
bukan tergolong sebagai orang yang beriman. Allah sendiri menerangkan bahwa <i>urusan
ruh</i> tersebut adalah urusan Allah swt., (Al-Israa : 85), karena ilmu manusia
yang sangat minim ini sangatlah sulit untuk menjangkau hal-hal yang ghaib,
kecuali orang-orang pilihan yang diberi ilmu oleh Allah swt. untuk
mengetahuinya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Mungkin golongan pengingkar akan mengatakan sebagaimana
kebiasaan mereka bahwa hadits-hadits yang telah dikemukakan semuanya tidak
dapat dipercaya, bukan hadits shohih ! Baiklah, tetapi <i>apakah mereka ini
dapat membuktikan atas dasar kesaksiannya sendiri bahwa hadits itu bohong atau
tidak shohih?</i> Tidak lain mereka ini akan mengemukakan hadits atau wejangan menurut
pandangan ulama mereka mengenai masalah diatas. <i>Apakah mereka hendak
memaksakan dan mewajibkan kepada orang lain supaya mempercayai atau mengikuti
ulama mereka mengenai ‘kebenar- annya hadits atau wejangan ulamanya ’ ?</i>Renungkanlah
!</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Banyak sekali contoh pada zaman modern ini yang kita
lihat dan dengar sendiri tentang kejadian yang menakjubkan tapi tidak semua
yang terjadi tersebut terjangkau oleh setiap akal manusia. Begitu juga
ayat-ayat Ilahi yang menerangkan kejadian-kejadian yang semuanya masih diluar
jangkau an akal manusia, seperti kejadian pada zaman Nabi Sulaiman as. yang
tercantum didalam surat An-Naml; 38-40, kejadian para pemuda yang berada di gua
Kahfi (Al-Kahfi: 9-12), juga mengenai orang yang dimatikan oleh Allah swt.
selama seratus tahun kemudian dihidupkannya kembali ( Al-Baqarah: 259) dan
masih banyak ayat-ayat lainnya yang tidak terjangkau dengan akal manusia. Semua
kisah ini adalah firman Ilahi yang harus kita imani/percayai walaupun belum
bisa terjangkau dengan akal manusia kecuali mereka yang telah diberikan ilmu
oleh Allah swt. Wallahu a’lam . </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Tahlilan/Yasinan (amalan atau hadiah pahala untuk
orang mati serta dalilnya)</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Setelah kita membaca uraian diatas mengenai amalan
orang hidup yang bisa bermanfaat bagi si mayit, pembacaan Al-Qur’an dikuburan,
ruh-ruh kaum muslimin, talqin dan lain sebagainya insya Allah jelas bagi
pembaca bahwa amalan-amalan yang dikerjakan saudara-saudara kita itu mempunyai
dalil dan akar yang kuat. Begitu juga dengan majlis dzikir <i>tahlilan/yasinan</i>
yang sering kita lihat, dengar atau kita alami sendiri terutama di Indonesia.
Didalam majlis ini diadakan pembacaan bersama ayat Al-Qur’an dan berdo’a yang
ditujukan untuk kita, kaum muslimin umumnya dan <i>khususnya</i> untuk
saudara-saudara kita muslimin yang baru wafat atau yang telah lama wafat.
Tahlilan ini boleh diamalkan baik secara berkumpul maupun perorangan.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Hal yang sama ini dilakukan juga baik oleh ulama
maupun orang awam dibeberapa kawasan dunia umpamanya: Malaysia, Singapore,
Yaman dan lainnya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Memang berkumpul untuk membaca tahlilan ini tidak pernah
diamalkan pada zamannya Rasulallah saw. dan para sahabat. Itu memang bid’ah
(rekayasa), tetapi bid’ah hasanah (rekayasa baik), karena sejalan dengan
dalil-dalil hukum syara’ dan sejalan pula dengan kaidah-kaidah umum agama.
Sifat rekayasa terletak pada <i>bentuk berkumpulnya jama’ah</i> (secara
massal), bukan terletak pada bacaan yang dibaca pada majlis tersebut. Karena
bacaan yang dibaca disana banyak diriwayatkan dalam hadits Rasulallah saw. <span style="color: black;">Tidak lain semuanya ini sebagai ijtihad para ulama-ulama
pakar untuk mengumpulkan orang dan mengamalkan hal tersebut. </span></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Bacaan Tahlilan yang dibaca di Indonesia, Malaysia,
Singapora, Yaman ialah: Pertama-tama </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">berdo’a dengan di-iringi niatuntuk orang muslimin yang telah lama wafat
dan baru wafat tersebut, kemudian disambung dengan </span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">bacaan surat Al-Fatihah, surat Yaasin, ayat Kursi (Al-Baqoroh :255) dan beberapa
ayat lainnya dari Al-Qur’an, tahlil (Pengucapan Lailahaillallah) tasbih
(Pengucapan subhanallah), sholawat Nabi saw. dan sebagainya. Setelah itu
ditutup dengan do’a kepada Allah swt. agar <i>pahala bacaan</i> yang telah
dibaca itu dihadiahkan untuk orang-orang yang telah wafat terutama dikhususkan
untuk orang yang baru wafat itu, yang oleh karenanya berkumpulnya orang-orang
ini untuk dia. Juga berdo’a pada Allah swt. agar dosa-dosa orang muslimin baik
yang masih hidup maupun telah wafat diampuni oleh-Nya. Nah, dalam
hal ini apanya yang salah…? Allah swt. Maha Pengampun dan Dia telah
berfirman akan mengabulkan do’a sese- orang yang berdo’a pada-Nya ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sedangkan mengenai makanan-makanan yang dihidangkan oleh
sipembuat hajat itu <i>bukan masalah pokok</i> tahlilan ini tidak lain hanya
untuk menggembirakan dan menyemarakkan para hadirin sebagai amalan sedekah dan
dan tidak ada paksaan ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Bila ada orang yang sampai hutang-hutang untuk
mengeluarkan jamuan yang <i>mewah</i>, ini bukan anjuran dari agama untuk
berbuat demikian, setiap orang boleh mengamalkan menurut kemampuannya. Dengan
adanya ini nanti dibuat alasan oleh golongan pengingkar untuk mengharamkan
tahlil dan makan disitu. Ini sebenarnya bukan alasan yang tepat karena Tahlil
tidak harus diharamkan atau ditutup karena penjamuan tersebut. Seperti halnya
ada orang yang ziarah kubur beranggapan bahwa ahli kubur itu bisa <i>merdeka</i>
memberi syafa’at pada orang tersebut tanpa izin Allah swt., keyakinan yang
demikian ini dilarang oleh agama. Tapi ini tidak berarti kita harus mengharamkan
atau menutup <i>ziarah kubur</i> karena perbuatan perorangan tersebut. Karena
ziarah kubur ini sejalan dengan hukum syari’at Islam ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sekali lagi penjamuan tamu itu bukan suatu larangan,
kewajiban dan paksaan, setiap orang boleh mengamalkan menurut kemampu annya,
tidak ada hadits yang <i>mengharamkan</i> atau melarang keluarga mayyit untuk
menjamu tamu orang-orang yang ta’ziah atau yang berkumpul untuk membaca do’a
bersama untuk si mayyit.. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Imam Syafi’i dalam kitabnya <i>Al Umm</i>mengatakan bahwa
<i>disunnahkan</i> agar orang membuat makanan untuk keluarga mayyit sehingga
dapat menyenang kan mereka, yang mana hal ini telah diriwayatkan dalam hadits
bahwa Rasulallah saw. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;"> tatkala datang berita wafatnya Ja’far bersabda; <i>‘Buatkanlah
makanan untuk keluarga Ja’far, karena telah datang kepada mereka urusan yang
menyibukkan’ </i></span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(Tartib
Musnad Imam Syafi’i, pembahasan tentang sholat, bab ke 23 ‘Sholat jenazah dan
hukum-hukumnya’ hadits nr. 602 jilid 1 hal. 216)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Tetapi riwayat itu bukan berarti keluarga si mayyit <i>haram</i>
untuk mengeluar- kan jamuan kepada para tamu yang hadir. Begitu juga orang yang
hadir tidak diharamkan untuk menyuap makanan yang disediakan oleh keluarga
mayyit. Penjamuaan itu semua adalah sebagai amalan sedekah dan suka rela
terserah pada keluarga mayyit. Rasulallah saw. sendiri setelah mengubur mayit
pernah diundang makan oleh keluarga si mayyit dan beliau memakan nya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu dawud dan
Baihaqi dari Ashim bin Kulaib dari ayah seorang sahabat Anshar, berkata:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">“Kami telah keluar menyertai Rasulallah saw. mengiringi
jenazah, maka kulihat Rasulallah saw. berpesan kepada penggali kubur, kata
beliau saw., ‘perluaslah arah kedua kakinya, perluaslah arah kepalanya’. Ketika
beliau pulang ditemuilah orang yang mengundang dari pihak istrinya </span></i></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">(istri mayyit),<i> beliaupun memenuhi undangan itu dan kami menyertainya
lalu dihidangkan makanan, maka beliau mengulurkan tangannya, kemudian hadirin
mengulur- kan tangan mereka, lalu mereka makan, dan aku melihat Rasulallah saw.
mengunyah suapan di mulutnya”.</i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Golongan pengingkar majlis tahlilan ada juga yang
mengatakan bahwa </span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">membaca Tahlilan/Yasinan
dirumah si mayyit yang baru wafat, <i>diadopsi </i>oleh para Da’i terdahulu
dari upacara kepercayaan Animisme, agama Budha dan Hindu. Menurut kepercayaan
Animesme ruh-ruh keluarga yang wafat akan datang kerumahnya masing-masing
setelah pada hari 1-3-7 dan seterusnya, dan ruh-ruh ini mengharap sajian-sajian
dari keluarganya, bila tidak mereka akan marah dan lain-lain. Setelah mereka
masuk Islam, akidah yang sama tersebut masih dijalankan golongan ini (repot
untuk dihilangkannya). Maka para Da’i penyebar pertama Islam di Indonesia
termasuk wali songo merubah keyakinan mereka dan memasukkan ajaran-ajaran
dzikir untuk orang yang telah wafat itu. Jadi para Da’i/ahli dakwah ini <i>tidak
merubah adat </i>mereka ini tapi memberi wejangan agar <i>mereka berkumpul
tersebut membaca dzikir pada Allah swt. dan berdo’a untuk si mayat</i>,
sedangkan sajian-sajian tersebut <i>tidak</i> ditujukan pada ruh mayat tapi <i>diberikan
para hadirin sebagai sedekah</i>/ peng hormatan untuk tamu ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Penafsiran golongan ini bahwa majlis tahlilan sebagai <i>adopsi
dari Hindu</i> yang tidak beragama Islam dan mempunyai banyak Tuhan dan
sebagainya ini ialah pemikiran <i>yang tidak benar serta dangkal sekali</i>!
Penulis sejarah seperti ini adalah penulis yang hanya mengarang-ngarang saja
dan anti majlis dzikir. Pengarang ini tanpa memperhatikan tulisan atau
ucapannya sehingga dia telah menyamakan kaum muslimin termasuk para
Da’i, ulama pakar maupun orang awam yang ikut bercengkerama pada
majlis tahlilan/ yasinan ini dengan orang-orang kafir Hindu yang tidak
bertauhid. Hati-hatilah !!</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Para Da’i sebelum datang di Indonesia sudah mengenal dan
mengamalkan majlis dzikir, <i>walaupun cara mereka mengamal kan berbeda
dengan kita yang di Indonesia tapi intinya sama</i>
mereka mengenal riwayat-riwayat yang berkaitan dengan <i>hadiah
pahala amalan</i> yang bermanfaat untuk mayit. Semuanya
ini (dzikiran, hadiah pahala amalan) sudah diterangkan dalam <i>hadits
Rasulallah saw</i>., wejangan para ulama pakar dari semua madzhab Imam
Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Imam Ahmad beberapa ratus tahun sebelum para Da’i
datang ke Indonesia.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sedangkan cara pengamalan majlis dzikir ini
berbeda-beda tapi inti dan maknanya sama yaitu <i>pembacaan doá dan
penghadiahan pahala bacaan ini kepada orang yang telah wafat</i>. Ada
yang mengamalkannya sendirian/per-orangan saja dan ada yang mengamalkan
dengan mengumpulkan orang banyak untuk <i>berdo’a</i> bersama yang
ditujukan untuk si mayyit. Bertambah banyak orang yang <i>berdo’a </i>kepada
Allah swt. sudah tentu bertambah baik dan lebih besar syafa’at yang diterima
untuk si mayyit itu . </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Didalam Islam kita dibolehkan serta dianjurkan untuk
berdakwah dengan cara apapun selama cara tersebut tidak keluar dari garis-garis
syariat akidah Islam. Dengan demikian para Da’i merubah <i>keyakinan</i>orang-orang
Hindu yang salah kepada yang benar yang sesuai dengan syari’at Islam. Dakwah
mereka ini sangat hebat sekali mudah diterima dan dipraktekan oleh orang-orang
yang fanatik dengan agama dan adatnya yang tadinya di Jawa 85 % beragama
Hindu menjadi 85% beragama Islam sehingga mereka memeluk agama yang
bertauhid satu ! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Berdzikir pada Allah swt. itu boleh diamalkan setiap <i>detik,
menit, hari, bulan dan lain-lain </i>lebih sering lebih baik<i>.</i> Dakwah
yang bisa merubah adat buruk suatu kaum kepada adat yang sejalan dengan
syari’at Islam serta bernafaskan tauhid adalah dakwah yang sangat
baik sekali. Dengan demikian kaum itu akan kembali kejalan yang benar yang
diridhoi Allah swt. Jadi para Da’i waktu itu bukannya <i>mengadopsi</i>
adat-adat hindu sebagai mana pandangan golongan pengingkar tetapi <i>mengajari</i>pengikut
adat Hindu ini kepada jalan yang benar yang dibolehkan oleh syari’at Islam.
Dalam hal ini apanya yang salah….? </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sejarah mencatat juga bahwa penyebar Islam yang pertama
kali ke Indonesia dari Gujarat, Cina, Persia dan Iraq dimulai pada
permulaan abad ke-12 M ( jadi sebelum wali songo). Di negara penyebar-penyebar
Islam (para Da’i) yang pertama kali di Indonesia ini sudah sering diadakan
kumpulan/majlis dzikir dan peringatan-peringatan keagamaan diantaranya
peringatan hari lahir dan wafatnya Nabi saw. (silahkan baca bab maulidin Nabi
saw. dalam buku ini), peringatan kelahiran dan kewafatan Amirul Mukminin Ali
bin Abi Thalib kw., peringatan kelahiran dan kewafatan Sayyidah Fatimah
Az-Zahra putri Muhammad saw. dan lain sebagainya, walaupun cara mereka
mengadakan peringatan-peringatan tersebut tidak persis atau sama dengan kita di
Indonesia, tapi inti dan maknanya sama memperingati, menghadiahkan pahala bacaan dan
mendo’akan orang-orang yang telah wafat. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jadi majlis dzikir dan penghadiahan pahala bacaan
yang dibaca ini sudah diamalkan oleh para ulama pakar sebelum penyebar-penyebar
Islam ini datang ke Indonesia ! Hal yang sama sering diamalkan juga oleh kaum
muslimin dari berbagai madzhab: Madzhab Hanafi, Maliki, Syafii dan sebagainya
diseluruh dunia, yang mana pengikut madzhab-madzhab ini sudah ada dimulai
pertengahan abad ke 8 M atau sekitar tahun 100 Hijriah yaitu mulai zamannya
Imam Ja’far Shodiq ( 80-148 H/ 699-765 M) bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainal
Abidin bin Husin bin Ali bin Abi Thalib kw., yang mana Imam Hanafi, Imam Malik
ra pernah berguru pada Imam Ja’far ini.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Tidak lain mengumpulkan orang untuk peringatan keagamaan
ini dan berkumpulnya orang-orang untuk membaca tahlil adalah <i>hasil ijtihad</i>yang
baik dari para ulama pakar, yang semuanya ini tidak keluar dari garis yang
telah ditentukan oleh syari’at. Amalan ini mereka teruskan dan jalankan di
negara kita yang mana sampai detik ini diamalkan oleh sebagian besar kaum
muslimin di Indonesia. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Malah sekarang bisa kita lihat bukan hanya di negara kita
saja, tetapi peringatan-peringatan Maulidin Nabi saw. dan kumpulan majlis
dzikir ini sudah menyebar serta dilaksanakan oleh sebagian besar kaum muslimin
diseluruh dunia dari berbagai madzhab (Hanafi, Maliki, Syafii, dan lain-lain)
diantaranya: Malaysia, Indonesia, Mesir, Irak, Iran, Afrika, Turki, Yemen,
Marokko, negara Saudi Arabia, Pakistan dan sebagainya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Umpama saja, kita tolerans dan benarkan sejarah yang
ditulis oleh golongan pengingkar ini mengenai majlis tahlilan tersebut,
sekali lagi umpamanya diketemukan sejarah yang benar/authentik dari zamannya
para Da’i ke Indonesia yaitu meneruskan adat Hindu ini dengan mengarahkan
kepada amalan-amalan dzikir/tahlilan yang ditujukan untuk yang hadir dan si
mayit apanya yang salah dalam hal ini ? </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Para Da’i merubah dan mengarahkan adat Hindu yang keliru
ini yang mempercayai akan marahnya ruh kerabat-kerabat mereka yang baru
wafat bila tidak diberi sajian-sajian kepada si mayyit ini selama 1-3-7
hari kepada adat yang dibolehkan dan sejalan dengan syari’at
Islam. Dengan demikian adat-adat hindu yang masih dilakukan oleh
orang-orang yang baru memeluk agama Islam/ muallaf ini, diteruskan dengan
bacaan-bacaan dzikir serta do’a-do’a pada Allah swt. yang bisa bermanfaat untuk
si mayyit. Sedangkan sajian-sajian yang biasanya oleh kaum Hindu disajikan
kepada ruh si mayyit, dirubah oleh para Da’i untuk disajikan kepada para
kerabat mereka atau kepada para hadirin yang ada disitu. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sedangkan waktu pelaksanaan berdzikir dan berdo’a
kepada Allah swt. untuk si mayyit selama 1-3-7 hari atau lebih banyak
hari lagi, ini semua boleh diamalkan. Karena didalam syari’at Islam
tidak ada larangan setiap waktu untuk berdzikir dan berdo’a kepada Allah
swt. yang ditujukan baik untuk orang yang masih hidup maupun yang sudah
wafat. Malah sebaliknya banyak riwayat-riwayat Ilahi dan hadits Rasulallah saw.
yang menganjurkan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk berdzikir
dan berdo’a setiap saat, lebih banyak waktu yang digunakan untuk berdzikir
dan berdo’a itu malah lebih baik!! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sekali lagi bahwa para Da’i waktu itu bukannya <i>mengadopsi</i>adat-adat
hindu sebagaimana pandangan golongan pengingkar tetapi <i>mengajari</i> <i>pengikut
adat Hindu ini</i> kepada jalan yang benar yang dibolehkan oleh syari’at Islam.
Dua kata-kata <i>mengadopsi</i> dan <i>mengajari </i>itu mempunyai arti yang
berbeda!</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jika pikiran golongan pengingkar yang telah dikemukakan
dituruti, <i>beranikah mereka ini menuduh puasa sunnah ‘Asyura (10 Muharram) </i><i>yang
dilakukan oleh Nabi Muhammad saw. dan beliau anjurkan kepada para sahabatnya</i><i>
sebagai perbuatan meniru-niru orang Yahudi atau sebagai adopsi dari kaum ini?</i>
Karena puasa sunnah ‘Asyura dianjurkan oleh Rasulallah saw. setelah beliau
melihat kaum Yahudi di Madinah puasa pada hari 10 Muharram tersebut. Beliau
saw. bertanya kepada kaum Yahudi mengapa mereka ini berpuasa pada hari itu ?
Mereka menjawab; Pada hari ini Allah swt. menyelamatkan nabi mereka dan
menenggelamkan musuh mereka. Kemudian Nabi saw. menjawab: <i>Kami lebih berhak
memperingati Musa dari- pada kalian!</i> (Nahnu aula bi muusaa minkum).<i> </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Begitu juga Nabi saw. pernah ditanya mengenai puasa
sunnah setiap hari Senin, beliau saw. menjawab; <i>‘Pada hari itu aku
dilahirkan dan pada hari itu juga (Allah swt.) menurunkan wahyu kepadaku’.</i>Mengapa
golongan pengingkar ini tidak menuduh puasa sunnah hari Senin yang dilakukan
Nabi saw. untuk memperingati hari kelahiran beliau dan menghormati turunnya
wahyu yang pertama, sebagai perbuatan meniru-niru golongan Kristen yang
memperingati hari kelahiran Yesus ? </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Wahai golongan pengingkar, janganlah kalian selalu
mencari-cari alasan untuk melarang orang tahlilan dengan memasukkan macam-macam
riwayat atau sejarah yang mana semuanya ini tidak ada sangkut pautnya dengan
larangan agama untuk membaca tahlilan dan hanya menambah dosa kalian saja !!
Jadi selama ini yang mengatakan menurut ceritera bahwa tahlilan, yasinan
adalah <i>warisan atau adopsi </i>dari kepercayaan Animesme, Hindu atau Budha
adalah tidak benar! Ini hanya sekedar <i>Dongengan Belaka</i>yang diada-adakan
oleh mereka yang anti majlis dzikir. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Mereka juga mengatakan seperti biasanya amalan-amalan
tersebut adalah Bid’ah, Syirk dan sebagainya karena <i>tidak pernah</i>
dilakukan atau dianjurkan oleh Rasulallah saw., para sahabat atau tabi’in, dan
bertentangan dengan Al-Qur’an dan Sunnah sambil mengambil dalil hanya dari
beberapa bagian al-Qur’andan Sunnah yang sepaham dengan pikiran mereka dan
meninggalkan serta melupakan dari surat-surat Al-Qur’an dan Sunnah yang
lainnya. Mereka lebih mengartikan Bid’ah secara tekstual (bahasa) daripada
secara Syari’at. (Baca keterangan mengenai Bid’ah).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Ingatlah saudara-saudaraku, mereka ini berkumpul untuk
berdzikir pada Allah swt. dengan niat dan tujuan untuk mendekatkan diri
kepada-Nya yang mana dzikir ini <i>sudah pasti</i> mendapat pahala karena
banyak ayat ilahi dan hadits Rasulallah saw. mengenai <i>pahala bacaan-bacaan
dzikir</i> (tahmid, sholawat, takbir, tahlil dan lain-lain) yang dibaca
dimajlis-majlis tersebut (rujuklah pahala baca Al-Qur’an dan sebagainya
dibuku ini). Bila golongan yang tidak senang amalan tersebut serta ingin
menyerukan yang baik dan melarang yang munkar/jelek, laranglah dan
nasehatilah secara baik pada orang-orang yang melanggar agama yang
pelanggaran tersebut <i>sudah disepakati</i> oleh seluruh ulama madzhab Sunnah
tentang haramnya (pelacuran, peminum alkohol dan lain-lain). Janganlah selalu
menteror, mensesatkan atau mengharamkan majlis dzikir, tawassul, tabarruk dan
sebagainya yang semuanya mempunyai dalil. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dan janganlah mudah mengafirkan golongan muslimin yang
berdosa tersebut selama mereka masih mentauhidkan Allah swt. dan mengakui
kesalahan-kesalahan yang diperbuatnya. Camkanlah hadits Rasulallah saw. yang
mengecam orang yang menuduh muslimin sebagai kafir, fasiq, munafik karena hanya
amal perbuatan mereka tersebut ! </span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Bila golongan pengingkar ini tidak mau mengamalkan
tawassul, tabarruk, ziarah kubur, kumpulan majlis dzikir dan sebagainya,
disebabkan mengikuti wejangan ulama-ulama mereka yang melarang hal tersebut, <i>silahkan</i>dan
itu adalah urusan mereka sendiri dan tidak ada kaum muslimin lainnya yang
mencela, mensesatkan mereka atau merasa rugi dalam hal ini, karena semuanya itu
<i>amalan sunnah</i> bukan wajib. Tapi janganlah, karena keegoisan dan
kefanatikannya pada wejangan ulamanya sendiri, <i>menyuruh dan mewajibkan</i>muslimin
seluruh dunia untuk <i>tidak melaksanakan</i> tawassul, tabarruk, kumpulan
dzikir bersama dan sebagainya, sampai-sampai berani mengkafirkan, menghalalkan
darahnya, mensesatkan dan memunkarkan mereka karena mengamalkan hal-hal
tersebut. Orang-orang yang mengamal kan kebaikan ini sebagai <i>amalan
tambahannya</i> serta mereka tidak mensyariatkan atau mewajibkan amalan-amalan
tersebut. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Pikiran mereka seperti itu juga akan dibodohkan oleh
muslimin, karena banyak wejangan ulama-ulama pakar yang berkaitan dengan
amalan-amalan diatas serta mereka ikut bercengkerama didalam majlis-majlis
tersebut ! Bagi non-muslim akan lebih mempunyai bukti atas kelemahan muslimin
dan mereka akan berpikiran bahwa agama Islam adalah agama yang suka mencela,
tidak toleransi, dengan sesama agamanya saja mereka mensesatkan atau
menghalallkan darahnya apalagi dengan kita yang non-muslim !</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Perselisihan/perbedaan dalam hal tersebut
seharusnya diselesaikan secara baik oleh sesama ulama-ulama Islam, sehingga
bisa mewujudkan persatuan dan kesatuan ummat Islam. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sebagaimana telah dikemukakan bahwa perbedaan pendapat
setiap manusia atau golongan itu selalu ada, tetapi bukan untuk diperuncing
atau dipertajam. Setiap golongan muslimin berdalil pada Kitabullah dan Sunnah
Rasulallah saw., tetapi berbeda cara penafsiran dan penguraiannya. Alangkah
baiknya kalau sesama muslim satu sama lain tidak mengkafirkan, mensesatkan pada
orang yang senang mengamalkan amalan-amalan sunnah yang baik itu ! Begitupun
juga kita harus saling toleransi baik antara muslimin sesamanya atau antara
muslimin dan non-muslimin (yang tidak memerangi kita). Dengan demikian
keharmonisan hidup akan terlaksana dengan baik. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Telah dikemukakan juga bahwa kita dibolehkan mengeritik,
mensalahkan akidah atau keyakinan suatu golongan muslimin yang <i>sudah jelas
dan tegas</i> dilarang oleh agama umpamanya; menyembah berhala, mengatakan
bahwa Nabi Muhammad sebagai anak Allah swt., menyerupakan/tasybih Allah swt.
dengan makhluk-Nya, tidak mempercayai adanya Malaikat, menghalalkan makan babi,
main judi, membolehkan orang meninggalkan sholat wajib dengan sengaja dan
sebagainya, ini semua sudah jelas bertentangan dengan ajaran syariat Islam.
Semoga kita semua diberi Taufiq oleh Allah swt. Amin</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Keterangan singkat mengenai Peringatan Haul</span></i></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Orang-orang Arab Jahiliyyah setelah menunaikan haji
mereka hanya bermegah-megahan tentang kebesaran nenek moyangnya saja. Kemudian
turun perintah Allah swt. agar mereka </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;"></span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">sebagaimana mereka menyebut-yebut nenek moyangnya</span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;"> agar </span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">banyak berdzikir pada Allah swt.: </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">‘Apabila kamu telah menyelesaikan ibadah hajimu, maka
berdzikirlah dengan menyebut Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut </span></i></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">(membangga-bangga kan)<i> nenek moyangmu, atau </i>(bahkan)<i> berdzikirlah
lebih banyak dari itu’. </i>(Al-Baqarah: 200)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dalam ayat diatas ini, Allah swt. tidak melarang adat
mereka <i>setiap tahun setelah usai haji</i> menceriterakan riwayat hidup dan
membangga-bangga kan nenek moyangnya, hanya Allah swt. menghendaki agar
orang Arab Jahiliyyah disamping membangga-banggakan tersebut juga banyak
berdzikir pada Allah swt.! </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Sebagian ulama mengatakan ayat ini bisa
dijadikan sebagai dalil diboleh- kannya orang-orang setiap tahun
memperingati para wali atau sholihin yang telah wafat (Haul). Karena dalam
peringatan ini para ulama akan menyebut- kan/mengumandangkan kepada hadirin <i>riwayat
hidup</i> para wali/sholihin yang diperingati ini, kemudian diakhiri dengan
berdo’a kepada Allah swt. agar amalan-amalan para wali/sholihin ini
diterima oleh Allah swt. dan para hadirin diberi taufiq oleh Allah
sehingga bisa <i>mencontoh amal perbuatan</i> para sholihin yang terpuji,
dimasa hidupnya mereka.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Kita juga telah membaca beberapa riwayat mengenai ruh-ruh
sedemikian besar artinya dan sedemikian tinggi martabat yang dikaruniakan Allah
swt. kepada para waliyullah khususnya dan hamba Allah mukminin pada umum nya.
Mereka bisa berdo’a pada Allah swt. baik untuk para kerabatnya maupun para
hadirin yang berziarah dimakam-makam mereka. Ruh-ruh mereka bisa hadir
dimakamnya atau ditempat lainnya yang mereka kehendaki setiap waktu. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Dengan demikian peringatan <i>Haul </i>ini banyak manfaat
baik bagi orang yang masih hidup maupun yang sudah wafat. Bagi yang sudah wafat
mendapat do’a dari jama’ah, fadhilah atau <i>pahala</i> pembacaan Al-Qur’an
yang ditujukan kepadanya. Sedangkan berkumpulnya jama’ah (para hadirin) yang
membaca do’a ini sudah tentu akan mendapat pahala, rahmat dan berkah dari Allah
swt., karena ziarah kubur pada orang muslim yang biasa saja sudah termasuk
sunnah Rasulallah saw. apalagi menziarahi para ulama, para sholihin dan para
wali yakni orang-orang yang dibanggakan, dipuji oleh Allah swt. dan Rasul-Nya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jika haul yakni berkumpulnya orang banyak untuk ziarah
dimuka kuburan para wali sebagai bid’ah, itu sungguh merupakan bid’ah mahmudah
(bid’ah yang terpuji) atau bid’ah hasanah (bid’ah yang baik) karena sejalan dengan
kaidah hukum syari’at Islam (baca bab Bid’ah di buku ini).Tidak ada alasan
untuk menuduh penyelenggaraan Haul itu <i>bid’ah dholalah</i> (bid’ah sesat)
atau haram, selagi tuduhan itu tidak didasarkan pada nash-nash Kitabullah
dan Sunnah Rasulallah saw. yang dengan tegas dan jelas mengharamkan Haul.
Mengharamkan sesuatu yang oleh syara’ tidak diharamkan, apalagi jika tidak
disertai dalil yang tegas dari Kitabullah dan Sunnah Rasulallah, itu bukan lain
hanyalah omong kosong dan semata-mata mengada-adakan kedustaan terhadap Allah
dan Rasul-Nya dan sama sekali bukan dari ajaran agama ! Ingat ayat Allah swt.
dalam surat Asy-Syuraa:21: <i>“….mereka yang</i> <i>mensyari’atkan sebagian
dari agama sesuatu yang tidak di-izinkan Allah”. </i></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Jadi sesuatu yang menurut asalnya (pada dasarnya) halal
tidak boleh diharamkan kecuali atas dasar dalil yang benar dan jelas serta
sejalan dengan penegasan Allah dan Rasul-Nya tentang pengharamannya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Banyak masalah ilmu figih yang tidak menghapus sama
sekali adat-adat Jahiliyyah. Nabi saw. meneliti adat-adat Jahiliyyah yang
baik dan tidak melanggar syari’at Islam itu boleh diamalkan sedangkan adat
Jahiliyyah yang buruk dan melanggar syari’at itu harus dihapus. Umpama hal
meminang dalam perkawinan, perceraian, masa iddah dan lain sebagainya ini sudah
ada pada zaman jahiliyyah jadi bukan masalah yang baru dalam agama Islam.
Rasulallah saw. meneliti kembali masalah-masalah tersebut untuk bisa
disesuaikan dengan hukum syari’at Islam. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Demikianlah sekelumit keterangan mengenai peringatan
Haul, sebagai tambahan setelah keterangan mengenai tahlilan/yasinan. Semoga
Allah swt. memberi petunjuk yang benar kepada kita semua. Amin</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<b><span lang="NL" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: NL;">Demikianlah keterangan mengenai ziarah kubur, alam ruh
dan lain sebagainya, insya Allah semuanya ini bisa memberi manfaat bagi saya
sekeluarga khususnya dan semua kaum muslimin, khususnya bagi orang yang
mendapati kesalahan informasi mengenai ziarah kubur dan lain-lain yang telah
dikemukakan tadi. </span></b><b><span lang="EN-GB" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt; mso-ansi-language: EN-GB;">Semoga hidayah Ilahi
selalu mengiringi kita semua. Amin</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<br />
<br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2012/09/29/shahihnya-hadits-riwayat-thawus-attabiin-dan-umair-bin-ubaid-dalil-selamatan-kenduri-arwah-tahlilan-7-hari-40-hari/" title="Shahihnya Hadits Riwayat Thawus Attabi’in dan Umair bin Ubaid : Dalil Selamatan / Kenduri Arwah / Tahlilan 7 hari & 40 Hari">Shahihnya
Hadits Riwayat Thawus Attabi’in dan Umair bin Ubaid : Dalil Selamatan / Kenduri
Arwah / Tahlilan 7 hari & 40 Hari</a></span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Posted on
September 29, 2012 by admin </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dalil-dalil
sunat membuat kenduri tahlil arwah:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">1. hadis
Thawwus:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><span dir="RTL"></span> ( ان الموت يفتنون فى قبورهم سبعا . فكانوا يستحبون أن
يطعموا عنهم تلك الأيام . ) </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya “
Berkata Thawwus, bahawasanya segala orang yang mati itu difitnah/diuji akan
mereka itu didalam kubur, didalam masa 7 hari. Maka adalah mereka itu ( Para
Sahabat) suka bahawa memberi makan mereka itu ganti daripada mereka itu pada
demikian itu hari.” ] – Hadits Shahih marfu’</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">2. Berkenaan
hadis Umair bin Ubaid yang sahih yang tiada pertikaian , disudut hubungannya
dengan Thawus tersebut apabila digabungkan (dikompromikan kesemua
hadis-hadis tersebut ) beliau memberi komentar :</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div align="right" style="text-align: right;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عن عبيد بن عمير: قال : يفتن رجلان مؤمن ومنافق
فأما المؤمن فيفتن أربعين صباحا.</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari Ubaid
bin Umair r.a , berkata “ Difitnahkan (dalam kubur) dia jenis orang , yang
beriman dan yang munafik . maka yg beriman difitnahkan/diuji selama 40
pagi (hari)”</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><span dir="LTR"></span>3.</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عَنْ
اَبِىْ ذَرٍّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ اَيْضًا اَنَّ نَاسًا مِنْ اَصْحَابِ رَسُوْلِ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالُوْا لِِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُُُُُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا رَسُوْلَ اللهِ ذَهَبَ اَهْلُ الدُّثُوْرِ بِاْلاُجُوْرِ
يُصَلُّوْنَ كَمَا نُصَلِّى وَيَصُوْمُوْنَ كَمَا نَصُوْمُ وَيَتَصَدَّقُوْنَ
اَمْوَالَهُمْ .<br />
قَالَ اَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللهُ لَكُمْ مَا تَصَدَّقُوْنَ اِنَّ بِكُلِّ
تَسْبِيْحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيْرَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَحْمِيْدَةٍ
صَدَقَةً وَكُلِّ تَهْلِيْلَةٍ صَدَقَةً وَاَمْرٍ بِالْمَعْرُوْفِ صَدَقَةً
وَنَهْىٍ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةً وَفِى بُضْعِ اَحَدِكُمْ صَدَقَةً قَالُوْا يَا
رَسُوْلَ اللهِ اَيَأْتِىْ اَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُوْنَ لَهُ فِيْهَا اَجْرٌ
قَالَ اَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ اَكَانَ عَلَيْهِ وِزْرٌ
فَكَذَلِكَ اِذَا وَضضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ اَجْرٌ . رَوَاهُ مُسْلِمٌ</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya:
Diriwayatkan daripada Abi Zar r.a, telah bertanya oleh beberapa orang sahabat
kepada Nabi s.a.w, “wahai Rasulullah telah pergilah orang-orang hartawan dengan
pahala yang banyak maka sembahyang mereka itu sepertimana kami sembahyang dan
puasa mereka itu sepertimana kami puasa dan bersedekah mereka itu dengan
kelebihan daripada kekayaan mereka”. Telah menjawab oleh Nabi s.a.w, “adakah
kamu bersusah hati?. Bukankah telah dijadikan oleh Allah bagimu sesuatu yang
boleh kamu bersedekah dengannya. </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sesungguhnya
bagi tiap-tiap tasbih itu sedekah, tiap-tiap pujian itu sedekah, tiap-tiap
tahlil itu sedekah, menyeru dengan pekerjaan yang baik-baik itu sedekah,
melarang kemungkaran itu sedekah dan pada berjimak kamu itu juga sedekah”.
Berkata para sahabat, “adakah bagi seseorang kami pahala dengan menunaikan
shahwat?”. Jawab Rasulullah s.a.w “bagaimanakah perkiraan kamu jika kamu
tunaikan shahwat itu kepada yang haram?, adakah kamu berdosa?. Maka seperti
demikian pulalah apabila kamu menunaikan shahwat pada yang halal nescaya bagimu
itu pahala”.<br />
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Hadis
riwayat Muslim.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَرَوَيْنَا
فِى سُنَنِ الْبَيْهَقِىْ بِاِسْنَادٍ حَسَنٍ اَنَّ اِبْنَ عُمَرَ اِسْتَحَبَّ
اَنْ يُقْرَأَ<br />
عَلَى الْقَبْرِ بَعْدَ دَفْنِ اَوَّلُ سُوْرَةِ الْبَقَرَةِ وَخَاتِمَتِهَا<br />
Ertinya: Telah kami meriwayatkan di dalam sunan Al-Baihaqi dengan isnad yang
hasan bahawa Ibnu Umar menyunatkan bahawa dibacakan atas kubur selepas wafat,
awal surah Al-Baqarah dan akhirnya (Kitab Futuhat Ar-Robbaniah Syarah Al-Azkar
Nawawiah – juzuk 3 m/s 194).<br />
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Hadis
riwayat Ibnu Mubarak daripada Sulaiman At-Taimi daripada Abi Usman daripada
Ma’qil bin Yasar, beliau berkata: “Telah bersabda Nabi s.a.w</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">اِقْرَأُوْا
يس عَلَى مَوْتَاكُمْ</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya:
Bacalah surah Yasin atas mereka yang mati dikalangan kamu.<br />
Telah mensahihkan hadis ini oleh Ibnu Hibban di dalam kitab Al-Ihsan no 3002.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">قَالَ
اَحْمَدُ بْنُ مُحَمَّدِ بْنِ مَرُوْزِىْ سَمِعْتُ اَحْمَدَ بْنَ حَنْبَلَ
يَقُوْلُ اِذَا دَخَلْتُمُ الْمَقَابِرَ فَاقْرَأُوْا بِفَاتِحَةِ الْكِتَابِ
وَالْمَعُوْذَتَيْنِ وَقُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ وَاجْعَلُوْا ثَوَابَ ذَلِكَ
ِلاَهْلِ الْمَقَابِرِ فَاِنَّهُ يَصِلُ اِلَيْهِمْ<br />
Telah berkata oleh Ahmad bin Muhammad bin Maruzi, aku mendengar Ahmad bin
Hambal berkata “apabila kamu masuk kepada perkuburan baca olehmu surah Fatihah
dan mauzatain dan Qulhuallahuahad, lalu kamu jadikan pahalanya bagi ahli kubur.
Maka sesungguhnya ia sampai kepada mereka (Ihya’ Ulumuddin).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَاَمَّا
مَا رَأَهُ الصَّالِحُوْنَ فِى الْمَنَامِ فَرُؤْيَاهُمْ كُلُّهَا مُتَوَاطِئَةٌ
بَعْدَ مَا يَقْرَءُوْنَ وَيَهْدُوْنَ لِلْمَيِّتِ مِمَّا يَدُلُّ عَلَى وُصُوْلِ
ثَوَابِ الْقِرَاءَةِ اِلَيْهِمْ وَانْتِفَاعُهُمْ بِذَلِكَ لاَ يُحْصى</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Adapun
barang yang melihat oleh orang-orang soleh pada ketika tidur, maka mimpi mereka
itu sekeliannya muafakat mereka itu yakni barang yang mereka baca dan mereka
hadiahkan bagi si mati itu sampai pahala bacaan kepada si mati dan mereka
mengambil manfaat dengan demikian itu adalah riwayat tersebut tidak terhingga
banyaknya.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">حَدَّثَناَ
هاَشِمُ بْنُ قَاسِمٍ قَالَ حَدَّثَناَ اْلاَشْجَاعِيْنَ عَنْ سُفْيَانَ قَالَ :
قَالَ طَاوُسٌ اِنَّ الْمَوْتَ يُفْتَنُوْنَ فِى قُبُوْرِهِمْ سَبْعًا فَكَانُوْا
يَسْتَحِبُّوْنَ اَنْ يُطْعَمَ عَنْهُمْ تِلْكَ اْلاَياَّمَ</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya:
Telah berkata oleh Tawus (tabii’n) sesungguhnya orang yang mati itu difitnahkan
mereka di dalam kubur selama </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">7
hari. Maka adalah mereka (para sahabat) kasih bahawa mensedekahkan makanan
kepada orang ramai untuk si mayat pada demikian hari.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وَكَانَ
عَلَيْهِمُ السَّلاَمُ مَرَّ بِقَبْرَيْنِ فَقَالَ عَذَابٌ يَسِيْرٌ فَاَخَذَ
جَدِيْدَةً مِنْ نَخْلٍ وَشَقَّهَا نِصْفَيْنِ وَغَرَسَ كُلَّ وَاحِدٍ مِنْهُمَا
عَلَى قَبْرٍ فَقَالَ يُخَفَّفُ عَنْهُمَا الْعَذَابُ مَا لَمْ يَجُفَّ رَوَاهُ
الْبُخَارِىْ</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Adalah
Nabi s.a.w lalu disamping 2 buah kubur, maka beliau bersabda “azab yang
sedikit”. Maka mengambil pelepah kurma daripada pohon kurma lalu membelahnya
menjadi dua dan ditanamkan tiap-tiap satu di atas kubur. Lalu baginda bersabda
“diringankan azab selama pelepah ini tidak kering”.<br />
(Riwayat Imam Bukhari)</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Pembahasan
hadis Thawwus:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Hukum
selamatan hari ke-3, 7, 40, 100, setahun, dan 1000 hari diperbolehkan dalam
syari’at Islam. Keterangan diambila dari kitab “Al-Hawi lil Fatawi” karya Imam
Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi jilid 2 halaman 178 sebagai
berikut: scan kitab </span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><br />
قال الامام أحمد بن حنبل رضي الله عنه فى كتاب الزهد له : حدثنا هاشم بن القاسم
قال: حدثنا الأشجعى عن سفيان قال<br />
قال طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك
الأيام , قال الحافظ ألو نعيم فى الجنة: حدثنا أبو بكر بن مالك حدثنا عبد الله بن
أحمد بن حنبل حدثنا أبى حدثنا هاشم بن القاسم حدثنا الأشجعى عن سفيان قال: قال
طاوس: ان الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعموا عنهم تلك الأيام</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><br />
Artinya:<br />
“Telah berkata Imam Ahmad bin Hanbal ra di dalam kitabnya yang menerangkan
tentang kitab zuhud: Telah menceritakan kepadaku Hasyim bin Qasim sambil berkata:
Telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil berkata: TelaH
berkata Imam Thawus (ulama besar zaman Tabi’in, wafat kira-kira tahun 110 H /
729 M): Sesungguhnya orang-orang yang meninggal akan mendapat ujian dari Allah
dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka, disunnahkan bagi mereka yang masih
hidup mengadakan jamuan makan (sedekah) untuk orang-orang yang sudah meninggal
selama hari-hari tersebut.<br />
</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Telah
berkata al-Hafiz Abu Nu’aim di dalam kitab Al-Jannah: Telah menceritakan
kepadaku Abu Bakar bin Malik, telah menceritakan kepadaku Abdullah bin Ahmad
bin Hanbal, telah menceritakan kepadaku Ubay, telah menceritakan kepadaku
Hasyim bin al-Qasim, telah menceritakan kepadaku al-Asyja’i dari Sufyan sambil
berkata: Telah berkata Imam Thawus: Sesungguhnya orang-orang yang meninggal
akan mendapat ujian dari Allah dalam kuburan mereka selama 7 hari. Maka,
disunnahkan bagi mereka yang masih hidup mengadakan jamuan makan (sedekah)
untuk orang-orang yang sudah meninggal selama hari-hari tersebut.”<br />
Selain itu, di dalam kitab yang sama jilid 2 halaman 194 diterangkan sebagai
berikut:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><i><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">ان سنة
الاطعام سبعة أيام بلغنى أنهامستمر الى الأن بمكة و المدينة فالظاهر أنها لم تترك
من عهد الصحابة الى الأن و انهم أخذوها خلفا عن سلف الى الصدر الأول</span></i></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><br />
ِArtinya:<br />
“Sesungguhnya, kesunnahan memberikan sedekah makanan selama tujuh hari
merupakan perbuatan yang tetap berlaku sampai sekarang (yaitu masa Imam Suyuthi
abad ke-9 H) di Mekkah dan Madinah. Yang jelas kebiasaan tersebut tidak pernah
ditinggalkan sejak masa sahabat sampai sekarang, dan tradisi tersebut diambil
dari ulama salaf sejak generasi pertama, yaitu sahabat.”</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">———————————————-</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Keterangan:</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><span dir="RTL"></span> ( ان الموت يفتنون فى قبورهم سبعا . فكانوا يستحبون أن
يطعموا عنهم تلك الأيام . ) </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya “
Berkata Thawwus, bahawasanya segala orang yang mati itu difitnah akan mereka
itu didalam kubur, didalam masa 7 hari. Maka adalah mereka itu ( Para Sahabat)
suka bahawa memberi makan mereka itu ganti daripada mereka itu pada demikian
itu hari.” ]</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-size: 14.0pt;"><br />
</span></b><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkata
Sayuti. Katanya : ( Kaanu Yastahibbu ) maknanya, “Adalah manusia buat
mereka itu akan demikian itu pada zaman Nabi S.A.W, dan mengetahui ia dengan
dia dan tidak engkar Nabi S.A.W atas dia– Al Hawi lil Fatawa juzu’2 m/s 377.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkata
Ibrahim Al Halabi, didalam Syarah Al Kabir kemudian daripada naqal beberapa nas
yang menunjuk atas makruh buat makanan daripada ahli mayat :[ Dan tiada sunyi
daripada Nazar (kecedraan yang perlu dibahas), kerana bahawasanya tidak ada
dalil atas makruh melainkan hadis Jarir bin Abdillah jua. Kerana bahawasanya
melawani akan dia oleh hadis yang diriwayatkan akan dia oleh Imam Ahmad dengan
sanad yang sahih. Dan barang yang diriwayat oleh Abu Daud daripada Ashsim bin Kulaib
daripada bapanya daripada seorang laki-laki daripada
Ansar
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">( قال
خرجنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم فى جنازة فرأيت رسول الله صلى الله
عليه وسلم وهو على القبر يوصى الحافر يقول أوسع من قبل رجليه اوسع من
قبل رأسه فلما رجع استقبله داعى امرأته فجأ وجىء بالطعام فوضع بين
يديه ووضع القوم فأكلوا ورسول الله صلى الله وسلم يلوك لقمة فى فيه ثم قال انى أجد
لحم شاة أخذت بغير اذن اهلها. ) </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya, “
Berkata ia, keluar kami serta Rasullah S.A.W pada suatu jenazah, maka lihat aku
akan Rasulullah S.A.W dan ia atas kubur berpesan akan yang menggali kubur,
perluaskan olehmu akan pihak kaki, perluaskan olehmu daripada pihak kepalanya.
Maka takala kembali daripada kubur itu, berhadap akan dia oleh yang menyuruh
suruhannya daripada perempuan si mati itu, yakni isteri si mati itu. Maka
datang Nabi S.A.W didatang dengan makanan, maka dihantar dihadapan Nabi
S.A.W dan menghantar oleh Sahabat maka makan oleh mereka itu. Dan Rasulullah
makan ia, akan satu suap, kemudian bersabda Ia, “ Aku dapati daging kambing
yang diambil dengan tidak izin oleh ahlinya”. Maka ini hadis, menunjuk ia atas
harus membuat ahli mayat atas makanan dan seru (panggil) atas manusia
atasnya dan pada setengah riwayat “imraah.” … dengan tidak ada dhomir.
Maka kaedah usul fiqh, mesti kena
:
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">( حمل
المطلق على المقيد
)
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maksudnya
diambil qaid yang muqayyad itu, buat qayyid pada yang yang
muthlaq itu. Ertinya ditanggung (lafaz) “ imro ah” yang tidak ada dhomir
itu ialah “imro a ytil mayyit”, seperti hak dhomirnya itu jua,
Wallahu`alam].</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dan lagi
barang yang tersebut di dalam kitab Fawakihud Diwani :</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><span dir="LTR"></span>[Dan adapun barang yang membuat akan dia oleh qirobah (
kaum kerabat ) mayat, daripada makanan dan menghimpun akan manusia atasnya.
Maka jika ada ia kerana baca quran dan lain lagi daripada barang yang
diharapkan pahalanya bagi mayat, maka tiada mengapa dengan dia. Dan adapun jika
kerana lain daripada demikian itu, maka makruh ia. Dan tidak seyogia bagi
seseorang makan daripadanya,melainkan jika adalah yang membuatnya itu waris
yang baligh lagi cerdik, maka tidak mengapa kita makan dengannya. Dan adapun
jika wasiat oleh si mati dengan dibuat akan makanan pada matinya, maka
bahawasanya sah pada thulus (1/3) hartanya. Dan wajib diluluskan akan dia,
kerana diamalkan dengan fardhunya]- juzu’2 m/s 289.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Adapun
kitab Al Anwar :[ Dan adapun jika wasiat seseorang dengan baca quran di kubur
atau bersedekah daripadanya, atau umpama demikian itu, nescaya lulus ia] –
juzu’ 1 m/s 126.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Adapun
jika buat dengan sebab adat hingga mereka yang tiada kuasa pun tebing (
buat-buat ) juga takut jadi keaiban (kalau tidak dibuat jamuan) , kerana adat
jua belaka. Inilah ynag dinamakan Takalluf pada bahasa Arab. Maka inilah yang
dinamakan bida’ah yang dicela oleh syarak, yang ditegah oleh segala Ulamak
didalam kitab Jawi ( Melayu) dan Arab. Seperti kata Syekh Ibnu Hajar di dalam
Tuhfah :[ “Dan bermula barang yang diadatkan, daripada membuat ahli mayat
didalam makanan supaya menyeru akan mereka diatasnnya itu, makruh lagi bida’ah.
Seperti (itu juga hukumnya untuk sesiapa yang) memperkenankan (jemputan)
mereka itu, kerana barang yang datang daripada hadis yang Sahih daripada Jarir
:</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">( كنا نعد
الأجتماع الى أهل الميت وصنعهم الطعام بعد دفنه من النياحة )</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya,
“Adalah kami sekelian, sangkakan berhimpun pada ahli mayat dan buat
mereka itu akan makanan kemudian daripada tanamnya setengah daripada meratap
(Niyahah) ”].</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka
zahirnya berlawan antara hadis Ashim dan hadis Jarir ini, maka kaedah (usul
fiqah)</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">[ Apabila
berlawan dua dalil, wajib dihimpun jika mungkin berhimpun], maka disini boleh
dihimpun, maka hadis Ashim itu ditanggungkan atas barang yang dibuat tidak
kerana adat. Bahkan buat kerana tarahum dan niat hadiah pahalanya kepada si
mati. Dan yang ditegah pada hadis Jarir itu, jika buat kerana adat seperti
barang yang kami kata satni (sebentar tadi). Wa Allahu`alam bis Sowab. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkata Ibnu
Hajar di dalam Tuhfah , juzu’ 3 m/s 207. “Bermula wajah dibilangkan dia
daripada Niyahah itu, barang yang ada padanya, daripada bersangat-sangatan
beramat- amati dengan pekerjaan kerunsingan dan dukacita” . </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka ini
illat tidak ada pada kebanyakan pada orang jawi kita, dan apabila tidak ada
illat tidak ada hukum. Kerana kata mereka itu, “ Bermula hukum itu berkeliling
ia serta illatnya, maka murad dengan hukum disini ialah makruh berhimpun dan
buat kenduri di rumah si mati”. Wa Allahu` alam.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka berhimpun
yang dilarang pada hadis Jarir itu jika tidak kerana baca quran dan zikir.
Adapun jika berhimpun kerana baca quran dan zikir pada si mati adalah sunat,
seperti barang yang sorih perkataan Imam Nawawi di dalam Majmuk :</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(لا كراهة
قرأة القرأن مجتمعين بل هى مستحبة)</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya, “
Tidak makruh baca quran berhimpun bahkan ia itu sunat- juz’1 m/s 126.”Riwayat
daripada Abi Hurairah R.A dan daripada Abi Said Al Kudri, ertinya kedua mereka
berkata,</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(قالا قال
رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا يقعد قوم يذكرون الله الا حفتهم الملأيكة
وغشيتهم الرحمة وأنزلت عليهم السكينة )</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">“Sabda
Rasullah S.A.W, tidak duduk oleh satu kaum, menyebut mereka itu akan Allah
Taala, melainkan berkelilingi oleh malaikat akan mereka itu. Kerana memuliakan
akan mereka itu dan menutupi akan mereka itu oleh rahmat. Dan turun atas mereka
itu oleh ketetapan pada hati”. Qauluhu [Yazkuruna] : ertinya, “Barangmana
kelakuan daripada segala kelakuan dan barangmana seorang ada ia. Qauluhu
[Yazkuruna] : Bermula zikir itu melengkapi akan sembahyang, baca quran dan doa
dengan yang lebih pada dunia dan akhirat-Dalilul Faalihin m/s 248. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka kami
faham daripada nas- nas ini, bahawasanya baca quran dengan berhimpun itu
afdhal, daripada baca seorang diri pada Mazhab kita Syafie. Kerana tidak ada
nas daripada alquran dan hadis, melarang tidak boleh baca quran di rumah si
mati. Bahkan setengah mereka itu, dia kiaskan makruh baca quran di rumah si
mati, dengan baca quran di jamban. Maka ini qias batal, kerana “Qias
ma’alfaariq”. Kerana syarat sah qias itu hendak ada jamik antara “maqis” dan
“maqisu a`laih”. Maka jauh sekali perbezaan, antara rumah si mati dengan jamban
itu, kerana rumah si mati tidak ada najis dan jamban itu kotor (tempat najis),
maka disini nyata batal qias itu. Maka jika engkau kata, ijtimak pada hadis
Jarir itu, am melengkapi ia, barangmana ijtimak nescaya kami jawab, “ Apa
faedah boleh ia datang dengan lafaz ma’rifah pada lafaz al ijtimak”. Maka kami
faham daripada lafaz al ijtimak, dikehendaki dengan ijtimak yang membawa kepada
niyahah yang dilihat dengan mata kepala sendiri di Mekah sana. Maka dimana-
manapun, jika ijtimak seperti itu, “Bidaah Mazmumah Muharamah” pada syarak.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Kerana
kaedah:( للوسائل حكم المقاصد)</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Murad
dengan wasaail itu ijtimak dan murad dengan maqasid itu Niyahah. Dan jika
engkau kata, alif lam pada ijtimak itu. Alif lam apa? Nescaya kami jawab, (الف
لام للعهد العمى)</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">(iaitu
barang yang hasil pada ilmu mukhatab dengan ketiadaan sebutnya yang telah
lalu). Dan makna: العهد , الشيء المعهود Ertinya: suatu yang diketahui.</span></b><span dir="LTR" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dan jika
engkau kata : (الف لام للاستغراق الجنس )?.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Nescaya
kami jawab tidak betul, kerana syarat الف لام للاستغراق
الجنس itu bahawa sah kita letak lafaz (كل)kullu pada
tempat dia itu. Maka disini tidak sah kerana jadi fasad (rosak) makna, kerana
bunyi maknannya:</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div align="right" style="text-align: right;">
<span dir="LTR"></span><b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><span dir="LTR"></span>(كل
اجتماع وصنع الطعام من اهل الميت من النياحة )</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya,
tiap- tiap berhimpun dan buat makan daripada ahli mayat daripada niyahah, maka
ini nyata fasad (rosak makna).</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ini
kesemuanya jika kita berlaku atas qaul yang berkata hadis Jarir itu marfu’.
Adapun jika kita berlaku atas qaul yang berkata hadis Jarir itu mauwquf,
tidak jadi hujjah ( yakni tidak boleh buat dalil dengan dia), kerana syarat
perkataan Sahabi ( hadis mawquf ), hendak jadi marfu’ itu, jika ia idofat
kepada Rasulullah S.A.W, seperti dia kata :</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">كنا فى زمن
النبى كذا وكذا اتو كنا فى حياته كذا وكذا….</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">seperti
barang yang berkata oleh jumhur Muhaddisin dan Ashabul fiqh wal Usul. Dan
berkata Imam Nawawi dalam syarah Muslim, “Adakah ia, yakni hadis Mauwquf
itu, jadi hujjah atau tidak?”. Ada padanya dua qaul, bagi Imam kita Syafie yang
masyhur keduanya. Bermula yang Asah, ialah Qaul Jadid, baginya tidak menjadi
hujjah dengan hadis Mauwquf. Dan yang kedua, ialah Qaul Qadim baginya ini
dhoif. Maka apabila berlaku kita, atas qaul yang berkata tidak menjadi hujjah,
maka bermula Qiyas didahulukan atasnya dan harus bagi Tabi’in menyalahi akan
dia, yakni harus kita tidak berdalil dengannya.-Syarah Muslim juzu’1 m/s 45 —
mulakhisan ( Diringkaskan).</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka
difaham daripada perkataan Imam Nawawi ini, tidak boleh kita bermudah- mudah
hukum dengan kufur orang itu dan kufur orang ini, dengan makanan kenduri dan
baca Qul`hu wallah di rumah si mati. Takut terbalik kepada yang berkata,
wa`iyya zabillah.</span></b><span style="font-size: 14.0pt;"></span><br />
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tammat.</span></b><span dir="LTR" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ulasan:
Bagi saya, jawapan daripada Tuan guru ini adalah sejelas-jelas hujjah dan
memadai serta merangkumi seluruh jawapan dan hujjah para ulama Melayu . Jawapan
yang ringkas serta padat dengan hujjah yang Ilmiyah . Syukur Alhamdulillah ,
dapat kita menumpang ilmu Tuan Guru kita serta boleh dijadikan asas
pengkajian selanjutnya. Kita cuba ringkaskan jawapan tuan Guru kita ini :</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">1.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Kenduri
arwah hukum asalnya Harus . boleh bertukar hukumnya mengikut niat
pembuatnya. Berdasarkan kaedah Feqah : “Semua perkara mengikut Niat”. </span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">2.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Jamuan
makan adalah perkara yang terpuji didalam Islam selama mana mengikut
lunas-lunasnya. </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">3.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tuan Guru
mendasarkan hadis Thawwus yang sahih isnadnya , menunjjukkan amalan jamuan makan
yang berkaitan kematian telah berlaku semenjak zaman Salaf As Soleh lagi.</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">4.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Semua
dalil-dalil atau hadis-hadis yang zohirnya menunjjukan larangan mengadakan
kenduri / jamuan yang berkaitan dengan kematian , mempunyai masalah . Kalau
tidak disudut sanad/isnad maka disudut maknanya.</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">5.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tuan Guru
telah membuktikan kepakaran beliau dibidang Usul Fiqah dengan mencerna
hadis-hadis yang berkaitan, dengan kaedah-kaedah Usul yang mantap. Kepakaran
beliau ini telah maklum bagi sesiapa yang mengenali beliau.</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">6.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Hadis Mauwquf
riwayat Jarir tidak boleh dijadikan hujjah mengharamkan kenduri / jamuan makan
dimajlis kematian lantaran ketiadaan sah sebagai dalil keharaman disudut
maknanya dan disudut isnad kerana ketiadaan rofa’ nya kepada Nabi s.a.w.</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">7.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Semua kenyataan
yang memakruhkan adalah ditujukan kepada majlis jamuan yang jikalau diadakan
akan membangkitkan kesedihan, ratapan dan pemberatan atas ahli mayyit. Ini
dinamakan illah-illat atau sebab bagi hukum Makruh atau haram. Sedangkan ia
kebiasaannya tiada berlaku dikalangan orang-orang Melayu. </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">8.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Membaca
al-quran di kuburan adalah sunat hukumnya. Tidaklah pembacanya dinamakan
penyembah kubur. Mengqiyaskan bacaan dikuburan sebagai membaca al-Quran
diTandas adalah suatu yang keterlaluan dan tidak mengikut ciri-ciri qiyas yang
sebenar.</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">9.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tuan guru
menasihatkan mereka yang kontra agar tidak keterlaluan sehingga menghukum kufur
mereka yang mengadakan Tahlil / kenduri/ bacaan al-Quran dikuburan
sebagai {kuburiyyun}. </span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal" style="margin-left: .5in; mso-list: l0 level1 lfo1; mso-margin-bottom-alt: auto; mso-margin-top-alt: auto; tab-stops: list .5in; text-indent: -.25in;">
<span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"><span style="mso-list: Ignore;">10.<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";">
</span></span></span><b><span lang="EN-US" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dan Ilmu Tuan Guru ini boleh di cerna
sehingga terhasil satu kertas kerja yang tebal yang akan memantapkan
keharusan mengadakan Kenduri Arwah atau Tahlil Arwah. Wallahu
a’lam.</span></b><span lang="EN-US" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><span dir="RTL"></span>
</span></b><span dir="LTR" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<span dir="RTL"></span><b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><span dir="RTL"></span> <u>Kesahihan Hadis Thawwus r.a.</u></span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dalam
Kitab Al Hawi lil Fatawa m.s 178 , juzuk 2 : </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">( ذكر
الرواية المسندة عن طاوس ) قال الامام أحمد بن حنبل رضى الله عنه فى
كتاب الزهد له : . حدثنا هاشم بن القاسم قال : حدثنا الأشجعى عن سفيان قال: قال
طاوس: ان الموت يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعم عنهم تلك الأيام. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">قال الحافظ
أبو نعيم فى الحلية : . حدثنا أبو بكر بن مالك ثنا عبد الله بن أحمد
بن حنبل ثنا أبى ثنا هاشم بن القاسم ثنا الأشجعى عن سفيان قال : قال طاوس : ان
الموتى يفتنون فى قبورهم سبعا فكانوا يستحبون أن يطعم عنهم تلك الأيام . </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">( ذكر
الرواية المسندة عن عبيد بن عمير ): قال ابن جريج فى مصنفه عن الحارث بن أبى
الحارث عن عبيد بن عمير قال : </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">يفتن رجلان
مؤمن و منافق فاما المؤمن فيفتن سبعا . واما المنافق فيفتن أربعين صباحا .</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
الكلام على هذا من وجوه . </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">( الوجه
الاول ) رجال الاسناد الأول رجال الصحيح – و طاوس من كبار التابعين . قال ابو نعيم
فى الحلية : هو أول الطبقة أهل اليمين , و روى أبو نعيم عنه انه قال : أدركت خمسين
من أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم . وروى غيره عنه قال : أدركت سبعين شيخا من
أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم . قال ابن سعد : كان له يوم مات بضع وتسعون
سنة . </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">وسفيان- هو
الثورى- وقد أدرك طاوسا فان وفاة طاوس سنة بضع عشرة ومائة فى أحد
الأقوال , ومولد سفيان سنة سبع وتسعين الا أن أكثر رواته عنه بواسطة .
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sudut
pertama: Sanadnya.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Kedua-dua
hadis tersebut adalah Sahih Isnadnya dan Marfu’. Imam As Sayuthi mengulas dalam
kitab tersebut katanya:</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> Rijal
Isnad hadis yeng pertama adalah rijal yang sahih. – Thawwus – seorang dari
kalangan pembesar Tabi’en. Abu Nuim berkata dalam kitab al Hilyah beliau :
Beliau ( thawwus ) adalah dikalangan angkatan pertama dari orang Yaman . Abu Nuim
juga meriwayatkan , Thawwus berkata: Saya berjumpa 50 guru dari kalangan
Sahabat Rasulullah s.a.w. ( Berkata Ibnu Sa’ad : Pada hari
kewafatannya beliau berumur awal 90 tahun. Sufiyan Athhawri Sesungguhnya
menjumpai Thawwus , maka sesungguhnya kewafatan beliau awal tahun 110 hijrah
menurut salah satu pendapat, sementara Sufiyan Athhawri pula dilahirkan pada
tahun 97 hijrah tetapi (sekalipun ) kebanyakan riwayat beliau dari
Thawwus adalah melalui wasitah perantaraan seseorang (maka itu tidak jadi muskil
sebab “kebanyakan” tidak menafikan terdapatnya sebahagian riwayat Sufian dari
thawus tanpa wasithah.)} </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sudut
kedua: Maknanya:</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">قال
الرافعى فى شرح المسند : مثل هذا اللفظ يراد به أنه كان مشهورا فى ذلك العهد من
غير نكير . فقول طاوس ذلك فكانوا يستحبون : ان حمل على الرفع كما هو القول الأول
كان ذلك من تتمة الحديث المرسل ويكون الحديث اشتمل على امرين: احدهما أصل
اعتقادى وهو فتنة الموتى سبعة ايام. والثانى حكم شرعى فرعى وهو استحباب التصدق
والاطعام عنهم تلك الأيام السبعة . كما استحباب سؤال التثبيت بعد الدفن ساعة ويكون
مجموع الأمرين مرسل الاسناد لاطلاق التابعى له وعدم تسمية الصحابى الذى بلغه
ذلك فيكون مقبولا عند من يقبل المرسل مطلقا . و عند من
يقبله يشرط الاعتضاد لمجيئه عن مجاهد, وعن عبيد بن عمير . وحينئذ فلا خلاف
بين الأئمة فى الاحتجاج بهذا المرسل.
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ertinya:
Imam Rafie r.a berkata didalam Syarah Musnad: Perkara yang seumpama lafaz
( yang diucapkan oleh Thawus ) ini , yang dikehendaki maksudnya bahawa berlaku
pada masa ( para Sahabat) tersebut tanpa ada pengingkaran. Maka perkataan
Thawus r.a yang tersebut : “ Maka adalah mereka menyukai”. Jika
diihtimalkan (di maksudkan) ianya adalah marfu’ sebagaimana pendapat yang
pertama, nescaya adalah yang demikian menyempurnakan Hadis Mursal. Dan jadilah
hadis Thawus tersebut melengkapi dua perkara: Pertamanya ; Asal I’tiqod. Yaitu
fitnah kubur bagi mayyit-mayyit dalam masa 7 hari. Keduanya; Hukum Syara’
yang cabang; yaitu KESUNNATAN bersedekah dan menjamu makan ganti daripada
mereka (maksudnya bersedekah makanan untuk disedekahkan pahalanya kepada mayyit)
selama 7 hari selepas kematian. Himpunan dua sebab tersebut menjadikan nya
Isnad yang Mursal kerana ditujukan kalimat Tabi’en kepada Thawus, tidak di
dinamakan beliau sebagai Sahabat yang telah memberitakan kepada nya berita
tersebut. Maka jadilah ia Maqbul disisi mereka yang menerima Hadis Mursal
sebagai hujjah secara muthlaq dan Maqbul juga disisi mereka yang
mensyaratkan terdapat penguat-penguat (untuk diterima sesuatu hadis Mursal)
kerana adanya hadis Mujahid dan Ubaid bin Umair .</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka
ketika itu tiada Ikhtilaf pendapat dikalangan para imam untuk berhujjah dengan
Hadis Mursal</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> (Thawus)
ini. Tammat. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">As-
Sayuthy berkata dimuka surat 185:</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">فالحديث
مقبول ويحتج به لأن الامر دائر بين أن يكون متصلا وبين أن يكون مرسلا. وضده مرسلان
آخران. وفعل بعض الصجابة أو كلهم أو كل الأمة فى ذلك العصر فهذا تقرير الكلام على
قبول الحديث والأحتجاج به من جهة فنى الحديث او الأصول . والله أعلم. ص 185</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Maka hadis
Thawus tersebut Maqbul( diterima disisi ulamak hadis ) dan dibuat hujjah
dengannya , kerana perkara beredar diantara bahawa samada dihukumkan muttasil
dan antara mursal. Sedangkan yang berlawanan dengan hadis Thawus itu pula
adalah mursal kedua-duanya. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sementara
“perbuatan sebahagian sahabat atau perbuatan semua mereka ” , atau “
perbuatan kesemua umat yang berada dimasa tersebut” pula maka ini memaksudkan
satu pengakuan atas qobulnya hadis tersebut dan berhujjah dengannya dari dua
sudut yaitu pelajaran hadis dan usul fekah.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Berkenaan
hadis Umair bin Ubaid yang sahih yang tiada pertikaian , disudut hubungannya
dengan hadis Thawus tersebut apabila digabungkan (dikompromikan kesemua
hadis-hadis tersebut ) beliau memberi komentar :</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div align="right" style="text-align: right;">
<b><span style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">عن عبيد بن عمير: قال : يفتن رجلان مؤمن ومنافق
فأما المؤمن فيفتن أربعين صباحا.</span></b><span dir="RTL" lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dari Ubaid
bin Umair r.a , berkata “ Difitnahkan (dalam kubur) dia jenis orang , yang
beriman dan yang munafik . maka yg beriman difitnahkan selama 40 pagi
(hari)” </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">ان قال
القائل : لم يرد فى سائر الأحاديث تصريح بذكر سبعة أيام. قلنا : ولا ورد فيها
تصريح بنفيها ولا تعرض لكون الفتنة مرة أو أكثر بل هى مطلقة صادقة بالمرة
وبأكثر . فاذا ورد ذكر السبعة من طريق مقبول وجب قبوله وكان عند أهل الحديث من باب
زيادات الثقات المقبولة وعند أهل الأصول من باب حمل المطلق على
المقيد.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Jika
berkata orang yang bertanya “ Tiada warid pada seluruh hadis-hadis
tersebut keterangan dengan menyebut 7 hari?. Kami menjawab:Tiada jelas
juga menafikan (7 hari) dan tiada warid juga ( acara) keadaan masa
fitnah tersebut sekali atau banyak , bahkan muthlak , boleh dikatakan
sekali atau banyak. Maka apabila telah warid sebutan “7 hari” yang
datang dari jalan periwayatan yang maqbul , wajiblah menerimanya . Adalah
disisi ahli hadis dikatakan bab “ Tambahan dari rawi yang thiqah , adalah
diterima”. Sementara disisi ahli usul pula termasuk dalam kaedah “
mengihtimalkan yang muthlak atas muqayyad”. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div align="center" dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: center; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tammat
muka surat 187.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ringkasan:
Hadis Thawus ini adalah Mursal yang Marfu’ pada maknanya samada pada
perkara Tauhid yaitu “Fitnah Kubur” atau Furu’ Fekah yaitu “Sunat membuat
jamuan makan selepas kematian selama 7 hari ”. Kesimpulan hadis tersebut, matan
hadis adalah diterima pakai dari awal hingga akhirnya, samada berkenaan perkara
akidah azab kubur maupun adanya acara kenduri 7 hari yang dilakukan salaf
.Ini kerana kaedah “ TAMBAHAN PARA RAWI THIQOH , DITERIMA”. Oleh itu jika
diterima berita azab , wajib juga diterima berita berkenaan adanya acara
kenduri jamuan makan sebab kematian yang pernah dilakukan oleh Para salaf
as-Soleh. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> Ada setengah
orang menuduh Tuan-tuan Guru pondok telah tergesa-gesa mensahihkn hadis
kenduri 7 hari Imam Sayuthi tersebut?. Siapa pula yang tergesa-gesa
mensahihkan hadis yang memang telah telah disahihkan oleh Imam Sayuthi itu.
Yang mana Imam Sayuthi telah menyatakan kesahihannya berdasarkan kaedah-kaedah
ilmiah. Bukan fikiran rasa-rasa taksub pada pendapat sendiri. Kalau pembantah
cuba untuk menolak pentashihan Imam Sayuthi tersebut, silakan dan cuba lah buat
sedaya upayanya dengan apa jalan pun. Habis bahas pun akan berakhir
juga dengan kesimpulan itu perkara ikhtilaf yang telah diizinkan
oleh Syariat Allah s.w.t dan Rasulullah s.a.w. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ada pula
setengah yang lain pula cuba mentarjih dan tajrih hadis A’shim Kulaib tersebut
, mana yang mahfuzh , mana yang tidak mahfuzhnya…. Dan dikomentari dengan
ayat-ayat yang seolah-olahnya hadis Ashim bin Kulaib itulah semata-mata
tunjang dalil kenduri arwah yang diamalkan masyarakat?.. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Tak ada
sesiapa pun dikalangan ulamak yang mengharuskan kenduri tahlil arwah dengan
semata-mata berteraskan hadis ‘ashim tersebut. Hadis tu sebahagian
dalil sokongan. Bukan asasnya. Lagi pula pendapat dan komen para muhadisin
terhadap status hadis yang menyebut “penyeru isteri mayat” dengan
muqayyad itu telah berikhtilaf ulamak. Ada yang mensahihkannya bukannya
takde seperti dakwaan pembantah. Jadi apa salahnya beramal dengan
hadis-hadis yang begitu. Ke saja nak taksub ke pendapat sendiri?.. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ini
perbahsan berkenaan hadis-hadis yang seperti ini yang sangatlah panjang.
Kalau nak meluaskan pengetahuan rajin-rajin lah membelek kitab-kitab musthalah
dan usul fikah. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"> </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Akhirnya:</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Perbahasan
yang panjang lebar telah di bawakan oleh Imam Sayuthi didalam kitab beliau Al
Hawi lil Fatawa juzuk 2 . m.s 178-196 , hampir 19 muka surat membahaskan hadis
tersebut , samada disudut sanadnya maupun maknanya. Sesiapa yang berminat
bolehlah merujuk kitab tersebut. Wallahu a’lam.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Saya
menyeru kepada mereka yang berkebolehan dalam menyelidik dalil-dalil,
terutamanya Tuan-tuan Guru dan para penuntut Ilmu , agar lebih peka untuk
memberi penerangan dengan lebih jelas kepada masyarakat berkenaan perkara
sebegini . Sekalipun ianya dianggap perkara kecil , furu; remeh tetapi akan
menjadi perkara besar jika sampai ketahap membid’ah dan menghukum kufurkan
segolongan besar umat Islam. Lihatlah kepada usaha-usaha mereka yang semakin
berkembang terutamanya dikalangan mereka yang tiada asas pengetahuan agama.
</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<br /></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Setelah
kita meneliti dan menghalusi perbincangan , dimanakah lagi logik dan betulnya
dakwaan mereka yang mengharamkan dan membid’ahkan kenduri arwah dengan
alasan-alasan yang keliru dan samar? . Alasan yang remeh temeh, yang hanya
menunjjukan kebodohan diri sendiri disisi para ilmuan?. Alasan yang
sentiasa bertukar-tukar apabila ternyata rapuh setelah dijawab . Maka
mudahan-mudahan risalah ini dapat meredakan ketegangan yang sentiasa akan
menyala apabila ditiup oleh mereka yang nampaknya bagus ideanya tapi hakikat
batinnya siapa yang tahu hanya Allah saja, mungkin mencari publisiti saja.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sesiapa saja
yang membaca risalah ini , jika terdapat musykil, sila lah merujuk kepada
ahlinya atau berhubung terus dengan penulis untuk mendapat penerangan
lanjut. Wassalam. </span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><br />
Dalam qasidah Nuniyyah (bait ke 4058) Ibnul Qayyim menyatakan bahwa ziarah ke
makam Nabi SAW adalah salah satu ibadah yang paling utama “Diantara amalan yang
paling utama dalah ziarah ini. Kelak menghasilkan pahala melimpah di timbangan
amal pada hari kiamat”.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Sebelumnya
ia mengajarkan tata cara ziarah (bait ke 4046-4057). Diantaranya, peziarah
hendaklah memulai dengan sholat dua rakaat di masjid Nabawi. Lalu memasuki
makam dengan sikap penuh hormat dan takdzim, tertunduk diliputi kewibawaan sang
Nabi. Bahkan ia</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">menggambarkan
pengagungan tersebut dengan kalimat “Kita menuju makam Nabi SAW yang mulia
sekalipun harus berjalan dengan kelopak mata (bait 4048).</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Hal ini
sangat kontradiksi dengan pemandangan sekarang. Suasana khusyu’ dan khidmat di
makam Nabi SAW kini berubah menjadi seram. Orang-orang bayaran wahhabi dengan
congkaknya membelakangi makam Nabi yang mulia. Mata mereka memelototi peziarah
dan membentak-bentak mereka yang sedang bertawassul kepada beliau SAW dengan
tuduhan syirik dan bid’ah. Tidakkah mereka menghormati jasad makhluk termulia
di semesta ini..? Tidakkah mereka ingat firman Allah “Hai orang-orang
yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan
janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras, sebagaimana kerasnya
suara sebagian kamu terhadap yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu,
sedangkan kamu tidak menyadari. “Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan
suaranya di sisi Rasulullah, mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati
mereka oleh Allah untuk bertakwa. Bagi mereka ampunan dan pahala yang besar”
(QS Al Hujarat, 49: 2-3).</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;"><br />
Ibnu taymiyah dan imam madzab iktiraf sampainya hadiah pahala</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Ibnu
Taimiyah menegaskan bahwa barang siapa mengingkari sampainya amalan orang
hidup pada orang yang meninggal maka ia termasuk ahli bid’ah. Dalam Majmu’
fatawa juz 24 hal306 ia menyatakan, “Para imam telah sepakat bahwa mayit bisa
mendapat manfaat dari hadiah pahala orang lain. Ini termasuk hal yang pasti
diketahui dalam agama islam dan telah ditunjukkan dengan dalil kitab, sunnah
dan ijma’ (konsensus ulama’). Barang siapa menentang hal tersebut maka ia
termasuk ahli bid’ah”.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Lebih
lanjut pada juz 24 hal 366 Ibnu Taimiyah menafsirkan firman Allah “dan
bahwasanya seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.” (QS an-Najm [53]: 39) ia menjelaskan, Allah tidak menyatakan
bahwa seseorang tidak bisa mendapat manfaat dari orang lain, Namun Allah
berfirman, seseorang</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">hanya
berhak atas hasil usahanya sendiri. Sedangkan hasil usaha orang lain adalah hak
orang lain. Namum demikian ia bisa memiliki harta orang lain apabila dihadiahkan
kepadanya.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Begitu
pula pahala, apabila dihadiahkan kepada si mayyit maka ia berhak menerimanya
seperti dalam solat jenazah dan doa di kubur. Dengan demikian si mayit berhak
atas pahala yang dihadiahkan oleh kaum muslimin, baik kerabat maupun orang
lain”</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div dir="RTL" style="direction: rtl; text-align: right; unicode-bidi: embed;">
<b><span lang="AR-SA" style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 14.0pt;">Dalam
kitab Ar-Ruh hal 153-186 Ibnul Qayyim membenarkan sampainya pahala kepada orang
yang telah meninggal. Bahkan tak tangung-tanggung Ibnul Qayyim menerangkan
secara panjang lebar sebanyak 33 halaman tentang hal tersebut.</span></b><span lang="AR-SA" style="font-size: 14.0pt;"></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4530606406523162663.post-19916317097360095432013-02-01T17:26:00.000+07:002013-07-04T10:39:28.971+07:00Apakah yang tidak dikerjakan Rasulullah SAW itu bidah dholalah ?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<!--[if !mso]><style>v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style><![endif]--><span style="font-size: large;"><br /></span><!--[if gte mso 9]><xml> <o:OfficeDocumentSettings> <o:RelyOnVML/> <o:AllowPNG/> </o:OfficeDocumentSettings></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> <w:UseFELayout/> </w:Compatibility> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument></xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="10" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles></xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]><style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin-top:0in; mso-para-margin-right:0in; mso-para-margin-bottom:10.0pt; mso-para-margin-left:0in; line-height:115%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin;} </style><![endif]--> <br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><a href="http://salafytobat.wordpress.com/2012/12/26/kitab-fathul-bari-membungkam-kaidah-fiqh-wahaby-kaidah-fiqh-islam-asal-ibadah-adalah-tauqif-bukan-haram/" title="(Kitab Fathul bari Membungkam kaidah fiqh wahaby )Kaidah Fiqh Islam : "><b><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";">(Kitab Fathul bari )Kaidah Fiqh Islam : “Asal Ibadah adalah Tauqif” Bukan “haram”</span></b></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><a href="http://www.sarkub.com/wp-content/plugins/post2pdf-converter/post2pdf-converter-pdf-maker.php?id=10856"><span style="color: windowtext; text-decoration: none;"><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></span><span style="color: blue; font-family: "Times New Roman","serif";"><br /></span></a></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">ingat kaidah fiqh: “Asal Ibadah adalah Tauqif” Bukan “haram”<br />dan “ibadah” yang dimaksud dalam kaidah ini hanyalah : “ibadah mahdhah sahaja”</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ibadah Mahdhah yaitu Ibadah yang hanya berhubungan dengan Allah dan telah lengkap dan sempurna penjelasannya dalam Qur’an dan Hadits. Seperti : Shalat, Puasa, Haji, Zakat, berikut syarat dan rukun yang mendampinginya.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">bisa dilihat di Kitab Fathul Bari dan beberapa Kitab Ushul Fiqh.<br />Asal Ibadah adalah Tauqif (berhenti) pada dalil yang jelas (sahih) baik Qur’an dan hadits. Pengertian berhenti adalah mengikuti pada dalil yang sahih dari Qur’an dan hadits tidak boleh dikurangi, ditambahi, mendahulukan ataupun mengakhirkan. lebih lengkapnya:::</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sangat sering kita membaca atau mendengar ucapan, “Mana dalilnya ?”, “Kalau memang itu baik/benar mengapa Rasulallah dan para sahabat tidak pernah melakukannya ?”, “Lau Kana Khairan Ma Sabaquna ilaihi ?”, “Apakah Rasulallah dan sahabatnya pernah melakukannya ?” dan lain sebagainya. Hal ini paling sering diucapkan oleh kelompok Salafy dalam memvonis amaliah pengikut I’tiqad Ahlus Sunnah Wal Jamaah, seperti Yasinan, Tahlilan, Maulid Nabi Muhammad SAW., peringatan hari besar Islam, bermazhab, sunahnya mengucap ushalli sebelum takbiratul ihram dan amalan lainnya.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b> </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: x-large;">Berikutnya adalah sering kita baca atau dengar kalimat</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">لَوْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">كَانَ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">خَيْرًا</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مَّا</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">سَبَقُونَا</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">إِلَيْهِ</span></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: x-large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Lau Kaana Khairan Maa Sabaquunaa Ilaihi</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Yang diartikan oleh Salafy :</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Kalau sekiranya perbuatan itu baik, tentulah para Shahabat telah mendahului kita mengamalkannya”</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"><b>Adakah kalimat itu dijadikan dasar hukum ? ataukah ada sumber dari Ushul Fiqh ?</b><span style="font-size: large;"> </span>Dengan tegas harus kita jawab tidak ada <span style="font-size: large;">h</span>al tersebut sebagai sumber hukum untuk menilai halal/haram ataupun bid’ah suatu amaliah. </span><br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dan yang paling penting kita ketahui kalimat itu sebenarnya adalah ayat Qur’an surat<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"> <span style="font-size: x-large;"><b>Al Ahqaf ayat 11</b></span></span></span><br />
<div class="arabic">
<span style="font-size: large;"><b>وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لِلَّذِينَ آمَنُوا لَوْ كَانَ خَيْرًا مَا سَبَقُونَا إِلَيْهِ ۚ وَإِذْ لَمْ يَهْتَدُوا بِهِ فَسَيَقُولُونَ هَٰذَا إِفْكٌ قَدِيمٌ</b></span> </div>
<div class="translate">
<span style="font-size: large;"><b> Dan orang-orang kafir berkata kepada orang-orang yang beriman: "Kalau sekiranya di (Al Quran) adalah suatu yang baik, tentulah mereka tiada mendahului kami (beriman) kepadanya. Dan karena mereka tidak mendapat petunjuk dengannya maka mereka akan berkata: "Ini adalah dusta yang lama".<br /> </b></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"><span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><b><i><span style="font-size: x-large;">Dalam Asbabun Nuzul</span> ayat tersebut menyatakan bahwa kalimat tersebut adalah kalimat “orang kafir quraisy “ yang mempertanyakan masuk Islamnya “Zanin”, budak wanita Sayyidina Umar ibn Khattab Ra. Sebelum beliau memeluk Islam.h</i></b></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: Arial,Helvetica,sans-serif;"><span style="font-size: large;"><b><i>Pantaskah hal itu digunakan sebagai dalil menghukumi suatu amal ??? Dengan tegas jawab tidak bisa. Bahkan hal itu jelas diucapkan oleh orang yang tidak punya ilmu.</i></b></span></span></div>
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">AT TARK </span></b></span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">(ditinggalkan/tidak pernah dilakukan)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Pertanyaannya adalah apakah “At Tark” yaitu “Rasulallah meninggalkan atau tidak melakukan sesuatu” itu merupakan suatu hukum baru ? Bisakah “At Tark” itu dijadikan alat untuk menghukumi suatu amaliah itu makruh atau bahkan haram ? Ataukah “At Tark” itu dianggap Salafy hanya sebagai “jembatan” untuk diarahkan ke bid’ah dhalalah, yang semua tempatnya neraka ?</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Mari kita bahas bersama bagaimana sebenarnya kedudukan “At Tark” ini. “At Tark” yang kita pahami sebagai amaliah yang tidak dilakukan atau ditinggalkan oleh Rasulullah” tidak secara langsung menghukumi sesuatu itu makruh atau haram atau sering disebut kelompok Salafy “Bid’ah (Dhalalah)”.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Hal ini bisa kita buktikan dari banyak sudut pandang, yaitu :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">1. <b> Dari sudut Ushul Fiqh</b>, larangan jelas ditunjukkan dengan tiga hal :</span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ada sighat nahi (berupa kalimat larangan)</span></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">.</span></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> Contoh :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ولا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">تقربوا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الزن</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> (Jangan kalian dekati zina)</span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ada Lafadz Tahrim (Lafadz keharaman).</span></b></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> Contoh :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">إِنَّمَا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">حَرَّمَ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عَلَيْكُمُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الْمَيْتَةَ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> (Sesungguhnya Allah mengharamkan bagimu bangkai dst.)</span></div>
<ul type="disc">
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Ada Dzammul Fi’l (Celaan/ancaman atas suatu perkara/amal)</span></b></span></li>
</ul>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> Contoh :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">من</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غش</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فليس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">منا</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> (Barang siapa memalsu maka bukan golongan kami)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Dari ketiga dasar ushul fiqh tersebut tidak ada “At Tark” di salah satunya.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">2. <b>Nash Qur’an menyebutkan :</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وَمَا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">آَتَاكُمُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الرَّسُولُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فَخُذُوهُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وَمَا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نَهَاكُمْ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عَنْهُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فَانْتَهُوا</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> “Apa yang diberikan Rosul bagimu terimalah, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” QS. Al Hasyr : 7</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Disini jelas nash Qur’an menggunakan lafadz “Naha” (dilarang), bukan “Tark” (ditinggalkan/tidak pernah dilakukan)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">3. <b> Dalil dari Hadits menyebutkan :</b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مَا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نَهَيْتُكُمْ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عَنْهُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فَاجْتَنِبُوهُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وَمَا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أَمَرْتُكُمْ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بِهِ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فَافْعَلُوا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مِنْهُ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مَا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">اسْتَطَعْتُمْ</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> “Apa saja yang aku cegah atas kalian maka jauhilah (tinggalkanlah), dan apa-apa yang aku perintahkan pada kalian</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> kerjakanlah semampu kalian” (HR. Bukhori Muslim)</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Disini Rasulullah juga tidak mengatakan “Tark” tapi “Nahi” (larangan yang jelas).</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jadi jelas sudah bahwa “At Tark” bukan sumber hukum dan tidak bisa secara otomatis menghukumi sesuatu itu makruh atau haram. Hal ini berbeda dengan qaidah yang baru dibuat oleh Salafy yang mengatakan “at-Tarku Yadullu ‘ala Tahrim”. Jelas ini mengada-ada.</span></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b></span><span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b></span><br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">ASAL IBADAH ADALAH TAUQIF</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Selanjutnya yang santer juga diucapkan oleh Salafy yaitu “Asal Ibadah adalah haram”. Yang kami temui istilah yang tepat dan banyak disebut ulama adalah “<b>Asal Ibadah adalah Tauqif</b>” bisa dilihat di Kitab Fathul Bari dan beberapa Kitab Ushul Fiqh.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Untuk jelasnya dalam Kitab Ushul Fiqh :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الأصل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">التوقيف</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وفي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">هذه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الليلة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أود</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أقف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عند</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">قضية</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أساسية</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جميعا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وهي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">قاعدة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">معروفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عند</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أهل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العلم،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الأصل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">التوقيف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">كما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الأصل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">المعاملات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والعقود</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الإباحة،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وهذه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">قاعدة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نفيسة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ومهمة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جدا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ونافعة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">للإنسان،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فبالنسبة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">للعبادات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجوز</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">للإنسان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يخترع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">من</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نفسه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يأذن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بها</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الله</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عز</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وجل،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فعل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لكان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">قد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">شرع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الدين</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يأذن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">به</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الله،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يكن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لأحد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يتصرف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">شأن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الصلاة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الزكاة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الصوم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الحج</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">زيادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نقصا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">تقديما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">تأخيرا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غير</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ذلك،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ليس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لأحد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يفعل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">هذا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">هذه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الأمور</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">إنما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">تتلقى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الشارع،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ولا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يلزم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لها</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">تعليل،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">هي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">كما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يقول</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الأصوليون</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">: </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غير</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">معقولة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">المعنى،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">تعبدية،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بمعنى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أنه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ليس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عقولنا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نحن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يبين</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لماذا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">كانت</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الظهر</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أربعا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والعصر</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أربعا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والمغرب</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ثلاثا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والفجر</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ركعتين،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ليس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عندنا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يدل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">على</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ذلك</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">إلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أننا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">آمنا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بالله</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وعلا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وصدقنا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">رسوله</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">صلى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الله</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عليه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وسلم،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فجاءنا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بهذا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فقبلناه،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">هذا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">هو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">طريق</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">معرفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العقائد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وطريق</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">معرفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادات،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فمبناها</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">على</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">التوقيف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والسمع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والنقل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غير،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بخلاف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">المعاملات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والعقود</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ونحوها،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فإن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الأصل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فيها</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الإباحة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والإذن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">إلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">إذا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ورد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">دليل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">على</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">المنع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">منها،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فرض</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مثلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الناس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">اخترعوا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">طريقة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جديدة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">المعاملة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">البيع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">والشراء</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عقدا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جديدا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يكن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">موجودا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عهد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">النبوة،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وهذا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العقد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ليس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فيه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">منع،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ليس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فيه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ربا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ولا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غرر</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ولا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جهالة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ولا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ظلم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ولا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">شيء</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يتعارض</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أصول</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الشريعة،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فحينئذ</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نقول</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">: </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">هذا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العقد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مباح؛</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">التوقيف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">صفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">توقيفية</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">كل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">شيء،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">توقيفية</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">صفتها</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">-</span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">صفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجوز</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لأحد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يزيد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ينقص،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">كأن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يسجد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">قبل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يركع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مثلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجلس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">قبل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يسجد،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجلس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">للتشهد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غير</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">محل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الجلوس،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فهيئة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">توقيفية</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">منقولة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الشارع</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">التوقيف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">زمن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">زمان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">توقيفي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">-</span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أيضا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجوز</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لأحد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يخترع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">زمانا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">للعبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ترد،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مثل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يقول</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مثلا</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">التوقيف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نوع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">كذلك</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لابد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">تكون</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مشروعة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نوعها،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وأعني</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بنوعها</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يكون</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جنس</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مشروعا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجوز</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لأحد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يتعبد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بأمر</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يشرع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أصلا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مثل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">من</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يتعبدون</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بالوقوف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الشمس،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يحفر</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لنفسه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الأرض</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ويدفن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بعض</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">جسده</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ويقول</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">: </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أريد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أهذب</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وأربي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وأروض</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">نفسي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مثلا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فهذه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بدعة</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">التوقيف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مكان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">كذلك</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مكان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">العبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لابد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يكون</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مشروعا،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجوز</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">للإنسان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يتعبد</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عبادة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">في</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غير</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مكانها،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وقف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الإنسان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> -</span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">مثلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">- </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يوم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عرفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بالـمزدلفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فلا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يكون</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">حجا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">وقف</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بـمنى،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ليلة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">المزدلفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بـعرفة،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بات</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ليالي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">منى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بالـمزدلفة</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أو</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بـعرفة،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">فإنه</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">لا</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يكون</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أدى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ما</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجب</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">عليه،</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بل</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يجب</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">أن</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">يلتزم</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">بالمكان</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> </span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الذي</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">حدده</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">الشارع</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">إلى</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">غير</span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"></span><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif"; font-size: large;">ذلك</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Jika kita baca penjelasan diatas, maka rangkumannya adalah <b><i>Asal Ibadah adalah Tauqif (berhenti) pada dalil yang jelas (sahih) baik Qur’an dan hadits. Pengertian berhenti adalah mengikuti pada dalil yang sahih dari Qur’an dan hadits tidak boleh dikurangi, ditambahi, mendahulukan ataupun mengakhirkan.</i></b> </span><br />
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dijelaskan selanjutnya tauqif itu mengikuti :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">1. Tauqif Sifat Ibadah (</span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">التوقيف</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">في</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">صفة</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">العبادة</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> dicontohkan dalam penjelasannya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> “tidak boleh untuk menambah dan megurangi. seperti sujud sebelum ruku’, atau duduk sebelum sujud, atau duduk</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> tasyahud tidak pada tempatnya”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">2. Tauqif Waktu Ibadah (</span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">التوقيف</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">في</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">زمن</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">العبادة</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> dicontohkan dalam penjelasannya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> “tidak boleh seseorang itu membuat buat ibadah di waktu tertentu yang syari’ tidak memerintahkannya”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">3. Tauqif Macamnya Ibadah (</span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">التوقيف</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">في</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">نوع</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">العبادة</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> dicontohkan dalam penjelasannya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> “tidak sah bagi orang yang menyembah sesuatu yang tidak di syariatkan, seperti menyembah matahari atau</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> memendam jasadnya sebagian sembari berkata ” saya ingin melatih badanku “ misalkan ini semua bid’ah.”</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">4. Tauqif Tempat Ibadah (</span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">التوقيف</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"></span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">في</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مكان</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></b><b><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">العباد</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">)</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> dicontohkan dalam penjelasannya :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> “jika seseorang wukuf di muzdalifah, maka ini bukan haji, atau wuquf dimina, atau bermalam ( muzdalifah ) di arafah, dan</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> sebaliknya, maka ini semua bukanlah sesuatu yang masyru’. kita wajib melaksanakan ibadah sesuai tempat yang sudah</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;"> disyari’atkan oleh syari’</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Jadi dari penjelasan diatas jelas bahwa Ibadah yang dimaksud adalah Ibadah Mahdhah yaitu Ibadah yang hanya berhubungan dengan Allah dan telah lengkap dan sempurna penjelasannya dalam Qur’an dan Hadits. Seperti : Shalat, Puasa, Haji, Zakat, berikut syarat dan rukun yang mendampinginya. </span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Maka jelas disini dalam I’tiqad Ahlus Sunnah Wal Jamaah hal ini tidak boleh dikurangi, ditambahi, mendahulukan ataupun mengakhirkan. Semua sudah dalam batasan yang jelas.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Sedangkan pada <b><i>Ibadah Ghairu Mahdhah yaitu Ibadah yang tidak berketatapan hukum mengikat tapi menjadikan penghubung untuk mencari ridha Allah.</i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Maka secara umum dalam ushul fiqh terdapat suatu ijma’ ulama yaitu Lil Wasa’il Hukmul Maqashid, artinya “Hukum untuk perantara sama dengan hukum tujuannya”.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Untuk mudahnya contohnya adalah :</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Berzina itu haram, maka menyediakan kamar/rumah untuk berzina itu juga haram”. Maka Berzina itu maqashid (tujuannya) sedang menyediakan kamar/rumah untuk berzina itu wasail (perantaranya). Jika kita cari hukum berzina jelas ada dalilnya, tapi wasailnya tanpa dalil dia sudah berhukum haram.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Bershalawat adalah perintah (sunnah muakkad) maka mengadakan maulid nabi Muhammad SAW untuk mengenal kehidupan Nabi, membangun kecintaan kepada beliau, termasuk bershalawat didalamnya adalah Sunnah”. Bershalawat adalah maqashidnya sedang memperingati maulid adalah wasailnya.</span></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Dan masih banyak contoh yang bisa kita ambil dalam Ibadah Ghairu Mahdhah seperti Yasinan, Tahlilan, Mengucap ushalli dan lain sebagainya. Terpenting adalah hal tersebut dari sisi maqashidnya tidak boleh bertentangan dengan Qur’an dan Hadits.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: large;">Demikianlah pemahaman dalam I’tiqad Ahlus Sunnah Wal Jamaah yang mengikut junjungan kita Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘alaihi Wa Alihi Wasallam.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">Maka jelas apa yang tidak dilakukan Rasulullah bukan “bid’ah dhalalah (tersesat)”.</span></i></b><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> Dan hal itu sesuai dengan hadits Rasulullah SAW :</span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مَنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">سَنَّ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">فِي</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">الْإِسْلَامِ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">سُنَّةً</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">حَسَنَةً</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">فَلَهُ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">أَجْرُهَا</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">وَأَجْرُ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مَنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">عَمِلَ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">بِهَا</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">بَعْدَهُ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مِنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">غَيْرِ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">أَنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">يَنْقُصَ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مِنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">أُجُورِهِمْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">شَيْءٌ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">وَمَنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">سَنَّ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">فِي</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">الْإِسْلَامِ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">سُنَّةً</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">سَيِّئَةً</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">كَانَ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">عَلَيْهِ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">وِزْرُهَا</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">وَوِزْرُ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مَنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">عَمِلَ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">بِهَا</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مِنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">بَعْدِهِ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مِنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">غَيْرِ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">أَنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">يَنْقُصَ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">مِنْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">أَوْزَارِهِمْ</span></i></b><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";"> </span></i></b><b><i><span style="font-family: "Tahoma","sans-serif";">شَيْءٌ</span></i></b></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0in;">
<span style="font-size: large;"><b><i><span style="font-family: "Times New Roman","serif";">“Barang siapa yang menjalankan suatu sunnah yang baik didalam Islam, maka baginya pahalanya dan pahala orang yang mengikutinya dan tidak berkurang sedikitpun dari pahalanya, dan barangsiapa yang menjalankan suatu sunnah yang jelek didalam Islam, maka baginya dosanya dan dosa orang yang mengikutinya dan tidak dikurangkan sedikitpun dari dosanya” (HR. Imam Muslim Nomor 1017)</span></i></b></span><br />
<br />
<h3>
<span style="font-size: large;"><a href="http://rian-borland.blogspot.com/2008/12/tidak-adanya-contoh-nabi-tidak-bisa.html">Tidak adanya contoh Nabi (At-tarku) tidak bisa dijadikan sebagai Hujah</a></span></h3>
<div>
<span style="font-size: large;">Diantara kaidah yang sering dijadikan pegangan dan dipakai sebagai tempat perlindungan oleh para pengingkar dan pelontar tuduhan-tuduhan bid’ah adalah kaidah : “<b>Tidak adanya perbuatan Nabi</b>” atau “<b>Sesuatu itu tidak pernah dikerjakan oleh Nabi</b>“.</span><span style="font-size: large;">Kaidah inilah yang sering mereka jadikan hujjah untuk melegitimasi tuduhan-tuduhan bid’ah mereka terhadap segala perbuatan atau amalan-amalan yang baru (muhdats). Terhadap semua itu mereka langsung menghukumkannya dengan “batil” tanpa mau mengembalikannya kepada kaidah-kaidah atau melakukan penelitian dan qiyas terhadap hukum-hukum asal.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Puncak hujjah mereka adalah :<b> “Kalau perbuatan itu tidak pernah dikerjakan oleh Rasulullah Saw, tidak juga oleh ulama-ulama salaf, maka perbuatan itu termasuk haram atau bid’ah dholalah karena dia menyalahi Al-Qur’an dan Sunnah Rasul”.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Ucapan seperti ini adalah ucapan yang awalnya haq namun akhirnya batil atau awalnya sahih namun akhirnya fasid. Yang haq atau yang sahih dari ucapan tersebut adalah keadaan Nabi Saw. atau salafus salih yang tidak pernah mengerjakannya.</span><br />
<span style="font-size: large;">Sedangkan yang batil atau fasid adalah penghukuman mereka perbuatan seperti itu dengan hukum haram, bid’ah atau fasiq. Yang demikian itu karena keadaan Nabi atau salafus shalih yang tidak mengerjakan satu perbuatan bukanlah termasuk dalil bahkan penghukuman dengan berdasarkan kaidah tersebut adalah, penghukuman tanpa dalil.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Dalil pengharaman sesuatu haruslah menggunakan nash, baik itu dari Al-Qur’an maupun Hadits yang melarang atau mengingkari perbuatan tersebut. Tidak bisa langsung diharamkan hanya karena Nabi atau salafus salih tidak pernah memperbuatnya. Allah Swt. berfirman :<br />فَانْتَهُوا عَنْهُ نَهَاكُمْ وَمَا فَخُذُوهُ الرَّسُولُ آتَاكُمُوَمَا<br />الْعِقَابِ شَدِيدُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ وَاتَّقُوا</span><br />
<b><span style="font-size: large;">“Apa saja yang didatangkan Rasul kepadamu, maka ambillah dia dan apa saja yang kamu dilarang daripadanya, maka berhentilah (mengerjakannya)”.<br />(QS. al-Hasyr : 7)</span></b><br />
<span style="font-size: large;">Nyata dalam ayat ini bahwa perintah berhenti mengerjakan sesuatu itu adalah apabila telah tegas larangannya dari Rasulullah Saw. Dalam ayat tersebut tidak dikatakan :<br /><b>“Dan apa saja yang tidak pernah dikerjakan oleh Rasul, maka berhentilah (mengerjakannya)!”.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Nabi kita Saw, bersabda :<br /><b>“Jika aku menyuruhmu melakukan sesuatu, maka lakukanlah semampumu dan jika aku melarangmu melakukan sesuatu, jauhilah dia!”.</b></span><br />
<span style="font-size: large;"> Dalam hadits ini Nabi Saw. tidak mengatakan :<br /><b>“Dan apabila sesuatu itu tidak pernah aku kerjakan, maka jauhilah dia!”.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Dengan demikian, maka sikap Nabi Saw. Yang tidak pernah mengerjakan sesuatu tidaklah otomatis, membawa dampak kepada “terlarangnya” sesuatu itu. Hanyalah sikap beliau yang seperti itu merupakan indikasi “bolehnya” meninggalkan sesuatu itu.</span><br />
<span style="font-size: large;">Terlarangnya sesuatu yang tidak pernah dikerjakan oleh Nabi haruslah ada dalil lain yang menunjukkannya. Hal ini ditegaskan oleh Syaikhuna AI-’Allaamah al-Muhaddits as-Syaikh Abdullah bin as-Shiddiq al-Ghamaari dimana beliau berkata :<b> “Semata-mata karena Nabi Saw. meninggalkan sesuatu—jika tidak diikuti oleh nash lain yang menunjukkan bahwa sesuatu yang ditinggalkan itu haram— tidaklah bisa dijadikan hujjah dalam hal yang demikian. Pengertian yang dapat dipetik dari sikap beliau itu adalah bahwa meninggalkan perbuatan tersebut disyari’atkan. Adapuni mengatakan bahwa sesuatu itu haram tidaklah dapat disimpulkan dari semata-mata “sikap beliau Saw. yang meninggalkannya itu”. Hanyalah hukum haram itu baru dapat disimpulkan bila telah ada dalil lain yang memang menunjukkan keharamannya”.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Dalam kitab AI-Muhalla juz II/254 Ibnu Hazmin menyebutkan hujjah madzhab Maliki dan Hanafi atas makruhnya shalat sunnat dua/rakaat sebelum magrib. Hujjah yang mereka pakai adalah pernyataan Ibrahim an-Nakha’i bahwasanya Abu Bakar, Umar dan Utsman tidak melakukan shalat sunnat tersebut. Ibnu Hazmin membantah hujjah tersebut dengan ucapannya :<b> “Kalau betul demikian, maka tidaklah terdapat padanya hujjah karena tidak ada keterangan bahwa Abu Bakar, Umar dan Utsman melarang melakukannya”.</b></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Masalah seperti ini disebut juga dengan at-Tarku (meninggalkan). Artinya bahwa Nabi Saw atau ulama salafus salih meninggalkan sesuatu yakni tidak melakukannya dan tidak ada larangan terhadap sesuatu itu, baik pada hadits maupun atsar. demikian juga tidak ada tahzir (ancaman) terhadap sesuatu yang ditinggalkan itu yang bisa mengarah kepada pengharaman atau Pemakruhannya.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Dan terhadap dalil yang mauhum (spekulatif) itu ulama mutaakhkhirin yang menjadikannya sebagai hujjah sehingga tidak jarang mereka menghukumkan sesuatu itu haram atau bid’ah semata-mata dengan dalih bahwa Rasulullah Saw tidak pernah mengerjakannya.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Abu Sa’id bin Lub ketika mengomentari orang-orang yang memakruhkan doa sesudah shalat mengatakan : “Yang dijadikan sandaran oleh para pengingkar doa sesudah shalat adalah bahwa menetapkannya sesuai dengan bentuk yang dikenal sekarang tidak pernah dilakukan oleh ulama salaf. Padahal, kalaupun betul anggapan ini, maka sikap ulama yang tidak mengerjakannya itu tidaklah menjadi faktor timbulnya hukum untuk sesuatu yang tidak dikerjakan tersebut selain dari hukum “boleh ditinggalkan” dan tidak mengapa bila dikerjakan”. Adapun mengharamkan atau memakruhkan sesuatu yang tidak dikerjakan itu termasuk satu kekeliruan, terlebih lagi dalam satu perkara yang memang ada dasarnya dalam agama seperti masalah doa itu”.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Sebagian ulama berkata :<br /><span style="font-style: italic;">“At-Tarku bukanlah termasuk hujjah dalam syari”at kita. Dia mengarah kepada larangan dan tidak juga pengharusan.</span></span><span style="font-size: large;"><br /><span style="font-style: italic;">Siapa yang menghendakinya sebagai suatu larangan hanya karena ditinggalkan oleh Nabi kita dan dia berasumsi bahwa itulah hukum yang tepat dan benar, maka dia telah menyimpang dari manhaj dalil seluruhnya. Bahkan juga telah melakukan kekeliruan terhadap hukum yang benar dan nyata”.</span></span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-weight: bold;">Makna dari Sikap Nabi yang Meninggalkan Suatu perbuatan</span></span><br />
<span style="font-size: large;">Jika, Nabi Saw. meninggalkan suatu perbuatan dan telah datang nash yang sharih dari sahabat bahwa memang beliau tidak pernah mengerjakannya atau tidak ada nash sama sekali dalam masalah itu yang menetapkan bahwa Nabi mengerjakannya atau meninggalkannya, maka untuk hal ini terdapat beberapa kemungkinan dari segi hukumnya. </span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Yang jelas tidak menunjuk haram. Beberapa segi tersebut adalah sebagai berikut:</span><br />
<b><span style="font-size: large;">1. Bahwa Nabi meninggalkannya karena kebiasaan. Contohnya :<br /> adalah masalah dhab (biawak). Tersebut dalam shahih Bukhari bahwa Nabi Saw. Pernah dihidangkan biawak panggang. Beliau sempat menjulurkan tangannya yang mulia untuk mencicipinya lalu dikatakan kepada beliau : </span><span style="font-size: large;"><span style="font-style: italic;">“Itu adalah dhab”</span>. Maka beliaupun tidak jadi mencicipinya. Ketika ditanya : <span style="font-style: italic;">“Apakah dhab itu haram?”</span>, beliau menjawab : <span style="font-style: italic;">“Tidak! Akan tetapi dia tidak ada dinegeri kaumku”</span>.</span></b><br />
<span style="font-size: large;">Hadits ini menunjukan:<br />a) Bahwa sikap beliau yang meninggalkan sesuatu walaupun sesudah dihadapkan kepadanya tidaklah otomatis menunjukkan haram.<br />b) Bahwa jijiknya sesuatu tidak juga menunjukkan keharamannya.</span><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">2. Bahwa Nabi meninggalkan sesuatu karena lupa sebagaimana beliau pernah lupa sewaktu shalat dan meninggalkan sebagian perbuatan shalat. Ketika beliau ditanya : “Apakah telah terjadi sesuatu (perubahan) pada shalat?”. Beliau menjawab : “Sesungguhnya saya juga manusia biasa seperti kamu. Saya lupa sebagaimana juga kamu lupa. Apabila aku lupa, maka ingatkanlah aku”. (HR : Bukhari)</span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">3. Nabi meninggalkan sesuatu karena khawatir akan diwajibkan kepada ummatnya seperti sikap beliau yang meninggalkan shalat tarawih ketika para sahabat telah pada berkumpul untuk shalat bersama beliau. Beliau bersabda : “Aku khawatir kalau shalat tarawih itu diwajibkan atasmu”. (HR : Bukhari)</span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">4. Nabi meninggalkan sesuatu karena tidak terpikirkan oleh beliau dan tidak juga terlintas di dalam hatinya seperti pembuatan mimbar untuk berkhutbah. Sebelumnya beliau berkhutbah diatas batang korma dan beliau tidak pernah berpikir untuk membuat mimbar sebagai tempat beliau berdiri sewaktu berkhutbah. Tatkala sebagian sahabat mengusulkan kepada beliau untuk membuat mimbar tersebut beliau menyetujui karena memang itu akan lebih membantu penyampaian khutbah. Dengan demikian, maka sikap beliau yang meninggalkan pembuatan mimbar itu adalah karena tidak terpikirkan oleh beliau.</span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">5. Nabi meninggalkan sesuatu karena khawatir berubahnya hati para sahabat atau sebagian mereka. Contohnya adalah sabda Nabi Saw. kepada Aisyah :</span></b><br />
<span style="font-size: large;"><b><span style="font-style: italic;"> “Kalaulah bukan karena dekatnya masa kaummu kepada kekafiran, maka aku robohkan ka’bah itu dan aku jadikan dia diatas fondasi yang dibikin oleh Ibrahim alaihissalam karena sesungguhnya kaum Quraisy telah memperkecil pembangunannya”</span> </b>(HR. Bukhari Muslim)</span><br />
<span style="font-size: large;">Sebabnya Nabi Saw. tidak jadi merobohkan Ka’bah dan mengulangi pembangunannya adalah karena memperhatikan hati dan perasaan penduduk Mekkah yang baru saja masuk Islam.<br /> </span><br />
<span style="font-size: large;">Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada dalam satu hadits ataupun atsar satu penegasan bahwa jikalau Nabi Saw. meninggalkan sesuatu, maka sesuatu itu menjadi haram atau makruh.</span><br />
<span style="font-size: large;"><span style="font-weight: bold;">Makna At-Tarku, Bagian-bagian dan Dilalahnya</span><br /><span style="color: #cc9933;"><br /><span style="color: black;"><b>a. Makna At-Tarku</b></span></span></span><span style="font-size: large;"><br />Menurut bahasa, at-Tarku berarti “meninggalkan sesuatu”. sedangkan menurut ulama ushul fiqh, at-Tarku berarti : “Tidak mengerjakan sesuatu yang mampu dilakukan, baik disengaja ataupun tidak —seperti orang yang tidur—, dan juga baik dia itu menampilkan sesuatu yang berlawanan atau tidak.”</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>b. Bagian-Bagian At-Tarku</b><br />At-Tarku ada dua macam :</span><br />
<span style="font-size: large;">1. Tarku Maqshud dan inilah yang menurut ulama ushul fiqh disebut dengan At-Tarkul Wujudi yaitu sesuatu yang ditinggalkan oleh Nabi sesudah dihadapkan kepadanya atau sesuatu yang berhenti dilakukan oleh Nabi sesudah sebelumnya pernah dilakukan. Dengan makna yang lain : “Bahwa Nabi Saw. meninggalkan satu perbuatan atau hukuman terhadap sesuatu sesudah terjadinya dan sesudah adanya tuntutan untuk melakukan atau mengucapkan”. Pembicaraan tentang Tarku Maqshud ini terdapat dalam kitab-kitab ushul fiqh.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">2. Tarku Ghair Maqshud dan inilah yang disebut dengan At-. Tarkul Adami yaitu “Sesuatu yang oleh Nabi Saw. tidak dikerjakan atau tidak diucapkan dan beliau tidak mengemukakan hukumnya karena tidak adanya tuntutan terhadap yang demikian itu”. Contohnya adalah peristiwa-peristtwa yang muncul sesudah kewafatan beliau. Bagian inilah yang diperselisihkan oleh ulama.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;"><b>c. Dilalah At-Tarku</b><br />Pada hakekatnya Tarku Ghair Maqshud tidak pantas menjadi dalil, baik secara syari’at maupun secara logika (akal). Ketidakpantasan menurut syariat dikarenakan oleh nash-nash berikut ini:</span><br />
<span style="font-size: large;">1. Firman Allah dalam surat al-Hasyr ayat 7 :<br />فَانْتَهُوا عَنْهُ نَهَاكُمْ وَمَا فَخُذُوهُ الرَّسُولُ آتَاكُمُوَمَا<br />الْعِقَابِ شَدِيدُ اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ وَاتَّقُوا</span><br />
<b><span style="font-size: large;">“Apa saja yang didatangkan Rasul kepadamu, maka ambillah dia dan apa saja yang kamu dilarang daripadanya, maka berhentilah (mengerjakannya)”.</span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">2. Hadits Nabi Saw. riwayat Bukhari dan Muslim :<br />“Janganlah kamu tanyakan padaku tentang apa yang telah aku tinggalkan untukmu! Binasanya orang-orang sebelum kamu tidak lain karena banyaknya pertanyaan dan pertentangan mereka terhadap Nabi-nabi mereka. Apabila aku melarangmu mengerjakan sesuatu, maka jauhilah dia dan apabila aku memerintahkanmu terhadap sesuatu, maka kerjakanlah dia sekuat tenagamu!”.</span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Begitu juga dengan hadits Nabi Saw. :</span></b><br />
<b><span style="font-size: large;">“Sesungguhnya Allah Swt. telah menetapkan beberapa kefardhuan, maka janganlah kamu melalaikannya dan menetapkan beberapa batasan, maka janganlah kamu melampauinya dan telah mendiamkan beberapa perkara sebagai rahmat untukmu –bukan karena lupa — , maka janganlah kamu membicarakannya” .<br />(HR. Daraquthni, Baihaqi dan al-Hakim)</span></b><br />
<br />
<b><span style="font-size: large;">Begitu juga dengan hadits Nabi Saw. :<br />“Yang Halal itu adalah apa-apa yang dihalalkan oleh Allah di dalam KitabNya. Dan yang haram adalah apa-apa yang diharamkan oleh Allah didalam kitabNya. Sedangkan apa yang didiamkan (tidak dibicarakan) oleh Allah, maka itu termasuk sesuatu yang dimaafkan”</span><span style="font-size: large;"><br />(HR.Tirmizi)</span></b><br />
<br />
<span style="font-size: large;">beberapa nash diatas tampak dengan jelas bahwa keadaan manusia yang berkaitan dengan mengerjakan dan tidak mengerjakan sesuatu, begitu juga yang berkaitan dengan mengambil dan meninggalkan sesuatu selalu saja bermuara kepada dua kaidah penting yaitu Perintah dan Larangan. Maka apabila tidak terdapat keterangan dalam satu perbuatan yang sifatnya perintah ataupun larangan, maka tidaklah boleh menghukumkannya dengan haram. Melainkan dia berada dalam satu wilayah antara mubah atau maskut ‘anhu.</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Demikianlah keadaan sesuatu yang didiamkan atau ditinggalkan oleh Nabi Saw. padahal sesuatu itu telah dikemukakan atau ditampilkan dihadapan beliau yang merupakan sumber informasi dalam perkara halal atau haram bahkan yang juga memberi putusan halal dan haram. Maka bagaimanakah lagi dengan sesuatu yang tidak pernah dikemukakan atau yang sama sekali tidak pernah terjadi dihadapan beliau yang dikenal dengan nama At-Tarkul Adami itu…..?</span><br />
<br />
<span style="font-size: large;">Adapun ketidak-pantasan dari segi logika (akal) disebabkan karena sesuatu yang sama sekali tidak pernah maujud itu, maka akal yang sehat yang selalu menimbang perkara dengan timbangan mashlahat, mafsadah, tahsin dan taqbih akan dapat menyimpulkan bahwa Allah Swt. menciptakan bumi ini untuk sekalian hambaNya agar mereka dapat mengambil manfaat dengan segala kebaikan yang terkandung di dalamnya demi kehidupan dan penghidupan mereka di dunia. Apabila yang akan terjadi adalah mafsadah (kerusakan), maka syariat Allah ini pasti memberikan larangan dan ancaman melalui para rasulNya dalam kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka.</span><br />
<span style="font-size: large;">Wallahu’alam</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div class="MsoNormal">
<br /> </div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/10711341479597066971noreply@blogger.com2